Anda di halaman 1dari 118

DESAIN KRITERIA PERENCANAAN PERKERASAN

Oleh

Ajang Zaenal Afandi

02/21/24 1
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM

Setelah selesai mengikuti pelajaran Perencanaan Perkerasan


ini diharapkan peserta memiliki kemampuan untuk
menjelaskan tentang
 Desain Kriteria Perencanaan Perkerasan Kaku
 Desain Kriteria Perencanaan Perkerasan Lentur
 Desain Kriteria Perencanaan Rehabilitasi Jalan

02/21/24 2
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

Selesai mengikuti pelajaran ini peserta diharapkan memiliki


kemampuan untuk Menjelaskan tentang Desain Kriteria
Perencanaan Perkerasan Baru maupun Rehabilitasi:
 Perkerasan Kaku dan Perkerasan Lentur dengan Manual
Desain Perkerasan (MDP) 2017

02/21/24 3
Daftar Pustaka
Pd T-01-2002-B Pedoman Perencanaan Tebal
Perkerasan Lentur
Pd T-14-2003 Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan
Beton Semen
Pd T-05- 2005 Perencanaan Tebal Lapis Tambah
PerkerasanLentur dengan Metode Lendutan
Austroads, Pavement Design, A Guide to the
Structural Design of Pavements, 2008
AASHTO Guide for Design of Pavement Structure,
1993
Manual Desain Perkerasan (MDP) Jalan 2017
02/21/24 4
PERKERASAN JALAN
• Perkerasan jalan adalah satu atau beberapa lapis material
yang dipadatkan diatas tanah dasar dengan maksud agar
lalu lintas dapat berjalan dengan lancar tanpa terhambat

 Fungsi perkerasan jalan adalah mengusahakan agar tanah


dasar lebih tahan terhadap beban lalu lintas dan cuaca
sedemikian sehingga usaha pemeliharaan mampu
mempertahankan permukaan untuk tetap dalam kondisi layak
untuk dilewati.

02/21/24 5
PERKERASAN JALAN
 Apakah semua jalan harus diperkeras ?
 Apabila tanah dasar cukup keras dan kuat menerima beban
lalu lintas dan cuaca, maka perkerasan tidak diperlukan
(contoh : jalan yang dibuat diatas batu galian).
 Apa definisi ”desain perkerasan jalan” ?
 Desain perkerasan jalan adalah cara untuk menghitung tebal
lapis-lapis perkerasan jalan yang paling ekonomis dengan
memperhitungkan kekuatan tanah dasar, sifat dan kekuatan
lapis-lapis perkerasan, beban dan frekuensi lalu lintas serta
umur rencana yang diharapkan.

02/21/24 6
Perkerasan Jalan

 Apa itu ”perkerasan lentur” ?


 Perkerasan yang menggunakan binder (bahan pengikat
batuan) bersifat lentur (misalnya aspal).
 Apa itu ”perkerasan kaku” ?
 Perkerasan yang menggunakan binder yang bersifat kaku
(misalnya semen Portland).

02/21/24 7
Perkerasan Jalan
 Apa itu ”stabilisasi tanah” ?
 Proses pengolahan tanah dasar yang lemah/lunak/tidak tahan
beban/mudah berubah sifat bila ada instrusi air, dengan
menambahkan material lain/zat aditif/proses tertentu, menjadi
tanah dasar yang lebih baik dalam fungsinya menerima
beban lalu lintas atau pengaruh air.
 Apa itu ”jalan tanah” ?
 Jalan tanah adalah jalan yang terdiri dari permukaan tanah
setempat, diratakan sehingga bisa dilalui lalu lintas tanpa
hambatan.
 Apa itu ”jalan kerikil” ?
 Jalan yang dibuat tanah dasar setempat dicampur dengan
kerikil (batu seadanya berukuran kecil tanpa dipecah dan
biasanya bulat) agar lebih tahan menerima beban lalu lintas
dan pengaruh cuaca.
02/21/24 8
Perkerasan Jalan

 Apa itu ”penetrasi macadam” ?


 Lapis penutup perkerasan jalan terdiri dari batu pecah 5/7 dan
ditabur dengan batu pecah 2/3 cm dpadatkan setengah
matang disemprot dengan aspal 4,5 l/m2 baru dipadatkan
sempurna.
 Apa itu CTB dan apa CTSB?
 Apa itu Soil Cement?

02/21/24 9
Perkerasan Jalan
 Apakah semua permukaan jalan perlu di desain ?
 Desain perkerasan jalan hanya efektif untuk jalan dengan lalu
lintas cukup besar (umumnya diatas 300 kendaraan per hari).
Untuk lalu lintas kecil bisa menggunakan tebal minimum
masing-masing lapis perkerasan, menggunakan tebal standar
atau bisa juga dibiarkan tetap tanpa perkerasan sejauh lalu
lintas tidak terhambat dan usaha pemeliharaan mampu
mencegah kerusak permukaan jalan.

02/21/24 10
Jenis Perkerasan
 Jalan tanah atau stabilitasi tanah (jalan tanpa perkerasan atau
hanya tanah setempat distabilitasi).
 Perkerasan sederhana, Perkerasan Telford, pondasi mencadam,
ditutup dengan lapis penterasi mencadam atau Burtu dan Burda.
 Perkerasan bertahap, perkerasan berupa peningkatan dari jenis
perkerasan sederhana yang ditambah lapis-lapis beton aspal secara
bertahap untuk meningkatkan kemampuannya menerima beban lalul
lintas yang semakin berat.
 Perkerasan permanen, perkerasan yang sejak awal di desain untuk
menampung beban lalu lintas yang sudah direncanakan, umumnya
lintas berat, padat dan berjalan cepat dan diharapkan berfungsi
selama umur rencananya.

02/21/24 11
PERBEDAAN ANTARA PERKERASAN
KAKU DGN LENTUR
 Perbedaan yg esensi antara kedua jenis perkerasan ini
adalah bagaimana distribusi beban disalurkan ke subgrade.
 Perkerasan kaku karena mempunyai kekakuan dan stiffnes,
akan mendistribusikan beban pada daerah yg relatif luas
pada subgrade, beton sendiri bagian utama yg menanggung
beban struktural.
 Perkerasan lentur dibuat dgn material yg relatif kurang kaku,
sehingga tidak menyebarkan beban sebaik pada beton,
sehingga memerlukan tebal yang lebih besar untuk
meneruskan beban ke subgrade.
02/21/24 12
PERBEDAAN ANTARA PERKERASAN
KAKU DGN LENTUR

 Faktor yg dipertimbangkan dalam disain perkerasan beton


adalah kekuatan struktur beton, dengan alasan ini variasi
kecil pada subgrade mempunyai pengaruh yg kecil pada
kapasitas perkerasan menanggung beban.
 Perbedaan lain bahwa perkerasan beton menyediakan
kemungkinan berbagai tekstur, warna perkerasan, sehingga
secara asitektur lebih baik.

02/21/24 13
PERBEDAAN PERKERASAN RIGID
DGTN FLEKSIBEL

02/21/24 14
JENIS DAN FUNGSI LAPISAN PERKERASAN
Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakan
diatas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut
berfungsi untuk menerima beban lalu-lintas dan menyebarkannya ke lapisan
di bawahnya. Beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan melalui
bidang kontak roda berupa beban terbagi rata Po, beban tersebut diterima
oleh lapisan permukaan dan disebarkan ke tanah dasar menjadi P1 yang lebih
dari daya dukung tanah dasar .
Bab I : Gambaraan Umum Perkerasan Jalan

 Dengan kekakuannya (kekuatannya) sendiri mendukung beban (lalu


lintas) yang diterimanya; Seperti asumsi di atas, bahwa perkerasan
lentur dibayangkan seperti lembaran karet, sebenarnya dia juga punya
kekakuan yang mampu mendukung beban meskipun tidak sekuat
lembaran baja.
 Dengan ketebalan perkerasannya untuk menyebarkan beban lalu lintas
dipermukaan perkerasan menjadi tekanan yang mampu diterima oleh
Sub Grade

