Anda di halaman 1dari 11

EPISTEMOLOGI:

PROPOSISI, HIPOTESIS, DAN


VERIFIKASI
KELOMPOK V

M. TRESNADI HIKMAT
EDY SUROSO
M. DZIKRON ABDUL MUKTI

PENGERTIAN HIPOTESIS
Trelease (1960) suatu keterangan sementara sebagai suatu
fakta yang dapat diamati.
Good dan Scates (1954) sebuah taksiran atau referensi
yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang
dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun
kondisi-kondisi yang diamati, dan digunakan sebagai
petunjuk untuk langkah-langkah penelitian selanjutnya.
Kerlinger (1973) pernyataan yang bersifat terkaan dari
hubungan antara dua atau lebih variabel.
Margono (2004: 80) hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap
paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya.

Hipotesis

Suatu penjelasan sementara


tentang perilaku, fenomena,
atau keadaan tertentu yang
telah terjadi atau akan terjadi.

Kegunaan Hipotesis
Memberikan batasan dan memperkecil
jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan
hubungan antar fakta, yang kadangkala hilang
begitu saja dari perhatian peneliti.
Sebagai alat yang sederhana dalam
memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa
koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan
menyeluruh.
Sebagai panduan dalam pengujian serta
penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.

Karakteristik Hipotesis (1)


1. Konsisten dengan penelitian sebelumnya
Hipotesis harus rasional
Mengikuti penelitian yang telah ada dan
mengundang penelitian berikut-nya
Mempunyai kontribusi terhadap teori dan
praktek

Karakteristik Hipotesis (2)


2. Penjelasan yang masuk akal
Hipotesis merupakan jawaban
sementara dari permasalahan yang
ada, oleh karena itu sudah
seharusnya merupakan penjelasan
yang masuk akal.

Karakteristik Hipotesis (3)


3. Perkiraan yang tepat dan terukur
Pernyataan perkiraan hubungan (atau
perbedaan) antara dua (atau lebih)
variabel secara jelas dan tepat, serta
mengidentifikasi variabel tersebut
dalam terminologi operasional dan
terukur.

Karakteristik Hipotesis (4)


4. Dapat diuji
Hipotesis yang dinyatakan dengan
formulasi yang baik akan dapat diuji
melalui uji hipotesis. Berdasarkan data
yang dikumpulkan, dapat dilakukan uji
hipotesis sehingga dapat diketahui
apakah hipotesis yang telah disusun
dapat diterima atau ditolak.

Jenis Hipotesis
Hipotesis dapat diklasifikasikan melalui:
Bagaimana hipotesis tersebut diperoleh (diturunkan). Di
sini dibedakan antara hipotesis induktif dan hipotesis
deduktif.
Hipotesis induktif, akan menyusun generalisasi
berdasarkan observasi. Hal ini sangat berguna, namun
mempunyai keterbatasan dalam bidang terapan ilmu
dalam arti belum tentu hasil generalisasi ini benar-benar
dapat digunakan dalam bidang yang lebih luas.
Hipotesis deduktif menggunakan perluasan logika dari
penemuan-penemuan yang telah ada, atau didasarkan
pada hal-hal yang bersifat umum yang telah diterima
kebenarannya. Dengan kata lain, hipotesis deduktif
adalah bergerak dari hal-hal yang bersifat spesifik.

Bagaimana hipotesis dinyatakan


Hipotesis diklasifikasikan sebagai
hipotesis penelitian dan hipotesis
statistik.
Hipotesis penelitian dinyatakan dalam
bentuk kalimat pernyataan (deklaratif),
Hipotesis statistik dalam bentuk
hipotesis nol (Ho) dan hipotesis
alternatif (Ha).

Menguji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis diperlukan :
Data atau fakta dan kerangka pengujian
hipotesis harus ditetapkan dahulu sebelum si
peneliti mengumpulkan data
Pengetahuan yang luas tentang kerangka
teori, penguasaan penggunaan teori secara
logis, statistik dan teknik-teknik pengujian.
Cara pengujian hipotesis tergantung pada
metode desain penelitian yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai