2. Tiap chop dalam katalog terdiri atas sampel/contoh yang mewakili jumlah
yang akan dijual dan diserahkan kepada pembeli beserta katalognya,
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum auction dimulai.
3. Pada hari auction, pembeli mengajukan penawarannya secara langsung dan
terbuka kepada pelaksana auction, dalam suatu persaingan yang sehat untuk
setiap chop.
4. Penawaran diajukan dalam USD Cents/Kg dengan kondisi penyerahan Free
Carrier-Container Yard origin (FCA-CY origin) pelabuhan muat. Tanggung
jawab penjual terbatas sampai penyerahan barang dalam katalog di Container
Yard (CY) pelabuhan muat sesuai yang dicantumkan didalam katalog. Karena
tanggung jawab penjual hanya sampai penyerahan di Container Yard (sesuai
incoterms), maka Terminal Handling Charge origin (THC origin) dan
Document Fee sudah termasuk di dalam Freight dan menjadi beban pembeli.
Dalam hal penyerahan barang berbeda dengan ketentuan tersebut diatas
(untuk Blending Tea dan lain-lain), akan diberlakukan ketentuan khusus
melalui kontrak atau amandemen kontrak berdasarkan kesepakatan antara
pembeli dan penjual. Pengapalan barang yang tidak menggunakan pallet tidak
diberikan penggantian biaya pallet.
5. Penawaran dilakukan secara kompetitif dengan kenaikan minimal 1(satu)
USD Cents.
6. Penawar tertinggi akan ditetapkan sebagai pemenang jika menurut pelaksana
auction harga tersebut seimbang dengan harga limit yang ditetapkan oleh tim.
7. Kepada penawar tertinggi untuk partai yang tidak dilepas saat auction dapat
diberikan hak opsi untuk melakukan negoisasi setelah auction sampai jam
12.00 WIB hari berikutnya. Bila hak opsi telah dilalui maka kesempatan
dapat diberikan kepada pembeli lain yang berminat.
8. Partai teh yang tidak terjual dalam auction dapat ditawarkan kembali melalui
auction yang dilaksanakan pada minggu berikutnya, atau dijual secara free
sales.
Biasanya setengah jam sebelum lelang dimulai, panitia lelang bersama
dengan perwakilan dari PT. Perkebunan Nusantara akan mendiskusikan harga
price limit yang diinginkan. Price limit ditentukan berdasarkan record harga
39
terendah yang pernah dialami oleh grade dan kebun yang bersangkutan. Dalam
jalannya pelelangan, jika terdapat beberapa chop yang mengalami withdrawn,
maka akan didiskusikan kembali setelah auction apakah barang tersebut akan
dilepas atau tidak dengan harga negosiasi antara buyer dengan pihak
penyelenggara lelang. Jika masih belum terdapat kesepakatan, maka chop tersebut
akan dijual secara private sales.
Nama Perusahaan
No
Nama Perusahaan
11
12
13
CV. Padekersa
14
UD. Intraco
15
Yoosuf Akbani
16
17
18
19
Finlays Beverage
10
Sumber : Data Primer PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT. KPB Nusantara) (2011)
40
Jumlah peserta lelang pada Jakarta Tea Auction juga cenderung tetap,
sejak tahun 2001, Jakarta Tea Auction hanya diikuti oleh segelintir peserta.
Sedikitnya jumlah peserta pada Jakarta Tea Auction disebabkan oleh
diperlukannya beberapa syarat pendaftaran terlebih dahulu untuk menjadi peserta
lelang, sehingga hanya anggota yang memenuhi syarat yang diajukan oleh PT.
KPB Nusantara sebagai peserta lelang yang bisa mengikuti proses pelelangan di
Jakarta Tea Auction. Adapun beberapa syarat yang diajukan oleh PT. KPB
Nusantara agar seseorang atau sebuah perusahaan dapat menjadi peserta lelang di
Jakarta Tea Auction adalah sebagai berikut:
1. Company Profile.
2. Akte Pendirian Perusahaan yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman.
3. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).
4. Surat Ijin Tempat Usaha (SITU).
5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
6. Perusahaan Kena Pajak (PKP).
7. Laporan Keuangan Perusahaan tahun terakhir dan setiap tahun diperbaharui.
8. Surat Penunjukan sebagai agen pembelian (buying agent) dari Principal di
Luar Negeri. Principal tersebut adalah Perusahaan yang telah terdaftar pada
Kedutaan Besar Republik Indonesia. (KBRI) dan memiliki referensi bank
setempat.
9. Surat jaminan yang menyatakan bahwa teh yang dibeli pasti akan dibayar
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari dan dikapalkan selambat-lambatnya
45 (empat puluh lima) hari setelah tanggal kontrak.
