Anda di halaman 1dari 156

METODE PENELITIAN

A. PENGERTIAN METODE
PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu.
Cara ilmiah
Data
Tujuan
Kegunaan

CARA ILMIAH
Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan
pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan
sistematis.
Rasional berarti kegiatan penelitian tersebut dilakukan
dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau
oleh penalaran manusia.
Empiris berarti cara yang dilakukan itu dapat diamati
oleh indra manusia, sehingga orang lainpun dapat
mengamatinya.
Sistematis berarti proses yang dilakukan dalam
penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu
yang bersifat logis

DATA
Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah
data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria
tertentu:
Valid, menunjukkan derajad ketepatan antara data
yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data
yang dikumpulkan oleh peniliti
Reliabel, berkenaan dengan derajad
konsisten/keajegan data antara interval waktu
tertentu
Objektivitas, berkenaan dengan interpersonal
agreement (kesepakatan antar banyak orang)
Data yang reliabel belum tentu valid (misalnya hal
yang diucapkan secara konsisten tapi berbohong).
Data yang objektif juga belum tentu valid.

HASIL
Validitas

Reliabel
Obyektif

SYARAT
1. Meggunakan
instrumen yang valid
2. Menggunakan sumber
data yang tepat dan
cukup jumlahnya
3. Menggunkan metode
pengumpulan dan
analisis data yang
benar
Instrumen penelitian
harus reliabel
Perlu digunakan sampel
yang besar atau sumber
data yang banyak
mendekai populasi

TUJUAN
Tiga tujuan penelitian :
1. Penemuan, berarti data yang diperoleh dari
penelitian itu adalah data yang betul-betul baru
yang sebelumnya belum pernah diketahui
2. Pembuktian, berarti data yang diperoleh
digunakan untuk membuktikan adanya keraguraguan terhadap informasi atau pengetahuan
tertentu.
3. Pengembangan, berarti memperdalam dan
memperluas pengetahuan yang ada

KEGUNAAN
Fungsi (kegunaan hasil) penelitian :
1. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau
informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya
menjadi fakta (Ex: sebab-sebab terjadinya tauran
pelajar)
2. Memecahkan berarti meminimalkan atau
menghilangkan masalah. (Ex: mencari cara yang
efektif untuk memberantas tauran pelajar)
3. Mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah
tidak terjadi (Ex: mencari cara agar tauran tidak
terjadi lagi di tahun ajaran baru)

JADI
Metode penelitian adalah cara ilmiah
untuk mendapatkan data yang valid
dengan tujuan dapat ditemukan,
dibuktikan, dikembangkan suatu
penemuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah.

B. JENIS-JENIS
PENELITIAN

JENIS-JENIS
PENELITIAN

Akademis (Mahasiswa)
Profesional (Pengembang
ilmu, teknologi dan seni)
Institusional (Penelitian
untuk merumuskan
kebijakan dan pengambilan
keputusan)

Tujuan
1. Murni
2. Terapan
METODE
1. Survei
2. Ex Post Facto
3. Eksperimen
4. Naturalistik
5. Policy
Research/Kebijakan
6. Action
Reasearch/Tindakan
7. Evaluasi
8. Sejarah/Hiistori
research
TINDAKAN EKSPLANASI
1. Deskriptif
2. Komparatif
3. Asosiatif/Hubungan
JENIS DATA DAN ANALISIS
1. Kualitatif
2. Kuantitatif
3. Gabungan

1. PENELITIAN MENURUT TUJUAN


Penelitian Murni/Dasar

Penelitian Terapan

Penelitian dilakukan untuk


Diarahkan sekedar untuk
memahami masalah organisasi memecahkan masalah
secara mendalam tanpa ingin
menerapkan hasilnya
Bertujuan untuk mengembangkan
teori dan tidak memperhatikan
kegunaan yang langsung bersifat
praktis

Bertujuan menerapkan, menguji,


dan mengevaluasi kemampuan
suatu teori yang diterapkan dalam
memecahkan masalah-masalah
praktis

Menemukan pengetahuan baru


yang sebelumnya belum pernah
diketahui
Jadi, penelitian murni berkenaan dengan penemuan dan pengembangan ilmu.
Setelah ilmu tersebut digunakan untuk memecahkan masalah, maka
penelitian akan menjadi penelitian terapan.

2. PENELITIAN MENURUT
METODE
PENELITIAN
KETERANGAN
Penelitian survey

Penelitian yang dilakukan pada populasi besar


maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah
data dari sampel yang diambil dari populasi
tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian
relatif, distributif, dan hubungan-hubungan
antar variabel sosiologis maupun psikologis.
Tujuan survei adalah mengumpulkan informasi
tentang variabel bukan tentang individu
Contoh: Kualitas SDM Guru di Indonesia

Penelitian Ex Post
Facto

Nama Ex Post Facto, dari bahasa latin yang


artinya dari sesudah fakta.
Penelitian Ex Post Facto adalah suatu penelitian
yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang
telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang
untuk mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan timbulnya kejadian tersebut.
Contoh: sebab-sebab terjadinya tawuran antara
siswa SMU 6 dengan wartawan

PENELITIAN

KETERANGAN

Penelitian
Eksperimen

Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian


yang berusaha mencari pengaruh variabel
tertentu terhadap variabel yang lain dalam
kondisi yang terkontrol secara ketat.
Contoh: Pengaruh penerapan metode belajar
kelompok dengan prestasi belajar siswa

Penelitian
Naturalistik

Penelitian naturalistik sering juga disebut metode


kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah (lawan
dari eskperimen). Peneliti adalah istrumen kunci,
teknik pengumpulan data secara gabungan
(triangulasi), analisis bersifat induktif, hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi
Contoh: Makna upacara ritual suku batak

Penelitian
Kebijaksanaan

Policy research (penelitian kebijaksanaan) adalah


suatu proses penelitian yang dilakukaan pada,
atau analisis terhadap masalah-masalah social
yang mendasar, sehingga temuannya dapat
direkomendasikan kepada pembuat keputusan
untuk bertindak dalam menyelesaikan masalah.
Contoh: penelitian untuk membuat undangundang atau peraturan tertentu, penelitian untuk

PENELITIAN

KETERANGAN

Penelitian Action
research

Action research adalah suatu proses yang dilalui


perorangan atau kelompok yang menghendaki
peruahan dalam situasi tertentu untuk menguji
prosedur yang diperkirakan akan menghasilkan
perubahan tersebut dan kemudian, setelah
sampai pada tahap kesimpulan yang dapat
dipertangung jawabkan, melaksanakan prosedur
ini .
Tujuan utama penelitian ini adalah mengubah
situasi, perilaku, organisasi termasuk struktur
mekanisme kerja, iklim kerja dan pranata
Contoh: penelitian mencari metode mengajar
yang baik.

Penelitian Evaluasi

Penelitian evaluasi adalah penelitian yang


berfungsi untuk menjelaskan fenomena suatu
kejadian, kegiatan dan product.
Evaluasi formatif, yang menekankan pada proses
Contoh: Penelitian proses belajar
Evaluasi sumatif, yang menekankan pada produk
Contoh: Penelitian prestasi belajar

Penelitian Sejarah

Penelitian sejarah adalah penelitian yang


berkenaan dengan analisis yang logis terhadap

3. PENELITIAN MENURUT TINGKAT


EXPLANASINYA
PENELITIAN

KETERANGAN

Penelitian deskriptif

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang


dilakukan untuk mengetahui nilai variable
mandiri, baik satu variable atau lebih
(independent) tanpa membuat perbandingan,
atau menghubungkan antara varibel yang satu
dengan yang lain.
Contoh: penelitian yang berusaha menjawab
bagaimanakah profil guru Indonesia,
bagaimanakah etos kerja guru di institusi x.

