Anda di halaman 1dari 11

ALIRAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF

PENDIDIKAN PROGRESIVISME DAN ESENSIALISME


Oleh: Ahmad Maruf
Dosen Prodgram Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Yudharta Pasuruan

Abstrak: Progresivisme ditampilkan sebagai aliran filsafat pendidikan yang


dapat digunakan sebagai basis epistimologi bagi pengembangan pendidikan
partisipasif, setidaknya ada beberapa alasan. Pertama, ia kurang menyetujui
adanya pendidikan yang bercorak otoriter, baik yang timbul pada zaman
dahulu maupun pada zaman sekarang. Kedua, inti perhatiannya pada
kemajuan atau progress. Ilmu pengetahuan yang mampu menumbuhkan
kemajuan dipandang oleh progresivisme merupakan bagian utama dari
kebudayaan. Ketiga, pengalaman adalah ciri dinamika hidup. Keempat,
Progresivisme tidak cukup hanya mengakui ide-ide, teori-teori, atau cita-cita
sebagai hal yang ada, tetapi yang ada itu harus dicari artinya bagi suatu
kemajuan atau maksud-maksud baik yang lain. Kelima, progresivisme
mengharuskan manusia dapat memfungsikan jiwanya untuk membina hidup
yang mempunyai banyak persoalan yang silih berganti.
Kata Kunci: Aliran Pendidikan, Progresivisme dan Esensialisme

ALIRAN PENDIDIKAN

bukanlah

PROGRESIVISME

berangsur-angsur

A. Perkembangan Progresivisme

tentang progress atau kemajuan pada

Manusia

dizamanya

karena

kesadaran
ini,

bahkan

yang
ide

selama

akhirnya tumbuh. Secara lambat laun

berabad-abad menghadapi dunia ini

pula menusia menginsyafi bahwa dunia

hanya dengan ototnya. Akan tetapi

ini merupakan jalan.

tidaklah begitu banyak membuahkan


hasil

sebelum

progress

pada

dasarnya

ilmu

adalah suatu kata baru yang baru bisa

Tatkala

dipahami dan dimengerti maksud dan

menyadari

arti yang sebenarnya pada abad ke 19,

alangkah hebatnya tenaga yang mereka

namun tidak dapat disangkal lagi bahwa

miliki ketika mereka mempergunakan

maksud dari kata tersebut dewasa ini

otak mereka sejalan dengan tangan dan

telah dipergunakan dan dikenal di dalam

anggota

segala pengalaman hidup kita yang

pengetahuan
manusia

lahirnya

Kata

yang

telah

badan

teratur.

memulai

mereka,

maka

terbayanglah kepada mereka bahwa

mengandung

dunia ini dapat mereka perbaiki. Tetapi

segala sektor kehidupan, seperti politik,

87

ide

perbaikan

dalam

masalah-masalah
hubungan

kemasyarakatan,

kemanusiaan,

keluarga,

perawatan

memiliki kemajuan dalam bidang ilmu

kehidupan

anak

pengetahuan yang meliputi: ilmu hayat,

didalam

bahwa

manusia

untuk

mengetahui

segala keadaan kehidupan termasuk

semua masalah kehidupan. Antropologi

juga bidang agama.

yaitu

Aliran progresivisme mengkui dan


berusaha

mengembangkan

progresivisme

dalam

manusia

memiliki

pengalaman, pencipta budaya, dengan

asas

semua

bahwa

demikian

realita,

dapat

mencari

hal

baru.

Psikologi yaitu manusia akan berpikir

terutama dalam kehidupan untuk tetap

tentang

survive

pengelaman-pengalamannya, sifat-sifat

terhadap

semua

tantangan

dirinya

hidup manusia, harus praktis dalam

alam,

melihat

mengaturnya.

segala

sesuatu

keagungannya.
dinamakan
aliran

dari

segi

karena

beranggapan

bahwa

kemampuan

intelegensi

sebagai

untuk

alat

dapat

lingkungan,

menguasai

dan

Progresivisme

instrumentalisme,

ini

sendiri,

B. PANDANGAN

TENTANG PENDIDIKAN
a. Pendidikan

manusia

hidup,

PROGRESIVISME

untuk

Progresivisme dalam pendidikan

kesejahteraan, untuk mengembangkakn

adalah bagian dari gerakan revormis

kepribadian

umum

manusia.

