A. PENGERTIAN METODE
PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu.
Cara ilmiah
Data
Tujuan
Kegunaan
CARA ILMIAH
Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan
pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan
sistematis.
Rasional berarti kegiatan penelitian tersebut dilakukan
dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau
oleh penalaran manusia.
Empiris berarti cara yang dilakukan itu dapat diamati
oleh indra manusia, sehingga orang lainpun dapat
mengamatinya.
Sistematis berarti proses yang dilakukan dalam
penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu
yang bersifat logis
DATA
Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah
data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria
tertentu:
Valid, menunjukkan derajad ketepatan antara data
yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data
yang dikumpulkan oleh peniliti
Reliabel, berkenaan dengan derajad
konsisten/keajegan data antara interval waktu
tertentu
Objektivitas, berkenaan dengan interpersonal
agreement (kesepakatan antar banyak orang)
Data yang reliabel belum tentu valid (misalnya hal
yang diucapkan secara konsisten tapi berbohong).
Data yang objektif juga belum tentu valid.
HASIL
Validitas
Reliabel
Obyektif
SYARAT
1. Meggunakan
instrumen yang valid
2. Menggunakan sumber
data yang tepat dan
cukup jumlahnya
3. Menggunkan metode
pengumpulan dan
analisis data yang
benar
Instrumen penelitian
harus reliabel
Perlu digunakan sampel
yang besar atau sumber
data yang banyak
mendekai populasi
TUJUAN
Tiga tujuan penelitian :
1. Penemuan, berarti data yang diperoleh dari
penelitian itu adalah data yang betul-betul baru
yang sebelumnya belum pernah diketahui
2. Pembuktian, berarti data yang diperoleh
digunakan untuk membuktikan adanya keraguraguan terhadap informasi atau pengetahuan
tertentu.
3. Pengembangan, berarti memperdalam dan
memperluas pengetahuan yang ada
KEGUNAAN
Fungsi (kegunaan hasil) penelitian :
1. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau
informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya
menjadi fakta (Ex: sebab-sebab terjadinya tauran
pelajar)
2. Memecahkan berarti meminimalkan atau
menghilangkan masalah. (Ex: mencari cara yang
efektif untuk memberantas tauran pelajar)
3. Mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah
tidak terjadi (Ex: mencari cara agar tauran tidak
terjadi lagi di tahun ajaran baru)
JADI
Metode penelitian adalah cara ilmiah
untuk mendapatkan data yang valid
dengan tujuan dapat ditemukan,
dibuktikan, dikembangkan suatu
penemuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah.
B. JENIS-JENIS
PENELITIAN
JENIS-JENIS
PENELITIAN
Akademis (Mahasiswa)
Profesional (Pengembang
ilmu, teknologi dan seni)
Institusional (Penelitian
untuk merumuskan
kebijakan dan pengambilan
keputusan)
Tujuan
1. Murni
2. Terapan
METODE
1. Survei
2. Ex Post Facto
3. Eksperimen
4. Naturalistik
5. Policy
Research/Kebijakan
6. Action
Reasearch/Tindakan
7. Evaluasi
8. Sejarah/Hiistori
research
TINDAKAN EKSPLANASI
1. Deskriptif
2. Komparatif
3. Asosiatif/Hubungan
JENIS DATA DAN ANALISIS
1. Kualitatif
2. Kuantitatif
3. Gabungan
Penelitian Terapan
2. PENELITIAN MENURUT
METODE
PENELITIAN
KETERANGAN
Penelitian survey
Penelitian Ex Post
Facto
PENELITIAN
KETERANGAN
Penelitian
Eksperimen
Penelitian
Naturalistik
Penelitian
Kebijaksanaan
PENELITIAN
KETERANGAN
Penelitian Action
research
Penelitian Evaluasi
Penelitian Sejarah
KETERANGAN
Penelitian deskriptif
Penelitian
komparatif
PENELITIAN
KETERANGAN
Penelitian Asosiatif
VARIABEL
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya. Secara teoritis, variabel juga
dapat disebut atribut seseorang/objek
Variable independent (variabel X)adalah variable yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan
atau timbulnya variable terikat (dependen).
Variabel dependen (Variabel Y) adalah variable yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variable bebas.
4. PENELITIAN MENURUT
JENIS DATA DAN ANALISIS
PENELITIAN
KETERANGAN
Gabungan
C. MACAM-MACAM DATA
PENELITIAN
Kualitatif
Macam data
Diskrit/
nominal
Ordinal
Kontinum
Interval
Kuantitatif
Ratio
NOMINAL
Kategorisasi atau identifikasi.