10. Jaminan dalan bentuk Bank Garasi atau Bank Deposit senilai minimal US$.
10.000.
5.1.4. Grade Teh Hitam & Destinasi Ekspor Jakarta Tea Auction
Mayoritas teh yang dilelang di Jakarta Tea Auction merupakan teh yang
diproduksi oleh PT. Perkebunan Nusantara. Dikarenakan fungsi awal dari PT.
KPB Nusantara, adalah sebagai pemasar dari produk yang dihasilkan oleh PT.
Perkebunan Nusantara. Hingga saat ini di Jakarta Tea Auction, perkebunan rakyat
41
dan perkebunan swasta belum memiliki peran dalam pelelangan, sehingga belum
semua teh yang dihasilkan di Indonesa dilelang di Jakarta Tea Auction.
Tabel 8. Jumlah Teh yang Dilelang di Jakarta Tea Auction Menurut Jenis Teh
Tahun 2008-2010 (dalam kilogram)
Jenis Teh
Tahun
2007
2008
2009
2010
Ortodoks
BOPI
253.320
557.880
432.200
213.320
BOP
2.917.360
2.774.040
1.495.000
2.286.460
BOPF
4.070.080
2.494.660
1.614.300
3.264.920
PFANN
7.462.420
5.613.640
3.849.540
5.874.580
DUST
5.198.200
4.526.980
3.335.160
4.106.360
BT
2.965.320
2.804.920
1.677.560
3.030.760
BP
1.224.820
1.375.300
914.100
1.084.940
PFANN II
2.411.840
2.647.000
2.025.100
2.744.380
DUST II
1.885.620
1.947.300
1.441.620
2.114.840
BT II
1.481.720
1.792.700
1.270.400
2.366.880
BP II
529.700
773.420
575.300
523.800
1.125.300
1.364.220
827.800
1.477.660
DUST III
DDUST IV
70.000
FANN III
340.440
Total Othodox
31.525.700
28.672.060
19.458.080
29.499.340
CTC
BP1
963.000
785.980
563.520
773.360
PF1
1.593.340
1.705.760
1.291.710
1.552.260
PD
1.275.820
1.321.600
1.163.430
1.479.580
FANN
2.563.120
2.220.780
2.166.340
2.532.480
D1
1.308.760
1.342.640
1.206.000
1.434.220
D2
1.045.980
995.620
1.044.720
1.070.860
D3
20.800
18.200
15.600
PWD
MB
Total CTC
Total Lelang
8.770.820
8.390.580
7.435.720
8.858.360
40.296.520
37.062.640
26.893.800
38.357.700
42
Jenis teh yang dilelang di Jakarta Tea Auction mayoritas merupakan teh
hitam Ortodoks dan CTC (Crush, Tearing, dan Curling), dengan proporsi jumlah
teh hitam ortodoks yang dilelang tiga kali lebih banyak jika dibandingkan dengan
teh hitam jenis CTC (Tabel 8). Jumlah volume lelang teh ortodoks di Jakarta Tea
Auction pada tahun 2010 berjumlah 29.499.340 kg, sedangkan volume lelang
CTC hanya sekitar 8.858.360 kg. Hal ini disebabkan mayoritas pabrik pengolahan
teh milik PT. Perkebunan Nusantara merupakan pabrik pengolahan teh ortodoks.
Pada tabel 8, grade Dust mutu I menempati urutan kedua dari jenis grade yang
dilelang terbanyak sesudah Fanning.
Teh yang sudah dilelang akan dikirm ke pelabuhan untuk dikirimkan ke
gudang milik tea traders sebelum dikirimkan ke luar negeri, atau ada juga yang
langsung dikirimkan ke luar negeri. Mayoritas teh hasil pelelangan teh di Jakarta
Tea Auction diekspor ke Rusia, yakni berjumlah 8.282.100 kg pada tahun 2010.
Jumlah ini merupakan jumlah yang cukup banyak jika dibandingkan negaranegara lain. Hal ini disebabkan fokus dari pasar ekspor teh Indonesia difokuskan
kepada Rusia.
Tabel 9. Volume dan Negara Tujuan Ekspor Teh Indonesia Tahun 2007-2010
(dalam kilogram)
Tahun
Negara Tujuan
2007
2008
2009
2010
Rusia
7.769.440
11.400.555
9.884.800
8.282.100
Malaysia
5.397.440
4.877.740
4.187.100
4.830.160
Pakistan
4.919.720
5.784.127
4.771.225
3.858.180
Inggris
8.608.220
4.731.380
5.049.100
3.480.920
Jerman
2.989.200
4.019.640
3.308.063
2.861.880
AS
3.365.140
3.131.600
2.668.340
2.458.400
Belanda
2.158.950
3.319.700
2.699.758
2.083.760
U.E.A
1.204.490
3.084.140
3.442.280
1.601.788
India
2.063.760
2.547.320
2.236.640
1.106.104
Mesir
742.880
969.720
755.260
590.700
Polandia
290.180
291.040
146.160
548.900
Lainnya
3.309.770
3.169.544
2.424.120
3.138.600
Total Ekspor
42.819.190
47.326.506
41.572.846
34.841.492
Sumber: Data Primer PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT. KPB Nusantara) (2011)
(diolah)
43
Berdasarkan hasil penelitian dari PPTK (Pusat Penelitian Teh dan Kina),
Rusia memiliki tren permintaan teh hitam curah yang meningkat pada awal 2002.