Dinamakan

sosial-politik

menandai

eksperimental atau empirik karena aliran

kehidupan

tersebut menyadari dan mempraktekkan

sebagai teori yang mucul dalam reaksi

asas

menguji

terhadap pendidikan tradisional yang

kebenaran suatu teori. Progresivisme

menekankan metode formal pengajaran,

dinamakan environtalisme karena aliran

belajar mental dan, suasana klasik

ini menganggap lingkungan hidup ini

peradaban barat. Pada dasarnya teori

mempengaruhi pembinaan kepribadian

menekankan beberapa prinsip, antara

(Imam Muis, 2004).

lain;

eksperimen

untuk

Amerika.

yang

Pertama,

Progresivisme

proses

pendidikan

lain,

berawal dan berakhir pada anak. Kedua,

pragmatisme berpendapat bahwa suatu

subjek didik adalah aktif, bukan pasif.

keterangan itu benar kalau kebenaran

Ketiga,

itu seseai dengan realitas, atau suatu

fasilitator, pembimbing atau pengarah.

keterangn akan dikatakan benar kalau

Keempat, sekolah harus koperatif dan

kebenaran

demokratif. Kelima, aktifitas lebih fokus

Dalam

kenyataan.

pendapat

itu
Aliran

sesuai

dengan

progresivisme

88

peran

guru

hanya

sebagai

pada pemecahan masalah, bukan untuk

sekolah.

pengajaran materi kajian.

pengalaman anak didik berada dalam

Progresivisme

pendidikan memiliki dua segi, yaitu

kurikulum

psikologis dan sosiologis. Dari segi


pendidik

harus

teratur.

sebagai

Pengalaman

pengalaman

Psikologinya

pengalaman

apa

belajar

saja

adalah

yang

serasi

dengan tujuan menurut prinsip-prinsip

seperti yang berpangaruh di Amerika,

yang telah digariskan dalam pendidikan,

yaitu psikologi dari aliran Behaviorisme

dimana setiap proses belajar yang ada

dan Pragmatisme. Dari segi sosiologis,

membantu

pendidik harus mengetahui kemana

pertumbuhan

dan

perkembangan anak didik.

tenaga-tenaga itu harus dibimbingnya

Progresivisme

(Imam Barnabid, 1994).

merupakan

pendidikan yang berpusat pada siswa


dan memberi penekanan lebih besar

b. Kurikulum
Kurikulum

sebagai

pada

jantung

Progresivisme yang lebih menekankan

sekolah, melainkan kurikulum memiliki

pada anak didik dan minatnya dari pada

arti yang lebih luas. Oleh sebab itu,

dengan

titik

memaknai
tekan

yang

mata

kurikulum

dan

pengalaman

belajar

yang

meliputi

Maka

centered

school.

mempersiapkan

anak

Dewey dalam bukunya my pedagogical

Musgave
lingkup

sendiri.

belum jelas, seperti yang diungkapkan

menjadi acuan dalam proses belajar-

ruang

itu

masa kini dibanding masa depan yang

diposisikan sebagai rambu-rambu yang

pada

child

Progresivisme

pada aspek fungsional, yakni kurikulum

menekankan

pelajaran

munculah child centered curriculum

berbeda.

Misalnya, Hirtsdan petters menekankan

Sedangkan

belajar

Teori Dewey tentang sekolah adalah

yang ditawarkan dalam sebuah program

pakar

aktivitas,

dan juga pengalaman teman sebaya.

seperangkat rangkaian mata pelajaran

banyak

kreativitas,

naturalistik, hasil belajar dunia nyata,

pendidikan tidak saja dimaknai sebagai

mengajar.

memandang

adanya rencana serta susunan yang

daya yang ada pada anak didik yang


dikembangkan.

dan

mendidik, bersifat eksperimental, dan

dapat

mengetahui tenaga-tenaga atau daya-

akan

aktifitas

kontrol lembaga pendidikan.

