Anda di halaman 1dari 7

Ringkasan:

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN


DENGAN METODE THE ASPHALT INSTITUTE (1970)
(dianjurkan para mahasiswa membaca buku aslinya)
Oleh: Bachnas.

Bagian 2:
MATERIALS.
Setiap material yang digunakan untuk lapisan perkerasan harus diuji kwalitasnya.
Lapisan perkerasan dengan metoda Asphalt Institute ada dua
macam, yaitu:
1. Full Depth Asphalt Pavement, terdiri dari lapis
subgrade dan asphalt concrete.
2. Untreated Granular Bases, terdiri dari lapis subgrade,
lapis base course dan asphalt concrete.
Subgrade, merupakan lapis tanah yang paling bawah dari sistim
konstruksi perkerasan jalan.
Subgrade sering juga disebut basement soil atau foundation
soil.
Tanah sebagai subgrade harus dites tentang sifat-sifatnya
(kembang-susut, plastisitas, kohesi), kepadatan dan daya dukung
tanah.
Daya dukung tanah bisa menggunakan:
1. California Bearing Ratio (CBR).
2. Resistence (R) value.
3. Bearing Value Determination (Plate Bearing Test).
Pada gambar IV-1, melihatkan hubungan klasifikasi tanah dengan
daya dukung tanah (nilai CBR) pada umumnya.
Untreated Granular Bases, merupalan lapis antara lapis subgrade
dengan lapis beton aspal (lapis permukaan).

Bahan yang digunakan adalah batuan alam atau batu pecah/split


yang bergradasi.
Setiap bahan yang dipakai sebagai base course ini harus dites
kualitas, kekuatannya dan daya dukungnya (lihat halaman 42).
Untuk lapis permukaan (surface course) menggunakan beton aspal,
banyak macam beton aspal yang dapat digunakan (AC, SMA,
HRA), dan juga ada dua cara pencampuran beton aspal tersebut
dengan cara panas dan dingin ( hot mix, cold mix).
Setiap macam campuran beton aspal yang akan digunakan sebagai
lapis permukaan (surface course) harus memenuhi persyaratan
sebagai bahan lapis permukaan perkerasan jalan.
Environmental Effects, kondisi alam dan lingkungan akan
mempengaruhi kekuatan struktur perkerasan jalan.
Daya dukung kontruksi akan menurun akibat dari:
a. kandungan air.
b. kembang-susut.
c. pengaruh suhu dingin.
Perencanaan ketebalan lapisan dari struktur perkerasan (Thickness
Design of Pavement Structure).
Pada bagian terdahulu telah disampaikan bahwa ada 2 (dua)
macam cara pembentukan lapisan perkerasan dengan metode The
Aspahalt Institute.
a. Full Depth Asphalt Pavemen, terdiri dari lapis subgrade
dan asphalt concrete.
b. Untreated Granular Bases, terdiri dari lapis subgrade,
lapis base course dan asphalt concrete.
Untuk penentuan ketebalan masing-masing lapisan dapat
menggunakan gambar/grafik V-1 dan V-2.
Gambar/grafik V-1, digunakan jika kekuatan tanah/subgrade
dihitung dengan CBR atau Plate Bearing Test.

Gambar/grafik V-2, digunakan jika kekuatan subgrade dihitung


dengan R-value.
Contoh:
Dianggap nilai CBR dari subgrade = 7%.
Design Traffic Number (DTN) = 2100.
Penyelesaian:
1. Tempatkan nilai CBR 7% pada garis vertikal (garis berskala)
B.
2. Tempatkan harga DTN pada garis (garis berskala) C.
3. Tarik garis dari titik nilai CBR 7% (pada garis B) ke titik
DTN pada garis C, maka didapat titik pada garis berskala
digaris A.
4. Didapat/terbaca skala pada garis A sebesar 10.4 inches,
dibulatkan 10.5 inches.
Berarti ketebalan beton aspal dengan cara Full Depth Asphalt
Pavement TA = 10.5 inches.
Tabel berikut adalah persyaratan batas minimum ketebalan
Lapisan Beton Aspal (Full Depth Asphalt Pavement).
Design Traffic Number (DTN)
Less than 10
10 - 100
100 - 1000
More than 1000

Minimum TA, Inches


4
5
6
7

Rencana Konstruksi Bertahap (Planned Stage Construction).


Dalam pelaksanaan dapat saja dilakukan ketebalan lapisan Beton
Aspal dilakukan dengan dua tahapan.
Dari hasil hitungan untuk 20 tahun dilakukan 2 tahapan pengerjaan
ketebalan lapisan atas. Tahap pertama ketebalan dapat dikurangi
setebal 1 sampai 2 inches dari hasil hitungan untuk 20 tahun.

Tahap kedua dihitung kembali kapan pelapisan berikutnya


dilakukan.
Hal ini menguntungkan dilakukan, antara lain;
1. Dapat meng-evaluasi tampilan dari muka jalan (kerusakan
muka jalan setelah dipakai sekian tahun).
2. Dapat meng-evaluasi kondisi lalulintas setelah berjalan
sekian tahun (pertumbuhan lalulintas, jumlah dan macam
kendaraan berat).
3. Dapat lebih mengefektifkan pemakaian dana (penanaman
dana awal tidak menjadi besar).
Langkah Perencanaan.
Pertama hitung ketebalan lapis permukaan untuk 20 tahun (TA
untuk 20 tahun).
Kemudian TA 20 tahun tersebut dikurangi sebesar 1 sampai 2
inches (TA 20 1s/d 2 inches).
Selanjutnya gunakan Gambar/grafik V-1 atau V-2 untuk
mendapatkan tahun keberapa tahap ke 2 harus dilakukan.
Langkahnya adalah sbb:
1. Harga TA 20 1atau 2 diplotkan pada garis skala A.
2. Plotkan nilai CBR dr subgrade pada garis skala B.
3. Trik garis dr titik A ke titik B sehingga memotong garis skala
C.
4. Baca skala pada garis skala C, nilai tersebut adalah harga
DTN.
5. Bagi DTN dengan ITN untuk mendapatkan Faktor
Penyesuaian (Adjustment Factor) ITN.
6. Ploting Faktor Penyesuaian ITN pada tabel III-3. Sesuaikan
juga persentase pertumbuhan lalulintas atau di-interpolasi
untuk mendapatkan tahun perencanaan (Design Period).

Contoh:
DTN = 2100, Nilai CBR dari subgrade = 7%.
Hasil rencana untuk 20 tahun didapat TA = 10.5 .
Jika untuk tahap pertama TA 1.5, maka tentukan tahap ke 2
dilaksanakan pada tahun keberapa setelah tahap 1, agar
perencanaan 20 tahun terpenuhi.
Penyelesaian:
1. Masukan pada gambar V-1 pada garis A harga 10.5 1 = 9 .
2. Tetukan titik pada garis B, nilai CBR = 7%.
3. Tarik garis dr titik 9 pd garis A ke titik CBR = 7% pd garis
B. Garis tersebut diteruskan sehingga memotong garis C.
4. Baca titik potong pada garis C, didapat DTN = 450.
5. Bagi DTN = 450 dengan ITN = 1400 (ITN = 1400 didapat
saat menghitung DTN = 2100, lihat halaman 5 pada
ringkasan ini).
Faktor Penyesuaian = DTN/ITN = 450/1400 = 0.32
6. Dengan Angka Pertumbuhan Lalulintas = 4%, dan Faktor
Penyesuaian sebesar 0.32 dari tabel III-3 diinterpolasi maka
didapat Design Period sebesar 5.8 tahun. Dibulatkan 6 tahun.
Example:
A section of interurban highway is to be built by planned stage
construction.
Initial Daily Traffic (IDT) is estimated to be 2,500 vehicles, of
which 10% are heavy trucks of 35,000 pounds average gross
weight. The heavy trucks in design lane are estimated to be 45
percent of the total number of heavy trucks.
The legal single axel load limit is 18,000 pounds.
Annual growth Rate is estimated to be 4 percent.

Solutian:
IDT = 2500 vehicles.
A = 10%.
B = 45%.
Number of heavy trucks = IDTxAxB = 25000x10%x45% = 112.5.
By using figure III-1, ITN = 70 ESAL.
1. Stage 1 design period selected to be 3 years.
Adjustment Factor 20.y = 1.49 (table III-3).
Adjustment Factor 3.y = 0.155 (table III-3).
2. DTN20 = FAxITN = 1.49x70 = 104.
DTN3 = FAxITN = 0.155x70 = 11.
3. Design subgrade strength value, R-Value = 45.
4. Total thickness of asphalt concrete pavement structure, TA
for 20 years = 8.0 inches (figure V-2).
5. Total thickness of asphalt concrete pavement structure, TA
for 3 years = 5.5 inches (figure V-2).
6. Stage 2 (after 3 years) estimated thickness then is = 8 -5.5 =
2.5 inches.
UNTREATED GRANULAR BASES.
Bentuk konstruksi yang lain dari Full Depth Asphalt Pavement
adalah penambahan lapisan Base setelah Sub Grade, sehingga
lapisan perkerasan menjadi tiga tahapan, Sub Grade, Base dan
lapisan permukaan dari beton aspal.
Tamabahan lapisan Base ini adalah mengurangi ketebalan dari
lapisan beton aspal. Pengurangan dari ketebalan secara penuh
menjadi ketebalan minimum dari beton aspal. Hasil pengurangan
tersebut disubstitusikan (Substitution Ratio = Sr) menjadi ketebalan
Base.
Batas ketebalan minimum dari lapis beton aspal dapat dihitung
dengan menggunakan figure B-1.
Besar angka substitusi ditentukan oleh kualitas dari bahan dan
kepadatan dari lapis Base tersebut. Kualitas dari lapis Base
(Untreated Granular Base) dibedakan menjadi dua macam, highquality dan low-quality.

Untuk high-quality mempunyai angka Sr = 2, dan low-quality


dengan angka Sr = 2.7.
Persyaratan untuk high-quality dan lowquality seperti tabel
berikut ini:
Test
CBR minimum, or
R-Value minimum
Liquid Limit, maximum
Plasticity Index, maximum
Sand Equivalent, minimum
Passing No.200 sieve, max

Low-Quality
20
55
25
6
25
12

High-Quality
100
80
25
NP
50
7

Contoh konversi pada Granular Base.


Asumsi kondisi untuk perencanaan suatu jalan.
1. DTN = 80.
2. CBR dari subgrade = 4%.
3. Dari hasil hitungan didapat tebal total lapis beton aspal
adalah TA = 9.5 inches. Diasumsikan kualitas dari lapis base
adalah high-quality. Dengan menggunakan gambar B-1
didapat ketebalan lapis beton aspal minimum adalah sebesar
5 inches. Maka ketebalan dari lapis granular base adalah =
Sr x (9.5 5) = 2x4.5 = 9 inches.
4. Pelapisan dari struktur perkerasan tersebut adalah seperti
gambar berikut ini: (gambar akan digambarkan pada saat
kuliah)

Anda mungkin juga menyukai