Anda di halaman 1dari 15

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PROBIOTIK AIR UNTUK MENGHINDARI


INVESTASI Argulus sp. PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio)

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan Oleh:
Puput Puspitasari, 060710156P, Angkatan 2007
Faradilla Puspitasari, 060710310P, Angkatan 2007
Silvi Intan Kurnia, 0607101303P, Angkatan 2007
Jeny Ernawati Tambunan, 060810345P, Angkatan 2008

UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2010

HALAMAN PENGESAHAN
PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
1. Judul Kegiatan

:EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PROBIOTIK AIR UNTUK


MENGHINDARI INVESTASI Argulus sp. PADA IKAN MAS
(Cyprinus carpio)
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-P
( ) PKM-K
( ) PKM-T
( ) PKM-M
3. Bidang Ilmu
: ( ) Kesehatan
( ) Pertanian
( ) MIPA
( ) Teknologi dan Rekayasa
( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan/Penulis Utama
a. Nama Lengkap
: Puput Puspitasari
b. NIM
: 060710156P
c. Jurusan
: S-1 Budidaya Perairan
d. Universitas
: Universitas Airlangga
e. Alamat Rumah
: Mulyorejo utara no.57,Surabaya
f. No Telp/HP
: 085692329805
g. Email
: mooe_mput@yahoo.co.id
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis: 3 orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap
: Dr. Kismiyati.Ir.M.Si
b. NIP
: 19590808 198603 2 002
c. Alamat Rumah
: Kampus C Unair Mulyorejo Surabaya
d. No Telpon/HP
: 081553112983
7. Biaya Kegiatan Total
: Rp 6.500.000,- (Enam Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)
a. Sumber Dikti
: Rp 6.500.000,- (Enam Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)
b. Sumber Lain
: 8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 bulan
Surabaya, 13 Oktober 2010
Menyetujui
Wakil Dekan I
Ketua Pelaksana Kegiatan
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga
(Ir. Moch. Amin Alamsjah M.Si., Ph.D)
NIP. 19700116 199503 1 002
Direktur Kemahasiswaan
Universitas Airlangga

(Puput Puspitasari)
NIM. 060710156P
Dosen Pendamping

(Prof. Dr. Imam Mustofa, drh., M.Kes.)


