Kandungan Logam Berat HG PB CR Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta PDF
Kandungan Logam Berat HG PB CR Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta PDF
DANDY APRIADI
DANDY APRIADI
C02400070
ABSTRAK
DANDY APRIADI. Kandungan Logam Berat Hg, Pb dan Cr Pada Air, Sedimen
dan Kerang hijau (Perna viridis L.) di Perairan Muara Kamal, Teluk Jakarta.
Dibimbing oleh ETTY RIANI dan HEFNI EFFENDI.
Pencemaran di laut salah satunya disebabkan oleh logam berat. Logam
berat merupakan bahan anorganik yang bersifat toksik dan dapat terakumulasi
dalam tubuh biota air. Kerang hijau (Perna viridis L.) adalah biota yang
digunakan sebagai bioindikator adanya pencemaran logam berat.
Peneilitian ini dilaksanakan di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta dari
bulan September hingga November 2004. peneiltian ini mengkaji kandungan
logam berat Hg, Pb dan Cr dalam air, sedimen dan kerang hijau (Perna viridis L.)
dan melihat peranan parameter kualitas air terhadap kandungan logam berat di
dalam tubuh kerang hijau (Perna viridis L.). Pengambilan contoh air, sedimen
dan kerang hijau (Perna viridis L.) dilakukan di 3 stasiun dengan selang waktu
pengambilan contoh adalah selama 1 bulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata kualitas Perairan Kamal Muara
masih berada pada kisaran normal. Kandungan logam Hg, Pb dan Cr di kolom
air berfluktuatif antara 0,00004 0.056 ppm. Pada sedimen nilai rata-ratanya
antara 0,019 13,15 ppm. Dan rata-rata nilai kandungan logam di dalam tubuh
kerang hijau (Perna viridis L.) sebesar 0,062 47,813 ppm. Rata-rata nilai faktor
konsentrasi dalam tubuh kerang hijau (Perna viridis L.) 64,68 11270,40. logam
Pb dan Cr cenderung diakumulatif tinggi dibanding dengan logam Hg oleh kerang
hijau (Perna viridis L.). Hasil analisis PCA menunjukkan adanya peranan dari
parameter kualitas perairan terhadap kandungan logam berat Hg, Pb dan Cr di
dalam tubuh kerang hijau (Perna viridis L.).
Kata kunci :
Jakarta
DANDY APRIADI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan pada
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan
SKRIPSI
Judul Skripsi
Nama
: Dandy Apriadi
NIM
: C02400070
Disetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui,
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala curahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul Kandungan Logam Berat Hg, Pb dan Cr pada Air, Sedimen dan
Kerang Hijau (Perna viridis L.) di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Etty Riani, MS dan Bapak Dr. Ir. Hefni Effendi, M.Phil selaku
komisi pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan,
pengarahan dan perbaikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
2. Ibu Ir. Nurlisa A. Butet, M.Sc selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan bimbingan, saran selama penulis menjalankan
studi.
3. Bapak Ir. Agustinus Samosir M.Phil selaku dosen penguji tamu, dan Ibu
Dr.Ir. Yunizar Ernawati, MS. Selaku dosen penguji dari Departemen
MSP.
4. Papa, Mama , dan adik-adikku (Ary,Anggi) yang telah memberikan doa,
perhatian, kasih sayang dan semangat selama dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bang Iwan Mulyawan dan Pak Maga yang telah banyak membantu
penulis selama menjalani penelitian.
6. Rekan-rekan Atheners di Rumah Kita (bram, fery, oliz, dodie, moko,
rudi, zahid, dian, jimmy, heriman) atas segala saran, pendapat dan
dukungan selama penelitian. All of MeSePers dan teman-teman kost
selama di IPB .
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, dan
penulis berharap akan mendapat banyak masukan yang dapat digunakan untuk
perbaikan di masa yang akan datang.
Dandy Apriadi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ....................................................................................
ix
xii
I. PENDAHULUAN ...............................................................................
1
3
4
5
6
8
9
10
11
12
13
15
16
16
17
17
17
17
19
19
19
19
21
A. Hasil ...........................................................................................
1. Parameter fisika dan kimia ...........................................
a. Suhu ......................................................................
b. Kekeruhan ............................................................
c. pH ..........................................................................
d. Salinitas ................................................................
2. Kandungan logam berat Hg, Pb dan Cr di air ...............
3. Kandungan logam berat Hg, Pb dan Cr
di sedimen .....................................................................
4. Kandungan logam berat Hg, Pb dan Cr
di kerang hijau ...............................................................
5. Faktor konsentrasi .........................................................
6. Analisis hubungan fisika-kimia dengan kandungan
logam berat pada kerang hijau (Perna viridis L.) ..........
21
21
21
21
21
23
24
26
28
33
35
B. Pembahasan .............................................................................
39
44
46
LAMPIRAN ............................................................................................
50
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Logam di dalam Hidrosfer ..............................................................
13
18
35
37
38
64
65
66
67
68
69
70
71
72
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Alur perumusan masalah penelitian ..............................................
16
21
22
23
23
24
25
25
26
27
27
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
34
35
64
65
66
67
68
69
70
71
72
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Kandungan logam berat (Hg,Pb dan Cr) pada kerang hijau
(Perna viridis L.) di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta ................
51
53
54
4. Baku mutu air laut untuk biota laut berdasarkan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 .................................
56
57
59
60
61
64
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan
industri
yang
demikian
pesat
dewasa
ini
selain
yaitu
kegiatan
industri
pengolahan
(97,82
yakni
Namun
penelitian baru relatif belum didapatkan padahal logam berat diakumulasi dalam
tubuh mahluk hidup sehingga diperlukan informasi terbaru mengenai logam berat
dalam tubuh kerang hijau.
Penelitian ini dilakukan sebagai tindak lanjut dalam pendugaan kandungan
logam berat pada kerang hijau dengan tiga jenis logam berat yang berbeda yaitu
Hg, Pb dan Cr sehingga diharapkan dapat memberikan informasi yang baru dan
melengkapi hasil penelitian-penelitian terdahulu. Selain itu, penelitian ini
dilakukan untuk melihat kandungan logam logam berat di kolom perairan dan di
sedimen.
kondisi yang terjadi pada saat itu. Penelitian ini diperlukan karena pengaruh atau
efek yang ditimbulkan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia seperti kanker,
penyakit itai-itai
dan sebagainya.
kerang hijau perlu dilakukan mengingat kondisi Teluk Jakarta yang telah
tercemar berat oleh bahan beracun dan berbahaya seperti logam berat (Kompas,
2004).
B. Perumusan Masalah
Aktivitas manusia berupa kegiatan industri, rumah tangga, pertanian dan
pertambangan menghasilkan buangan limbah yang tidak digunakan kembali
yang menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (udara, air dan tanah). Bahan
pencemar dari hasil kegiatan ini berupa bahan partikulat, bahan terlarut dan gasgas.
Industri
Rumah tangga
Pertanian/pertambakan
LImbah
Udara
Perairan
Biota air
(kerang hijau )
Tanah
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan :
1. Menentukan kandungan logam berat Hg, Pb dan Cr pada air, sedimen dan
kerang hijau ukuran besar, sedang dan kecil .
2. Melihat peranan parameter kualitas air terhadap kandungan logam berat di
dalam tubuh kerang hijau.
www.dnr.state.sc.us
Gambar
2.
L.)
pasir, dengan cahaya dan pergerakan air yang cukup, serta kadar garam
yang tidak terlalu tinggi (Setyobudiandi, 2000).
Persyaratan yang baik menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1985) untuk
kehidupan kerang hijau adalah perairan bersubstrat lumpur dengan metode
bagan rakit tancap, kedalaman 3 -10 m, kecepatan arus 25 cm/detik, salinitas 27
- 35 dan suhu 26 - 32 C.
Berdasarkan cara memperoleh makanannya, moluska bivalvia digolongkan
dalam kelompok filter feeder. Apabila makanan diperoleh dengan menyaring
fitoplankton dari perairan yang ditempati, maka disebut sebagai suspension
feeder. Apabila makanan atau bahan organik diambil dari substratum tempat
hidupnya maka disebut sebagai deposit feeder (Setyobudiandi, 2000).
Kerang hijau (Perna viridis L.) de wasa dapat menghasilkan telur lebih
kurang 1,2 juta. Pemijahan ini terjadi akibat adanya rangsangan alami seperti
perubahan suhu dan salinitas. Sel telur yang telah dibuahi akan berkembang
dan menetas menjadi larva.
melayang di air dan terbawa arus selama dua minggu. Larva akan mengalami
beberapa kali perubahan bentuk (metamorphosa).
kerang hijau akan mengalami perubahan cara hidup dari planktonik menjadi
sessil (tinggal diam dan menempel).
alami ditemukan pada batu-batuan dan mineral lainnya, maka dari itu logam
berat secara normal merupakan unsur dari tanah, sedimen, air dan organisme
hidup serta akan menyebabkan pencemaran bila konsentrasinya telah melebihi
batas normal. Jadi konsentrasi relatif logam dalam media adalah hal yang paling
penting (Alloway dan Ayres, 1993).
Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek
khusus pada mahluk hidup (Palar, 1994). Logam berat dapat menjadi bahan
racun yang akan meracuni tubuh mahluk hidup, tetapi beberapa jenis logam
masih dibutuhkan oleh mahluk hidup, walaupun dalam jumlah yang sedikit. Daya
toksisitas logam berat terhadap makhluk hidup sangat bergantung pada spesies,
lokasi, umur (fase siklus hidup), daya tahan (detoksikasi) dan kemampuan
individu untuk menghindarkan diri dari pengaruh polusi. Toksisitas pada spesies
biota dibedakan menurut kriteria sebagai berikut : biota air, biota darat, dan biota
laboratorium.
tempat mereka hidup, yaitu daerah pencemaran berat, sedang, dan daerah
nonpolusi. Umur biota juga sangat berpengaruh terhadap daya toksisitas logam,
dalam hal ini yang umurnya muda lebih peka.
terhadap toksisitas logam juga bergantung pada daya detoksikasi individu yang
bersangkutan, dan faktor kesehatan sangat mempengaruhi (Palar, 1994).
1. Air raksa (Hg)
Logam merkuri bernomor atom 80, berat atom 200,59, titik didih 356,9
o
C, dan massa jenis 13,6 gr/ml (Reilly, 1991). Merkuri dalam perairan dapat
berasal dari buangan limbah industri kelistrikan dan elektronik, baterai, pabrik
bahan peledak, fotografi, pelapisan cermin, pelengkap pengukur, industri bahan
pengawet, pestisida, industri kimia, petrokimia, limbah kegiatan laboratorium dan
pembangkit tenaga listrik yang menggunakan bahan baku bakar fosil
(Suryadiputra, 1995).
Merkuri terdapat dalam bentuk Hg (murni), Hg anorganik dan Hg organik
(Darmono, 1995). Merkuri di alam umumnya terdapat sebagai metil merkuri yaitu
bentuk senyawa organik (alkil merkuri atau metil merkuri) dengan daya racun
tinggi dan sukar terurai dibandingkan zat asalnya.
merkuri dalam tubuh, akan mengakibatkan keracunan yang bersifat akut maupun
kronis (Darmono, 1995). Akibat dari keracunan akut antara lain adalah mual,
muntah-muntah, diare, kerusakan ginjal, bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Keracunan kronis ditandai oleh peradangan mulut dan gusi, pembengkakan
kelenjar ludah dan pengeluaran ludah secara berlebihan, gigi menjadi longgar
dan kerusakan pada ginjal. Kadar maksimum merkuri untuk keperluan air baku
air minum kurang dari 0,001 mg/l dan untuk kegiatan perikanan yang
diperbolehkan kurang dari 0,002 mg/l (Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001).
Merkuri yang masuk ke dalam perairan dapat masuk dan terakumulasi
pada ikan-ikan dan makhluk air lainnya, termasuk ganggang dan tumbuhan air.
Mekanisme masuknya merkuri ke dalam tubuh hewan air adalah melalui
penyerapan pada permukaan kulit, melalui insang dan rantai makanan,
sedangkan pengeluaran dari tubuh organisme perairan bisa melalui pemukaan
tubuh atau insang atau melalui isi perut dan urine. Merkuri dapat masuk ke
dalam tubuh manusia melalui tiga cara yaitu pernafasan (inhalasi), permukaan
kulit dan paling banyak melalui makanan. Hal ini terjadi karena ikan-ikan yang
telah terkontaminasi senyawa merkuri tersebut dikonsumsi oleh manusia
sehingga merkuri terakumulasi dalam tubuh manusia.
Penyerapan merkuri
dalam organ tersebut terdapat protein yang terdiri dari asam amino sistein
(Fardiaz, 1992).
Logam berat Hg berbahaya karena bersifat biomagnifikasi sehingga dapat
terakumulasi dalam jaringan tubuh organisme melalui rantai makanan.
Organisme yang berada pada rantai yang paling tinggi (top carnivora) memiliki
kadar merkuri yang lebih tinggi dibanding organisme di bawahnya. Logam berat
dalam jumlah berlebihan dapat bersifat racun.
digunakan
oleh
manusia
pada
berbagai
kegiatan
misalnya
Hal ini disebabkan adanya bentuk ikatan yang kuat (ikatan kovalen)
Kromium
Di perairan alami
kromium jarang ditemukan dan biasanya dalam bentuk kromium trivalent (Cr 3+)
dan kromium hexavalent (Cr 6+).
bagi kehidupan akuatik adalah sekitar 0,05 mg/l (Moore, 1991 in Effendi,
2003). Kadar kromium 0,1 mg/l dianggap berbahaya bagi kehidupan organisme
laut (Effendi, 2003). Kadar maksimum kromium untuk keperluan air baku air
minum dan kegiatan perikanan menurut Peraturan Pemerintah No. 82 tahun
2001 adalah sebesar 0,05 mg/l.
C. Pencemaran Logam Berat
Menurut keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup
No.02/MENKLH/I/1988 yang dimaksud dengan polusi atau pencemaran air dan
udara adalah masuk dan dimasukannya mahluk hidup, zat, energi dan atau
komponen lain ke dalam air/udara dan atau berubahnya tatanan (komposisi)
air/udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas air/udara
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air/udara menjadi kurang
atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Bahan pencemar (polutan) adalah material atau energi yang dibuang ke
lingkungan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan baik abiotik maupun
biotik (Quano, 1993). Berdasarkan sumber, pencemaran dapat dibagi menjadi
dua kelompok (Soegiharto, 1976), yakni :
a. Dari laut, misalnya tumpahan minyak baik dari sumbernya langsung
maupun hasil pembuangan kegiatan pertambangan di laut, sampah dan
air ballast dari kapal tanker.
b. Kegiatan darat melalui udara dan terbawa oleh arus sungai yang akhirnya
bermuara ke laut.
Berdasarkan sifatnya pollutan dibagi menjadi zat yang mudah terurai
(biodegradable). Contoh zat yang mudah terurai adalah seperti sampah organik
sedangkan zat yang sukar terurai (non biodegradable) contohnya adalah minyak
dan logam berat (Odum, 1971).
Pencemaran logam berat terhadap lingkungan perairan terjadi karena
adanya suatu proses yang erat hubungannya dengan penggunaan logam
tersebut dalam kegiatan manusia, dan secara sengaja maupun tidak sengaja
membuang berbagai jenis limbah beracun termasuk di dalamnya terkandung
logam berat ke dalam lingkungan perairan. Sumber utama pemasukan logam
berat berasal dari kegiatan pertambangan, cairan limbah rumah tangga, limbah
dan buangan industri, limbah pertanian (Wittmann, 1979 in Connell dan Miller,
1995).
Menurut Bryan (1976) secara alamiah logam berat juga masuk ke dalam perairan
dapat digolongkan sebagai: (1) pasokan dan daerah pantai, yang meliputi
masukan dari sungai-sungai dan erosi yang disebabkan oleh gerakan gelombang
dan gletser, (2) pasokan dari laut dalam, yang meliputi logam-logam yang
dilepaskan gunung berapi di laut dalam dan dari partikel atau endapan oleh
adanya proses kimiawi, (3) pasokan yang rnelampaui lingkungan dekat pantai
yang meliputi logam yang diangkut ke dalam atmosfer sebagai partikel-partikel
debu atau sebagai aerosol dan juga bahan yang dihasilkan oleh erosi gletser di
daerah kutub dan diangkut oleh es-es yang mengambang.