Penelitian
komparatif

Penelitian komparatif adalah suatu penelitian


yang bersifat membandingkan. Variabelnya
masih sama dengan variabel independen tetapi
untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam
waktu yang berbeda
Contoh: adakah perbedaan profil presiden
Indonesia dari waktu ke waktu, adakah
perbedaan kemampuan kerja antara lulusan
SMK dengan SMU.

PENELITIAN

KETERANGAN

Penelitian Asosiatif

Penelitian asosiatif adalah penelitian yang


bertujuan untuk mengetahui hubungan dua
variable atau lebih. Dengan penelitian ini maka
dapat dibangun satu teori yang dapat berfungsi
untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol
suatu gejala.
Contoh: adakah hubungan insentif terhadap
prestasi kerja guru

Pada penelitian ini minimal terdapt dua variabel yang dihubungkan.


Bentuk hubungan antar variabel ada tiga, yaitu:
1. Simetris, adalah suatu bentuk hubungan karena muncul bersamasama Contoh: Hubungan antara datangnya kupu-kupu dengan tamu

Hubungan simetris, X tidak mempengaruhi Y atau sebaliknya

2. Hubungan Kausal, adalah hubungan sebab akibat, bila X maka Y.


Contoh: Hubungan antara motivasi bejalar dan prestasi belajar

Hubungan kausal/sebab akibat, X mempengaruhi Y


3. Hubungan interaktif atu resiprocal Kausal, adalah hubungan yang
saling mempengaruhi.
Contoh: Hubungan antara kompensasi dan prestasi

Hubungan resiprocal/hubungan timbal balik. X dan Y saling


mempengaruhi.

VARIABEL
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya. Secara teoritis, variabel juga
dapat disebut atribut seseorang/objek
Variable independent (variabel X)adalah variable yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan
atau timbulnya variable terikat (dependen).
Variabel dependen (Variabel Y) adalah variable yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variable bebas.

4. PENELITIAN MENURUT
JENIS DATA DAN ANALISIS
PENELITIAN

KETERANGAN

Penelitian kualitatif Penelitian kualitatif adalah peneltian yang


menggunakan data kualitatif (data yang
berbentuk data, kalimat, skema, dan
gambar)
Tidak mengutamakan statistika
Bersifat induktif
Penelitian
kuantitatif

Gabungan

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang


menggunakan data kuantitatif (data yang
berbentuk angka atau data yang
diangkakan)
Mengutamakan statistika
Bersifat deduktif

C. MACAM-MACAM DATA
PENELITIAN
Kualitatif
Macam data

Diskrit/
nominal

Ordinal

Kontinum

Interval

Kuantitatif

Ratio

NOMINAL
Kategorisasi atau identifikasi.
Misal jenis kelamin, agama, suku, nomor
pemain bola (identifikasi).
Menggunakan postulat persamaan atau
identitas.

ORDINAL
Perjenjangan.
Jarak antar jenjang tidak sama.
Misal ranking kelas, prestasi olahraga.

INTERVAL
1.

Perjenjangan.
Jarak/ interval (diasumsikan) sama.
Nilai nol Tidak mutlak. Berarti objek tidak mempunyai
atribut yang diukur.

2.

Tidak dimungkinkan adanya perkalian/ pembagian.


Misal nilai ujian, skor kecerdasan.
Menggunakan postulat rank order (karena perjenjangan)
(karena jarak antar jenjang dianggap sama, rasio).

Misalnya: angka yang ditunjukan pada termometer dimana jarak


30-60 DC, sama dengan jarak 60-90 DC. Sehingga dapat
dikatakan 35DC lebih panas 6DC dari 29 DC

RATIO
1. Merupakan skala pengukuran dengan level
tertinggi
2. Memiliki harga nol mutlak
3. Dapat dikenakan semua operasi hitung
( - ), ( x ), ( : )
4. Misalnya ukuran-ukuran berat, panjang

(+ ),

Nomin
Interva
al Ordinal
l
Ratio

Membedakan

Berjenjang
Jarak antar
jenjang sama
Memiliki nol
mutlak

PERBEDAAN METODE KUALITATIF DG


KUANTITATIF
METODE KUALITATIF

METODE KUANTITATIF

Disain :
- Umum
- Fleksibel
- Berkembang, tampil dlm proses
penelitian.
Teori :
Hanya sbg ilham, acuan analisis
dr data empiris.
Hipotesis :
Tdk membuat hipotesis ttp
paradigma.
Tujuan Penelitian :
- Memperoleh pemahaman.
- Mengeksplor embrio teori.
- Menggali realitas yg kompleks

Disain :
- Spesifik, jelas, terinci.
- Ditentugas scr tegas sejak awal.
- Menjadi pegangan langkah demi
langkah penelitian.
Teori :
Sbg acuan utama dlm perumusan
variabel dan analisis.
Hipotesis :
Hipotesis sbg panduan penelitian
lapangan.
Tujuan Penelitian :
- Menguji hub variabel.
- Mentes teori.
- Mencari generalisasi.

Teknik Penelitian :
-Observasi, partisipan obsevasi.
- Wawancara terbuka & mendalam.
Instrumen penelitian :
- Peneliti sendiri.
- Pedoman wawancara, catatan lap,
tape recorder, video.
Data Penelitian :
-Informasi, catatan lapangan, data
sekunder.
Sumber Data :
Informan.
Teknik Analisis :
- Sejak awal penelitian sdh
dilakukan
- Induktif.
- Mencari pola, model, tema.

Teknik Penelitian :
- Survey, experimen, pengembangan
- Wawancara terstruktur.
Instrumen penelitian :
-Kuesioner/angket, test.
- Komputer, SPSS. Minitab, statgrab,
exel.
Data Penelitian :
-Kuantitatif (angka numerik), data
sekunder.
Sumber Data :
Responden.
Teknik Analisis :
- Pd tahap akhir penelitian dg
statistika.
- Deduktif
- Menguji hubungan.

INFORMASI/DATA
PENDEKATAN
KUALITATIF

PENGAMATAN
TERLIBAT

CATATAN
PERISTIWA

CATATAN
WAWANCARA

REKAMAN
WAWANCARA

INFORMAN

PENGOLAHAN
DATA

TRIANGGULASI

PENDEKATAN
KUANTITATIF

FOTO
KEGIATAN

DOKUMEN

PENELITI

INTERPRETASI
LAPANGAN

ANALISIS PENJELASAN

KUESIONER

RESPONDEN

PENGOLAHAN
DATA

SPSS/MINITAB/EXEL/
STATGRAB

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF


Manusia
Tionghoa
Indonesia
Sejarah :
PP 10/1960 Pengusiran
wrg Cina dr pedesaan.
1965 Pembunuhan thd
Cina komunis.
Inpres 14/1967 Budaya
Cina dilarang.