Menurut progresivisme proses

psikologis,

Dimana

creed, bahwa pendidikan adalah proses


dari kehidupan dan bukan persiapan
masa yang akan datang. Jadi aplikasi

pengalaman diluar maupun di dalam

ide Dewey adalah anak-anak banyak

89

berpartisipasi dalam kegiatan fisik dulu,

sesuai ruang lingkup filsafat pendidikan

baru peminatan (Imam Barnadib, 1987).

islam

Pendidikan

dalam

islam

diatas

sebuah

sangat tinggi, karena melalui pendidikan

1996).

orang dapat memperoleh ilmu, dan


ilmu

Tuhannya,

orang

seseorang.

tetapi

kurikulum

dalam

aspeknya.

Dengan

pendidikan

Islam

adalah

proses

dalam

semua

demikian
pada

pewarisan

belajar

acuan

mengajar.

dengan

Stephen

yang

pendapat

romine

mengatakan

bahwa

menyakup

segala

materi

anak didik, dimana ia berada dalam

nilai-nilai

control lembaga pendidikan, baik yang


terjadi di luar maupun yang di dalam
kelas.

produksi nilai-nilai budaya Islam baru


sebagai hasil interaksi potensi dengan
konteks

menjadi

pelajaran, aktivitas dan pengalaman

hakikatnya

potensi manusia, dan sekaligus proses

dan

proses

seirama

kurikulum

fungsi

budaya islam untuk menggembangkan

lingkungan

yang

dalam sekolah.pendapat musgave ini

melalui

pengembangan fitrah, agar memperoleh


hidup

yang

meliputipengalaman di luar amupun di

dan internalisasi nilai-nilai ajaran Islam

keseimbangan

tekan

ruang lingkup pengalaman belajar yang

sebagai sebuah proses transformasi

didik,

titik

Sedangkan musgave menekankan pada

Pendidikan dalam Islam dipahami

peserta

dengan

rambu-rambu

dimanapun

kapanpun juga.

terhadap

oleh

yakni kurikulum diposisikan sebagai

harus terus

dilakukan,

luas,

menekankan pada aspek fungsional

menjadi sangat penting. Karena itu,

menerus

lebih

berbeda. Ambil contoh Hirtsdan petters

sebagai sebuah proses perolehan ilmu,

ilmu

arti

kurikulum

karenannya banyak pakar memaknai

ilmu

sangat menentukan, maka pendidikan,

proses pencarian

sesungguhnya

mengandung

keilmuan

Karena

jantung

sebuah program pendidikan disekolah,

seseorang, di sampaing iman, juga di

(kearifan)

sebagai

Nata,

yang ditawarkan sebagai gaet dalam

Demikian juga tinggi rendahnya derajat

kualitas

(Abudin

seperangkat rangkaian mata pelajaran

jika tidak di barengi dengan ilmu.

oleh

ilmu

pendidikan tidak saja dimaknai sebagai

marifatullah.

Pribadatan seseorang juga akan hampa

tentukan

disiplin

Kurikulum

menggenal

mencapai

indikasi

bahwa filsafat pendidikan islam sebagai

memperoleh tempat dan posisi yang

dengan

mengandung

zamannya,

90

c. Pendidik

bersama

Guru menurut pandangan filsafat


progresivisme

adalah

setiap

individu

di

kelas

tersebut akan tujuan bersama sesuai

sebagai

dengan tanggungjawab masing-masing

penasihat, pembimbing, pengarah dan

dalam konteks pembelajaran di kelas,

bukan sebagai orang pemegang otoritas

serta konsisten pada tujuan tersebut

penuh yang dapat berbuat apa saja

(Imam Muis, 2004).

(otoriter) terhadap muridnya. Sebagai

Teori

progresivisme

pembimbing karena guru mempunyai

mengatakan

pengetahuan dan pengalaman yang

sebagai pembimbing aktivitas anak didik

banyak di bidang anak didik maka

dan

secara otomatis semestinya ia akan

kemungkinan lingkungan terbaik untuk

menjadi penasihat ketika anak didik

belajar. Sebagai Pembimbing ia tidak

mengalami

boleh

jalan

buntu

dalam

bahwa

tugas

ingin

berusaha

pendidik

memberikan

menonjolkan

diri,

ia

harus

memecahkan persoalan yang dihadapi.

bersikap

Oleh karena itu peran utama pendidik

memperhatikan

adalah membantu peserta didik atau

peserta

murid bagaimana mereka harus belajar

Pendekatan yang digunakan adalah

dengan diri mereka sendiri, sehingga

pendekatan

pesrta didik akan berkembang menjadi

keyakinan

orang dewasa yang mandiri dalam suatu

lebih penting dari pada hanya memberi

lingkungannya yang berubah.

informasi. Pendidik atau guru dan anak

didik

demokratis

dan

hak-hak

alamiah

secara

keseluruhan.

psikologis
bahwa

dengan

memberi motivasi

Menurut John Dewey, guru harus

didik atau murid bekerja sama dalam

mengetahui ke arah mana anak akan

mengembangkan program belajar dan

berkembang, karena anak hidup dalam

dalam aktualisasi potensi anak didik

lingkungan

dalam kepemimpinan dan kemampuan

yang

senantiasa

terjadi

proses interaksi dalam sebuah situasi

lain yang dikehendaki.

yang silih berganti dan sustainable


(berkelanjutan).
dalam

Prinsip

penerapannya

Dengan demikian dalam teori ini

keberlanjutan
berarti

pendidik/guru

bahwa

konsisten

harus

(istiqamah),

jeli,

telaten,

luwes,

dan

masa depan harus selalu diperhitungkan

cermat dalam mengamati apa yang

di

menjadi kebutuhan anak didik, menguji

setiap

pendidikan.

tahapan
Guru

dalam
harus

proses
mampu

dan

mengevaluasi

kepampuan-

menciptakan suasana kondusif di kelas

kemampuannya dalam tataran praktis

dengan cara membangungun kesadaran

dan realistis. Hasil evaluasi menjadi

91

acuan untuk menentukan pola dan

dalam lapangan pendidikan untuk dapat

strategi

merespon

pembelajaran

ke

depan.

segala

Dengan kata lain guru harus mempunyai

terjadi

kreatifitas dalam mengelola

pandangan

peserta

di

perubahan

yang

lingkungannya.
progresivisme

bertumpu

mengenai

didik, kreatifitas itu akan berkembang

belajar

dan berfariasi sebanyak fariasi peserta

mengenai anak didik sebagai mahluk

didik yang ia hadapi.

yang

pandamgan

mempunyai

dibandingkan
d. Peserta Didik

pada

Dan

mahluk

kelebihan
lain

(Imam,

Barnadib. 1994).

Teori progresivisme menempatkan

Secara institusional sekolah harus

pesrta didik pada posisi sentral dalam

memelihara dan manjamin kebebasan

melakukan pembelajaran. karena murid

berpikir dan berkreasi kepada para

mempunyai

murid,

kecenderungan

alamiah

sehingga

mereka

memilki

untuk belajar dan menemukan sesuatu

kemandirian dan aktualisasi diri, namun

tentang dunia di sekitarnya dan juga

pendidik tetap berkewajiban mengawasi

memiliki kebutuhan-kebutuhan tertentu

dan

yang

dalam

meluruskan kesalahan yang dihadapi

dan

murid khusunya dalam segi metodologi

kebutuhan tersebut akan memberikan

berpikir. Dengan demikian prasyarat

kepada murid suatu minat yang jelas

yang harus dilakukan oleh peserta didik

dalam mempelajari berbagai persoalan.

adalah sikap aktif, dan kreatif, bukan

harus

kehidupannya.

terpenuhi
Kecenderungan

Anak didik adalah makhluk yang

mengontrol

mereka

guna

hanya menunggu seorang guru mengisi

mempunyai kelebihan dibanding dengan

dan

makhluk-makhluk lain karena peserta

mereka. Murid tidak boleh ibarat botol

didik mempunyai potensi kecerdasan

kosong yang akan berisi ketika diisi

yang

satu

oleh penggunanya. Jika demikian yang

kelebihannya. Oleh karenanya setiap

terjadi maka proses belajar mengajar

murid mempunyai potensi kemampuan

hanyalah

sebagai bekal untuk menghadapi dan

knowledge dari seorang guru kepada

memecahkan

murid,

merupakan

salah

permasalahan-

mentransfer

ilmunya

berwujud

dan

ini

kepada

transfer

tidak

of

akan

permasalahannya. Tugas guru adalah

mencerdasakan sehingga dapat dibilang

meningkatkan

tujuan pendidikan gagal.

