Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL MAKANAN KHAS DAERAH

Di susun oleh :

Kelompok 3

1. Grace Mulyana

2. Cindy Patricia

3. Nathania Fanetha

4. Sharon Marilyn

5. Winny Goutama
6. Yenyen

Kelas : XI IPS 3

SMAN 19 JAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berwirausaha merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan. Untuk
menjadikan jalan keluar dari permasalahan tersebut banyak cara yang
dilakukan dalam berwirausaha, misalnya mengolah barang mentah menjadi
produk ataupun barang setengah jadi suatu produk yang mempunyai nilai jual
yang cukup tinggi sehingga dapat dinikmati para konsumen.
Oleh karena itu, kami menciptakan suatu hasil atau produk yang memiliki
nilai jual, kami membuat kue putu ayu ini berbahan dasar kelapa yang sangat
mudah didapatkan, akan tetapi masyarakat kurang akan pengolahannya,
sehingga tidak menyadari bahwa putu ayu ini dapat diolah dan memiliki harga
jual yang cukup tinggi.

1.2 Visi
Menjadikan makanan tradisional menjadi yang utama.

1.3 Misi
1. Selalu berinovasi dengan produk tradisional.
2. Meningkatkan kualitas makanan tradisional.
3. Mengutamakan kualitas dalam pelayanan sehingga konsumen puas.

1.4 Tujuan kegiatan usaha


1. Mendapatkan keuntungan.
2. Menarik minat konsumen untuk merasakan produk yang kami buat, agar
mencapai target penjualan.
3. Dapat membuka lapangan kerja baru.
4. Membantu mempertahankan makanan tradisional agar tidak hilang.

1.5 Maksud Kegiatan Usaha


Dari hal ini kami bermaksud menyalurkan kemampuan kami di bidang
kuliner dan menambah wawasan serta ingin berinovasi dengan makanan
tradisional yang tidak kalah dalam kualitas dengan makanan zaman sekarang.
Kami akan mengembangkan kembali kue putu ayu menjadi lebih menarik dan
berkualitas.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Profil
Kue putu (dari bahasa Jawa, puthu [ IPA: /puʈu/]) adalah jenis makanan
Nusantara berupa kue yang berisi gula jawa dan parutan kelapa, tepung
beras butiran kasar. Kue ini di kukus dengan diletakkan di dalam tabung
bambu yang sedikit dipadatkan dan dijual pada saat matahari terbenam
sampai larut malam. Suara khas uap yang keluar dari alat suitan ini sekaligus
menjadi alat promosi bagi pedagang yang berjualan.
Kebanyakan warna dari kue putu ini adalah putih dan hijau. Sejumlah
pedagang masa kini mengganti bambu dengan pipa PVC dengan alasan
kepraktisan, meskipun dari segi kesehatan penggunaan PVC membahayakan.
Putu versi Bugis (Sulawesi Selatan) memakai beras ketan hitam tanpa gula.
Putu dimakan dengan taburan parutan kelapa dan sambal. Putu Bugis hanya
dijual pagi hari sebagai pengganti sarapan yang sehat. Putu sendiri sudah
merambah ke negara lain, seperti Singapura dan Malaysia, meskipun nama
dan bentuk untuk kue ini sedikit berbeda, tetapi rasanya sendiri sama dengan
kue putu tradisional Indonesia itu sendiri.

2.2 Strategi Pasar


Agar rencana usaha ini berjalan lancar, upaya yang dilakukan untuk strategi
pasar antara lain :
2.2.1 Segmenting
Dengan menjadikan pembeli sebagai target yang akan dicapai, produk
harus dapat dinikmati oleh berbagai kalangan dari masyarakat dari anak
anak hingga orang dewasa.
2.2.2 Targeting
Pada kalangan masyarakat setempat, sekolah kami sendiri serta warung
warung kecil.
2.2.3 Positioning
Kami berinovasi dengan membedakan makanan ini dengan yang ada agar
lebih menarik untuk para pembeli. Bahan yang akan kami tambahkan
seperti hiasan gula merah dengan bentuk yang berbeda beda serta
kualitas yang sangat baik dan konsumen dapat mengenali produk dengan
mudah.

2.3 Analisis SWOT sebagai Kelayakan Usaha


Untuk memulai usaha kami harus mengukur kemampuan kami terhadap
lingkungan atau pesaing melalui SWOT.
2.3.1 Kekuatan (Strength)
1. Menjual produk untuk semua kalangan masyarakat.
2. Terdiri dari beragam rasa.
3. Bahan pembuatan produk dijamin akan higienis.
4. Harga produk cukup terjangkau.
2.3.2 Kelemahan (Weakness)
1. Bersifat tidak tahan lama.
2. Produk makanan yang mudah untuk ditiru.
2.3.3 Peluang (Opportunity)
Tempat yang strategis dan dapat dijangkau masyarakat.
2.3.4 Ancaman (Threath)
Adanya kompetitor yang menjual produk makanan putu ayu dengan
harga yang cukup rendah.