Logam berat termasuk sebagai zat pencemar karena sifatnya yang tidak
dapat diuraikan secara biologis dan stabil, sehingga dapat tersebar jauh dari
tempatnya semula (Dewi, 1996). Selanjutnya dikatakan bahwa ada dua hal yang
menyebabkan logam berat digolongkan sebagai pencemar yang berbahaya,
yaitu (1) tidak dihancurkan oleh mikroorganisme yang hidup di lingkungan dan (2)
terakumulasi dalam komponen-komponen lingkungan, terutama air dengan
membentuk senyawa kompleks bersama bahan organik dan anorganik secara
adsorpsi dan kombinasi.
1. Logam berat dalam perairan
Banyak logam berat yang bersifat toksik maupun esensial terlarut dalam air
dan mencemari air tawar maupun air laut. Sumber pencemaran ini banyak
berasal dari pertambangan, peleburan logam dan jenis industri lainnya, dan juga
dapat berasal dari lahan pertanian yang menggunakan pupuk atau anti hama
yang mengandung logam (Darmono, 2001).
akibat pencemaran logam berat dapat ditentukan oleh faktor kadar dan
kesinambungan zat pencemar yang masuk dalam perairan, sifat toksisitas dan
bioakumulasi.
Pencemaran
logam
berat
dapat
menyebabkan
terjadinya
Air Tawar (
g/l)
Air laut (
g/l)
Hg
0,001 3,5
0,03 2,7
Pb
0,02 27
0,13 13
Cr
0,1 6
0,2 50
As
0,001 3,5
0,03 2,7
Cd
0,01 3
0,01 4
Ni
0,03 - 10
4 10
yang
selanjutnya
menghambat
penetrasi
cahaya
yang
dapat
Organisme air
mengambil logam berat dari badan air atau sedimen dan memekatkannya ke
dalam tubuh hingga 100-1000 kali lebih besar dari lingkungan.
Akumulasi
Namun sebagian besar logam berat masuk ke dalam tubuh organisme air melalui
rantai makanan dan hanya sedikit yang diambil air (Waldichuck, 1974).
Akumulasi dalam tubuh organisme air dipengaruhi oleh konsentrasi bahan
pencemar dalam air, kemampuan akumulasi, sifat organisme (jenis, umur dan
ukuran) dan lamanya pernapasan.
Gambar 3. Peta lokasi pengambilan contoh air, sedimen dan kerang hijau
Kimia Air
1. pH
2. Hg
mg/l
3. Pb
mg/l
4. Cr
mg/l
Sedimen
Kimia Sedimen
1. Hg
mg/l
2. Pb
mg/l
3. Cr
mg/l
Biota
Kimia Biota
1. Hg
mg/l
2. Pb
mg/l
2. Cr
mg/l
METODE ANALISIS
TEMPAT ANALISIS
Pemuaian
Nephelometrik
Ion-ion terlarut
Lapangan
Lapangan
Lapangan
Komparasi warna
Serapan atom
Serapan atom
Serapan atom
Lapangan
Laboratorium
Laboratorium
Laboratorium
Serapan atom
Serapan atom
Serapan atom
Laborator ium
Laboratorium
Laboratorium
Serapan atom
Serapan atom
Serapan atom
Laboratorium
Laboratorium
Laboratorium
D. Analisis Data
1. Deskriptif
Penggambaran perubahan nilai parameter fisika-kimia dan kandungan
logam berat di dalam perairan, di sedimen dan di dalam tubuh kerang hijau yang
diperoleh selama pengamatan berlangsung.
2. Faktor bioakumulasi/biokosentrasi
Pendugaan kandungan logam berat dalam daging kerang hijau dengan
kandungan logam berat di air, dilakukan dengan mencari Indeks Faktor
Kosentrasi (FK) (Van Esch, 1977 in Prartono, 1985) :
FK =
a ij = X ij X
Keterangan
(X ij X )
j =1
N
A. Hasil
1. Parameter fisika dan kimia
a. Suhu
Nilai rata-rata suhu perairan (Gambar 4) di tiap stasiun menunjukkan
kisaran antara 31,33 31,67 C, dengan suhu tertinggi 32 C dan terendah 31 C.
Pengukuran suhu dilakukan mengingat pentingnya parameter ini dalam
mempelajari proses-proses fisika, kimia dan biologi. Pada biota atau organisme
yang hidup di suatu perairan, suhu mempengaruhi proses-proses metabolisme
yang terjadi dalam tubuh kerang hijau. Peningkatan suhu dapat menyebabkan
penurunan daya larut oksigen terlarut dan juga akan menaikkan daya racun
bahan-bahan tertentu. Suhu air terutama di lapisan permukaan ditentukan oleh
pemanasan matahari yang intesitasnya berubah terhadap waktu, oleh karena itu
suhu air laut akan seirama dengan perubahan intensitas penyinaran matahari.
32.50
Suhu ( C)
32.00
31.50
31.67 (St 1)
31.67 (St 3)
31.33 (St 2)
31.00
30.50
30.00
1000
2000
3000
Jarak (m)
Turbidity (NTU)
7.00
6.00
5.63 (St 2)
5.00
4.00
3.00
3.45 (St 3)
2.75 (St 1)
2.00
1.00
0.00
1000
2000
3000
Jarak (m)
Negara Kependudukan dan Lingkungan hidup No. 51 Tahun 2004 yakni 6,5 8.
pH
8.4
8.2
8
7.8
7.6
7.4
7.2
7
6.8
6.6
6.4
8 (St 1)
7.8 (St 2)
7 (St 3)
1000
2000
3000
Jarak (m)
Salinitas ( )
35
35 (St 3)
34.5
34
33.5
33
33 (St 1)
32.5
32
1000
2000
3000
Jarak (m)
0.0002
0.00015
0.0001
0.000133 (S t 2)
0.000093 (St 3)
0.00009 (St 1)
0.00005
0
1000
2000
3000
Jarak (m)
Jika dibandingkan
0.04
0.035 (St 2)
0.03
0.02
0.01
0.006 (St 1)
0.006 (St 3)
0
1000
2000
3000
Jarak (m)
Rata-rata
baku mutu yang dikeluarkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup No. 51
tahun 2004, nilai ambang batas untuk logam berat Pb di perairan, khususnya
untuk biota laut adalah 0,008 mg/l.
0.024
0.018
0.018 (St 3)
0.015 (St 2)
0.012
0.011 (St 1)
0.006
0
1000
2000
3000
Jarak (m)
0.24
0.18
0.12
0.09 (St 1)
0.099 (St 2)
0.06
0.05 (St 3)
0
1000
2000
3000
Jarak (m)
4,000
3,342 (St 1)
3,000
1,853 (St 2)
2,000
1,539 (St 3)
1,000
0
1000
2000
3000
Jarak (m)
berat Pb di stasiun 1 sebesar 3,342 mg/l, di stasiun 2 sebesar 1,853 mg/l dan di
stasiun 3 sebesar 1,539 mg/l.
10,000
7,500
7,992 (St 2)
8,129 (St 1)
5,000
4,155 (St 3)
2,500
0
1000
2000
3000
Jarak (m)
berat Cr di stasiun 1 sebesar 8,129 mg/l, rata rata stasiun 2 sebesar 7,992 mg/l
dan rata-rata pada stasiun 3 sebesar 4,155 mg/l. Pada Gambar 12 pada pola
yang mirip dengan logam berat Pb, yaitu kecenderungan untuk menurun dari
stasiun 1 ke stasiun 3.
4. Kandungan logam berat Hg, Pb dan Cr pada kerang hijau (Perna viridis
L.)
Hasil pengamatan nilai kandungan logam berat Hg, Pb dan Cr pada kerang
hijau (Perna viridis L.) ukuran kecil, sedang dan besar selama pengamatan, yakni
dari bulan September hingga November dapat dilihat pada Gambar 14 hingga
Gambar 22.