Selain permintaan yang meningkat jenis grade yang diminta oleh pasar Rusia
(yakni leafy dan broken grade) dan persyaratan jenisnya sesuai dengan standar teh
Indonesia (medium dan low gown tea). Sehingga untuk jangka waktu tahun 2003 2010, Indonesia menjadikan Rusia sebagai salah satu target pasarnya.
Selain Rusia, Indonesia juga mengekspor teh dengan grade, broken dan small
grade (grade Dust termasuk ke dalam small grades) ke negara-negara seperti
Malaysia, Pakistan, Inggris, Jerman, AS, dan Belanda. Dikarenakan preferensi
jenis teh yang diminta sesuai dengan jenis teh yang ditanam di Indonesia (medium
dan low gown), dengan standar mutu yang sedan, sehingga dengan mudah
Indonesia dapat memasuki pasar di Eropa Timur dan Amerika Serikat.
5.2.
dimana untuk nomor satu dipegang oleh Cina, hal ini dapat dilihat pada tahun
2010, yang mana produksi teh Sri Lanka mencapai 331.426.287 kg dengan luasan
area tanam mencapai 221.969 Ha Tanaman teh mulai ditanam di Sri Lanka
menggantikan tanaman kopi pada periode 1880-an. Hal ini dilakukan untuk
menghadapi permintaan terhadap teh dunia yang meningkat setiap tahunnya.
Hingga saat ini tanaman teh terus berkembang di Sri Lanka, menjadi salah satu
komoditi unggulan dalam bidang pertanian.
Jenis teh yang ditanam di Sri Lanka mayoritas antara lain; high gown,
medium gown, dan low gown tea. Mayoritas teh yang diproduksi di Sri Lanka
merupakan teh ortodoks dengan jumlah produksi pada tahun 2010 sebesar
309.703.394 kg, jika dibandingkan dengan CTC sebesar, 18.385.666 kg. Metode
pengolahan teh CTC sendiri baru dilakukan di Sri Lanka pada tahun 1983.
Colombo Tea Auction dibuka pada tahun 1883 oleh Ceylon Chamber of
Commerce, sebagai salah satu pusat perdagangan teh yang produksi Sri Lanka.
Awalnya fokus Colombo Tea Auction pada tahun 1947 adalah Colombo Tea
Auction menjadi salah satu pusat pelelangan teh pusat di dunia, karena London
44
Tea Auction dialihkan menuju Colombo dan Kolkata. Hingga pada akhirnya
London Tea Auction tutup pada tahun 1998 dan Colombo Tea Auction
berkembang menjadi salah satu auction teh kedua terbesar di dunia, dimana
urutan pertama dipegang oleh Mombasa Tea Auction (Kenya)
Tabel 10. Produksi Teh Sri Lanka Tahun 2006-2010 (dalam kilogram)
Tahun
Jenis Teh
Ortodoks
CTC
2006
288.000.000
19.000.000
2007
285.000.000
16.000.000
2008
298.949.958
16.532.846
2009
272.986.931
13.628.518
2010
309.730.394
18.385.666
Hingga saat ini, Colombo Tea Auction menjadi salah satu auction tertua
yang masih berjalan di dunia. Beberapa jenis grade teh yang dilelang di Colombo
Tea Auction yakni; BOP (Broken Orange Pekoe), BOPF (Broken Orange Pekoe
Fanning),OP (Orange Pekoe), BP (Broken Pekoe), dan Dust. Dalam pelelangan
biasanya grade teh dikategorikan kembali berdasarkan daerah tanam dan jenis
tehnya.
Pemegang otoritas tertinggi pada Colombo Tea Auction saat ini dipegang
oleh Sri Lanka Tea Board yang dibentuk pada tahun 1976, tugas utama dari Sri
Lanka Tea Board adalah mengatur jalannya kegiatan perindustrian teh di Sri
Lanka. Hingga saat ini Colombo Tea Auction diikuti oleh hampir 200 perusahaan,
yang terdiri atas perusahaan pengolahan teh dan eksportir.
Melalui Tabel 11, dapat dilihat bahwa setiap tahunnya Sri Lanka mampu
mengekspor teh rata-rata sekitar 290.000.000 kg/tahunnya dengan jumlah yang
dijual pada pelelangan rata-rata sekitar 265.000.000 kg/tahunnya, hampir 75
persen dari teh yang diekspor merupakan hasil dari pelelangan. Hal ini membuat
Colombo Tea Auction menjadi tempat pelelangan teh terbesar kedua di dunia
setelah Mombasa Tea Auction.
45
Tabel 11. Presentase Auction Terhadap Ekspor Teh di Sri Lanka Tahun 20062009 (dalam kilogram)
Jumlah
Tahun
Ekspor
Persentase
auction terhadap ekspor
Auction
2006
311.402.000
265.911.000
85,39 %
2007
290.794.000
241.998.000
83,22 %
2008
293.538.000
264.865.000
90,23 %
2009
289.652.286
283.208.272
97.77 %
Sumber : International Tea Committee (2009) dan Forbes Tea Portal (2009 dan 2010) (diolah)
Tabel 12. Volume dan Negara Tujuan Ekspor Teh Sri Lanka Tahun 2006-2009
(dalam metrik ton)
Tahun
Negara Tujuan
2006
2007
2008
2009
Federasi Rusia
58.041
47.561
43.896
45.581
UEA
43.743
43.566
44.945
30.931
Syria
30.573
27.288
26.114
29.207
Iran
27.838
31.716
31.027
28.606
Turki
13.344
14.459
15.858
15.751
9.473
5.865
14.290
13.293
Jepang
10.894
10.243
10.189
9.500
Iraq
12.066
8.970
11.597
9.037
Ukraina
7.835
6.821
7.240
8.764
Saudi Arabia
7.292
8.436
7.218
4.716
Jordania
Sumber : International Tea Committee (2009) dan Forbes Tea Portal (2009), (diolah)
Mayoritas grade teh yang diproduksi di Sri Lanka adalah grade BOP
(Broken Orange Pekoe) dan BOPF (Broken Orange Pekoe Fanning), yang
46
diminati oleh pasar Rusia dan Timur Tengah, untuk masalah mutu tidak menjadi
masalah karena Sri Lanka teh di Sri Lanka dikenal dengan teh yang memiliki
mutu baik, disebabkan oleh elevasi penanamannya. Untuk small grades proporsi
ekspornya lebih kecil. hal ini disebabkan small grades tea (seperti Dust) lebih
banyak dikonsumsi domestik di Sri Lanka.
5.3.
Jenis Teh
Ortodoks
CTC
2006
72.000.000
815.000.000
2007
87.000.000
849.000.000
2008
78.000.000
893.000.000
2009
84.000.000
850.000.000
2010
92.000.000
878.000.000
[GTAC]
Guwahati
Tea
Auction
Centre.
2008.
History
of
http://www.assamteaxchange.com/aboutgtac/history.asp [ 21 September 2011]
GTAC.
47
Tabel 14. Volume Teh yang Dilelang di Guwahati Tea Auction Tahun 2008-2010
(dalam kilogram)
Negara
Tahun
2008
2009
2010
Januari Maret
20.509.952
23.075.661
25.908.728
April Juni
26.549.726
24.234.743
23.252.766
Juni September
46.109.305
45.683.269
34.578.823
Oktober Desember
42.572.681
42.398.317
37.631.819
Saat ini Guwahati Tea Auction merupakan auction terbesar ketiga di dunia
setelah Colombo dan Mombasa. Pada tahun 2008, jumlah peserta dari Guwahati
Tea Auction ada sekitar 665 penjual, 247 pembeli terdaftar, 9 broker and 34
gudang7. Beberapa negara tujuan ekspor teh yang berasal dari India dapat dilihat
pada tabel 15.
Tabel 15. Volume dan Negara Tujuan Ekspor India Tahun 2005-2007
(dalam metrik ton)
Negara Tujuan
2005
2006
2007
CIS
48.130
49.100
53.496
26.540
21.882
24.551
Inggris
21.220
23.132
17.856
Iran
6.620
8.667
13.139
Afganistan
3.060
7.411
8.264
Amerika Serikat
7.345
6.893
7.968
Jerman
4.794
4.309
5.682
Pakistan
11.000
14.732
5.477
370
2.751
5.144
4.904
4.451
4.864
Mesir
Australia
Hazarika K. 2008. Tea Auction Market; with a special reference to Guwahati Auction Centre.
www.nits.ac.in/department/Humanities%20new/new_hum/ social_scanner/9.doc. [03 Juli
2011]
48
Suprihatini R et al.. 2004. Peta Selera Pasar Teh Dunia. Jurnal Manajemen dan Agribisnis
Vol.1. No.2. Oktober 2004: 103-112.
49