Teori Vulnus Laseratum Luka Robek
Teori Vulnus Laseratum Luka Robek
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vulnus Laceratum (vulnus laceratum) sering disertai luka lecet (excoriasis),
yakni luka atau rusaknya jaringan kulit luar, akibat benturan dengan benda keras,
seperti aspal jalan, bebatuan atau benda kasar lainnya. Sementara luka tusuk
(vulnus functum), yakni luka yang disebabkan benda tajam seperti pisau, paku
dan sebagainya. Biasanya pada luka tusuk, darah tidak keluar (keluar sedikit)
kecuali benda penusuknya dicabut. Luka tusuk sangat berbahaya bila mengenai
organ vital seperti paru, jantung, ginjal maupu abdomen.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk luka tusuk, salah
satunya adalah reaksi korban saat ditusuk atau saat pisau keluar, hal tersebut dapat
menyebabkan lukanya menjadi tidak begitu khas. Atau manipulasi yang dilakukan
pada saat penusukan juga akan mempengaruhi.
Penyembuhan luka yang normal memerlukan suatu rangkaian peristiwa
yang kompleks yang terjadi secara simultan pada jaringan epidermis, dermis dan
subkutis, itu suatu yang mudah membedakan penyembuhan pada epidermis
dengan penyembuhan pada dermis dan perlu diingat bahwa peristiwa itu terjadi
pada saat yang bersamaan. Proses yang kemudian terjadi pada jaringan yang
rusak ini ialah penyembuhan luka yang dibagi dalam tiga fase yaitu fase
inflamasi, fase proliferasi dan fase remodelling jaringan yang bertujuan untuk
menggabungkan bagian luka dan mengembalikan fungsinya. Peran perawat
tentunya sangat penting dalam memberikan perawatan luka robek agar proses
penyembuhan luka dapat lebih cepat dan pulih.
Data yang diperoleh dari medikal record Rumah Sakit Myria menunjukkan
bahwa jumlah penderita Vulnus Laceratum yang dirawat pada bulan Maret
Tujuan Umum
Penulis dapat melakukan tindakan keperawatan Gawat Darurat terhadap
pasien dengan Gangguan Sistem Integumen; Vulnus Laceratum secara
langsung dan cepat.
2.
Tujuan Khusus
Penulis mampu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Menyusun
laporan
hasil
pengamatan
dan
Asuhan
C. Metode Penulisan
Metode Penulisan yang digunakan dalam menyusun Asuhan Keperawatan ini
adalah metode deskriptif yaitu metode yang bersifat menggambarkan suatu keadaan
dengan objektif selama mengamati klien, mulai dari pengumpulan data sampai
melakukan evaluasi yang disajikan dalam bentuk naratif.
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam Asuhan Keperawatan ini
Penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara dilakukan secara allo anamnese dengan teman klien untuk
memperoleh data yang diharapkan.
2.
Observasi
Penulis mengadakan pengamatan langsung pada klien sehingga Penulis dapat
menyimpulkan data dengan tepat.
3. Pemeriksaan fisik
Sumber data berikut dilakukan pada klien dengan cara : inspeksi, palpasi, perkusi,
dan auskultasi untuk melengkapi data.
4. Studi Keperawatan
Untuk melengkapi data, Penulis menggunakan catatan status klien, catatan
keperawatan klien, data-data medik dan pemeriksaan diagnosa.
5. Studi Dokumentasi
Penulis dalam menyusun asuhan keperawatan serta konsep dasar tentang Asuhan
Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Integumen; Vulnus Laceratum
adalah dari beberapa buku sumber.
D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika Penulisan asuhan keperawatan ini terdiri dari lima bab yaitu:
BAB I
: PENDAHULUAN
Dalam bab ini Penulis menjelaskan tentang latar belakang masalah,
ruang lingkup Penulisan, tujuan Penulisan, metode Penulisan dan
sistematika Penulisan.
BAB II
: TINJAUAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang : konsep dasar medis yaitu pengertian,
anatomi fisiologi, etiologi, klasifikasi penyakit, manifestasi klinik,
komplikasi, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan medik,
BAB III
: PENUTUP
Bab ini merupakan penerapan asuhan keperawatan secara langsung
pada klien dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, daftar diagnosa keperawatan, rencana tindakan, catatan
keperawatan, dan catatan perkembangan.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
3. Anatomi
a. Kulit.
Price 2005 menyatakan Secara mikroskopis kulit terdiri dari 3 lapisan
epidermis, dermis, lemak subkutan. Kulit melindungi tubuh dari trauma
dan merupakan benang pertahanan terhadap bakteri virus dan jamur. Kulit
juga merupakan tempat sensasi raba, tekan, suhu, nyeri dan nikmat berkat
jahitan ujung syaraf yang saling bertautan.
1) Epidermis bagian terluas kulit di bagi menjadi 2 bagian lapisan yaitu :
(a) Lapisan tanduk (stratum konsum) terdiri dari lapisan sel-sel tidak
ber inti dan bertanduk.
(b) Lapisan dalam (stratum malfigi) merupakan asal sel permukaan
bertanduk setelah mengalami proses di ferensiasi .
2) Dermis
Intention
Healing
(penyembuhan
luka
primer)
yaitu
7. Pemeriksaan diagnostik
10
11
mudah larut dalam air, tidak merangsang kulit dam mukosa, dan
baunya tidak menusuk hidung.
3) Oksidansia
a) Kalium permanganat, bersifat bakterisid dan funngisida agak
lemah berdasarkan sifat oksidator.
b) Perhidrol (Peroksida air, H2O2), berkhasiat untuk mengeluarkan
kotoran dari dalam luka dan membunuh kuman anaerob.
4) Logam berat dan garamnya
a) Merkuri klorida (sublimat), berkhasiat menghambat pertumbuhan
bakteri dan jamur.
b) Merkurokrom (obat merah)dalam larutan 5-10%. Sifatnya
bakteriostatik lemah, mempercepat keringnya luka dengan cara
merangsang timbulnya kerak (korts)
5) Asam borat, sebagai bakteriostatik lemah (konsentrasi 3%).
6) Derivat fenol
a) Trinitrofenol (asam pikrat), kegunaannya sebagai antiseptik wajah
dan eksterna sebelum operasi dan luka bakar.
b) Heksaklorofan (pHisohex), berkhasiat untuk mencuci tangan.
7) Basa ammonium kuartener, disebut juga etakridin (rivanol),
merupakan turunan aridin dan berupa serbuk berwarna kuning dam
konsentrasi 0,1%. Kegunaannya sebagai antiseptik borok bernanah,
kompres dan irigasi luka terinfeksi (Mansjoer, 2000:390).
Dalam proses pencucian/pembersihan luka yang perlu diperhatikan
adalah pemilihan cairan pencuci dan teknik pencucian luka. Penggunaan
cairan pencuci yang tidak tepat akan menghambat pertumbuhan jaringan
sehingga memperlama waktu rawat dan biaya perawatan. Pemelihan
cairan dalam pencucian luka harus cairan yang efektif dan aman terhadap
luka. Selain larutan antiseptik yang telah dijelaskan diatas ada cairan
pencuci luka lain yang saat ini sering digunakan yaitu Normal Saline.
12
Normal saline atau disebut juga NaCl 0,9%. Cairan ini merupakan cairan
yang bersifat fisiologis, non toksik dan tidak mahal. NaCl dalam setiap
liternya mempunyai komposisi natrium klorida 9,0 g dengan osmolaritas
308 mOsm/l setara dengan ion-ion Na+ 154 mEq/l dan Cl- 154 mEq/l
(InETNA,2004:16 ; ISO Indonesia,2000:18).
c. Pembersihan Luka
Tujuan dilakukannya pembersihan luka adalah meninangkatkan,
memperbaiki dan mempercepat proses penyembuhan luka; menghindari
terjadinya infeksi; membuang jaringan nekrosis dan debris (InETNA,
2004:16).
Beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam pembersihan luka
yaitu :
1) Irigasi dengan sebanyak-banyaknya dengan tujuan untuk membuang
jaringan mati dan benda asing.
2) Hilangkan semua benda asing dan eksisi semua jaringan mati.
3) Berikan antiseptik
4) Bila diperlukan tindakan ini dapat dilakukan dengan pemberian
anastesi lokal
5) Bila perlu lakukan penutupan luka (Mansjoer,2000: 398;400)
d. Penjahitan luka
Luka bersih dan diyakini tidak mengalami infeksi serta berumur
kurang dari 8 jam boleh dijahit primer, sedangkan luka yang
terkontaminasi berat dan atau tidak berbatas tegas sebaiknya dibiarkan
sembuh persekundam atau pertertiam.
e. Penutupan Luka
Adalah mengupayakan kondisi lingkungan yang baik pada luka
sehingga proses penyembuhan berlangsung optimal.
f. Pembalutan
13
Waktu
3 hari
3-5 hari
5 hari
5-7 hari
7-10+ hari
7-10+ hari
BAB III
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT
Nama
Ruangan
: Widya Sapitri
: IGD
Nama Pasien
: Tn. S
Tanggal
: 31/03/2010
14
Usia
Diagnosa
: 18 Th
: Vulnus Laceratum
Jam Masuk
Jam Keluar
: 14.10 WIB
: 17.10 WIB
Dokter
Alamat
Sumber : Pasien
: 059683
TRIASE
Transportasi : Mobil kantor diantar oleh teman.
Keadaan Umum : Sadar/ baik, fungsi kognitif : orientasi baik
Keluhan Utama :
Pasien mengatakan nyeri daerah luka pada alis mata sebelah kiri dengan skala nyeri 4
(sedang)
Riwayat penyakit Sekarang :
Pasien mengatakan saat bekerja di pabrik semen, tiba-tiba tumpukan semen jatuh dari
lantai atas lalu menimpa pasien yang sedang di bawah bangunan sehingga mengenai
punggung. Pasien terjatuh ke lantai, sehingga bagian alis mata sebelah kiri robek,
pasien di bawa oleh teman kerja ke rumah sakit, tiba di rumah sakit disarankan dokter
untuk dijahit di daerah luka dan dirawar di rumah sakit. Pasien mengatakan nyeri
14
pada daerah luka.
Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 110/60 mmHg
Nadi
: 84 x/mnt
Suhu
: 36,4 OC
RR
: 22 x/mnt
15
Tingkat kesadaran :
-
Compos mentis
4. Disabilty / Diagnostik
Terapi :
Obat Lidocain 2 amp
ATS 1500 ui
Dolos 2 x 1
Nonflamin 2 x 1
Cefotaxime 2 x 1 gr
Pupil
: isokor
Ukuran
: kanan dan kiri 3 mm
5. Eksposure
Luka atau jejas pada daerah alis mata sebelah kiri
Fluid / Folley Kateter
Tidak terpasang kateter
Diagnosa keperawatan yang muncul :
1. Nyeri berhubungan dengan adanya luka robek alis mata sebelah kiri
16
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka robek di alis mata
sebelah kiri
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka jahit pada alis mata
sebelah kiri.
6. Gastrik
Tidak terpasang NGT.
7. History
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang lalu dan belum pernah
dirawat di rumah sakit.
Riwayat alergi : tidak ada
INTERVENSI SAAT INI
Trauma/ Bedah
DISPOSISI
Tranportasi pindah :
1. Luka robek didaerah alis mata sebelah kiri sudah di jahit, jahitan dalam 4 luar
4 pasien diberi anestesi lidocain 2 ampul, terpasang infus RL 20 tts/ mnt,
injeksi ATS 1500 ui melalui Intra Muskular luka sudah ditutup dengan kasa
dan hypavix. Therapy dr jaga obat oral dolos 2 x 1, nonflamin 2 x 1, obat
injeksi cefotaxime 2 x 1 gr ( skin test ) dan lapor dr. agustina.
17
Tanda tangan
18
ANALISA DATA
Nama / Umur
Bagian
DP
1.
: Tn.S / 18 Tahun
: IGD
D ATA
DS:
- Pasien mengatakan nyeri di
bagian alis mata sebelah kiri
Etiologi
Adanya luka robek
alis mata sebelah kiri
Masalah
Nyeri
19
DP
2.
D ATA
DO:
- Keadaan umum pasien lemah
- Tampak ada luka robek di alis
kiri pasien.
- pasien tampak meringis
menahan nyeri
- Skala nyeri 4 ( sedang )
- Observasi Tanda- tanda vital
TD : 110/60mmHg
Nadi
: 84 x/mnt
Suhu
: 36,4 OC
RR
: 22 x/mnt
Etiologi
Masalah
Keruskan
integritas kulit
Resiko
tinggi
infeksi
DO :
- Keadaan umum pasien lemah
- Tampak ada luka robek di alis
mata sebelah kiri,di jahit
dalam 4 luar 4
-
DS : 3.
DO :
Ke
adaan umum pasien lemah
Ta
mpak ada luka robek di alis
sebelah kiri yang dijahit dan
dibalut dengan kassa
20
DP
D ATA
Etiologi
Ba
lutan luka tampak kering dan
bersih
Ku
lit sekitar balutan tidak
tampak kemerahan
- Observasi Tanda- tanda vital
TD : 110/60mmHg
Nadi
: 84 x/mnt
Suhu
: 36,4 OC
RR
: 22 x/mnt
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama / Umur
Bagian
: Tn.S / 18 Tahun
: IGD
Masalah
21
No
Diagnosa Keperawatan
1.
2.
Nama
Jelas
Widya
Sapitri
Widya
Sapitri
DO :
- Keadaan umum pasien lemah
- Tampak ada luka robek di alis mata sebelah kiri
- Observasi Tanda- tanda vital
TD : 110/60mmHg
Nadi
: 84 x/mnt
Suhu
: 36,4 OC
RR
: 22 x/mnt
Widya
Sapitri
22
No
Diagnosa Keperawatan
alis sebelah kiri yang dijahit dan dibalut dengan kassa
Balutan luka tampak kering
dan bersih
Kulit sekitar balutan tidak
kemerahan
- Observasi Tanda- tanda vital
TD : 110/60mmHg
Nadi
: 84 x/mnt
Suhu
: 36,4 OC
RR
: 22 x/mnt
Nama
Jelas
23
RENCANA KEPERAWATAN
Nama / Umur
: Tn.S / 18 Tahun
Bagian
: IGD
N
Diagnosa
Hasil yang
o
Perawatan
Diharapkan
1. Nyeri berhubungan dengan
Tujuan jangka panjang :
adanya luka robek alis mata
Nyeri berkurang sampai
sebelah kiri yang ditandai
dengan hilang
dengan :
Tujuan jangka pendek
DS:
dalam waktu 1 x 60
- Pasien mengatakan nyeri menit pasien tidak nyeri
di bagian alis sebelah kiri dengan kriteria hasil :
DO:
- Keadaan umum pasien
Keadaan umum
lemah
membaik
- Tampak ada luka robek
di alis mata kiri
Ekspresi wajah pasien
- Pasien tampak meringis
tampak rileks
menhan nyeri
- Skala nyeri 4 ( sedang )
Tanda- tanda vital
- Observasi TTV
dalam batas
TD : 110/60mmHg
normal :
Nadi : 84 x/mnt
TD = 110/70 130/90
Suhu : 36,4 OC
mmHg
RR : 22 x/mnt
N = 80 100x/menit
P = 16 20x/menit
S = 36-37oC
Rencana Tindakan
Rasionalisasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nama
Widya
Sapitri
24
RENCANA KEPERAWATAN
Nama / Umur
Bagian
N
o
2.
: Tn.S / 18 Tahun
: IGD
Diagnosa
Hasil yang
Perawatan
Diharapkan
Kerusakan integritas kulit
Tujuan jangka panjang :
berhubungan dengan adanya
Jaringan kulit kembali
luka robek di alis mata sebelah menyatu.
kiri.
Tujuan jangka pendek :
DS :
Dalam waktu 3 x 24 jam
- Pasien mengatakan ada
luka jahit pada kulit
luka robek di alis mata
berangsur-angsur kering
sebelah kiri
dan membaik dengan
DO :
kriteria hasil :
- Tampak adanya luka robek - Luka mengering
- Robekan luka menyatu
di alis mata sebelah kiri
- Tampak luka di jahit
dengan tindakan
dalam 4 luar 4.
heacting
Rencana Tindakan
1. kaji tingkat kerusakan
kulit
2.
3.
4.
5.
6.
Rasionalisasi
1. Untuk mengetahui
sejauh mana tingkat
kerusakan kulit
Observasi tanda-tanda
2. Untuk mengetahui
vital
keadaan umum pasien
Ajarkan pasien untuk
3. Untuk mempercepat
menjaga daerah sekitar
proses penyembuhan
luka agar tetap kering dan
luka
bersih.
Anjurkan pasien untuk
4. Untuk mempercepat
mengkonsumsi makanan
proses penyembuhan
yang tinggi protein
Libatkan keluarga dalam 5. Untuk memberikan
motivasi pada pasien
mendampingi pasien
6. Untuk memberikan
Kolaborasi tim medic
therpy yang tepat pada
dalam pemberian therapy
pasien.
Nama
Widia
Sapitri
25
N
o
Diagnosa
Perawatan
Hasil yang
Diharapkan
Rencana Tindakan
Rasionalisasi
Nama
RENCANA KEPERAWATAN
Nama / Umur
: Tn.S / 18 Tahun
Bagian
: IGD
N
Diagnosa
Hasil yang
o
Perawatan
Diharapkan
3. Resiko tinggi infeksi
Tupan:
berhubungan adanya luka
Infeksi tidak terjadi
jahitan alis mata sebelah kiri
Tupen:
pasien
Dalam waktu 2 x 60 menit,
DS : tanda-tanda infeksi tidak
DO :
terjadi, dengan kriteria
hasil:
Keadaan umum pasien lemah keadaan
umum klien membaik
luka mulai
Tampak ada luka robek alis
mengering
mata sebelah kiri yang
sekitar
Dijahit dalam 4 luar 4 dan
luka tidak tampak
dibalut dengan kassa
kemerahan
Balutan luka tampak kering
dan bersih
-
Rencana Tindakan
7. Kaji tanda-tanda infeksi
8. Observasi tanda- tanda
vital
9. Lakukan perawatan luka
dengan prinsip septic
10. Anjurkan pasien untuk
tetap menjaga kebersihan
di sekitar luka
11. Libatkan keluarga dalam
menjaga kebersihan luka
12. Kolaborasi tim medik
dalam pemberian therapy
antibiotic
Rasionalisasi
Nama
1. Untuk mengetahui
tanda-tanda infeksi
2. Untuk mengetahui
keadaan umum
pasien
3. Untuk mencegah
terjadinya infeksi
4. Mempercepat proses
penyembuhan
Widiya
Sapitri
5. Keluarga merupakan
orang terdekat dalam
menjaga kebersihan
luka pasien.
6. Efek obat antibiotic
dapat mencegah
pertumbuhan
26
N
o
Diagnosa
Perawatan
Kulit sekitar balutan tidak
tampak kemerahan
- Observasi TTV :
TD : 110/60mmHg
Nadi
: 84 x/mnt
Suhu
: 36,4 OC
RR
: 22 x/mnt
Hasil yang
Diharapkan
Rencana Tindakan
Rasionalisasi
mikroorganisme
Nama
27
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Nama / Umur
Bagian
Tgl
31/03/1
0
: Tn.S / 18 Tahun
: IGD
DP
I
Waktu
14.10
14.15
I,II
14.25
Widya
sapitri
I,II
14.30
Widya
sapitri
II
14.45
Widya
sapitri
II
15.15
Widya
sapitri
I,II
16.45
Widya
sapitri
17.10
Pelaksanaan Keperawatan
Mengkaji keadaan umum pasien
Pasien mengatakan nyeri pada luka robek di
bagian alis mata sebelah kiri.
Tampak ada luka robek alis mata sebelah kiri
Mengukur tanda-tanda vital
TD : 110/60mmHg
Nadi
: 84 x/mnt
Suhu
: 36,4 OC
RR
: 22 x/mnt
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Jelas
Widya
sapitri
Widya
sapitri
Widya
sapitri
28
Nama / Umur
Bagian
: Tn.S / 18 Tahun
: BGD
Tanggal
DP
Waktu
31/03/201
0
17.10
Evaluasi ( S O A P)
S :
O :
A :
P :
II
17.10
S :
O :
A :
P :
III
17.10
S :
O :
A :
P :
BAB III
PENUTUP
Nama
Jelas
Widya
sapitri
Widya
sapitri
Widya
sapitri
29
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengkajian sampai dengan evaluasi penulis
mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn. S
dengan gangguan system integument; vulnus laceratum, hasil pengkajian tersebut
adalah sebagai berikut : nyeri pada luka di daerah alis mata sebelah kiri, pasien
tampak meringis menahan sakit. Maka diagnosa keperawatan yang ditemukan
adalah
1. Nyeri
berhubungan dengan
28
DAFTAR PUSTAKA
30