Metode Pereriksaan Feses Pada Manusia PDF
Metode Pereriksaan Feses Pada Manusia PDF
Disusun Oleh:
Mochamad Iqbal
G1B011045
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu tentang parasit telah lama menunjukan peran pentingnya dalam
bidang kedokteran hewan dan manusia namun masih banyak penyakit baik
pada hewan dan manusia yang merupakan masalah kesehatan di Indonesia.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan terjadinya urbanisasi yang tidak
diimbangi sarana dan prasarana, telah menambah banyaknya dearah kumuh di
perkotaan. Makin berkurangnya air bersih, pencemaran air dan tanah
menciptakan kondisi lingkungan fisik yang memungkinkan perkembangan
vektor dan sumber infeksi termasuk oleh penyakit parasitik.
Identifikasi parasit yang tepat yaitu dengan cara membedakan sifat
berbagai spesies parasit, kista, telur, larva dan juga pengetahuan tentang
berbagai bentuk pseudoparasit dan artefak yang mungkin dikira suatu parasit.
Teknik pemeriksaan secara laboratoris beberapa penyakit parasit yang lazim
digunakan dalam praktikum yakni pemeriksaan kualitatif dan pemeriksaan
kuantitatif. Pemeriksaan yang digunakan pada praktikum ini adalah dengan
menggunakan metode apung (pemeriksaan kualitatif).
Kelompok cacing parasit mempunyai distribusi geografis paling luas
dan memiliki prevalensi paling tinggi dibandingkan dengan cacing lain.
Distribusinya terutama tergantung beberapa faktor yaitu kebiasaan penduduk
pada saat membuang feses, gaya hidup dan sanitasi lingkungan yang kurang
diperhatikan.
Dalam diagnosis infeksi cacing usus secara parasitologis, bahan yang
diperiksa adalah tinja penderita. Kepekaan suatu metoda diagnosis sangat
penting tidak hanya untuk menentukan ada tidaknya infeksi, namun juga
untuk menguji keberhasilan penggunaan obat cacing yang dipakai dalam
pengobatan.
B. Tujuan
1. Mengetahui pemeriksaan feses kualitatif dengan metode apung
2. Mengetahui adanya telur parasit dalam sampel feses
3. Mendiagnosa infeksi cacing parasit dalam tubuh hospes
BAB II
MATERI DAN METODE
A. Materi
Peralatan yang digunakan adalah tabung reaksi, penyaring teh, lidi,
gelas obyek dan gelas penutup. Sedangkan bahan yang digunakan ialah NaCl
jenuh, feses anak-anak.
B. Metode
1. Diambil 1 g tinja dan dicampur dengan 20 ml larutan NaCl jenuh
kemudian diaduk sehingga larut. Bila terdapat serat-serat selulosa disaring
terlebih dahulu dengan penyaring teh.
2. Tuangkan kedalam tabung reaksi sampai penuh, yaitu rata dengan
permukaan tabung. Diamkan selama 5-10 menit. Letakan/tutupkan gelas
obyek dan segera angkat. Selanjutnya letakan di atas gelas preparat dengan
cairan berada diantara gelas preparat dan gelas penutup. Kemudian
diperiksa dibawah mikroskop.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan dengan metode apung,
diketahui bahwa sampel feses dari:
Nama
Umur
: 9 tahun
Alamat
tidak ditemukan adanya telur parasit atau dapat dinyatakan negatif terinfeksi
parasit.
B. Pembahasan
Pemeriksaan parasit dengan sampel feses pada manusia atau hospes
dapat dilakukan dengan pemeriksaan kualitatif dan kuantitatif. Pemeriksaan
feces secara kualitatif, yaitu pemeriksaan yang didasarkan pada ditemukkan
telur pada masing-masing metode pemeriksaan tanpa dihitung jumlahnya.
Metode pemeriksaan yang termasuk dalam pemeriksaan kualitatif adalah
pemeriksaan secara natif (direct slide), pemeriksaan Metode Apung (floating
methode), Metode Selotip, Metode Konsentrasi, Metode Sediaan Tebal, dan
Metode Sedimentasi Formol Ether. Pemeriksaan feces secara kuantitatif yaitu
pemeriksaan feces yang didasarkan pada penemuan telur pada tiap gram feces.
Metode pemeriksaan yang termasuk pemeriksaan kuantitatif adalah Metode
Kato Katz, Metode Stoll.
Pada praktikum kali ini metode pemeriksaan yang digunakan adalah
pemeeiksaan dengan metode apung. Pada metode ini menggunakan larutan
NaCl jenuh atau larutan gula jenuh dan terutama dipakai untuk pemeriksaan
feses yang mengandung sedikit telur. Cara kerjanya didasarkan atas berat jenis
telur yang lebih ringan dari pada berat jenis larutan yang digunakan, sehingga
telur-telur terapung di permukaan dan juga untuk memisahkan partikelpartikel yang besar yang terdapat dalam tinja. Pemeriksaan ini hanya berhasil
untuk telur-telur Nematoda, Schistosoma, Dibothriocephalus, telur yang
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode Apung adalah metode pemeriksaan telur parasit pada feses
secara kualitatif. Metode ini menggunakan larutan NaCl jenuh atau larutan
gula jenuh dan terutama dipakai untuk pemeriksaan feses yang mengandung
sedikit telur. Cara kerjanya didasarkan atas berat jenis telur yang lebih ringan
dari pada berat jenis larutan yang digunakan, sehingga telur-telur terapung di
permukaan dan juga untuk memisahkan partikel-partikel yang besar yang
terdapat dalam tinja.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tinja pada praktikum tidak ditemukan
adanya telur parasit atau dapat dinyatakan bahwa negatif infeksi parasit dalam
tubuh manusia/hospes yang diambil fesesnya. Hasil pemeriksaan praktikum
juga kemungkinan dapat terjadi karena adanya kesalahan diantaranya
kesalahan praktikan, kesalahan pengambilan feses hospes, dan keslahan
penyimpanan feses.
B. Saran
Kesehatan sangatlah penting terutama kesehatan badan/tubuh. Usia
anak merupakan usia yang rentan terhadap infeksi penyakit atau infeksi
parasit. Dimohon melakukan buang air besar pada tempatnya. Diharapkan
kepada orang tua dapat mengawasi anak-anaknya dalam bermain. Diharapkan
saat bermain, anak menggunakan pelindung tubuh/alas kaki dll., agar tubuh
tidak langsung bersentuhan dengan tempat yang bisa menjadi tempat hidup
telur/larva parasit. Dimohon kepada orang tua agar rutin memberikan obat
cacing agar infeksi parasit dapat ditekan resikonya.
Dalam melaksanakan praktikum diharapkan alat, bahan dan sampel
yang digunakan dalam keadaan siap, steril dan memenuhi syarat agar dapat
mencapai hasil yang tidak keliru. Dimohon kepada setiap praktikan
mengetahui cara kerja praktikum.
DAFTAR PUSTAKA