Misal jenis kelamin, agama, suku, nomor
pemain bola (identifikasi).
Menggunakan postulat persamaan atau
identitas.
ORDINAL
Perjenjangan.
Jarak antar jenjang tidak sama.
Misal ranking kelas, prestasi olahraga.
INTERVAL
1.
Perjenjangan.
Jarak/ interval (diasumsikan) sama.
Nilai nol Tidak mutlak. Berarti objek tidak mempunyai
atribut yang diukur.
2.
RATIO
1. Merupakan skala pengukuran dengan level
tertinggi
2. Memiliki harga nol mutlak
3. Dapat dikenakan semua operasi hitung
( - ), ( x ), ( : )
4. Misalnya ukuran-ukuran berat, panjang
(+ ),
Nomin
Interva
al Ordinal
l
Ratio
Membedakan
Berjenjang
Jarak antar
jenjang sama
Memiliki nol
mutlak
METODE KUANTITATIF
Disain :
- Umum
- Fleksibel
- Berkembang, tampil dlm proses
penelitian.
Teori :
Hanya sbg ilham, acuan analisis
dr data empiris.
Hipotesis :
Tdk membuat hipotesis ttp
paradigma.
Tujuan Penelitian :
- Memperoleh pemahaman.
- Mengeksplor embrio teori.
- Menggali realitas yg kompleks
Disain :
- Spesifik, jelas, terinci.
- Ditentugas scr tegas sejak awal.
- Menjadi pegangan langkah demi
langkah penelitian.
Teori :
Sbg acuan utama dlm perumusan
variabel dan analisis.
Hipotesis :
Hipotesis sbg panduan penelitian
lapangan.
Tujuan Penelitian :
- Menguji hub variabel.
- Mentes teori.
- Mencari generalisasi.
Teknik Penelitian :
-Observasi, partisipan obsevasi.
- Wawancara terbuka & mendalam.
Instrumen penelitian :
- Peneliti sendiri.
- Pedoman wawancara, catatan lap,
tape recorder, video.
Data Penelitian :
-Informasi, catatan lapangan, data
sekunder.
Sumber Data :
Informan.
Teknik Analisis :
- Sejak awal penelitian sdh
dilakukan
- Induktif.
- Mencari pola, model, tema.
Teknik Penelitian :
- Survey, experimen, pengembangan
- Wawancara terstruktur.
Instrumen penelitian :
-Kuesioner/angket, test.
- Komputer, SPSS. Minitab, statgrab,
exel.
Data Penelitian :
-Kuantitatif (angka numerik), data
sekunder.
Sumber Data :
Responden.
Teknik Analisis :
- Pd tahap akhir penelitian dg
statistika.
- Deduktif
- Menguji hubungan.
INFORMASI/DATA
PENDEKATAN
KUALITATIF
PENGAMATAN
TERLIBAT
CATATAN
PERISTIWA
CATATAN
WAWANCARA
REKAMAN
WAWANCARA
INFORMAN
PENGOLAHAN
DATA
TRIANGGULASI
PENDEKATAN
KUANTITATIF
FOTO
KEGIATAN
DOKUMEN
PENELITI
INTERPRETASI
LAPANGAN
ANALISIS PENJELASAN
KUESIONER
RESPONDEN
PENGOLAHAN
DATA
SPSS/MINITAB/EXEL/
STATGRAB
Falsafah :
Konfusianisme
Taoisme
Budhisme
Intrinsik
Ekstrinsik
Sublimasi
Spirit
Kompleks Superioritas
:
- Merasa unggul
- Percaya diri
- Optimis
- Imajinatif
- Senang
berpeluang
KEPRIBADIAN KREATIF
ORANG TIONGHOA
Adaptif
Pandai melihat
peluang
Minat luas
Relationship
Pekerja keras/ulet
Berani mengambil
resiko
Traumatis
Kompleks inferioritas :
- Keterasingan
- Kurang percaya
diri
- Self harted
- Pengucilan diri
KERANGKA PENELITIAN
KUALITATIF
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Permasalahan
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat penelitian
.BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
.Teori tentang Faktor/Variabel atau konsep yang
mungkin terlibat dalam penelitian yang dijadikan
acuan
Bac
a
Problematika
Bac
a
Teori &
Konsep
Prediksi
Temuan
Relevan
PENELITIAN KUANTITATIF
Revi
u
Hipotesis
Revi
u
Identifika
si
Oprasion
al
Instrume
n
Aplikas
i
Hasil
Penelitia
n
Diskusi
Intepreta
si
Variabel
Hasil
Analisis
Analisis