Kandungan logam berat Hg pada kerang hijau ukuran besar (Gambar 14)
berkisar antara 0,0062 0.02 mg/l. Rata-rata kandungan logam berat Hg pada
stasiun 1 sebesar 0,010 mg/l, stasiun 2 sebesar 0,015 dan pada stasiun 3
sebesar 0,009 mg/l. Ada kecenderungan peningkatan kandungan logam Hg dari
stasiun 1 ke stasiun 2 dan terjadi penurunan kandungan logam Hg pada stasiun
3.
0.025
0.02
0.015
0.01
0.015 (St 2)
0.010 (St 1)
0.009 (St 3)
0.005
0
1000
2000
3000
Jarak (m)
Kandungan logam berat Hg pada kerang hijau ukuran sedang (Gambar 15)
berkisar antara 0,0070 0,04 mg/l. Rata-rata kandungan logam berat Hg pada
stasiun 1 sebesar 0,020 mg/l, stasiun 2 sebesar 0,013 mg/l dan pada stasiun 3
sebesar 0,013 mg/l. Terlihat pada Gambar 15 di bawah ini ada kecenderungan
penurunan kandungan logam Hg dari stasiun 1 hingga ke stasiun 3.
0.04
0.035
0.03
0.025
0.02
0.020 (St 1)
0.015
0.01
0.013 (St 2)
0.012 (St 3)
0.005
0
1000
2000
Jarak (m)
3000
lebih kecil.
0.008
0.007
0.006
0.005
0.006 (St 1)
0.007 (St 3)
0.005 (St 2)
0.004
0.003
0.002
0.001
0
1000
2000
3000
Jarak (m)
pada stasiun 1 sebesar 45,019 mg/l, stasiun 2 sebesar 46,471 mg/l dan pada
stasiun 3 sebesar 40,802 mg/l. Seperti pada logam Hg di atas, untuk kerang
hijau ukuran besar pada logam Hg terlihat adanya tendensi peningkatan
50
48
46
45.019 (St 1)
46.471(St 2)
44
42
40.802 (St 3)
40
38
36
1000
2000
3000
Jarak (m)
38
37
36
35.688 (St 3)
35
34.745 (St 2)
34
34.248 (St 1)
33
32
1000
2000
3000
Jarak (m)
pada stasiun 3.
14.000
13.500
13.265 (St 2)
13.000
12.756 (St 1)
12.500
12.470 (St 3)
12.000
11.500
11.000
1000
2000
3000
Jarak (m)
3.
21.5
21
20.5
20
19.5
19
18.5
18
17.5
20.998 (St 3)
20.710 (St 2)
19.696 (St 1)
1000
2000
3000
Jarak (m)
Kandungan logam berat Cr pada kerang hijau ukuran sedang (Gambar 21)
berkisar antara 21,258 24,826 mg/l. Rata-rata kandungan logam berat Cr pada
stasiun 1 sebesar 22,693 mg/l, stasiun 2 sebesar 23,946 mg/l dan pada stasiun 3
sebesar 21,692 mg/l. Berbeda dengan logam Hg dan logam Pb di atas, pada
kerang hijau ukuran sedang, terlihat ada kecenderungan peningkatan kandungan
logam berat Cr dari stasiun 1 hingga stasiun 2, namun selanjutnya terjadi
26
25
24
23
22
23.946 (St 2)
22.693 (St 1)
21.692 (St 3)
21
20
19
1000
2000
3000
Jarak (m)
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
3.214 (St 1)
3.033 (St 2)
1.691 (St 3)
1000
2000
3000
Jarak (m)
5. Faktor konsentrasi
Faktor konsentrasi adalah suatu ukuran nilai dari kemampuan biota atau
organisme air dalam mengambil bahan pencemar langsung dari lingkungan yang
ada disekitarnya, yaitu kolom air. Faktor konsentrasi logam berat pada kerang
hijau menunjukkan adanya kecenderungan biota air tersebut mengakumulasi
logam berat. Adapun faktor konsentrasi yang diamati dari September hingga
November 2004 ditunjukkan pada Gambar 23 hingga Gambar 25.
Ada tiga kategori yang dikemukakan Van Esch (1977) in Pratono (1985)
untuk faktor konsentrasi yaitu, tingkat akumulasi rendah, jika faktor konsentrasi
kurang dari 100. Tingkat akumulasi sedang, jika faktor konsentrasi antara 100
hingga 1000. Dan tingkat akumulasi tinggi, jika faktor konsentrasi lebih dari
1000.
Rata-rata faktor konsentrasi pada logam berat Hg (Gambar 23)
tertinggi
pada kerang hijau yang berukuran sedang (4 6 cm), dengan kisaran nilai
133,90 288,7.
Faktor konsentrasi
400
300
200
100
0
Besar
122.13
210.01
97.66
Sedang
288.47
201.14
133.90
Kecil
76.09
64.68
73.11
Stasiun pengamatan
mempunyai tingkat akumulasi yang tinggi terhadap logam berat Pb. Pada kerang
hijau berukuran sedang (4 6 cm) rata-rata nilainya melebihi 1000, yaitu berkisar
1483,17 6404,36.
Pada
kerang hijau berukuran kecil (> 4 cm), rata-rata nilai faktor konsentrasi berkisar
antara 570,96 2396,76, dan mempunyai kecenderungan tingkat akumulatif
yang tinggi terhadap logam berat Pb, meskipun pada stasiun 2 nilainya kurang
Faktor konsentrasi
Besar
8396.23
2003.22
6920.03
Sedang
6404.36
1483.17
6089.77
Kecil
2396.76
570.96
2124.41
Stasiun pengamatan
Pada
kerang hijau ukuran kecil (< 4cm) juga mempunyai tingkat akumualtif yang
Fakotr konsentrasi
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
Besar
9861.53
7337.82
7552.81
Sedang
11270.40
8428.41
7841.05
Kecil
1506.05
1035.06
559.14
Stasiun pengamatan
melihat
pengaruh
Principal
Kerang
Sedang
Kerang
Kecil
Korelasi
positif
kekeruhan,Hg
di air, Hg di
sedimen
Korelasi
negatif
suhu
salinitas, pH, Hg di
sedimen
pH
salinitas
salinitas, pH, Hg di
sedimen
suhu,
kekeruhan,
Hg di air,
Hg di
sedimen
F1
F2
suhu,
kekeruhan, Hg
di air, Hg di
kerang
suhu,kekeruhan
, Hg di air, Hg
dikerang
suhu,
kekeruhan, Hg
di air, Hg di
kerang
salinitas, pH, Hg di
sedimen
Tabel 4.
Logam Pb
Kerang
Besar
Kerang
Sedang
Kerang
kecil
F1
F2
suhu,
kekeruhan,
diair,
Pb
kerang
salinitas, Pb
sedimen, Pb
kerang
suhu,
kekeruhan,
di air, Pb
kerang
Pb
di
di
di
Pb
di
salinitas, pH, Pb di
sedimen
suhu, kekeruhan,
Pb di air, pH
salinitas, pH, Pb di
sedimen
Korelasi
positif
pH, Pb di air,
Pb di
Sedimen,
kekeruhan
salinitas
Korelasi
negatif
suhu
kekeruhan,
Pb di air, pH
suhu
pH, Pb di
sedimen
Pada logam Pb dari hasil analisis PCA yang dilakukan untuk kerang hijau
berukuran besar diperoleh nilai akar ciri (eigenvalue) sumbu utama (F1) dapat
menjelaskan sebesar 55,92 %, sumbu kedua (F2) dapat menjelaskan sebesar
44,07 %. Pada sumbu utama dicirikan oleh variabel suhu, kekeruhan,
konsentrasi Pb di air dan konsentrasi Pb di kerang hijau. Sumbu kedua dicirikan
oleh variabel salinitas, pH dan konsentrasi Pb di sedimen (Lampiran 9). Matriks
korelasi yang diperoleh terhadap kerang hijau ukuran besar memperlihatkan
adanya peranan parameter pH terhadap kandungan dalam tubuh kerang hijau
tersebut (Lampiran 8).
