Anda di halaman 1dari 16

PATOFISIOLOGI

Abses Hepar Amoebik


Cara penularan (fecal-oral) menelan kista melalui
makanan/minuman terkontaminasi atau transmisi
langsung pada orang dengan higiene buruk.
Entamoeba hystolitica, 2 bentuk :
Trofozoit : penyakit infektif
Kista bentuk infektif : ditemukan pada lumen usus

Bentuk kista tahan terhadap asam lambung,


dindingnya diurai oleh tripsin dalam usus halus.
Kista pecah melepaskan trofozoit invasi lapisan
mukosa usus.

E. hystolitica

Melisiskan
jaringan hati

Abses

Sekresi enzim
cysteine
protease

Melisiskan
jaringan dan
eritrosit

Menyebar ke
seluruh organ

Hematogen
Perkontin
(melalui v.
Di
uitatum
Porta ke hati)
Hepar
Fokus
Nekrosis &
Sekresi enzim
akumulasi
infiltrasi
proteolitik
neutrofil
granulomatos
periportal
a
Lesi
membesar
dan bersatu

Lokasi tersering : lobus kanan (70-90 %) karena lobus


kanan menerima darah dari arteri mesenterika superior
dan vena portal sedangkan lobus kiri menerima darah
dari arteri mesenterika inferior dan aliran limfatik.

Granuloma
jaringan
nekrotik
Dikelilingi
kapsul tipis
(jar. fibrosa)

Abses Hepar Piogenik


Abses hati (soliter/multipel) penyebaran
hematogen/langsung dari tempat terjadinya
infeksi di dalam rongga peritoneum.
Hati menerima darah secara sistemik
maupun melalui sirkulasi vena portal
memungkinkan
terinfeksinya
hati
oleh
paparan bakteri yang berulang.
Sel Kuppfer yang membatasi sinusoid hati
menghindari terinfeksinya hati oleh bakteri.

Penyakit sistem biliaris

(obstruksi aliran

empedu proliferasi bakteri).

Tekanan

dan

distensi

kanalikuli

(melibatkan cabang v. porta dan limfatik


abses).
Menyebar
Bakteriemia
Mikroabses

hematogen

Kerusakan kanalikuli
hati pembentukan pus).

sistemik

(masuknya bakteri ke

TANDA dan GEJALA


Abses Hepar Amoebik
Gejala :
Demam internitten (38-40oC)
Nyeri perut kanan atas,
kadang nyeri epigastrium dan
dapat menjalar hingga bahu
kanan dan daerah skapula
Anoreksia
Nausea
Vomitus
Keringat malam
Berat badan menurun

Batuk
Pembengkakan perut
kanan atas
Ikterus
Buang air besar
berdarah
Kadang ditemukan
riwayat diare
Kadang terjadi
cegukan (hiccup)

Pemeriksaan Fisik :
Ikterus
Temperatur naik
Malnutrisi
Hepatomegali yang nyeri spontan atau
nyeri tekan atau disertai komplikasi
Nyeri perut kanan atas
Fluktuasi

Abses Hepar Piogenik


Gejala :
Demam yang sifatnya
dapat remitten,
intermitten atau kontinyu
yang disertai menggigil
Nyeri spontan perut kanan
atas ditandai dengan jalan
membungkuk ke depan
dan kedua tangan
diletakkan di atasnya.
Mual dan muntah

Berkeringat malam
Malaise dan
kelelahan
Berat badan
menurun
Berkurangnya
nafsu makan
Anoreksia

Pemeriksaan Fisik :
Hepatomegali
Nyeri tekan perut kanan
Ikterus, namun jarang terjadi
Kelainan paru dengan gejala batuk, sesak nafas
serta nyeri pleura
Buang air besar berwarna seperti kapur
Buang air kecil berwarna gelap
Splenomegali pada AHP yang telah menjadi
kronik

DIAGNOSIS
Penegakan diagnosis dapat ditegakkan
melalui anamnesis, pemeriksaan fisik,
laboratorium, serta pemeriksaan
penunjang.
Pemeriksaan lain-lain seperti foto toraks
dan foto polos abdomen digunakan untuk
mendeteksi kelainan atau komplikasi yang
ditimbulkan oleh amoebiasis hati.
Diagnosa pasti adalah melalui USG dan CT
Scan yang sensitivitasnya sekitar 85-95%.

Abses Hepar Amoebik


Diagnosis pasti ditegakkan melalui biopsi hati untuk
menemukan trofozoit amoeba.
Kriteria Sherlock (1969) :
Hepatomegali yang nyeri tekan
Respon baik terhadap obat amebisid
Leukositosis
Peninggian diafragma kanan dan pergerakan yang kurang.
Aspirasi pus
Pada USG didapatkan rongga dalam hati
Tes hemaglutinasi positif

Kriteria
Ramachandran
(1973)
Bila didapatkan 3
atau lebih dari:
Hepatomegali yang
nyeri
Riwayat disentri
Leukositosis
Kelainan radiologis
Respons terhadap
terapi amebisid

Kriteria Lamont dan


Pooler
Bila didapatkan 3 atau
lebih dari:

Hepatomegali yang nyeri


Kelainan hematologis
Kelainan radiologis
Pus amebik
Tes serologi positif
Kelainan sidikan hati
Respons terhadap terapi
amebisid

Abses Hepar Piogenik


Diagnosis dapat ditegakkan dengan CT-Scan
dan tes serologi.
Tes serologi negatif menyingkirkan diagnosis
AHA, meskipun terdapat pada sedikit kasus,
tes ini menjadi positif beberapa hari
kemudian.
Diagnosis berdasarkan penyebab adalah
dengan menemukan bakteri penyebab pada
pemeriksaan kultur hasil aspirasi (gold
standar).

KOMPLIKASI
Abses Hepar Amoeba :
Infeksi pleuropulmonal
Ruptur abses (5-5,6
%)
:
pleura,
paru,
perikardium,
intraperitoneal.

usus,

Superinfeksi

terutama
setelah aspirasi/drainase.
Empiema
(karena
pecahnya abses hati ke dalam
rongga dada).

Penyebaran hematogen
infeksi parenkim.

Abses Hepar Piogenik :


Septikemia/bakterimia
(mortalitas : 85%)

Ruptur abses hati +


peritonitis generalisata
(mortalitas : 6-7%)

Kelainan
pleuropulmonal
Gagal hati
Perdarahan ke dalam
rongga abses
Empiema

PROGNOSIS
Abses Hepar Amoebik :
Kematian tinggi disebabkan karena keadaan umum
jelek, malnutrisi, dan ikterus.
Sebab kematian biasanya sepsis atau sindrom
hepatorenal.
Prognosis penyakit dipengaruhi oleh virulensi penyakit,
status imunitas, usia lanjut, letak serta jumlah abses
dan terdapatnya komplikasi.
Kematian terjadi pada sekitar 5% pasien dengan
infeksi ektraintestinal, serta infeksi peritonial dan
perikardium.

Abses Hepar Piogenik :


Prognosisnya ditentukan dari diagnosis dini, lokasi
akurat (USG), kultur anaerob, pemberian antibiotik
perioperatif dan aspirasi perkutan/drainase
(bedah).
Faktor yang menentukan mortalitas : umur, jumlah
abses, adanya komplikasi serta bakterimia
polimikrobial dan gangguan fungsi hati seperti
ikterus atau hipoalbuminemia.
Penyakit penyerta (mortalitas ) : DM, penyakit
polikistik dan sirosis hati.

Prognosis buruk apabila :


Umur > 70 tahun
Abses multipel
Infeksi polimikroba
Hubungan dengan keganasan/penyakit immunosupresif
Sepsis
Keterlambatan diagnosis dan pengobatan
Tidak dilakukan drainase terhadap abses
Ikterus
Hipoalbuminemia
Efusi pleural
Penyakit lain.

Anda mungkin juga menyukai