NIP. 19600427 198701 1 001

(Dr. Kismiyati.Ir.M.Si)
NIP. 19590808 198603 2 002

A. JUDUL
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PROBIOTIK AIR UNTUK MENGHINDARI
INVESTASI Argulus sp. PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio)
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Kegiatan budidaya di Indonesia telah menjadi salah satu kegiatan yang
menunjang perekonomian. Salah satu budidaya ikan yang mudah dan ekonomis tetapi
dapat memberikan hasil yang maksimal adalah budidaya ikan mas. Ikan mas merupakan
jenis ikan konsumsi air tawar, tubuh memanjang pipih kesamping. Ikan mas sudah
dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai
dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan ikan mas
yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya adalah
hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 starin ikan mas yang dapat
diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya. Perkembangan budidaya ikan mas
ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Mulai dari jumlah telur yang dihasilkan oleh
tiap ekor induk sampai dengan pemijahan buatan dengan mempergunakan rangsangan
kelenjar birofgrafi semuanya sudah dilakukan penelitian terhadap ikan ini.
Di dalam melakukan kegiatan budidaya, pengendalian hama dan penyakit sangat
diperlukan untuk mencegah terjadinya kerugian oleh pembudidaya dan kerugian bagi
orang banyak akibat mutu rendah dan penyakit yang menyerang. Untuk itu perlu
dilakukan pengendalian hama dan penyakit dengan baik, terutama pada saat pengolahan
tanah pada kolam. Seperti pada penyakit hewan lainnya, maka pada satwa akuatik ini ada
tiga unsur yang berperan untuk timbulnya penyakit yaitu inang, agen penyakit dan
lingkungan. Apabila ketiga unsur tersebut saling mendukung (sinergis) maka tidak akan
terjadi penyakit. Sebaliknya, apabila terjadi antagonisme dari ketiga unsur, maka akan
terjadi atau besar peluang timbulnya penyakit. Adanya hama di dalam kolam sangat
merugikan bagi para pembudidaya dan spesies itu sendiri. Masalah serangan penyakit
merupakan hal utama yang tidak boleh diabaikan, karena menyangkut awal pemilihan
benih yang tahan atau bebas dari penyakit dan pengelolaan lingkungan sebagai media
perkembangan penyakit. Kerugian yang disebabkan serangan penyakit bukan hanya
kematian tetapi bisa berakibat penghentian usaha produksi. Gangguan tersebut bila
ditinjau dari segi ekonomi jelas sangat merugikan dalam usaha budidaya ikan yang
membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Kerugian yang ditimbulkan akibat serangan
suatu penyakit dapat berbentuk kematian, pertumbuhan yang lambat atau produksi benih
menurun (bahkan bisa berhenti sama sekali). Ikan yang pernah terserang penyakit bisa
menjadi sumber penyakit, yaitu menjadi perantara terhadap timbulnya penyakit baru
sehingga dapat berakibat fatal bagi usaha budidaya ikan. Penyakit merupakan suatu
keadaan dimana organisme tidak dapat mempertahankan keadaan normal, karena adanya
gangguan fungsi fisiologis yang dapat disebabkan oleh organisme patogen maupun
faktor-faktor lainnya. Timbulnya serangan penyakit pada ikan dapat disebabkan oleh
organisme lain, pakan maupun keadaan lingkungan (Mumyls, 2009). Penyakit ikan
terbagi menjadi dua kategori yakni penyakit parasiter dan non parasiter. Penyakit
parasiter adalah penyakit yang disebabkan oleh serangan parasit, sedangkan penyakit non
parasiter adalah penyakit yang tidak disebabkan oleh organisme paogen, lebih disebabkan
oleh faktor lingkungan. Salah satu contok penyakit parasiter adalah penyakit yang
disebabkan oleh parasit Argulus sp. yang sering meresahkan para pembudidaya ikan mas.

Sifat parasitik Argulus sp. cenderung temporer yaitu mencari inangnya secara acak dan
dapat berpindah dengan bebas pada tubuh ikan lain atau bahkan meninggalkannya. Hal
ini dapat dilakukan karena Argulus sp. mampu bertahan hidup selama beberapa hari di
luar tubuh ikan (Purwakusuma, 2007). Menurut Diani (1995) dalam Prasetya et al. (2004)
serangan parasit lebih sering mematikan pada ikan-ikan muda yang biasanya berukuran
kecil Ektoparasit yang sering terdapat di bagian sirip ini juga mengganngu kehidupan
ikan mas parasit ini mengakibatkan nafsu makan ikan menurudan lama- kelamaan ikan
lemas dan akhirnya mati.
Pengendalian penyakit dalam usaha budidaya ikan masih mengandalkan
antiseptik, disinfektan sampai antibiotik, namun tingkat keberhasilannya sangat terbatas.
Penggunaan antibiotik yang tidak bijaksana telah meningkatkan kekhawatiran terhadap
keamanan makanan dan kesehatan masyarakat, penggunaan antibiotik untuk pencegahan
penyakit justru meningkatkan mikroba dan memacu resistensi pada beragam bakteri,
sehingga untuk sejumlah kasus penyakit pengendaliannya lebih sulit. Berdasarkan
kekhawatiran ini perlu adanya sistem pengelolaan terhadap kesehatan biota yang
dibudidayakan beserta lingkungannya antara lain dengan penggunaan vaksin,
imunostimulan non spesifik yang salah satunya probiotik dan adanya pengendalian secara
hayati. Penerapan Probiotik air dalam usaha budidaya terbukti dapat meningkatkan
resistensi biota yang dibudidayakan ikan terhadap infeksi, karena itu penggunaan
probiotik merupakan salah satu cara preventif yang dapat mengatasi penyakit. Probiotik
adalah mikroorganisme yang memiliki kemampuan mendukung pertumbuhan dan
produktivitas ikan. Probiotik berfungsi menyeimbangkan jumlah mikroorganisme di
perairan, mengurangi residu sisa pakan, membantu daya tahan ikan, serta memacu
pertumbuhan. Selain membuat ikan sehat, cepat besar, dan tahan terhadap penyakit,
probiotik juga dimanfaatkan untuk mempercepat proses pemurnian air secara bakterial,
sehingga kegiatan produksi budidaya ikan dapat dihidupkan lagi secara kontinyu (Kadir,
2009).
C. PERUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang akan dikaji pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh pemberian dosis probiotik air yang berbeda pada kolam
terhadap infestasi Argulus sp. pada ikan Mas?
2. Berapakah dosis optimum probiotik air yang mampu menghindari infestasi
Argulus sp. pada tubuh ikan Mas?
D. TUJUAN
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis probiotik air yang berbeda terhadap
infestasi Argulus sp. pada tubuh ikan Mas.
2. Untuk mengetahui berapakah dosis optimum probiotik air yang mampu
menghindari infestasi Argulus sp. pada tubuh ikan Mas.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu kita dapat mengaplikasikan
penggunaan probiotik pada air kolam dalam penanggulangan penyakit parasit khususnya
ikan Mas. Mengetahui ketepatan dan efisiensi dari penggunaan probiotik pada air kolam

dalam menanggulangi parasit Argulus sp. yang meresahkan ikan.


F. KEGUNAAN
Hasil dari penelitian ini diharapkan penggunaan probiotik air dalam pencegahan
penyakit ikan menjadi mudah diperoleh, murah, efektif untuk mencegah dan mengobati
penyakit ikan, relatif aman bagi ikan, lingkungan, dan manusia yang mengonsumsinya
(konsumer). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan juga mampu menambah
pengetahuan mengenai manfaat probiotik air yang digunakan di dalam kolam budidaya
ikan dalam menghindari serangan parasit yang mengganggu kehidupan ikan budidaya.
G. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Spesies ikan mas (Cyprinus carpio) termasuk dalam genus Cyprinus dari family
Cyprinidae. Di berbagai tempat ikan mas ini disebut sebagai ikan tombro, raya, atau
ameh. Ikan ini menurut sejarahnya berasal dari China dan Rusia yang kemudian
disebarkan di daerah Eropa dan negara-negara Asia Timur dan selatan pada abad
pertengahan. Sekarang telah merata diseluruh dunia, baik sebagai ikan liar maupun
sebagai ikan kultur.
Adapun klasifikasi ikan mas (Cyprinus carpio) menurut (Khairul dan Khairuman,
2008) adalah sebagai berikut:
Phyllum
: Chordata
Class
: Osteichthyes
Subclass
: Actinopterygii
Ordo
: Cypriniformes
Subordo
: Cyprinoidea
Family
: Cyprinidae
Genus
: Cyprinus
Species
: Cyprinus carpio
Morfologi
Secara morfologis, ikan mas (Gambar.1) mempunyai bentuk tubuh agak
memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan.
Bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut berukuran pendek. Bentuk tubuh ikan
mas agak memanjang dan memipih tegak (comprossed). Mulutnya terletak di bagian
tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Di bagian anterior
mulut terdapat dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan
(pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi geraham. Secara umum, hampir
seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik dan hanya sebagian kecil saja yang tubuhnya tidak
ditutupi sisik. Sisik ikan mas berukuran relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik
sikloid berwarna hijau, biru, merah, kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna
tersebut sesuai dengan rasnya.
Sirip punggungnya (dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjarikeras dan
di bagian akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan
dengan permukaan sisip perut (ventral). Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri seperti
sirip punggung, yaitu berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi. garis rusuknya (linea
lateralis atau gurat sisi) tergolong lengkap, berada di pertengahan tubuh dengan bentuk

melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Khairul dan
Khairuman, 2008).

Gambar 1. Ikan Mas (Cyprinus carpio)


Habitat
Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya tidak
terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau.
Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150--600 meter di atas
permukaan air laut (dpl) dan pada suhu 25-30 C. Meskipun tergolong ikan air tawar,
ikan mas kadang-kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai yang
bersalinitas (kadar garam) 25-30%o. Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang
dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun
binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat
di dasar dan tepi perairan.
Perkembangbiakan
Daur hidup ikan mas dimulai dari perkembangan di dalam gonad (ovarium pada
ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan yang menghasilkan
sperma). Sebenarnya pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak
tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya, ikan mas Bering memijah pada awal
musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang tergenang air.
Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang
memijah, induk-induk ikan mas aktif mencari tempat yang rimbun, seperti tanaman air
atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat inilah yang nantinya akan
digunakan sebagai tempat menempel telur sekaligus membantu perangsangan ketika
terjadi pemijahan.
Ikan mas mempunyai telur yang merekat atau dengan kata lain sifat telurnya
adhesif/menempel. Kebiasaannya sebelum melakukan pemijahan di alam adalah mencari
tempat yang rimbun dengan tanaman air atau rumput-rumputan yang menutupi
permukaan perairan. Sifat telur ikan mas adalah menempel pada substrat. Telur ikan mas
berbentuk bulat, berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20 mg.
Ukuran telur bervariasi, tergantung dari umur dan ukuran atau bobot induk. Embrio akan
tumbuh di dalam telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa. Antara 2-3 hari kemudian,
telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva.

Larva ikan mas mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar
sebagai cadangan makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam
waktu 2-4 hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran larva
antara 0,50,6 mm dan bobotnya antara 18-20 mg. Larva berubah menjadi kebul (larva
stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia kebul ini, ikan mas memerlukan pasokan
makanan dari luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan alami kebul terutama berasal
dari zooplankton, seperti rotifera, moina, dan daphnia. Kebutuhan pakan alami untuk
kebul dalam satu hari sekitar 60-70% dari bobotnya. Setelah 2-3 minggu, kebul tumbuh
menjadi burayak yang berukuran 1-3 cm dan bobotnya 0,1-0,5 gram. Antara 2-3 minggu
kemudian burayak tumbuh menjadi putihan (benih yang siap untuk didederkan) yang
berukuran 3-5 cm dan bobotnya 0,5-2,5 gram. Putihan tersebut akan tumbuh terus.
Setelah tiga bulan berubah menjadi gelondongan yang bobot per ekornya sekitar 100
gram. Gelondongan akan tumbuh terus menjadi induk. Setelah enam bulan dipelihara,
bobot induk ikan jantan bisa mencapai 500 gram. Sementara itu, induk betinanya bisa
mencapai bobot 1,5 kg setelah berumur 15 bulan. Induk-induk ikan mas tersebut
mempunyai kebiasaan mengaduk-aduk dasar perairan atau dasar kolam untuk mencari
makanan (Agus, 2005).
Argulus sp.
Argulus sp. mewakili salah satu penyakit yang mengancam kesehata ikan baik
merusak jaringan secara langsung. Argulus sp. merupakan parasit ikan dari golongan
udang-udangan keluarga Branchiura. Parasit ini masuk ke dalam akuarium biasanya
melalu pakan hidup. Diketahui ada sekitar 30 spesies Argulus. Dua diantaranya, yang erat
kaitannya dengan akuarium, adalah Argulus foliaclus dan Argulus japonicus
Menurut (Zuraida,2008) klasifikasi Argulus sp. adalah sebagai berikut:
Phylum
: Arthropoda
Sub Phylum : Crustacea
Class
: Maxillopoda
Sub Class
: Branchiura
Ordo
: Arguloida
Family
: Argulidae
Genus
: Argulus
Spesies
: Argulus sp.
Morfologi
Argulus sp. (Gambar.2) Memiliki 2 mata majemuk untuk mendeteksi inang.
Warna terang pada betina untuk perilaku penyerangan pada waktu gelap sehingga bisa
berenang dan mencari makan sampai 4 kali lebih jauh. Pada waktu gelap, ikan tidak bisa
berenang cepat hal ini memudahkan Argulus sp. Betina secara umum meletakan telur
pada benda yang mengapung, secara tunggal, dobel maupun tripel, setelah itu kembali
menyerang. Argulus sp. Dapat dilihat dengan mata biasa (tanpa bantuan alat pembesar),
di permukaan tubuh ikan inang seperti bulatan-bulatan. Pertama kali menempel warnanya
transparan kemudian lama-kelamaan menjadi gelap atau seperti mata ular.

Gambar 2. Argulus sp.


Daur Hidup
Telur Argulus sp. menetas dalam 17 hari pada suhu 23oC dan 30 hari pada suhu
20oC. Keseluruhan daur hidup memerlukan waktu 55 hari pada suhu 20oC. Telur menetas
setelah 10 hari pada suhu 35oC dan setelah 61 hari pada suhu 15 oC. Telur diletakan dalam
sebulan baru menetas hal ini terjadi sepanjang tahun. Telur menetas 35-37 hari pada suhu
15-16oC, dari menetas sampai menjadi betina yang matang telur membutuhkan waktu 49
hari. Setelah menetas langsung menjadi matang telur. Stadium larva memiliki antenna
kedua yang panjang dan palpus mandibula. Selama beberapa hari molting sampai 6 kali
(2-6 hari) kemudian matang telur kira-kira 4 minggu tergantung suhu.
Patogenesis
Menempel dengan sucker kemudian menghisap darah menggunakan stylet. Lalu
terjadi pendarahan dan menjadi luka kemudian inang akan menjadi lemah dan akhirnya
mati. Untuk menyerang. Probocis dibentuk dari mandibula, labrum dan labium. Stylet
Argulidae terletak di anterior mulut dan terbagi dari saluran pencernaan. Yang betina
tumbuh lebih besar dibandingkan yang jantan. Yang dewasa dapat bertahan selama
beberapa hari jauh dari ikan.
Probiotik
Probiotik yaitu suplementasi sel mikroba atau komponen sel mikroba pada pakan
yang mengguntungkan inang. (Irianto,2003). Probiotik terdiri dari bakteri dan jamur.
Bakteri probiotik yang digunakan untuk meningakatkan pertumbuhan pakan yaitu
Lactobacilus (L. acidophilus, L. bulgaricus,L. plantarum dan L. lactis). Bifidobacterium
(B. bifidum dan B.thermophilum), Streptococcus lactis dan Bacillus. Jamur yaitu
Saccaharomyces cerevisiae, Aspergilus (A. niger dan A. oryzae) (Samadi, 2002).
Manfaat Probiotik
Probiotik merupakan makanan tambahan berupa sel-sel mikroba hidup, yang
memiliki pengaruh menguntungkan bagi hewan inang yang mengkonsumsinya melalui
penyeimbangan flora mikroba intestinalnya (Fuller 1987). Selanjutnya Verschere et al,
(2000) menyatakan bahwa probiotik sebagai penambah mikroba hidup yang memiliki
pengaruh menguntungkan bagi komunitas mikroba lingkungan hidupnya. Pendapat lain
oleh Salminen et al, (1999) bahwa probiotik merupakan segala bentuk preparasi sel
mikroba atau komponen sel mikroba yang memiliki pengaruh menguntungkan bagi
kesehatan dan kehidupan inang.

Penggunaan probiotik untuk pengendalian parasit pada ikan perlu melalui uji
pendahuluan untuk mengetahui konsentrasi optimal probiotik yang dapat menghambat
penempelan parasit tetapi aman digunakan untuk ikan. Selain itu, dalam melakukan
pengobatan juga perlu dipertimbangkan cara parasit melakukan penetrasi ke ikan yang
akan menentukan metode pengobatan yang dipilih, ukuran ikan, dan spesies ikan yang
akan diobati. Ukuran dan spesies ikan yang berbeda akan menghasilkan sensitivitas yang
berbeda terhadap tumbuhan obat yang diaplikasikan.
Meknisme Kerja Probiotik
Kemampuan probiotika untuk bertahan hidup dalam saluran pencernaan dan
menempel pada sel-sel usus adalah sesuatu yang diinginkan. Hal ini merupakan tahap
pertama untuk berkolonisasi, dan selanjutnya dapat dimodifikasi untuk sistem imunisasi /
kekebalan hewan inang. Kemampuan menempel yang kuat pada sel-sel usus ini akan
menyebabkan mikroba-mikroba probiotika berkembang dengan baik dan
mikrobamikroba patogen terreduksi dari sel-sel usus hewan inang, sehingga
perkembangan organisme-organisme patogen yang menyebabkan penyakit tersebut,
seperti Eshericia coli, Salmonella thyphimurium dalam saluran pencernaan akan
mengalami hambatan.Sejumlah probiotik telah memperlihatkan kemampuan menempel
yang kuat pada sel-sel usus manusia seperti Lactobacillus casei, Lactobacillus
acidophilus, Lactobacillus plantarum dan sejumlah besar Bifidobacteria (McNaught and
MacFie, 2000).
Mikroorganisme probiotika mampu mengatur beberapa aspek dari system kekebalan
hewan inang. Kemampuan mikroba probiotika mengeluarkan toksin yang mereduksi /
menghambat perkembangan mikroba-mikroba patogen dalam saluran pencernaan,
merupakan suatu kondisi yang dapat meningkatkan kekebalan hewan inang. Toksintoksin yang dihasilkan tersebut merupakan antibiotika bagi mikroba-mikroba patogen,
sehingga penyakit yang ditimbulkan oleh mikroba patogen tersebut akan bekurang dan
dapat hilang atau sembuh dengan sendirinya. Hal ini akan memberikan keuntungan
terhadap kesehatan hewan inang sehingga tahan terhadap serangan penyakit.
H. METODE PELAKSANAAN
1. Tempat dan Waktu
Pelaksanaan penelitian akan dilakukan di Laboratorium Fakultas Perikanan dan
Kelautan Universitas Airlangga selama dua bulan.
2. Alat dan Bahan
a. Alat Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian alat-alat yang akan digunakan adalah: Bak plastik, Stereo
mikroskop dan mikroskop majemuk, Objek dan cover glass, Scalpel, Gunting, Pinset,
Pipet, Nampan dan Tissue.
b. Bahan Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan bahan yakni: Ikan mas (Cyprinus carpio) sebanyak
250ekor, Probiotik air, Argulus sp.

3. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu sebagai berikut:
a. Variabel Bebas : Prevalensi Argulus sp.
b. Variabel Terikat : Dosis pemberian probiotik air
4. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan RAL dengan 5 perlakuan dosis ampas tahu berfermentasi
yang masing-masing mendapat ulangan sebanyak 4 kali. Perlakuan dan kontrol yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
Perlakuan A, Tanpa probiotik air (kontrol)
Perlakuan B, Dosis probiotik air 1ml/m3
Perlakuan C, Dosis probiotik air 2ml/m3
Perlakuan D, Dosis probiotik air 3ml/m3
Perlakuan E, Dosis probiotik air 4ml/m3
5. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksprimental
yaitu suatu metode yang dipakai untuk mengetahui pengaruh dari suatu media alat atau
kondisi yang sengaja diadakan.Hasil yang akan didapat menegaskan bagaimana
hubungan kausal anatara variabel-variabel yang diselidiki dan seberapa besar hubungan
sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan dan menyediakan
kontrol untuk pembanding (Nazir, 1988) dalam (Topan, A, 2002).
6. Langkah Kerja Penelitian
Langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah perlakuan dengan pemberian dosis
probiotik air yang berbeda. Yaitu menebarkan probiotik ke dalam kolam ikan dengan dosis
1ml per 1m3, 2ml/m3, 3ml/m3, dan 4ml/m3 selama dua bulan lalu diberi uji tantang
menggunakan parasit Argulus sp. Penebaran yang dilakukan dalam jangka waktu yang
berbeda akan dilihat waktu penebaran yang mana yang paling efektif untuk menghindari
infestasi parasit pada tubuh ikan mas. Tetapi dilihat juga mortalitas dan pengaruh kepada
ikannya, apabila efek yang diberikan mempengaruhi penurunan kondisi fisik ikan berarti
konsentrasi tersebut tidak tepat diberikan. Dosis yang diberikan 1ml per 1ml 3 didapatkan
dari prosedur penggunaan probiotik air ke dalam kolam ikan. Tetapi waktu yang biasa
digunakan adalah dua minggu satu kali efektivitasnya belum teruji pada penyakit parasit,
biasanya digunakan untuk bakteri sebagai penambah sistem imun ikan. Maka dari itu,
penelitian ini menggunakan metode yang belum dilakukan untuk memanfaatkan probiotik
terhadap investasi parasit Argulus sp.

Perlakuan A
Kontrol

Ikan Mas
(Cyprinus carpio)

Perlakuan B
Dosis Probiotik Air
1ml/m3

Dimasukkan ke dalam
Bak plastik sesuai
dengan masing-masing
perlakuan

Perlakuan C
Dosis Probiotik Air
2ml/m3

Perlakuan D
Investasi Argulus sp.

Dosis Probiotik Air


3ml/m3

Perlakuan E

Perhitungan Prevalensi
Argulus sp. pada ikan
yang diberikan
perlakuan yang berbedabeda

Dosis Probiotik Air


4ml/m3

Gambar 3. Diagram Alir Penelitian


I. JADWAL KEGIATAN
No.

1.

Kegiatan
Persiapan Penelitian
1. Perijinan
2. Persiapan alat dan bahan
3. Instrumen penelitian

XXXX
XXX
XXX

Bulan
ke3
4

2.

Pelaksanaan penelitian

XXXX XXXX X

3.

Pengolahan data

4.

Pembuatan draft laporan

5.

Presentasi di depan viewer

XX

6.

Penyusunan laporan akhir

XXXX

7.

Pengiriman laporan

XXXX
XX

XX

J. RANCANGAN BIAYA
1.

Rekapitulasi Biaya
No.
Jenis Pengeluaran
1

1.

Pelaksanaan penelitian

3.660.000,00

2.

Transportasi

1.750.000,00

3.

Dokumentasi

555.000,00

4.

Penyusunan laporan

535.000,00

Total dana diperlukan


2.

Jumlah (Rp)

6.500.000,00

Rincian Pengeluaran
a. Pelaksanaan Penelitian
1. Perijinan

Rp

200.000,00

2. Alat dan bahan penelitian

Rp

2.910.000,00

3. Olah data

Rp

550.000,00

Rp

3.660.000,00

Jumlah
Alat dan Bahan penelitian
a. 21 bak plastik berukuran besar berbentuk
lingkaran @ Rp. 30.000
b. Batu aerator, selang, percabangan selang
c. Cover glass
d. Objek glass
e. 2 kabel rol @ 65.000
f. 1 set alat bedah
g. 250 ekor ikan mas @ 2000,h. Probiotik Air
i. Argulus

