Anda di halaman 1dari 12

INDOCEMENT AWARDS

STR WRITING COMPETITION

Judul Karya :
PFB (Prestressed Floating Box) : Aplikasi perpaduan konsep daya dukung
pondasi dan konsep gaya apung sebagai suatu pendekatan desain konstruksi
jalan raya pada tanah lunak yang cepat dan ekonomis

WRT 14 - 047

Oleh :
M. Samsul Anam

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2014

Daftar Isi
Halaman............................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................ii
Daftar Gambar................................................................................................................ii
Daftar Tabel ....................................................................................................................ii
Abstrak ...........................................................................................................................iii
Pendahuluan
Latar Belakang ..........................................................................................................1
Rumusan masalah .....................................................................................................2
Tujuan .......................................................................................................................2
Manfaat......................................................................................................................2
Metode .............................................................................................................................2
Hasil dan Pembahasan
Hasil Permodelan ......................................................................................................3
Analisa Stabilitas .......................................................................................................5
Elemen PFB...............................................................................................................6
Metode Konstruksi ....................................................................................................6
Durasi Pekerjaan........................................................................................................7
RAB............................................................................................................................8
Tinjauan Aspek Lingkungan......................................................................................8
Tinjauan Aspek Sosial................................................................................................8
Tinjauan Aspek Ekonomi...........................................................................................8
Penutup
Kesimpulan.................................................................................................................9
Saran...........................................................................................................................9
Daftar Pustaka.................................................................................................................9

Daftar Gambar
Gambar 1. Diagram Alir Metode Penyelsaian Masalah..................................................2
Gambar 2. Pembebanan pada PFB yang menumpu pada spring tanah...........................4
Gambar 3. Geometri PFB....................................................................................................4
Gambar 4. Ouput deformasi hasil permodelan......................................................................5
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Parameter fisis dan mekanis tanah lunak.................................................................3
Tabel 2. Perencanaan Durasi Pekerjaan............................................................................7
Tabel 3. RAB Prestressed Floating Box...........................................................................8

PFB (Prestressed Floating Box) : Aplikasi perpaduan konsep daya dukung pondasi
dan konsep gaya apung sebagai suatu pendekatan desain konstruksi jalan raya
pada tanah lunak yang cepat dan ekonomis
M. Samsul Anam1
1)

Jurusan Teknik Sipil,, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya
msamsulanam.ce.its@gmail.com

ABSTRAK
Kasus kerusakan jalan merupakan fenomena baru yang sering terjadi. Jumlah
jalan rusak berat mencapai 3,54% atau sekiatar 1364,63 km (Binamarga, 2012). Dan
sebagian besar yang mengakibatkan jalan rusak berat adalah kondisi tanah dibawah
perkerasan yang mendukung beban dari perkerasan sangat jelek seperti tanah lunak.
Berbagai solusi telah ditemukan akan tetapi masih terkendala masalah metode
pengerjaan, waktu dan biaya konstruksi. Oleh karena itu diusulkan pendekatan baru
untuk menyelsaikan masalah ini yaitu Prestressed Floating Box (PFB) yang merupakan
konstruksi jalan pracetak dengan box prestressed berongga untuk menambah kekuatan
daya dukung dari tanah terhadap beban. Tujuan dari hal ini adalah mengetahui model
struktur dari PFB beserta sistem kerja dan metode pelaksanaannya, serta keunggulan
dibanding alternatif lain. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan identifikasi tanah
lunak, pemodelan iteraksi tanah dengan model PFB, pengolahan data, pembahasan,
serta kesimpulan. Hasil yang didapat yaitu model struktur Prestressed Floating Box
(PFB) merupakan segmen box berongga yang terdiri atas 2 lajur jalan, rongga udara,
saluran drainase, dan koperan, dimana dari setiap segmen PFB akan disatukan
menggunakan tendon prategang. Sedangkan Sistem kerja dari Prestressed Floating Box
(PFB) dalam mendukung beban adalah tergantung dari daya dukung butir tanah dan
memanfaat tekanan air pori tanah dalam mendukung beban jalan yang diaplikasikan
melalui struktur rongga pada PFB. Selain itu metode pengerjaan dari PFB, meliputi
moboliasasi alat berat, pengangkatan dan pemosisian tiap segmen, pemberian tekanan
pada setiap segmen agar tertanam, dan diakhiri dengan proses jacking tendon prategang.
Sehingga secara umum, dari aspek lingkungan, aspek teknis, aspek ekonomi, sistem
PFB ini memiliki kelebihan dibanding alternatif yang lain. Akan tetapi dari aspek sosial
akan mengurangi jumlah tenaga kerja tukang di lapangan.
Kata Kunci : PFB, Tanah Lunak, Floating, Daya apung, Box Prestressed

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jalan raya merupakan salah satu infrastruktur vital yang mendukung
pertumbuhan ekonomi di sebuah negara. Ruas jalan raya di indonesia tak terkecuali
harus melewati tanah tanah yang sangat sulit untuk mendukung beban bangunan,
terutama beban kendaraan pada jalan raya, salah satunya adalah tanah tanah lunak.
Apabila tanah pendukung yang dijumpai adalah tanah lunak, maka pemilihan jenis
pondasi akan lebih sulit. Permasalahan utama bila suatu bangunan berada di atas
tanah lunak adalah daya dukung dan penurunan, (Bowles, 1979).
Beberapa kasus kegagalan konstruksi jalan raya yang terjadi antara lain
beberapa kasus jalan ambles di jakarta dan surabaya. Berdasarkan data dari
Binamarga tahun 2012 bahwa jumlah jalan rusak berat mencapai 3,54% atau
sekiatar 1364,63 km. Dan sebagian besar yang mengakibatkan jalan rusak berat
adalah kondisi tanah dibawah perkerasan yang mendukung beban dari perkerasan
sangat jelek seperti tanah lunak. Sehingga permasalahan kegagalan konstruksi jalan
pada tanah lunak merupakan suatu masalah yang harus segera dicarikan solusi
untuk menyelsaikannya.
Berbagai pendekatan solusi yang selama ini dilakukan adalah melakukan
rekayasa konstruksi sarang laba-laba dan pondasi tiang pancang yang masih
memerlukan biaya yang mahal, cakar ayam modifikasi yang masih memiliki item
pekerjaan yang banyak sehingga metode pengerjaan yang rumit dan waktu
pengerjaan yang lama, serta metode perbaikan tanah dengan PVD yang
membutuhkan waktu pengerjaan yang sangat lama. Di sisi lain kebutuhan akan ruas
jalan diperlukan secepat mungkin untuk menunjang pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah. Sehingga solusi solusi yang ada selama ini masih belum bisa
memberikan biaya yang murah, pengerjaan yang mudah, dan waktu pengerjaan
yang cepat akan tetapi masih memenuhi secara teknis. Oleh karena itu diperlukan
pendekatan lain dalam meyelesaikan permasalahan ini.
Meninjau kasus yang telah disampaikan sebelumnya, tanah lunak
merupakan kondisi yang terletak antara kondisi cair dan kondisi padat. Kondisi
padat, konsep pondasi biasa bisa digunakan. Sedangkan pada kondisi cair, konsep
daya apung kapal bisa digunakan untuk menjaga stabilitas kapal. Oleh karena itu
dengan melihat konsep kondisi tanah lunak merupakan kondisi di antara tanah
padat dan kondisi cair, maka perpaduan konsep sistem kerja pondasi dangkal dan
sistem kerja daya apung kapal bisa diterapkan pada konstruksi p[ondasi yang
terletak pada tanah lunak.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan diusulkan sistem pondasi sekaligus
perkerasan jalan yang diperuntukan untuk tanah yang memiliki daya dukung
rendah, salah satunya adalah tanah lunak. Sistem ini dinamakan Prestressed
Floating Box (PFB).
1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan diselesaikan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana model struktur konstruksi jalan yang menggunakan Prestressed
Floating Box (PFB ) ?

2. Bagaimana sistem kerja dari Prestressed Floating Box (PFB ) sebagai


perpaduan pondasi dangkal dan daya apung kapal dalam mendukung beban
konstruksi pada tanah lunak?
3. Bagaimana metode kontruksi Prestressed Floating Box (PFB ) pada kontruksi
jalan raya yang berada pada tanah lunak ?
4. Apakah keunggulan dari Prestressed Floating Box (PFB ) dibandingkan
dengan solusi yang telah ada sebelumnya ?
1.3. Tujuan Program
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menemukan model struktur konstruksi jalan yang menggunakan Prestressed
Floating Box System (Sistem PFB ).
2. Mengetahui sistem kerja dari Prestressed Floating Box (PFB) sebagai
perpaduan pondasi dangkal dan daya apung kapal dalam mendukung beban
konstruksi pada tanah lunak.
3. Mendapatkan metode kontruksi Prestressed Floating Box (PFB) pada
kontruksi jalan raya yang berada pada tanah lunak.
4. Mengetahui keunggulan dari Prestressed Floating Box (PFB) dibandingkan
dengan solusi yang telah ada sebelumnya.
1.4. Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menyelsaikan permsalahan kasus kegagalan konstruksi jalan yang terjadi pada
tanah lunak yang dapat mengakibatkan keretakan bahkan samapi keruntuhan
konstruksi.
2. Memberikan alternatif baru dalam konstruksi jalan pada tanah lunak yang lebih
ekonomis, dan mudah dilaksanakan.
3. Sebagai referensi bagi peneliti lain terkait rekayasa konstruksi pada tanah
lunak.
II. METODE
Dalam menyelesaikan rumusan permasalahan, penulis melakukan langkah sebagai berikut:
Start
Studi Literatur
Survey dan Pengambilan
sampel tanah lunak
Identifikasi sifat fisis dan
mekanis tanah lunak
Permodelan PFB
Analisis Data

Memenuhi
Kriteria

No

Optimasi

Yes
Pembahasan
Kesimpulan

Gambar 1. Diagram alir metode penyelesaian masalah

2.1. Studi Literatur


Kegiatan ini dilakukan untuk mencari data-data penunjang yang diambil dari bukubuku terkait mekanika tanah, teknik pondasi, stabilitas kapal serta jurnal ilmiah
nasional maupun internasional. Beberapa materi yang menjadi rujukan pustaka dalam
merealisasikan program ini adalah kajian terkait karaketristik tanah lunak, daya
dukung tanah terhadap pondasi, stabilitas kapal, daya apung kapal, stabilitas pondasi,
dan prestressed concrete streucture.

2.2. Survey dan Pengambilan Sampel Tanah Lunak


Survey dan pengambilan sampel tanah lunak dilakukan di wilayah rawa, Wonorejo,
Surabaya Timur. Sampel tanah yang diambil berjumlah 4 tabung yang diambil dari 4
titik yang berbeda.

2.3. Identifikasi Parameter tanah Lunak


Kontruksi jalan tidak akan bisa berdiri tanpa adanya tanah yang mendukungnya. Oleh
karena itu pada tahap ini perlu diadakan identifikasi karakteristik tanah lunak. Sample
tanah yang akan diidentifikasi adalah sample tanah lunak di wilayah rawa, Wonorejo,
Surabaya Timur. Identifikasi tanah lunak dilakukan untuk mengetahui parameter fisik
dan mekanis tanah. Parameter tanah ini akan menjadi input pemodelan Prestressed
Floating Box (PFB).

2.4. Permodelan Prestressed Floating Box (PFB)


Permodelan PFB dilakukan menggunakan program bantu SAP2000 dengan
memodelkan tanah lunak sebagai spring pada SAP2000. Permodelan dilakukan untuk
mengetahui iteraksi struktur PFB dan tanah dalam mendukung beban. Input dari
pemodelan ini berupa data parameter fisis dan mekanis tanah lunak serta geometri dari
Prestressed Floating Box (PFB). Sedangkan Output pengujian ini beruapa defleksi
pada PFB. Apabila defleksi memenuhi defleksi ijin, maka model PFB aman. Apabila
tidak, maka harus dilakukan design ulang (redesign).

2.5. Analisis data


Ouput dari pemodelan merupakan defleksi dari semua elemen titik yang ada pada
struktur Prestressed Floating Box (PFB). Sehingga harus didapatkan defleksi
maksimum dari keseluruhan sistem struktur. Nilai defleksi ini yang menjadi acuan
kompatibilitas iteraksi sistem struktur PFB dengan tanah lunak.

2.6. Pembahasan
Pembahasan yang dilakukan berupa pembahasan hasil permodelan, desain elemen
struktur Prestressed Floating Box (PFB), metode pengerjaan, biaya konstruksi, waktu
pelaksanaan serta kajian dari berbagai aspek dari konstruksi jalan dengan sistem
Prestressed Floating Box (PFB).
III. Hasil dan Pembahasan
3.1.
Hasil permodelan
Data Tanah
Tanah dimodelkan sebaga springs dengan modulus subgrade tanah diperoleh dari
pengujian sifat tanah sebelumnya. Dari pengujian dan pengolahan data di dapatkan
modulus subgrade tanah Ks = 22892,7 kN/m3. Nilai Ks ini akan menjadi input
dalam pemodelan, yang dikenakan pada setiap permukaan pelat yang berinteraksi
dengan tanah. Selain itu berikut disajikan data parameter fisis dan mekanis tanah
lunak di wilayah wonorejo setelah diolah.
No
1
2
3

Tabel 1. Parameter fisis dan mekanis tanah lunak


Parameter
Nilai
Parameter Fisis Tanah
Spesific Gravity (Gs )
2.49
Angka Pori ( e )
2.85
Porositas ( n )
0.74

4
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4

Derajat Kejenuhan (Sr)


92.24 %
Kadar Air (Wc)
105.39 %
moist
1.33 gram/cc
saturated
1.388 gram/cc
dry
0.683 gram/cc
Jenis Tanah
Elastic Silt
Gradasi
Uniform Graded
Parameter Mekanis
Modulus Young (E)
6.04 Kg/cm2
Cohessive Undrained (Cu)
0.245 Kg/cm2
Poisson Ratio (v)
0.35
Sudut Geser Dalam ()
0o

Data Beban
Beban yang bekerja berupa, berat sendiri struktur dan berat kendaraan yang melintas
di atasnya. Berat kendaraan ditentukan berdasarkan PP no.43-1993 Pasal 11.
Berdasarkan PP no.43-1993 Pasal 11, untuk kelas jalan I dan fungsi jalan arteri,
maka didapatkan MST 10 ton. Sehingga dalam perencanaan ini dipakai MST = 20
ton.

Gambar 2. Pembebanan pada PFB yang menumpu pada spring tanah


Geometri Prestressed Floating Box (PFB)

Gambar 3. Geometri PFB


Output Permodelan
Permodelan menggunakan program bantu SAP2000, dengan memodelkan tanah
sebagai spring, memasukan beban kendaraan sebesar MST = 20 ton = 200 kN, serta
memasukan input geometri Prestressed Floating Box (PFB), didapatkan output

5
stabilitas struktur PFB yang berada diatas tanah lunak, dimana output stabilitas ini
diukur dari deformasi yang terjadi di semua elemen titi Prestressed Floating Box
(PFB). Berikut merupakan output deformasi dari iteraksi model struktur PFB
dengan tanah.

Gambar 4. Ouput deformasi hasil permodelan


Dari digram kontur deformasi diatas diketahui bahwa deformasi maksimum yang
terjadi adalah sebesar 3,64 x 10-3 m =3,64 x 10-1 cm = 0,364 cm, nilai deformasi ini
masih memenuhi deformasi maksimum yang diijinkan oleh T.C. Wang sebesar 1 in
(2,54 cm). Nilai stabilitas ini dapat terjadi karena selain pengaruh daya dukung butir
tanah, tekanan air pori juga memberikan kontribusi gaya ke atas dalam menahan
beban. Dalam berbagai perencanaan belum pernah ada yang menerapkan
pendekatan ini.

3.2.

Analisa Stabilitas
Nilai stabilitas dihitung berdasarkan teori daya dukung pondasi dangkal menurut
terzhaghi yang dikombinasikan dengan teorema archimedes. Berikut merupakan
perhitungan yang dilakukan :
Perhitungan daya dukung butir tanah
Qult
= c . Nc + q . Nq + 0,5 B .
Dari data tanah lunak, diketahui bahwa sudut geser dalam tanah = 0, maka
berdasarkan tabel faktor kapasitas daya dukung terzaghi didapatkan
Nc : 5,70
Nq : 1,00

Sehingga daya dukung pondasi dihitung sebagai berikut :


Qult
= c . Nc + q . Nq + 0,5 B . '
Qult
= 24,5 . 5,70 + 0 . 1,00 + 0,5 . 7 . (13.88 10)
Qult
= 139,65 kPa
Perhitungan gaya angkat tekanan pori air
Pa
= h . g
= 1000 . (1,0 ) . 10
= 100 kpa

6
Berdasarkan identifikasi sifat tanah sebelumnya, bahwa tanah lunak derajat
kejenuhan, SR = 92,24% yang berati tanah lunak terdiri atas 52,01 % air dan 47,99
% butir tanah, sehingga, gaya tekan ke atas yang sebenarnya terjadi adalah sebesar
Pa
= 52,01 % x 100 Kpa
Pa
= 52,01 kPa
Perhitungan beban yang bekerja
Luas penampang PFB
: 5,21 m2
Panjang segmen
:7m
Berat sendiri struktur
: 5,21 m2 x 7 m x 2400 Kg/m3
Berat lalu lintas kendaraan : 2 kendaraan @2 sumbu @20 ton

= 87528 Kg
= 80000 Kg

Beban Total
= 1,2 x (87528 Kg) + 1,6 x (80000 Kg)
Beban total
= 233033.6 Kg = 2330.4 kN
2330 .4
Tegangan total beban = 7 7 = 48,55 Kpa > 139,65+52,01 = 191,75 Kpa (OK)

3.3.

Elemen Struktur PFB


Elemen dari konstruksi jalan raya yang menggunakan Prestressed Floating Box
(PFB) ini adalah segmen PFB yang terdiri atas lajur 1 dan lajur 2, saluran drainase,
rongga udara, koperan. Untuk menyatukan segmen PFB digunakan kabel tendon
dengan sistem post tension bonded prestressed structure. Pemilihan sistem bonded
dikarenakan struktur PFB terletak pada tanah yang rentan terjadi korosi pada kabel
tendon, segingga perlu ditutup.
Lajur, berfungsi sebagai area kendaraan melaju. Terdapat 2 lajur yaitu lajur 1
dan lajur 2. Posisi lajur ini berada tepat diatas rongga udara.
Saluran drainase, saluran drainase berfungsi melayani aliran permukaan dari
permukaan jalan raya akibat hujan, sehingga tidak terjadi genangan pada jalan
raya. Saluran drainase dilengkapi pompa air dibeberapa titik apabila pengaliran
dengan sistem gravitasi tidak mungkin terjadi.
Rongga udara, selain mengurangi berat struktur, rongga udara juga berfungsi
memanfaatkan takanan air pori yang terdapat pada tanah lunak. Oleh karena itu
sambungan antar segmen PFB harus rapat dan tidak memungkinkan air untuk
masuk ke dalam rongga udara.
Koperan, berfungsi sebagai pelindung struktur bagian tepi, selain itu koperan
juga memiliki fungsi sebagai penghalang kelembapan vertikal (vertical
moisture barrier) yaitu menjaga kadar air di bawah konstruksi PFB.
Kabel Tendon, berfungsi untuk menyatukan segmen PFB yang satu dengan
segmen PFB yang lain sehingga membentuk konstruksi jalan raya yang utuh.

3.4.

Metode Pengerjaan
Sistem pengerjaan konstruksi jalan raya dengan sistem PFB sangatlah mudah, karena
semua komponen khususnya segmen PFB diproduksi dalam pabrik, sehingga tinggal
melakukan pemasangan, dan perakitan (jacking kebel tendon) dilapangan. Berikut
merupakan urutan metode konstruksi :
1. Mobilisasi alat berat crane untuk mengangkat segmen PFB

7
2. Melakukan penempatan segmen PFB pada titik yang ditentukan.

3. Melakukan pemasangan untuk segmen berikutnya.

4. Memberikan tekanan vertikal ke bawah pada segmen PFB, sampai kedalaman


tertentu yang direncanakan sesuai beban layan. Tanah tidak boleh digali.
P

5. Melakukan jacking kabel tendon, untuk menyatukan antara segmen PFB.

Kabel tendon
ditarik

3.5. Durasi Pekerjaan


Waktu pengerjaan ditentukan berdasarkan metode konstruksi yang telah dijelaskan
sebelumnya. Sehingga setiap langkah dari metode konstruksi memiliki durasi
pekerjaan tersendiri, yang tergantung juga dari produktivitas pekerja dan
produktivitas alat. Berikut merupakan perhitungan durasi pengerjaan konstruksi
jalan raya dengan sistem Prestressed Floating Box (PFB) untuk setiap 1 km.
Tabel 2. Perencanaan Durasi pekerjaan
No
1
2
3
4
5

Item Pekerjaan
Mobilisasi alat berat
Pengangkatan segmen
Penempatan dan pemosisian segmen
Proses penekanan segmen
Jacking kabel tendon
Total durasi

Durasi
1 hari
30 menit
30 menit
45 menit
1 jam

Jumlah
1
143
143
143
20 x 12 titik

Durasi Total
1 hari
9 hari
9 hari
13 hari
30 hari
62 hari

3.6. RAB
Biaya konstruksi dari PFB ini dihitung berdasarkan tabel berikut :
Tabel 3. RAB Prestressed Floating Box
Penampang

Panjang

Volume

Unit

Beton f'c 35
Tulangan (4%)
Tendon 7 wirestrand

Item Pengeluaran

5,21
0,0106

1000
1000

5210
1633856
83424,32

m3
Kg
Kg

Rp700.000,00
Rp9.000,00
Rp17.000,00

Rp3.647.000.000,00
Rp14.704.704.000,00
Rp1.418.213.429,10

Epoksi
Sewa Crane

745,03
-

Rp100.000,00
Rp2.800.000,00

Rp74.503.000,00
Rp89.600.000,00
Rp19.934.020.429,10

745,03
32
Total Biaya per KM

m
hari

Harga satuan

Total

Dari perhitungan pada tabel di atas diketahui bahwa biaya konstruksi dari sistem
PFB ini sekitar 20 Milyar per KM, nilai ini sangat jauh lebih kecil jika dibanding
dengan alternatif lain yang mencapai 80 Milyar per KM.
3.7. Tinjauan Aspek Lingkungan
Secara umum, alternative konstruksi jalan raya pada tanah lunak dengan sistem
Prestressed Floating Box (PFB) ini lebih ramah lingkungan dibanding alternative
yang telah ada, beberapa keunggulan PFB jika ditinjau dari aspek lingkungan
antara lain :
1. Tidak mengakibatkan polusi udara akibat debu, karena sistem ini tidak
menggunakan tanah sebagai timbunan, sehingga tidak mencemari lingkungan.
2. Tidak merusak ekosisem tanah lunak secara keseluruhan. Hal ini disebabkan,
dengan sistem floating, hanya bagian permukaan tanah lunak sedalam 1,5 m
yang tergantu, sehingga untuk kedalaman > 1,5 m tidak akan terjadi perubahan
secara signifikan. Begitupula untuk tanah bagian samping jalan juga tidak
terganggu akibat sistem ini. Sehingga makhluk hidup tetap bisa hidup pada
wilayah tersebut.
3. Dengan sistem pracetak dan dengan pemasangan langsung di lapangan, maka
sampah sisa konstruksi akan jauh lebih sedikit dibanding menggunakan
alternative PVD, tiang pancang, cakar ayam, sarang laba-laba atau alternative
yang lain, sehingga sistem PFB lebih ramah lingkungan dibandingkan alternatif
yang lain.
3.8. Tinjauan Aspek Sosial
Dengan sistem pracetak, serta rakit di lapangan, sistem Prestressed Floating Box
(PFB) ini tidak membutuhkan pekerja lapangan yang terlalu banyak. Memang
secara aspek ekonomi akan semakin bagus, akan tetapi dari sisi sosial, kurang bisa
memberdayakan mayarakat sekitar. Akan tetapi masih ada pos pos pekerjaan
yang bisa diperuntukan untuk masyarakat sekitar seperti keamanan dan
keselamatan kerja.
3.9. Tinjauan Aspek Ekonomi
Dengan menggunakan sistem Prestressed Floating Box (PFB), maka secara
ekonomi akan meberikan dampak sebagai berikut :
1. Semakin mempercepat pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi sangat
tergantung dari aspek infrastruktur terutama infrastruktur jalan. Semakin cepat
pembangunan infrastruktur jalan, maka laju pergerakan barang dan jasa juga
akan semakin cepat, hal ini secara tidak langsung akan mepercepat perputaran
uang dalam suatu wilayah, dan pada akhirnya akan meningktan laju
pertumbuhan ekonomi.

2. Dengan biaya konstruksi yang lebih murah dibanding alternatif yang lain, maka
sistem PFB ini akan mempercepat payback periode, karena investasi yang
dkeluarkan tidak terlalu besar.
3. Meningkatkan produksi industri beton pracetak dengan memproduksi segmen
Prestressed Floating Box ( PFB).
IV. Penutup
4.1. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut :
1. Model struktur Prestressed Floating Box (PFB) merupakan segmen box
berongga yang terdiri atas 2 lajur jalan, rongga udara, saluran drainase, dan
koperan, dimana dari setiap segmen PFB akan disatukan menggunakan tendon
prategang.

2. Sistem kerja dari Prestressed Floating Box (PFB) dalam mendukung beban
adalah tergantung dari daya dukung butir tanah dan memanfaat tekanan air pori
tanah dalam mendukung beban jalan yang diaplikasikan melalui struktur rongga
pada PFB.
3. Metode pengerjaan dari PFB, meliputi moboliasasi alat berat, pengangkatan dan
pemosisian tiap segmen, pemberian tekanan pada setiap segmen agar tertanam,
dan diakhiri dengan proses jacking tendon prategang.
4. Secara umum, dari aspek lingkungan, aspek teknis, aspek ekonomi, sistem PFB
ini memiliki kelebihan dibanding alternatif yang lain. Akan tetapi dari aspek
sosial akan mengurangi jumlah tenaga kerja tukang di lapangan.
4.2. Saran
Diharapkan ke depannya konsep struktur Prestressed Floating Box (PFB) ini dapat
dikaji secara empiris dan numeris untuk mendapatkan formula perencanaan yang
lebih akurat, sehingga mempermudah praktisi dalam perencanaannya.
Daftar Pustaka
Bowles, J. E. 1979. Physical And Geotecnical properties of soils. Mc Graw Hill Book
Company, NY.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah.2002.Panduan Geoteknik 1, Proses
Pembentukan tanah dan sifat sifat dasar tanah lunak. Pedoman Kimpraswil No :Pt
T-8-2002-B, 2002SNI 03-1726-2002. 2002.
Kok, H.G.M, E.G.V. Lonkhyusen, and F.A.C. Nierich. 1983. Bangunan Kapal. Zundort.
Netherland.
Terzaghi, K., Peck, R.B., and Mesri, G. (1996).Soil Mechanics in Engineering
Practice.3rd Edition.Wiley.
Direktorat Binamarga, Kementrian PU. 2012. Penyebab krusakan jalan.
www.Binamarga/berita/berita.php?id_berita=123 diakses tanggal 29 Agustus
2014 pukul 20.00

Anda mungkin juga menyukai