PENDAHULUAN
Zaman sekarang semua sudah mengenal yang namanya komputer. Komputer digital
dipresentasikan dengan kode tertentu agar bisa berjalan dengan lancar. Apabila bilangan
bilangan, huruf-huruf, kata-kata dinyatakan dalam suatu grup simbol-simbol tertentu, ini disebut
pengkodean, dan grup simbol-simbol tersebut dinamakan kode. Barangkali salah satu kode yang
paling dikenal adalah kode Morse, dimana serangkaian titik dan garis menyatakan huruf-huruf
alphabet.
Semua sistem digital menggunakan beberapa bentuk bilangan biner untuk operasi
internalnya, tetapi untuk menyajikan hasilnya ke luar digunakan bilangan desimal. Ini berarti
bahwa konversi-konversi antara sistem biner dan desimal sering dilakukan. Telah diketahui
bahwa konversi antara desimal dan biner untuk bilangan-bilangan besar dapat panjang dan rumit.
Oleh karena itu kadang-kadang digunakan cara-cara pengkodean bilangan desimal lain, yang
menggabungkan beberapa sifat dari sistem desimal dan sistem biner.
Terdapat berbagai macam sistem kode seperti Binary-Coded Decimal (BCD), gray,
excess-3, dan kode alfanumerik (ASCII dan EBCDIC). Jika penyajian data hanya menggunakan
sistem bilangan, maka penyajian tersebut sangat terbatas, yakni hanya dapat menyajikan data
dalam bentuk bilangan positif saja. Dengan menggunakan sistem pengkodean, dapat disajikan
berbagai macam jenis data seperti bilangan, simbol, maupun huruf ke dalam besaran digital.
Selain itu, dengan sistem pengkodean juga dapat disajikan bilangan positif maupun bilangan
negatif dan bahkan bilangan pecahan dengan titik desimal.
Kode-kode tersebut disusun dengan suatu cara menggunakan bilangan biner yang
membentuk kelompok tertentu. Kelompok bilangan biner yang membentuk suatu kode
dibedakan penyebutnya. Kode biner 4-bit dinamakan nibble, contoh: 1101 2, 10102, dan 10012.
Kode biner 8-bit dinamakan byte. Dalam hal ini, 1 byte = 8-bit, 1 KiloByte = 1KB = 1024 byte =
210 byte. Kode biner 16-bit dinamakan word dan kode biner 32-bit dinamakan double word.
BAB II
ISI
A. BCD (Binary Coded Decimal)
BCD singkatan dari Binary Coded Decimal. Dalam BCD, digit biasanya diwakili
oleh empat bit yang secara umum mewakili nilai/ angka / karakter 0-9. BCD adalah
sistem pengkodean bilangan desimal yang metodenya mirip dengan bilangan biner
biasa hanya saja dalam proses konversi, setiap simbol dari bilangan desimal
dikonversi satu per satu, bukan secara keseluruhan seperti konversi bilangan decimal
ke biner biasa. Hal ini lebih bertujuan untuk menyeimbangkan antara kurang
fasihnya manusia pada umumnya untuk melakukan proses konversi dari desimal ke
biner -dan- keterbatasan komputer yang hanya bisa mengolah bilangan biner.
Dalam sistem kode BCD, terdapat 6 buah kode yang tidak dapat digunakan
(invalid code), yakni: 10102, 10112, 11002, 11012, 11102, 11112. Sehingga hanya ada
10 kode BCD yang valid, yakni kode-kode untuk merepresentasikan bilangan desimal
dari 0 sampai dengan 9.
Untuk menunjukkan kode BCD, ambillah suatu bilangan desimal 874. Setiap digit
diubah menjadi ekivalen binernya :
810
710
410
1000BCD
0111BCD
0100BCD
Tabel BCD
Bynary Bits
b 00000000
b 00000001
b 00000010
b 00000011
b 00000100
b 00000101
b 00000110
b 00000111
b 00001000
b 00001001
b 00001010
b 00001011
Byte in
Hex
$00
$01
$02
$03
$04
$05
$06
$07
$08
$09
$0A
$0B
BCD
Decimal
Bynary Bits
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
NA
NA
b 00010000
b 00010001
b 00010010
b 00010011
b 00010100
b 00010101
b 00010110
b 00010111
b 00011000
b 00011001
b 00011010
b 00011011
Byte in
Hex
$10
$11
$12
$13
$14
$15
$16
$17
$18
$19
$1A
$1B
BCD
Decimal
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
NA
NA
2
b 00001100
b 00001101
b 00001010
b 00001111
$0C
$0D
$0E
$0F
NA
NA
NA
NA
b 00011100
b 00011101
b 00011010
b 00011111
$1C
$1D
$1E
$1F
NA
NA
NA
NA
Penting untuk diketahui bahwa bilangan BCD tidak sama dengan bilangan biner
langsung. Kode biner langsung mengkodekan lengkap seluruh bilangan desimal dan
menyatakan dalam biner kode BCD mengubah tiap-tiap digit desimal menjadi biner
secara individual (satu per satu).
B. BAUDOT
Kode BAUDOT diciptakan oleh Emile Baudot. Setiap karakter dalam alphabet
diwakili oleh serangkaian bit, yang dikirim melalui saluran komunikasi seperti kawat
telegraf atau sinyal radio.
Kode asli BAUDOT ditemukan pada tahun 1870 dan dipatenkan pada tahun 1874.
Kode BOUDOT terdiri atas 5 bit yang dipergunakan pada terminal teletype
an teleprinter. Karena kode ini terdiri atas 5 bit, maka hanya terdiri atas 25 atau 32
kombinasi dengan kode huruf dan gambar yang berbeda. Jika kode ini dikirm
menggunakan trasnmisi serial tak sinkron, maka untuk pulsa stopbit-nya pada
umumnya memiliki lebar 1,5 bit.
Kode ini dimasukkan pada keyboard yang lima jenis kunci piano, dioperasikan
dengan dua jari tangan kiri dan tiga jari tangan kanan.
Kode
11000
10011
10010
10000
10110
01011
00101
01100
11100
11010
11110
01001
00111
00011
00011
01101
Karakter
Letter
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Karakter
Figure
?
:
$
3
!
&
#
8
(
)
.
,
9
0
Kode
Karakter Letter
11101
01010
10100
00001
11100
01111
11001
10111
10101
10001
11111
11011
00100
00010
01000
00000
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
LTRS
FIGS
SPC
CR
LF
NULL
Karakter
Figure
1
4
BELL
5
7
;
2
/
6
LTRS
FIGS
SPC
CR
LF
NULL
C. Excess-3
Kode excess-3 ada hubungannya dengan kode BCD dan kadang-kadang
digunakan menggantikan BCD karena mempunyai keuntungan kentungan dalam
operasi-operasi aritmetik tertentu. Pengkodean excess-3 untuk bilangan desimal
dilaksanakan dengan cara yang sama seperti BCD kecuali bahwa angka 3
ditambahkan pada setiap digit desimal sebelum mengkodekan dalam biner. Misalnya,
mengkode bilangan desimal 3 kedalam kode excess-3, pertama-tama kita harus 28
menambah 3 untuk memperoleh 7. Kemudian 7 dikodekan dalam kode biner 4-bit
ekivalennya, yaitu 0111. Untuk excess-3,grup-grup kode yang terlarang adalah
0000,0001,0010,1101,1111.
Desimal
BCD
Excess-3
0000
0011
0001
0100
0010
0101
0011
0110
0100
0111
0101
1000
0110
1001
0111
1010
1000
1011
1001
1100
D. Kode Grey
Kode Gray termasuk kelas kode yang disebut kode perubahan minimum atau
minimum change code,Dimana hanya mengubah satu bit dalam grup kodenya apabila
pindah dari satu step ke step berikutnya. Kode Gray merupakan kode tak berbobot
atau unweighted,yang berarti bahwa posisi-posisi bit dalam grup-grup kode tidak
mempunyai bobot tertentu. Oleh karena itu, kode Gray tidak sesuai untuk operasi
aritmetik tetapi digunakan pada alat-alat input/output dan pada beberapa jenis
konvertor-konvertor analog ke digital. Representasi kode Gray untuk bilanganbilangan desimal dari 0 sampai 15,bersama-sama dengan kode biner langsung. Grupgrup kode Gray untuk setiap bilangan decimal setiap perpindahan dari satu bilangan
4
desimal ke bilangan berikutnya hanya mengubah satu bit kode Gray. Misalnya, pada
saat pindah dari 3 ke 4, kode Gray berubah dari 0010 dan 0110, dengan hanya kedua
dari kiri yang berubah. Naik dari 14 ke 15 bit-bit kode Gray berubah dari 1001 ke
1000,dengan hanya bit terakhir yang berubah. Ini adalah karakteristik utama dari
kode Gray. Kode Gray sering digunakan dalam situasi-situasi dimana kode-kode lain,
seperti misalnya biner, dapat memberikan hasil-hasil yang salah atau meragukan
dalam transisi-transisi dimana berubah lebih dari satu kode bit. Misalnya, dengan
menggunakan kode biner untuk naik dari 0111 ke 1000 membutuhkan keempat bit
berubah secara serentak. Tergantung kepada alat atau rangkaian yang menghasilkan
bit, mungkin ada perbedaan berarti (signifikan) dalam waktu-waktu transisi dari bitbit yang berbeda. Apabila demikian halnya, maka transisi dari 0111 menjadi 1000
dapat menghasilkan satu atau lebih keadaan-keadaan intermediate.
