TINJAUAN PUSTAKA
bawah
BAB II
12
ANATOMI
2.1 Anatomi
Saluran pencernaan berakhir pada anorektum. Anorektum
tersusun dari lapisan kulit yang membungkus regio perianal, kanalis
ani dan rektum. Panjang kanalis ani kira kira 2-3 cm yang dimulai
dari cincin anorektal dan berakhir pada anal verge. Terdapat tiga
struktur anatomi dari kanalis ani yang menjadi pokok bahasan yaitu
anal verge, linea dentata dan cincin anorektal.
Anal verge atau tepi anus adalah batas terluar dari kanalis
ani dan merupakan pertemuan antara anus dan kulit perianal.
Lokasi persis dari tepi anus ini tidak jelas, tetapi epitel kulit pada
anal verge sedikit mengandung folikel rambut, kelenjar keringat dan
kelenjar sebasea.
Di bagian tengah kanalis ani, 1-1,5 cm dari anal verge
terdapat linea dentata. Linea dentata ini adalah ujung atas kanalis
ani, merupakan peralihan epitel mukosa dan merupakan penyatuan
dari
embrional
ektoderm
dan
endoderm.
Lipatan
mukosa
pada distal dari cincin anorektal dan diantara otot sphinter ani
interna dan eksterna (intersphinteric plane), fascia dari otot
longitudinal dari rektum bergabung dengan serat dari levator ani
dan
puborektalis
membentuk
conjoint
musculus
longitudinal
(Schwartz,2006; Fry,1985).
Gambar
2.2
14
superior
yang
menuju
rektum
bagian
atas
melalui
16
17
BAB
III
HEMOROID
3.1.
Definisi
Penyakit hemoroid adalah suatu penyakit yang menimbulkan
manifestasi klinis akibat dilatasi vena plexus hemorrhoidalis
18
3.2.
tanpa
disertai
obstruksi
biasanya
disebabkan
oleh
submukosa.
Kelemahan
tersebut
mengakibatkan
mobilitas
sehingga ukuran
motilasi,
timbul
kerapuhan
dinding
mukosa
yang
melapisi
3.3.
Faktor Resiko
Primer
1. Keturunan
20
Sekunder
1. Pekerjaan
Orang yang harus berdiri atau duduk lama, atau harus
mengangkat barang berat, mempunyai predisposisi untuk
hemoroid.
2. Umur
Pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh
jaringan tubuh, juga otot sfingter menjadi tipis dan atonis.
3. Endokrin
Misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena
ekstremitas dan anus (sekresi hormon relaksin) yang
dapat melemahkan dinding vena di bagian anus.
4. Mekanis
Semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya
tekanan yang meninggi dalam rongga perut, misalnya
penderita hipertrofi prostat.
5. Pola makan
Diet tinggi serat, seperti buah dan sayur, cukup
minum
air
putih,
hindari
makanan
pedas
akan
saat
defekasi,
kebiasaan
7. Kehamilan
Merupakan salah satu faktor pencetus hemoroid
karena terjadi peningkatan vaskuler daerah pelvis,
peningkatan tekanan intra abdominal, sering kostipasi,
dorongan pada bantalan anus saat persalinan.
8. Obstruksi vena
Pembendungan dapat terjadi karena dorongan massa
feses yang keras pada vena, atau pada penderita
hipertensi portal, dekompensasio kordis, sirosis hepatis,
tromosis, BPH dan tumor rektum.
9. Peningkatan tekanan intra abdominal
Seperti pada saat mengejan akan
mendorong
3.4.
Klasifikasi
Berdasarkan letak plexus hemoroidalisnya terhadap linea dentata
hemoroid dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Hemoroid interna berasal dari plexus vena hemoroidalis superior di
atas linea dentata dan ditutupi oleh mukosa kulit.
2. Hemoroid eksterna merupakan pelebaran dan penonjolan plexus
hemoroidalis inferior terdapat di sebelah distal linea dentata dalam
jaringan di bawah kulit anus.