kecerdasan

potensial

yang telah dimiliki sejak lahir oleh setiap


murid

menjadi

kecerdasan

realitas

92

e. Teknik dan Pandangan Belajar


Menurut

teori

rasionalis

dan

empirik,

berkembang

pendidikan

berbagai konsepi atau teori pendidikan

progresivisme adalah mengajarkan cara

seperti misalnya. nativisme, empirisme

belajar yang tepat, sehingga seorang

dan konverguensi.disamping itu pula,

dapat belajar setiap saat dari realitas

muncul

secara mandiri, baik di dalam maupun di

essensialisme,

luar

rekonstruksionisme.

sekolah,

ataupun

pada

saat,

setelah

pendidikan
demikian

sedang,

menyelesaikan

formal.
sekolah

Dengan
akan

aliran

progresifisme,

perenialisme,

dan

Dalam konsepsinya, peserta didik

cara

diberi kebebasan baik fisiknya maupun

melahirkan

cara

berfikirnya,

supaya

individu-individu yang cerdas, kreatif,

mengembangkan

dan inovatif yang pada akhirnya dapat

kemampuan yang terpendam dalam

melakukan transformasi budaya positif

dirinya, tanpa terhambat oleh rintangan

kearah yang lebih baik dari masyarakat

yang dibuat oleh orang lain. Jadi,

yang progresif.

progresivisme
pendidikan

C. Model

Pendidikan

yang

mendapat

kritikan

Hal ini tak lepas dari peran John


Dewey seorang tokoh progresivisme,
dimana

paradigma dan patokan yang subtansial

pendidikan

artian bahwa liberal berarti fleksibel,


berani toleran dan transparan.

pendidikan itu sendiri masih abstrak dan


masih belum menyentuh realitas budaya

ALIRAN PENDIDIKAN ESENSIALISME

Indonesia. Dalam konteks pendidikan

mengedepankan

ini
corak

yang

setiap

sebagai the liberal road to culture dalam

dijadikan alasan, karena penampilan

saat

dalam

sangat

pandangannya, progresivisme dianggap

sebagai

ajang percobaan. Hal ini cukup kuat

modern

ini

pembaharuan pendidikan. Dan dengan

Sehingga

hanya

alirannya

berpengaruh

baik dalam tatanan teoritis filosofis

terkesan

sebab

Barnadib, 1987).

dari

di Indonesia belum menemukan sebuah

operasionalnya.

otoriter,

mapupun psikis peserta didik (Imam

berbagai pihak. Diantaranya, pendidikan

maupun

yang

menyutujui

mematikan daya kreasi baik secara fisik

Dunia pendidikan di Indonesia


kali

tidak

dan

pendidikan yang demikian itu akan

Berparadigma Progresivisme

sering

bakat

dapat

A. Konsep Pendidikan Esensialisme

lebih

a. Gerakan Back to Basic

pemikiran

93

c. Kurikulum

Kaum esensialis mengemukakan


bahwa sekolah harus melatih

atau

Beberapa

tokoh

idealisme

mendidik siswa untuk berkomunikasi

memandang

dengan jelas dan logis, keterampilan-

esensialisme,

keterampilan inti kurikulum haruslah

berpusat pada mata pelajaran (subjek

berupa membaca, menulis, berbicara

matter centered) dan berpangkal pada

dan berhitung, serta sekolah memiliki

landasan ideal dan organisasi yang

tanggung jawab untuk memperhatikan

kuat.

penguasaan

tersebut

terhadap

keterampilan-

bahwa
yaitu

Pengusaan

kurikulum

kurikulum

materi

merupakan

yang

kurikulum

dasar

yang

keterampilan tersebut. Menurut filsafat

esensialisme general education (filsafat,

esensialisme, pendidikan sekolah harus

matematika, IPA, sejarah, bahasa, seni

bersifat praktis dan memberi pengajaran

dan sastra) yang diperlukan dalam

yang logis yang mempersiapkan untuk

hidup belajar dengan tepat berkaitan

hidup mereka, sekolah tidak boleh

dengan disiplin tersebut akan mampu

mempengaruhi

mengembangkan pikiran (kemampuan

atau

menetapkan

kebijakan-kebijakan sosial.