BAB III
MANAGEMEN PRODUKSI

3.1 Proses Produksi


Kegiatan yang kami lakukan dalam kegiatan produk:
1. Mengembangkan ide pembuatan produk.
2. Mulai menentukan bahan baku penunjang selain bahan baku utama.
3. Proses produksi dilakukan dengan rangkaian kegiatan yang
mengedepankan higienisitas.
4. Menyusun laporan keuangan.

3.2 Bahan Baku


Kami menggunakan bahan baku rincian sebagai berikut :

No. Nama Bahan Banyak Satuan Harga Total


(Rp) (Rp)
1 Tepung terigu 250 gr 11.000/kg 5.000
2 Gula pasir 225 gr 13.000/kg 5.000
3 Telur 4 butir 32.000/kg 8.000
4 Santan 200 ml 8.000 8.000
5 Kelapa parut 200 gr 6.000 6.000
6 Baking powder ½ sdt 5.000 5.000
7 SP ½ sdt 8.000 8.000
8 Pasta pandan Secukupnya 8.000 8.000
9 Garam Secukupnya 10.000 10.000
10 Minyak sayur Secukupnya 15.000 15.000
Total 78.000

3.3 Peralatan dan Perlengkapan


Peralatan dan perlengkapan yang kami gunakan adalah sebagai berikut :

3.3.1 Peralatan
No. Nama Barang Banyaknya

1 Panci untuk merebus 1

2 Panci untuk mengukus 1


3 Kompor 1

4 Pengaduk 1
5 Sendok teh 2

6 Baskom 1
7 Cetakan kue putu 10

8 Kuas 1
9 Nampan 1
10 Spatula 1
11 Pengocok telur 1

3.3.2 Perlengkapan
No Nama Barang Banyaknya Harga Satuan Jumlah
. (Rp) (Rp)
1 Sarung tangan 6 pasang 1.000 6.000
2 Plastik 34 1.000 34.000

Total 40.000

3.4 Biaya Lain – Lain


No. Nama Biaya Jumlah
( Rp)
1 Isi ulang gas 20.000

Total 20.000

3.5 Cara Pembuatan


1. Siapkan alat dan bahan.
2. Pertama rebus santan sampai mendidih, sisihkan
3. Kukus kelapa parut yang sudah diberi garam sedikit, kukus selama 15
menit, angkat dan sisihkan.
4. Kocok telur, gula pasir, baking powder, dan SP sampai mengembang, kira-
kira 15 menit. Masukan terigu dan santan yang telah direbus secara
bergantian hingga tercampur rata, masukan pasta pandan lalu aduk lagi
sampai rata.
5. Oles cetakan dengan minyak menggunakan kuas.
6. Masukan kelapa parut yg sudah dikukus tadi, tekan tekan sampai padat.
Masukan jangan terlalu banyak, secukupnya saja.
7. Tuang adonan hingga penuh kedalam cetakan. Lakukan sampai cetakan
dan adonan habis.
8. Kukus selama kurang lebih 10-15 menit.
9. Angkat, diamkan sampai hangat dan keluarkan dari cetakan.

BAB IV
RENCANA ANGGARAN

4.1 Modal/Pemasukan
Modal yang kami keluarkan dalam sekali produksi ialah sebesar :

Total biaya = Bahan baku + perlengkapan + biaya lain lain


= Rp 78.000 + Rp 40.000 + Rp 20.000
= Rp 138.000
4.2 Penentuan Harga Jual
Harga Pokok Produksi = Total biaya / Hasil Produksi
= Rp 138.000 / 34
= Rp 4.000
Harga Jual = Harga Pokok + Laba yang diinginkan
= Rp 4.000 + Rp 2.000
= Rp 6.000

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kami menulis produk ini atas survei yang kami lakukan untuk mencari
peluang bisnis yang baik dan bermanfaat untuk masyarakat, kami sangat
mengharapkan produk yang kami buat dapat di terima dan dapat disenangi
oleh para konsumen dan tertanam di benak masyarakat luas dengan cara
kami jual.

5.2 Saran
Kami menyadari bahwa proposal ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
penyempurnaan proposal ini.
Demikian proposal ini, semoga kegiatan usaha kami dapat berjalan
dengan baik dan kami berharap dalam mengembangkan kretifitas dapat
bermanfaat bagi kami dan masyarakat.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
membantu dalam penyusunan proposal ini sehingga dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat pada waktunya, sekian terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai