Judul Karya :
PFB (Prestressed Floating Box) : Aplikasi perpaduan konsep daya dukung
pondasi dan konsep gaya apung sebagai suatu pendekatan desain konstruksi
jalan raya pada tanah lunak yang cepat dan ekonomis
WRT 14 - 047
Oleh :
M. Samsul Anam
Daftar Isi
Halaman............................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................ii
Daftar Gambar................................................................................................................ii
Daftar Tabel ....................................................................................................................ii
Abstrak ...........................................................................................................................iii
Pendahuluan
Latar Belakang ..........................................................................................................1
Rumusan masalah .....................................................................................................2
Tujuan .......................................................................................................................2
Manfaat......................................................................................................................2
Metode .............................................................................................................................2
Hasil dan Pembahasan
Hasil Permodelan ......................................................................................................3
Analisa Stabilitas .......................................................................................................5
Elemen PFB...............................................................................................................6
Metode Konstruksi ....................................................................................................6
Durasi Pekerjaan........................................................................................................7
RAB............................................................................................................................8
Tinjauan Aspek Lingkungan......................................................................................8
Tinjauan Aspek Sosial................................................................................................8
Tinjauan Aspek Ekonomi...........................................................................................8
Penutup
Kesimpulan.................................................................................................................9
Saran...........................................................................................................................9
Daftar Pustaka.................................................................................................................9
Daftar Gambar
Gambar 1. Diagram Alir Metode Penyelsaian Masalah..................................................2
Gambar 2. Pembebanan pada PFB yang menumpu pada spring tanah...........................4
Gambar 3. Geometri PFB....................................................................................................4
Gambar 4. Ouput deformasi hasil permodelan......................................................................5
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Parameter fisis dan mekanis tanah lunak.................................................................3
Tabel 2. Perencanaan Durasi Pekerjaan............................................................................7
Tabel 3. RAB Prestressed Floating Box...........................................................................8
PFB (Prestressed Floating Box) : Aplikasi perpaduan konsep daya dukung pondasi
dan konsep gaya apung sebagai suatu pendekatan desain konstruksi jalan raya
pada tanah lunak yang cepat dan ekonomis
M. Samsul Anam1
1)
Jurusan Teknik Sipil,, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya
msamsulanam.ce.its@gmail.com
ABSTRAK
Kasus kerusakan jalan merupakan fenomena baru yang sering terjadi. Jumlah
jalan rusak berat mencapai 3,54% atau sekiatar 1364,63 km (Binamarga, 2012). Dan
sebagian besar yang mengakibatkan jalan rusak berat adalah kondisi tanah dibawah
perkerasan yang mendukung beban dari perkerasan sangat jelek seperti tanah lunak.
Berbagai solusi telah ditemukan akan tetapi masih terkendala masalah metode
pengerjaan, waktu dan biaya konstruksi. Oleh karena itu diusulkan pendekatan baru
untuk menyelsaikan masalah ini yaitu Prestressed Floating Box (PFB) yang merupakan
konstruksi jalan pracetak dengan box prestressed berongga untuk menambah kekuatan
daya dukung dari tanah terhadap beban. Tujuan dari hal ini adalah mengetahui model
struktur dari PFB beserta sistem kerja dan metode pelaksanaannya, serta keunggulan
dibanding alternatif lain. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan identifikasi tanah
lunak, pemodelan iteraksi tanah dengan model PFB, pengolahan data, pembahasan,
serta kesimpulan. Hasil yang didapat yaitu model struktur Prestressed Floating Box
(PFB) merupakan segmen box berongga yang terdiri atas 2 lajur jalan, rongga udara,
saluran drainase, dan koperan, dimana dari setiap segmen PFB akan disatukan
menggunakan tendon prategang. Sedangkan Sistem kerja dari Prestressed Floating Box
(PFB) dalam mendukung beban adalah tergantung dari daya dukung butir tanah dan
memanfaat tekanan air pori tanah dalam mendukung beban jalan yang diaplikasikan
melalui struktur rongga pada PFB. Selain itu metode pengerjaan dari PFB, meliputi
moboliasasi alat berat, pengangkatan dan pemosisian tiap segmen, pemberian tekanan
pada setiap segmen agar tertanam, dan diakhiri dengan proses jacking tendon prategang.
Sehingga secara umum, dari aspek lingkungan, aspek teknis, aspek ekonomi, sistem
PFB ini memiliki kelebihan dibanding alternatif yang lain. Akan tetapi dari aspek sosial
akan mengurangi jumlah tenaga kerja tukang di lapangan.
Kata Kunci : PFB, Tanah Lunak, Floating, Daya apung, Box Prestressed
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jalan raya merupakan salah satu infrastruktur vital yang mendukung
pertumbuhan ekonomi di sebuah negara. Ruas jalan raya di indonesia tak terkecuali
harus melewati tanah tanah yang sangat sulit untuk mendukung beban bangunan,
terutama beban kendaraan pada jalan raya, salah satunya adalah tanah tanah lunak.
Apabila tanah pendukung yang dijumpai adalah tanah lunak, maka pemilihan jenis
pondasi akan lebih sulit. Permasalahan utama bila suatu bangunan berada di atas
tanah lunak adalah daya dukung dan penurunan, (Bowles, 1979).
Beberapa kasus kegagalan konstruksi jalan raya yang terjadi antara lain
beberapa kasus jalan ambles di jakarta dan surabaya. Berdasarkan data dari
Binamarga tahun 2012 bahwa jumlah jalan rusak berat mencapai 3,54% atau
sekiatar 1364,63 km. Dan sebagian besar yang mengakibatkan jalan rusak berat
adalah kondisi tanah dibawah perkerasan yang mendukung beban dari perkerasan
sangat jelek seperti tanah lunak. Sehingga permasalahan kegagalan konstruksi jalan
pada tanah lunak merupakan suatu masalah yang harus segera dicarikan solusi
untuk menyelsaikannya.
Berbagai pendekatan solusi yang selama ini dilakukan adalah melakukan
rekayasa konstruksi sarang laba-laba dan pondasi tiang pancang yang masih
memerlukan biaya yang mahal, cakar ayam modifikasi yang masih memiliki item
pekerjaan yang banyak sehingga metode pengerjaan yang rumit dan waktu
pengerjaan yang lama, serta metode perbaikan tanah dengan PVD yang
membutuhkan waktu pengerjaan yang sangat lama. Di sisi lain kebutuhan akan ruas
jalan diperlukan secepat mungkin untuk menunjang pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah. Sehingga solusi solusi yang ada selama ini masih belum bisa
memberikan biaya yang murah, pengerjaan yang mudah, dan waktu pengerjaan
yang cepat akan tetapi masih memenuhi secara teknis. Oleh karena itu diperlukan
pendekatan lain dalam meyelesaikan permasalahan ini.
Meninjau kasus yang telah disampaikan sebelumnya, tanah lunak
merupakan kondisi yang terletak antara kondisi cair dan kondisi padat. Kondisi
padat, konsep pondasi biasa bisa digunakan. Sedangkan pada kondisi cair, konsep
daya apung kapal bisa digunakan untuk menjaga stabilitas kapal. Oleh karena itu
dengan melihat konsep kondisi tanah lunak merupakan kondisi di antara tanah
padat dan kondisi cair, maka perpaduan konsep sistem kerja pondasi dangkal dan
sistem kerja daya apung kapal bisa diterapkan pada konstruksi p[ondasi yang
terletak pada tanah lunak.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan diusulkan sistem pondasi sekaligus
perkerasan jalan yang diperuntukan untuk tanah yang memiliki daya dukung
rendah, salah satunya adalah tanah lunak. Sistem ini dinamakan Prestressed
Floating Box (PFB).
1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan diselesaikan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana model struktur konstruksi jalan yang menggunakan Prestressed
Floating Box (PFB ) ?
Memenuhi
Kriteria
No
Optimasi
Yes
Pembahasan
Kesimpulan
2.6. Pembahasan
Pembahasan yang dilakukan berupa pembahasan hasil permodelan, desain elemen
struktur Prestressed Floating Box (PFB), metode pengerjaan, biaya konstruksi, waktu
pelaksanaan serta kajian dari berbagai aspek dari konstruksi jalan dengan sistem
Prestressed Floating Box (PFB).
III. Hasil dan Pembahasan
3.1.
Hasil permodelan
Data Tanah
Tanah dimodelkan sebaga springs dengan modulus subgrade tanah diperoleh dari
pengujian sifat tanah sebelumnya. Dari pengujian dan pengolahan data di dapatkan
modulus subgrade tanah Ks = 22892,7 kN/m3. Nilai Ks ini akan menjadi input
dalam pemodelan, yang dikenakan pada setiap permukaan pelat yang berinteraksi
dengan tanah. Selain itu berikut disajikan data parameter fisis dan mekanis tanah
lunak di wilayah wonorejo setelah diolah.
No
1
2
3
4
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
Data Beban
Beban yang bekerja berupa, berat sendiri struktur dan berat kendaraan yang melintas
di atasnya. Berat kendaraan ditentukan berdasarkan PP no.43-1993 Pasal 11.
Berdasarkan PP no.43-1993 Pasal 11, untuk kelas jalan I dan fungsi jalan arteri,
maka didapatkan MST 10 ton. Sehingga dalam perencanaan ini dipakai MST = 20
ton.
5
stabilitas struktur PFB yang berada diatas tanah lunak, dimana output stabilitas ini
diukur dari deformasi yang terjadi di semua elemen titi Prestressed Floating Box
(PFB). Berikut merupakan output deformasi dari iteraksi model struktur PFB
dengan tanah.
3.2.
Analisa Stabilitas
Nilai stabilitas dihitung berdasarkan teori daya dukung pondasi dangkal menurut
terzhaghi yang dikombinasikan dengan teorema archimedes. Berikut merupakan
perhitungan yang dilakukan :
Perhitungan daya dukung butir tanah
Qult
= c . Nc + q . Nq + 0,5 B .
Dari data tanah lunak, diketahui bahwa sudut geser dalam tanah = 0, maka
berdasarkan tabel faktor kapasitas daya dukung terzaghi didapatkan
Nc : 5,70
Nq : 1,00
6
Berdasarkan identifikasi sifat tanah sebelumnya, bahwa tanah lunak derajat
kejenuhan, SR = 92,24% yang berati tanah lunak terdiri atas 52,01 % air dan 47,99
% butir tanah, sehingga, gaya tekan ke atas yang sebenarnya terjadi adalah sebesar
Pa
= 52,01 % x 100 Kpa
Pa
= 52,01 kPa
Perhitungan beban yang bekerja
Luas penampang PFB
: 5,21 m2
Panjang segmen
:7m
Berat sendiri struktur
: 5,21 m2 x 7 m x 2400 Kg/m3
Berat lalu lintas kendaraan : 2 kendaraan @2 sumbu @20 ton
= 87528 Kg
= 80000 Kg
Beban Total
= 1,2 x (87528 Kg) + 1,6 x (80000 Kg)
Beban total
= 233033.6 Kg = 2330.4 kN
2330 .4
Tegangan total beban = 7 7 = 48,55 Kpa > 139,65+52,01 = 191,75 Kpa (OK)
3.3.
3.4.
Metode Pengerjaan
Sistem pengerjaan konstruksi jalan raya dengan sistem PFB sangatlah mudah, karena
semua komponen khususnya segmen PFB diproduksi dalam pabrik, sehingga tinggal
melakukan pemasangan, dan perakitan (jacking kebel tendon) dilapangan. Berikut
merupakan urutan metode konstruksi :
1. Mobilisasi alat berat crane untuk mengangkat segmen PFB
7
2. Melakukan penempatan segmen PFB pada titik yang ditentukan.
Kabel tendon
ditarik
Item Pekerjaan
Mobilisasi alat berat
Pengangkatan segmen
Penempatan dan pemosisian segmen
Proses penekanan segmen
Jacking kabel tendon
Total durasi
Durasi
1 hari
30 menit
30 menit
45 menit
1 jam
Jumlah
1
143
143
143
20 x 12 titik
Durasi Total
1 hari
9 hari
9 hari
13 hari
30 hari
62 hari
3.6. RAB
Biaya konstruksi dari PFB ini dihitung berdasarkan tabel berikut :
Tabel 3. RAB Prestressed Floating Box
Penampang
Panjang
Volume
Unit
Beton f'c 35
Tulangan (4%)
Tendon 7 wirestrand
Item Pengeluaran
5,21
0,0106
1000
1000
5210
1633856
83424,32
m3
Kg
Kg
Rp700.000,00
Rp9.000,00
Rp17.000,00
Rp3.647.000.000,00
Rp14.704.704.000,00
Rp1.418.213.429,10
Epoksi
Sewa Crane
745,03
-
Rp100.000,00
Rp2.800.000,00
Rp74.503.000,00
Rp89.600.000,00
Rp19.934.020.429,10
745,03
32
Total Biaya per KM
m
hari
Harga satuan
Total
Dari perhitungan pada tabel di atas diketahui bahwa biaya konstruksi dari sistem
PFB ini sekitar 20 Milyar per KM, nilai ini sangat jauh lebih kecil jika dibanding
dengan alternatif lain yang mencapai 80 Milyar per KM.
3.7. Tinjauan Aspek Lingkungan
Secara umum, alternative konstruksi jalan raya pada tanah lunak dengan sistem
Prestressed Floating Box (PFB) ini lebih ramah lingkungan dibanding alternative
yang telah ada, beberapa keunggulan PFB jika ditinjau dari aspek lingkungan
antara lain :
1. Tidak mengakibatkan polusi udara akibat debu, karena sistem ini tidak
menggunakan tanah sebagai timbunan, sehingga tidak mencemari lingkungan.
2. Tidak merusak ekosisem tanah lunak secara keseluruhan. Hal ini disebabkan,
dengan sistem floating, hanya bagian permukaan tanah lunak sedalam 1,5 m
yang tergantu, sehingga untuk kedalaman > 1,5 m tidak akan terjadi perubahan
secara signifikan. Begitupula untuk tanah bagian samping jalan juga tidak
terganggu akibat sistem ini. Sehingga makhluk hidup tetap bisa hidup pada
wilayah tersebut.
3. Dengan sistem pracetak dan dengan pemasangan langsung di lapangan, maka
sampah sisa konstruksi akan jauh lebih sedikit dibanding menggunakan
alternative PVD, tiang pancang, cakar ayam, sarang laba-laba atau alternative
yang lain, sehingga sistem PFB lebih ramah lingkungan dibandingkan alternatif
yang lain.
3.8. Tinjauan Aspek Sosial
Dengan sistem pracetak, serta rakit di lapangan, sistem Prestressed Floating Box
(PFB) ini tidak membutuhkan pekerja lapangan yang terlalu banyak. Memang
secara aspek ekonomi akan semakin bagus, akan tetapi dari sisi sosial, kurang bisa
memberdayakan mayarakat sekitar. Akan tetapi masih ada pos pos pekerjaan
yang bisa diperuntukan untuk masyarakat sekitar seperti keamanan dan
keselamatan kerja.
3.9. Tinjauan Aspek Ekonomi
Dengan menggunakan sistem Prestressed Floating Box (PFB), maka secara
ekonomi akan meberikan dampak sebagai berikut :
1. Semakin mempercepat pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi sangat
tergantung dari aspek infrastruktur terutama infrastruktur jalan. Semakin cepat
pembangunan infrastruktur jalan, maka laju pergerakan barang dan jasa juga
akan semakin cepat, hal ini secara tidak langsung akan mepercepat perputaran
uang dalam suatu wilayah, dan pada akhirnya akan meningktan laju
pertumbuhan ekonomi.
2. Dengan biaya konstruksi yang lebih murah dibanding alternatif yang lain, maka
sistem PFB ini akan mempercepat payback periode, karena investasi yang
dkeluarkan tidak terlalu besar.
3. Meningkatkan produksi industri beton pracetak dengan memproduksi segmen
Prestressed Floating Box ( PFB).
IV. Penutup
4.1. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut :
1. Model struktur Prestressed Floating Box (PFB) merupakan segmen box
berongga yang terdiri atas 2 lajur jalan, rongga udara, saluran drainase, dan
koperan, dimana dari setiap segmen PFB akan disatukan menggunakan tendon
prategang.
2. Sistem kerja dari Prestressed Floating Box (PFB) dalam mendukung beban
adalah tergantung dari daya dukung butir tanah dan memanfaat tekanan air pori
tanah dalam mendukung beban jalan yang diaplikasikan melalui struktur rongga
pada PFB.
3. Metode pengerjaan dari PFB, meliputi moboliasasi alat berat, pengangkatan dan
pemosisian tiap segmen, pemberian tekanan pada setiap segmen agar tertanam,
dan diakhiri dengan proses jacking tendon prategang.
4. Secara umum, dari aspek lingkungan, aspek teknis, aspek ekonomi, sistem PFB
ini memiliki kelebihan dibanding alternatif yang lain. Akan tetapi dari aspek
sosial akan mengurangi jumlah tenaga kerja tukang di lapangan.
4.2. Saran
Diharapkan ke depannya konsep struktur Prestressed Floating Box (PFB) ini dapat
dikaji secara empiris dan numeris untuk mendapatkan formula perencanaan yang
lebih akurat, sehingga mempermudah praktisi dalam perencanaannya.
Daftar Pustaka
Bowles, J. E. 1979. Physical And Geotecnical properties of soils. Mc Graw Hill Book
Company, NY.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah.2002.Panduan Geoteknik 1, Proses
Pembentukan tanah dan sifat sifat dasar tanah lunak. Pedoman Kimpraswil No :Pt
T-8-2002-B, 2002SNI 03-1726-2002. 2002.
Kok, H.G.M, E.G.V. Lonkhyusen, and F.A.C. Nierich. 1983. Bangunan Kapal. Zundort.
Netherland.
Terzaghi, K., Peck, R.B., and Mesri, G. (1996).Soil Mechanics in Engineering
Practice.3rd Edition.Wiley.
Direktorat Binamarga, Kementrian PU. 2012. Penyebab krusakan jalan.
www.Binamarga/berita/berita.php?id_berita=123 diakses tanggal 29 Agustus
2014 pukul 20.00