Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN KERJA

PEKERJAAN

KONSULTANSI PENDAMPINGAN
RUMAH TIDAK LAYAK HUNI
(APBDP)
DI KABUPATEN BANDUNG BARAT
TAHUN 2013

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PEKERJAAN
KONSULTANSI PENDAMPINGAN
RUMAH TIDAK LAYAK HUNI
DI KABUPATEN BANDUNG BARAT
TAHUN 2013
1.

LATAR BELAKANG

KAK Pendampingan Pembangunan RTLH (APBDP)

Permasalahan di bidang perumahan dan permukiman sampai dengan


saat ini masih menjadi tantangan bagi pemerintah Kabupaten Bandung
Barat. Berbagai faktor mempengaruhi terhadap penyelesaian masalah
perumahan dan permukiman ini, salah satunya adalah pertumbuhan
penduduk yang terus bertambah yang berdampak kebutuhan akan
rumah meningkat, hal ini ditandai dengan backlog rumah di Kabupaten
Bandung Barat termasuk kategori cukup tinggi. Sementara kondisi
rumah yang adapun, terutama perumahan informal di masyarakat
masih banyak yang tidak layak huni. Berdasarkan hasil identifikasi
kondisi rumah tidak layak huni yang dilakukan oleh Dinas Cipta Karya
dan Tata Ruang Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2013 saja
terdapat lebih dari 20.000 rumah yang tidak layak huni.
Apalagi di era otonomi daerah saat ini, masalah perumahan dan
permukiman
sudah
menjadi
tanggung
jawab
pemerintah
Kabupaten/Kota. Artinya pemerintah Kabupaten Bandung Barat yang
harus mulai memikirkan masyarakatnya dalam pemenuhan kebutuhan
rumah. Seiring dengan dibatasinya peran pemerintah dalam
pelaksanaan pembangunan hanya sebagai fasilitator saja, sudah
waktunya pula peran masyarakat di dorong supaya lebih mandiri dan
menjadi pelaku utamanya.
Dengan adanya keterbatasan peran pemerintah terutama dari segi
pembiayaan masalah bidang perumahan dan permukiman ini sudah
menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat. Dalam rangka
mengatasi masalah di atas beberapa pola pembangunan perumahan
telah dikembangkan baik oleh pemerintah maupun masyarakat sendiri.
Salah satu pola pembangunan yang umum dijumpai dimasyarakat
Kabupaten Bandung Barat adalah pola pembangunan perumahan
secara swadaya, artinya masyarakat membangun perumahan secara
mandiri / swadaya tanpa adanya bantuan dari pemerintah.
2.

PERMASALAHAN

Dalam usaha pembangunan perumahan permukiman, masyarakat


sudah banyak berperan di tingkat komunitasnya sendiri dengan
berupaya membangun dan memperbaiki perumahan dan permukiman
serta sarana fisik lingkungannya. Namun biasanya pembangunan atau
perbaikan perumahan dan sarana-prasarana tersebut tingkat
penanganannya dilakukan oleh kelompok kecil sehingga bersifat parsial
tidak melihat cakupan layanan secara luas dan tidak menjadi satu
sistem yang berhubungan (berdiri sendiri), selain karena faktor
keterbatasan dana yang ada pada masyarakat dan koordinasi antar
kelompok yang ada pada tingkat komunitas. Sedangkan bantuan dari
Pemerintah daerah, karena banyaknya kawasan yang harus ditangani
maka belum semua kawasan dapat terlayani.
Dalam pelaksanaan penataan lingkungan perumahan dan permukiman
berbasis masyarakat, yang dilakukan secara pertisifatif dan aspiratif