Desimal
Kode Biner
Kode Gray
0000
0000
0001
0001
0010
0011
0011
0010
0100
0110
0101
0111
0110
0101
0111
0100
1000
1100
1001
1101
10
1010
1111
11
1011
1110
12
1100
1010
13
1101
1011
14
1110
1001
15
1111
1000
E. Kode Alfanumerik
1. SBCDIC (Stantard Binary Coded Decimal Intercharge Code)
5
Karakter
SBCDIC
Karakter
001010
111001
000001
100001
000010
100010
000011
100011
000100
100100
000101
100101
000110
100110
000111
100111
001000
101000
001001
101001
110001
010010
110010
010011
110011
010100
110100
010101
110101
010110
110110
010111
110111
011000
111000
011001
khusus (~!@#$%^&*()_+?:{})
Kode yang tidak ada di keyboard namun dapat ditampilkan. Kode ini
umumnya untuk kode-kode grafik.
Dalam pengkodean kode ASCII memanfaatkan 8 bit. Pada saat ini kode ASCII
telah tergantikan oleh kode UNICODE (Universal Code). UNICODE dalam
pengkodeannya memanfaatkan 16 bit sehingga memungkinkan untuk menyimpan
kode-kode lainnya seperti kode bahasa Jepang, Cina, Thailand dan sebagainya.
Karakte
r
Nilai Unicode
(heksadesimal)
Nilai ANSI
ASCII
(desimal)
NUL
SOH
STX
ETX
EOT
ENQ
ACK
BEL
BS
0000
0001
0002
0003
0004
0005
0006
0007
0008
0
1
2
3
4
5
6
7
8
HT
LF
VT
FF
CR
SO
SI
DLE
DC1
DC2
DC3
DC4
NAK
0009
000A
000B
000C
000D
000E
000F
0010
0011
0012
0013
0014
0015
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
SYN
ETB
0016
0017
22
23
CAN
EM
SUB
ESC
FS
GS
RS
US
SP
!
"
#
$
%
&
(
)
*
+
,
.
/
0
0018
0019
001A
001B
001C
001D
001E
001F
0020
0021
0022
0023
0024
0025
0026
0027
0028
0029
002A
002B
002C
002D
002E
002F
0030
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
Keterangan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kode-kode di komputer digital bukan hanya berupa sehingga dibutuhkan pula sistem
kode yang dapat menggunakan symbol-simbol tulisan ataupun symbol-simbol unik.
10
Seperti BCD, BAUDOT, SBCDIC, EBCDIC, dan ASCII. BCD berupa sistem kode 2 bit,
BAUDOT berupa sistem kode 4 bit, SBCDIC berupa sistem kode 6 bit, EBCDIC berupa
sistem kode 8 bit, dan ASCII berupa sistem kode 7 bit.
B. SARAN
Diperlukan banyak membaca dan latihan agar dapat menguasai sistem-sistem kode
dari komputer.
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdalah, Muhammad Firman. 2011. Pengkodean EBCDIC (Extend Binary Coded
Decimal Interchange Code) dan ASCII (American Standard Code for Information
Interchange). http://abdalahfirman.blogspot.sg/2011/01/pengkodean-ebcdic-extendbinary-coded.html. (diakses pada tanggal 19 September 2014).
2. Alhomaididik. 2011. Kode yang Mewakili Data (BCD, SBCDIC, EBCDIC, dan
ASCII). http://alhomaidididik.wordpress.com/2011/11/16/sistem-bilangan-desimalbiner-oktal-dan-heksadesimal/. (diakses pada tanggal 19 September 2014).
11
12