Anda di halaman 1dari 8

BAB II

ISI
2.1 Pengertian Sistem Pengkodean
Pengkodean adalah suatu teknik yang dilakukan untuk memberikan penegasan pada
proses yang terlibat (data dan pensinyalan) transmisi data. Dalam proses tersebut perlu
diperhatikan pula fasilitas-fasilitas komunikasi dan media yang tersedia.Pengkodean (Encoding)
adalah proses perubahan karakter data yang akan dikirim dari suatu titik ke titik lain dengan kode
yang dikenal oleh setiap termianal yang ada, dan menjadikan setiap karakter data dalam sebuah
informasi digital ke dalam bentuk biner agar dapat ditransmisikan. Suatu terminal yang berbeda
menggunakan kode biner yang berbeda untuk mewakili setiap karakter.
Tujuan dari Pengkodean (Encoding) adalah menjadikan setiap karakter data dalam sebuah
informasi digital ke dalam bentuk biner agar dapat ditransmisikan dan bisa melakukan
komunikasi data. Kode-kode yang digunakan dalam komunikasi data pada system computer
memiliki perbedaan dari generasi ke generasinya, karena semakin besar dan kompleksnya data
yang akan dikirim / digunakan.
Macam-macam kode yang digunakan dalam Komunikasi Data :
 BCD (Binary Coded Decimal)
1. BCD merupakan kode biner yang digunakan untuk hanya mewakili nilai digit
decimal dari 0-9.
2. BCD menggunakan kombinasi 4 bit, sehingga ada 16 kombinasi yang bisa diperoleh
dan hanya 10 kombinasi yang bisa digunakan.
3. BCD tidak dapat mewakili huruf atau symbol karakter khusus, sehingga jarang
digunakan untuk komputer dan transmisi data sekarang.

TABEL BCD
 B. SBCDIC ( Standard Binary Coded Decimal Intercharge code )

1. SBCDIC merupakan kode biner yang dikembangkan dari BCD.


2. SBCDIC menggunakan kombinasi 6 bit sehingga lebih banyak kombinasi yang bisa
dihasilkan. Yaitu 64 kombinasi kode.
3. Ada 10 kode untuk digit angka dan 26 kode untuk alphabet dan sisanya untuk
karakter khusus tertentu.
4. SBCDID digunakan pada komputer generasi kedua.

TABEL SBCDIC

 EBCDIC (Extended Binary Code Decimal for Information Intercharge)


1. EBCDID adalah kode 8 bit yang memungkinkan untuk mewakili karakter 256
kombinasi karakter.
2. Pada EBCDID, high order bits atau 4 bit pertama disebut Zone bits dan low order bits
atau 4 bit kedua disebut dengan numeric bit.
TABEL EBCDIC

 ASCII (American Standard Code For Information Intercharge)


1. ASCII dibuat dengan tujuan membuat kode binary yang standar, kode ASCII ini
menggunakan kombinasi 7 bit. SSCII7-bit banyak digunakan oleh computer generasi
sekarang.
2. Kode ASCII memiliki 128 bit kombinasi yang selalu digunakan.
3. Dari 128 kombinasi tersebut 32 kode diantaranya digunakan untuk fungsi-fungsi
kendali seperti SYN, STX.
4. Sisa karakter lain digunakan untuk karakter-karakter alphanumerik dan sejumlah
karakter khusus seperti =, / . ?
5. Pada dasarnya kode ASCII merupakan kode alfanumerik yang paling popular dalam
teknik komunikasi data.
6. Kode ini menggunakan tujuh bit untuk posisi pengecekan bit secara even atau odd
parity.
TABEL ASCII

 BOUDOT
Kode Boudot terdiri atas 5 bit yang dipergunakan pada terminal teletype dan teleprinter.
Karena kombinasi ini terdiri dari 5 bit maka hanya terdiri dari 25 sampai 32 kombinasi
dengan kode huruf dan gambar yang berbeda. Jika kode ini dikirim menggunakan
transmisi serial tak sinkron, maka pulsa stop bit-nya pada umumnya memiliki lebar 1,5
bit. Hal ini berbeda dengan kode ASCII yang menggunakan 1 atau 2 bit untuk pulsa stop-
bitnya.

TABEL BOUDOT
2.2 Peraga 7 Segmen

Peraga/Penampil 7 segmen adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk


memdekodekan data dari bahasa mesin ke dalam bentuk tampilan data desimal.
Peraga/penampil 7 segmen pada dasarnya adalah konfigarasi LED yang disusun sedemikian
rupa sehingga nyala dari LED tersebut dapat membentuk karakter angka desimal. Struktur
tampilan dari peraga/penampil tujuh segmen tersebut dilabelkan dari a sampai g yang dapat
menampilkan 10 karakter bilangan desimal pertama dari 0 sampai 9. Konstruksi dari
penampil tujuh segmen ditunjukan pada gambar berikut.

Gambar Konstruksi Peraga/Penampil 7 Segmen

Penampil tujuh segmen merupakan susunan dari beberapa LED yang disusun sedemikian
rupa sehingga menghasilkan konstruksi seperti diatas. LED-LED penyusun penampil tujuh
segmen memiliki batas maksimal mengalirkan arus dari katoda ke anoda pada umumnya,
sehingga pada penerapannya penempil tujuh segmen diberi pembatas arus berupa resistor
yang dipasang seri padanya.

 LED 7 Segmen Tipe Common Cathode (Katoda)


Pada LED 7 Segmen jenis Common Cathode (Katoda), Kaki Katoda pada semua segmen
LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan Kaki Anoda akan menjadi Input untuk
masing-masing Segmen LED. Kaki Katoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini merupakan
Terminal Negatif (-) atau Ground sedangkan Signal Kendali (Control Signal) akan
diberikan kepada masing-masing Kaki Anoda Segmen LED.
 LED 7 Segmen Tipe Common Anode (Anoda)
Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki Anoda pada semua
segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan kaki Katoda akan menjadi
Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Anoda yang terhubung menjadi 1
Pin ini akan diberikan Tegangan Positif (+) dan Signal Kendali (control signal) akan
diberikan kepada masing-masing Kaki Katoda Segmen LED.

Prinsip Kerja Dasar Driver System pada LED 7 Segmen


Berikut ini adalah Blok Diagram Dasar untuk mengendalikan LED 7 Segmen :

Blok Dekoder pada diagram diatas mengubah sinyal Input yang diberikan menjadi 8
jalur yaitu “a” sampai “g” dan poin decimal (koma) untuk meng-ON-kan segmen
sehingga menghasilkan angka atau digit yang diinginkan. Contohnya, jika output
dekoder adalah a, b, dan c, maka Segmen LED akan menyala menjadi angka “7”.
Jika Sinyal Input adalah berbentuk Analog, maka diperlukan ADC (Analog to Digital
Converter) untuk mengubah sinyal analog menjadi Digital sebelum masuk ke Input
Dekoder. Jika Sinyal Input sudah merupakan Sinyal Digital, maka Dekoder akan
menanganinya sendiri tanpa harus menggunakan ADC.
Fungsi daripada Blok Driver adalah untuk memberikan arus listrik yang cukup
kepada Segmen/Elemen LED untuk menyala. Pada Tipe Dekoder tertentu, Dekoder
sendiri dapat mengeluarkan Tegangan dan Arus listrik yang cukup untuk menyalakan
Segmen LED maka Blok Driver ini tidak diperlukan. Pada umumnya Driver untuk
menyalakan 7 Segmen ini adalah terdiri dari 8 Transistor Switch pada masing-
masing elemen LED.

Tabel Pengaktifan Seven Segment Display

Untuk menggunakan peraga/penampil 7 segmen katoda bersama (common cathoda) maka


pin A – G penampil 7 segment harus diberikan input berupa tegangan DC positif kemudian
terminal common pada penampil 7 segmen dihubungkan ke ground. Kemudian untuk
mengoperasikan penampil 7 segmen anoda bersama (common anoda) maka terminal input A
– G pada penampil 7 segmen harus dihubungkan ke ground kemudian terminal common
dihubungkan ke sumber tegangan DC positif. Resistor pembatas arus untuk LED pada
penampil 7 segmen sebaiknya dipasang seri pada setiap pin atau jalur input A – G pada
peraga/penampil 7 segmen tersebut. Pemasangan resistor seperti ini bertujuan untuk
mendapatkan arus bias LED yang stabil pada setiap perubahan karakter tampilan pada
penampil 7 segmen.

2.3

Anda mungkin juga menyukai