Artikel
o
o
o
Software
o
Cari artikel
Kode-kode tersebut disusun dengan suatu cara menggunakan bilangan biner yang membentuk
kelompok tertentu. Kelompok bilangan biner yang membentuk suatu kode dibedakan
penyebutnya. Kode biner 4-bit dinamakan nibble, contoh: 11012, 10102, dan 10012. Kode
biner 8-bit dinamakan byte, contoh: 100111002 dan 101010102. Dalam hal ini, 1 byte = 8-bit,
1 KiloByte = 1KB = 1024 byte = 210 byte. Kode biner 16-bit dinamakan word, contoh:
10011100101010102. Dan kode biner 32-bit dinamakan double word.
Kode BCD atau bilangan desimal yang dikodekan kedalam bilangan biner, sering ditulis
dalam bentuk BCD-8421 menggunakan kode biner 4-bit untuk mempresentasikan masing-
masing digit desimal dari suatu bilangan.
Dalam sistem kode BCD, terdapat 6 buah kode yang tidak dapat digunakan (invalid code),
yakni: 10102, 10112, 11002, 11012, 11102, 11112. Sehingga hanya ada 10 kode BCD yang
valid, yakni kode-kode untuk merepresentasikan bilangan desimal dari 0 sampai dengan 9.
Untuk lebih memahami kode BCD, coba perhatikan contoh konversi berikut ini.
Contoh:
① Konversi bilangan desimal 105,37510 ke bentuk kode BCD
1 0 5 , 3 7 5
0001 0000 0101 , 0011 0111 0101
∴ 105,37510 = 100000101,001101110101BCD
Walaupun kode BCD nampak seperti sistem bilangan biner, namun keduanya berbeda,
karena BCD merupakan sistem pengkodean, sedangkan biner adalah sistem bilangan.
Sistem pengkodean lain yang mirip dengan BCD adalah Excess-3. Untuk menyusun kode
XS-3 dari suatu bilangan desimal, masing-masing digit dari suatu bilangan desimal yang akan
dikodekan dengan XS-3, ditambah dengan bilangan desimal 3, kemudian hasilnya dikonversi
seperti cara pada konversi BCD.
Pada XS-3, terdapat 6 kode yang tidak dapat digunakan, yakni: 00002, 00012, 00102, 11012,
11102, 11112. Untuk lebih jelasnya, silahkan perhatikan contoh berikut ini.
Contoh:
① Konversi bilangan desimal 1210 ke bentuk kode XS-3
1 2 → Sistem bilangan desimal
3+ 3+
4 5
0100 0101 → Sistem kode XS-3
∴ 1210 = 01000101XS-3
Kode Gray
Kode gray memiliki keunikan, yakni setiap kali kode itu berubah nilainya secara berurutan
misalnya dari 2 ke 3 atau dari 5 ke 6, hanya terdapat 1-bit saja yang berubah. Contoh: jika
nilai kode gray berubah dari 2 ke 3, maka kode gray berubah dari 0011GRAY ke 0010GRAY. Kode
gray biasanya digunakan sebagai data yang menunjukkan posisi dari suatu poros mesin yang
berputar.
Contoh:
① Konversi bilangan desimal 1310 ke kode gray
1310 = 11012 → Konversi desimal ke biner
1 → + → 1 → + → 0 → + → 1 → Sistem bilangan biner
↓ ↓ ↓ ↓ → Carry hasil penjumlahan diabaikan
1 0 1 1 → Sistem kode gray
∴ 1310 = 1011GRAY
∴ 1011GRAY = 1310
Hasil pemrosesan sinyal dari suatu rangkaian digital merupakan sinyal digital dalam bentuk
kode-kode biner. Jika hasil tersebut tetap disajikan dalam bentuk aslinya yakni kode biner,
maka kita akan mengalami kesulitan dalam membacanya karena kita tidak terbiasa
menggunakan kode biner dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan kita adalah menggunakan
sajian bilangan dalam bentuk bilangan desimal. Agar menjadi mudah dibaca, maka kode-
kode biner tersebut perlu diubah tampilannya menggunakan tampilan desimal. Piranti yang
digunakan untuk menampilkan data dalam bentuk desimal adalah LED 7-Segment Display.
Untuk menampilkan bilangan desimal, display ini memerlukan penggerak berbentuk kode-
kode biner. Bentuk display 7-segment ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
7-segment display
Setiap segment dari tampilan tersebut berupa LED yang susunannya membentuk suatu
konfigurasi tertentu. Gambar (a) menunjukkan wujud dari 7-segment display dilihat dari atas,
sedangkan gambar (b) menunjukkan segmen-segmen peraga 7-segment jenis common
cathode. Pada jenis ini, diperlukan sinyal high (1) untuk menyalakan setiap segmennya. Pada
gambar (c) ditunjukkan segmen-segmen peraga 7-segment jenis common anode, dimana
diperlukan sinyal low (0) untuk menyalakan setiap segmennya.
1 byte dapat mengkodekan keadaan penuh sebuah 7-segment display. Pengkodean bit yang
paling populer adalah gfedcba dan abcdefg, dimana pada kedua pengkodean tersebut
biasanya menganggap 0 adalah off dan 1 adalah on.
Agar setiap segmen beroperasi dengan benar, maka setiap segmen membutuhkan tegangan
setidaknya 2 volt, dan arus 5 mA. Jika kita memiliki sumber tegangan DC 5 volt (Vcc = 5
volt), maka nilai resistor disetiap segmennya adalah:
Dalam penggunaan komputer secara umum, walaupun kode yang diolah dalam komputer itu
sendiri adalah bilangan biner, tetapi selain bilangan desimal juga diproses huruf dan tanda
baca/tanda khusus lainnya. Untuk memroses data seperti ini, tentunya diperlukan sistem
pengkodean yang lebih luas dari pada sistem-sistem pengkodean yang telah dibahas
sebelumnya. Kode ini disebut kode "Alphanumeric" dan sering disingkat dengan nama
"Alphameric". Dua jenis kode alfanumerik yang paling umum dipakai dalam dunia komputer
sekarang ini adalah: ASCII (American Standard Code for Information Interchange) dan
EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code).
ASCII terdiri atas 7-bit bilangan biner yang dapat mengkodekan semua angka desimal, huruf
abjad (baik huruf besar maupun kecil), tanda-tanda khusus dan tanda baca, dan beberapa
kode kendali/kontrol yang umum dipakai dalam komunikasi data. Dalam prakteknya,
walaupun kode ASCII terdiri dari 7-bit, kebanyakan kode ASCII menggunakan 8-bit dengan
1-bit tambahan yang dipakai sebagai bit parity. Sistem kode EBCDIC terdiri atas 8-bit,
digunakan dalam komputer-komputer IBM tipe 360 dan 370.
Pada tabel dibawah ini akan ditunjukkan kedua jenis kode alfanumerik yang disebut di atas.
Dalam EBCDIC, untuk 4-bit paling kiri, angka dinyatakan dengan 11112 (F16), huruf kapital
dinyatakan dengan C16 sampai E16, dan untuk huruf kecil dinyatakan dengan bilangan
heksadesimal 8 sampai A, sedangkan untuk tanda lainnya dinyatakan dengan 01xx 2, dengan x
dapat berarti 0 atau 1. Dalam ASCII, karakter dengan kode dibawah 2016 digunakan sebagai
kode kendali komunikasi, angka dikodekan dengan 3016 sampai 3916, huruf kapital dikodekan
dengan 4116 sampai 5A16, huruf kecil dikodekan dengan 6116 sampai 7A16, dan kode yang
lainnya digunakan untuk tanda-tanda baca. Dengan demikian, sudah jelas bahwa kode ASCII
lebih mudah untuk diingat.
Artikel Terkait
Komentar Anda
Langgan
Terbaru
Arsip
Kategori
Info Blog
Masukan e
Follow me on Twitter
Follow me on Facebook
Find me on Google+
Subscribe via RSS