Demam Berdarah Dengue
Demam Berdarah Dengue
Hani Aqmarina
030.10.120
Pembimbing
Dr. Santi Sumihar, Sp.PD
Laporan Kasus
Nama
: Tn. A
No. RM
: 01329399
Usia
: 18 tahun
Jenis kelamin
: Pria
Alamat
: Jl. Johir RT 05, RW 07, Ragunan,
Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan
TTL
: Jakarta, 20/12/1995
Agama
: Islam
Pekerjaan : Pelajar
Status
: Belum kawin
Pendidikan
: SMA
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan
aloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 28
Oktober 2014, di bangsal IRNA Teratai, ruang 522 A,
RSUP Fatmawati
Keluhan
Utama
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 28 Oktober
2014, di bangsal IRNA Teratai, ruang 522 A, RSUP
Fatmawati.
Keadaan Umum
Tanda vital
Keadaan Umum
Tekanan Darah
: Compos
Mentis
BB
: 60 kg
TB
: 170 cm
BMI
: 20,7
110/70 mmHg
Nadi
: 78 x/menit
Pernapasan : 24 x/menit
Suhu
: 36,7C
: Normocephal
: Hitam, distribusi rata, tidak mudah
dicabut
Wajah
: Simetris, tidak ditemukan benjolan,
malar rash (-)
Mata
Tidak ada oedem palpebra dextra dan sinistra
Konjunctiva anemis -/ Sklera ikterik -/ Pupil isokor, 3 mm
Tidak ada kekeruhan pada lensa mata dextra dan sinistra
Reflek cahaya langsung +/+
Refleks cahaya tidak langsung +/+
Telinga
Tidak ditemukan kelainan pada preaurikula dextra dan sinistra
Bentuk aurikula dextra dan sinistra normal, tidak ditemukan
Hidung
Deviasi septum nasi -, tidak ada napas cuping
Mulut
Bentuk mulut normal saat bicara dan diam, tidak terdapat gangguan
bicara, sudut bibir kanan dan kiri tampak simetris saat bicara dan
tersenyum.
Tidak ditemukan kelainan kulit daerah perioral
Bibir tidak kering, tidak sianosis
Oral higiene cukup baik
Lidah tidak kotor, tidak tremor, lurus terjulur ditengah, tidak hiperemis,
tidak kering
Uvula terletak ditengah, tidak oedem
Faring tidak hiperemis
Tonsil T1-T1 tenang
Leher
Inspeksi
Thorax anterior
Inspeksi
Bentuk thorax simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada
Palpasi
Pada palpasi secara umum tidak terdapat nyeri tekan dan tidak
midclavicularis kiri
Thorax anterior
Perkusi
Kedua hemithoraks secara umum terdengar sonor
Batas kanan paru-jantung pada sela iga IV, garis parasternalis
kanan
Batas kiri paru-jantung pada sela iga V, 1 jari medial dari garis
midcavicularis kiri
Batas atas kiri paru-jantung pada sela iga III, garis parasternalis kiri
Auskultasi
Suara nafas vesikuler +/+, reguler, ronkhi -/-, wheezing-/BJ I, BJ II regular, murmur (-), gallop (-), splitting (-)
Thorax posterior
Inspeksi
Perkusi
terdengar sonor
vertebra
Palpasi
Auskultasi
tekan
Abdomen
Inspeksi
Bentuk perut datar
Venektasi (-), caput
Auskultasi
Bising usus (+) normal
Arterial bruit (-)
Palpasi
Dinding abdomen teraba
(+)
Hepar teraba 1 jari
Perkusi
Shifting dullness (-)
Ekstremitas atas
Inspeksi
Palpasi
Akral hangat
Pitting edema -/- -/-
Oedem (-)
Tromner -/-
Clubbing finger
Tidak tampak
involunter
5555
5555
5555
5555
Ekstremitas bawah
Inspeksi
Tungkai kiri dan kanan simetris, tampak petekie pada
Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan pada kedua tungkai kanan dan kiri
Pitting oedem
Klonus patella -/-, klonus achilles -/ Tidak ada atrofi otot, tidak terdapat rigiditas sendi
Hasil laboratorium
Pemeriksaan
27/10/2014; 17:45
Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin
18,9
Hematokrit
52
33-45 %
Leukosit
4,1
5-10 ribu/UL
Trombosit
30
150-440 ribu/UL
Eritrosit
5.96
4,4-5,9 juta/UL
VER/HER/KHER/RDW
VER
86,4
80-100 fl
HER
31,6
26-34 pg
KHER
36,0
32-36 g/dl
RDW
14,2
11.5-14.5 %
Elektrolit Darah
Natrium
135
Kalium
5,00
Klorida
100
95 108 mmol/L
SERO-IMUNOLOGI
Anti Dengue IgG
Positif
Negatif
Positif
Negatif
Follow up laboratorium
Pemeriksaan
28/10
06:10
28/10
19:21
29/10
17:09
30/10
04:43
30/10
21:24
31/10
07:52
01/10
05:27
Hematologi
Hemoglobin
17.2
15.6
15.4
15.2
14.7
14.2
14.9
Hematokrit
51
47
44
45
44
42
43
Leukosit
5.8
4.3
3.9
5.5
7.0
10.5
8.9
Trombosit
11
10
15
14
23
42
83
Eritrosit
5,92
5,47
5.07
5.37
5.14
4.95
4.96
VER
85.5
85
87.1
84
85.7
84.9
87.0
HER
29.1
28.5
30.3
28.4
28.7
28.7
30.1
KHER
34.1
33.6
34.8
33.8
33.5
33.8
34.6
RDW
13.9
14.2
13.0
14.0
14.4
14.2
13.4
Resume
Pasien laki-laki, 18 tahun datang dengan keluhan
demam naik turun sejak 6 hari sebelum masuk rumah
sakit. Pasien mengeluh demam disertai mual, muntah
setiap kali makan, nyeri kepala, nyeri ulu hati, dan
sakit di seluruh persendian tubuh. Pada kedua tungkai
atas dan bawah pasien keluar bintik-bintik merah.
Mimisan, gusi berdarah, muntah darah maupun BAB
hitam disangkal. Kebiasaan jajan sembarangan
disangkal. Riwayat bepergian disangkal.
Resume
Pemeriksaan fisik :
Tampak sakit sedang, compos mentis, gizi normal (20,7)
Terdapat nyeri tekan epigastrium.
Palpasi hepar teraba 1 cm dibawah arcus costae.
Tampak petekie tersebar di kedua tungkai atas dan bawah.
Pemeriksaan Laboratorium :
Kesan :
Peningkatan hematokrit
Leukopenia
Trombositopenia
Subjektif
Objektif
makan habis.
TSS.CM.
TD : 100/70 mmHg
FN : 72 x/menit
RR : 20
x/menit T : 37oC
Mata
Leher
pembesaran KGB
Paru
Jantung
DHF grade 1
Rdx/ Cek DPL/12 jam
Rtx/
IVFD: Ringer laktat 500 ml/ 6 jam
Diet lunak 1900 kkal/hari
UMU balans / 24 jam
Paracetamol 3 x 500 mg p.o
Follow up
29/10/201
4
Subjekti
Demam
tidak
ada,
f
Objektif
lemas
(+),
mual
FN : 74 x/menit
(+),
RR : 20
x/menit T : 37oC
Mata
Leher
KGB
Follow up
30/10/20
14
Paru
Jantung
Leher
KGB
Paru
Jantung
Follow up
31/10/201
4
Tinjauan Pustaka
Definisi
Demam
menyebabkan
hemokonsentrasi
(peningkatan
hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh.
Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome)
Epidemiologi
Demam berdarah dengue tersebar di wilayah Asia Tenggara,
oleh
World
Health
Organization
(WHO)
2001
yang
mengindikasikan tingginya angka perawatan rumah sakit dan
kematian akibat DBD, khususnya pada anak. Data Departemen
Kesehatan RI menunjukkan pada tahun 2006 (dibandingkan
tahun 2005) terdapat peningkatan jumlah penduduk, provinsi
dan kecamatan yang terjangkit penyakit ini, dengan case
fatality rate sebesar 1,01% (2007).(2)
Menurut data dari WHO tahun 2009, di Indonesia terdapat
Etiologi
Virus
Dengue
4 serotipe virus
yaitu DEN-1,
DEN-2, DEN-3,
dan DEN-4
Paling banyak di
Indonesia DEN-3
Genus
Flavivirus
Patofisiologi
Patofisiologi [2]
Manifestasi klinis
Diagnosis
Demam Dengue (DD) merupakan penyakit demam akut selama
2-7 hari ditandai dengan dua atau lebih manifestasi klinis
sebagai berikut:
Nyeri kepala
Nyeri retro-orbital
Mialgia/artralgia
Ruam kulit
Manifestasi perdarahan (ptekie atau uji bendung positif)
Leukopenia
Dan pemeriksaan serologi dengue positif, atau ditemukan
pasien DD/DBD yang sudah dikonfirmasi pada lokasi dan waktu
yang sama.(1,3,4)
jenis kelamin
Penurunan hematokrit < 20% setelah pemberian cairan
Laboratorium
Trombositopenia (<100.000/l),
bukti ada kebocoran plasma
Trombositopenia (<100.000/l),
bukti ada kebocoran plasma
Trombositopenia (<100.000/l),
bukti ada kebocoran plasma
Trombositopenia (<100.000/l),
bukti ada kebocoran plasma
Diagnosis Banding
Demam tifoid
Campak
Chikungunya
Leptospirosis
Malaria.(5)
Non Farmakologis
Tirah baring (pada trombositopeni berat)
Pemberian makanan dengan kandungan gizi
Farmakologis
Antipiretik parasetamol
Obat simptomatis untuk mengatasi keluhan
dispepsia
Penatalaksanaan perdarahan
spontan pada DBD dewasa
Tatalaksana
sindroma
syok dengue
pada dewasa
Komplikasi
Komplikasi biasanya berhubungan dengan syok
berkepanjangan
yang
mengakibatkan
asidosis
metabolik dan perdarahan berat sebagai akibat dari
DIC dan multiorgan failure seperti disfungsi hepatik
dan renal. Terapi pengganti cairan selama periode
kebocoran plasma dapat menyebabkan efusi yang
masif sehingga terjadi kongesti pulmonal dan atau
gagal jantung. Jika meneruskan terapi pengganti
cairan setelah periode kebocoran plasma dapat
menyebabkan udem pulmonal akut atau gagal
jantung.(4)
Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad sanationam
bonam
Ad functionam : bonam
Pengkajian Masalah
Pemeriksaan fisik
Nyeri tekan epigastrium positif
Palpasi hepar teraba 1 jari di bawah arcus costae
Petekie tersebar di kedua tungkai atas dan bawah
Penatalaksanaan
Tirah baring
Pemeriksaan DPL/12 jam
Diet lunak 1900 kkal
IVFD RL 500 cc/ 6 jam
Paracetamol 3 x 500 mg
p.o
Omeprazole 1 x 40 mg iv
Ondancentron 3 x 8 mg iv
Sucralfat 4 x CI
Observasi tanda-tanda
perdarahan
Kesimpulan
Demam berdarah dengue tersebar di wilayah Asia
Tenggara, Pasifik Barat, dan Karibia. Indonesia
merupakan wilayah endemis dengan sebaran di
seluruh wilayah tanah air. Demam berdarah
umumnya ditandai oleh demam tinggi mendadak
selama 2-7 hari, yang diikuti oleh fase kritis selama 23 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah tidak
demam, akan tetapi mempunyai resiko untuk terjadi
renjatan jika tidak mendapat pengobatan yang
adekuat. Pasien juga mengeluh sakit kepala hebat,
rasa sakit di belakang mata, otot dan sendi,
hilangnya napsu makan, mual-mual dan ruam.
Daftar Pustaka
Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. Demam Berdarah Dengue. In:
SM.
Dengue.
Available
at:
http://emedicine.medscape.com/article/215840-overview#aw2aab6b2b2a
a
. Accessed on November 8th, 2014.