Anda di halaman 1dari 34

Mikrobiologi

Bakteri Bordetella pertussis


KELOMPOK 1

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Kelompok 1 :
01 Bevi Novita Sari (08061381722088)
02 Indah Dwi Putri (08061181722024)
03 Syndi Nandita (08061381722104)

Dosen Pembimbing :
Adik Ahmadi, M.Si, Apt.
Pokok Bahasan

Tujuan Umum Bakteri Tes Biokimia Bakteri Patogenesis pada Bakteri


Bordetella pertussis Bordetella pertussis Bordetella pertussis

2 4 6
1 3 5
Diagnosis Lab Media Pertumbuhan Penatalaksaan dari
pada Bakteri pada Bakteri Penyakit yang Terjadi
Bordetella pertussis Bordetella pertussis Akibat Bakteri
Bordetella pertussis
Latar Belakang
Bakteri ini merupakan jenis sel yang termasuk dalam sel prokariot
yang khas serta uniseluler dan mengandung struktur yang terbatasi
membran didalam sitoplasmanya. Bakteri Bordetella pertussis dapat
dikelompokkan atau diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri fisik yaitu
dibedakan menjadi dua klasifikasi yaitu bakteri gram positif dan bakteri
gram negatif. Adapun perbedaan yang mendasar antara bakteri gram
positif dan bakteri gram negatif adalah terdapat pada peptidoglikan yang
terkandung dalam dindidng sel kedua bakteri tersebut.
Bakteri Bordetella pertussis itu adalah jenis bakteri penyebab yang
dapat menularkan atau suatu penyakit akut yang dapat menyerang
pernfasan sering disebut juga dengan batuk rejan atau jenis batuk seratus
hari yang mengandung beberapa komponen yaitu misalnya Toxin (PT),
Filaentous hemaglutinin(FHA), endotoksin, dan protein lainya. Bakteri ini
(Bordetella pertussis) termasuk dalam bakteri aerob murni dan membentu
asam tetapi bakteri ini tidak membentuk gas dari glukosa dan laktosa.
Bakteri ini termasuk bakteri aerob itu karena bakteri ini merupakan jenis
bakteri yang membutuhkan oksigen atau zat asam untuk pertubuhannya.
Tujuan Umum Bakteri
Bordetella pertussis
Tujuan Umum Bakteri Bordetella pertussis

PENJELASAN
KLASIFIKASI 01 Bordetella pertussis
Bordetella pertussis 02
TAKSONOMI
MORFOLOGI
04 03 Bordetella pertussis
Bordetella pertussis

HABITAT
05 Bordetella pertussis
Penjelasan Bakteri Bordetella pertussis

Bakteri Bordetella pertussis ditetapkan sebagai bakteri penyebab


“whooping cough” oleh bordet dan Gengou pada tahun 1906.
Transmisi terjadi melalui inhalasi. Bordetella pertussis dan
Bordetella parapertussis dapat menyebabkan batuk rejan
(whooping cough). Tanpa adanya kampanye vaksinasi yang
adekuat, epidemi batuk rejan muncul pada anak-anak setiap 4
tahun. Infeksi bersifat asimtomatik atau tidak dikenali pada remaja
dan dewasa muda sehingga mempertahakan siklus infeksi pada
populasi manusia.
Klasifikasi Bakteri Bordetella pertussis

Kingdom : Eubacterium
Filum : Coccobacillus
Kelas : Bacillus
Ordo : Coccobacillus
Family : Alcaligeneceae
Genus : Bordetella
Spesies : Bordetella Pertussis
Taksonomi Bakteri Bordetella Pertussis
Taksonomi itu sendiri adalah suatu cabang biologi yang menelah
penamaan, perincian, dan pengelompokan mahluk hidup berdasar
persamaan dan pembedaan sifatnya.
Adapun tingkatan yang terdapat pada taksonomi ini, berikut kategori-
kategori yang umum biasa digunakan yaitu :

Kingdom merupakan kelompok terbesar dan paling umum


misal pada tumbuhan, hewan, jamur maupun bakteri.