Hemoroid Interna
Hemoroid interna secara klinis dikelompokan menjadi 4 derajat yaitu
(Jong, WD, dkk. 2005)
1. Hemoroid interna derajat pertama menyebabkan perdarahan
berwarna merah segar tanpa nyeri pada waktu defekasi. Pada
stadium yang awal seperti ini tidak terdapat prolaps dan pada
pemeriksaan anoskopi terlihat hemoroid yang membesar menonjol
ke dalam lumen.
22
Derajat
I
II
III
IV
Berdarah
+
+
+
+
Prolaps
+
+
Tetap
Reposisi
Spontan
Manual
Irreponibel
23
24
disertai
penyulit
seperti
infeksi,
abses
perianal.
3.5.
Gambaran Klinis
Hemoroid interna sering menimbulkan kelainan klinis sebagai
berikut :
1. Benjolan
Hemoroid yang membesar secara perlahan-lahan akhirnya
dapat menonjol keluar menyebabkan prolaps. Pada tahap awal,
penonjolan ini hanya terjadi pada waktu defekasi dan disusul
reduksi spontan setelah defekasi. Pada stadium yang lebih lanjut,
hemoroid interna ini perlu didorong kembali setelah defekasi agar
masuk kembali ke dalam anus. Pada akhirnya hemoroid dapat
berlanjut menjadi bentuk yang mengalami prolaps menetap dan
tidak bisa didorong masuk lagi. Keluarnya mukus dan terdapatnya
feses pada pakaian dalam merupakan ciri hemoroid yang
mengalami prolaps menetap. Harus dapat dibedakan dengan
trombosis perianal, skin tag yang edema, hipertrofi papilla anus dan
polip rektum.
2. Perdarahan
Perdarahan umumnya merupakan keluhan tersering dan
tanda pertama dari hemoroid interna akibat trauma oleh feses yang
keras. Darah segar menetes setelah pengeluaran feses (tidak
bercampur dengan feses), dapat hanya berupa garis pada feses
atau kertas pembersih sampai pada perdarahan yang terlihat
menetes atau mewarnai air toilet menjadi merah, tanpa disertai
nyeri dan pruritus. Walaupun berasal dari vena, darah yang keluar
25
26
karena
jumlah
eritrosit
yang
diproduksi
tidak
bisa
3.6.
Diagnosa
Diagnosa
hemoroid
dapat
ditegakkan
dengan
anamnesa,
paling
dikeluhkan
oleh
pasien,
sehingga
harus
Perdarahan
Hemoroid interna
Hemoroid eksterna
Darah yang keluar Jarang terjadi
27
tidak
tercampur
feses, dapat
berupa
hanya
garis
feses
pada
atau
kertas
pembersih
sampai
defekasi
mewarnai
air
dan
toilet
menjadi merah.
Tidak nyeri (kecuali Rasa
Nyeri
terdapat komplikasi)
nyeri
yang
sangat
timbul
mendadak
pada
daerah
setempat
Sekret
(akibat trombus)
Sering terdapat lendir Tidak terdapat lendir
Benjolan
tercampur feses
Benjolan
muncul Benjolan
sewaktu
tepi
Lain-lain
pada
tidak
enak
di
anus
seperti
mengganjal
(akibat
skin tag)
2. Pemeriksaan Fisik
Apabila hemoroid mengalami prolaps, lapisan epitel
penutup bagian yang menonjol ke luar ini mengeluarkan mukus
yang dapat dilihat apabila penderita diminta untuk mengejan.
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna tidak dapat
diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak cukup tinggi, dan
biasanya
tidak
nyeri.