Data
Design
Tentukan
Subyek
Penelitia
n
Sampe
l
MASALAH
Penelitian dilakukan untuk mendapatkan data yang
dapat digunakan untuk memecahkan masalah, ini
berarti bahwa setiap penelitian yang ditetapkan
berangkat dari masalah
Baik penelitian murni ataupun terapan semua
berangkat dari masalah, hanya penelitian terapan
hasilnya dapat langsung digunakan untuk mengambil
keputusan
KETEPATAN MASALAH
Ketepatan Masalah Ketepatan Cara
Penyelesaian
Masalah Benar
Cara Pemecahan
Benar
Masalah Benar
Cara Pemecahan
Salah
Masalah Salah
Cara Pemecahan
Benar
Masalah Salah
Cara Pemecahan
Salah
SUMBER MASALAH
1. Terdapat penyimpangan antara pengalaman
dengan kenyataan
2. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah
direncanakan dengan kenyataan
3. Ada pengaduan
4. Ada kompetisi
RUMUSAN MASALAH
YANG BAIK
Masalah harus feasible (Dapat dicarikan jawaban
dan sumber yang jelas, tidak banyak
menghabiskan dana, tenaga dan waktu
Masalah harus jelas, (Semua org memberikan
persepsi yang sama terhadap masalah tersebut)
Masalah harus signifikan (Jawaban dari masalah
harus memberikan kontribusi pegembangan ilmu
dan pemecahan masalah kehidupan manusia)
Masalah bersifat etis (tidak berkenaan dengan
hal-hal yang bersifat etika, moral, nilai-nilai
keyakinan dan agama)
BENTUK-BENTUK MASALAH
PENELITIAN
A. Permasalahan Dekriptif
Pemasalahan Deskriptif adalah suatu permasalah yang
bekenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan
variabel mandiri atau lebih (vaiabel yang berdiri
sendiri).
Dalam penelitian ini peneliti tidak membuat
perbandingan variabel dan tidak mencari hubungan
antar variabel yang lain
Contoh:
Efektivitas pelaksanaan PAK di GBI XYZ
Efektivitas pelaksanaan PAK dan PWG di GBI XYZ
Disiplin mengajar guru PAK di sekolah XYZ
Motivasi dan Disiplin mengajar Guru PAK di sekolah
XYZ
B. Masalah Komparatif
Permasalahan komparatif adalah suatu
permasalahan penelitian yang bersifat
membandingkan keberadaan satu
variabel atau lebih pada dua atau lebih
sampel yang berbeda, atau pada waktu
yang berbeda
Contoh:
Efektivitas pelaksanaan PAK di GBI ABC
dan GBI XYZ
Kompetensi dan disiplin mengajar dosen
di STT Bethel Indonesia dan STT XYZ
Pertumbuhan kuantitas jemaat tahun
2009 dan 2010 si GBI XYZ
C. Permasalahan Asosiatif
Permasalahan asosiatif adalah suatu
permasalahan penelitian yang bersifat hubungan
antara dua variabel atau lebih.
1. Hubungan simetris
Hubungan antara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersamaan
Contoh:
Hubungan antara tinggi badan dengan prestasi
belajar di sekolah xyz
Hubungan antara warna rambut dengan
kemampuan memimpin di gereja xyz
2. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat
sebab akibat
Contoh:
Hubungan antara kecerdasan emosional dengan
kemampuan bersosialisasi siswa kelas X di
sekolah XYZ
Hubungan antara gaya mengajar guru dengan
prestasi belajar siswa di SMA XYZ
VARIABEL
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis,
variabel juga dapat disebut atribut seseorang/objek
VARIABLE INDEPENDENT
DAN VARIABEL DEPENDENT
Variable independent (variabel X)adalah variable
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variable terikat
(dependen).
Variabel dependen (Variabel Y) adalah variable yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variable bebas.