KAK Pendampingan Pembangunan RTLH (APBDP)

ternyata tidak sederhana. Dalam prosesnya sering kali dijumpai


hambatan seperti :
a. Masyarakat belum siap untuk berperan dalam penyelenggaraan
pembangunan juga di bidang perumahan dan permukiman (belum
terinformasikan, belum memahami, dan belum bisa menggali dan
mengenali potensi ataupun permasalahan lingkungan tempat
tinggalnya),
b. Belum atau tidak tersedia tenaga pendamping yang akan membantu
masyarakat dalam menyusun rencana pembangunan perumahan
dan permukimannya secara swadaya.
Dalam kaitan ini aparat pemerintah di daerah berperan penting dalam
proses
alih
peran
pelaku
pembangunan.
Diawali
dengan
mengkondisikan,
membantu menyusun rencana, memfasilitasi
perolehan sumberdaya kunci, secara bertahap menyerahkan
kewenangan dan kemampuan tersebut kepada perangkat yang berada
pada tingkatan lokal (desa dan kecamatan).
Melalui kegiatan APBDP dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Kabupaten Bandung Barat Tahun 2013 ini, akan dilakukan Kegiatan
Fasilitasi dan Stimulasi Pembangunan Perumahan Masyarakat Kurang
Mampu Kabupaten Bandung Barat.
3.

MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

Secara umum maksud, tujuan dan sasaran dari kegiatan Fasilitasi dan
Stimulasi Pembangunan Perumahan Masyarakat Kurang Mampu ini
adalah sebagai berikut :
3.1

Maksud

Mempercepat terciptanya kawasan perumahan dan permukiman yang


memenuhi standar (rumah layak huni dalam dalam lingkungan sehat,
tertata dan terencana), melalui upaya memberikan stimulan kepada
masyarakat berpenghasilan rendah/miskin untuk dapat memenuhi
kebutuhan akan perumahan yang layak dan terjangkau secara mandiri.
3.2

Tujuan

1. Membantu masyarakat agar mampu mengelola stimulan perbaikan


rumah tidak layak huni di lingkungannya dan mendorong
terciptanya kegotongroyongan.
2. Meningkatnya perbaikan dan pembangunan perumahan pada
masyarakat kurang mampu secara swadaya melalui program
bantuan stimulan perbaikan perumahan.
3.3

Sasaran

KAK Pendampingan Pembangunan RTLH (APBDP)

1. Sasaran Fungsional adalah tercapainya masyarakat yang mampu


dan mandiri dalam perbaikan dan pembangunan akan perumahan
dan permukimannya yang sehat secara tertib dan terencana.
2. Sasaran Operasional adalah tersalurkannya bantuan untuk
perbaikan perumahan yang menjadi stimulan bagi pelaksanaan
perbaikan perumahan yang dilakukan swadaya oleh masyarakat.
4.

RUANG LINGKUP DAN TAHAP PEKERJAAN

Dalam melaksanakan Kegiatan Fasilitasi dan Stimulasi Pembangunan


Perumahan Masyarakat Kurang Mampu di Kabupaten Bandung Barat
ini, bentuk kegiatan yang dilakukan adalah :
4.1

Sosialisasi Program
Sosialisasi dalam rangka pemahaman kepada pelaku terkait dan
masyarakat melalui berbagai forum lokal yang memungkinkan.
Produknya adalah pelaku dan masyarakat paham dan bersedia
menerima program yang bersifat stimulatif yang harus ditindak
lanjuti oleh masyarakat sendiri pada masa pendampingan.

4.2

Fasilitasi Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat


(KSM)
Pembentukan KSM dilakukan oleh masyarakat sendiri. KSM
adalah wadah kelompok masyarakat yang akan mengelola
kegiatan di masyarakat.

