Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN DIARE

A. Defenisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah
cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni
100-200 ml sekali defekasi.
Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali
sehari. Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih
dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat
bercampur lendir dan darah.
Anak usia TODDLER adalah anak usia antara 1 sampai 3 tahun.
B. Etiologi
1. Faktor infeksi
Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada
anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus,
Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C.
albicans).
Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis
dan sebagainya.
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa
merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat
pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
3. Faktor Makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap
jenis makanan tertentu.
4. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi tetapi
dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.
C. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1. Gangguan osmotik
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik
dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam

lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningklatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul
diare kerena peningkatan isi lumen usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan.
D. Manifestasi Klinis
1. Mula-mula anak cengeng
2. Gelisah
3. suhu tubuh meningkat
4. napsu makan berkurang kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan atau
darah. Warna tinja makin lama berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu.
Daerah anus dan sekitarnya timbul luka lecet karena sering defekasi dan tinja yang
asam akibat laktosa yang tidak diabsorbsi usus selama diare.
5. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan karena
lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa penggantian yang memadai, gejala
dehidrasi mulai tampak yaitu: berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan
ubun-ubun besar cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit kering.
6. Bila dehidrasi terus berlanjut dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan gejala denyut
jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat dan lemah bahkan tidak teraba, tekanan darah
menurun, klien tampak lemah dengan kesadaran menurun. Karena kekurangan cairan,
diuresis berkurang (oliguria sampai anuria). Bila terjadi asidosis metabolik klien akan
tampak pucat, pernapasan cepat dan dalam (pernapasan Kussmaul).
E. Derajat Dehidrasi
1. Kehilangan berat badan
2,5 % tidak ada dehidrasi
2,5-5% Dehidrasi ringan
5-10 % dehidrasi sedang
> 10% dehidrasi berat

2. Skor Maurice King


Bagian Tubuh

NILAI

Yang Diperiksa
Keadaan Umum

0
Sehat

1
Gelisah

2
cengeng, Mengigau,

apatis, ngantuk

koma/syok

Turgor

Normal

Sedikit, kurang

Mata

Nomral

Sedikit cekung

Sangat kurang

UUB

Normal

Sedikit cekung

Sangat cekung

Mulut

Normal

Kering

Sangat cekung

Denyut Nadi

Kuat

Sedang

Kering,

< 120

(120-140)

sianosis
Lemah
> 140

KETERANGAN :
Skor :
0-2 dehidrasi ringan
3-6 dehidrasi sedang
7-12 Dehidrasi berat
Pada anak-anak Ubun Ubun Besar sudah menutup
3. Untuk kekenyalan kulit :
1 detik

: dehidrasi ringan

1-2 detik

: dehidrasi sedang

> 2 detik

: dehidrasi berat

F. Komplikasi
Akibat diare karena kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi
berbagai komplikasi sebagai berikut :
1. Dehidrasi
2. Renjatan hipofolomi
3. Hipokalemi
4. Hipoglikemi
5. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
6. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik)

G. Pengobatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan
atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau
karbohidrat lain (gula,air tajin, tepung beras dan sebagainya).
1. Obat anti sekres
Asetosal, dosis 25 mg/th,dengan dosis minimum 30 mg
Klorpromazin, dosis 0,5-1 mg/kg BB/hr
2. Obat spasmolitik
Seperti papaverin, ekstrak beladona, opinum loperamid, tidak untuk mengatasi diare
akut lagi.
3. Antibiotik
Tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas, bula penyebab kolera, diberikan
tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hr. Juga diberikan bila terdapat penyakipenyerta seperti :
OMA, faringitis, bronkitis, atau bronkopneumonia.
H. Medik
Dasar pengobatan diare adalah pemberian cairan, deuritik (cara pemberian makanan) dan
obat-obatan.
1. Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dengan mempertahankan derajat dehidrasi dan
keadaan umum.
Cairan per oral
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral beberapa
cairan yang berisikan NaCL,NaHCO3,KCL dan Glukosa. Untuk diare akut dan
kolera pada anak diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang, kadar Natrium
50-60 mEg/1 formula lengkap sering disebut oralit. Sebagai pengobatan sementara
yang dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya air gula dan garam (NaCL dan
sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan gula.
Cairan parental
Pada umumnya digunakan cairan Ringel laktat (RL) yang pemberiannya bergantung
pada berat ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan
sesuai umur dan berat badannya.

Anda mungkin juga menyukai