nalar) siswa dan sekaligus membuatnya


sadar akan dunia fisik sekitarnya (Imam

b. Tujuan Pendidikan
Tujuannya
meneruskan

Barnadib, 1994).

adalah
warisan

untuk

budaya

Jadi,

dan

tujuan

bahagia

inti

pendidikannya

terakomulasi

dan

aliran

esensialisme adalah membentuk pribadi

warisan sejarah melalui pengetahuan


yang

umum

telah

didunia

dan

akhirat.

mencakup

Isi
ilmu

bertahan dalam kurun waktu yang lama,

pengetahuan, kesenian dan segala hal

serta merupakan suatu kehidupan yang

yang mampu menggerakan kehendak

telah teruji oleh waktu yang lama, selain

manusia.

itu

esensialisme

tujuan

pendidikan

esensialisme

Kurikulum

sekolah

merupakan

bagi

semacam

adalah mempersiapkan manusia untuk

miniatur

hidup, tidak berarti sekolah lepas tangan

sebagai ukuran kenyataan, kebenaran

tetapi

dan kegunaan. Maka dalam sejarah

sekolah

memberi

kontribusi

dunia yang bisa dijadikan

bagaimana merancang sasaran mata

perkembangannya,

pelajaran sedemikian rupa, yang pada

esensialisme menerapkan berbagai pola

akhirnya

kurikulum,

memadai

untuk

mempersiapkan manusia hidup.

seperti

kurikulum

pola

idealisme,

realisme dan sebagainya. Sehingga


peranan

94

sekolah

dalam

menyelenggarakan

pendidikan

bisa

Inisiatif proses pendidikan adalah

berfungsi sesuai dengan prinsip-prinsip

asimilasi dari mata pelajaran yang

dan

telah ditentukan.

kenyataan

sosial

yang

ada

dimasyarakat.

Sekolah

harus

mempertahankan

metode-metode trasdisional yang


d. Peranan Guru dan Sekolah.
Peranan

sekolah

bertautan dengan disiplin mental.


adalah

Tujuan

akhir pendidikan

adalah

memelihara dan menyampaikan warisan

untuk meningkatkan kesejahteraan

budaya dan sejarah pada generasi

umum

pelajar dewasa ini, melalui hikmat dan

demokrasi yang nyata.

pengalaman
disiplin

yang terakumulasi dari


tradisional.

mengenai

Selanjutnya

peranan

guru

merupakan

Metode-metode

tuntutan

tradisional

yang

bertautan dengan disiplin mental

banyak

merupakan

metode

yang

persamaan dengan perenialisme. Guru

diutamakan dalam pendidikan di

dianggap

sekolah.

sebagai

seorang

yang

menguasai lapangan subjek khusus dan

merupakan model contoh yang sangat

B. Karakteristik Aliran Esensialisme

baik

untuk digugu

merupakan

orang

pengetahuan,

dan

tiru.

yang

Guru

Esensialisme yang berkembang

mengusai

pada zaman Renaissance mempunyai

dan kelas berada di

tinjauan

yang

berbeda
mengenai

dengan

bawah pengaruh dan pengawasan guru

progressivisme

pendidikan

(Imam Barnadib, 1987).

dan kebudayaan. Jika progressivisme


menganggap pendidikan yang penuh

e. Prinsip-prinsip pendidikan
Prinsip-prinsip
esensialisme

dapat

fleksibelitas,

pendidikan

perubahan,

dikemukakan

Pendidikan

nilai-nilai
haruslah

tidak

terbuka
ada

untuk

keterkaitan

dengan doktrin tertentu, toleran dan

sebagai berikut :
-

serba

dapat

berubah

dan

dilakukan

berkembang, maka aliran Esensialisme

melalui usaha keras tidak begitu

ini memandang bahwa pendidikan yang

saja timbul dari dalam diri siswa.

bertumpu

Inisiatif

pendidikan

fleksibilitas dalam segala bentuk dapat

ditekankan pada guru bukan pada

menjadi sumber timbulnya pandangan

siswa.