Rp. 630.000
Rp. 150.000
Rp. 100.000
Rp. 200.000
Rp. 130.000
Rp. 250.000
Rp. 500.000
Rp. 300.000
Rp. 300.000

j. Alat pengukur kualitas air


k. Jaring ikan
Jumlah

Rp. 300.000
Rp. 50.000
Rp. 2.910.000

b. Transportasi
1. Pra kegiatan

Rp

200.000,00

2. Pelaksanaan kegiatan

Rp

1.450.000,00

3. Pasca kegiatan

Rp

200.000,00

Rp

1.850.000,00

1. Sewa kamera digital

Rp

150.000,00

2. Cuci cetak

Rp

150.000,00

3. Sewa Handycam

Rp

175.000,00

4. Transfer ke CD

Rp

80.000,00

Jumlah

Rp

555.000,00

1. Kertas A4 2 rim @ Rp 40.000,00

Rp

80.000,00

2. Tinta printer 3 @ Rp 25.000,00

Rp

75.000,00

3. Penggandaan

Rp

200.000,00

4. Pengarsipan

Rp

100.000,00

5. Copy CD Kegiatan

Rp

80.000,00

Jumlah
TOTAL PENGELUARAN

Rp
Rp

535.000,00
6.500.000,00

Jumlah
c. Dokumentasi:

d. Penyusunan Laporan:

K. DAFTAR PUSTAKA
Rochdianto, Agus, 2005. Analisis Finansial Usaha Pembenihan Ikan Karper (Cyprinus
carpio Linn) di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Skripsi S1 FE,
Universitas Tabanan
Gunadi, Bambang. Budi Daya Ikan Mas Secara Intensif. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
2008.
Amri, Khairul. Budidaya Ikan Mas. AgroMedia Pustaka, 2008
http://zuraidakusumastuti.blogspot.com/2009/06/penyakit-ikan-airtawar.html
http://www.forumkami.com/forum/forum-hewan/41263-cara-pemijahan-ikan-mas.html
http://ruangberita.com/mau-tau-bagaimana-cara-bertelur-nya-ikan-tawar-masuk-gan/
http://hobiikan.blogspot.com/2009/09/ciri-morfologi-ikan-mas.html
http://migroplus.com/brosur/Budidaya%20ikan%20mas.pdf
http://bumikupijak.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=75
http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_mas

L. LAMPIRAN
1. BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA KELOMPOK
Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama
: Puput Puspitasari
NIM
: 060710156P
Fakultas/Program Studi
: Perikanan dan Kelautan/Bud. Perairan
Perguruan Tinggi
: Universitas Airlangga
Waktu untuk Kegiatan
: 10 jam/minggu

(Puput Puspitasari)
Anggota Pelaksana
Anggota 1
Nama
NIM
Fakultas/Program Studi
Perguruan Tinggi
Waktu untuk Kegiatan

: Silvi Intan Kurnia


: 060710303P
: Perikanan dan Kelautan/Bud. Perairan
: Universitas Airlangga
: 10 jam/minggu

(Silvi Intan Kurnia)


Anggota 2
Nama
NIM
Fakultas/Program Studi
Perguruan Tinggi
Waktu untuk Kegiatan

: Faradilla Puspita Sari


: 060710310P
: Perikanan dan Kelautan/Bud. Perairan
: Universitas Airlangga
: 10 jam/minggu

(Faradilla Puspita Sari)


Anggota 3
Nama
NIM
Fakultas/Program Studi
Perguruan Tinggi
Waktu untuk Kegiatan

: Jeny E.Tambunan
: 060810345P
: Perikanan dan Kelautan/Bud. Perairan
: Universitas Airlangga
: 10 jam/minggu

(Jeny E.Tambunan)
2. BIODATA DOSEN PENDAMPING
Nama dan Gelar
: Dr. Kismiyati.Ir.M.Si
NIP
: 19590808 198603 2 002
Golongan dan Pangkat: IV A
Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
Fakultas
: Perikanan dan Kelautan/Bud.Perairan
Perguruan Tinggi
: Universitas Airlangga
Bidang Keahlian
: Parasitologi
Waktu untuk Kegiatan : 5 jam/minggu

(Dr. Kismiyati.Ir.M.Si)

Anda mungkin juga menyukai