Colok
dubur
diperlukan
untuk
28
kembali/ tidak)
Pada hemoroid eksterna terdapat benjolan di tepi anus
29
3. Pemeriksaan Penunjang
A. Anoskopi atau Proktoskopi
Penderita
penyumbatnya
dalam
posisi
dimasukkan
litotomi.
dalam
anus
Anoskopi
sedalam
dengan
mungkin,
dengan
anoskopi
diperlukan
untuk
melihat
Proktosigmoidoskopi
perlu
dikerjakan
untuk
3.7.
Diagnosa Banding
1. Karsinoma Kolon dan Rektum
Dapat teraba massa pada rongga abdomen, adanya
gangguan pola defekasi, perdarahan menetes dan umumnya
berwarna merah tua, disertai lender. Pada rectal toucher teraba
massa
yang
berdungkul.
Ditandai
dengan
konstipasi
yang
31
Didapatkan
permukaan
mukosa
dengan
rugae.
3.8.
Penatalaksanaan
Timbulnya
hemoroid
bukan
merupakan
tanda
untuk
Tindakan meliputi :
1. Pengaturan diet
2. Obat-obatan
3. Menghindari kebiasaan mengejan berkepanjangan
1. Pengaturan Diet
Pemberian diet tinggi serat. Pemberian diet. tinggi serat
dapat memperbaiki penanganan dan dapat dicapai dengan
pengaturan asupan makanan maupun pemberian suplemen
serat. Makanan ini membuat gumpalan isi usus besar, namun
lunak, sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi
keharusan mengejan berlebihan
Memperbanyak minum air putih, minimal 30-40 cc/kgBB/hari
Mengurangi makan makanan yang pedas, terlalu asam, alkohol,
kopi, minuman yang bersoda.
2. Obat-obatan
Obat-obatan yang dapat digunakan :dapat berupa anestesi
lokal, vasokonstriktor, analgesik, protektan. Produk yang
digunakan untuk terapi hemoroid tersedia dalam bentuk salep,
krim, gel, dan suppositoria. Salep, krim, gel jika digunakan
sekitar anus harus diberikan secara tipis. Jika diberikan ke
kanalis ani, produk ini harus dimasukkan dengan jari atau pile
pipe
(selang
untuk
hemoroid).
Sebagian
besar
produk
waktu
dengan
mematikan
ujung
saraf.
pada
anus,
menyebabkan
pembuluh
darah
34
mencegah
iritasi
area
perianal
dengan
2. Operatif
Indikasi :
Penderita yang mengalami keluhan menahun dan pada
Hemoroid interna
35
Operatif
1. Eksisi hemoroidektomi
Sebelum melakukan eksisi, kita harus menentukan
dasar dari bantalan hemoroid tersebut. Dasar dari hemoroid
dapat dilihat melalui anoskop. Selanjutnya kita jahit
vascular pedicle pada dasar hemoroid dengan benang
yang dapat diserap (absorbable). Jaringan hemoroid
tersebut dieksisi dengan hati-hati untuk menghindari
adanya pada sphincter internus. Defek pada mukosa dan
kulit yang terjadi stelah eksisi dapat dibiarkan terbuka,
dapat ditutup sebagian atau dapat ditutup seluruhnya
dengan melanjutkan jahitan bedah yang berasal dari
vascular pedicle. Keuntungan dari dibiarkannya luka
pembedahan tersebut terbuka adalah dapat mengurangi
insiden nyeri pasca pembedahan, tetapi kelemahannya
adalah jika luka tersebut dibiarkan terbuka maka akan
memperpanjang waktu penyembuhannya (Sabiston, 2008).
Berikut adalah cara melakukan hemoroidektomi
(Oetomo, KS, 2003) :
1. Setelah dilakukan desinfeksi, penderita ditempatkan pada
posisi litotomi.
2. Desinfeksi perineum dan kanal anal dengan pavidon iodine.
3. Posisi ahli bedah di depan perineum.
4. Pasang duk steril pada kedua kaki sampai dengan pelvis,
dengan bagian perineum tetap terbuka.