CONTOH:
Kecerdasan
Emosional
(variabel
Independent
X)
Kemampuan
bersosialisa
si
(variabel
Dependent
Y)
VARIABEL MODERATOR
Kreativitas
mengajar Guru
(variabel
Independent X)
Prestasi Belajar
Siswa
(variabel
Dependent Y)
Motivasi Belajar
Siswa
(variabel
Moderator)
VARIABEL INTERPENING
Variabel Interpening adalah variabel yang
secara teoritis mempengaruhi hubungan
antara variabel independen dengan
dependen menjadi hubungan yang tidak
langsung dan tidak dapat diamati dan diukur
Kecerdasan
Emosional
(variabel
Independent X)
Kemampuan
Bersosialisasi
(variabel
Dependent Y)
Kebudayaan
(Variabel
Interpening)
VARIABEL KONTROL
Variabel kontrol adalah variabel yang
dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh
variabel independen terhadap
Motivasi
dependenBelajar
tidak dipengaruhi oleh faktor
luar
Prestasi
Belajar
yang tidak
diteliti
(variabel
(variabel
Independent
X)
Dependent Y)
Fasilitas Belajar
Sama
(Variabel Kontrol)
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
B. IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN
C. PEMBATASAN MASALAH PENELITIAN
D. PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN
E. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
PENELITIAN
1. VARIABEL X
a. Definisi Konseptual
b. Definisi Operasional
c. Kisi-kisi
d. Kalibrasi Instrumen
e. Instrument final
2. VARIABEL Y
f.
Definisi Konseptual
3.Teknik sampling
g. Definisi Operasional
4.Besar sampel
h. Kisi-kisi
E. VARIABEL PENELITIAN
i.
Kalibrasi Instrumen
j.
Instrument final
TEORI
ALUR PENELITIAN
Masalah
Fenomena/r
eal
Teori
Definisi
Variabel
Indikator
Variabel
Faktor-faktor
yang
membentuk
Variabel
Teknik Analisis
Data
INSTRUMEN
PENELITIAN
Definisi
Operasional
Definisi
Konseptual
Variabel
Kisi-kisi
Kalibrasi Instrumen
Intrumen final
Kerangka
berpikir
Hipotesis
Populasi dan
Teknik
Pengmbilan
Sampel
Prosedur
Pengumpulan
Data
VARIABEL
PENELITIAN
Var
Independet:
Var Dependen:
INDIKATOR KEMAMPUAN
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
(DEVITO, 1997, P.259-264 ).
Memiliki keterbukaan (openness)
Memiliki rasa empati (empathy)
Memiliki sikap yang mendukung
(supportiveness)
Memiliki sikap positif (positiveness)
Menghormati kesetaraan (equality)
INDIKATOR KECERDASAN
EMOSIONAL
(MENURUT GOLEMAN
1. Mampu mengenali emosinya sendiri
2. Mampu mengendalikan emosinya sesuai dengan
situasi dan kondisi
3. Mampu menggunakan emosi untuk meningkatkan
motivasinya sendiri
4. Mampu megenali emosi orang lain
5. Mampu berinteraksi positif dg orang lain
CONTOH TEORI
Definisi Kecerdasan Emosional
Menurut Sule, kecerdasan emosional adalah
Menurut Parto, Kecerdasan emosional adalah
Berdasarkan pemaparan di atas maka
kecerdasan emosional adalah. (Definisi ini akan
dijadikan definisi Konseptual di BAB 3)
COTOH TEORI
B. Indikator Kecerdasan Emosional
Menurut Ajis Gagap, indikator kecerdasan
emosional adalah
1.
2
3
4
CONTOH KERANGKA
BERPIKIR
Paragraf 1 Teori
Paragraf 2 realita
Paragraf 3 kesimpulan (dijadikan hipotesa)
CONTOH HIPOTESIS
Atas dasar kerangka berfikir, maka diuji
hipotesis sebagai berikut :
Ada hubungan antara kecerdasan emosional
dengan kemampuan komunikasi interpersonal Guru
PAK di SMA.
CONTOH TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan
emosional dengan kemampuan komunikasi
interpersonal
CONTOH JENIS
PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survei dengan
pendekatan studi korelasional yang bertujuan menguji
hipotesis yang menyatakan hubungan antara variabel
bebas dan terikat
Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah yang
berjumlah .orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah ..
Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik sensus, dimana semua
populasi dijadikan sampel. Dari jumlah populasi
100 orang, maka yang dijadikan sampel penelitian
sebanyak 100 orang dan yang dipilih 30 orang
Populasi
Samp
el
Kecerdasan
Emosional
X
Kemampuan
Komunikasi
Interpersonal
Y
VARIABE
L
Teknik
Pengumpula
n Data/
Model Skala
pengumpula
n data
Rentang Jenis
skor
skala
data
Sumber
Data
Unit
Analisis
Kemampu Angket,
an
Skala Likert
Komunika
si
inteperson
al
1 s/d 5
Interval
Siswa
Guru
Kecerdasa
n
Emosional
1 s/d 5
Interval
Siswa
Guru
Angket,
Skala Likert
PENGEMBANGAN
INSTRUMEN PENELITIAN
Variabel X (Kecerdasan emosional)
Definisi Konseptual
Kecerdasan emosional adalah
Definisi Operasional
Kecerdasan emosional adalah., yang dapat diukur
melalui.
CONTOH KISI-KISI
N
o
Indikator
No item
Favorabel
Unfavorab
el
Jumlah
Mampu mengenali
emosinya sendiri
1,2
11, 12
Mampu
mengendalikan
emosinya sesuai
dengan situasi
dan kondisi
3,4
13,14
Mampu
menggunakan
emosi untuk
meningkatkan
motivasinya
sendiri
5,6
15,16
Mampu megenali
emosi orang lain
7,8
17,18
CONTOH KISI-KISI
N
o
Indikator
No item
Favorabel
Unfavorabel
Jumlah
Memiliki
keterbukaan
(openness)
1,2
11, 12
Memiliki rasa
empati (empathy)
3,4
13,14
Memiliki sikap
yang mendukung
(supportiveness)
5,6
15,16
Memiliki sikap
positif
(positiveness)
7,8
17,18
Menghormati
kesetaraan
9, 10
19, 20
CONTOH ANGKET
KERANGKA BERPIKIR
Kerangka berpikir adalah model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai
faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan
secara teoritis pertautan antar variabel yang akan
diteliti.
Variabel X
Variabel Y
Sintesa/kesimpul
an Teori dan HP
Proses Penyusunan
Kerangka Berpikir
Untuk Merumuskan
Hipotesis
Sintesa/kesimpul
an Teori dan HP
Kerangka
Berpikir
Perumusa
n
Hipotesis
PROSES PENYUSUNAN
KERANGKA BERPIKIR UNTUK
MERUMUSKAN HIPOTESIS
1. Menetapkan Variabel yang Diteliti
Berapa jumlah variabel yang diteliti?
Apakah nama setiap variabel?
2. Membaca Buku dan Hasil Penelitian
Membaca buku-buku yang Relevan, Lengkap dan Muktahir
Relevan = kecocokan antara variabel yang diteliti dengan
teori yang dikemukakan
Lengkap = Banyaknya sumber yang dibaca
Muktahir = Berkenaan dengan waktu, semakin baru sumber
yang digunakan, maka akan semakin mutahir teori
PROSES PENYUSUNAN
KERANGKA BERPIKIR UNTUK
MERUMUSKAN HIPOTESIS
3. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian
Teori berisi:
Definisi masing-masing variabel yang diteliti
Uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel
Kedudukan antara variabel yang satu dengan variabel yang
lain dalam konteks penelitian
4. Analisis Kritis Terhadap Teori dan Hasil Penelitian
. Mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah
ditetapkan benar-benar sesuai dengan objek penelitian
. Gap antara teori luar dengan teori dalam negeri
5.
8. Hipotesis
Asosiatif
Kerangka Berpikir:
Jika motivasi belajar tinggi, maka
perestasi belajar tinggi juga
Hipotesis:
Ada hubungan yang positif dan
signifikan antara motivasi belajar
dengan prestasi belajar
PROSES PENYUSUNAN
KERANGKA BERPIKIR UNTUK
MERUMUSKAN HIPOTESIS
Komparatif
Kerangka Berpikir:
Karena sekolah A memiliki tenaga pengajar yang sangat
berkualitas, maka prestasi belajar siswanya lebih tinggi
dibanding sekolah B yang tenaga pengajarnya kurang
berkualitas
Hipotesis:
HIPOTESIS
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian
Ada dua hipotesis:
Hipotesis penelitian
Hipotesis statistik
HIPOTESIS STATISTIK
DEKRIPTIF
a) Ho :
Ha :
b) Ho :
Ha :
c) Ho :
Ha :
Keterangan:
Var X
a) Ho :
HIPOTESIS STATISTIK
KOMPARATIF
Ha :
c) Ho :
Ha : >
HIPOTESIS STATISTIK
ASOSIATIF
Ho :
Ha :
Ho = Tidak ada
hubungan antara X
dengan Y
Ho = Ada hubungan
antara X dengan Y
BENTUK-BENTUK HIPOTESIS
1. Hipotesis Deskriptif
. Hipotesis deskriptif adalah jawaban sementara
tehadap masalah deskriptif, yaitu berkenaan dengan
variabel mandiri
. Rumusan Masalah Deskriptif:
- Seberapa tinggi semangat mengajar guru di
sekolah A
. Hipotesis Deskriptif:
1. Semangat mengajar guru di sekolah A adalah
tinggi
2. Semangat mengajar guru di sekolah A adalah
rendah
(Pilih salah satu)
Hipotesis Statistik
a) Ho :
Ha :
b) Ho :
Ha :
Keterangan:
Kriteria yang ditetapkan
BENTUK-BENTUK HIPOTESIS
2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis Komparatif:
1. Tidak terdapat perbedaan semangat mengajar guru di
sekolah A dan Sekolah B, atau terdapat persamaan
semangat mengajar guru di sekolah A dan Sekolah B
2. Semangat mengajar guru sekolah A lebih tinggi atau
sama dengan sekolah B
3. Semangat mengajar guru sekolah A lebih rendah atau
sama dengan sekolah B
Hipotesis Statistik
a) Ho :
Ha :
b) Ho :
Ha : <
c) Ho :
Ha : >
BENTUK-BENTUK HIPOTESIS
2. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis Asosiatif:
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara kecerdasan emosional dengan
kemampuan komunikasi interpersonal
Hipotesis Statistik
Ho :
Ha :
Rumusan Masalah
1.
2.
ANALISIS TAMBAHAN
KOMPARATIF
Bila sampel penelitian laki-laki dan perempuan, maka
bisa ditambahkan masalah komparatif
1. Adakah perbedaan tingkat kecerdasan emosional
antara guru laki-laki dan guru perempuan?
2. Adakah perbedaan kemampuan komunikasi
interpersonal antara guru laki-laki dan guru
perempuan?
RUMUSAN HIPOTESIS
PENELITIAN
1. Tingkat kecerdasan emosional Guru sekolah A adalah
tinggi.
2. Kemampuan komunikasi interpersonal guru Sekolah A
adalah baik
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
kecerdasan emosional dengan kemampuan komunikasi
interpersonal Guru Sekolah A
4. Terdapat perbedaan tingkat kecerdasan emosional antara
guru laki-laki dan guru perempuan di sekolah A
5. Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi interpersonal
antara guru laki-laki dan guru perempuan di Sekolah A
KARAKTERISTIK
Merupakan dugaan
terhadap var YANG
mandiri
HIPOTESIS
BAIK
Perbandingan variabel
Dugaan terhadap hubungan dua var atau lebih
Umumnya hipotesis deskriptif tidak dirumuskan
1. Deskriptif
Judul :
JUDUL, RUMUSAN
MASALAH, HIPOTESIS
RUMUSAN DESKRIPTIF
Judul:
Peranan X di....
Efektivitas X di...
Dan sebagainya
Rumusan Masalah (Berupa
Pertanyaan)
Hipotesis:
X adalah baik
X adalah tidak baik
X adalah tinggi
X adalah rendah
X adalah efektif
Dan sebagainya
RUMUSAN KOMPARATIF
Judul:
Perbedaan X di populasi A
dan populasi B
Efektivitas X di populasi A dan
populasi B
Dan sebagainya
Rumusan Masalah (Berupa
Pertanyaan)
Hipotesis:
Terdapat perbedaan X di populasi A dan
Populasi B
Terdapat persamaan X di populasi A dan
populasi B
X di populasi A lebih baik/lebih
tinggi/lebih efektif dibandingkan dengan
populasi B
Bagaimanakah perbedaan X
di populasi A dan populasi B?
Adakah perbedaan X di
populasi t A dan populasi B
Dan sebagainya
Dan sebagainya
RUMUSAN ASOSIATIF
Judul:
Hubungan antara X
dengan Y di....
Hipotesis:
Rumusan Masalah
(Berupa Pertanyaan)
Adakah hubungan
antara X dengan Y?
POPULASI DAN
SAMPEL
A. POPULASI
B. SAMPEL
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.
Populasi
Samp
el
C. TEKNIK SAMPLING
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel.
TEKNIK SAMPLING
Teknik
Sampling
Probability
Samplingt
Non Probability
Sampling
1. Simple Random
Sampling
2. Propotionate
Stratified Random
Sampling
3. Dispropotionate
Stratified Random
Sampling
4. Area (Cluster)
Sampling
(Sampling menurut
daerah)
1. Sampling
Sistematis
2. Sampling Kuota
3. Sampling
Incidental
4. Purposive
Sampling
5. Sampling Jenuh
6. Snowball
Sampling
1. PROBABLITY
SAMPLING
Probablity Sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel.
A. SIMPLE RANDOM
SAMPLING
Dikatakan simple (sederhana) karena
pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu. Cara
demikian dilakukan bila anggota populasi
Sampel
dianggap homogen.
Populasi
yang
relatif
represent
atif
homogen
-
PROPOTIONATE STRATIFIED
RANDOM SAMPLING
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur
yang tidak homogen dan berstrata secara proposional.
Misalnya:
Lulusan S3 = 45
Lulusan S2 = 30
Lulusan S1 = 90
Lulusan SMU = 800
Lulusan SMP = 700
C. DISPROPOTIONATE
STRATIFIED RANDOM
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila
populasi
berstrata tetapi kurang proposional.
SAMPLING
Misalnya:
Lulusan S3 = 3
Lulusan S2 = 4
Lulusan S1 = 90
Lulusan SMU = 800
Lulusan SMP = 700
Maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang lulusan S2 diambil semua
sebagai sampel karena dua kelompok ini terlalu kecil bila
dbandingkan dengan S1, SMU dan SMP
TEKNIK CLUSTER
RANDOM SAMPLING
2. NONPROBABILITY
SAMPLING
Nonprobility Sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel.
A. SAMPLING
SISTEMATIS
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan
sampel berdasarkan urutan dai anggota
populasi yang telah diberi nomor urut.
Misal:
Anggota populas 100 orang, dari semua
populasi diberi nomor urut, yaitu 1 sampai 100.
Pengambian sampel dapat dilakukan dengan
nomor ganjil saja, atau genap saja, atau
kelipatan bilangan tertentu (misalnya kelipatan
5, nomor 5, 10, 15, 20 dan seterusnya)
B. SAMPLING KUOTA
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan
sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
Misal:
Penelitian tentang pendapat masyarakat tentang
ijin pembangunan gereja. Jumlah sampel yang
ditentukan 500 orang. Jika pengumpulan data
belum didasarkan pada 500 orang tersebut,
maka penelitian dianggap belum selesai karena
belum memenuhi kuota yang ditentukan
C. SAMPEL INSIDENTAL
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
D. SAMPLING
PURPOSIVE
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu
Misal:
Penelitian tentang kualitas pendidikan, maka sampel
sumber datanya adalah orang yang ahli pedidikan.
Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian
kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak
melakukan generalisasi.
E. SAMPLING JENUH
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif
kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat
kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel.
F. SNOWBALL SAMPLING
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel
yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.
Misal:
Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu
atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini
belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan
maka peneliti mencari orang yang dipandang lebih
tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh
dua orang sebelumnya, demikian seterusnya hingga
jumlah sampel semakin banyak. Penelitian kualitatif
banyak menggunaan sampel purposive dan snowball.
E. CONTOH MENENTUKAN
UKURAN SAMPEL
Dalam sebuah SMU yang siswanya berjumah 1000
orang, dapat dikelompokan:
Kelas X = 300
Kelas XI = 200
Kelas XII = 500
SARAN-SARAN TENTANG
UKURAN SAMPEL
Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah 30-500
Bila sampel dibagi dalam kategori (misal: Pria-wanita)
maka jumlah anggota sampel tiap kategori minimal 30
Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan
multivariate (korelasi dan regresi ganda), maka jumlah
anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang
diteliti. Misalnya variabel yg diteliti ada 5 (independen +
dependen), maka jumlah anggota sampelnya = 10x5 = 50
Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang
menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing 1020
SKALA
PENGUKURAN DAN
INSTRUMEN
SKALA PENGUKURAN
Skala pengukuran merupakan kesepakaan yang
digunakan sebagai acuan untuk mengukur panjang
pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,
sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam
pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif
MACAM-MACAM SKALA
PENGUKURAN
Skala Likert
Skala Guttman
Semantic Deferensial
Rating Scale
Skala Thurstone
1. SKALA LIKERT
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial.
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan mejadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk meyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan
dan pertanyaan.
Indikator
No item
Favorabel
Jumla
h
Unfavorabel
Mampu mengenali
emosinya sendiri
1,2
11, 12
Mampu
mengendalikan
emosinya sesuai
dengan situasi dan
kondisi
3,4
13,14
Mampu
menggunakan
emosi untuk
meningkatkan
motivasinya sendiri
5,6
15,16
Mampu megenali
emosi orang lain
7,8
17,18
CONTOH ANGKET
JAWABAN
ITEM
INSTUMEN
Jawaban item instrumen yang menggunakan skala Likert dapat
berupa kata-kata:
Fav Unfav
Sangat setuju 5
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Fav Unfav
Selalu
4 1
Sering
3 2
Kadang-kadang 2 3
Tidak pernah 1 4
Fav Unfav
Sangat Positif 4 1
Positif
3 2
Negatif
2 3
Sangat Negatif1 4
Fav Unfav
Sangat Baik
4 1
Baik
3 2
Tidak Baik
2 3
Sangat Tidak Baik
1 4
CONTOH BENTUK
CHECKLIST
CONTOH BENTUK
PILIHAN GANDA
1. Saya cenderung menghakimi diri sendiri dengan
pola pikir orang lain tentang saya
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Netral
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
2. SKALA GUTTMAN
Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan
bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas tehadap
suatu permasalahan yang ditanyakan.
Fav Unfav
Benar
Salah
Unfav
0
0
Positif 1 0
Negatif 0 1
Fav Unfav
Ya
Tidak
Fav Unfav
Pernah
Tidak Pernah 0
CONTOH BENTUK
Pernyataan
Iya
Tidak
CHECKLIST
N
o
1 Apakah Anda bangga
menjadi guru?
3. SAMANTIC
DEFFERENSIAL
Skala pengukuran yang berbentuk Samantic
Defferensial digunakan untuk megukur sikap,
hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun
checklist, tetapi tersusun dalam satu garis
kontinum yang jawabannya Sangat Positif
terletak dibagian kanan dan jawaban yang
Sangat Negatif terletak dibagian kiri.
Data yang diperoleh adalah data interval, dan
biasanya skala ini digunakan untuk mengukur
sikap/karakeristik tertentu yang dimiliki
seseorang
Contoh
Bersahabat
5 4 3 2 1
Tidak
Bersahabat Tepat Janji
5 4 3 2
1
Lupa Janji Mempercayai 5 4 3
2 1
Mendominasi
Memuji
5 4 3 2 1
Mencela
4. Rating Scale
Rating Scale berarti mengolah data
mentah yang diperoleh berupa angka
kemudian ditafsirkan dalam bentuk
kualitatif. Kerna Rating Scale tidak
terbatas untuk mengukur sikap saja,
tetapi juga mengukur persepsi
responden tehadap fenomena lain,
seperti status sosial ekonomi,
kelembagaan, pengetahuan,
kemampuan, proses kegiatan, dll
Contoh
4
3
2
1
No
Item
Interval
Jawaban
Kebersihan Ruangan
Warna Ruangan
Warna Lantai
5. Skala Turstone
Ditujukan untuk megukur sikap
Tidak seperti skala Likert, Skala ini memiliki
bentangan nilai dari 1-11. Setiap butir dalam skala
ini memiliki nilai butir atau kualitas butir
Contoh:
Anda diminta untuk menentukan tingkat kesetujun
Anda terhadap isi pernyataan, semakin kecil nilai
respon Anda semakin setuju terhadap pernyataan,
begitu sebaliknya
1
1
0
1
1
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian tergantung
pada jumlah variabel penelitian yang
telah ditetapkan untuk diteliti.
Misalnya: Hubungan antara
kecerdasan emosional dengan
kemampuan komunikasi
interpersonal siswa di SMA X
Berarti ada 2 instrumen yang perlu
dibuat
1. Kecerdasan Emosional Siswa
Indikator
No item
Favorabel
Jumla
h
Unfavorabel
Mampu mengenali
emosinya sendiri
1,2
11, 12
Mampu
mengendalikan
emosinya sesuai
dengan situasi dan
kondisi
3,4
13,14
Mampu
menggunakan
emosi untuk
meningkatkan
motivasinya sendiri
5,6
15,16
Mampu megenali
emosi orang lain
7,8
17,18
Indikator
No item
Favorabel
Unfavorab
el
Jumlah
Memiliki
keterbukaan
(openness)
1,2
11, 12
Memiliki rasa
empati (empathy)
3,4
13,14
Memiliki sikap
yang mendukung
(supportiveness)
5,6
15,16
Memiliki sikap
positif
(positiveness)
7,8
17,18
Menghormati
kesetaraan
(equality)
9, 10
19, 20
Penulisan Item
Penulisan item lebih merupakan
suatu seni dai pada ilmu
Penulisan item yang baik tidak anya
cukup berbekal kemampuan teoritis,
tapi perlu pengalaman dan latihan
Indikator
No item
Favorabel
Unfavorabel
Mampu mengenali
emosinya sendiri
Mampu mengendalikan
emosinya sesuai
dengan situasi dan
kondisi
Mampu menggunakan
emosi untuk
meningkatkan
motivasinya sendiri
Mampu megenali
emosi orang lain
Mampu berinteraksi
positif dg orang lain
10
No
Indikator
Item
Favorabel
Unfavorabel
Mampu berinteraksi
10