Falsafah :
Konfusianisme
Taoisme
Budhisme

Intrinsik

Ekstrinsik

Sublimasi

Spirit

Kompleks Superioritas
:
- Merasa unggul
- Percaya diri
- Optimis
- Imajinatif
- Senang
berpeluang

KEPRIBADIAN KREATIF
ORANG TIONGHOA

Adaptif
Pandai melihat
peluang
Minat luas
Relationship
Pekerja keras/ulet
Berani mengambil
resiko

Traumatis

Kompleks inferioritas :
- Keterasingan
- Kurang percaya
diri
- Self harted
- Pengucilan diri

KERANGKA PENELITIAN
KUALITATIF
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Permasalahan
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat penelitian
.BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
.Teori tentang Faktor/Variabel atau konsep yang
mungkin terlibat dalam penelitian yang dijadikan
acuan

BAB III. METODE PENELITIAN


A. Pertanyaan Penelitian
B. Fokus Penelitian
C. Setting Penelitian (latar, tempat, waktu)
D. Metode penelitian Kualitatif yang mungkin (bisa
jadi aspek budaya) sperti etnografi, studi kasus,
analisis isi
.BAB IV. TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN
.Didalamnya berisi tentang tema yang unik
.BAB V. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
.Teori-teori yang mendukung atau tidak terhadap
temuan-temuan yang sesuai dengan masalahmasalah penelitian
.BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Bac
a

Problematika
Bac
a

Teori &
Konsep
Prediksi

Temuan
Relevan

PENELITIAN KUANTITATIF
Revi
u

Hipotesis
Revi
u

Identifika
si
Oprasion
al

Instrume
n
Aplikas
i

Hasil
Penelitia
n

Diskusi
Intepreta
si

Variabel

Hasil
Analisis

Analisis
Data

Design
Tentukan

Subyek
Penelitia
n

Sampe
l

MASALAH
Penelitian dilakukan untuk mendapatkan data yang
dapat digunakan untuk memecahkan masalah, ini
berarti bahwa setiap penelitian yang ditetapkan
berangkat dari masalah
Baik penelitian murni ataupun terapan semua
berangkat dari masalah, hanya penelitian terapan
hasilnya dapat langsung digunakan untuk mengambil
keputusan

KETEPATAN MASALAH
Ketepatan Masalah Ketepatan Cara
Penyelesaian
Masalah Benar
Cara Pemecahan
Benar
Masalah Benar
Cara Pemecahan
Salah
Masalah Salah
Cara Pemecahan
Benar
Masalah Salah
Cara Pemecahan
Salah

SUMBER MASALAH
1. Terdapat penyimpangan antara pengalaman
dengan kenyataan
2. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah
direncanakan dengan kenyataan
3. Ada pengaduan
4. Ada kompetisi

RUMUSAN MASALAH
YANG BAIK
Masalah harus feasible (Dapat dicarikan jawaban
dan sumber yang jelas, tidak banyak
menghabiskan dana, tenaga dan waktu
Masalah harus jelas, (Semua org memberikan
persepsi yang sama terhadap masalah tersebut)
Masalah harus signifikan (Jawaban dari masalah
harus memberikan kontribusi pegembangan ilmu
dan pemecahan masalah kehidupan manusia)
Masalah bersifat etis (tidak berkenaan dengan
hal-hal yang bersifat etika, moral, nilai-nilai
keyakinan dan agama)

BENTUK-BENTUK MASALAH
PENELITIAN
A. Permasalahan Dekriptif
Pemasalahan Deskriptif adalah suatu permasalah yang
bekenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan
variabel mandiri atau lebih (vaiabel yang berdiri
sendiri).
Dalam penelitian ini peneliti tidak membuat
perbandingan variabel dan tidak mencari hubungan
antar variabel yang lain
Contoh:
Efektivitas pelaksanaan PAK di GBI XYZ
Efektivitas pelaksanaan PAK dan PWG di GBI XYZ
Disiplin mengajar guru PAK di sekolah XYZ
Motivasi dan Disiplin mengajar Guru PAK di sekolah
XYZ

B. Masalah Komparatif
Permasalahan komparatif adalah suatu
permasalahan penelitian yang bersifat
membandingkan keberadaan satu
variabel atau lebih pada dua atau lebih
sampel yang berbeda, atau pada waktu
yang berbeda
Contoh:
Efektivitas pelaksanaan PAK di GBI ABC
dan GBI XYZ
Kompetensi dan disiplin mengajar dosen
di STT Bethel Indonesia dan STT XYZ
Pertumbuhan kuantitas jemaat tahun
2009 dan 2010 si GBI XYZ

C. Permasalahan Asosiatif
Permasalahan asosiatif adalah suatu
permasalahan penelitian yang bersifat hubungan
antara dua variabel atau lebih.
1. Hubungan simetris
Hubungan antara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersamaan
Contoh:
Hubungan antara tinggi badan dengan prestasi
belajar di sekolah xyz
Hubungan antara warna rambut dengan
kemampuan memimpin di gereja xyz

2. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat
sebab akibat
Contoh:
Hubungan antara kecerdasan emosional dengan
kemampuan bersosialisasi siswa kelas X di
sekolah XYZ
Hubungan antara gaya mengajar guru dengan
prestasi belajar siswa di SMA XYZ

3. Hubungan interakif/resiprocal/timbal balik


Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling
mempengaruhi
Contoh:
Hubungan antara kecerdasan dan kekayaan
alumni STT Bethel Indonesia
Hubungan antara motivasi dan prestasi mengajar
guru PAK di SMP XYZ

VARIABEL
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis,
variabel juga dapat disebut atribut seseorang/objek

VARIABLE INDEPENDENT
DAN VARIABEL DEPENDENT
Variable independent (variabel X)adalah variable
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variable terikat
(dependen).
Variabel dependen (Variabel Y) adalah variable yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variable bebas.

CONTOH:
Kecerdasan
Emosional
(variabel
Independent
X)

Kemampuan
bersosialisa
si
(variabel
Dependent
Y)

Variabel Moderator adalah variabel yang


mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah)
hubungan antara variabel independen dan
dependen
Contoh

VARIABEL MODERATOR

Kreativitas
mengajar Guru
(variabel
Independent X)

Prestasi Belajar
Siswa
(variabel
Dependent Y)
Motivasi Belajar
Siswa
(variabel
Moderator)

VARIABEL INTERPENING
Variabel Interpening adalah variabel yang
secara teoritis mempengaruhi hubungan
antara variabel independen dengan
dependen menjadi hubungan yang tidak
langsung dan tidak dapat diamati dan diukur
Kecerdasan
Emosional
(variabel
Independent X)

Kemampuan
Bersosialisasi
(variabel
Dependent Y)

Kebudayaan
(Variabel
Interpening)

VARIABEL KONTROL
Variabel kontrol adalah variabel yang
dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh
variabel independen terhadap
Motivasi
dependenBelajar
tidak dipengaruhi oleh faktor
luar
Prestasi
Belajar
yang tidak
diteliti
(variabel
(variabel
Independent
X)

Dependent Y)

Fasilitas Belajar
Sama
(Variabel Kontrol)

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
B. IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN
C. PEMBATASAN MASALAH PENELITIAN
D. PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN
E. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA


BERPIKIR, PENGAJUAN HIPOTESA PENELITIAN
A. VARIABEL X
1. Definisi Variable X
2. Indikator Varibael X
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi variable X
B. VARIABEL Y
4. Definisi Variable Y
5. Indikator Varibael Y
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi variable Y
C. KERANGKA BERPIKIR
D. HIPOTESA

BAB III METODE


PENELITIAN
G. PENGEMBANGAN INSTRUMEN
A.TUJUAN PENELITIAN
B.WAKTU DAN LOKASI
PENELITIAN
C.JENIS PENELITIAN
D.POPULASI DAN SAMPEL
PENELITIAN
1.Populasi
2.Sampel penelitian

PENELITIAN
1. VARIABEL X
a. Definisi Konseptual
b. Definisi Operasional
c. Kisi-kisi
d. Kalibrasi Instrumen
e. Instrument final
2. VARIABEL Y
f.