5. Pegang hemoroid dengan forcep Haemostatic dan tarik ke
depan dan klem dengan Chrom lurus pada dasar hemoroid.
6. Insisi kulit bagian luar hemoroid dengan mesh no. 20 atau
gunting Metzembaun diperdalam sampai dengan mukosa
huruf V.
7. Pada waktu insisi harus hati-hati dan hentikan apabila
menjumpai muskulus dari spincter ani interna.
8. Setelah mukosa dan pembuluh darah vena terpotong
lakukan jahitan dengan benang chromic gut no 1 pada
ujung klem Chrom Klem lurus dan lakukan jahitan jelujur
sampai tepi dasar kulit.
36
hemorrhoidektomi
dijelaskan
di
atas,
lainnya.
tehnik
ini
Seperti
yang
mempunyai
sudah
keuntungan
memperpanjang
waktu
penyembuhan
(Sabiston,
2008).
37
Gambar
3.7
Tehnik
Milligan-Morgan
(Open
hemorrhoidektomy)
1952. Tehnik ini merupakan modifikasi dari tehnik MilliganMorgan. Yang membedakan adalah luka insisi yang ada ditutup
secara
total
atau
sebagian
dengan
jahitan
bedang
2. Stapled hemorrhoidopexy
Stapled hemorrhoidopexy pertama kali dikembangkan
oleh dr Longo di italia pada tahun 1993. Tehnik ini digunakan
39
tabung
tersebut
ke
anus.
selanjutnya,
stapler
Nonoperatif
1. Mengubah pola makan dan kebiasaan
Menjauhkan diri dari makanan yang mempunyai efek
konstipasi (seperti keju dan pisang), sebaliknya banyak
mengkomsumsi yang tinggi serat (35 gram serat per hari),
meningkatkan jumlah air yang diminum (minimal 5 gelas per
hari), menghindari mengedan yang berlebihan, maupun
mengurangi waktu berlama-lama di kamar kecil (Doherty,
40
dalam
kurun
waktu
30-45
hari.
Pemberian
tetapi
(Sabiston,
2008).
belum
pernah
Suppositoria
diuji
keefektifannya
maupun
salep
yang
diantaranya
Borraginol-N
(berisi
ekstrak
adalah
mengandung
flavonoid
2-3x
sehari.
seperti
Obat-obatan
flavanoid
diosmin
yang
dan
41
dan
perdarahan
dari
bantalan
hemoroid
tersebut.
dihindari
pada
penderi
ta
dengan
keadaan
ukuran
kecil.
Koagulasi
dilakukan
dengan
sehingga
dan
jaringan
secara
hemoroid
perlahan-lahan
mengeras dan
akan
lenyap
(Sabiston, 2008).
43
7. Cryotherapi (cryosurgery)
Cryotherapy adalah suatu metode dengan aplikasi
suhu yang sangat rendah untuk menghilangkan hemoroid.
Cryotherapy ini tidak dipakai secara luas karena mukosa
yang nekrotik sukar ditentukan luasnya. Bahan yang dipakai
untuk cryotherapy ini adalah nitrogen cair, karbon dioksida,
ataupun argon (Jong, WD, dkk. 2005)
Hemoroid Eksterna
Hemoroid eksterna memerlukan penanganan apabila terjadi
keradangan, trombosis, atau berukuran cukup besar untuk mengganggu
kebersihan daerah anus. Keluhan penderita dapat dikurangi dengan
rendam duduk dengan larutan hangat dan antiseptik, salep yang
mengandung analegesik untuk mengurangi nyeri atau gesekan pada
waktu berjalan dan sedasi, istirahat di tempat tidur dapat membantu
mempercepat berkurangnya pembengkakan (Jong, WD, dkk. 2005).
