Laporan Praktikum Osmosis
Laporan Praktikum Osmosis
FISIOLOGI TUMBUHAN
Osmosis
Disusun oleh:
Nama
NIM
: K4312066
Kelas
:B
PENDIDIKAN BIOLOGI
I.
Judul
Pengaruh Membran pada Jaringan Apel Manalagi terhadap Proses Osmosis
II.
Rumusan masalah
Bagaimanakah pengaruh membran pada jaringan apel manalagi terhadap
proses osmosis?
III.
Tujuan
Mengetahui pengaruh membran pada jaringan apel manalagi terhadap proses
osmosis.
IV.
Dasar teori
Menurut (Sudjadi, 2007), osmosis merupakan proses perpindahan
osmotik) ke dalam larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut tinggi (tekanan
osmotik tinggi). Dalam osmosis, membran memungkinkan dilalui oleh air, tetapi
menolak hampir semua molekul zat terlarut dan ion.
Membran sel atau membran plasma adalah bagian terluar dari sel.
Membran sel disebut juga plasmalema. Membran sel memiliki ketebalan berkisar
70 A-100 A (1A=10 m).
struktur membran disebut juga lipid bilayer. Selain itu, membran sel juga
mengandung molekul protein. Membran sel memiliki protein ekstrinsik (protein
perifer) dan protein intrinsik (protein integral). Protein integral mencapai jumlah
sekitar
70%.
Protein
integral
yang
berikatan
dengan
karbohidrat
membentuk glikoprotein.
Protein
perifer
berikatan
dengan
fosfolipid
permeabel.
membentuk lipoprotein.
Membran
sel
memiliki
Semipermeabel artinya mudah dilewati oleh molekul air. sementara itu, selektif
permeabel memiliki arti bahwa membran hanya dapat dilewati oleh ion dan
molekul polar tertentu.
Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak
oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.
Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan
dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi
melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer.
Sebagai komponen membran sel, molekul fosfolipid terdiri atas molekul
fosfat dan molekul lemak. molekul fosfat bersifat hidrofilik (dapat mengikat air),
sedangkan molekul lemak bersifat hidrofobik (tidak mengikat air).
Membran sel memiliki fungsi dalam pergerakan ion atau molekul dari
dalam ataupun dari luar sel. Menurut Campbell (2008), bagian tengah membran
yang bersifat hidrofobik merintangi pengangkutan ion dan molekul polar yang
keduanya bersifat hidrofilik. Molekul hidrofobik, seperti senyawa hidrokarbon
dan oksigen, dapat larut dalam membran dan melaluinya dengan mudah. Molekul
yang sangat kecil, bersifat polar, tetapi tidak bermuatan dapat menembus
membran dengan cepat.
Dalam jurnal Harnish (2012) dijelaskan bahwa sifat permeabilitas
membran merupakan karakteristik penting dalam penentuan membran semi
permeabel. Membran tersebut harus memenuhi beberapa kriteria, meliputi
memiliki ketebalan yang cukup untuk menahan tekanan, memiliki tingkat
kelembaban dan permeabilitas air yang cukup, harus kompatibel dan harus
kaku(tidak lembek) dan tidak mengembang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Osmosis :
o Ukuran molekul yang meresap
Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat lubang membran akan meresap
dengan lebih mudah.
o Keterlarutan lipid
Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih cepat
daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid.
o Luas permukaan membran
Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan membran yang
disediakan untuk resapan adalah lebih besar.
o Ketebalan membran
Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar resapan melalui satu
membran yang tipis adalah lebih cepat.
o Suhu
Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi lebih
cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air ,
yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi.
Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume
yang sedikit, di bawah kondisi yang sama. Energi bebas zuatu zat per unit jumlah,
terutama per berat gram molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia.
Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat
terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang
berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang berpotensial kimia lebih kecil
(Ismail, 2006).
Osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya
larutan kedalam sel-sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam
tubuh organisme multiseluler, air bergerak dari satu sel ke sel lainnya dengan
leluasa. Selain air,molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan CO2
juga mudah melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari
daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses Osmosis akan
berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai
keseimbangan
Struktur dinding sel dan membran sel berbeda. Membran memungkinkan
molekul air melintas lebih cepat daripada unsur terlarut; dinding sel primer
tiga,
yaitu
buah
sejati tunggal,
dan
berdiferensiasi
menjadi
eksokarpium,
mesokarpium,
dan
endokarpium.