4.3

Penyusunan
Permukiman

Rencana

Perbaikan

Perumahan

dan

Penyusunan Rencana perbaikan perumahan dimaksudkan untuk


merumuskan rencana perbaikan perumahan sesuai potensi dan
kendala pada kawasan perencanaan berdasarkan ketentuan dan
peraturan yang berlaku, lebih lanjut diharapkan dapat memberi
arahan dalam perwujudan fisik yang konkrit di lokasi masingmasing.
Sementara kegiatan pendampingan masyarakat, dilakukan
sebagai upaya pelibatan akif masyarakat dalam proses-proses
perencanaan perbaikan perumahan ini, antara lain melalui
kegiatan :
a.
Rembug warga I yang diselenggarakan dalam rangka
penyampaian informasi awal, penggalian aspirasi dan
partisipasi masyarakat, menemu kenali potensi dan
masalah peningkatan kesejahteraan dan lingkungan tempat
tinggalnya, menyusun usulan pemecahan permasalahan
yang telah dipilah dalam suatu daftar skala prioritas
menurut versi masyarakat.

KAK Pendampingan Pembangunan RTLH (APBDP)

b.

c.

4.4

Identifikasi calon penerima bantuan perbaikan rumah tidak


layak huni yang akan dilaksanakan oleh masyarakat
dibawah bimbingan KSM dan konsultan. Dalam kesempatan
ini dupayakan terindikasi permasalahan perumahan dan
lingkungan yang selama ini menjadi ganjalan agar secepat
mungkin dirumuskan solusi memecahannya.
Rembug warga II, yang diselenggarakan untuk merangkum
dan menyepakati usulan masyarakat yang dihasilkan dari
hasil identifikasi.

Perencanaan Rinci
Penyusunan Perencanaan Rinci ini merupakan perhitungan untuk
prioritas pembangunan dan perbaikan rumah tidak layak huni
yang sudah disepakati oleh masyarakat, sesuai dengan hasil
identifikasi dan rembug penyepakatan

4.5

Supervisi Pelaksanaan Konstruksi


Pelaksanaan supervisi pelaksanaan konstruksi perbaikan dan
pembangunan rumah harus dilakukan dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :

Menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama, artinya


sedapat mungkin untuk ikut dalam pelaksanaan.

Dalam hal kemudahan administrasi, maka pihak ketiga


dipersyaratkan untuk memprioritaskan masyarakat setempat
yang mempunyai keterampilan sebagai tenaga atau buruh
dalam pelaksanaan konstruksi.

KSM dan pemuka masyarakat setempat harus diberi


kesempatan untuk memantau jalannya pekerjaan konstruksi,
karena pada periode pasca proyek mereka akan bertanggung
jawab sebagai ujung tombak dalam memelihara dan
mengembangkan hasil pembangunan tersebut.

5. LINGKUP LAYANAN KONSULTAN


5.1

Tugas Konsultan Secara Umum

Tugas konsultan dalam pekerjaan Pendampingan Pembangunan


Rumah Tidak Layak Huni, secara garis besar adalah membantu
Kegiatan Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang Kabupaten Bandung Barat
dalam pelaksanaan kegiatan antara lain :
Melakukan identifikasi dan kajian terhadap kebutuhan perbaikan
rumah tidak layak huni setiap lokasi yang akan dilaksanakan
pembangunannya yang selanjutnya dirumuskan langkah-langkah
penanganan, sehingga dapat bermanfaat bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat.

KAK Pendampingan Pembangunan RTLH (APBDP)

Melakukan fasilitasi dan pendampingan kepada masyarakat dalam


perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemanfaatannya.
5.2. Tugas Konsultan Secara Khusus
Tugas-tugas konsultan dalam pekerjaan ini, secara khusus adalah
sebagai berikut:
i.

Penyiapan Masyarakat, sebagai perwujudan dari


Pemberdayaan Sosial Kemasyarakatan, terdiri dari :

kegiatan

Fasilitasi Pelaksanaan Rembug warga di tingkat desa dan


masyarakat.
Fasilitasi pembentukan dan penyiapan KSM yang akan menjadi
inti penggerak pelaksanaan pembangunan di daerahnya.
Fasilitasi pelaksanaan identifikasi yang dilaksanakan oleh
masyarakat menghasilkan permasalahan mendesak menurut
versi masyarakat dan usulan program serta kegiatan
pemecahannya dalam perbaikan rumah tidak layak huni.
B. Penyusunan Perencanaan kebutuhan untuk kegiatan yang mendapat
prioritas meliputi :
Pendampingan penyusunan Proposal untuk perbaikan rumah
tidak layak huni (RTLH).
i.

