Anda di halaman 1dari 5

Alat musik Taiwan

1. Erhu
Erhu- Rebab China, badannya menggunakan kulit ular sebagai
membran, menggunakan 2 senar, yang digesek dengan penggesek terbuat
dari ekor kuda.
Erhu merupakan alat musik tradisional Tiongkok yang paling populer di
samping Guzheng dan Dizi.
Secara umum, keluarga alat musik gesek ini dikenal juga dengan istilah huqin
yang berarti "alat musik orang barbar", dinamakan demikian karena
diperkenalkan oleh orang barbar yang berasal dari Asia Tengah.
Huqin telah berumur sekitar 500 tahun. Mulai populer pada zaman dinasti
Sung (960-1279 AD), yang kemudian berlanjut ke zaman dinasti Ming (13681644) dan dinasti Qing (1644-1911). Dalam kurun waktu tersebut huqin telah
berkembang menjadi bermacam-macam jenis, termasuk yang kita kenal
sekarang sebagai erhu.
Pada mulanya, erhu menggunakan dua senar yang terbuat dari sutra, tetapi
sekarang erhu menggunakan senar dari logam. Erhu biasanya menggunakan
membran dari kulit ular piton, tetapi ada juga yang menggunakan bahan lain.
Kotak suara dapat berbentuk segi enam, segi delapan, atau bulat. Kotak
suara ini juga bervariasi ukurannya, semakin besar ukuran kotak suaranya
maka bunyi bass yang dihasilkan semakin besar dan begitu pula sebaliknya.
Erhu digesek dengan busur yang terbuat dari bambu dan rambut ekor kuda,
ekor kuda itu ditempatkkan di antara kedua senar sehingga memudahkan
perpindahan menggesek antara kedua senar. Rambut ekor kuda tersebut
digosok dengan damar (gondorukem) sehingga terasa kesat waktu digesek.
Erhu biasa disetel dengan nada D - A atau C - G.
Satu keunikan erhu dibanding dengan 'saudara-saudara' sekandungnya yg
lain, busur (qin gong ) erhu diapit di tengah dua senar yang digesek, tidak
seperti rebab atau biola yang busurnya lepas bebas. Sekilas tentang bagianbagian erhu selain busur penggesek tersebut di atas adalah qn tong ()
yaitu kotak resonansi yang di daerah utara berbentuk segi 6 dan di daerah
selatan bersegi 8. Qin pi/She pi (/) yaitu kulit ular biasanya dari ular
phyton yang memberikan karakter suara khas, qin gan () leher erhu, qin
tou () kepala erhu ada juga yang dihias ukiran bentuk kepala naga. Lalu
bagian senar dalam disebut nei xian () biasanya diset nada d dan senar
luar wai xian () yang diatur di nada a.

http://id.wikipedia.org/wiki/Erhu
http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/item/2711-erhu-perkembangannya

2. Dizi
Dizi adalah nama alat musik tiup berupa seruling horizontal yang
berasal dari Tiongkok.[1][2][3] Dizi berawal dari Asia Tengah dan masuk ke
Tiongkok pada 2 SM dan mengubah bahan dasar Dizi menjadi bambu.[2] Saat
itu Dizi terbuat dari tulang.[1] Sebelum Dinasti Han, Dizi yang pada masa itu
disebut Di mengacu pada seruling vertikal.[1] Kemudian pada masa Dinasti
Tang barulah diadakan perbedaan yaitu nama Di untuk seruling horizontal
dan Xiao untuk seruling vertikal.[1] Pada abad ke 7 M, sebuah selaput
ditambahkan dan namanya berubah menjadi Dizi.[1]
Dizi modern memiliki 12 lubang yang terdiri dari satu lubang untuk meniup,
satu lubang membran, enam lubang untuk memainkan, empat lubang untuk
memperbaiki tinggi rendah nada dan memasang pajangan.[2][1] Berbeda
dengan Xiao, Dizi memiliki nada jernih dan bergema sehingga cocok untuk
mengekspresikan irama gembira dan dapat meniru suara burung-burung
yang berbeda.[1][2]
http://id.wikipedia.org/wiki/Dizi

Alat musik Mongolia


1. Matoquin
Matouqin atau dalam bahasa Mongol dikenal sebagai Morin Khuur
adalah alat musik gesek khas Mongolia yang memakai dua senar, dan
telah ada sejak abad kedua-belas.
Sesuai dengan namanya, ciri khas Matouqin adalah ukiran kepala kuda
pada bagian atas gagangnya, berbeda dengan keluarga Huqin, ekor
kuda penggesek tidak ditempatkan diantara kedua senar, cara
memainkan Matouqin ini mirip dengan cello.
Matouqin adalah alat musik yang sangat penting bagi musik tradisional
Mongol, sering pula disebut sebagai "Cello Padang Rumput".
Matouqin digunakan untuk lagu-lagu rakyat Mongolia dan bisa tampil
sebagai solo. Secara tradisional orang Mongol adalah bangsa nomaden
dan penggembala dan karenanya bahan umum untuk pembuatan
framenya juga dengan bahan kulit onta , kambing dan domba. Di masa
modern mulai digunakan bahan kayu untuk membuat rangkanya.
Senar yang digunakan juga terbuat dari ratusan bulu kuda. Senar
jantan terdiri dari 130 bulu sementara senar "betina" terdiri dari 105
bulu kuda.
Karena suku bangsa Mongolia merupakan bangsa nomaden maka
ukuran instrumennya juga berbeda-beda disetiap kawasan. Instrumen
yang berasal dari Mongolia Tengah berukuran lebih besar daripada di
Mongolia Luar.

http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/item/258-alat-musikmatouqin-%E9%A9%AC%E5%A4%B4%E7%90%B4
2. Sihu
Sihu
Sihu (Hanzi: si4 hu2 baca: se4 hu2) adalah alat musik Mongolia,
yang menggunakan empat senar.
Senar 1 dan 3 atau yang biasa disebut neixian atau "senar dalam"
disetel dengan nada G, sedangkan senar 2 dan 4 yang biasa disebut
waixian atau "senar luar" disetel dengan nada D.
Sihu atau "Hu yang bertali empat" ini, merupakan salah sebuah alat
muzik jenis Hu yang bersejarah lama di China. Sebelum abad ke-18
lagi, ia sudah menjadi sangat popular dalam masyarakat etnik Han dan
etnik Mongol di sebelah utara. Masyarakat etnik Han menggelarnya
"Huqin" atau "Sixianhu", manakala orang etnik Mongol menggelarnya
"Sixian", "Houle" atau "Huer".
Struktur Sihu ini hampir sama dengan Erhu. Pemegangnya yang
diperbuat daripada kayu merah atau hitam ini, lebih panjang dan lebih
lebar daripada pemegang Erhu. Kepalanya berbentuk rata tanpa
sebarang hiasan.
Bunyi yang dikeluarkan oleh Sihu lantang dan jelas, sangat merdu

didengar. Ia selalu dimainkan sebagai alat muzik untuk mengiringi


persembahan opera, drama dan tarian etnik. Di kawasan etnik Mongol
pula, ia lebih kerap dimainkan dalam persembahan solo.

http://malay.cri.cn/741/2010/01/28/121s108431.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Sihu

Anda mungkin juga menyukai