Anda di halaman 1dari 3

INSPIRATIF

Mufida Collection Beromzet Rp100 Juta Sebulan

Pasangan Dosen
Berhenti Mengajar
karena Jadi Pengusaha
rif Budiyono dan Istrinya, Rohmah yang dosen
Institut Teknologi Telkom, Bandung akhirnya merasa lebih nyaman jadi pengusaha. Tahun 2007,
di awal pernikahan, bisnis online pakaian muslim
anak tadinya hanya sampingan.Tapi ternyata,
berkembang pesat dan akhirnya membuat keduanya justru terjun
jadi pebisnis pakaian muslim anak.
Padahal, awal berjualan, mereka hanya menjual produk orang
lain. Namun dalam 2 tahun berjalan, tuntutan konsumen makin
besar dan secara tidak langsung telah memaksa pasangan ahli
IT ini membeli mesin, menyewa tempat dan mulai memproduksi
sendiri pesanan konsumennya dengan brand Mufida Collection
atau Rumah Mufida diambil dari nama anak pertama.
Hanya sebulan, jilbab anak model karakter Mufida Collection
yang launching pertama kali mendapat sambutan luar biasa dari
pelanggan. Dengan omzet antara Rp45 juta-Rp100 juta-an sebulan, Februari tahun ini Rumah Mufida, nama alamat web penjualan online-nya melakukan lagi perluasan lokasi produksi di daerah
Cigainitri sekitaran Buah Batu. Satu per satu mereka pun memilih
berhenti jadi dosen. Kesuksesan pasangan ini berkat kemampuan
memaksimalkan ilmu dan jaringan yang mereka miliki.
Latar belakang keahlian di bidang IT membuat pasangan ini memulai berjualan online pakaian dengan nama Rumah Grosir. Barang barang yang dijual diambil dari pasar pasar dan pabrik yang
ada di Bandung.
Pesanan online pun berdatangan dan seringkali saat ada pesanan, ternyata stok barang di toko atau pabrik langganan sudah kosong. Tahun 2008 pesanan makin banyak dan kerepotan dengan
adanya bayi, akhirnya Rohmah memutuskan berhenti jadi dosen.
Ia pun mulai fokus pada keluarga dan berpikir untuk mulai memproduksi sendiri sebagian dari pesanan bisnis onlinenya. Kebetulan saya punya bayi dan susah nyari jilbabnya. Akhirnya beli mesin
taro di teras rumah dan bayar penjahit bikin jilbab anak,jelas
Rohmah.
Awal produksi, Rohmah hanya memiliki 2 buah mesin jahit dan
2 orang penjahit serta menyewa desainer freelancer untuk model
model jilbabnya. Sementara, Rohmah fokus pada urusan anak dan
produksi, Arif yang saat itu masih menekuni profesi dosen, fokus
pada pengelolaan web Rumah Mufida.
Ia juga bergabung dengan organisasi jaringan komunitas pen-

18

EDISI maret 2013

Foto-foto: Yusrianti Y. Ponto/INSPIRASI Usaha

yusrianti y ponto // bandung

Ruang pembuatan produk Brand Mufida Collection.

gusaha Tangan Di Atas (TDA) dan memanfaatkan momen momen


pesta wirausaha untuk memperluas jaringan pasarnya.
Sejak launching di pesta wirausaha, bertepatan dengan milad
TDA ke 3 di Jakarta, pesanan pun makin membanjir. Banyaknya
pesanan membuat mereka harus menambah mesin dan karyawan.
Akhirnya kita menyewa tempat lain untuk mesin dan karyawan.
Soalnya kalau di rumah kan gak muat lagi, jelas Rohmah.
Dari teras rumah, mesin dan karyawan dipindahkan ke tempat
yang disewa. Hanya dalam dua tahun, pasangan ini berhasil membeli lokasi dan membangun tempat produksi sendiri. Tahun 2011,
mesin sudah berjumlah 20 buah dan punya 30 karyawan yang direkrut dari masyarakat setempat kawasan Ciganitri. Distributor dan
agen Rumah Mufida yang tadinya hanya di Jabodetabek, Suma

Arif Budiyono dan Istrinya, Rohmah.