Apabila penderita datang sebelum 48 jam sejak timbulnya gejala,
trombosis hemoroid eksterna dapat ditangani dengan eksisi dari jaringan
hemoroid tersebut atau dengan mengevakuasi bekuan darah melalui insisi
sederhana dengan anestesi lokal. Namun banyak ahli bedah memilih
hanya mengevakuasi trombus dengan insisi sederhana untuk meredakan
nyeri. Jika penderita datang setelah 48 jam setelah timbul gejala, trombus
44
3.9.
Komplikasi
Terkadang hemoroid interna yang mengalami prolaps akan menjadi
Komplikasi Lanjut :
Stenosis Ani
Pembentukan skin tag
Rekurensi
Fissura Ani
Inkontinensia urine
Perdarahan sekunder
3.10. Pencegahan
Beberapa cara yang dianggap dapat mencegah terjadinya hemoroid
antara lain mencegah mengejan pada saat buang air besar dan
mencegah konstipasi dan diare dengan cara mengkonsumsi tinggi serat,
minum banyak air, dan olahraga yang cukup. Mengurangi waktu saat
buang air besar atau kebiasaan membaca saat buang air besar juga
dianggap bermanfaat (Sjamsuhidajat, 2005).
3.11. Prognosis
Kekambuhan
dari
penyakit
hemoroid
paling
banyak
46
DAFTAR PUSTAKA
Abcarian, herand M.D., Shackelfords Surgery of The Alimentary Tract, 5 th
Edition, W.B.Saunders, USA, 2002, pp 969-1225
De Jong, W., Sjamsuhidajat, Buku Ajar Ilmu Bedah. 2005, Jakarta :
Penerbit EGC.
Doherty, G.M., Current Diagnosis & Treatment. 2010, USA : McGraw Hill
Company
Fry, Robert D., MD, Kodner. Ira J., MD. Clinical Symposia Volume 37 No 6
1985, New Jersey:CIBA GEIGY.
Grace Pierce A., At a Glance Ilmu Bedah, Edisi 3, Erlangga, Jakarta,
2007, hal 114-115
Jusi, H.D., Dasar Dasar Ilmu Bedah Vaskuler, Edisi Ketiga, Jakarta,
Balai penerbit FKUI, 2004, hal 198-208
Mulholland, Michael W. et al Greenfield's Surgery: Scientific Principles and
Practice, 4th edition, 2006, Lippincott Williams & Wilkins
47
Oetomo, KS, 2003. Prosedur Tetap (protap) tehnik Operasi Bedah Umum.
First edition Surabaya : SMF Bedah RSUD Haji. Haemoroidektomi
Prince Sylvia A., Konsep konsep Klinis Proses Penyakit, Edisi 6, Vol.1,
EGC, Jakarta, 2005, hal 456-468
Richard S. Snell, Clinical Anatomy by Regions, 8th edition, Lippincott
Williams & Wilkins
Standring, Susan et al, Grays Anatomy : The Anatomical Basis of Clinical
Practice, 2005, British : Elsevier
Susan Galandiuk, MD, Louisville, KY, A Systematic Review of Stapled
Hemorrhoidectomy Invited Critique, Jama and Archives, Vol. 137 No. 12,
December, 2002, http://archsurg.ama.org/egi/content/extract. Last update
Desember 2009
Schwartz, Seymour I, Principles of Surgery, Volume 2, 6 th Edition, Mc
Graw-Hill Publishing Company, New York, 2004.
Sjamsuhidajat R., Jong W.D., Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi.2, EGC,
Jakarta, 2005, hal 672-675.
Townsend, C.M, et al. Sabiston textbook of surgery. 2008. Canada :
Saunder.
Yuwono, Hendro S., Ilmu Bedah Vaskular. 2010, Bandung : PT Retika
Aditama
http://prolapsedhemorrhoid.us/prolapsed-hemorrhoid/prolapsedhemorrhoid-factors-and-cause/
http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/hemorrhoids/
http://en.wikipedia.org/wiki/hemorrhoid
http://www.hemorrhoids.net
http://www.medicined.com
http://www.wikipedia.com
48
49