Hasil analisis PCA untuk kerang hijau berukuran sedang nilai akar ciri yang
diperoleh dari analisis PCA dapat menjelaskan sebesar 52,51 % pada sumbu
utama (F1) dan 47,49 % pada sumbu kedua (F2). Pada sumbu utama (F1)
dicirikan oleh variabel salinitas, konsentrasi Pb di sedimen dan konsentrasi Pb di
kerang hijau dan untuk sumbu kedua (F2) dicirikan oleh variabel suhu,
kekeruhan, pH dan konsentrasi Pb di air (Lampiran 9).
ukuran sedang matriks korelasi yang didapat menunjukkan adanya peranan yang
positif oleh parameter salinitas terhadap kandungan logam Pb di dalam tubuh
kerang hijau tersebut.
Kerang
Sedang
Kerang
Kecil
F2
Korelasi positif
Cr
di
di
suhu, kekeruhan
suhu, Cr di air
Cr
Cr
suhu,
salinitas,kekeruha
n
suhu,
salinitas ,
kekeruhan
kekeruhan, Cr
di
sedimen,
pH
pH,
Cr
di
Sedimen
Cr
Cr
Korelasi
negatif
pH, Cr di
sedimen
suhu
Cr di air
Hasil analisis PCA pada logam Cr untuk kerang hijau berukuran besar
nilai akar ciri yang di peroleh dapat menjelaskan sumbu utama (F1) sebesar
61,66 %, sumbu kedua (F2) dapa menjelaskan sebesar 38,34 %.
Adapun
variabel-variabel yang mencirikan sumbu utama (F1) antara lain salinitas, pH,
konsentrasi Cr di air, konsentrasi Cr di sedimen dan konsentrasi Cr di kerang
hijau. Sumbu kedua (F2) dicirikan oleh variabel suhu dan kekeruhan (Lampiran
9).
peranan yang positif oleh parameter suhu dan Cr di air terhadap kandungan Cr di
dalam tubuh kerang hijau ukuran besar (Lampiran 8).
Pada kerang hijau ukuran sedang nilai akar yang di peroleh dapat
menjelaskan sumbu utama sebesar 58,79 %, sumbu kedua sebesar 41,20 %.
Variabel yang mencirikan pada sumbu utama (F1) adalah pH, konsentrtasi Cr di
air, konsentrasi Cr di sedimen dan konsentrasi Cr di kerang hijau dan pada
sumbu kedua (F2) dicirikan oleh variabel suhu, salinitas dan kekeruhan
(Lampiran 9). Untuk kerang hijau ukuran sedang, parameter kekeruhan dan Cr di
sedimen pada matriks korelasi menunjukkan adanya peranan positif terhadap
kandungan Cr di dalam tubuh kerang hijau ukuran sedang. Sebaliknya untuk
salinitas
secara
keseluruhan
masih
menunjukkan
kondisi
yang
Logam-logam
dalam lingkungan perairan umumnya berada dalam bentuk ion-ion seperti ion ion bebas, pasangan ion organik, ion-ion kompleks dan bentuk-bentuk ion
lainnya (Palar, 1994). Kondisi kandungan logam berat (Hg, Pb dan Cr) di kolom
perairan selama pengamatan dari bulan September hingga November nilainya
cenderung berfluktuatif. Hal ini diduga karena adanya pengaruh masukan dari
sungai yang bermuara di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta yang membawa
limbah-limbah logam berat dan bergantung pada besar kecilnya konsentrasi
logam logam tersebut yang terbuang ke dalam sungai hingga mencapai
Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Limbah logam berat ini diduga berasal
dari limbah industri dan limbah rumah tangga. Jika dibandingkan dengan baku
mutu untuk biota air yang dikeluarkan oleh Kementerian Negara Lingkungan
Hidup No. 51 tahun 2004 kondisi kandungan logam berat di Perairan Kamal
Muara, Teluk Jakarta untuk logam berat Pb dan Cr telah melampaui ambang
batas.
Untuk logam berat Pb nilai ambang batasnya adalah 0,008 mg/l dan
untuk logam berat Cr nilai ambang batasnya adalah 0,005 mg/l. Berbeda dengan
kandungan logam Pb, kandungan logam berat Hg nilainya masih di bawah
ambang batas yaitu 0,001 mg/l. Namun demikian konsentrasi yang rendah ini
tetap harus diwaspadai karena logam-logam berat yang terlarut dalam kolom
perairan pada konsentrasi tertentu dapat berubah fungsi menjadi sumber racun
bagi kehidupan perairan (Palar, 1994). Meskipun daya racun yang ditimbulkan
oleh satu jenis logam berat terhadap semua biota perairan tidak sama, namun
kehancuran dari suatu kelompok dapat menjadikan terputusnya satu mata rantai
kehidupan
Kondisi nilai kandungan logam berat (Hg, Pb dan Cr) di dalam sedimen
selama pengamatan, nilainya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan yang
terdapat pada kolom perairan.
laju proses
pengendapan atau sedimentasi yang dialami logam berat. Dalam hal ini logam
berat yang terdapat pada kolom air akan mengalami proses penggabungan
dengan senyawa-senyawa lain, baik yang berupa bahan organik maupun bahan
anorganik,
sehingga
berat
jenisnya
menjadi
lebih
besar
yang
akan
mengatakan bahwa konsentrasi logam berat di sedimen jauh lebih tinggi jika
dibandingkan dengan yang ada pada kolom perairan. Hal ini disebabkan logam
berat yang masuk ke dalam kolom perairan akan diserap oleh partikel-partikel
tersuspensi.
terendah komponen yang terbentuk antara logam dan anion yang ada di dalam
air,seperti karbonat, hidroksil atau khlorida, maka logam tersebut akan
tubuhnya (makin tua) maka kandungan logam berat dalam tubuh juga akan
semakin meningkat. Terjadinya peningkatan ini disebabkan logam berat yang
masuk dalam tubuhnya akan terus diakumulasi. Pada ukuran kerang besar (> 6
cm) dan sedang (4- 6 cm) kandungan logam berat untuk logam berat Pb dan Cr
sudah sedemikian tingginya dan sudah melampaui batas yang diperbolehkan
Hal ini dapat dilihat dari nilai keeratan antara parameter kualitas air
dengan kandungan logam berat dalam tubuh kerang hijau pada Lampiran 8 .
Masing-masing parameter kualitas yang terukur memberikan peranan yang
berbeda-beda terhadap jenis logam Hg, Pb dan Cr yang terkandung dalam tubuh
kerang hijau.
cenderung stabil (Palar, 1994). Akumulasi logam berat dalam tubuh kerang hijau
juga dipengaruhi oleh hadirnya logam lain yang terlarut dalam air (Darmono,
2001). Seperti penelitian yang telah dilaporkan oleh Ahsanullah et. al , 1981 in
Darmono, 2001 bahwa udang laut Callianasa australiensis yang dipelihara dalam
air yang mengandung kadmium dan seng, ternyata akumulasi kedua logam terus
meningkat. Apabila seng (Zn) dicampur dengan tembaga (Cu), akumulasi logam
Cu terhambat dan akumulasi Zn tetap meningkat. Sedangkan bila Cd dicampur
Cu, akumulasi menjadi terhambat dan akumulasi Cd tetap meningkat. Bila ketiga
logam tersebut (Cd, Cu, Zn) dicampur, ternyata akumulasi Cd dalam jaringan
tetap tidak terpengaruh dan terus meningkat, sedangkan akumulasi Cu dan Zn
Kondisi biota
berkaitan dengan fase-fase kehidupan yang dilalui oleh organisme air dalam
hidupnya. Pada fase-fase tertentu, dalam kehidupan suatu biota atau organisme
mungkin merupakan fase yang sensitif. Sebagai contohnya adalah, fase telur.
Namun demikian ada pula fase dimana biota memiliki daya tahan yang kuat dan
biasanya pada fase dewasa (Palar, 1994). Nilai korelasi yang positif
menunjukkan peranan parameter kualitas air yang signifikan terhadap
kandungan logam berat dalam tubuh kerang hijau. Sebaliknya nilai korelasi yang
negatif menunjukkan peranan yang berlawanan atau menurunkan terhadap
kandungan logam berat dalam tubuh kerang hijau. Sebagai contohnya adalah,
matriks korelasi antara variabel kekeruhan dengan kandungan logam kerang
hijau memiliki kecenderungan peranan yang positif. Artinya setiap kenaikan nilai
kekeruhan akan di perairan akan meningkatkan kandungan logam di dalam
tubuh kerang hijau. Hal ini menunjukkan bahwa logam berat merupakan salah
satu bagian dari komposisi kekeruhan.
A. Kesimpulan
1. Secara umum parameter kualitas air seperti suhu, pH, salinitas berada dalam
kondisi yang memungkinkan untuk perkembangan biologis kerang hijau,
kecuali untuk parameter kekeruhan pada stasiun 2 (5,63 NTU) telah
melampaui ambang batas dari baku mutu yang dikeluarkan oleh Kementerian
Negara Lingkungan Hidup no 51 tahun 2004.
2. Kandungan logam berat di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta Pb dan Cr
nilainya telah melampaui ambang batas. Sedangkan logam Hg masih
dibawah baku mutu. Kisaran nilai logam Hg selama pengamatan sebesar
0,00004 0,00021 mg/l. Logam Pb 0,004 0,056 mg/l, dan logam Cr ttd
0,032 mg/l.
3. Kandungan logam berat di dasar perairan (sedimen) Kamal Muara, Teluk
Jakarta selama pengamatan logam Hg 0,019 0,182 mg/l. Logam Pb 0,101
- 5,555 mg/l, dan logam Cr 0,087 13,15 mg/l.
4. Kandungan logam berat di dalam tubuh kerang hijau pada berbagai ukuran
nilainya bervariatif.
0,0062 0.02 mg/l, ukuran sedang 0,0070 0,04 mg/l dan ukuran kecil
0,0035 0,0078 mg/l. Kandungan Pb untuk kerang ukuran besar berkisar
40,407 47,813 mg/l, ukuran sedang 33,699 36,829 mg/l dan ukuran kecil
12,135 13,656 mg/l. Kandungan Cr untuk ukuran besar berkisar 19,039
21,195 mg/l, ukuran sedang 21,258 24,826 mg/l dan ukuran kecil 1,597
3,524 mg/l.
5. Faktor konsentrasi kerang hijau terhadap kandungan logam berat di perairan
nilainya bervariasi menurut ukuran tubuh. Rata-rata faktor konsentrasi Hg
pada kerang ukuran besar 97,66 210,01, ukuran sedang 133,90 288,7
dan ukuran kecil 64,68 76,09. Rata-rata faktor konsentrasi untuk logam
berat Pb pada ukuran besar 2003,22 8396,23, ukuran sedang 1483,17
6404,36 dan ukuran kecil 570,96 2396,76. Rata-rata faktor konsentrasi Cr
untuk kerang ukuran besar 2003,22 8396,23, ukuran sedang 7841,05
11270,40 dan ukuran kecil 559,14 1035,06.
6. Beberapa parameter kualitas air seperti kekeruhan, kandungan logam berat di
kolom perairan dan kandungan logam berat di dasar perairan atau sedimen
dilakukan
penelitian
pada
organ
tubuh
kerang
hijau
seperti
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, H.S. 2002. Pendugaan tingkat akumulsi logam berat Cd, Pb, Cu, Zn dan
Ni pada kerang hijau (Perna viridis L.) ukuran >5 cm di perairan
Kamal Muara, Teluk Jakarta. Skripsi. Progam Studi Ilmu Kelautan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pert anian Bogor.
Alloway, B.J. dan D.C. Ayres. 1993. Chemical principles of environmental
pollution. Chapman & Hall, London.
Bengen, D.G. 1998. Sinopsis analisis stastistik multivariabel/multidimensi.
Program Pasca sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Boehm, P. D. 1987.
Transport and transformation process regarding
hydrocarbon and metal pollution in offshore sedimenary environment
in: Long term effect of shore oil and gas development. D. F. Boesch
and N. N. Rabalai. Elsivier applied science. London.
Bryan, G.W. 1976a. Heavy metal contamination in the sea. In R. Johnston (Ed.)
Effects of pollutants on aquatic organisms. Cambridge university
press, Cambridge.
Connell, D.W. dan G.J. Miller. 1995. Kimia dan ekotoksikologi pencemaran.
Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Darmono.
Penerbit Universitas
------------.
1985.
Pengantar oseanografi.
Universitas
Hutagalung, H.P. 1984. Logam berat dalam lingkungan Laut. Pewarta oceana
IX No. 1 tahun 1984.
Hutagalung, H.P. 1989. Mercury and cadmium content in green mussels,
Mytilus viridis L from Onrust Waters, Jakarta Bay. Environ. Contam.
Toxicol.
Hutagalung, H.P. 1991.
Jakarta.
ambang
batas.
MENKLH.
1994.
Pencemaran dan toksikologi logam berat.
Jakarta.
Rineka cipta,
Suryanto, D. 2002. Pendugaan laju akumulasi Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni pada
kerang hijau (Perna viridis L) ukuran > 4,7 cm di perairan Kamal
Muara, Teluk Jakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu Kelautan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Suwirma, S., S, Surtipanti, S. Yatim. 1981. Studi Kandungan Logam Berat Hg,
Pb, Cd dan Cr dalam Beberapa Janis Hasil Laut Segar. Majalah
Batan.
Tresnasari, S. W. 2001. Kandungan logam berat Pb dan Cd pada kerang hijau
(Perna viridis L.), air dan sedimen di perairan Kamal Muara, Teluk
Jakarta. Skripsi. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Vakily, J.M. 1989. The biological and culture of mussels of the genus Perna.
ICLARM studies and reviews No.17. Manila.
Waldichuck, M. 1974. Some biological concern in heavy metals pollution. In
Venberg, F. J. and W. B. Venberg (ed). Pollution and physiology of
marine organism. Academic Press, Inc. New York.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kandungan logam berat (Hg,Pb dan Cr) pada kerang hijau
(Perna viridis L.) di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta.
Logam Hg
satuan dalam (mg/l)
Jenis Pengamatan
Pengamatan I (ST1)
Pengamatan I (ST2)
Pengamatan I (ST3)
Jenis
logam
Hg
Hg
Hg
Jenis Pengamatan
Pengamatan II (ST1)
Pengamatan II (ST2)
Pengamatan II (ST3)
Jenis
logam
Hg
Hg
Hg
K
S
B
0.006114 0.013438 0.011673
0.003572 0.010157 0.017332
0.007116 0.013038 0.009714
satuan dalam (mg/l)
K
0.00712
0.007806
0.006816
S
B
0.007657 0.009362
0.00826 0.007123
0.007088 0.006226
satuan dalam (mg/l)
Jenis Pengamatan
Pengamatan III (ST1)
Pengamatan III (ST2)
Pengamatan III (ST3)
Jenis
logam
Hg
Hg
Hg
K
0.00609
0.005
0.0059
S
0.04
0.02
0.015
B
0.01
0.02
0.01
Logam Pb
satuan dalam (mg/l)
Jenis Pengamatan
Pengamatan I (ST 1)
Pengamatan I (ST 2)
Pengamatan I (ST 3)
Jenis
logam
Pb
Pb
Pb
Jenis Pengamatan
Pengamatan II (ST 1)
Pengamatan II (ST 2)
Pengamatan II (ST 3)
Jenis
logam
Pb
Pb
Pb
Jenis Pengamatan
Pengamatan III (ST1)
Pengamatan III (ST2)
Pengamatan III (ST3)
Jenis
logam
Pb
Pb
Pb
K
12.573
13.372
12.821
S
34.308
34.156
36.829
B
45.483
46.517
40.407
S
34.282
35.461
36.537
B
44.398
47.813
40.505
S
34.153
34.618
33.699
B
45.177
45.084
41.495
Logam Cr
satuan dalam (mg/l)
Jenis Pengamatan
Pengamatan I (ST 1)
Pengamatan I (ST 2)
Pengamatan I (ST 3)
Jenis
logam
Cr
Cr
Cr
Jenis Pengamatan
Pengamatan II (ST 1)
Pengamatan II (ST 2)
Pengamatan II (ST 3)
Jenis
logam
Cr
Cr
Cr
K
3.524
3.160
1.940
S
22.195
23.953
22.072
B
19.039
20.837
21.008
S
23.403
24.826
21.258
B
20.277
21.195
21.066
Jenis
logam
Cr
2.984
22.480
19.773
Cr
2.819
23.057
20.097
Cr
1.536
21.746
20.920
Lampiran 2. Kual itas air fisika dan kimia di Perairan Kamal Muara, Teluk
Jakarta.