Filum merupakan sebuah kelompok mahluk hidup dengan


rancangan yang sama atau tingkatan takson tertinggi didunia.

Kelas merupakan sebuah kelompok dari ordo-ordo dala satu


filum.
Taksonomi Bakteri Bordetella Pertussis

Family merupakan sebuah kelopok dari genus-genus yang


berhubngan dekat.

Genus merupakan sebuah kelompok dari spesies yang


mempunyai persamaan dann berhubungan dekat.

Spesies merupakan kelompok mahluk hidup yang bisa


melakukan perkawinan untuk menghasilkan keturunan yang
fertil.
Morfologi Bakteri Secara Umum

Bakteri sendiri memiliki bentuk bermacam-macam bentuk morfologi yaitu


bentuk bulat, bentuk batang dan bentuk spiral.

Bentuk
Batang

Bentuk Bentuk
Bola Spiral
Bakteri Bentuk Batang

Bakteri yang berbentuk batang


dikenal sebagai bentuk basil.
Kata basil ini berasal dari
bacillus yang berarti bentuk
batang.
Penjelasan Bakteri Bentuk Batang
Monobacillus yaitu suatu bakteri yang hanya berbentuk satu batang
tunggal.

Diplobasil yaitu suatu bakteri yang berbentuk batang yang


bergandengan dua-dua.

Streptobasil yaitu suatu bakteri yang berbentuk batang yang


bergandengan dengan memanjang yang berbentuk rantai.

Coccobacil yaitu suatu bakteri yang sangat pendek yang berbentuk


batang atau seperti telur bulat dan agak berbentuk oval.

Palisade yaitu suatu bakteri basil yang melengkung pada titik


pembelahan yang mengikuti pembelahan sel sehingga bentuk
menyerupai batang yang berjajar seperti pagar.
Bakteri Bentuk Bola

Bakteri berbentuk bola ini


dikenal sebagai bakteri
berbentuk Coccus,
Penjelasan Bakteri Bentuk Bola
Monokokus yaitu suatu bakteri yang berbentuk bola tunggal,
misalnya pada Neisseria gonorheae.

Diplokokus yaitu suatu bakteri berbentuk bola yang bergandengan


dua-dua, misalnya Diplococcus pneumonia.

Sarkina yaitu suatu bakteri berbentuk bola yang berkelompok empat-


empat sehingga bentuknya mirip kubus.

Streptokokus yaitu suatu bakteri bentuk bola yang berkelompok


memanjang yang membentuk rantai.

Stafilakokus yaitu suatu bakteri berbentuk bola yang berkoloni


membentuk sekelompok sel yang tidak teratur sehingga bentuknya
mirip kumpulan buah anggur.
Bakteri Bentuk Spiral

Spiral yaitu bakter ini termasuk dalam


golongan bakteri yang bentuknya seperti
spiral misalnya Spirilium.

Vibrio bakteri ini dianggap sebagai bentuk


spiral yang tidak sempurna

Spiroseta , yaitu golongan bakteri yang


berbentuk spiral yang bersifat lentur.
Dimana pada saat bergerak, tubuhnya
dapat memanjang dan dapat mengerut.
Morfologi Bakteri Bordetella Pertussis

Coccobacilus yaitu suatu bakteri yang sangat


pendek yang berbentuk batang atau seperti telur
bulat dan agak berbentuk oval.
Habitat Bakteri Bordetella pertussis

Bakteri Bordetella pertussis ini hidup dilingkungan yang


membutuhkan oksigen untuk kelangsungan hidupnya.
Dimana bila tidak oksigen maka bakteri ini akan mati,
sehingga bakteri ini disebut bakteri aerob. Bakteri Bordetella
pertussis menggunakan glukosa atau zat organik lainya
(misalnya ethanol) untuk dioksidasi menjadi CO2
(karbondioksida) , H2O (air) dan sejumlah energi.
Diagnosis Laboratorium
Bordetella pertussis
Diagnosis Laboratorium Pada
Bakteri Bordetella Pertussis
Spesimen
Spesimen yang digunakan dalam pencucian hidung adalah dengan larutan saline usapan
atau tetesan yang dikeluarkan dari batuk ke dalam cawan batuk yang di gunakan di depan
mulut pasien selama batuk paroksimal.

Uji Antibodi Fluoresens (FA) Langsung


Reagen ini dapat digunakan untuk pemeriksaan usapan nesofaring, tetapi hasil positif palsu
dan negative palsu dapat terjadi juga. Sensitivitasnya berkisar 50%. Uji ini sangat berguna
dalam menganalisis pertuasis yang telah di biakan pada media solid.
Biakan
Hasil cairan yang didapat dari pencucian hidung dengan saline di biakan pada medium
agar solid. Lalu ditambah dengan menggunakan antibiotik pada media yang cenderung
untuk menghambat flora respirasi yang lain. Organisme diidentifikasi dengan pewarnaan
immunoresens atau dengan aglutinasi slide dengan menggunakan antiserum yang spesifik.

Reaksi rantai polymerase


Metode yang sangat senstif untuk dapat mengdiagnosa pertusis primer untuk pertuasis ini.
Uji ini harus dapat menggantikan biakannya dan uji fluorenses antibodi secara langsung.
Tes Biokimia Bakteri
Bordetella pertussis
Tes Biokimia Bakteri Bordetella Pertussis

Uji Oksidase
Uji oksidase bertujuan untuk dapat membedakan bakteri berdasarkan aktivitas sitokrom
oksidase. Uji oksidase dilakukan dengan cara menambahkan pereaksi p-aminodimetilanilin
oksalat terhadap koloni bakteri yang ditumbuhkan pada medium agar. Setelah penambahan
pereaksi, terjadi perubahan warna dari warna merah muda kemudian menjadi warna merah
marun, dan pada akhirnya akan berubah menjadi warna kehitaman pada permukaan koloni
bakteri Bordetella pertussis [(+) mengandung oksidase]

Uji Katalase
Uji katalase digunakan untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme untuk menguraikan
hidrogen peroksida dengan menghasilkan enzim katalase. Jika terdapat katalase
ditunjukkan dengan adanya gelembung-gelembung gas oksigen bebas.
[(+) mengandung katalase]

Uji Aglutinasi (slide) dengan antiserum spesifik


Uji Aglutinasi pada bakteri Bordetella pertussis menunjukkan hasil positif dengan
menggunakan satu antiserum spesifik.
Media Pertumbuhan Bakteri
Bordetella pertussis
Media pertumbuhan dari bakteri Bordetella pertussis
dapat menggunakan :

Medium Bordet-Gengou Agar


(Potato-Blood-Glycerol Agar)
Medium Regan-Lowe Agar
(Charcoal-Blood-Agar)
Medium Bordet-Gengou Agar

Isolasi pada bakteri Bordetella pertussis dengan


menggunakan Medium Bordet-Gengou Agar termasuk
kedalam isolasi primer.

Medium Bordet-Gengou Agar merupakan salah satu jenis


agar yang dioptimalkan untuk mengisolasi bakteri
Bordetella pertussis.

Medium Bordet-Gengou Agar mengandung bahan-


bahan seperti ekstrak kentang, darah (darah kuda 15-
Bordetella pertussis pada 20%), gliserol, dan antibiotik seperti cephalexin
Medium Bordet-Gengou Agar
(40µg/ml) atau penicillin G (0,5 µg/ml).
Medium Regan-Lowe Agar

Medium Regan-Lowe Agar mengandung bahan-bahan


seperti arang, darah (darah kuda 15-20%), dan
antibiotik seperti cephalexin (40µg/ml) atau penicillin G
(0,5 µg/ml).

Medium Regan-Lowe Agar umumnya lebih disukai


dibandingkan dengan Medium Bordet-Gengou Agar
karena umur simpannya lebih lama.
Bordetella pertussis pada
Medium Regan-Lowe Agar
Penambahan antibiotik yang berupa cephalexin (40µg/ml) atau penicillin G (0,5
µg/ml) bertujuan untuk menghambat pertumbuhan dari bakteri gram positif
maupun gram negatif yang terdapat didalam flora dengan cara mengganggu
pertumbuhan dinding sel bakteri gram positif maupun gram negatifnya.

Penambahan darah kuda dengan konsentrasi 15-20% bertujuan untuk


menetralisir pertumbuhan yang juga berperan sebagai efek penghambat.

Isolasi bakteri Bordetella pertussis dilakukan dengan cara pelat diinkubasikan


pada suhu 35-37oC secara aerobic di lingkungan yang lembab (misalnya pada
kantong plastic tertutup) selama 3 hari sampai 7 hari. Alasan penggunaan suhu
35-37oC dikarenakan Bordetella pertussis merupakan bakteri yang obligat aerob
yang berarti sangat membutuhkan oksigen sebagai akseptor elektron dalam
proses respirasi dan merupakan suhu yang optimum untuk pertumbuhan bakteri.
Setelah proses inkubasi, bakteri Bordetella pertussis akan muncul pada
medium agar. Koloni bakteri Bordetella pertussis akan muncul dalam
waktu 3 hari pada Medium Regan-Lowe Agar, sedangkan pertumbuhan
bakteri Bordetella pertussis pada Medium Bordet-Gengou Agar lebih
lambat dibandingkan pada Medium Regan-Lowe Agar.

Koloni bakteri Bordetella pertussis yang muncul berupa halus, cembung,


berkilau seperti mutiara, berwarna putih keabu-abuan, dan tekstur koloni
butyrous (seperti mentega).
Patogenesis Bakteri
Bordetella pertussis
Patogenesis Bakteri Bordetella pertussis

Patogenesis dari bakteri Bordetella pertussis ini memiliki


fimbria yang memudahkan adhesi dari sejumlah eksotoksin
termasuk toksin pertusis, adelinat siklase dan sitotoksin
trakea. Dimana arti adhesi itu sendiri adalah sebuah gaya
tarik menarik antar molelul yang tidak sejenis. Kemudian
terjadinya interaksi yang kompleks dengan sel-sel saluran
nafas yang dimana akan menyebabkan pengentalan sekresi
bronkus dan batuk paroksismal. Terjadinya infeksi saluran
nafas sekunder terjadi akibat apnea yang diinduksi oleh batuk
paroksismal yang berkepanjangan, serta peningkatan tekanan
interaknial yang merupakan salah satu komplikasi utama.
Penatalaksanaan Bakteri
Bordetella pertussis
Terapi Non-Medikamentosa

Pembersihan melalui jalan napas

Oksigen menyerang batuk yang hebat yang disertai sianosis

Menjaga keseimbangan cairan dan juga elektrolit

Bila penderita muntah-muntah sebaiknya diberi cairan dan


elektrolit secara parenteral
Terapi Kausal (Medikametosa)

Untuk terapi kausal ini dilakukan dengan terapi yang


menggunakan antimikroba. Pengobatan pada penyakit
pertusis ini menggunakan berbagai antimikroba, tetapi
tidak ada antimikroba yang memberi efek perubahan
perjalanan klinis penyakit ini, terutama jika diberikan
pada pasien yang sudah pada stadium paroksismal.
Oleh karena itu obat antimikroba ini lebih dianjurkan
pemakaiannya pada stadium katalaris dini.
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai