Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM KONSELING INDIVIDUAL

(Emosional / Pemarah)
Guru Pembimbing :
Drs. Kusno Efendi. M. Pd. M.Si

DisusunOleh:
Wisnu Harmanto
(11001288)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2012

IDENTITAS KONSELI

1. Nama lengkap
2. Nama panggilan
3. NIS
4. NamaSekolah
5. Kelas
6. Tempat tanggal lahir
7. Jenis kelamin
8. Golongan darah
9. Agama
10. Anak ke
11. Jumlah saudara kandung
12. Suku bangsa
13. Kewarganegaraan
14. Alamat

: MA ( Inisial)
: MA
: 14 xx
: SMA N 1 Pengasih
: XII IPA
: Kulon Progo, 15 agustus 1996
: Laki laki
:: Islam
:3
:4
: Jawa
: Indonesia
: Kulon Progo

PENDAHULUAN
1. Latar belakang masalah

Dari hasil wawancara dan daftar angket yang telah disebarkan oleh guru
pembimbing dapat ditemukan suatu masalah yang mengganggu dalam diri siswa yaitu
minder atau kurang rasa percaya diri. Sifat minder yang dimiliki oleh MA sebenarnya
hanya menggangu dirinya sendiri karena pada setiap MA berhadapan dengan orang lain
atau bertatap muka dengan orang lain MA selalu memiliki perasaan takut dan cemas yang
menimbulkan perasaan tminder yang dimilikinya.
Menurut hasil analisis dari wawancara yang dilakukan oleh konselor kepada
konseli (MA). MA memiliki sifat minder sejak kecil dikarenakan sejak kecil pola asuh
orang tua MA terhadap MA yang salah. Orang tua MA sangatlah galak sehingga MA
sering dibentak bentak oleh orang tua. Bahkan ketika MA membuat masalah MA selalu
dipukul oleh orang tuanya. Ditambah dengan keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal
MA yang pergaulanya tidak tepat. Ketika ada teman yang ingin bergabung untuk ikut
bermain justru diolok olok dan menjadi bahan ejekan.
2. Identifikasi Masalah
a. Diri sendiri
: MA selalu mempunyai rasa takut dan cemas ketika bertemu atau
bertatap muka dengan orang lainsehingga MA tidak pernah
b. Teman

bersosialisasi di lingkunganya
: teman teman dilingkungan temapat tingal MA selalu mengolok
olok terhadap teman teman mereka kepada teman yang

lainnya
c. Orang tua

secara paksa
: orang tua MA memiliki sifat pemarah dan sering memukul MA
jika melakukan kesalahan dari sejak MA kecil hingga sekarang
(remaja ini)

3. Rumusan Masalah
Dari beberapa masalah diatas, dapat disimpulkan bahwa LA memiliki sifat
pemarah dank eras karena pengaruh dari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu masalah
yang dapat ditangani oleh konselor (guru pembimbing) adalah masalah yang ada dalam
diri konseli (LA) sendiri. Yaitu sifat pemarah yang timbul akibat proses belajar LA yang
belajar dari lingkungan sekitar tempat tinggal dan teman sebaya yang sering berada di
dekat LA.

PEMBAHASAN

1.

Masalah Pribadi Konseli


a. Diagnosis
LA memiliki sifat pemarah dan sering memukul
Sebab :
Sejak LA kecil, ia sering sekali mendapat perlakuan kekerasan dari kedua orang tuanya
Teman sekitar LA yang memiliki sikap pemarah dan senang berkelahi
b. Prognosis

- Apabila LA menahan emosinya dengan perlahan maka sikap pemarah yang ada dalam diri
LA akan berkurang sedikit demi sedikit.
- Apabila LA menjauh dari teman yang mengajaknya untuk berkelahi dan bergabung dengan
teman yang memiliki sikap lebih baik, maka LA akan memiliki sikap yang baik dan tidak
2.

mengganggu temannya lagi


Teori yang digunakan

Dari hasil analisis masalah yang ada dalam diri LA yaitu pemarah dan suka
memukul. Guru pembimbing akan memberikan

layanan

konseling dengan

menggunakan pendekatan behavioral. Pendekatan behavioral adalah metode ilmiah di


bidang psikoterapi yang memodivikasi perilaku melalui rekayasa lingkungan sehingga
terjadi proses belajar untuk perubahan perilaku. Pada dasarnya, pendekatan behavioral
di arahkan pada tujuan tujuan memperoleh tingkah laku baru, penghapusan tingkah
laku yang mal adaptif, serta memperkuat dan mempertahankan tingkahlaku yang
diinginkan. Berlandaskan teori belajar, dalam konseling yang di terapkan untuk
menyelesaikan permasalahan klien tersebut dengan menggunakan pendekatan
a. Konsep Dasar

Pendekatan behavioral di dasari oleh pandangan ilmiah tentang tingkah laku


manusia yang sistematik. Pandangan ini memandang bahwa individu sebagai produk
dari kondisional social. Pada awalnya pendekatan ini hanya mempercayai hal yang
dapat diamati dan diukur sebagai sesuatu yang sah dalam pengukuran pribadi.
Kemudian pandangan ini dikembangkan lebih lanjut yang mulai menerima fenomena
kejiwaan yang abstrak seperti id, ego dan super ego. Pandangan ini memandang
bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh hasil belajar dari lingkungan sekitar.
Behavioral. Pendekatan Behavioral yang di pelopori oleh B.F. Skiner ini menekankan
bahwa manusia di kendalikan oleh kondisi kondisi lingkungan serta berkaitan erat
dengan komitmen terhadap pencarian pola pola tingkah laku yang dapat di amati.
Cirri unik terapi perilaku ini adalah lebih berkonsentrasi pada proses tingkah laku
yang teramati dan spesifik. Focus pada tingkah laku kini atau sekarang. Pendekatan ini
berasumsi bahwa semua tingkah laku yang adaptif maupun maladaptive dapat
dipelajari. Belajar merupakancara efektif untuk mengubag perilaku maladaptive.
b. Keterkaitan teori dengan masalah

Dalam masalah yang terjadi dalam diri klien yaitu pemarah dapat diselesaikan dengan
teori Behafioral karena dalam teori ini menyatakan bahwa tingkah laku manusia berasal dari
hasil belajar di lingkungan sekitar konseli. Apabila lingkungan sekitar baik maka akan
terbentuk sosok anak yang baik, namu sebaliknya jika lingkungan itu tercela maka akan
membentuk sosok anak yang memiliki sikap tercela. Sedangkan LA memiliki sikap pemarah
berasal dari pengamatannya semenjak ia kecil melihat orang tuanya yang selalu keras
terhadapnya. Dan ajakan teman sebaya yang selalu berbuat onar dan mengganggu teman
lainnya.
c. Tujuan konseling
- Menciptakan kondisi baru bagi proses belajar
- Penghapusan hasil belajar yang tidak adaptif
- Konseli dapat belajar perilaku baru dan menjauhi perilaku buruknya
- Membantu konseli membuang respon respon yang merusak dirinya atau
mempelajari respon yang lebih baik
d. Teknik yang digunakan
Teknik yang akan digunakan dalam layanan ini adalah

pembuatan kontrak

(Contingency Contracting). Teknik pembuatan kontrak ini adalah mengatur kondisi sehingga
konseli menampilkan tingkah laku yang di inginkan berdasarkan kontrak antara konseli
dengan konselor. Dengan teknik pembuatan kontrak, konselor dapat meminta konseli untuk
membuat beberapa point kontrak agar konseli dapat merubah perilaku pemarahnya secara
bertahap
e. Langkah langkah konseling
- Menentapkan masalah yang akan diselesaikan (perilaku yang akan diubah)
- Tentukan kontrak dengan disetujui antara dua belah pihak (konselor dan konseli)
- Lakukan teknik dengan bertahap sesuai kontrak
- Jika di perjalanan konseli merasa kesulitan dalam menjalankan kontrak, konselor
dapat memberikan penguatan pada diri konseli

KESIMPULAN
LA adalah siswa yang memiliki sikap pemarah dan sering sekali mengganggu
teman-teman yang lainnya. LA terlahir dari sebuah keluarga yang hidupnya keras, sejak ia
kecil ia sering sekali mendapatkan hukuman berupa pukulan dari orang tuanya apabila ia
melakukan sebuah kesalahan. Sehingga ketika ia bertumbuh menjadi remaja, sifat pemarah
dan keras yang dimiliki orang tuanya masih tersimpan di memori LA dan LA pun
mengikutinya. Dari hasil analisis masalah yang terjadi pada LA, guru pembimbing
menympulkan bahwa masalah ini dapat diselesaikan dengan menggunakan pendekatan
Cognitive behavioral, dengan tujuan agar LA dapat merubah tingkah laku buruknya menjadi
tingkah laku yang lebih baik. Dengan menggunakan teknik pembuatan kontrak diharapkan
LA dapat merubah tingkah lakunya menjadi lebih baik sesuai dengan berpedoman pada
kontrak yang telah dibuat.

DAFTAR PUSTAKA
Gantina komalasari, Eka wahyuni dan Karsih (2011) Teori dan Teknik Konseling. Jakarta
barat : PT INDEKS

Anda mungkin juga menyukai