Supervisi Pelaksanaan Konstruksi.


Hasil Perencanaan Pembangunan yang telah disusun menjadi bahan
untuk

dilaksanakan

pekerjaannya

pembangunan

RTLH

secara

swadaya. Seluruh pekerjaan tersebut disupervisi oleh konsultan dan


dibuat laporan progresnya.
Secara keseluruhan tanggung jawab konsultan dalam supervisi
antara lain :
Membantu Dinas CKTR Kabupaten Bandung Barat dalam
melaksanakan supervisi pekerjaan konstruksi, dengan tugastugas yang diperlukan untuk mengendalikan konstruksi
sehingga dapat dilaksanakan sesuai desain dan spesifikasi dan
jadwal yang telah ditentukan.
Bertanggung jawab atas kelancaran Administrasi Proyek (berita
acara-berita acara, dokumentasi-dokumentasi) di wilayah
kerjanya agar pelaksanaan proyek sesuai dengan persyaratanpersyaratan administrasi yang telah ditentukan.
Membantu mengendalikan pelaksanaan kegiatan fisik di
wilayahnya,
sehingga
dicapai
kelancaran
pelaksanaan
sedemikian sehingga tercapai kondisi tepat mutu, tepat waktu
dan tepat biaya.
Melaksanakan koordinasi dengan institusi terkait.

KAK Pendampingan Pembangunan RTLH (APBDP)

Menandatangani Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan.

Melaporkan seluruh kegiatan proyek secara periodik kepada


Kepala Dinas CKTR Kabupaten Bandung Barat.

6.

LOKASI PEKERJAAN

Lokasi pendampingan tersebar di 16 Kecamatan di Kabupaten Bandung


Barat.
7.

KELUARAN

Keluaran dari kegiatan Fasilitasi dan Stimulasi


Perumahan Masyarakat Kurang Mampu ini antara lain:

Pembangunan

A.

Terbentuknya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) sebagai


kelompok pengelola masyarakat sekaligus sebagai agen yang
akan menjembatani antara masyarakat dan pemerintah.

B.

Dokumen Perencanaan Perbaikan dan Pembangunan Rumah tidak


Layak Huni yang disusun mencakup :
1. Dokumentasi Eksisting kondisi rumah, untuk keperluan
pelaksanaan pembangunan dan perbaikan rumah tidak layak
huni.
2. Dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB)

8.

KEBUTUHAN TENAGA AHLI

Tenaga ahli yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan Fasilitasi dan


Stimulasi Pembangunan Perumahan Masyarakat Kurang Mampu ini,
memerlukan tenaga ahli yang terdiri dari :
8.1

TENAGA AHLI :

a) Team Leader merangkap ahli perumahan dan permukiman sebanyak


1 orang

Seorang sarjana (S-1) Arsitektur/Planologi/Sipil memiliki SKA,


berpengalaman minimal 5 (lima) tahun dalam bidangnya dan
sekurang-kurangnya mempunyai pengalaman 2 (dua) tahun
dalam bidang pengembangan perumahan dan permukiman.

Bertanggungjawab
dalam
mengkoordinasikan
pekerjaan,
menyusun rencana kerja dan memberikan pengarahan kepada
seluruh anggota tim pelaksana guna menjamin tercapainya
tujuan pekerjaan secara optimal, selain itu team leader juga
merangkap sebagai tenaga ahli perumahan dan permukiman
yang bertanggung jawab terhadap kajian mengenai perumahan
dan permukimannya.

KAK Pendampingan Pembangunan RTLH (APBDP)

b) Ahli Sosiologi dan Pemberdayaan Masyarakat sebanyak 1 orang

Seorang sarjana (S-1) Sosiologi, Anthropologi, Ilmu Sosial lainnya


(sejenis), berpengalaman minimal 4 (empat) tahun dalam bidang
pengembangan dan pendampingan masyarakat, pengembangan
SDM dan pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan keahlian di
bidang peningkatan peran serta masyarakat.

Bertanggungjawab dalam pelaksanaan kegiatan pendampingan


dan pemberdayaan masyarakat serta peningkatan partisipasi
masyarakat.

c) Ahli Sipil sebanyak 1 orang

Seorang sarjana (S-1) Sipil, berpengalaman minimal 4 (empat)


tahun dalam bidang Perencanaan Struktur Bangunan perumahan.

Bertanggungjawab dalam pelaksanaan kegiatan perencanaan


kebutuhan perbaikan Rumah Tidak Layak Huni Bagi Masyarakat
Kurang Mampu.

8.2

TENAGA PENDUKUNG :

a) Fasilitator (8 orang)
b) Operator Komputer (2 Orang)
c) Tenaga Administrasi (1 Orang)

9.

PENDANAAN DAN JADWAL PENUGASAN

9.1

Pendanaan Proyek

Pelaksanaan pekerjaan Pendampingan Pembangunan RumahTidak


Layak Huni di Kabupaten Badung Barat Tahun 2013 ini, akan dibiayai
oleh APBDP Kabupaten Bandung Barat Tahun Anggaran 2013.

9.2

Jadwal Penugasan Konsultan

Penugasan konsultan dalam pekerjaan Pendampingan Pembangunan


RumahTidak Layak Huni di Kabupaten Badung Barat Tahun 2013 ini
dilakukan selama 1 (satu) bulan , terhitung sejak SPMK ditandatangani.
10.

PELAPORAN

Jenis pelaporan dan jadwal penyerahan laporan dalam rangkaian


kegiatan ini adalah sebagai berikut :

KAK Pendampingan Pembangunan RTLH (APBDP)

1. Laporan Pendahuluan, yang memuat antara lain:

Tanggapan terhadap KAK dan struktur organisasi tata kerja dan


personil yang bertanggung jawab.

Pemahaman
terhadap
pekerjaan,
meliputi
pemahaman
permasalahan secra umum, penguasaan lokasi pekerjaan,
pemahaman terhadap program perumahan dan permukiman.

Metodologi pelaksanaan pekerjaan, antara lain meliputi : strategi


dan metodologi yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan, rencana kerja dan jadwal pelaksanaan pendampingan.

Laporan Pendahuluan ini harus diserahkan kepada pemberi tugas


dalam waktu 1 (satu) minggu setelah penerbitan SPMK. Disajikan
dalam format A-4 sebanyak 5 (lima) eksemplar.

2. Laporan Akhir, yang memuat antara lain:

Seluruh hasil kegiatan pendampingan yang dilaksanakan selama


proses kegiatan

Laporan Akhir ini harus diserahkan kepada pemberi tugas dalam


waktu 1 (satu) bulan setelah penerbitan SPMK. Disajikan dalam
format A-4 sebanyak 5 (lima) eksemplar.
Bandung Barat,

Oktober 2013

Kuasa Pengguna Anggaran /


Pejabat Pembuat Komitmen
Kegiatan Fasilitasi dan Stimulasi
Pembangunan Perumahan Masyarakat
Kurang Mampu
APBDP
Tahun Anggaran 2013
Yoga Rukma Gandra,ST,MT
NIP. 197108281 1999803 1 003

KAK Pendampingan Pembangunan RTLH (APBDP)

KAK Pendampingan Pembangunan RTLH (APBDP)

Anda mungkin juga menyukai