Anda di halaman 1dari 4

Gambaran Kristal Ca Oksalat dan Asam Urat pada Penjahit Di Mengwi Kabupaten

Badung

Sistem perkemihan atau sistem urinaria merupakan suatu sistem pada tubuh
manusia dimana pada system ini terjadi proses penyaringan darah sehingga darah bebas
dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di
pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh akan larut dalam air
dan dikeluarkan dalam bentuk urin (air kemih).
Sebanyak 1 cc urin dihasilkan oleh kedua ginjal kiri dan kanan setiap menitnya
dan dalam 2 jam ginjal dapat menghasilkan sekitar 120 cc urin yang akan mengisi
kandung kemih. Saat kandung kemih sudah terisi urin dengan volume sebanyak itu maka
akan mulai terjadi rangsangan pada kandung kemih sehingga yang bersangkutan akan
dapat merasakannya. Keinginan mengeluarkan urin pun mulai muncul, tetapi biasanya
keinginan untuk mengeluarkan urin masih dapat ditahan jika volumenya masih berkisar
dibawah 150 cc.
Penyakit batu saluran kemih merupakan salah satu penyakit dalam sistem urinaria
yang paling sering ditemui dan dialami oleh banyak masyarakat Indonesia. Batu saluran
kemih adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan
bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Penyakit
batu saluran kemih ini disebabkan oleh pengendapan substansi yang terdapat dalam air
kemih yang jumlahnya berlebihan atau karena faktor lain yang mempengaruhi daya larut
substansi. Biasanya batu saluran kemih ini terjadi pada laki-laki 3-4 kali lebih banyak
daripada wanita. Hal ini mungkin karena kadar kalsium air kemih sebagai bahan utama
pembentuk batu pada wanita lebih rendah daripada lakilaki dan kadar sitrat air kemih

sebagai bahan penghambat terjadinya batu (inhibitor) pada wanita lebih tinggi daripada
laki-laki (Nur Lina, 2008).
Penyakit batu saluran kemih sering tidak terdefinisikan dengan satu penyebab,
beberapa faktor yang sering berkombinasi dapat membuat kondisi dimana seseorang
rentan mengalami batu ginjal. Pada umumnya penyakit batu ginjal ini disebabkan oleh
rutinitas pekerjaan yang membuat pola makan menjadi tidak teratur, adanya faktor
keturunan, kurangnya konsumsi air putih, jarang buang air kecil atau sering ditahan,
banyak mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung bahan kimia, bahan
pengawet dan lingkungan suhu udara disekitar tempat tinggal dan tempat bekerja yang
tidak mendukung aktivitas sehari-hari.
Menurut pencatatan Riskesdas (2013), di Indonesia prevalensi penyakit batu
ginjal berdasarkan wawancara meningkat seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi
pada kelompok umur 55-64 tahun (1,3%), menurun sedikit pada kelompok umur 65-74
tahun (1,2%) dan umur 75 tahun (1,1%). Prevalensi lebih tinggi pada laki-laki (0,8%)
dibanding perempuan (0,4%). Prevalensi tertinggi pada masyarakat tidak bersekolah dan
tidak tamat SD (0,8%) serta masyarakat wiraswasta (0,8%) dan status ekonomi hampir
sama mulai kuintil indeks kepemilikan menengah bawah sampai menengah atas (0,6%).
Prevalensi di perdesaan sama tinggi dengan perkotaan (0,6%).
Kasus urologi (saluran kencing) adalah salah satu kasus terbanyak yang ditangani
di RS Sanglah lewat proses pembedahan. Paling banyak dari pasien urologi tersebut
mengalami kencing batu. Berdasarkan data pemeriksaan analisis batu saluran kemih di
laboratorium Patologi Klinik RSUP Sanglah pada tahun 2012 didapatkan 307 kasus.
Pemeriksaan sedimen urin merupakan salah satu pemeriksaan urin rutin dan
merupakan bagian penting dalam pemeriksaan penyaring. Kelainan hasil yang mencolok

dianggap dapat memberikan informasi yang cukup dan dapat dipercaya (Dewi Wulandari,
2004).
Berdasarkan hasil penelitian Koni Atikah pada tahun 2010 yang dilakukan di
Instalasi Radiologi RSUD Dr. Moewardi Surakarta menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara penyakit gagal ginjal kronis dengan gambaran sedimen
urin di kandung kemih pada pemeriksaan ultrasonografi.
Menurut penelitian Kartika pada tahun 2010 tentang Gaya Hidup dan Status
Kesehatan Sopir Bus Sumber Alam di Kabupaten Purworejo, Jawa tengah menunjukkan
bahwa status gizi sopir bus berkisar antara underweight hingga obesitas, dengan lebih
dari separuh sopir termasuk ke dalam status gizi normal. Selama satu bulan terakhir,
terdapat 7,5 % sopir bus yang menderita penyakit degeneratif, 20,9 % sopir menderita
penyakit infeksi dan 16,4% sopir menderita penyakit non infeksi.
Hasil penelitian Anik Cahyani (2011), yang dilakukan di Semarang pada sopir bus
bahwa dari total populasi sebanyak 33 sampel hasil pemeriksaan sedimen urin adalah sel
epitel +2/LPK ebanyak 4 sampel (12%), +3/LPK sebanyak 6 sampel (18%). Eritrosit
1/LPB sebanyak 5 sampel (15%). Lekosit masih dalam batas normal, 21 sampel (-)
(64%), 5/LPB sebanyak 12 sampel (36%). Ditemukan kristal ca oxalat +3 sebanyak 6
sampel (18%). Kristal ca karbonat +2 sebanyak 2 sampel (6%). Kristal asam urat +2
sebanyak 2 sampel (6%).
Hasil penelitian Setyawati (2005) pada pegawai negeri kantor X di Jakarta bahwa
dari 261 responden, didapatkan prevalensi kristal kalsium oksalat urin sebesar 41%.
Faktor aktivitas kerja rendah (sedentary work) meningkatkan risiko terjadinya kristal
kalsium oksalat urin dibandingkan dengan non sedentary.
Penjahit merupakan salah satu profesi yang memiliki resiko tinggi terkena
penyakit batu saluran kemih. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan seorang penjahit yang
sering duduk terlalu lama untuk menyelesaikan pekerjaanya dan sering menahan buang

air kecil saat bekerja. Kebiasaan duduk yang terlalu lama dapat menyebabkan daerah di
sekitar kelamin lembab yang akan mengundang bakteri dan menyebabkan infeksi saluran
kemih, serta terlalu banyak duduk akan mengakibatkan kalsium tulang dilepas ke darah,
selanjutnya hiperkalsemia akan memacu timbulnya batu saluran kemih karena adanya
kristal dalam saluran kemih

Sedangkan kebiaaan menahan buang air kemih akan

menimbulkan stasis air kemih yang kemudian berakibat pada agregasi kristal sehingga
timbul batu saluran kemih. Selain kebiasaan tersebut penjahit juga jarang dapat minum
air putih sesuai dengan kebutuhan dan jarang melakukan kegiatan olahraga dikarenakan
padatnya aktifitas saat bekerja sehingga dapat memicu terjadinya penyakit batu ginjal.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Gambaran Kristal Ca Oksalat dan Asam Urat pada Penjahit di.

Anda mungkin juga menyukai