Proposal MCRMP Pengelolaan Sumberdaya Alam Skala Kecil
Proposal MCRMP Pengelolaan Sumberdaya Alam Skala Kecil
Pendahuluan
Wilayah pesisir dan lautan Indonesia merupakan suatu kawasan yang sangat
strategis baik ditinjau dari segi tehnik, keamanan, social maupun ekonom. Hal
tersebut dapat dipahami karena sekitar 140 juta penduduk Indonesia mendiami
wilayah pesisir dan sekitar 16 juta tenaga kerja terserap oleh industri dipesisir
dengan memberikan kontribusi sebesar 20,06% terhadap devisa Negara. Disamping
itu wilayah pesisir Indonesia dengan garis pantai sepanjang 81.000 km memiliki
habitat / ekosistim yang produktif serta memiliki keanekaragaman hayati yang
tinggi yaitu ekosistim terumbu karang, ekosistim estuaria dan ekosistim padang
lamun.
Pada dasarnya sumberdaya alam dan potensi pembangunan kelautan lainnya
secara geografis tersebar diperairan laut dalam dan laut kepulauan serta diwilayah
wilayah yang menghadap samudera Hindia dan Pasifik serta laut Negara tetangga.
Untuk mendukung pembangunan sumberdaya kelautan yang tersebar dikedua
wilayah laut tersebut, maka diperlukan pengembangan kota pantai dan kawasan
kepulauan menurut prinsip prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable
development). Untuk memanfatkan potensi tersebut secara berkelanjutan maka
perlu diterapkan strategi pemnafaatan dalam batas batas yang ramah linkungan,
melindungi dan mengkonsevasi wilayah tertentu secara merehabilitasi wilayah
pesisir yang rusak. Strategi ini semua diintegrasikan dalam pendekatan pengelolaan
wilayah pesisir terpadu (integrated Coastal Management / ICM).
Sejalan dengan perkembangan yang terjadi, maka wilayah pesisir juga telah
mengalami tekanan yang cukup berat, dan secara signifikan telah terjadi eskalasi
degradasi kawasan pesisir pantai yang cukup memprihatinkan. Kecendrungan
meningkatnya degradasi lingkungan pesisir pantai di Indonesia antara lain ditandai
dengan meningkatnya kerusakan habitat (mangrove, terumbu karang, padang lamun
dan estuari ), dan perubahan garis pantai yang diakibatkan oleh abrasi dan erosi.
Telah meningkat secara nyata, baik dari segi cakupan wilayah maupun intensitas
serta dampak yang ditimbulkan, eskalasi dan intensitas abrasi dan erosi tersebut
antara lain dipicu oleh adanya kegiatan manusia secara langsung maupun tidak
langsung sehingga apabila terjadi ganguan terhadap kondisi lingkungan maupun
kondisi fisik wilayah pesisir maka secara langsung akan mempengaruhi semua
sector yang berada ataupun mempunyai berkaitan dengan pemanfaatan atau
keberadaan wilayah pesisir.
Tujuan
Tujuan Pelaksanaan Kegiatan pengelolaan sumberdaya alam skala kecil adalah :
Melakukan identifikasi dana analisis isu isu berupa potensi dan permasalahan
sumberdaya alam yang terdapat didaerah studi
Melaksanakan perencanaan pengelolaan sumberdaya alam skala kecil dengan
melibatkan masyarakat.
Pembentukan kelompok inti untuk rencana pengelolaan sumberdaya alam skala
kecil
Melaksanakan pelatihan kelompok inti untuk persiapan perencanaan dan
penyusunan rencana pengelolaan
Melaksanakan pengelolaan sumberdaya alam sesuai dengan rencana yang telah
disusun dan disepakati oleh masyarakat
Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui kegiatan pelatihan
pengelolaan sumberdaya alam skala kecil.
Melaksanakan
pembinaan
terhadap
pelaksanaan
kegiatan
pengelolaan
3.
Sasaran
Teridentifikasinya potensi dan permasalahan sumberdaya alam yang terdapat
didaerah studi
Terlaksananya beberapa kegiatan sesuai dengan rencana yang telah disusun oleh
masyarakat
Berkurangnya kerusakan dan pencemaran serta terciptanya kondisi lingkungan
yang lebih baik
Meningkatnya kualitas sumberdaya pesisir sehingga terciptanya peningkatan
kesejahteraan masyarakat
4.
5.
Luaran (Output)
Adapun keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah :
1. Dokumen perencanaan pengelolaan sumberdaya alam skala kecil.
2. Pembangunan sarana dan prasarana untuk mendukung pengelolaan sumberdaya
alam skala kecil
3. Leaflet dan brosur hasil Pengelolaan sumberdaya alam skala kecil
6.
Lokasi
Adapun lokasi kegiatan pengelolaan sumberdaya skala kecil ini adalah Desa Bajo
Kec. Tilamuta dan Desa Keramat Kecamatan Mananggu.
7.
KEGIATAN
1.
2.
Persiapan
Identifikasi isu isu, potensi dan
3.
permasalahan
Pembentukan
kelompok
BULAN
2
3
4
dan
4.
5.
8.
Tenaga
Coastal
Kualifikasi
o
Management
Ahli
tehnik
lingkungan
3
Ahli Perikanan
Ahli Perikanan
Ahli tehnik
pantai
Ahli
kelembagaan
Asisten tehnik
kelembagaan
adalah
S2
ilmu
kelembagaan
9.
Pembiayaan
yang
Kegiatan pengelolaan sumberdaya alam skala kecil ini dibiayai oleh proyek
Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut Tahun Anggaran 2003.
10.
Penutup
Demikianlah kerangka acuan ini dibuat agar dapat digunakan sebagai pedoman
didalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumberdaya alam skala kecil untuk
Tahun Anggaran 2003
Tilamuta,
Pimbagpro MCRMP
KetuaPokjaMCRM
Kabupaten Boalemo
Kabupaten Boalemo
DrsTeguh Jatmika
2002
PENDAHULUAN
a. Kondisi Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut
Dalam satu decade belakangan ini banyak pihak berkepentingan yang
memanfaatkan suberdaya pesisir dari jenis yang sama atau wilayah pesisir yang
sama khususnya diwilayah yang pembangunannya pesat. Masing-masing pihak
berkepentingan memegang dasar hokum, peraturan dan kebijakan dari instansi
pusat yang berwenang. Kebijakan tersebut memuat maksud, tujuan, dan target
dalam memanfaatkan sumber daya pesisir. Untuk mnecapai kebijakan tersebut,
setiap instansi menyusun perencanaan sendiri, sesuai dengan tugas dan fungsi
sektornya.namun kurang mengakomodir kepentingan sector lain, daerah dan
masyarakat setempat dan lingkungannya. Perbedaan tujuan, sasaran dan rencana
memicu kompotisi pemanfaatan dan tumpang tindih pengelolaan. Tumpang tindih
perencanaan
dan kompotisi
pemanfaatan
memicu
konflik pemanfaatan.
2) Informasi
pengelolaan,
3) Transparansi dalam pengalokasian pemanfaatan sumberdaya, dan
4) Keterlibatan masyarakat local dan pemerintah daerah dalam pengelolaan
sumberdaya laut.
Tekanan terhadap sumberdaya pesisir dan laut semakin memburuk dalam
krisis ekonomi sekarang ini. Penurunan kualitas lingkungan dan sumberdaya alam
telah memberikan dampak negatif bagi masyarakat pesisir khususnya nelayan
kecil.
b. Program Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan laut (Marine And Coastal
Resources Management Project).
Dimulai pada Tahun Anggaran 2002, Pemerintah Indonesia bekerjasama
dengan Asian Development Bank memulai pelaksanaan Program Marine And Coastal
Resources Management (MCRMP). Program ini dilaksanakan oleh 15 Propinsi dan
43 kabupaten / Kota dan dikoordinasikan ditingkat Nasional oleh DKP melalui Ditjen
P3K. MCRMP akan mendukung pemerintah daerah dan Instansi terkait baik pusat
maupun daerah dalam hal penguatan kapasitas perencanaan dan pengelolaan
sumberdaya pesisir dan laut, serta mengatasi permasalahan permasalahan yang
muncul dalam pengelolaan sumberdaya selama proses desentralisasi berjalan.
MCRMP dimaksudkan
untuk
berkelanjutan sumberdaya
memperbaiki
dan
meningkatkan
pengelolaan
2.
3.
4.
Pelaksanaan
investasi
skala
kecil
pengelolaan
MCRMP
dalam
pelaksanaannya
mengedepankan
proses
proses
akan
research extension
dalam rangka
II.
TUJUAN
Tujuan dari adaptive research dan extension ini adalah mengidentifikasi
2.
4.
IV . BENTUK KEGIATAN
- Penelitian apliksi
- Pendampingan dan penyuluhan
- Aplikasi Hasil Penelitian Dalam Bentuk Demplot
V. OUPUT YANG DIHARAPKAN
- Minimal 70% dari jumlah kelompok sasaran memiliki kesadaran lingkungan, dan
pemahaman yang luas terhadap permasalahan ekosistem di daerahnya , serta memiliki
pengetahuan praktis mengenai pengelolaan sumber daya laut dan pesisir.
- Di peroleh Data dan informasi yang sistematis tentang karakter bio- ekosistem laut dan
pesisir, sarana dan prasarana pendukung serta kondisi social ekonomi masyarakat .
- Di peroleh dokumen teknis yang mencakup data dan informasi hasil kajian aplikasi
Demplot mata pencaharian alternative masyarakat laut dan pesisir .
METODOLOGI
2.1
KEGIATAN
Persiapan dan
koordinasi
Analisis data
dan
9 10
11
12
13
16
17
survey
lapang
Pelaksanaan
kegiatan
Perumusan
dan
Rekomendasi
5
2.2
hasil
Pelaporan
Metode Research
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode penelitian parsitifatip
2.3.
Tahapan Research
1
8
19
20
Kegiatan yang dilaksanakan dalam studi ini meliputi tahapan sebagai berikut :
1.
2.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dibagi menjadi tiga tahapan Yaitu: (1) survey Pendahuluan
untuk mengumpulkan data sekunder berupa peta- peta ijin lokasi dan usulan
pencadangan areal , pete- peta perncanaan (RTRWN, RTRWP,RTRWK) peta
sistem irigasi, Peta tata guna Tanah dan Peta rupa bumi; (2) Survei pengumpulan
data-data sekunder dan primer di tingkat kabupaten dan kecamatan dilokasi ; (3)
survei untuk penetapan skala prioritas program pengembangan wilayah setelayh
diskusi dengan berbagai instansi terkait. Secara umum data yang di kumpulkan
terdiri dari 2 jenis data yaitu : data primer data sekunder . Kegiatan pengumpulan
data sekunder di laksanakan di instansi tingkat pusat , propinsi , kabupaten ,
kecamatan yang terdiri dari instansi : Biro Pusat Statistik dan kantor Statistik
Daerah , Badan koordinasi Survei dan Pemetaan Nasioanal , Pusat penelitian
Tanah dan Agroklimat , Departemen dan Dinas Pertanian serta badan Pertanahan
Nasioanal. Pengumpulan data primer dilaksanakan dengan terlebih dahulu
menyusun kuesioner . yang ditunjukan pada berbagai dinas terkait.
3.
2.3
NO
Tenaga Ahli
Jumlah
1
2
3
4
5
1 ( orang )
1 ( orang )
1 ( orang )
1 (Orang )
1 ( Orang )
3.4. Penutup
Demikian Proposal ini disampaikan untuk dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan lebih lanjut
Tilamuta,10
Juli 2002
Pimbagpro MCRMP
Kabupaten Boalemo
Kabupaten Boalemo
DrsTeguh Jatmika
PENDAHULUAN
a.
yang
memanfaatkan sumberdaya pesisir dari jenis yang sama atau di wilayah pesisir yang
sama, khususnya di wilayah pesisir yang pembangunannya pesat. Masing masing
pihak yang berkepentingan memegang dasar hukum, peraturan dan kebijakan dari
instansi pusat yang berwenang. Kebijakan tersebut memuat maksud, tujuan, dan
target dalam memanfaatkan sumberdaya pesisir. Untuk mencapai kebijakan tersebut,
setiap instansi menyusun perencanaan sendiri, sesuai dengan tugas dan fungsi
sektornya, namun kurang mengakomodir kepentingan sektor lain, daerah dan
masyarakat setempat dan lingkungannya. Perbedaan tujuan, sasaran dan rencana
memicu kompetisi pemanfaatan dan tumpang tindih pengelolaan. Tumpang tindih
perencanaan dan kompetisi, pemanfaatan memicu konflik pemanfaatan. Perencanaan
sektoral tersebut tidak bisa dikoordinasikan pemerintah daerah karena belum ada
kewenangannya diperairan laut.
Undang undang Pemerintahan Daerah No. 22 Tahun 1999, memberikan mandat
otonomi bagi pemda dalam pengelolaan sumberdaya pesisirnya mulai Bulan Januari
Tahun 2001. Pasal 3 dan 10 UU No. 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa wilayah
daerah Propinsi terdiri atas wilayah darat dan wilayah laut sejauh 12 mil laut yang
diukur dari garis pantai kearah laut, dan wilayah daerah kabupaten/ kota adalah
sejauh 1/3 dari wilayah laut daerah propinsi. Kewenangan pemda meliputi
kewenangan eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumberdaya alam,
serta tanggung jawab untuk melestarikannya.
Praktek pengelolaan saat ini belum cukup memenuhi tujuan dari perlindungan dan
pemanfaatan berkelanjutan dari sumber daya pesisir dan pantai tersebut. Eksploitasi
dan pemanfaatan sumberdaya telah mengakibatkan kerusakan lingkungan yang luas.
Kondisi yang terjadi saat ini kurang lebih sebagian besar oleh tidak adanya :
Pendekatan
terpadu
dalam
perencanaan
dan
dan
data
sebagai
dasar
dalam
sumberdaya, dan
Tekanan terhadap sumberdaya pesisir dan laut semakin memburuk dalam krisis
ekonomi sekarang ini. Penurunan kualitas lingkungan dan sumberdaya alam telah
memberikan dampak negative bagi masyarakat pesisir khususnya nelayan kecil.
b.
dengan Asian Development Bank memulai pelaksanaan Program Marine And Coastal
Resources Management (MCRMP). Program ini dilaksanakan oleh 15 Propinsi dan
43 kabupaten / Kota dan dikoordinasikan ditingkat Nasional oleh DKP melalui Ditjen
P3K. MCRMP akan mendukung pemerintah daerah dan Instansi terkait baik pusat
maupun daerah dalam hal penguatan kapasitas perencanaan dan pengelolaan
sumberdaya pesisir dan laut, serta mengatasi permasalahan permasalahan yang
muncul dalam pengelolaan sumberdaya selama proses desentralisasi berjalan.
MCRMP dimaksudkan
untuk
berkelanjutan sumberdaya
memperbaiki
dan
meningkatkan
pengelolaan
2.
3.
4.
Pelaksanaan
investasi
skala
kecil
pengelolaan
II.
TUJUAN
III.
persepsi
akan
pentingnya
dari
masyarakat
terhadap
rencana strategis dan rencana Zonasi kawasan MCMA khususnya terkait dengan
kegiatan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut oleh masyarakat, kearifan
local, hukum adat, dan hak hak adat diwilayah pesisir.
IV.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 (dua) hari mencakup aktifitas aktifitas sebagai
berikut :
a.
b.
Pelaksanaan lokakarya
V.
KEBUTUHAN DANA
Kebutuhan anggaran bagi kegiatan ini dialokasikan pada anggaran DIP Bagian
Proyek Pengelolaan Sumberdaya pesisir dan laut TA. 2003.
Tilamuta,10
Juli 2002
Pimbagpro MCRMP
KetuaPokjaMCRM
Kabupaten Boalemo
Kabupaten Boalemo
DrsTeguh Jatmiko
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Melihat realitas yang terjadi belakangan menunjukkan bahwa suasana
dilematis muncul dalam pemanfaatan SDA kelautan. Persoalannya adalah disatu sisi
pemanfaatannya baca : eksploitasi belum optimal, sedangkan disisi lain
munculnya berbagai kerusakan diperairan laut akibat pemanfaatan SDA tanpa
mempertimbangkan aspek kelestarian alam.
Kondisi diatas semakin krusial dengan lemahnya dukungan peraturan
perundang undangan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut yang selama ini
dirasa belum menampung semua aspirasi stakeolder bahkan kebanyakan masih
bersifat sektoral serta belum memihak pada kepentingan masyarakat pesisir dan
lebih penting lagi adalah kelestariannya sumberdayanya.
Melihat kenyataan diatas, Pemerintah Indonesia telah menandatangani Loan
Agreement dengan pihak ADB untuk pelaksanaan Marine and coastal Resources
management Project (MCRMP). Proyek MCRM dimaksudkan untuk memperbaiki
dan meningkatkan pengelolaan berkelanjutan sumberdaya alam bagi kepentingan
perlindungan lingkungan dan pembangunan social ekonomi dalam kerangka
desentralisasi pemerintahan di lima belas provinsi. Hal ini akan dicapai antara lain
melalui peningkatan kerangka hukum dan peraturan dalam pengelolaan sumberdaya
beserta penegaknya tercakup dalam komponen Legislative Review and law
Enforcement.
Kabupaten Boalemo merupakan salah satu Kab/Kota yang mendapatkan
program MCRMP ini .Sebagai sebuah kabupaten yang baru dimekarkan pada tahun
2000,maka institusional (Perda) mengenai pengelolaan pesisir dan pantai belumlah
terbentuk walaupun sudah ada hanya sebatas pada perda retribusi hasil perikanan
belum mencakup perda pengelolaan pesisir dan laut secara keseluruhan.berangkar
dari kondisi ini perlu didorong Kabupaten untuk menyusun Naskah akademisi
Perda Penyelolaan pesisir dan laut secara partisipasi dengan melibatkan semua
stockholder yang ada sehingga dapat melahirkan Konsep Ranperda Pengelolan
Pesisir dan laut yang Akomodatif.
1.2 Latar Belakang
Kajian ini bermaksud menyediakan kerangka hukum dan peraturan dalam
pengelolaan sumberdaya beserta penegakkannya yang include dalam komponen
Law Enforcement.
1.3 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya pekerjaan penyusunan Peraturan Daerah Sektor Kelautan
dan Perikanan ini adalah sebagai berikut :
a.
rangka
mendorong
penyusunan
Naskah
akademisi
Perda
Pengelolaan Pesisir
b.
c.
1.4 Lokasi
Lokasi kajian Peraturan Daerah pesisir dan laut meliputi seluruh wilayah
Kabupaten Boalemo terutama wilayah yang memiliki pesisir laut.
1.5 Pendanaan
Keseluruhan kegiatan ini dibiayai melalui dana Marine And Coastal Resources
Management Project Kabupaten Boalemo Tahun Anggaran 2003.
b.
c.
d.
2.
Hasil yang ingin dicapai lewat pelaksanaan kegiatan studi Kajian PERDA sector
kelautan dan perikanan adalah :
a.
ini untuk
perda
Tenaga Ahli
Kebutuhan akan tenaga ahli dalam pelaksanaan kegiatan pengkajian ini adalah
sebagai berikut.:
No
1
2
3
4
Keahlian
Ahli Sumber daya pesisir
Ahli hukum
Ahli kelembagaan
Ahli sosiologi
Pendidikan
Master
Master
Master
Master
Pengalaman
Minimal 5 tahun
Minimal 5 tahun
Minimal 5 tahun
Minimal 5 tahun
Keahlian
Tenaga administrasi
Operator computer
4.
Pendidikan
DI
SLTA
Pengalaman
Minimal 3 tahun
Minimal 1 tahun
Metode Studi
Studi kajian peraturan daerah sector kelautan dan perikanan
dilaksanakan
melalui :
a.
Library Research
Library research dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran tentang
Peraturan Daerah existing. Disamping itu bergabai dokumen lain yang
berkaitan dengan sector perikanan dan kelautan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan.
b.
c.
Analisis
Analisis penyusunan studi kajian peraturan daerah sector kelautan dan
pesisir dilakukan berdasarkan hasil pengumpulan data melalui point 3
bagian a dan b diatas.
5.
III. PELAPORAN
Pelaporan pelaksanaan kegiatan meliputi 4 (empat ) tahap dimana 2 (dua) tahap pertama
yaitu tahap pertama yaitu tahap pelaporan pendahuluan dan laporan akhir (final report)
dipresentasikan dihadapan tim tehnis Pokja MCRM Kabupaten Boalemo. Presentasi
dimaksudkan untuk memberi masukan guna penyempurnaan pelaksanaan kegiatan.
Sedangkan laporan draft akhir dimaksudkan kepada pimpinan Proyek untuk diteliti lebih
lanjut.
1.
Laporan Pendahuluan
Laporan ini berisi :
IV.PENUTUP
Hasil Kegiatan Komponen kajian dan review Hukum Peraturan Daerah ini diharapkan
dapat dijadikan bahan untuk perbaikan / penyempurnaan Perda yang terkait dengan
pengelolaan Pesisir dan Laut, sehingga Perda tersebut dapat lebih komprehensif guna
mengakomodasikan kepentingan masyarakat dan lingkungan
Tilamuta,10
Juli 2002
Pimbagpro MCRMP
KetuaPokjaMCRM
Kabupaten Boalemo
Kabupaten Boalemo
DrsTeguh Jatmiko