Pada proses pelarutan, tarikan antar partikel komponen murni terpecah dan
tergantikan dengan tarikan antara pelarut dan zat terlarut. Bila komponen zat
terlarut di tambahkan terus menerus kedalam pelarut, pada suatu titik komponen
yang di tambahkan tidak akan dapat larut lagi. Misalnya, jika zat terlarutnya
berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik padatan tersebut
tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat terlarut dalam larutan
tersebut adalah maksimal dan larutannya disebut sebagai larutan jenuh.
Air merupakan pelarut yang tidak asing dalam kehidupan. Sifat-sifat air
seperti mudah di peroleh, mudah digunakan dan kemampuan untuk melarutkan
berbagai zat adalah sifat-sifat yang tidak dimiliki pelarut lain. Sifat ini
menempatkan air sebagai pelarut universal.
Proses terjadinya suatu larutan dapat mengikuti proses berikut (Mulyano,
2005) :
-
Zat terlarut bereaksi secara kimia dengan pelarut dan membentuk zat yang
baru.
saling melarutkan dalam semua perbandingan, hal ini biasanya terjadi pada
larutan gas-gas dan larutan cair-cair seperti air-etanol. Akan tetapi untuk larutan
yang wujudnya berbeda (cair-gas, cair-padat, padat-padat) ada batas keduanya
dalam membentuk larutan homogen. Nilai batas jumlah zat terlarut dalam jumlah
pelarut tertentu pada suhu dan tekanan tertentu untuk membentuk larutan
homogen disebut kelarutan. Dengan demikian, kelarutan adalah nilai batas
kemampuan pelarut dalam volume tertentu untuk melarutkan zat terlarut pada
suhu 25o C, tekanan 1 atau yang menghasilkan larutan homogen.
Jumlah zat terlarut dalam larutan atau dalam pelarut dalam volume/berat
tertentu disebut konsentrasi. Berdasarkan nilain konsentrasi itu, larutan dapat di
bedakan menjadi larutan encer dan larutan pekat. Larutan encer jika
konsentrasinya zat terlarutnya lebih kecil dari setengah nilai kelarutannya
sedangkan larutan dikatakan pekat jika konsentrasi zat terlarutnya sama atau lebih
besar dari pada setengah nilai kelarutannya.
Dalam keadaan demikian, konsentrasi zat terlarut yang telah larut adalah
tetap sehingga disebut larutan jenuh, di mana larutannya di katakan sebagai
larutan jenuh pada suhu dan tekanan tertentu. Larutan tak jenuh adalah larutan
yang konsentrasinya masih lebih kecil dari nilai batas kelarutan zat terlarut dalam
pelarut tertentu. Sifat-sifat larutan misalnya warna dari larutan zat warna atau
manisnya larutan gula, tergantung pada konsentrasi larutan. (Usman, 2005)
Jenis-jenis kelarutan antara lain :
a.
b.
Larutan tak jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut lebih sedikit di
bandingkan kemampuannya untu melarutkan. Larutan ini terjadi sebelum titik
jenuh tercapai.
c.
Larutan lewat jenuh adalah larutan yang mengandung lebih banyak zat
terlarut di bandingkan yang terdapat dalam larutan jenuh.
Dalam cairan atau padatan , molekul-molekul saling terikat akibat adanya
tarik menarik antara molekul. Gaya ini juga memainkan peran dalam
pembentukan larutan (Chang , 2003).
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling
bercampur dengan baik. Sedangkan zat-zat yang struktur kimianya berbeda
umumnya kurang dapat saling bercampur sempurna (like dissolve like). Menurut
(Sukardjo, 1977) kelajuan di mana zat padat terlarut di pengaruhi oleh ukuran
partikel, temperatur solvent, pengadukan dari larutan, konsentrasi larutan,
pengaruh pH, dan pengaruh proses hidrolisis.
Rhodamin B adalah salah satu pewarna sintetik yang memiliki rumus
molekul C28H31N2O3Cl, dengan berat molekul sebesar 479.000. Rhodamin B ini
biasanya dipakai dalam pewarnaan kertas, di dalam laboratorium digunakan
sebagai pereaksi untuk identifikasi Pb, Bi, Co, Au, Mg, dan Th. Beberapa sifat
fisik rhodamin B yaitu berupa kristal hijau atau serbuk-unggu kemerah-merahan,
mudah larut dalam air yang akan menghasilkan warna merah kebiru-biruan dan
berflourensi kuat, dan larut dalam alkohol, HCl dan NaOH.
Tartrazin (dikenal juga sebagai E102 atau FD&C Yellow 5) adalah
pewarna kuning lemon sintetis yang umum digunakan sebagai pewarna makanan.
Tartrazin merupakan turunan dari coal tar, yang merupakan campuran dari
senyawa fenol, hidrokarbon polisiklik dan heterosklik. Karena kelarutannya dalam
air, tartrazin umum digunakan sebagai bahan pewarna minuman. Absorbansi
maksimal senyawa ini dalam air jatuh pada panjang gelombang 4272 nm.
V.
Hipotesis
Membran pada jaringan apel manalagi berpengaruh terhadap proses osmosis.
VI.
Neraca analitis
1 buah
Alat pelubang
1 buah
Gelas plastik
4 buah
Stopwatch
4 buah
Kertas label
secukupnya
Spatula
1 buah
Pipet tetes
1 buah
Kaca arloji
1 buah
Gelas ukur 10 ml
1 buah
1 buah
2 buah
Botol semprot
1 buah
Corong
1 buah
Cutter
1 buah
Pinset
2 buah
Gelasbeker 600 ml
2 buah
Magnetic stirer
1 buah
Bahan:
VII.
4 buah
Air keran
244 ml
5 gram
Bubukteres (merah)
0.1 gram
Cara Kerja
x 1000 ml
0,1
x 1000 ml
= 1 gram
o Individu = 50 ml x 3 = 150 ml
o 1 kelompok (6 orang)= 150ml x 6 = 900ml x 8 kelompok = 3150ml
o 1 kelompok(7 orang)= 150ml x 7= 1050ml x 3kelompok =7200ml
o 1 angkatan= 3150ml+7200ml =10.350ml (~11.000ml)
Jadi pembuatan larutan teres dengan konsentrasi 0,1% dilakukan
dengan 11 kali pengulangan dengan labu ukur 1000ml.
b) Konsentrasi 5%
= x 500 ml
5
x 500 ml
= 25 gram
o Individu = 1 ml x 3 = 3 ml
o 1 kelompok (6 orang)= 3ml x 6 = 18ml x 8 kelompok = 144ml
o 1 kelompok(7 orang)= 3ml x 7= 21ml x 3 kelompok =63ml
o 1 angkatan= 144ml+63ml =207ml (~500ml)
Jadi pembuatan larutan teres dengan konsentrasi 0,5% dilakukan
dengan 1 kali pengulangan dengan labu ukur 500ml.
Menimbang bubuk teres sesuai hasil perhitungan dari tiap-tiap konsentrasi
dengan menggunakan neraca analitis.
Memasukkan bubuk teres ke dalam 2 gelas bekker berukuran 100 ml yang
berbeda sesuai dengan konsentrasi yang akan dibuat.
Memberi label pada masing-masing gelas bekker sesuai dengan konsentrasi.
Menuangkan air kran sebanyak 20 ml pada masing-masing gelas bekker.
Menghomogenkan masing-masing konsentrasi
larutan teres
dengan
1cm
0,25
ccm
cm
4cm
1cm
3. Pengamatan Osmosis
Meletakkan bahan yang telah dipotong dan dilubangi ke dalam aqua gelas
Data Pengamatan
Larutan
Rata- Rata
pertambahan
Pengulangan 1
Pengulangan 2
Pengulangan 3
volume (ml)
0,1
0,1
0,2
0,13
teres
Kontrol
VIII.
0.2
0.15
LARUTAN TERES
0.1
LARUTAN KONTROL
0.05
0
Pengulangan 1
Pengulangan 2
Pengulangan 3
IX. PEMBAHASAN
Osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul pelarut (air) dari
konsentrasi pelarut tinggi ke konsentrasi pelarut rendah melalui membran
diferensial permeabel. Osmosis disebut juga sebagai difusi dengan kategori
khusus. Adapun yang dimaksud air dalam proses osmosis tersebut adalah air
dalam keadaan bebas yang tidak terikat dengan jenis molekul-molekul seperti
gula, protein , atau larutan yang lain. Oleh karena itu, konsentrasi terlarut dalam
suatu larutan merupakan faktor utama yang menentukan kelangsungan osmosis.
Contoh nyata proses osmosis yaitu proses air dari dalam tanah masuk selsel akar. Air dalam sel-sel akar mengandung garam-garam dan gula yang terlarut
di dalamnya.Tetapi air dalam tanah mengandung lebih sedikit garam dan tidak
mengandung gula. Oleh karena itu larutan dalam sel lebih pekat daripada larutan
dalam tanah. Kedua larutan itu dipisahkan oleh dinding sel akar yang sangat tipis,
disebut membran.
Osmosis adalah proses mengalirnya air melalui sebuah membran, karena
perbedaan konsentrasi antara dua larutan. Proses osmosis ini, akan menyamakan
konsentrasi larutan-larutan tersebut. Dengan demikian air mengalir dari tanah
kedalam sel akar. Dengan proses yang sama, air yang telah masuk kedalam sel
akar kemudian mengalir dari satu sel kesel yang lain hingga mencapai pembuluh
khusus yang disebut xilem. Xilem mengalirkan air ke atas menuju organ
fotosintesis.
Selama masih ada air di dalam tanah, air akan terus masuk ke sel
tumbuhan melalui rambut-rambut akar secara osmosis. Hal ini mengakibatkan sel
mengembang dan tidak dapat dimasuki air lagi. Sel-sel akan tegang oleh air.
Tekanan air di dalam sel disebut tekanan turgor. Adanya tekanan turgor
menyebabkan batang yang lunak akan menjadi keras dan daun menjadi kaku.
Tanpa air yang cukup, sel-sel akan mengempes dan tumbuhan lambat laun akan
menjadi layu.
Pada praktikum osmosis ini, saya menggunakan jaringan pada buah apel
varietas
apel
manalagi.
Bagian
buah
yang
digunakan
yaitu
bagian
Larutan
teres
perbedaan konsentrasi)
perbedaan konsentrasi)
Pengulangan 1
0,1
Pengulangan 2
0,1
Pengulangan 3
0,2
Count
3
3
Sum
Average Variance
0,4 0,133333 0,003333
0
0
0
ANOVA
Source of Variation
Between Groups
Within Groups
SS
0,0267
0,0067
Total
0,0333
df
MS
1 0,026667
4 0,001667
F
16
P-value
F crit
0,01613 7,708647
Dari hasil analisis data tersebut, didapatkan bahwa nilai p value sebesar
0,01613 lebih kecil dari nilai alpha 0,05 dan nilai F hitung (16) lebih besar dari F
critical (7,708647).
P Value
16
<
alpha
<
0,05
F hitung
16
>
F critical
>
7,708647
Larutan teres
1%
Jaringan buah
apel manalagi
Larutan teres
5%
Skema pergerakan zat pelarut (air) dari konsentrasi larutan rendah menuju larutan
konsentrasi tinggi.
Jenis membran pada praktikum saya yaitu buah Apel manalagi, yaitu pada
bagian mesokarpium. Mesokarpium tersusun atan jaringan parenkimatis yang
bersifat meristematis (aktif membelah) serta berlapis-lapis. Bentuk sel parenkim
polihedral (memiliki 14 sisi) / isodiametris, membulat , memanjang seperti
bintang atau berlipat. Sel parenkim dapat tersusun rapat seperti pada endosperm
tetapi dapat pula dengan ruang antar sel yang besar seperti pada tanaman air .
Ruang antar sel terbentuk dari 2 atau 3 sel yang berdekatan. Dinding sel biasanya
berupa dinding primer yang tipis dengan ketebalan rata disekeliling dinding,
sehingga memungkinkan air melawati jaringan ini. Tidak bertambahnya volume
di dalam rongga jaringan buah apel manalagi pada larutan kontrol (air kran) juga
disebabkan karena rapatnya jaringan yang terdapat pada buah apel manalagi,
sehingga apabila dalam kondisi yang netral, maka tidak akan terjadi perubahan
volume yang signifikan, kalaupun ada sangat sedikit sekali dan tidak dapat terukur
dengan jelas.
Jenis membran bahan berpengaruh terhadap proses osmosis karena pada
setiap bahan tertentu memiliki komposisi jaringan yang berbeda-beda, sehingga
proses perjalanan zat pelarut juga bergantung pada besar kecilnya pori-pori
jaringan buah. Semakin besar pori-pori jaringan bahan, semakin cepat pelarut
berpindah sehingga semakin besar pertambahaan volume yang ada di dalam
rongga jaringan buah.
Bentuk, ukuran dan ketebalan potongan buah berpengaruh terhadap
kehilangan air, kehilangan air meningkat dengan peningkatan luas permukaan
potongan buah. Panagiotou et al., 1998 menyatakan bahwa ukuran sampel buah
memiliki pengaruh negatif pada kehilangan air selama perlakuan osmosis.
Rahman, 1992 dalam Chavan dan Amarowicz, 2012 mengamati bahwa koefisien
distribusi air menurun dengan meningkatnya suhu dan luas permukaan dan
meningkat dengan bertambahnya konsentrasi larutan dan ketebalan dimensi
geometris minimum.(Malyan,2013)
Ali dan Bhattacharya (1980) dalam jurnal Malyan (2013), menyatakan
bahwa perendaman dapat menyebabkan perubahan-perubahan enzimatis dalam
gula dan komposisi asam amino bahan sehingga kandungan nutrisinya berubah.
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap besarnya serapan air ke dalam bahan
adalah luas permukaan, kandungan amilosa dan protein, dan suhu yang digunakan
dalam perendaman. (Bett Garber et all 2007)
Namun jenis bahan apel manalagi merupakan bahan yang mudah
teroksidasi (browning/pencoklatan) sehingga menyebabkan proses osmosis tidak
bisa berjalan secara maksimal. Hal ini terlihat dari data yang didapatkan bahwa
penambahan volume di dalam rongga bahan rata-rata hanya 0,13 ml selama 2 jam.
Pencoklatan pada buah apel ini tergolong pada pencoklatan enzimatis, hal ini
dikarenakan buah apel banyak mengandung substrat senyawa fenolik ( Cheng,
2005). Penyebab pencoklatan pada buah apel saat dipotong/diiris adalah karena
adanya aktivitas molekul, molekul tersebut sering disebut dengan fenol dan enzim
yang bernama fenolase. Ketika sel dipotong molekul oksigen yang ada di udara
dapat bereaksi dengan fenol dan fenolase, dimana dengan bantuan oksigen akan
mengubah gugus monofenol menjadi O-hidroksi fenol, yang selanjutnya diubah
lagi menjadi O-kuinon. Gugus O-kuinon inilah yang membentuk pigmen melanin
yang berwarna coklat. (Buta et al., 1999).
Ukuran molekul air yang meresap dalam jaringan buah apel manalagi
tergolong kecil. Air merupakan pelarut yang tidak asing dalam kehidupan. Sifatsifat air seperti mudah di peroleh, mudah digunakan dan kemampuan untuk
melarutkan berbagai zat adalah sifat-sifat yang tidak dimiliki pelarut lain. Sifat ini
menempatkan air sebagai pelarut universal. Oleh sebab itu, kami memilih air
sebagai pelarut yang digunakan dalam praktikum ini.
Larutan yang digunakan yaitu larutan teres. Larutan merupakan larutan
yang sempurna. Dalam cairan atau padatan , molekul-molekul saling terikat akibat
adanya tarik menarik antara molekul. Gaya ini juga memainkan peran dalam
pembentukan larutan (Chang , 2003).
Teres yang digunakan dalam praktikum ini yaitu jenis rhodamin B dan
tatrazine. Rhodamin B adalah salah satu pewarna sintetik yang memiliki rumus
molekul C28H31N2O3Cl, dengan berat molekul sebesar 479.000. Beberapa sifat
fisik rhodamin B yaitu berupa kristal hijau atau serbuk-unggu kemerah-merahan,
mudah larut dalam air yang akan menghasilkan warna merah kebiru-biruan dan
berflourensi kuat, dan larut dalam alkohol, HCl dan NaOH.
Tartrazin (dikenal juga sebagai E102 atau FD&C Yellow 5) adalah
pewarna kuning lemon sintetis yang umum digunakan sebagai pewarna makanan.
Tartrazin merupakan turunan dari coal tar, yang merupakan campuran dari
senyawa fenol, hidrokarbon polisiklik dan heterosklik.
Karena kelarutannya
X. Kesimpulan
Setelah diuji dengan anava satu arah, jenis larutan yang digunakan dalam
proses osmosis berpengaruh terhadap terjadinya proses difusi. Yaitu bahan
dengan larutan yang memiliki perbedaan konsentrasi dapat berlangsusng
proses osmosis, sedangkan larutan dengan konsentrasi yang sama tidak
akan terjadi proses osmosis.
XI.
Referensi
XII.
Lampiran
Laporan perencanaan
Lembar laporan sementara