Anda di halaman 1dari 19

 Pengkodean kadang disebut dengan

penyandian, terdiri kode yang memasangkan


serangkaian karakter berurutan dari suatu
kumpulan dengan sesuatu yang lain, untuk
memfasilitasi penyimpanan teks pada
komputer dan transmisi teks melalui jaringan
telekomunikasi.
 Sistem Desimal Disandi Secara Biner atau BCD
merupakan kode yang paling sederhana karena
kode itu sendiri merupakan konversi dari desimal
ke biner.
 Kode BCD merepresentasikan masing-masing 10
digit desimal (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9) menjadi
kode 4-digit biner.
 Kode ini sangat berguna untuk outputting bagi
display yang selalu menggunakan numerik atau
angka (0 sampai 9), demikian juga angka seperti
yang ada pada jam digital atau voltmeter digital.
 Proses yang dilakukan mirip halnya seperti
mengkonfersi bilangan desimal menjadi
bilangan biner.
 Setiap bit dalam BCD diberi bobot menurut

letaknya dalam urutan kode, yaitu 1, 2, 4,


dan 8, berurut dari bit yang paling kanan.
Hanya saja dalam kode BCD tidak ada nilai
lebih dari 9.
 Contoh:
Tentukan kode BCD dari bilangan desimal berikut :
1. 9
2. 6
3. 12
4. 163
Jawab :
◦Angka 9 merupakan penjumlahan 8 dengan 1, sehingga
kode BCD-nya adalah: 1001
◦Angka 6 merupakan penjumlahan 4 dengan 2, kodenya
adalah: 0110.
◦Bagaimana untuk angka 12? Apakah akan berkode 1100?
Tentu saja jawabannya tidak. Perlu diingat bahwa kode BCD
tidak melebihi nilai 9. Angka 12, merupakan gabungan
antara nilai 1 dan 2, sehingga kode BCDnya adalah 0001
0010. Diperlukan 8 digit untuk mengkodekan angka 12.
◦Untuk menyatakan bilangan desimal ratusan diperlukan 3
kode BCD, jadi 12 bit. Bilangan 163 dikodekan dengan 0001
0110 0011.
 Kode Excess-3 digunakan dalam
memanipulasi bilangan-bilangan yang
dipergunakan dalam operasi peralatan digital.
Sandi ini diterapkan pada rangkaian yang
dipakai dalam operasi perhitungan seperti
kalkulator ataupun komputer.
 Kode Excess-3 (XS3) berhubungan dengan
kode BCD, hal ini disebabkan oleh sifat biner-
terkode-desimalnya.
 Dengan kata lain, masing-masing kelompok
4-bit dalam kode XS3 sama dengan suatu
digit desimal tertentu.
 Kode XS3 adalah selalu tiga angka lebih besar
dari pada angka BCD.
 Kode Excess-3 (XS3) diperoleh dengan
menambahkan 3 (=0011) kepada kode BCD
standar, dan inilah alasan pemberian
namanya
 Nilai tertinggi untuk BCD Excess-3 adalah
(9+3) = 1100 Excess-3
Catatan :
Dalam sistem digital :
0+0=0
0 +1 = 1
1 + 1 = 0 sisa 1
1 + 1 + 1 = 1 sisa 1
Contoh:
Tentukan kode Excess-3 (XS3) dari bilangan desimal berikut:
1.9
2.6
3.10
4.163
Jawab :
1.BCD standar untuk angka 9 = 1001, maka :
1001
0011 +
1100
2. BCD standar untuk angka 6 = 0110, maka :
0110
0011 +
1001
3. BCD standar untuk angka 10 = 0001 0000,
maka :
kode Excess-3 (XS3) = 0100 0011
4. BCD standar untuk angka 163 = 0001 0110
0011, maka:
kode Excess-3 (XS3) 163 = 0100 1001 0110
 Gray code ini diperkenalkan oleh Frank Gray
pada tahun 1947. Gray Code atau kode
kelabu merupakan salah satu kode biner yang
tak berbobot selain dari kode Excess 3.
 Gray Code bukan merupakan kode jenis BCD.
 Masing-masing kenaikan hitungan
(penambahan) pada Gray Code dilakukan
hanya dengan pengubahan satu bit saja.
 Dalam biner 4 bit, semua berubah keadaan

(dari 0111 ke 1000). Dalam garis yang sama,


 Gray Code hanya mempunyai perubahan
keadaan pada bit sebelah kiri (0100 ke 1100),
terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1
 Jenis kode ini digunakan dalam pengkodean
posisi sudut dari peralatan yang bergerak
secara berputar, seperti motor stepper, mesin
bubut otomatis serta gerinda. Kode gray
biasanya juga dipakai pada mechanical
encoder, misalnya pada telegraf.
 Untuk bilangan gray code tidak memiliki

aturan cara konversi, yang perlu diingat


adalah kelanjutan dari bilangan yang satu ke
bilangan berikutnya hanya boleh berubah 1
angka.
 Dalam Gray Code, setengah bagian atas, yaitu
untuk kode desimal 5-9, merupakan
bayangan cermin dari pada setengah bagian
bawah, yaitu kode untuk desimal 0-4, kecuali
untuk bit 3 (bit ke 4 dari kanan). Sifat ini
disebut reflective
 Di samping itu, seperti dapat dilihat pada

Tabel 1, Gray Code juga mempunyai sifat


bahwa kode untuk desimal yang berturutan
berbeda hanya pada 1 bit.
Tabel .1. Perbandingan Sistem Bilangan dengan Pengkodean BCD,
Excess-3, dan Gray Code
 Ada dua jenis kode yang paling umum dipakai
dalam dunia komputer sekarang ini adalah: ASCII
(American Standard Code for Information
Interchange) dan EBCDIC (Extended Binary Coded
Decimal Interchange Code).
 Kode yang berlaku umum ini disebut kode
"Alphanumeric" yang sering juga disingkat
dengan nama "Alphameric"
 ASCII terdiri atas 7 bit yang dapat mengkodekan
semua angka desimal, huruf abjad, baik huruf
besar maupun kecil, tanda-tanda khusus dan
tanda baca, dan beberapa kode kendali/kontrol
yang umum dipakai dalam komunikasi data.
 Dalam prakteknya, walaupun aslinya 7 bit,
kebanyakan ASCII menggunakan 8 bit dengan
bit tambahan dipakai sebagai bit parity,
kadang kadang untuk membentuk aksara
yang bukan aksara latin.
 Kode EBCDIC terdiri atas 8 bit, dan digunakan
dalam komputer-komputer IBM tipe 360 dan
370.
 Pada pembelajaran ini, yang lebih diperdalam
hanyalah mengenai ASCII, sedangkan sistem
kode EBCDIC hanya sekedar informasi.
 Dalam ASCII, karakter dengan kode di bawah
20 heksadesimal digunakan sebagai kode
kendali komunikasi, angka dikodekan dengan
30 - 39, huruf kapital dikodekan 41 - 5A,
huruf kecil 61 - 7A dan kode yang lainnya
untuk tanda-tanda baca, seperti tampak pada
tabel 2.
Tabel 2. Pengkodean ASCII
Soal :
1. Tentukan kode BCD, Excess-3, Gray, serta ASCII
dengan tanpa melihat tabel untuk bilangan dibawah
ini!
a. (12)10
b. (1001)2
c. (3A)16
2. Tentukan bilangan desimal untuk kode berikut ini!
a. 00100010 (BCD)
b. 10100011 (Excess-3)
c. 0110 (Gray)
d. SD
3. Bedakan antara kode BCD, Excess-3, Gray, serta
ASCII !!

Anda mungkin juga menyukai