Anda di halaman 1dari 7

Teknik Pengambilan Contoh Sedimen dan Penanganannya di Laboratorium

Deskripsi Materi
Dasar laut merupakan bagian terpenting dari laut yang terbentuk dari sedimen dan material yang
terendapkan. Sedimen yang dimaksud terdiri dari partikel yang sangat kecil seperti pasir, lumpur,
lempung, dan sisa-sisa binatang seperti cangkang dan tulang benulang yang terendapkan di dasar
perairan (laut). Kebanyakan sedimen dasar laut terbentuk dari batuan yang kemudian pecah
menjadi partikel-partikel yang kecil dan mengendap di dasar perairan. Proses ini kemudian
disebut weathering. Partikel sedimen yang merupakan hasil dari proses weathering disebut
sedimen terrigenous. Partikel ini berasal dari daratan yang kemudian ditransportasikan oleh
angin dan sungai. Selanjutnya partikel tersebut akan terdispersi oleh arus, gelombang, dan
pasang-surut. Selain sedimen yang berasal dari batuan, ada juga sedimen yang berasal dari
aktivitas hewan laut atau fosil hewan laut yang disebut sebagai sedimen biogenic.
Sedimen dasar laut sangat penting bagi berkembangya ilmu dan pengetahuan. Hal ini disebabkan
karena sedimen dasar laut dapat merekam peristiwa di masa lalu. Salah satu contohnya adalah
perubahan iklim. Hal ini dimungkinkan karena peristiwa weathering tergantung pada iklim dan
peristiwa reproduksi dari hewan laut dan komposisi bahan kimia di laut berubah sesuai dengan
terjadinya heat up dan cool down yang terjadi dalam kurun waktu ribuan sampai jutaan tahun.
Sedimen dasar laut juga turut berperan dalam penentuan kondisi bumi di masa depan.
Para ilmuwan mempelajari sedimen dengan cara mengambil sedimen di dasar laut dan analisis di
laboratorium. Oleh karenanya pengambilan sedimen dasar laut sangat penting untuk dipelajari.
Pengambilan sedimen dilakukan pada kedalaman ratusan hingga ribuan meter di bawah
permukaan laut. Beberapa peralatan yang digunakan untuk mengambil contoh sedimen dasar laut
adalah CASQ Core, Piston Core, Gravity Core, Box Corer, dan Multi Corer (Gambar 1).

Gambar 1. CASQ Core, Piston Core, Gravity Core, Multi Corer, dan Box Corer. Peralatan yang
digunakan untuk mengambil sedimen dasar laut.

Salah satu jenis core yang sering digunakan untuk mengambil sedimen dengan panjang atau
tebal 5 60 meter adalah Piston Core. Selain sering digunakan, alat ini juga mahal harganya.
Piston Core berbentuk seperti jarum pentul yang terdiri dari tabung,terbuat dari metal, yang
disebut barrel, plastic liner (tabung plastik), diIndonesia biasanya digunakan paralon sebagai
pengganti plastic liner;, pemberat, kabel atau string, trigger line, dan piston (Gambar 2).

Gambar 2. Bagian-bagian Piston Core


Barrel berfungsi sebagai kerangka utama dari core. Plastic liner atau plastic tube adalah wadah
sedimen yang diambil dari dasar laut yang kemudian dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.
Plastic tube dimasukkan ke dalam barrel dan selanjutnya dipasang core catcher (Gambar 3). Core
catcher terletak di bagian paling bawah barrel yang berfungsi untuk mencegah sedimen agar
tidak keluar dari plastic tube. Piston (Gambar 3) terletak di dalam plastic tube, di atas core
catcher, yang berfungsi untuk mengambil atau menyedot sedimen ke dalam plastic tube. Trigger
line berfungsi untuk men-trigger piston agar dapat bergerak menarik sedimen ke dalam plastic
tube.

Gambar 3. Piston dan Core Catcher yang dipasang di dalam plastic tube pada Piston Core.
Alat lain yang digunakan untuk mengambil contoh sedimen dasar laut adalah Gravity Core.
Gravity Core bentuknya hampir sama dengan piston core hanya saja tidak ada piston, trigger
line, dan panjang barrel lebih pendek dibanding piston core (Gambar 4). Ukurannya hanya
sekitar 2 meter.

Gambar 4. Gravity Core


Multi Corer, merupakan alat jenis lain yang terdiri dari beberapa core, biasanya 6 core, dan
frame yang berbentuk prisma. Multi corer memiliki penutup di bawah setiap core dan setiap core
akan terhubung pada center wire yang berada di tengah frame. Multi corer sangat efektif untuk
mengambil sedimen yang lengket dan berlumpur. Box Corer merupakan alat lain yang digunakan
sebagai frame dari grab. Pengoperasiannya hampir sama dengan ekman grab dan sejenisnya.
Hanya saja box corer berukuran lebih besar dan dioperasikan untuk perairan dalam (deep water).

CASQ (Calypso Square) Core merupakan alat lain yang bentuknya hampir sama dengan gravity
core, tetapi memiliki barrel yang berbentuk square (balok). CASQ Core merupakan alat pertama
yang turun terlebih dahulu ke dasar laut untuk mengambil sedimen sebelum diturunkan Piston
Core atau Gravity Core. CASQ Core memiliki konstruksi barrel yang kokoh dan tebal sehingga
CASQ Core tidah mudah bengkok karena tebalnya sedimen dasar laut. Itulah sebabnya CASQ
Core diturunkan lebih awal sebelum Piston Core atau gravity Core. CASQ Core juga digunakan
untuk melihat seberapa keras sedimen dasar laut untuk bisa diambil oleh Piston atau Gravity
Core.
Teknik dan cara pengambilan sedimen di dasar laut tidak semudah pengambilan sedimen di
danau atau perairan menggenang lainnya. Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan sebelum
mengambil sedimen menggunakan alat. Teknik pengambilan sedimen akan dibahas lebih lanjut
pada subbab selanjutnya.

Tujuan Materi
Pembahasan mengenai teknik pengambilan contoh dan penanganannya di laboratorium bertujuan
untuk mendemonstrasikan dan mendeskripsikan bagaimana cara pengambilan contoh sedimen di
dasar laut yang benar dan cara penanganannya di laboratorium.

Bahan dan Peralatan yang Diperlukan


Beberapa peralatan yang digunakan untuk mengambil sedimen dasar laut adalah CASQ Core,
Piston Core, Gravity Core, Box Corer, Multi Corer, dan Grabber. Beberapa peneliti biasanya
menggunakan alat penunjang lain yaitu CTD.

Prosedur Pengambilan Contoh Sedimen Dasar Laut dan Penanganannya di Laboratorium


Pengambilan sedimen dasar laut tidak semudah pengambilan sedimen di danau atau perairan
menggenang lainnya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan sedimen
dasar laut. Proses pengambilan sedimen dasar laut dan penanganannya terlihat dengan jelas pada
diagram alir (gambar 5). Biasanya pengambilan sedimen dasar laut dilakukan lebih lama dan
lebih banyak pengulangannya. Ilmuwan yang senang meneliti dan menganalisis sedimen dasar
laut bisa mengambil contoh sedimen sebanyak 60 kali.

Tentukan Site
Lihat Batimetri Perairan
Turunkan CTD

Lihat Seismik Profile

Turunkan Multi Corer

Proses pengambilan
contoh sedimen

Turunkan CASQ Core


Turunkan Gravity Core
Turunkan Piston Core
Ambil plastic tube

Penanganan contoh
sedimen di laboratorium

Simpan pada suhu 7-15C

Analisis laboratorium
Gambar 5. Diagram alir prosedur pengambilan contoh sedimen dasar laut dan penanganannya di
laboratorium.
Hal pertama yang dilakukan sebelum mengambil sedimen di laut adalah survey daerah (site),
tentukan daerah yang akan diambil dan dianalisis sedimennya. Survey ini dilakukan indoor,
artinya dilakukan dengan melihat batimetri perairan (gambar 6) dan seismic profile (gambar 7).
Batimetri perairan akan meceritakan seberapa dalam perairan pada daerah tersebut. Dengan
begitu akan terlihat seberapa panjang core yang akan digunakan dan seberapa panjang wire atau
string yang digunakan. Hal ini berguna untuk efisiensi alat. Seismic profile akan menunjukkan
seberapa keras dasar perairan yang akan ditembus oleh peralatan (core). Seismic profile akan
bercerita apakah dasar perairan tersebut hard atau soft. Dengan melihat seismic profile
selanjutnya akan ditentukan peralatan apa yang akan turun untuk mengambil contoh sedimen.

Gambar 6. Batimetri perairan Indonesia

Gambar 7. Seismic profile dasar laut yang diambil menggunakan water gun.
Selanjutnya penurunan alat. Jika seismic profile menunjukkan dasar laut yang keras, maka akan
diturunkan CASQ Core terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk melihat seberapa dalam
kekerasan sedimen tersebut. Jika CASQ Core hanya mendapatkan sedimen sedikit; tidak dalam
menembus dasar laut; maka untuk selanjutnya tidak diturunkan piston Core atau Gravity Core.
Jika memaksa untuk menurunkan Piston Core atau Gravity Core bisa saja akan terjedi kerusakan
seperti bengkoknya barrel karena dasar laut yang terlalu keras. Jika CASQ Core menfapatkan
sedimen sangat dalam (misalnya sepanjang barrel), maka selanjutnya akan diturunkan Piston

Core atau Gravity Core. Biasanya untuk mengambil sedimen di dasar laut pada laut dalam (deep
water), para ilmuwan menggunakan Piston Core yang lebih efektif dibanding Gravity Core.
Beberapa ilmuwan tidak ingin kondisi perairan pada daerah pengambilan sedimen (site)
terganggu akibat turunnya peralatan pengambil contoh sedimen. Oleh karenanya mereka akan
menurunkan CTD (Conductivity Temperature Depth) sebelum menurunkan CASQ Core. Hal ini
dimaksudkan agar kondisi perairan tidak terganggu oleh turunnya CASQ Core yang kemudian
membawa sedimen ke kolom perairan. Selanjutnya mereka menurunkan Multi Corer dan
dilanjutkan CASQ Core atau Gravity Core.
Setelah contoh sedimen didapatkan, selanjutnya ada penanganan di laboratorium terutama di atas
kapal setelah alat naik ke atas kapal dan membawa contoh sedimen. Hal pertama yang dilakukan
adalah mengambil plastic tube dari barrel. Kemudian plastic tube dibungkus menggunakan
plastic; dililitkan seperti mummy dengan minimal 2 lapisan. Tujuan membungkus plastic tube
dengan plastic adalah agar sedimen tidak cepat kering dan tidak cepat rusak. Selanjutnya
disimpan di dalam ruang penyimpanan dengan suhu antara 7 - 15C. Sedimen di simpan di
dalam ruang penyimpanan sampai waktunya sedimen dianalisis di dalam laboratorium.

Daftar Pustaka
Project Oceanography. 2002. Deep-Sea Sediment Coring.
http://www.marine.usf.edu/pjocean/packets/sp02/sp02u4p2.pdf. [25 Mei 2012]
International Polar Year. 2008. Coring at Sea. http://ipyrochon.uqar.qc.ca/?page_id=132. [25 Mei
2012]

Anda mungkin juga menyukai