Parameter
Fisika
Suhu
Satuan Stasiun 1
Stasiun 2
Stasiun 3
32
32
31
32
31
31
32
31
32
31.67
31.33
31.67
2.2
3.01
3.05
5.5
5.4
5.99
3.8
3.4
3.15
3.03
5.69
3.28
33
33
33
35
35
35
35
35
35
Rata - rata
Kimia
pH
33
35
35
8
8
8
7,5
8
8
7
7
7
Rata - rata
7.83
Rata - rata
Kekeruhan
Rata - rata
Salinitas
NTU
/oo
Parameter
ST I
0.00011
0.0001
Air
ST II
0.00021
0.00015
ST III
0.00012
0.00009
0.00006
0.00004
0.00007
0.00009
0.000133
0.000093
2.64575E- 05
8.62168E- 05
2.5166E-05
0.147
0.182
0.07
0.101
0.023
0.09
0.095
0.019
0.099
0.032
0.047
0.05
0.062684395
0.081561837
0.01913984
ST I
ST II
ST III
0.009
0.012
0.005
0.004
0.036
0.006
Rata-rata
0.005
0.006
0.056
0.035
0.007
0.006
Std.
deviasi
0.002645751
0.022030282
0.001
5,555
4,371
2,983
2,261
2,029
2,011
0.101
0.314
0.578
3,342
1,853
1,539
2925.847939
1556.084882
1165.94857
Rata-rata
Std.
deviasi
Sedimen
Rata-rata
Std.
deviasi
Baku Mutu
(KepMen LH No,
51 Thn 2004)
0,001 mg/l
Logam Pb
Parameter
Air
Sedimen
Rata-rata
Std.
deviasi
Baku Mutu
(KepMen LH No,
51 Thn 2004)
0,008 mg/l
Logam Cr
Parameter
Air
Rata-rata
Std.
deviasi
Sedimen
Rata-rat a
Std.
deviasi
ST I
ST II
ST III
0.032
0.0022
ttd
0.026
0.019
ttd
0.037
0.018
ttd
0.011
0.015
0.018
0.021071782
12.79
0.004949747
13.15
0.01343503
7.26
11.51
10.73
5.12
0.087
8,129
0.096
7,992
0.085
4,155
6.993920431
6.944365486
3.68355467
Baku Mutu
(KepMen LH No,
51 Thn 2004)
0,005 mg/l
Lampiran 4. Baku mutu air laut untuk biota laut berdasarkan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan hidup No. 51 Tahun 2004.
No. Parameter
1. Suhu(c)
1.
2.
Kekeruhan (a)
KIMIA
pH(d)
Salinitas (e)
1.
2.
3.
Logam terlarut
Raksa (Hg)
Timbal (Pb)
Khromium (Cr)
2.
Satuan
C
NTU
mg/l
mg/l
mg/l
Baku Mutu
Alami 3(c)
coral : 28 30(c)
mangrove : 28 - 32(c)
lamun : 28 32(c)
<5
7 8.5(d)
alami (e)
coral : 33 34(e)
mangrove : s/d 34 (e)
lamun : 33 34(e)
0.001
0.008
0.005
Keterangan :
3. alami adalah kondisi normal suatu lingkungan, bervariasi setiap saat (siang,
malam dan musim).
a. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10 % kedalamam euphotic.
c. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <2 C dari suhu alami.
d. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan<0,2 satuan pH.
e. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <5 salinitas rata-rata
musiman.
Lampiran 5. Prosedur analisis logam berat pada kerang hijau (Perna viridis
L.)
A.
Prinsip
Daging kerang hijau yang dibutuhkan untuk dapat digunakan dalam
Cara Kerja
a. Larutan abu berasal dari pengabuan basah
1. Pindahkan larutan abu ke dalam labu takar.
Pilih labu takar yang sesuai sehingga diperoleh konsentrasi logam
yang sesuai dengan kisaran kerjanya.
2. Tepatkan smapai tanda tera dengan air, campur merata
b. Abu berasal dari pengabuan kering
1. Tambahkan 5-6 ml HCl 6N ke dalam cawan/pinggan berisi abu,
kemudian dengan hati-hati panaskan diatas hot plate (pemanas)
dengan pemanasan rendah samapi kering.
2. Tambahkan 5 ml HCl 3N, panaskan cawan diatas pemanas sampai
mulai mendidih.
3. Dinginkan dan saring melalui kertas saring, masukkan filtrat ke dalam
labu takar yang sesuai.
4.
2.
3.
4.
5.
2.
Tambhakan 1ml asam sulfat (H2 SO4) dan 5 ml asam nitrat (HNO 3)
pekat
3.
4.
5.
6.
larutan
jernih
lalu
diukur
Spektrophotometer)
Sumber : (Lab. FTDC FATETA IPB, 2004)
dengan
AAS
(Atomic
Absorption
Suhu
1.000000
-0.500000
-0.996373
-0.356076
-0.997570
-0.631279
-0.963875
Salinitas
-0.500000
1.000000
0.571883
-0.631226
0.559122
-0.356012
0.251269
Turbidity
-0.996373
0.571883
1.000000
0.275265
0.999880
0.562991
0.937713
Variabel
Suhu
Salinitas
Turbidity
pH
Hg di air
Hg di sedimen
Kerang
sedang
Suhu
1.000000
-0.500000
-0.996373
-0.356076
-0.997570
-0.631279
Salinitas
-0.500000
1.000000
0.571883
-0.631226
0.559122
-0.356012
Turbidity
-0.996373
0.571883
1.000000
0.275265
0.999880
0.562991
pH
-0.356076
-0.631226
0.275265
1.000000
0.290106
0.949507
Hg di air
-0.997570
0.559122
0.999880
0.290106
1.000000
0.575711
Hg di sedimen
-0.631279
-0.356012
0.562991
0.949507
0.575711
1.000000
Kerang sedang
0.395816
-0.993205
-0.472527
0.717199
-0.458835
0.462346
0.395816
-0.993205
-0.472527
0.717199
-0.458835
0.462346
1.000000
Suhu
1.000000
-0.500000
-0.996373
-0.356076
-0.997570
-0.631279
0.990685
Salinitas
-0.500000
1.000000
0.571883
-0.631226
0.559122
-0.356012
-0.377410
Turbidity
-0.996373
0.571883
1.000000
0.275265
0.999880
0.562991
-0.975503
pH
-0.356076
-0.631226
0.275265
1.000000
0.290106
0.949507
-0.480010
Hg di air
-0.997570
0.559122
0.999880
0.290106
1.000000
0.575711
-0.978790
Variabel
Suhu
Salinitas
Turbidity
pH
Hg di air
Hg di sedimen
Kerang kecil
pH
Hg di air
-0.356076 -0.997570
-0.631226
0.559122
0.275265
0.999880
1.000000
0.290106
0.290106
1.000000
0.949507
0.575711
0.592109
0.942976
Hg di sedimen
-0.631279
-0.356012
0.562991
0.949507
0.575711
1.000000
0.815046
Hg di sedimen
-0.631279
-0.356012
0.562991
0.949507
0.575711
1.000000
-0.731010
Kerang besar
-0.963875
0.251269
0.937713
0.592109
0.942976
0.815046
1.000000
Kerang kecil
0.990685
-0.377410
-0 .975503
-0.480010
-0.978790
-0.731010
1.000000
Variabel
Suhu
Salinitas
Turbidity
pH
Pb di air
Pb di sedimen
Kerang besar
Suhu
Variabel
Suhu
Salinitas
Turbidity
pH
Pb di air
Pb di sedimen
Kerang sedang
Suhu
1.00000
-0.50000
-0.99637
-0.35608
-1.00000
0.14722
0.17584
Variabel
Suhu
Salinitas
Turbidity
pH
Pb di air
Pb di sedimen
Kerang k ecil
1.00000
-0.50000
-0.99637
-0.35608
-1.00000
0.14722
-0.69808
Suhu
1.00000
-0.50000
-0.99637
-0.35608
-1.00000
0.14722
-0.93495
Salinitas
-0.500000
1.000000
0.571883
-0.631226
0.500000
-0.930201
-0.271058
Salinitas
-0.500000
1.000000
0.571883
-0.631226
0.500000
-0.930201
0.764609
Turbidity