Lapis permukaan
Lapis Base
Lapis Sub Base
Subgrade
Gambar 1: Mekanisme penyebaran tekanan akibat beban pada lapisan perkersana lentur
16
02/21/24 17
02/21/24 18
02/21/24 19
02/21/24 20
02/21/24 21
02/21/24 22
02/21/24 23
02/21/24 24
PENANGANAN TANAH PROBLEMATIK
(Hasil Survey Geologi dan Geoteknik)

1. Solusi dengan pekerjaan tanah


2. Solusi dengan perbaikan tanah

02/21/24 25
SOLUSI DENGAN PEKERJAAN TANAH
Lima metode yang telah diterima & diterapkan di
Indonesia :
1. Penggantian & Pendesakan material
(Replacement & Displacement)
2. Beban Kontra (Counterweight Berms)
3. Penambahan Beban (Surcharging)
4. Konstruksi Bertahap (Staged Constrution)
5. Penggantian Material Ringan (Use of Light
Material)

02/21/24 26
1. Penggantian & Pendesakan Material

02/21/24 27
1. Pendesakan (Displacement)

02/21/24 28
1. Pendesakan (Displacement)

02/21/24 29
2. Beban Kontra (Counterwight Berms)

02/21/24 30
3. Penambahan beban (Surcharge)
Metode ini efektif, bergantung pd :

1. Ketebalan tanah lunak


2. Permeabilitas tanah lunak
3. Adanya lapisan permeabel (drainage layers)
4. Waktu pelaksanaan yang tersedia
5. Kuat geser tanah lunak.

02/21/24 31
4. Beban bertahap
1. Bila tanah lunak dibebani, rongga (angka pori) tanah
bawah akan mengecil, kepadatan tanah akan naik, kuat
geser tak terdrainase (undrained) juga naik,

2. Peningkatan kuat geser pada tanah bawah permukaan


merupakan fungsi dari Derajat konsolidasi,

3. Karena itu kecepatan penimbunan harus dikontrol supaya


terjadi konsolidasi yang cukup, sehingga kuat geser
ygdiinginkan tercapai.

02/21/24 32
5. Penggunaan Material ringan

02/21/24 33
SOLUSI DENGAN PERBAIKAN TANAH
1. Ada 3 pendekatan dasar dalam penggunaan
tiang,
memikul keseluruhan, memikul sebagian,
memikul setempat.

2.Panjang kayu 4 – 6 meter


3. Diameter kayu 10 – 15 cm.

02/21/24 34
Solusi dengan perbaikan tanah

b) Memikul sebagian
02/21/24 35
Solusi dengan perbaikan tanah

02/21/24 36
Pengikat kepala tiang

1. Bila tiang tiang tidak diberi ikatan, seperti


sapu lidi yang tidak diikat,
2. Pengikat cerucuk kayu : galar, geotextil &
geogrid, jaring kawat.

3. Matras dari stabilisasi tanah,

4. Pelat beton sbg matras cerucuk beton

02/21/24 37
Pengikat kepala tiang

02/21/24 38
Pengikat kepala tiang

02/21/24 39
Lantai bertiang (Piled Embankment)

1. Tiang berlantaikan beton yg dapat memikul


beban timbunan,

2. Ukuran tiang 25x25 cm persegi, atau pipa


beton diameter 30 cm,

3. Tiang yg cukup banyak utk perpanjangan


oprit jembatan.

02/21/24 40
Lantai bertiang

02/21/24 41
Lantai bertiang

02/21/24 42
Matras dengan/tanpa tiang

02/21/24 43
Matras dengan/tanpa tiang

02/21/24 44
Penyalir tegak
1. Bisa berupa bahan Pasir, diameter 20-40
cm, jarak 1,5 – 3 meter,
2. Bisa dari Geosintetik,
spt PVD (Perforated Vertical Drain), lebar 10
cm, tebal 0,4 cm,
3. Bahan yg murah meriah : Jute Fibre Drain,
dari bahan Goni,
4. Kedalaman penyalir tegak 24–45 m

