Pre Operatif Cardio
Pre Operatif Cardio
dan
pembatalan
rencana
operasi).
Tujuan
utama
manajemen
Penatalaksanaan pre-operatif
Kondisi kardiak aktif, prosedur pembedahan berisiko tinggi dan toleransi
latihan rendah adalah prediktor yang paling kuat dalam menentukan hasil keluaran
perioperatif kardiak.
Gagal Jantung
Gagal jantung merupakan prediktor utama terhadap keadaan keluaran
perioperatif pembedahan non kardiak.2,3 Gagal jantung berpotensi lebih buruk
daripada iskemi jantung.2 Prognosis perioperatif gagal jantung dengan ejeksi fraksi
ventrikel kiri (sebelumnya disebut sebagai gagal jantung diastolik) masih harus
ditentukan. Prosedur penanganan henti jantung peri-operatif oleh perkumpulan
kardiologi Eropa mengusulkan manajemen peri-operatif pada pasien dengan
gangguan dan ejeksi fraksi ventrikel kiri. Pasien yang dicurigai atau diketahui
menderita gagal jantung harus menjalani evaluasi pre-operatif oleh spesialis untuk
mengetahui derajat keparahan penyakit dan mendapat pengobatan yang optimal.
Temuan ekokardiografi dan peptida natriuretik atau prekursor N-terminal tipe pro B
dalam serum otak dapat digunakan dalam menentukan resiko. Pasien-pasien ini harus
dipastikan telah mendapat medikasi jangka panjang (blok reseptor angiotensin II,
bloker, antagonis aldosteron, diuretik) beserta efek sampingnya (gangguan elektrolit,
insufisiensi ginjal, hipotensi).
Keterangan
Bukti atau kesepakatan bahwa penatalaksanaan atau tindakan menguntungkan, berguna
II
IIa
IIb
III
dan efektif
Adanya opini yang berbeda mengenai kegunaan / efektifnya suatu tindakan
Bukti atau opini lebih mengarah pada kegunaan / keuntungan
Kegunaan / keuntungan kurang didukung oleh bukti
Adanya bukti atau kesepakatan bahwa tindakan tersebut tidak menguntungkan
Tabel 3. Tingkatan resiko pembedahan (kematian jantung dan infark miokard dalam
30 hari setelah pembedahan) oleh European Society of Cardiology.1
Resiko rendah ( < 1 % )
Payudara
Gigi
Endokrin
Mata
Resiko sedang ( 1 5 %)
Intraperitoneal / intratoraks
Vaskular
Kepala dan leher
Neurologi
Ginekologi
Rekontruksi
Ortopedi minor
Urologi minor
Resiko Operasi
Melalui pertimbangan insiden terjadinya henti jantung dan infark miokard
dalam 30 hari pasca operasi, prosedur operasi dapat diklasifikasikan sebagai resiko
rendah, resiko menengah dan resiko tinggi (tabel 3). Pasien yang menjalani
pembedahan vaskular memiliki resiko tertinggi, namun resiko ini berbeda untuk
setiap pembuluh. Aneurisma aorta abdominal atau revaskularisasi arteri ekstremitas
baawh mayor diklasifikasikan sebagai resiko tinggi, prosedur endovaskular,
endarterektomi karotid dan angioplasti perifer diklasifikasikan sebagai resiko
menengah.
Kapasitas Fungsional
Penilaian status fungsional mungkin adalah prediktor terpenting dalam
penilaian preoperatif. Toleransi latihan yang rendah menandakan keluaran jantung
yang buruk.10-15 tujuan pemeriksaan status fungsional adalah untuk mengetahui
kemampuan pasien dalam meningkatkan hantaran oksigen. Ada beberapa cara untuk
menilai toleransi latihan.
Indeks Status Aktivitas Duke (DASI)
Berupa pertanyaan / kuisioner yang mengklasifikasikan kemampuan latihan
berdasarkan kemampuan yang berkisar dari kemampuan untuk mencuci dan
mengenakan baju tanpa sesak sampai aktivitas berat seperti berenang dan bermain
tenis. Skor DASI > 11.6 setara dengan konsumsi oksigen 14 mL O 2 / kg / menit.
Metode ini kurang bisa menentukan keadaan pasien dengan penyakit jantung.
American Heart Association (AHA) merekomendasikan penggunaan laju metabolik
ekivalen (MET) sebagai perkiraan kapasitas fungsional (tabel 4).
5
menjalani
resiko
pembedahan
Level bukti
B
B
B
tingkat
menengah
Tidak direkomendasikan untuk pasien tanpa faktor III
berat
Dipertimbangkan untuk pasien dengan kelainan IIa
tinggi
Tidak direkomendasi untuk pasien asimtomatik
III
Level bukti
C
kecil
Tabel 8. Rekomendasi angiografi koroner peroperatif
Rekomendasi
Direkomendasikan bagi :
Kelas
I
Level bukti
A
IIb
III
Biomarker
Penyakit miokard dan arteri koroner umumnya diikuti oleh peningkatan
konsentrasi CRP (C reactive protein), BNP dan NT-proBNP (N-terminal pro-braintype natriuretic peptide) plasma yang menandakan adanya komponen inflamasi yang
menyertai penyakit kardiovaskular dan peningkatan stres dinding miokard.30 Hasil
dari pembahasan, analisis dan studi observasional menyimpulkan bahwa peningkatan
konsentrasi serum dari CRP, BNP atau NT pro BNP merupakan prediktor independen
yang baik.