BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh:
Puput Puspitasari, 060710156P, Angkatan 2007
Faradilla Puspitasari, 060710310P, Angkatan 2007
Silvi Intan Kurnia, 0607101303P, Angkatan 2007
Jeny Ernawati Tambunan, 060810345P, Angkatan 2008
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2010
HALAMAN PENGESAHAN
PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
1. Judul Kegiatan
(Puput Puspitasari)
NIM. 060710156P
Dosen Pendamping
(Dr. Kismiyati.Ir.M.Si)
NIP. 19590808 198603 2 002
A. JUDUL
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PROBIOTIK AIR UNTUK MENGHINDARI
INVESTASI Argulus sp. PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio)
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Kegiatan budidaya di Indonesia telah menjadi salah satu kegiatan yang
menunjang perekonomian. Salah satu budidaya ikan yang mudah dan ekonomis tetapi
dapat memberikan hasil yang maksimal adalah budidaya ikan mas. Ikan mas merupakan
jenis ikan konsumsi air tawar, tubuh memanjang pipih kesamping. Ikan mas sudah
dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai
dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan ikan mas
yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya adalah
hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 starin ikan mas yang dapat
diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya. Perkembangan budidaya ikan mas
ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Mulai dari jumlah telur yang dihasilkan oleh
tiap ekor induk sampai dengan pemijahan buatan dengan mempergunakan rangsangan
kelenjar birofgrafi semuanya sudah dilakukan penelitian terhadap ikan ini.
Di dalam melakukan kegiatan budidaya, pengendalian hama dan penyakit sangat
diperlukan untuk mencegah terjadinya kerugian oleh pembudidaya dan kerugian bagi
orang banyak akibat mutu rendah dan penyakit yang menyerang. Untuk itu perlu
dilakukan pengendalian hama dan penyakit dengan baik, terutama pada saat pengolahan
tanah pada kolam. Seperti pada penyakit hewan lainnya, maka pada satwa akuatik ini ada
tiga unsur yang berperan untuk timbulnya penyakit yaitu inang, agen penyakit dan
lingkungan. Apabila ketiga unsur tersebut saling mendukung (sinergis) maka tidak akan
terjadi penyakit. Sebaliknya, apabila terjadi antagonisme dari ketiga unsur, maka akan
terjadi atau besar peluang timbulnya penyakit. Adanya hama di dalam kolam sangat
merugikan bagi para pembudidaya dan spesies itu sendiri. Masalah serangan penyakit
merupakan hal utama yang tidak boleh diabaikan, karena menyangkut awal pemilihan
benih yang tahan atau bebas dari penyakit dan pengelolaan lingkungan sebagai media
perkembangan penyakit. Kerugian yang disebabkan serangan penyakit bukan hanya
kematian tetapi bisa berakibat penghentian usaha produksi. Gangguan tersebut bila
ditinjau dari segi ekonomi jelas sangat merugikan dalam usaha budidaya ikan yang
membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Kerugian yang ditimbulkan akibat serangan
suatu penyakit dapat berbentuk kematian, pertumbuhan yang lambat atau produksi benih
menurun (bahkan bisa berhenti sama sekali). Ikan yang pernah terserang penyakit bisa
menjadi sumber penyakit, yaitu menjadi perantara terhadap timbulnya penyakit baru
sehingga dapat berakibat fatal bagi usaha budidaya ikan. Penyakit merupakan suatu
keadaan dimana organisme tidak dapat mempertahankan keadaan normal, karena adanya
gangguan fungsi fisiologis yang dapat disebabkan oleh organisme patogen maupun
faktor-faktor lainnya. Timbulnya serangan penyakit pada ikan dapat disebabkan oleh
organisme lain, pakan maupun keadaan lingkungan (Mumyls, 2009). Penyakit ikan
terbagi menjadi dua kategori yakni penyakit parasiter dan non parasiter. Penyakit
parasiter adalah penyakit yang disebabkan oleh serangan parasit, sedangkan penyakit non
parasiter adalah penyakit yang tidak disebabkan oleh organisme paogen, lebih disebabkan
oleh faktor lingkungan. Salah satu contok penyakit parasiter adalah penyakit yang
disebabkan oleh parasit Argulus sp. yang sering meresahkan para pembudidaya ikan mas.
Sifat parasitik Argulus sp. cenderung temporer yaitu mencari inangnya secara acak dan
dapat berpindah dengan bebas pada tubuh ikan lain atau bahkan meninggalkannya. Hal
ini dapat dilakukan karena Argulus sp. mampu bertahan hidup selama beberapa hari di
luar tubuh ikan (Purwakusuma, 2007). Menurut Diani (1995) dalam Prasetya et al. (2004)
serangan parasit lebih sering mematikan pada ikan-ikan muda yang biasanya berukuran
kecil Ektoparasit yang sering terdapat di bagian sirip ini juga mengganngu kehidupan
ikan mas parasit ini mengakibatkan nafsu makan ikan menurudan lama- kelamaan ikan
lemas dan akhirnya mati.
Pengendalian penyakit dalam usaha budidaya ikan masih mengandalkan
antiseptik, disinfektan sampai antibiotik, namun tingkat keberhasilannya sangat terbatas.
Penggunaan antibiotik yang tidak bijaksana telah meningkatkan kekhawatiran terhadap
keamanan makanan dan kesehatan masyarakat, penggunaan antibiotik untuk pencegahan
penyakit justru meningkatkan mikroba dan memacu resistensi pada beragam bakteri,
sehingga untuk sejumlah kasus penyakit pengendaliannya lebih sulit. Berdasarkan
kekhawatiran ini perlu adanya sistem pengelolaan terhadap kesehatan biota yang
dibudidayakan beserta lingkungannya antara lain dengan penggunaan vaksin,
imunostimulan non spesifik yang salah satunya probiotik dan adanya pengendalian secara
hayati. Penerapan Probiotik air dalam usaha budidaya terbukti dapat meningkatkan
resistensi biota yang dibudidayakan ikan terhadap infeksi, karena itu penggunaan
probiotik merupakan salah satu cara preventif yang dapat mengatasi penyakit. Probiotik
adalah mikroorganisme yang memiliki kemampuan mendukung pertumbuhan dan
produktivitas ikan. Probiotik berfungsi menyeimbangkan jumlah mikroorganisme di
perairan, mengurangi residu sisa pakan, membantu daya tahan ikan, serta memacu
pertumbuhan. Selain membuat ikan sehat, cepat besar, dan tahan terhadap penyakit,
probiotik juga dimanfaatkan untuk mempercepat proses pemurnian air secara bakterial,
sehingga kegiatan produksi budidaya ikan dapat dihidupkan lagi secara kontinyu (Kadir,
2009).
C. PERUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang akan dikaji pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh pemberian dosis probiotik air yang berbeda pada kolam
terhadap infestasi Argulus sp. pada ikan Mas?
2. Berapakah dosis optimum probiotik air yang mampu menghindari infestasi
Argulus sp. pada tubuh ikan Mas?
D. TUJUAN
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis probiotik air yang berbeda terhadap
infestasi Argulus sp. pada tubuh ikan Mas.
2. Untuk mengetahui berapakah dosis optimum probiotik air yang mampu
menghindari infestasi Argulus sp. pada tubuh ikan Mas.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu kita dapat mengaplikasikan
penggunaan probiotik pada air kolam dalam penanggulangan penyakit parasit khususnya
ikan Mas. Mengetahui ketepatan dan efisiensi dari penggunaan probiotik pada air kolam
melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Khairul dan
Khairuman, 2008).
Larva ikan mas mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar
sebagai cadangan makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam
waktu 2-4 hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran larva
antara 0,50,6 mm dan bobotnya antara 18-20 mg. Larva berubah menjadi kebul (larva
stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia kebul ini, ikan mas memerlukan pasokan
makanan dari luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan alami kebul terutama berasal
dari zooplankton, seperti rotifera, moina, dan daphnia. Kebutuhan pakan alami untuk
kebul dalam satu hari sekitar 60-70% dari bobotnya. Setelah 2-3 minggu, kebul tumbuh
menjadi burayak yang berukuran 1-3 cm dan bobotnya 0,1-0,5 gram. Antara 2-3 minggu
kemudian burayak tumbuh menjadi putihan (benih yang siap untuk didederkan) yang
berukuran 3-5 cm dan bobotnya 0,5-2,5 gram. Putihan tersebut akan tumbuh terus.
Setelah tiga bulan berubah menjadi gelondongan yang bobot per ekornya sekitar 100
gram. Gelondongan akan tumbuh terus menjadi induk. Setelah enam bulan dipelihara,
bobot induk ikan jantan bisa mencapai 500 gram. Sementara itu, induk betinanya bisa
mencapai bobot 1,5 kg setelah berumur 15 bulan. Induk-induk ikan mas tersebut
mempunyai kebiasaan mengaduk-aduk dasar perairan atau dasar kolam untuk mencari
makanan (Agus, 2005).
Argulus sp.
Argulus sp. mewakili salah satu penyakit yang mengancam kesehata ikan baik
merusak jaringan secara langsung. Argulus sp. merupakan parasit ikan dari golongan
udang-udangan keluarga Branchiura. Parasit ini masuk ke dalam akuarium biasanya
melalu pakan hidup. Diketahui ada sekitar 30 spesies Argulus. Dua diantaranya, yang erat
kaitannya dengan akuarium, adalah Argulus foliaclus dan Argulus japonicus
Menurut (Zuraida,2008) klasifikasi Argulus sp. adalah sebagai berikut:
Phylum
: Arthropoda
Sub Phylum : Crustacea
Class
: Maxillopoda
Sub Class
: Branchiura
Ordo
: Arguloida
Family
: Argulidae
Genus
: Argulus
Spesies
: Argulus sp.
Morfologi
Argulus sp. (Gambar.2) Memiliki 2 mata majemuk untuk mendeteksi inang.
Warna terang pada betina untuk perilaku penyerangan pada waktu gelap sehingga bisa
berenang dan mencari makan sampai 4 kali lebih jauh. Pada waktu gelap, ikan tidak bisa
berenang cepat hal ini memudahkan Argulus sp. Betina secara umum meletakan telur
pada benda yang mengapung, secara tunggal, dobel maupun tripel, setelah itu kembali
menyerang. Argulus sp. Dapat dilihat dengan mata biasa (tanpa bantuan alat pembesar),
di permukaan tubuh ikan inang seperti bulatan-bulatan. Pertama kali menempel warnanya
transparan kemudian lama-kelamaan menjadi gelap atau seperti mata ular.
Penggunaan probiotik untuk pengendalian parasit pada ikan perlu melalui uji
pendahuluan untuk mengetahui konsentrasi optimal probiotik yang dapat menghambat
penempelan parasit tetapi aman digunakan untuk ikan. Selain itu, dalam melakukan
pengobatan juga perlu dipertimbangkan cara parasit melakukan penetrasi ke ikan yang
akan menentukan metode pengobatan yang dipilih, ukuran ikan, dan spesies ikan yang
akan diobati. Ukuran dan spesies ikan yang berbeda akan menghasilkan sensitivitas yang
berbeda terhadap tumbuhan obat yang diaplikasikan.
Meknisme Kerja Probiotik
Kemampuan probiotika untuk bertahan hidup dalam saluran pencernaan dan
menempel pada sel-sel usus adalah sesuatu yang diinginkan. Hal ini merupakan tahap
pertama untuk berkolonisasi, dan selanjutnya dapat dimodifikasi untuk sistem imunisasi /
kekebalan hewan inang. Kemampuan menempel yang kuat pada sel-sel usus ini akan
menyebabkan mikroba-mikroba probiotika berkembang dengan baik dan
mikrobamikroba patogen terreduksi dari sel-sel usus hewan inang, sehingga
perkembangan organisme-organisme patogen yang menyebabkan penyakit tersebut,
seperti Eshericia coli, Salmonella thyphimurium dalam saluran pencernaan akan
mengalami hambatan.Sejumlah probiotik telah memperlihatkan kemampuan menempel
yang kuat pada sel-sel usus manusia seperti Lactobacillus casei, Lactobacillus
acidophilus, Lactobacillus plantarum dan sejumlah besar Bifidobacteria (McNaught and
MacFie, 2000).
Mikroorganisme probiotika mampu mengatur beberapa aspek dari system kekebalan
hewan inang. Kemampuan mikroba probiotika mengeluarkan toksin yang mereduksi /
menghambat perkembangan mikroba-mikroba patogen dalam saluran pencernaan,
merupakan suatu kondisi yang dapat meningkatkan kekebalan hewan inang. Toksintoksin yang dihasilkan tersebut merupakan antibiotika bagi mikroba-mikroba patogen,
sehingga penyakit yang ditimbulkan oleh mikroba patogen tersebut akan bekurang dan
dapat hilang atau sembuh dengan sendirinya. Hal ini akan memberikan keuntungan
terhadap kesehatan hewan inang sehingga tahan terhadap serangan penyakit.
H. METODE PELAKSANAAN
1. Tempat dan Waktu
Pelaksanaan penelitian akan dilakukan di Laboratorium Fakultas Perikanan dan
Kelautan Universitas Airlangga selama dua bulan.
2. Alat dan Bahan
a. Alat Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian alat-alat yang akan digunakan adalah: Bak plastik, Stereo
mikroskop dan mikroskop majemuk, Objek dan cover glass, Scalpel, Gunting, Pinset,
Pipet, Nampan dan Tissue.
b. Bahan Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan bahan yakni: Ikan mas (Cyprinus carpio) sebanyak
250ekor, Probiotik air, Argulus sp.
3. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu sebagai berikut:
a. Variabel Bebas : Prevalensi Argulus sp.
b. Variabel Terikat : Dosis pemberian probiotik air
4. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan RAL dengan 5 perlakuan dosis ampas tahu berfermentasi
yang masing-masing mendapat ulangan sebanyak 4 kali. Perlakuan dan kontrol yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
Perlakuan A, Tanpa probiotik air (kontrol)
Perlakuan B, Dosis probiotik air 1ml/m3
Perlakuan C, Dosis probiotik air 2ml/m3
Perlakuan D, Dosis probiotik air 3ml/m3
Perlakuan E, Dosis probiotik air 4ml/m3
5. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksprimental
yaitu suatu metode yang dipakai untuk mengetahui pengaruh dari suatu media alat atau
kondisi yang sengaja diadakan.Hasil yang akan didapat menegaskan bagaimana
hubungan kausal anatara variabel-variabel yang diselidiki dan seberapa besar hubungan
sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan dan menyediakan
kontrol untuk pembanding (Nazir, 1988) dalam (Topan, A, 2002).
6. Langkah Kerja Penelitian
Langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah perlakuan dengan pemberian dosis
probiotik air yang berbeda. Yaitu menebarkan probiotik ke dalam kolam ikan dengan dosis
1ml per 1m3, 2ml/m3, 3ml/m3, dan 4ml/m3 selama dua bulan lalu diberi uji tantang
menggunakan parasit Argulus sp. Penebaran yang dilakukan dalam jangka waktu yang
berbeda akan dilihat waktu penebaran yang mana yang paling efektif untuk menghindari
infestasi parasit pada tubuh ikan mas. Tetapi dilihat juga mortalitas dan pengaruh kepada
ikannya, apabila efek yang diberikan mempengaruhi penurunan kondisi fisik ikan berarti
konsentrasi tersebut tidak tepat diberikan. Dosis yang diberikan 1ml per 1ml 3 didapatkan
dari prosedur penggunaan probiotik air ke dalam kolam ikan. Tetapi waktu yang biasa
digunakan adalah dua minggu satu kali efektivitasnya belum teruji pada penyakit parasit,
biasanya digunakan untuk bakteri sebagai penambah sistem imun ikan. Maka dari itu,
penelitian ini menggunakan metode yang belum dilakukan untuk memanfaatkan probiotik
terhadap investasi parasit Argulus sp.
Perlakuan A
Kontrol
Ikan Mas
(Cyprinus carpio)
Perlakuan B
Dosis Probiotik Air
1ml/m3
Dimasukkan ke dalam
Bak plastik sesuai
dengan masing-masing
perlakuan
Perlakuan C
Dosis Probiotik Air
2ml/m3
Perlakuan D
Investasi Argulus sp.
Perlakuan E
Perhitungan Prevalensi
Argulus sp. pada ikan
yang diberikan
perlakuan yang berbedabeda
1.
Kegiatan
Persiapan Penelitian
1. Perijinan
2. Persiapan alat dan bahan
3. Instrumen penelitian
XXXX
XXX
XXX
Bulan
ke3
4
2.
Pelaksanaan penelitian
XXXX XXXX X
3.
Pengolahan data
4.
5.
XX
6.
XXXX
7.
Pengiriman laporan
XXXX
XX
XX
J. RANCANGAN BIAYA
1.
Rekapitulasi Biaya
No.
Jenis Pengeluaran
1
1.
Pelaksanaan penelitian
3.660.000,00
2.
Transportasi
1.750.000,00
3.
Dokumentasi
555.000,00
4.
Penyusunan laporan
535.000,00
Jumlah (Rp)
6.500.000,00
Rincian Pengeluaran
a. Pelaksanaan Penelitian
1. Perijinan
Rp
200.000,00
Rp
2.910.000,00
3. Olah data
Rp
550.000,00
Rp
3.660.000,00
Jumlah
Alat dan Bahan penelitian
a. 21 bak plastik berukuran besar berbentuk
lingkaran @ Rp. 30.000
b. Batu aerator, selang, percabangan selang
c. Cover glass
d. Objek glass
e. 2 kabel rol @ 65.000
f. 1 set alat bedah
g. 250 ekor ikan mas @ 2000,h. Probiotik Air
i. Argulus
Rp. 630.000
Rp. 150.000
Rp. 100.000
Rp. 200.000
Rp. 130.000
Rp. 250.000
Rp. 500.000
Rp. 300.000
Rp. 300.000
Rp. 300.000
Rp. 50.000
Rp. 2.910.000
b. Transportasi
1. Pra kegiatan
Rp
200.000,00
2. Pelaksanaan kegiatan
Rp
1.450.000,00
3. Pasca kegiatan
Rp
200.000,00
Rp
1.850.000,00
Rp
150.000,00
2. Cuci cetak
Rp
150.000,00
3. Sewa Handycam
Rp
175.000,00
4. Transfer ke CD
Rp
80.000,00
Jumlah
Rp
555.000,00
Rp
80.000,00
Rp
75.000,00
3. Penggandaan
Rp
200.000,00
4. Pengarsipan
Rp
100.000,00
5. Copy CD Kegiatan
Rp
80.000,00
Jumlah
TOTAL PENGELUARAN
Rp
Rp
535.000,00
6.500.000,00
Jumlah
c. Dokumentasi:
d. Penyusunan Laporan:
K. DAFTAR PUSTAKA
Rochdianto, Agus, 2005. Analisis Finansial Usaha Pembenihan Ikan Karper (Cyprinus
carpio Linn) di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Skripsi S1 FE,
Universitas Tabanan
Gunadi, Bambang. Budi Daya Ikan Mas Secara Intensif. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
2008.
Amri, Khairul. Budidaya Ikan Mas. AgroMedia Pustaka, 2008
http://zuraidakusumastuti.blogspot.com/2009/06/penyakit-ikan-airtawar.html
http://www.forumkami.com/forum/forum-hewan/41263-cara-pemijahan-ikan-mas.html
http://ruangberita.com/mau-tau-bagaimana-cara-bertelur-nya-ikan-tawar-masuk-gan/
http://hobiikan.blogspot.com/2009/09/ciri-morfologi-ikan-mas.html
http://migroplus.com/brosur/Budidaya%20ikan%20mas.pdf
http://bumikupijak.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=75
http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_mas
L. LAMPIRAN
1. BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA KELOMPOK
Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama
: Puput Puspitasari
NIM
: 060710156P
Fakultas/Program Studi
: Perikanan dan Kelautan/Bud. Perairan
Perguruan Tinggi
: Universitas Airlangga
Waktu untuk Kegiatan
: 10 jam/minggu
(Puput Puspitasari)
Anggota Pelaksana
Anggota 1
Nama
NIM
Fakultas/Program Studi
Perguruan Tinggi
Waktu untuk Kegiatan
: Jeny E.Tambunan
: 060810345P
: Perikanan dan Kelautan/Bud. Perairan
: Universitas Airlangga
: 10 jam/minggu
(Jeny E.Tambunan)
2. BIODATA DOSEN PENDAMPING
Nama dan Gelar
: Dr. Kismiyati.Ir.M.Si
NIP
: 19590808 198603 2 002
Golongan dan Pangkat: IV A
Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
Fakultas
: Perikanan dan Kelautan/Bud.Perairan
Perguruan Tinggi
: Universitas Airlangga
Bidang Keahlian
: Parasitologi
Waktu untuk Kegiatan : 5 jam/minggu
(Dr. Kismiyati.Ir.M.Si)