Anda di halaman 1dari 1

Nama : Optie Ardha Berliana

NIM : H2A010039
EOSINOFIL
Eosinofil adalah sel darah putih dari kategori granulosit yang berperan dalam sistem kekebalan
dengan melawan parasit multiselular dan beberap infeksi pada makhluk vertebrata. Bersamasama dengan sel biang, eosinofil juga ikut mengendalikan mekanisme alergi.
Eosinofil terbentuk pada proses haematopoiesis yang terjadi pada sumsum tulang sebelum
bermigrasi ke dalam sirkulasi darah.
Eosinofil mengandung sejumlah zat kimiawi antara lain histamin, eosinofil peroksidase,
ribonuklease, deoksiribonuklease, lipase, plasminogen dan beberapa asam amino yang dirilis
melalui proses degranulasi setelah eosinofil teraktivasi. Zat-zat ini bersifat toksin terhadap
parasit dan jaringan tubuh. Eosinofil merupakan sel substrat peradangan dalam reaksi alergi.
Aktivasi dan pelepasan racun oleh eosinofil diatur dengan ketat untuk mencegah penghancuran
jaringan yang tidak diperlukan.
Individu normal mempunyai rasio eosinofil sekitar 1 hingga 6% terhadap sel darah putih dengan
ukuran sekitar 12 - 17 mikrometer.
Eosinofil dapat ditemukan pada medulla oblongata dan sambungan antara korteks otak besar dan
timus, dan di dalam saluran pencernaan, ovarium, uterus, limpa dan lymph nodes. Tetapi tidak
dijumpai di paru, kulit, esofagus dan organ dalam lainnya, pada kondisi normal, keberadaan
eosinofil pada area ini sering merupakan pertanda adanya suatu penyakit.
Eosinofil dapat bertahan dalam sirkulasi darah selama 8-12 jam, dan bertahan lebih lama sekitar
8-12 hari di dalam jaringan apabila tidak terdapat stimulasi.

Young, Barbara; Lowe, James S.; Stevens, Alan; Heath, John W. (2006). Wheater's Functional
Histology (ed. 5). Elsevier Limited.

Anda mungkin juga menyukai