-0.996373
0.571883
1.000000
0.275265
0.996373
-0.230861
0.634611
Turbidity
-0.9 96373
0.571883
1.000000
0.275265
0.996373
-0.230861
-0.091435
Salinitas
-0.500000
1.000000
0.571883
-0.631226
0.500000
-0.930201
0.160234
pH
-0.356076
-0.6 31226
0.275265
1.000000
0.356076
0.871851
0.917662
pH
-0.356076
-0.631226
0.275265
1.000000
0.356076
0.871851
-0.982510
Turbidity
-0.996373
0.571883
1.000000
0.275265
0.996373
-0.230861
0.901371
Pb di air
-1.00000
0.50000
0.99637
0.35608
1.00000
-0.14722
0.69808
Pb di air
-1.00000
0.50000
0.99637
0.35608
1.00000
-0.14722
-0.17584
pH
-0.356076
-0.631226
0.275265
1.000000
0.356076
0.871851
0.664434
Pb di air
-1.00000
0.50000
0.99637
0.35608
1.00000
-0.14722
0.93495
Pb di sedimen
0.147225
-0.930201
-0.230861
0.871851
-0.147225
1.000000
0.605448
Pb di sedimen
0.147225
-0.930201
-0.230861
0.871851
-0.147225
1.000000
-0.947802
Pb di sedimen
0.147225
-0.930201
-0.230861
0.871851
-0.147225
1.000000
0.213259
Kerang besar
-0.698075
-0.271058
0.634611
0.917662
0.698075
0.605448
1.000000
Kerang sedang
0.175844
0.764609
-0.091435
-0.982510
-0.175844
-0.947802
1.000000
Kerang kecil
-0.934952
0.160234
0.901371
0.664434
0.934952
0.213259
1.000000
Variabel
Suhu
Salinitas
Turbidity
pH
Cr di air
Cr di sedimen
Kerang besar
Suhu
-0.500000
1.000000
0.571883
-0.631226
0.876912
-0.526066
0.977474
Salinitas
1.000000
-0.500000
-0.996373
-0.356076
-0.022200
-0.473473
-0.305959
Turbidity
-0.996373
0.571883
1.000000
0.275265
0.107196
0.396801
0.385866
pH
-0.356076
-0.631226
0.275265
1.000000
-0.926322
0.991670
-0.780700
Cr di air
-0.022200
0.876912
0.107196
-0.926322
1.000000
-0.870080
0.958602
Cr di sedimen
-0.473473
-0.526066
0.396801
0.991670
-0.870080
1.000000
-0.693706
Kerangbesar
-0.305959
0.977474
0.385866
-0.780700
0.958602
-0.693706
1.000000
Variabel
Suhu
Salinitas
Turbidity
pH
Cr di air
Cr di sedimen
Kerang sedang
Suhu
1.000000
-0.500000
-0.996373
-0.356076
-0.022200
-0.473473
-0.896433
Salinitas
-0.500000
1.000000
0.571883
-0.631226
0.876912
-0.526066
0.064413
Turbidity
-0.996373
0.571883
1.000000
0.275265
0.107196
0.396801
0.855468
pH
-0.356076
-0.631226
0.275265
1.000000
-0.926322
0.991670
0.733330
Cr di air
-0.022200
0.876912
0.107196
-0.926322
1.000000
-0.870080
-0.423168
Cr di sedimen
-0.473473
-0.526066
0.396801
0.991670
-0.870080
1.000000
0.814792
Kerang sedang
-0.896433
0.064413
0.855468
0.733330
-0.423168
0.814792
1.000000
Variabel
Suhu
Salinitas
Turbidity
pH
Cr di air
Cr di sedimen
Kerang kecil
Suhu
1.000000
-0.500000
-0.996373
-0.356076
-0.022200
-0.473473
-0.402868
Salinitas
-0.500000
1.000000
0.571883
-0.631226
0.876912
-0.526066
-0.591202
Turbidity
pH
-0.996373 -0.356076
0.571883 -0.631226
1.000000
0.275265
0.275265
1.000000
0.107196 -0.926322
0.396801
0.991670
0.323521
0.998721
Cr di air
-0.022200
0.876912
0.107196
-0.926322
1.000000
-0.870080
-0.906089
Cr di sedimen
-0.473473
-0.526066
0.396801
0.991670
-0.870080
1.000000
0.996914
Kerang kecil
-0.402868
-0.591202
0.323521
0.998721
-0.906089
0.996914
1.000000
Variabel
Suhu
Salinitas
Kekeruhan
pH
Logam Hg di air
Logam Hg di sedimen
Logam Hg di kerang besar
F1
0,980931
-0,322149
-0,960834
-0,530902
-0,965007
-0,769974
-0,997263
F2
0,194355
-0,946689
-0,277124
0,847433
-0,262225
0,638075
0,073941
Gambar 26. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisik -kimia dengan kerang
hijau berukuran besar (> 6 cm)
Tabel 7.
Variabel
Suhu
Salinitas
Kekeruhan
pH
Logam Hg di air
Logam Hg di sedimen
Logam Hg di kerang sedang
F1
0,989001
-0,622594
-0,988000
-0,213944
-0,996903
-0,509623
0,527293
F2
0,147910
0,782545
-0,063212
-0,976846
-0,078646
-0,860398
-0,849684
Gambar 27. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang
hijau berukuran sedang (4 - 6 cm)
Tabel 8.
Variabel
Suhu
Salinitas
Kekeruhan
pH
Logam Hg di air
Logam Hg di sedimen
Logam Hg di kerang kecil
F1
0,989585
-0,370129
-0,973746
-0,486881
-0,977151
-0,736344
0,999969
F2
0,143949
-0,928980
-0,227637
0,873468
-0,212544
0,676607
0,007850
Gambar 28. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang
hijau berukuran kecil (< 4 cm)
Tabel 9.
Variabel
Suhu
Salinitas
Kekeruhan
pH
Logam Pb di air
Logam Pb di sedimen
Logam Pb di kerang besar
F1
0,987005
-0,308366
-0,956708
-0,543154
-0,978005
-0,062322
-0,832070
F2
0,208581
-0,951268
-0,291050
0,839633
-0,208581
0,998056
0,554670
Gambar 29. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang
hijau berukuran besar (> 6 cm)
F1
-0,527753
0,999477
0,598120
-0,605806
0,527753
-0,917840
0,743360
F2
0,849398
0,032348
-0,801407
-0,795613
-0,849398
-0,396949
0,668891
Gambar 30. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang
hijau berukuran sedang (4 6 cm)
F1
1,000000
-0,499427
-0,996316
-0,356694
-1,000000
0,146571
-0,935187
F2
0,000661
-0,866356
-0,085756
0,934221
-0,000661
0,989200
0,354155
Gambar 31. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang
hijau berukuran kecil (< 4 cm)
F1
-0,049990
0,889938
0,134799
-0,915489
0,999613
-0,856039
0,966149
F2
0,998750
-0,456082
-0,998750
-0,402344
0,027805
-0,516912
-0,257984
Gambar 32. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang
hijau berukuran besar (> 6 cm)
F1
0,645766
0,338371
-0,578438
-0,943437
0,749020
-0,978284
-0,917263
F2
0,763544
-0,941013
-0,815727
-0,331551
-0,662547
0,207270
-0,398281
Gambar 33. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang
hijau berukuran sedang (4 - 6 cm)
F1
0,324634
0,656804
-0,242969
-0,999441
0,938399
-0,986809
-0,996472
F2
0,945840
-0,754061
-0,970034
-0,033434
-0,345552
-0,161888
-0,083925
Gambar 34. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang
hijau berukuran kecil (< 4 cm)
RIWAYAT HIDUP
Penulis