yang berubah-ubah, mudah goyah dan

dalam

pada

dasar

pandangan

kurang terarah dan tidak menentu serta

95

kurang stabil. Karenanya pendidikan

berdasarkan

haruslah diatas pijakan nilai yang dapat

eksperimental, tersusun secara teratur

mendatangkan

telah

dan tidak dipaksakan mengikuti selera

teruji oleh waktu, tahan lama dan nilai-

pembuat kurikulum. Kedua, guru harus

nilai

mempunyai kelebihan dalam bidang

yang

terseleksi.

kestabilan

dan

memiliki

kejelasan

Nilai-nilai

yang

dan
dapat

ilmu

pengalaman

pengetahuan

edukatif,

dan

menguasai

memenuhi adalah yang berasal dari

bidang tersebut. Guru dalam mendidik

kebudayaan dan filsafat yang korelatif,

tidak boleh otoriter kepada anak didik,

Puncak refleksi dari gagasan ini adalah

tetapi guru seharusnya mengarahkan

pada

bagaimana cara belajar anak dengan

pertengahan

kedua

abad

ke

sembilan belas (Imam Barnadib, 1987).

baik menjalankan fungsinya sebagai


penunjuk

Idealisme dan Realisme adalah

jalan.

Ketiga

anak

aliran-aliran filsafat yang membentuk

memiliki

corak Esensialisme. Sumbangan yang

berkembang, aktif dan kreatif, serta

diberikan

ini

mempunyai kebebasan beraktualisasi

aliran

dalam menentukan langkah mereka.

filsafat ini bertemu sebagai pendukung

Keempat, lingkungan merupakan hal

Esensialisme, tetapi tidak lebur menjadi

yang tidak dapat dipisahkan dalam

satu. Berarti, tidak melepaskan sifat-sifat

menunjang

utama

masing-masing.

pendidikan.

modern

yang

bersifat

oleh

masing-masing

eklektik, artinya

eksponen

menjadi

esensialisme,

dua

Realisme
salah

satu

titik

berat

fisik;

sedangkan

untuk

keberhasilan
Kelima,

dalam

dalam
proses

pendidikan hendaknya metode lebih


dikedepankan dari pada materi.

tinjauannya adalah mengenai alam dan


dunia

kesempatan

didik

Pendidikan

esensialisme

idealisme

merupakan sebuah aliran pendidikan

modern sebagai eksponen yang lain,

yang tidak setuju terhadap praktek-

pandangan-pandangannya

praktek

bersifat

spiritual.

yang

pendidikan

progressivisme,

mengklaim bahwa pergerakan

progresivisme telah merusak standarC. Kesimpulan

standar intelektual dan moral diantara

Teori pendidikan yang dibangun

kaum muda. Metode yang digunakan

dari filsafat progresivisme oleh Jhon

adalah

Dewey sebagai tokoh utamanya, pada

menekankan pada inisiatif guru, guru

dasarnya

haruslah

mengutamakan

lima

hal.

Pertama, kurikulum hendaknya disusun

metode

orang

menguasai

96

tradisional

yang

terdidik

dan

dapat

pengetahuan

dan

kelas

semua itu harus berada di bawah


penguasaan

guru.

Esensialis

menginginkan agar sekolah berfungsi


sebagai penyampaian warisan budaya
dan sejarah yang mengandung nilai-nilai
luhur

para

pengetahuan

filosof

sebagai

dimana

ahli

nilai-nilai

kebudayaan itu masih tetap terjaga dan


kekal.

DAFTAR RUJUKAN
Abudin, Nata, Filsafat Pendidikan Islam.
Ciputat. Wacana Ilmu dan
Pemikiran. 1996.
Ahmad, Tafsir, Filsafat Ilmu Mengurai
Ontologi, Epistimologi dan dan
Aksiologi Pengetahuan. Remaja
Rosdakarya. 2004
Abudin, Nata, Metodologi Studi Islam,
Jakarta. Raja Grafindo Persada.
2003
Imam, Barnabid, Filsafat Pendidikan,
Sistem Dan Metode, Yogyakarta,
Andi Offset, 1988.
Imam,

Muis. Pendidikan Partisipatif


Menimbang Konsep Fitrah dan
Progresivisme John Dewey,
Yogyakarta: Safira Insani Press,
2004.

Imam,

Barnadib. Filsafat Pendidikan,


Sistem dan Metode. Yogyakarta.
1987, hlm 29.

97

Anda mungkin juga menyukai