Definisi Konseptual

3.Teknik sampling

g. Definisi Operasional

4.Besar sampel

h. Kisi-kisi

E. VARIABEL PENELITIAN

i.

Kalibrasi Instrumen

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

j.

Instrument final

TEORI
ALUR PENELITIAN
Masalah
Fenomena/r
eal
Teori

Definisi
Variabel
Indikator
Variabel
Faktor-faktor
yang
membentuk
Variabel

Teknik Analisis
Data
INSTRUMEN
PENELITIAN
Definisi
Operasional
Definisi
Konseptual
Variabel
Kisi-kisi
Kalibrasi Instrumen
Intrumen final

Kerangka
berpikir

Hipotesis

Populasi dan
Teknik
Pengmbilan
Sampel

Prosedur
Pengumpulan
Data

VARIABEL
PENELITIAN
Var
Independet:
Var Dependen:

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN


KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
(MENURUT LUSA)
Latar Belakang budaya

1. Ikatan Kelompok atau group.


2. Harapan
3. Pendidikan
4. Situasi
5. Kecerdasan Emosional

INDIKATOR KEMAMPUAN
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
(DEVITO, 1997, P.259-264 ).
Memiliki keterbukaan (openness)
Memiliki rasa empati (empathy)
Memiliki sikap yang mendukung
(supportiveness)
Memiliki sikap positif (positiveness)
Menghormati kesetaraan (equality)

INDIKATOR KECERDASAN
EMOSIONAL
(MENURUT GOLEMAN
1. Mampu mengenali emosinya sendiri
2. Mampu mengendalikan emosinya sesuai dengan
situasi dan kondisi
3. Mampu menggunakan emosi untuk meningkatkan
motivasinya sendiri
4. Mampu megenali emosi orang lain
5. Mampu berinteraksi positif dg orang lain

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KECERDASAN EMOSI
Lingkungan

CONTOH TEORI
Definisi Kecerdasan Emosional
Menurut Sule, kecerdasan emosional adalah
Menurut Parto, Kecerdasan emosional adalah
Berdasarkan pemaparan di atas maka
kecerdasan emosional adalah. (Definisi ini akan
dijadikan definisi Konseptual di BAB 3)

COTOH TEORI
B. Indikator Kecerdasan Emosional
Menurut Ajis Gagap, indikator kecerdasan
emosional adalah
1.
2
3
4

C. Faktor-faktor yang mempegaruhi kecerdasan


emosional
Menurut Nunung, faktor-faktor yang
mempengarui kecerdasan emosional adalah:
1
2
3

CONTOH KERANGKA
BERPIKIR
Paragraf 1 Teori
Paragraf 2 realita
Paragraf 3 kesimpulan (dijadikan hipotesa)

CONTOH HIPOTESIS
Atas dasar kerangka berfikir, maka diuji
hipotesis sebagai berikut :
Ada hubungan antara kecerdasan emosional
dengan kemampuan komunikasi interpersonal Guru
PAK di SMA.

CONTOH TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan
emosional dengan kemampuan komunikasi
interpersonal

CONTOH WAKTU DAN


LOKASI PENELITIAN
Tempat atau lokasi penelitian dan pengambilan
data dlm penulisan skripsi ini adalah.. Waktu
penelitian adalah

CONTOH JENIS
PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survei dengan
pendekatan studi korelasional yang bertujuan menguji
hipotesis yang menyatakan hubungan antara variabel
bebas dan terikat

CONTOH POPULASI DAN


SAMPEL
1.

Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah yang
berjumlah .orang.

2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah ..
Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik sensus, dimana semua
populasi dijadikan sampel. Dari jumlah populasi
100 orang, maka yang dijadikan sampel penelitian
sebanyak 100 orang dan yang dipilih 30 orang

CONTOH POPULASI DAN


SAMPEL

Populasi
Samp
el

CONTOH VARIABEL PENELITIAN


Dalam penelitian ini, meliputi dua variabel,
yakni variabel terikat dan bebas. Variabel terikat
adalah varibael bebas adalah
Gambar dari hubungan antar variabel adalah:

Kecerdasan
Emosional
X

Kemampuan
Komunikasi
Interpersonal
Y

CONTOH TEKNIK PENGUMPULAN


DATA
N
O

VARIABE
L

Teknik
Pengumpula
n Data/
Model Skala
pengumpula
n data

Rentang Jenis
skor
skala
data

Sumber
Data

Unit
Analisis

Kemampu Angket,
an
Skala Likert
Komunika
si
inteperson
al

1 s/d 5

Interval

Siswa

Guru

Kecerdasa
n
Emosional

1 s/d 5

Interval

Siswa

Guru

Angket,
Skala Likert

PENGEMBANGAN
INSTRUMEN PENELITIAN
Variabel X (Kecerdasan emosional)
Definisi Konseptual
Kecerdasan emosional adalah
Definisi Operasional
Kecerdasan emosional adalah., yang dapat diukur
melalui.

CONTOH KISI-KISI
N
o

Indikator

No item
Favorabel

Unfavorab
el

Jumlah

Mampu mengenali
emosinya sendiri

1,2

11, 12

Mampu
mengendalikan
emosinya sesuai
dengan situasi
dan kondisi

3,4

13,14

Mampu
menggunakan
emosi untuk
meningkatkan
motivasinya
sendiri

5,6

15,16

Mampu megenali
emosi orang lain

7,8

17,18

CONTOH KISI-KISI
N
o

Indikator

No item
Favorabel

Unfavorabel

Jumlah

Memiliki
keterbukaan
(openness)

1,2

11, 12

Memiliki rasa
empati (empathy)

3,4

13,14

Memiliki sikap
yang mendukung
(supportiveness)

5,6

15,16

Memiliki sikap
positif
(positiveness)

7,8

17,18

Menghormati
kesetaraan

9, 10

19, 20

CONTOH ANGKET

KERANGKA BERPIKIR
Kerangka berpikir adalah model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai
faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan
secara teoritis pertautan antar variabel yang akan
diteliti.

Variabel X

Variabel Y

Membaca buku dan


Hasil Penelitian
Deksripsi Teori dan
HP
Analisis Kritis
Terhadap Teori dan
HP
Analisis Komparatif
Terhadap Teori dan
HP

Membaca buku dan


Hasil Penelitian
Deksripsi Teori dan
HP
Analisis Kritis
Terhadap Teori dan
HP
Analisis Komparatif
Terhadap Teori dan
HP

Sintesa/kesimpul
an Teori dan HP

Proses Penyusunan
Kerangka Berpikir
Untuk Merumuskan
Hipotesis

Sintesa/kesimpul
an Teori dan HP
Kerangka
Berpikir
Perumusa
n
Hipotesis

PROSES PENYUSUNAN
KERANGKA BERPIKIR UNTUK
MERUMUSKAN HIPOTESIS
1. Menetapkan Variabel yang Diteliti
Berapa jumlah variabel yang diteliti?
Apakah nama setiap variabel?
2. Membaca Buku dan Hasil Penelitian
Membaca buku-buku yang Relevan, Lengkap dan Muktahir
Relevan = kecocokan antara variabel yang diteliti dengan
teori yang dikemukakan
Lengkap = Banyaknya sumber yang dibaca
Muktahir = Berkenaan dengan waktu, semakin baru sumber
yang digunakan, maka akan semakin mutahir teori

PROSES PENYUSUNAN
KERANGKA BERPIKIR UNTUK
MERUMUSKAN HIPOTESIS
3. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian

Teori berisi:
Definisi masing-masing variabel yang diteliti
Uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel
Kedudukan antara variabel yang satu dengan variabel yang
lain dalam konteks penelitian
4. Analisis Kritis Terhadap Teori dan Hasil Penelitian
. Mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah
ditetapkan benar-benar sesuai dengan objek penelitian
. Gap antara teori luar dengan teori dalam negeri

PROSES PENYUSUNAN KERANGKA BERPIKIR


UNTUK MERUMUSKAN HIPOTESIS

Analisis Komparatif Terhadap Teori dan Hasil


Penelitian

5.

Membandingkan teori satu dengan teori lain,


hasil penelitian satu dengan hasil penelitian lain
Memadukan teori satu dengan teori lain, atau
mereduksi
6. Sintesa/Kesimpulan
Melakukan sintesa/kesimpulan sementara
Perpaduan sintesa atau variabel yang satu
dengan yang lain menghasilkan kerangka
berpikir, selanjutnya digunakan untuk
merumuskan hipotesis

PROSES PENYUSUNAN KERANGKA BERPIKIR


UNTUK MERUMUSKAN HIPOTESIS
7. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dapat berupa:
Asosiatif = Jika begini maka begitu
Jika motivasi belajar tinggi, maka perestasi
belajar tinggi juga (positif)
Jika moralitas baik, maka tingkat kenakalan
remaja menurun (negatif)
Komparatif = Karena apa, maka A lebih baik dari B
Karena sekolah A memiliki tenaga pengajar yang
sangat berkualitas, maka prestasi belajar
siswanya lebih tinggi dibanding sekolah B yang
tenaga pengajarnya kurang berkualitas

PROSES PENYUSUNAN KERANGKA BERPIKIR UNTUK MERUMUSKAN


HIPOTESIS

8. Hipotesis
Asosiatif
Kerangka Berpikir:
Jika motivasi belajar tinggi, maka
perestasi belajar tinggi juga
Hipotesis:
Ada hubungan yang positif dan
signifikan antara motivasi belajar
dengan prestasi belajar

PROSES PENYUSUNAN
KERANGKA BERPIKIR UNTUK
MERUMUSKAN HIPOTESIS
Komparatif
Kerangka Berpikir:
Karena sekolah A memiliki tenaga pengajar yang sangat
berkualitas, maka prestasi belajar siswanya lebih tinggi
dibanding sekolah B yang tenaga pengajarnya kurang
berkualitas
Hipotesis:

Terdapat perbedaan prestasi belajar yang sigifikan antara


sekolah A dan B
Atau
Prestasi belajar siswa sekolah A lebih tinggi bila dibanding
dengan sekolah B

HIPOTESIS
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian
Ada dua hipotesis:
Hipotesis penelitian
Hipotesis statistik

HIPOTESIS STATISTIK
DEKRIPTIF
a) Ho :
Ha :
b) Ho :
Ha :
c) Ho :
Ha :

Keterangan:

Var X

a) Ho :

HIPOTESIS STATISTIK
KOMPARATIF

Ha :

Ho = Populasi A sama dengan


Populasi B
Ha = Populasi A tidak sama
dengan Populasi B
b) Ho :
Ha : <

Ho = Populasi A lebih besar


sama dengan Populasi B
Ha = Populasi A lebih kecil dari
Populasi B

c) Ho :

Ha : >

Ho = Populasi A lebih kecil


sama dengan Populasi
B
Ha = Populasi A lebih
besar dari Populasi B
Keterangan:
Populasi A
Populasi B

HIPOTESIS STATISTIK
ASOSIATIF
Ho :
Ha :
Ho = Tidak ada
hubungan antara X
dengan Y
Ho = Ada hubungan
antara X dengan Y

BENTUK-BENTUK HIPOTESIS
1. Hipotesis Deskriptif
. Hipotesis deskriptif adalah jawaban sementara
tehadap masalah deskriptif, yaitu berkenaan dengan
variabel mandiri
. Rumusan Masalah Deskriptif:
- Seberapa tinggi semangat mengajar guru di
sekolah A
. Hipotesis Deskriptif:
1. Semangat mengajar guru di sekolah A adalah
tinggi
2. Semangat mengajar guru di sekolah A adalah
rendah
(Pilih salah satu)

Hipotesis Statistik
a) Ho :
Ha :
b) Ho :
Ha :
Keterangan:
Kriteria yang ditetapkan

BENTUK-BENTUK HIPOTESIS
2. Hipotesis Komparatif

Hipotesis Komparatif adalah jawaban sementara tehadap


masalah komparatif,

Rumusan Masalah Komparatif:


Bagaimana semangat mengajar guru sekolah A bila
dibandingkan dengan sekolah B

Hipotesis Komparatif:
1. Tidak terdapat perbedaan semangat mengajar guru di
sekolah A dan Sekolah B, atau terdapat persamaan
semangat mengajar guru di sekolah A dan Sekolah B
2. Semangat mengajar guru sekolah A lebih tinggi atau
sama dengan sekolah B
3. Semangat mengajar guru sekolah A lebih rendah atau
sama dengan sekolah B

Hipotesis Statistik
a) Ho :
Ha :
b) Ho :
Ha : <
c) Ho :
Ha : >

BENTUK-BENTUK HIPOTESIS
2. Hipotesis Asosiatif

Hipotesis Asosiatif adalah jawaban sementara


terhadap masalah Asosiatif , yaitu yang
menanyakan hubungan dua variabel atau lebih

Rumusan Masalah Asosiatif:


Adakah hubungan yang signifikan antara
kecerdasan emosional dengan kemampuan
komunikasi interpersonal

Hipotesis Asosiatif:
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara kecerdasan emosional dengan
kemampuan komunikasi interpersonal

Hipotesis Statistik
Ho :
Ha :

PARADIGMA PENELITIAN, RUMUSAN


MASALAH DAN HIPOTESIS
Judul Penelitian:
Hubungan antara kecerdasan emosional dengan
kemampuan komunikasi interpersonal Guru
Sekolah A
Paradigma penelitian:

Rumusan Masalah
1.

Seberapa tinggi tingkat kecerdasan emosional


Guru sekolah A?

2.

Seberapa baik kemampuan komunikasi


interpersonal guru Sekolah A?

3. Adakah hubungan yang positif dan signifikan


antara kecerdasan emosional dengan
kemampuan komunikasi interpersonal Guru
Sekolah A?

ANALISIS TAMBAHAN
KOMPARATIF
Bila sampel penelitian laki-laki dan perempuan, maka
bisa ditambahkan masalah komparatif
1. Adakah perbedaan tingkat kecerdasan emosional
antara guru laki-laki dan guru perempuan?
2. Adakah perbedaan kemampuan komunikasi
interpersonal antara guru laki-laki dan guru
perempuan?

RUMUSAN HIPOTESIS
PENELITIAN
1. Tingkat kecerdasan emosional Guru sekolah A adalah
tinggi.
2. Kemampuan komunikasi interpersonal guru Sekolah A
adalah baik
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
kecerdasan emosional dengan kemampuan komunikasi
interpersonal Guru Sekolah A
4. Terdapat perbedaan tingkat kecerdasan emosional antara
guru laki-laki dan guru perempuan di sekolah A
5. Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi interpersonal
antara guru laki-laki dan guru perempuan di Sekolah A

KARAKTERISTIK
Merupakan dugaan
terhadap var YANG
mandiri
HIPOTESIS
BAIK
Perbandingan variabel
Dugaan terhadap hubungan dua var atau lebih
Umumnya hipotesis deskriptif tidak dirumuskan

Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak


menimbulkan berbagai penafsiran
Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan
metode-metode ilmiah

1. Deskriptif
Judul :

JUDUL, RUMUSAN
MASALAH, HIPOTESIS

Efektivitas peran guru PAK dalam membangun karakter


siswa di Sekolah A
Rumusan Masalah :
Seberapa efektif peran guru PAK dalam membangun
karakter siswa di Sekolah A?
Hipotesis:
Peran Guru PAK dalam membangun karakter siswa adalah
efektif
Atau
Peran guru PAK dalam membangun karakter siswa adalah
tidak efektif

JUDUL, RUMUSAN MASALAH, HIPOTESIS


2. Komparatif
Judul :
Perbedaan Efektivitas peran guru PAK dalam membangun
karakter siswa di Sekolah A dan Sekolah B
Rumusan Masalah :
Bagaimanakah perbedaan efektifitas peran guru PAK dalam
membangun karakter siswa di Sekolah A dan Sekolah B?
Hipotesis:
Tidak terdapat perbedaan efektifitas peran guru PAK dalam
membangun karakter siswa di sekolah A dan Sekolah B
Atau
Terdapat persamaan efektifitas peran guru PAK dalam
membangun karakter siswa di sekolah A dan Sekolah B
Atau

Peran guru PAK dalam


membangun karakter siswa di
sekolah A lebih efektif
dibanding dengan sekolah B
Atau
Peran guru PAK dalam
membangun karakter siswa di
sekolah A tidak lebih efektif
dibanding dengan sekolah B

JUDUL, RUMUSAN MASALAH, HIPOTESIS


3. Asosiatif
Judul :
Hubungan antara efektifitas peran guru PAK dalam membangun karakter
siswa dengan keterlibatan siswa melayani dalam Persekutuan Siswa
Kristen Sekolah A
Rumusan Masalah :
Adakah hubungan antara efektifitas peran guru PAK dalam membangun
karakter siswa dengan keterlibatan siswa melayani dalam Persekutuan
Siswa Kristen Sekolah A?
Hipotesi
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara efektifitas peran
guru PAK dalam membangun karakter siswa dengan keterlibatan siswa
melayani dalam Persekutuan Siswa Kristen Sekolah A
Atau
Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara efektifitas
peran guru PAK dalam membangun karakter siswa dengan keterlibatan
siswa melayani dalam Persekutuan Siswa Kristen Sekolah A

RUMUSAN DESKRIPTIF
Judul:
Peranan X di....
Efektivitas X di...
Dan sebagainya
Rumusan Masalah (Berupa
Pertanyaan)

Hipotesis:
X adalah baik
X adalah tidak baik
X adalah tinggi
X adalah rendah

Seberapa tinggi X di...?

X adalah efektif

Seberapa baik X di...?

X adalah tidak efektif

Seberapa Efektif X di....?


Dan sebagainya

Dan sebagainya

RUMUSAN KOMPARATIF
Judul:
Perbedaan X di populasi A
dan populasi B
Efektivitas X di populasi A dan
populasi B
Dan sebagainya
Rumusan Masalah (Berupa
Pertanyaan)

Hipotesis:
Terdapat perbedaan X di populasi A dan
Populasi B
Terdapat persamaan X di populasi A dan
populasi B
X di populasi A lebih baik/lebih
tinggi/lebih efektif dibandingkan dengan
populasi B

Bagaimanakah perbedaan X
di populasi A dan populasi B?

X dipopulasi A lebih buruk/lebih


rendah/kurang efektif dibanding dengan
populasi B

Adakah perbedaan X di
populasi t A dan populasi B

Dan sebagainya

Dan sebagainya

RUMUSAN ASOSIATIF
Judul:
Hubungan antara X
dengan Y di....
Hipotesis:

Rumusan Masalah
(Berupa Pertanyaan)
Adakah hubungan
antara X dengan Y?

Terdapat Hubungan antara X dengan Y di


...
Tidak Terdapat Hubungan Antara X
dengan Y di...

POPULASI DAN
SAMPEL

A. POPULASI

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas


obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya

B. SAMPEL
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.

CONTOH POPULASI DAN


SAMPEL

Populasi
Samp
el

C. TEKNIK SAMPLING
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel.

TEKNIK SAMPLING

Teknik
Sampling

Probability
Samplingt

Non Probability
Sampling

1. Simple Random
Sampling
2. Propotionate
Stratified Random
Sampling
3. Dispropotionate
Stratified Random
Sampling
4. Area (Cluster)
Sampling
(Sampling menurut
daerah)

1. Sampling
Sistematis
2. Sampling Kuota
3. Sampling
Incidental
4. Purposive
Sampling
5. Sampling Jenuh
6. Snowball
Sampling

1. PROBABLITY
SAMPLING
Probablity Sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel.

A. SIMPLE RANDOM
SAMPLING
Dikatakan simple (sederhana) karena
pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu. Cara
demikian dilakukan bila anggota populasi
Sampel
dianggap homogen.
Populasi
yang
relatif
represent
atif
homogen
-

Diambil Secara Radom

PROPOTIONATE STRATIFIED
RANDOM SAMPLING
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur
yang tidak homogen dan berstrata secara proposional.

Misalnya:
Lulusan S3 = 45
Lulusan S2 = 30
Lulusan S1 = 90
Lulusan SMU = 800
Lulusan SMP = 700

C. DISPROPOTIONATE
STRATIFIED RANDOM
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila
populasi
berstrata tetapi kurang proposional.
SAMPLING
Misalnya:
Lulusan S3 = 3
Lulusan S2 = 4
Lulusan S1 = 90
Lulusan SMU = 800
Lulusan SMP = 700
Maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang lulusan S2 diambil semua
sebagai sampel karena dua kelompok ini terlalu kecil bila
dbandingkan dengan S1, SMU dan SMP

D. CLUSTER SAMPLING (AREA


SAMPLING)
Teknik Sampling Area digunakan untuk menentukan sampel bila
obyek yang akan diteliti dan sumber data sangat luas, misalnya:
Penduduk dari suatu negara, propinsi dan kabupaten.
Untuk menentukan penduduk mana yang dijadikan sumber data,
maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang
telah ditetapkan.
Misal:
Indonesia terdapat 30 propinsi, dan sampelnya akan menggunakan
15 propinsi itu secara random
Teknik sampling daerah sering digunakan melalui dua tahap, yaitu:
Tahap pertama: Menentukan sampel daerah
Tahap kedua: Menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu.

