Anda di halaman 1dari 20

XEROFTALMIA

Oleh

Fitriyah Hardiyanti Astutik


Pembimbing

dr. Bagas Kumoro, Sp. M

DEFENISI

Xeroftalmia adalah istilah yang menerangkan


gangguan kekurangan vitamin A pada mata,
termasuk terjadinya kelainan anatomi bola mata
dan gangguan fungsi sel retina yang berakibat
kebutaan.

EPIDEMIOLOGI

Angka kejadian xeroftalmia akibat defisiensi


vitamin A diperkirakan sekitar 20.000 100.000
kasus baru di seluruh dunia per tahunnya.

Angka kejadian ini semakin meningkat sejalan dengan


ditemukannya berbagai faktor yang dapat mencetuskan
terjadinya xeroftalmia.
Umur
Jenis Kelamin
Status Fisiologis
Status Gizi
Penyakit Infeksi
penurunan kadar vitamin A selama demam dan infeksi,
yaitu:
Asupan yang rendah karena sakit (anoreksia)
Gangguan absorpsi karena infeksi pada usus
Supresi sntesis albumin dan RBP (retinol binding protein)
oleh hepatosit
Peningkatan katabolisma protein, termasuk RBP

Faktor-faktor yang lain

ETIOLOGI

Konsumsi makanan yang tidak mengandung cukup


vitamin A atau provitamin A untuk jangka waktu yang
lama
Bayi tidak diberkan ASI eksklusif
Menu tidak seimbang ( kurang mengandung lemak,
protein, seng/Zn atau zat gizi lainnya ) yang dioerlukan
untuk penyerapan vitamin A dan penggunaan vitamin A
dalam tubuh.
Adanya gangguan penyerapan vitamin A atau pro-vitamin
A seperti pada penyakit-penyakit antara lain penyakit
pankreas, diare kronik, Kurang energi protein ( KEP ) dan
lain-lain sehingga kebutuhan vitamin A meningkat.
Adanya kerusakan hati, seperti pda kwashiorkor dan
hepatitis kronik, menyebabkan gangguan pembentukan
RBP ( retiinol Binding Protein ) dan pre albumin yang
penting untuk penyerapan vitamin A.

PATOFISIOLOGI

Salah satu fungsi dari vitamin A adalah


berperan dalam proses penglihatan, dimana
retina merupakan salah satu target sel dari
retinol.
Retinol yang telah berikatan dengan RBP akan
ditangkap oleh reseptor pada sel pigmen epitel
retina, yang akan dibawa ke sel-sel fotoreseptor
untuk pembentukan rodopsin.
Rodopsin ini sangat berperan terutama untuk
penglihatan pada cahaya redup.
Karena itu tanda dini dari defisiensi vitamin A
adalah rabun senja.

GEJALA KLINIS
1.

Buta Senja
Buta senja merupakan gejala awal dan
tersering pada defisiensi vitamin A, merupakan
akibat dari disfungsi fotoreseptor sel batang
pada retina, dengan gejala kesulitan melihat
pada sinar redup.
Penilaian dilakukan dengan adanya riwayat
kesulitan melihat pada sore hari.

2.

Xerosis Konjungtiva
Selaput lendir bola mata tampak kurang
mengkilat atau terlihat sedikit berkeriput, dan
berpigmentasi dengan permukaan kasar dan
kusam.
Orang tua sering mengeluh mata anak tampak
kering atau berubah warna kecoklatan.

3. Xerosis konjungtiva dan bercak bitot


Tampak kekeringan meliputi seluruh permukaan
konjungtiva
Konjungtiva tampak menebal, berlipat-lipat dan
berkerut
Orang tua mengeluh mata anaknya tempak
bersisik

4.

Xerosis Kornea
keadaan gawat darurat medis,
tampak bilateral
granular
berkabut dan tidak bercahaya
pada pemeriksaan dengan senter gambarannya
seperti kulit jeruk.

5. Ulkus Kornea atau Keratomalasia


gambarannya kecil, oval, defek bergaung, sering
pada daerah inferior, perifer permukaan kornea,
disertai injeksi konjungtiva, kadang ada
hipopion.
mencakup seluruh permukaan kornea, lesi
berwarna kuning keabuan

6.

Sikatriks Kornea
konsekuensi kebutaan yang disebabkan oleh
perbaikan ulkus dan keratomalasia.
Kornea tampak menjadi putih atau bola mata
mengecil

7.

Fundus Xeroftalmia
defisiensi vitamin A yang berkepanjangan
dimana terjadi gangguan fungsi sel batang
karena rusaknya struktur retina

TERAPI

Anda mungkin juga menyukai