02/21/24 45
Penyalir tegak

Pengaliran air tanpa dan dengan penyalir tegak

02/21/24 46
Penyalir tegak

Hubungan antara diameter pengaruh dengan


jarak penyalir
02/21/24 47
Kesimpulan

02/21/24 48
Saran

02/21/24 49
DESAIN KRITERIA
PERENCANAAN
PERKERASAN KAKU

02/21/24 50
DAFTAR PUSTAKA
1.Perencanaan Teknik Jalan raya, Shirley L.
Hendarsin, Politeknik Negeri bandung, 2008
2. Perkerasan jalan Beton Semen Portland (Rigid
Pavement), Perencanaan Metode AASHTO 1993,
Ari Suryawan, 2009
3. Pedoman Konstruksi dan bangunan,
Perencanaan, Pelaksanaan, Pemeliharaan
Perkerasan Jalan Beton Semen, Kementerian
Pekerjaan Umum

02/21/24 51
PUNDAMENTAL PERKERASAN BETON
 Perkerasan beton dapat menanggung beban dari pejalan
kaki hingga runway pesawat terbang 175 ton, dan dapat
bertahan sampai 5,10,20 sampai 50 tahun.
 Secara histori perkerasan dibagi menjadi dua jenis yaitu
perkerasan lentur dan perkerasan kaku, yg dapat
dipermudah dengan membedakan bagaimana perkerasan
bereaksi terhadap beban dan lingkungannya.
 Perkerasan aspal beton umumnya terdiri dari wearing
surface yg tipis diatas base dan subbase cource.
 Sedangkan perkerasan kaku dari beton bisa mempunyai
base atau tidak diatas subgrade.
02/21/24 52
JENIS-JENIS PERKERASAN KAKU
 Jalan beton pertama dibuat tahun 1893 di Bellefontaine, OH
yg masih ada sampai sekarang.
 Dari pionir proyek tersebut saat ini berkembang menjadi tiga
jenis perkerasan kaku yaitu, Jointed Plain (JPCP), Jointed
Reinforced (JRCP) dan Continuously Reinforced (CRCP).
 Salah satu item yang membedakan setiap jenis adalah
sistem jointing yg digunakan untuk mengendalikan
perkembangan retaknya.
 Retak pada perkerasan merupakan masalah yg komplek, hal
ini penting mengetahui berbagai alasan serperti, beton
menyusut, kontraksi dan mengembang serta melengkung
akibat beban dan lingkungan yg dapat menghasilkan retak.
02/21/24 53
JPCP

02/21/24 54
JRCP

02/21/24 55
CRCP

02/21/24 56
02/21/24 57
LAPIS PONDASI
(BASE)

 Berupa satu lapis beton semen mutu tinggi setara dengan


beton K-350..

 Sering disebut Lapis Pondasi (Base) karena di atasnya


dimungkinkan ada lapisan aspal yang disebut Lapis
Permukaan(Surface Course).

 Merupakan konstruksi utama dari perkerasan kaku.

 Kontak langsung dengan roda lalu lintas, karenanya harus rata,


tidak mudah aus dan tidak licin.

 Tidak lekat (bonding) dengan Sub Base.


LAPIS PONDASI BAWAH
(SUB BASE)

 Berfungsi sebagai lantai kerja (working platform).


 Tidak diperhitungkan memikul beban lalu lintas (bersifat non-
struktural).
 Berfungsi sebagai drainage layer dan filter material di bawah
perkerasan untuk mencegah pumping.
 Sebagai alternatif desain, banyak digunakan Lean Concrete sebagai
Sub Base (air dari permukaan diblok oleh Lean Concrete sehingga
tidak sampai ke Tanah Dasar).
 Tidak boleh ada ikatan (bonding) dengan plat beton di atasnya.
 Dapat menyeragamkan dan meningkatkan nilai k (Modulus Reaksi
Tanah Dasar).
SAMBUNGAN (JOINT)
 Fungsi sambungan:
- Pada sambungan melintang:
Mengakomodasi gerakan susut.
- Pada sambungan memanjang:
Mengakomodasi gerakan lenting dari pelat beton akibat
panas-dingin pada siang-malam hari.
 Sambungan dibuat dengan saw cut, crack inducer, atau akhir
pentahapan pelaksanaan.
 Pada setiap celah sambungan, harus diisi dengan joint sealant.
 Sambungan diupayakan sesuai dengan pola retak alami plat beton.
POLA RETAK ALAMI PLAT
BETON
SKEMATIS SAMBUNGAN DAN TULANGAN
SAMBUNGAN