tera dan Kalimantan Timur, kini sudah merambah hingga ke luar


negeri. Inovasi produk dan model yang tiada henti dari Rumah
Mufida yang mengklaim sebagai produsen baju koko anak anak
karakter yang pertama di Indonesia juga mendapat sambutan
dari pasar Malaysia.
Selain terus membuat jilbab anak karakter, Rumah Mufida
juga memproduksi koko karakter, stelan, gamis anak, mukena
juga jaket. Tiap bulan ada 2 sampai 4 item produk baru yang
dikeluarkan agar konsumen tidak bosan. Harga produk jilbab
anak mulai dari Rp 30 ribu, mukena anak mulai Rp175 ribu,
sarung anak model celana dan sarung rok untuk anak laki laki
dari harga 35 ribu.
Bahan pakaian dipesan langsung dari pabrik agar nyaman dipakai anak, sehingga tidak sama dengan bahan yang beredar
di pasaran. Prinsipnya sih terus berinovasi. Kompetitor jangan
dianggap saingan. Tapi motivator untuk terus berinovasi, tegas
Rohmah.
Untuk menambah kemampuan manajemen bisnisnya, sang
suami Arif Budiyono yang juga alumni STT Telkom melanjutkan
pendidikannya. Selain mengurusi bisnis keluarganya yang semakin maju, saat ini Arif juga tercatat sebagai Ketua organisasi
TDA Bandung dan sekitarnya.
Organisasi jaringan pengusaha ini beranggotakan lebih dari
1000 orang yang mencakup wilayah Bandung kota, Kabupaten
Bandung, Cimahi, Garut, Subang dan Cianjur. Sesuai kebutuhannya ke depan, Arif mengambil magister bidang Manajemen Bisnis. Dalam memasarkan produknya, Arif punya prinsip.
Orang mau beli satu item atau satu orang pembeli pun akan
kami layani, tandasnya.(*)

Mufida Collection:
Order: 085315138363/BB 2934F384
Mitra: 089656637616/BB 29DE2024
Simulasi Bisnis Jilbab Anak Karakter
Modal awal Rp10 juta-Rp 15 Juta :
2 buah Mesin jahit
2 Orang karyawan
1 orang desainer freelance
100 kilo bahan kaos dan accesories
- Tiap 1 kilo menjadi 8-10 jilbab dengan harga jual@Rp35 ribu
-100 kg menjadi 1.000 buah jilbab x Rp35ribu
* Modal balik dalam 5 kali produksi

EDISI MAret 2013

19

INSPIRATIF
Bimbel Master 21

Awalnya Les Privat, Kini Bimbel


dengan Gedung Rp1 Miliar
onsep diskusi dalam pembelajaran menjadi nilai
lebih lembaga Bimbingan Belajar (Bimbel) Master 21 dibanding institusi sejenis. Suasana belajar
menjadi menyenangkan.Alhasil, jumlah murid Master 21 tiap tahun terus meningkat.
Dita dan Nabila, dua siswi SMA di Jakarta Selatan ngobrol di
lantai satu Gedung Master 21. Keduanya sedang menunggu bimbel dimulai. Dita baru beberapa bulan menjadi peserta. Nabila
mengaku sudah les privat pada Subechi, Direktur Marketing sekaligus salah satu pemilik Master 21, sejak duduk di bangku sekolah
dasar. Cara ngajarnya enak, jelas Nabila.
Menjelang bimbingan dimulai, siswa berkumpul di lantai dua.
Mereka akrab dengan Mahdi Suharsono, Direktur PSDM dan Akedemik. Ya beginilah anak-anak. Kami tidak berjarak, jelas Mahdi
kepada Susan Sutardjo dari INSPIRASI USAHA, Februari 2012.
Untuk menciptakan suasana akrab, siswa memanggil pengajar
dengan sebutan kakak. Hal itu juga dimaksudkan agar diskusi selama belajar dan setelah belajar bisa lancar. Kami menekankan
diskusi. Kami juga menyediakan pelayanan di luar jam belajar.
Kami membimbing, membantu mengerjakan PR, terang Mahdi.
Penekanan kebiasaan diskusi ini bahkan dipajang di spanduk
yang ditempel di depan gedung. Diskusi gitu loh? Demikian bunyi
spanduk tersebut.
Master 21 lahir dari gagasan Subechi dan Mahdi Suharsono.
Saya ketemu Pak Bechi (Subechi) di lembaganya. Kami ber
cakap-cakap soal ide membuat bimbel. Saya juga sempat menjadi
pengajar, ujar Mahdi. Keduanya sepakat membuat bimbel. menggandeng Sugeng, manajer SKM UI, lembaga milik Subechi.
Subechi merupakan pemain lama di bisnis privat, yakni SKM UI.
Alumni FMIPA UI ini sukses melahirkan lembaga privat SKM UI.
Wajar jika Mahdi mantap mengajak Bechi berbisnis bimbel karena
Bechi menguasai medan.
Subechi, Mahdi, dan Sugeng kemudian mengeksekusi ide dengan membayar uang muka untuk membeli ruko tiga lantai di Jalan
Margonda Raya, Depok. Kami hanya punya uang Rp300 juta.
Padahal harga ruko Rp 1,15 miliar, jelas Mahdi. Ketiganya aktif
mencari investor untuk menutupi kekurangan.
Namun mencari tambahan modal yang tidak sedikit bukan
perkara mudah. Hingga ketiganya nyaris didera rasa putus asa.
Pak Bechi akhirnya mengajukan proposal ke salah satu pengusaha yang sudah mengenalnya dengan baik. Karena sudah kenal
baik, pengusaha tersebut seuju menyuntikkan dana.
Konsekuensi masuknya investor, posisi direktur utama Master
21 ditempati Muhammah Ikhsan, putra pengusaha. Bimbel ini
sekaligus menjadi media pembelajaran bisnis bagi Ihsan, jelasnya.
Mahdi dan Bechi mengaku bersyukur ada investor mau memo-

20

EDISI maret 2013

Yusrianti Y. Ponto/INSPIRASI Usaha

yusrianti y ponto // bandung

Pelajar dan pengajar Bimbel Master 21.

dali mimpi mereka. Kami senang atas kepercayaan ini. Maka,


pada 20 Juli 2007 bimbingan belajar Master 21 resmi berdiri.
Nama master kami pilih karena misi kami adalah menciptakan
master atau ahli dalam bidang masing-masing.
Meski menemui kendala, namun perkembangan Master 21
lumayan bagus. Lima tahun beroperasi, omset bisnis menyentuh
Rp1 miliar. Tahun pertama masih ratusan juta, jelas Mahdi.
Tiga kegiatan Bimbel di Master 21 yakni bimbel, privat, dan
training. Namun, hingga kini sebagian besar pendapatan masih
disokong dari bisnis privat. Alhasil, jumlah pengajar privat paling
banyak dibanding bimbingan belajar. Padahal pengajar bimbel
hanya 14 orang.
Sebagai pendatang, selain menawarkan konsep dialog, Master
21 juga memberlakukan tarif menengah. Mahdi tidak mau menetapkan tarif murah karena ingin memberikan kompensasi lumayan
kepada para pengajar. Strategi itu ditempuh untuk mendapatkan
pengajar berkualitas.
Master 21 juga berusaha melakukan ekpansi. Awalnya lembaga
ini menerapkan sistem franchise. Ada permintaan untuk membuka
cabang di Cijantung, Kalibata, dan Kebayoran. Tapi dalam perjalanan tidak segaris visinya. Akhirnya kami tutup.
Diakui Mahdi, bukan hal mudah bagi Master 21 menembus
pasar bimbel yang kian kompetitif. Visi kami menjadi bimbel terdepan di Indonesia. Tetapi untuk saat ini masih terkendala dengan
image yang belum terbentuk dan untuk masuk ke sekolah tidak
gampang. Untuk itu kami aktif mempromosikan Master 21. (*)
Tips Sukses:
Menggunakan konsep dialog.
Membangun suasana akrab.
Tarif menengah
Training di sekolah

Bimbel Master 21
Jl.Margonda Raya No.514F
Ged. Ruko Margo Square,
Telepon: 021-93023631

Anda mungkin juga menyukai