Kamis,
25 September 2014
FUNGI
Disusun untuk memenuhi Tugas Mikrobiologi Industri
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Ir. Chandrawati Cahyani, M.S.
2014
Fungi
Fungi
adalah
salah
satu
kelompok
dari
mikroorganisme
fungi
bersifat
saprofit,
yaitu
memanfaatkan
sisa
bagi
tumbuhan
atau
hewan,
dan
beberapa
lainnya
-1,4-linked
N-acetylglucosamin.
Kandungan
tersebut
temasuk bahan yang kuat dan fleksibel. Tidak seperti dinding sel ragi,
glucan dan mannan merupakan komponen yang relative kecil.
Kebanyakan glucan berada di ujung hifa yang masih tumbuh. Dinding
sel ragi hanya mempunyai ketebalan 50 nm, tetapi di bagian
dan
asam
nukleat
fungi
relative
kecil
dan
atau belum dapat teridentifikasi. Diasumsikan bahwa grup ini mempunyai tahapan
konidia seperti pada ascomycetes tetapi tahapan askusnya belum diketahui. Banyak
jamur dari divisi ini yang digunakan dalam industri diantaranya termasuk jenis
Aspergillus, Cephalosporium, Fusarium, Penicillium dan Trichoderma.
Ragi
Ragi, khususnya S, cerevisiae sering mendapat perhatian khusus karena
kontribusinya bagi perindustrian. Istilah ragi mengacu pada bentuk uniselular. Hal ini
dapat digunakan untuk menggambarkan fase uniseluler siklus hidup jamur berfilamen.
Perubahan dari bentuk satu ke bentuk yang lainnya dipengaruhi oleh kondisi nutrisinya.
Istilah tersebut sering digunakan sebagai nama umum untuk fungi yang hanya
mempunyai fase uniselular, seperti ragi pengembang roti. Ragi sejati dan banyak jenis
S. cerevisae lainnya yang berguna dalam industri merupakan anggota dari ascomycota.
Ragi bersifat heterotrof dan dapat ditemukan di berbagai habitat alam,
khususnya organ tumbuhan seperti bunga dan sisa tumbuhan di permukaan tanah. Tidak
seperti kebanyakan fungi yang bersifat aerob, kebanyakan ragi bersifat anaerob
fakultatif yang dapat tumbuh tanpa adanya oksigen. Pada umumnya, mereka
membutuhkan nutrisi yang relative sederhana, seperti asetat, berbagai macam mineral,
senyawa nitrogen anorganik dan organic. Ragi juga membutuhkan vitamin untuk
pertumbuhan seperti biotin, pantotenik dan tiamin.
S. cerevisiae merupakan ragi yang paling terkenal dan sering digunakan dalam
industry makanan dan minuman, seperti dalam pembuatan minuman beralkohol dan
adonan roti. Sekarang, ragi banyak digunakan dalam produksi fermentasi, khususnya
bahan bakar etanol, protein sel tunggal, enzim dan protein heterologous, contohnya
human insulin. Selain itu, S. cerevisiae dapat digunakan sebagai model dalam penelitian
molecular genetic karena mekanisme dari replikasi, rekombinasi pembelahan sel dan
metabolismenya sangat mirip dengan eukariot tingkat tinggi. Hanya beberapa ragi yang
menjadi patogen pada hewan diantaranya Cryptococcus neoformans yang menyebabkan
meningitis dan Candida albicans yang dapat menyebabkan infeksi pada kulit dan
membran mukosa pada mulut, vagina, dan tenggorokan.
Pertumbuhan sel dan siklus hidup hidup ragi
negative. Teori ini didukung dengan adanya observasi yang menunjukkan bahwa
flok disebar menggunakan agen kelat, EDTA. Teori kedua adalah hipotesis
lectin, meliputi ikatan protein-karbohidrat yang menyebabkan permukaan
protein dari satu sel terhubung ke sisa mannosa di dalam sel yang berdekatan.
Hipotesis ini didukung oleh fakta bahwa manosa menghambat pembentukan
flok.
Struktur membrane sel
Antara dinding sel dan membran lapisan bawah, terdapat ruang
periplasma berisi sekresi protein yang tidak dapat keluar dari dinding.
Membrane sel mengontrol masuk dan keluarnya semua material sel dan
mengatur biosintesis dinding sel. Membran sel ragi tersusun dari beberapa lipid
bilayer yang muncul dari keselarasan molekul lipid. Struktur ini menghasilkan
daerah hidrofilik dalam dan luar. Konstituen lipid terdiri dari mono-, di-, dan
trigliserida, glycerophosphatides dan sterol. Mereka sangat penting untuk
stabilisasi dan kekauan membran. Molekul oksigen diperlukan untuk biosintesis
mereka. Komposisi membrane lipid berbeda-beda tergantung pada kondisi
pertumbuhannya dan pengaruh etanol terhadap toleransi sel.
Komponen protein berperan dalam transport zat terlarut atau komponen
sinyal transduksi yang merespon rangsangan eksternal dan menginisiasi respon
internal. Membran yang berhubungan dengan enzim, digunakan untuk
transportasi senyawa seperti gula, asam amino bersama dengan ATP sebagai
sumber energi tranportasi. Pada bagian ini, juga terdapat enzim sintesis dinding,
contohnya, chitin synthetase ada dalam bentuk tidak aktif dan diaktifkan oleh
proteolytic cleavage ketika dibutuhkan.
Struktur dinding sel dan membrane sel ragi dapat dilihat pada gambar 2.
Inti sel
Inti sel dikelilingi oleh membrane ganda dan mempunyai ruang pori-pori
yang teratur. Organel ini mengandung sebagian besar DNA selular (80-85%);
dan sisanya sebagai molekul melingkar yang ada di mitokondria atau sitoplasma.
Sel haploid S. cerevisiae terdiri dari kira-kira 12000kbp DNA. DNA inti
bergabung dengan protein histon dan terbentuk dari16 kromosom linier. Struktur
inti sel sering disebut sebagai plaque yang mempunyai mikrotubulus baik di inti
sel maupun di matriks sitoplasma. Inti sel berfungsi untuk pembentukan spindel
ketika replikasi kromosom selama proses mitosis.
Mitokondria
Perkembangan mitokondria lengkap hanya ada pada ragi yang tumbuh
secara aerobic. Pada kondisi anaerobic, mitokondria mempunyai struktur
sederhana yang disebut sebagai promitokondria. Perkembangan organel lengkap
berbentuk bulat sampai batang yang dibungkus oleh membrane ganda.
Mikondria berfungsi dalam respirasi sel. Membran bagian dalam berfungsi
memproses protein untuk transpor elektron dan fosforilasi oksidatif. Strukturnya
terlipat ke dalam lumen dari organel, membentuk struktur seperti jari, yang
disebut sebagai krista. Di dalam lumen, terdapat matriks yang mengandung
hampir semua enzim yang digunakan untuk sikltus TCA (tricarboxylic acid),
ribosom, dan molekul DNA yang mengode 10 persen dari protein mitokondria.
sitoplasma
berisi
ribosom,
bermacam-macam
organel