TULANGAN PLAT

TIE BAR
DOWEL
JENIS-JENIS SAMBUNGAN

 SAMBUNGAN MELINTANG, ada 2 jenis:


- Sambungan Susut (Contraction Joint), dibuat dengan cara
melakukan saw cutting (penggergajian) sedalam ¼ tebal plat.
- Sambungan Pelaksanaan (Construction Joint), dibuat dengan
cara memasang bekisting melintang dan dowel antara plat yang dicor
sebelumnya dengan plat yang dicor berikutnya.

 SAMBUNGAN MEMANJANG
Untuk plat yang dicor per lajur:
- dibuat dengan cara memasang bekisting memanjang dan tie bars.
Untuk plat yang dicor 2 lajur sekaligus:
- dibuat dengan cara saw cutting untuk bagian atas, dan memasang
crack inducer (batang kayu berpenampang segi tiga) di bagian
bawah plat beton.
TULANGAN SAMBUNGAN
 Sebagai penyambung plat beton yang sudah putus (akibat
retak).
 Tulangan sambungan melintang susut (contraction joint),
dan tulangan sambungan melintang pelaksanaan
(construction joint) disebut Dowel (Ruji).
 Tulangan sambungan memanjang disebut Tie Bar (Batang
Pengikat).
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat,
MSi
CONSTRUCTION
JOINT MELINTANG

LONGITUDINAL
JOINT

TRANSISI STRUKTUR
DENGAN
PERKERASAN ASPAL

02/21/24 68
Jalan Pantura, foto 2004
02/21/24 69
Jalan tol Cikunir - Cakung, existing flexible pavement, pelebaran
02/21/24
rigid pavement, foto 2005 70
Jalan Balikpapan – Samarinda, 2004

02/21/24 71
02/21/24 72
Typical cross section pada daerah timbunan, Ring Road Balikpapan, 2004
02/21/24 73
Typical cross section pada daerah galian, Balikpapan - Samarinda, 2004

02/21/24 74
PENGENDALIAN MUTU BETON
Sebelum Pada saat Setelah
pelaksanaan pelaksanaan pelaksanaan
PENAKARAN PERAWATAN
SELEKSI MATERIAL
(Berat atau Volume (waktu, cara)
PENGUJIAN PENCAMPURAN
(homogenitas, kapasitas) Pembongkaran
BAHAN DAN acuan
TEMPAT KERJA TRANSPORTASI
(cara, alat,
RANCANGAN waktu perjalanan)
CAMPURAN ADMIXTURE
PENGECORAN
(jenis konstruksi, waktu
PERALATAN Setting)
(JUMLAH,
PEMADATAN, FINISHING
KONDISI)