TEKNIK CLUSTER
RANDOM SAMPLING

2. NONPROBABILITY
SAMPLING
Nonprobility Sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel.

A. SAMPLING
SISTEMATIS
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan
sampel berdasarkan urutan dai anggota
populasi yang telah diberi nomor urut.
Misal:
Anggota populas 100 orang, dari semua
populasi diberi nomor urut, yaitu 1 sampai 100.
Pengambian sampel dapat dilakukan dengan
nomor ganjil saja, atau genap saja, atau
kelipatan bilangan tertentu (misalnya kelipatan
5, nomor 5, 10, 15, 20 dan seterusnya)

B. SAMPLING KUOTA
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan
sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
Misal:
Penelitian tentang pendapat masyarakat tentang
ijin pembangunan gereja. Jumlah sampel yang
ditentukan 500 orang. Jika pengumpulan data
belum didasarkan pada 500 orang tersebut,
maka penelitian dianggap belum selesai karena
belum memenuhi kuota yang ditentukan

C. SAMPEL INSIDENTAL
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

D. SAMPLING
PURPOSIVE
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu
Misal:
Penelitian tentang kualitas pendidikan, maka sampel
sumber datanya adalah orang yang ahli pedidikan.
Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian
kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak
melakukan generalisasi.

E. SAMPLING JENUH
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif
kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat
kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel.

F. SNOWBALL SAMPLING
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel
yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.
Misal:
Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu
atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini
belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan
maka peneliti mencari orang yang dipandang lebih
tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh
dua orang sebelumnya, demikian seterusnya hingga
jumlah sampel semakin banyak. Penelitian kualitatif
banyak menggunaan sampel purposive dan snowball.

D. MENENTUKAN UKURAN SAMPEL

E. CONTOH MENENTUKAN
UKURAN SAMPEL
Dalam sebuah SMU yang siswanya berjumah 1000
orang, dapat dikelompokan:
Kelas X = 300
Kelas XI = 200
Kelas XII = 500

Dengan menggunakan tabel penentuan jumlah


sampel, bila jumalah populasi = 1000, kesalahan
5%, maka jumlah sampelnya 258.
Karena populasinya berstrata maka sampelnya
juga berstrata.

Maka perhitungan jumlah sampelnya adalah:


Kelas X = 300/1000 x 258 = 77,4 = 77
Kelas XI = 200/1000 x 258 = 51,6 =52
Kelas XII = 500/1000 x 258 = 129
Jadi jumlah sampelnya = 77+52+129 = 258
Pada perhitungan yang menghasilkan pecahan (koma)
sebaiknya dibulatkan ke atas sehingga jumlah sampelnya
lebih dari 258. hal ini lebih aman dari pada kurang dari 258.

SARAN-SARAN TENTANG
UKURAN SAMPEL
Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah 30-500
Bila sampel dibagi dalam kategori (misal: Pria-wanita)
maka jumlah anggota sampel tiap kategori minimal 30
Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan
multivariate (korelasi dan regresi ganda), maka jumlah
anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang
diteliti. Misalnya variabel yg diteliti ada 5 (independen +
dependen), maka jumlah anggota sampelnya = 10x5 = 50
Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang
menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing 1020

SKALA
PENGUKURAN DAN
INSTRUMEN

SKALA PENGUKURAN
Skala pengukuran merupakan kesepakaan yang
digunakan sebagai acuan untuk mengukur panjang
pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,
sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam
pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif

MACAM-MACAM SKALA
PENGUKURAN
Skala Likert
Skala Guttman
Semantic Deferensial
Rating Scale
Skala Thurstone

1. SKALA LIKERT
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial.
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan mejadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk meyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan
dan pertanyaan.

KISI-KISI KECERDASAN EMOSIONAL


No

Indikator

No item
Favorabel

Jumla
h
Unfavorabel

Mampu mengenali
emosinya sendiri

1,2

11, 12

Mampu
mengendalikan
emosinya sesuai
dengan situasi dan
kondisi

3,4

13,14

Mampu
menggunakan
emosi untuk
meningkatkan
motivasinya sendiri

5,6

15,16

Mampu megenali
emosi orang lain

7,8

17,18

CONTOH ANGKET

JAWABAN
ITEM
INSTUMEN
Jawaban item instrumen yang menggunakan skala Likert dapat
berupa kata-kata:
Fav Unfav

Sangat setuju 5

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Fav Unfav
Selalu
4 1
Sering
3 2
Kadang-kadang 2 3
Tidak pernah 1 4

Fav Unfav
Sangat Positif 4 1
Positif
3 2
Negatif
2 3
Sangat Negatif1 4
Fav Unfav
Sangat Baik
4 1
Baik
3 2
Tidak Baik
2 3
Sangat Tidak Baik
1 4

CONTOH BENTUK
CHECKLIST

CONTOH BENTUK
PILIHAN GANDA
1. Saya cenderung menghakimi diri sendiri dengan
pola pikir orang lain tentang saya
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Netral
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju

2. SKALA GUTTMAN
Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan
bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas tehadap
suatu permasalahan yang ditanyakan.

JAWABAN ITEM INSTRUMEN


Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas,
yaitu:
Fav

Fav Unfav

Benar

Salah

Unfav

0
0

Positif 1 0
Negatif 0 1

Fav Unfav

Ya

Tidak

Fav Unfav

Pernah

Tidak Pernah 0

CONTOH BENTUK
Pernyataan
Iya
Tidak
CHECKLIST

N
o
1 Apakah Anda bangga
menjadi guru?

Contoh Bentuk Pilihan Ganda


1. Apakah Anda bangga menjadi guru?
a. Iya
b. Tidak

3. SAMANTIC
DEFFERENSIAL
Skala pengukuran yang berbentuk Samantic
Defferensial digunakan untuk megukur sikap,
hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun
checklist, tetapi tersusun dalam satu garis
kontinum yang jawabannya Sangat Positif
terletak dibagian kanan dan jawaban yang
Sangat Negatif terletak dibagian kiri.
Data yang diperoleh adalah data interval, dan
biasanya skala ini digunakan untuk mengukur
sikap/karakeristik tertentu yang dimiliki
seseorang

Contoh

Beri Nilai Gaya


Kepemimpinan Gembala
Anda

Bersahabat
5 4 3 2 1
Tidak
Bersahabat Tepat Janji
5 4 3 2
1
Lupa Janji Mempercayai 5 4 3
2 1
Mendominasi
Memuji
5 4 3 2 1
Mencela

4. Rating Scale
Rating Scale berarti mengolah data
mentah yang diperoleh berupa angka
kemudian ditafsirkan dalam bentuk
kualitatif. Kerna Rating Scale tidak
terbatas untuk mengukur sikap saja,
tetapi juga mengukur persepsi
responden tehadap fenomena lain,
seperti status sosial ekonomi,
kelembagaan, pengetahuan,
kemampuan, proses kegiatan, dll

Contoh

4
3
2
1

Berilah jawaban dengan angka


bila tata ruang kelas sangat baik
bila tata ruang kelas cukup baik
bila tata ruang kelas kurang baik
bila tata ruang kelas sangat tidak baik