PEMBUATAN BENDA UJI


PRESTRESSED PRECAST
RIGID PAVEMENT

02/21/24 77
PETUNJUK DAN PETIMBANGAN DISAIN
PRECAST CONCRETE PAVEMENT

 Berikut ini diberikan petunjuk identifikasi proyek yang


sesuai untuk menggunakan sistem perkerasan beton
precast.
 Juga petunjuk penentuan aspek utama pada disain
perkerasan beton precast (tebal plat, dowel dan tie bar,
joint sealing, kerataan dan textur permukaannya).
 Petunjuk ini sesuai untuk, sistem konvensional jointed
concrete pav dan sistem precast prestressed concrete
pavement.
02/21/24 78
PEMILIHAN PROYEK
 Pertimbangan adalah untuk mengurangi penutupan
jalur dan perlunya pelaksanaan yang cepat dan
teknik perbaikan perkerasan beton semen.
 Saat ini telah dikembangkan Precast Concrete
Pavement System (PCPS) dengan menggunakan
material High early strength (HES).
 Dengan pengujian Heavy Vehicle Simulator di
California menunjukan hasil baik, meskipun kinerja
jangka panjangnya belum diketahui.
02/21/24 79
PEMILIHAN PROYEK
 Precast perkerasan beton ini dapat diterapkan untuk
seluruh atau sebagian khususnya perbaikan atau
rekonstruksi perkerasan beton.
 Keuntungan plat precast adalah :
1. Kapasitas menanggung beban yang sangat tinggi;
2. Keawetan beton yg baik, sehingga berumur panjang;
3. Mengurangi potensi early age cracking;
4. Menjamin bahwa lajur dapat dibuka untuk lalu lintas secepatnya
karena tidak menunggu sampai kekuatan beton tercapai;
5. Berpotensi mengurangi biaya delay user dan life cycle cost yang
baik.
02/21/24 80
Pertimbangan meliputi hal berikut
 Perlunya pengendalian kualitas dan menjamin
bahwa material grouting, patching dan metrial
lainnya yang digunakan sebagai bagian dari
pemasangan plat precast mempunyai kualitas yang
sama dengan palt precastnya.
 Kemungkinan bahwa permukaan individual plat
tidak benar-benar pas satu dengan lainnya,
sehingga perlu grinding atau aktifitas untuk
memenuhi persyaratan kerataan.
02/21/24 81
Pertimbangan meliputi hal berikut
 Persiapan jenis base memerlukan prosedur khusus
dan/atau pertimbangan untuk pemasangan,
drainase dan kestabilannya,
 Perlu menjamin bahwa material yang digunakan
untuk stabilisasi atau mendukung plat precast
stabil dan tahan terhadap erosi.

02/21/24 82
Pertimbangan Ekomomi
 Pembangunan perkerasan beton precast mungkin
lebih tinggi initial cost dari pada pelaksanaan
perkerasan konvensional atau beton kekuatan
tinggi.
 Hal ini perlu dipertimbangkan pengaruh waktu
terhadap penutupan jalur, user delay cost dan life
cycle cost, disamping memberikan pelaksanaan
yang aman dan kemudahan pelaksanaan
managemen lalu lintasnya.
02/21/24 83
Petunjuk Disain
Pembangunan Baru
 Perkerasan plat precast dapat direncanakan untuk
replikat (memperbaharui) existing perkerasan,
untuk menambah umur disain, atau sebagai
perkerasan baru, tergantung kebutuhan proyek
khususnya.
 Ketebalan plat dan keadaan disain perkerasan
lainnya dapat dipilih untuk memenuhi kebutuhan
suatu proyek.

02/21/24 84
Petunjuk Disain
Pembangunan Baru
 Untuk sistem perkerasan beton precast dengan
joint, ukuran plat (ump. tebal, lebar dan panjang
plat) dapat dikembangkan menggunakan prosedur
seperti pengecoran ditempat JPCP.
 Untuk precast perkerasan beton dengan precast,
compressive stress yang ada dalam beton akan
dapat memperkecil tebal plat dari pada sistem
konvensional.

02/21/24 85
Petunjuk Disain
Pembangunan Baru
 Keadaan disain dan kekuatan baton untuk jenis
perstreseed precast dapat diseimbangkan untuk
mendapatkan disain yang sesuai dengan tebal
existing perkerasan untuk penggunaan
penggantian lajur atau penambahan tebalnya.
 Hal berikut ini diperlukan pada pelaksanaan
perkerasan baru plat precast antara lain, spek plat
beton precast,sealing joint melintang, dan sealing
memanjang.
02/21/24 86
Penambahan Lajur
 Bila menambah lajur plat precast pada existing
perkeran beton, permukaan akhir perkerasan
precast harus sesuai dengan permukaan
perkerasan yang disebelahnya.
 Hal ini mungkin memerlukan penyesuaian
(tambahan atau pembuangan) material subbase,
plat precast dengan permukaan yang tidak rata
perlu grinding setelah pemasangannya.

02/21/24 87
Penambahan Lajur
 Untuk penambahan lajur yang diikat, sambungan
melintang pada sistem precast harus sama dengan
sambungan melintang pada existing perkerasan.
 Bila penambahan tidak diikat dengan exsisting
perkerasan, kesesuaian sambungan dan
bentuknya menjadi kurang kritis.

02/21/24 88
Perbaikan Perkerasan Beton
dan Overlay perkerasan beton
 Untuk proyek kadang-kadang ada perbaikan full
depth dengan plat precast, perkirakan kuantitas
dan produksi untuk memilih dua atau tiga typical
ukuran plat yang digunakan.
 Sebagai contoh, apabila terutama perbaikan full
depth yang diperuntukan menggunakan plat
precast ukuran 2.0 m x 3,66 m, identifikasi ukuran
yang digunakan pada rencana proyek , dan
kuantitasnya.
02/21/24 89
Perbaikan Perkerasan Beton
dan Overlay perkerasan beton
 Ukuran yang lebih besar atau perbaikan multipel
per plat dapat dicapai menggunakan gabungan
dari ukuran plat yang diperbaiki atau penggantian
panel seluruhnya.
 Perbaikan full depth memerlukan grouting semen
berkekuatan awal tinggi atau urethane polymer
base material untuk stabilisasi plat, demikian juga
material dowelnya.

02/21/24 90
Persyaratan Kerataan
 Persyaratan kerataan akhir berkaitan dengan
pembayaran untuk perkerasan beton precast harus
digunakan kriteria seperti perkerasan beton
konvensional.
 Mungkin akan diperlukan diamon grinding untuk
mencapai kerataan akhir yang disyaratkan.

02/21/24 91
Persyaratan Tektur dan Kekesatan Permukaan
 Persyaratan tektur dan kekesatan yang berkaitan
dengan pembayaran pada perkerasan beton
precast harus memenuhi kriteria yang sama seperti
untuk beton konvensional.

02/21/24 92
Keuntungan Kerugian
Alternatif Material Beton
Material Keuntungan Kerugian
Perkerasan
Beton •Pengalaman banyak disain •Sulit dilaksanakan pada traffik
Konvensional material, teknik pelaksanan tertentu.
Cor ditempat •Umumnya tersedia spesifikasi •Memerlukan waktu
•Peralatan penghampar yg penghamparan dan perawatan
efisien tersedia yg dapat melebihi waktu yang
•Memberikan potensi umur tersedia untuk pelaksanaan.
panjang, dgn pemeliharaan yg •Harus hati-hati untuk
rendah menghindari terbentuknya palt
•Biaya dapat diperkirakan : melenting akibat perbedaan
temperatur.
-Kontraktor terbiasa dan
•Kondisi iklim (ump, panas
kompetisi menghasilkan biaya
rendah tinggi, dingin, angin dll) yg
mempengaruhi batas operasi
-Material yg awet juga pelaksanaan
mempunyai life cycle cost
02/21/24 93
rendah
Keuntungan Kerugian
Alternatif Material Beton
Material Keuntungan Kerugian
Perkerasan
Beton yg •Material sudah tersedia. •Beberapa material mudah
memerlukan •Banyak kontraktor terjadi retak (akibat temperatur
waktu curing berpengalaman dgn material tinggi sewaktu curing),
12-24 jam ini. mengakibatkan umur
•Meskipun relatif baru, spek perkerasan manjadi pendek.
yang tersedia umumnya ada. •Campuran lebih sensitif, pada
•Peralatan penghampar proses pencampuran dan
konvensioanal dapat curing, memrlukan
digunakan. penegndalian dan pengawasan
yg teliti.
•Umumnya menawarkan
•Biaya lebih tinggi dari beton
potensi keawetan dan
pemasangan tidak terlalu lama. konvensioanal, khususnya
pelaksanaan dengan acuan
•Biaya relatif stabil dan dapat tetap.
diperkirakan.
02/21/24 94
Keuntungan Kerugian
Alternatif Material Beton
Material Keuntungan Kerugian
Perkerasan
Beton yg •Kekauatan awal yang tinggi •Material dan spesifikasi yang
memerlukan memungkinkan penngunaan oleh sesuai belum tersedia.
waktu curing lalu lintas 4- 12 jam setelah •Sulit membuat campuran yang
4 – 12 jam pengecoran. dapat mencapai kekuatan dan
•Menggunakan alat penghampar kinerja jangka panjang yang
konvensional dan umumnya diperlukan.
kontraktor sudah familier. •Pengalaman yang baik
penggunaan material ini belum
tersedia.
•Waktu pengerasan sangat sensitif
untuk campuran dan kondisi
temperatur ruang dan sulit
diperkirakan atau dikendalikan
secara tepat.
•Bila materail mengeras prematur
02/21/24 sulit dikerjakan. 95
Keuntungan Kerugian
Alternatif Material Beton
Material Keuntungan Kerugian
Perkerasan
Sistem •Tidak diperlukan curing, trafik •Banyak kontraktor belum
Perkerasan dapat langsung setelah berpengalaman pemasangan plat
Beton Precast pemasangan. ini.
•Plat dibuat dipabrik curing •Memerlukan peralatan khusus
dikendalikan secara baik, atau teknik penyiapan subgarde
berpotensi durabilitas tinggi dan dan/atau pemasangan bedding
umur yg panjang. material.
•Curing yg terkendali dapat •Umur material yg digunakan
mengurangi retak awal. untuk mencapai joint load transfer
•Kepastian lalu lintas terbuka sensitif terhadap persiapan dan
dengan cepat segera setelah prosdur pemasangannya.
pemasangan. •Plat precast mempunyai
•Tidak diperlukan pekerjaan ketebalan yang bervariasi (yg
finishing. diizinnkan oleh toleransi spek) yg
menghasilkan variasi pada
02/21/24
permukaan perkerasan. 96
Keuntungan Kerugian
Alternatif Material Beton
Material Keuntungan Kerugian
Perkerasan
Sistem •Pemasangan plat tidak banyak •Perlu menghilangkan variasi
Perkerasan dipengaruhi oleh cuaca, kerataan dengan diamon
Beton Precast pelaksanaan dapat dilakukan grinding.
pada cuaca panas, dingin atau •Biaya awal precast lebih tinggi
hujan tanpa berpengaruh pada dari pada beton konvensional,
kinerja plat atau keawetannya. meskipun diimbangi dengan user
•Pengalaman menunjukkan cost yg rendah dan umur
precast yg pendek dapat perkerasan yg panjang.
dipasang dalam waktu 5 jam.
•Pemasangan yg cepat
mengurangi user delay cost.
•Perkerasan yg berumur panjang
dapat mengatasi biaya awal yg
02/21/24 tinggi dan life cycle cost yg baik. 97
Pemasangan Precast satu lajur

02/21/24 98
02/21/24 99
Kabel Prestress sedang dipasang

02/21/24 100
PERSIAPAN BASE

02/21/24 101
PEMASANGAN PLASTIK
BOND BREAKING

02/21/24 102
PEMBERIAN EPOXY

02/21/24 103
PEMASANGAN PANEL

02/21/24 104
POST TENSIONING

02/21/24 105
POST TENSIONING

02/21/24 106
PENUTUPAN LOBANG TENDON

02/21/24 107
GROUTING BAWAH PLAT

02/21/24 108
PEMBUKAAN LALU LINTAS

02/21/24 109
istilah

02/21/24 110
LOBANG CENTRAL STRESSING

02/21/24 111
CENTRAL PANEL

02/21/24 112
DESAIN KRITERIA
PERENCANAAN
PERKERASAN KAKU

02/21/24 113
Perkerasan Lentur *)
1. Umur Rencana
2. CESA4
3. Traffic Multiplier (TM)
4. CESA5= TM x CESA4
5. Jenis Perkerasan (discounted whole of life cost)
6. Homogenous Section & Daya Dukung Tanah Dasar
7. Struktur Pondasi Jalan
8. Struktur Perkerasan
9. Kecukupan Struktur relatif thd Pd T-01-2002-B?
10.Standar Drainase Bawah Permukaan
11.Kebutuhan Bahu Jalan Berpenutup
*).Catatan: Akan dibahas lebih mendetail dalam Materi Desain Tebal
Perkerasan Jalan Lentur 114
02/21/24 115
02/21/24 116
02/21/24 117
02/21/24 118

Anda mungkin juga menyukai