No
Item

Pertanyaan Tata Ruang


Kelas

Interval
Jawaban

Sirkulasi Udara Tiap Ruang

Kebersihan Ruangan

Warna Ruangan

Warna Lantai

5. Skala Turstone
Ditujukan untuk megukur sikap
Tidak seperti skala Likert, Skala ini memiliki
bentangan nilai dari 1-11. Setiap butir dalam skala
ini memiliki nilai butir atau kualitas butir
Contoh:
Anda diminta untuk menentukan tingkat kesetujun
Anda terhadap isi pernyataan, semakin kecil nilai
respon Anda semakin setuju terhadap pernyataan,
begitu sebaliknya
1

1. Saya belajar dengan penuh semangat

1
0

1
1

Kapan Metode Pengumpulan


Data Digunakan?
1. Angket: Digunakan bila responden jumlahnya
besar, dapat membaca dengan baik, dan dapat
mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia
2. Observasi: Digunakan bila objek penelitian
bersifat perilaku manusia, proses kerja, gejala
alam, reponden kecil
3. Wawancara: Digunakan bila ingin mengetahui
hal-hal dari responden secara lebih mendalam
serta jumlah responden sedikit
4. Gabungan: Digunakan jika ingin mendapatkan
data yang lengkap, akurat dan konsisten

Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian tergantung
pada jumlah variabel penelitian yang
telah ditetapkan untuk diteliti.
Misalnya: Hubungan antara
kecerdasan emosional dengan
kemampuan komunikasi
interpersonal siswa di SMA X
Berarti ada 2 instrumen yang perlu
dibuat
1. Kecerdasan Emosional Siswa

Cara Menyusun Intrumen


1. Tetapkan Indikator setiap variabel
berdasarkan landasan teori
2. Membuat Kisi-Kisi Instrumen

Indikator Kecerdasan Emosional


(Menurut Goleman)
1. Mampu mengenali emosinya sendiri
2. Mampu mengendalikan emosinya
sesuai dengan situasi dan kondisi
3. Mampu menggunakan emosi untuk
meningkatkan motivasinya sendiri
4. Mampu megenali emosi orang lain
5. Mampu berinteraksi positif dg orang
lain

Indikator Kemampuan Komunikasi


Interpersonal (Devito, 1997, p.259-264 ).

Memiliki keterbukaan (openness)


Memiliki rasa empati (empathy)
Memiliki sikap yang mendukung
(supportiveness)
Memiliki sikap positif
(positiveness)
Menghormati kesetaraan
(equality)

Kisi-kisi Kecerdasan Emosional


No

Indikator

No item
Favorabel

Jumla
h
Unfavorabel

Mampu mengenali
emosinya sendiri

1,2

11, 12

Mampu
mengendalikan
emosinya sesuai
dengan situasi dan
kondisi

3,4

13,14

Mampu
menggunakan
emosi untuk
meningkatkan
motivasinya sendiri

5,6

15,16

Mampu megenali
emosi orang lain

7,8

17,18

Kisi-kisi Kemampuan Komunikasi


Interpersonal
N
o

Indikator

No item
Favorabel

Unfavorab
el

Jumlah

Memiliki
keterbukaan
(openness)

1,2

11, 12

Memiliki rasa
empati (empathy)

3,4

13,14

Memiliki sikap
yang mendukung
(supportiveness)

5,6

15,16

Memiliki sikap
positif
(positiveness)

7,8

17,18

Menghormati
kesetaraan
(equality)

9, 10

19, 20

Penulisan Item
Penulisan item lebih merupakan
suatu seni dai pada ilmu
Penulisan item yang baik tidak anya
cukup berbekal kemampuan teoritis,
tapi perlu pengalaman dan latihan

Pedoman Penulisan Item


1. Menggunakan kata-kata dan kalimat
sederhana, jelas, mudah dimengerti dan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar
. Contoh: Saya merasa jika dilihat dari kemampuan
saya, saya rasa saya tidak cocok untuk menjadi
pemimpin
. Akan lebih baik jika: Dari segi kemampuan saya
merasa tidak cocok menjadi pemimpin
2. Pastikan item tidak menimbulkan penafsiran
ganda
. Contoh: Saya adalah orang yang tenang (dapat
mengandung arti orang yang dapat mengendalikan
emosi orang yang tidak peduli)
. Akan lebih baik jika:

Pedoman Penulisan Item


3. Penulisan item mengacu pada indikator
perilaku, tidak langsung menyatakan
atribusi yang hendak diukur
. Contoh: Saya orang yang pesimis (item untuk
mengukur kepercayaan diri)
. Akan lebih baik jika: Saya suka
mengkhawatirkan masa depan saya
4. Item tidak menyimpang dari indikator
. Contoh: Pekerjaan membuat saya menjadi orang
yang terpandang (Item untuk megukur beban
kerja yang berlebihan)
. Akan lebih baik jika: Tugas-tugas kantor menyita

Pedoman Penulisan Item


5. Item yang dibuat memiliki daya beda
. Contoh: Saya akan semangat dalam bekerja jika
gaji saya dinaikan
. Akan lebih baik jika: Saya berangkat kerja
dengan semangat (Mengukur motivasi kerja)
6. Item tidak mengandung social Disirability
(Isinya sesuai dengan keinginan
umum/norma sosial)
. Contoh: Meskipun untuk meningkatkan karier,
saya tidak boleh berbuat curang terhadap teman
saya
. Akan lebih baik jika: Saya akan berbuat apapun

Pedoman Penulisan Item


1. Menggunakan kata-kata dan kalimat sederhana,
jelas, mudah dimengerti dan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar
2. Pastikan item tidak menimbulkan penafsiran
ganda
3. Penulisan item mengacu pada indikator perilaku,
tidak langsung menyatakan atribusi yang hendak
diukur
4. Item tidak menyimpang dari indikator
5. Item yang dibuat memiliki daya beda
6. Item tidak mengandung social Disirability (Isinya
sesuai dengan keinginan umum/norma sosial)

Distribusi Penyebaran Item


Skala Kecerdasan Emosional
No

Indikator

No item
Favorabel

Unfavorabel

Mampu mengenali
emosinya sendiri

Mampu mengendalikan
emosinya sesuai
dengan situasi dan
kondisi

Mampu menggunakan
emosi untuk
meningkatkan
motivasinya sendiri

Mampu megenali
emosi orang lain

Mampu berinteraksi
positif dg orang lain

10

KAIDAH PENULISAN MANA


YANG DILANGGAR???

No

Indikator

Item
Favorabel

Unfavorabel

Mampu mengenali emosinya sendiri

Mampu mengendalikan emosinya

Mampu motivasinya diri sendiri

Mampu mengenali emosi orang lain

Mampu berinteraksi

10

1. Betapapun kesalnya saya pada orang lain, saya masih bisa


menahan amarah saya
2. Saya berhubungan dengan banyak orang
3. Bagi saya, motivasi penting dalam hidup
4. Menjadi penengah diantara rekan-rekan yang bertengkar
merupakan hal yang terbaik bagi saya
5. Saya orang yang memiliki kecerdasan emosional
6. Kadangkala saya sendiri kaget dengan keputusan yang saya
ambil
7. Saya dapat mengetahui bila orang yang dekat dengan saya
sedang kesal
8. Saya orang yang memiliki tujuan hidup

Anda mungkin juga menyukai