Efektivitas e Service
Efektivitas e Service
Mehdi Asgarkhani
Faculty of Commerce, C.P.I.T, Christchurch, New Zealand
Abstrak
E-teknologi [teknologi elektronik] menjadi katalisator yang dapat digunakan secara efektif oleh
pemerintahan sebagai sesuatu hal yang paling baik bagi akses-akses pelayanan dan proses
demokrasi. Kepentingan masyarakat dalam hal internet dan permasalahan E-teknologi terus
menerus berkembang, ada peningkatan pada harapan yang sangat tinggi bahwa teknologi dapat
digunakan oleh pemerintahan pusat dan daerah yang tidak hanya menciptakan efisiensi
pemerintahan, tetapi juga meningkatkan akses masyarakat untuk mendapatkan informasi dan
pelayanan. Makalah ini, didasarkan pada studi kasus yang telah didiskusikan melalui beberapa
aspek dari pemerintahan elektronik dan e-service [pelayanan elektronik]. Misalnya nilai dan
efektifitas e-service dengan sektor publik difokuskan pada empat cara memperoleh efektifitas :
pandangan dari manajemen dan strategi ICT; penerapan nilai sosial budaya dan etika; penerapan
akses untuk mendapatkan ICT; dan pelanggan/masyarakat umum terhadap kegunaan dan
kesuksesan e-service.
1. Latar belakang
Satu hal yang paling menonjol dari ICT (teknologi informasi dan komunikasi) sangat
diperlukan untuk mengembangkan internet, web berdasarkan teknologi (e-technologies) dan
jaringan ekonomi global. Saat ini e-teknolog sangat berperan untuk meningkatkan kehidupan kita
dari hari ke hari. Dasar-dasar teknologi ditransformasikan melalui teknologi, ekonomi, politik, dan
sosial. Persaingan sektor swasta dalam berbisnis dikendalikan oleh dunia digital. Untuk mengirim
sebuah produk dan / atau pelayanan membutuhkan waktu dan biaya yang singkat, sektor swasta
dapat meningkatkan proses bisnisnya. Sebagai hasilnya, sektor swasta memiliki standar yang tinggi
dalam pelayanannya (termasuk mengaplikasikan e-business [bisnis elektronik] dan solusi e-service)
termasuk sektor domestik dan internasional. Reformasi yang paling signifikan pada sektor swasta
dapat dilihat dari rantai distribusi manajemen dan nilai perubahan manajemen termasuk didalamnya
adalah aplikasi dari e-teknologi. Walaupun demikian, kepentingan publik dapat diaplikasikan dalam
perkembangan e-teknologi, disana ada peningkatan ekspektasi bahwa mereka akan mengadopsi
baik pemerintahan nasional dan daerah yang memiliki organisasi. Organisasi sektor publik
(termasuk pemerintah daerah) menyetujui jaringan distribusi yang kompleks dan rangkaian nilainilai berharga sebagai basisnya. Dalam dekade terakhir ini banyak sektor publik yang memiliki
strategi bagi nilai-nilai e-teknologi (figure 1). Mereka dapat memperkenalkan kebutuhan mereka
untuk peningkatan proses efisiensi bisnis, akses warga masyarakat dalam mendapatkan informasi
1
dan pelayanan, dengan produktifitas hubungan (relationship) dan agenda sektor swasta.
Konsekuensinya, inovasi sektor publik di seluruh dunia [misalnya Canada, Inggris, Australia,
Selandia Baru, Singapura, Hong Kong, dsb] memiliki kebebasan untuk berkreasi untuk
menggunakan e-bisnis dan solusi e-service [diketahui sebagai pemerintahan secara elektronik atau
digital] sehingga dapat merespon kebutuhan akan perubahan [Heeks, 1999]. Pemerintahan daerah
dan nasional termasuk dalam bagian dari usaha untuk membatasi pelayanan dan warga masyarakat
yang disediakan bagi efektifitas e-service. Hal ini merefleksikan pertumbuhan yang dapat diterima
bahwa pelayanan pelanggan yang memuaskan dapat dijadikan sebagai pandangan bagi sektor
publik dalam perusahaan-perusahaan swasta.
Pengantar solusi e-service dengan menggnakan sektor publik merupakan hal pokok yang
melibatkan perubahan dari nilai-nilai monopoli informasi tradisional dan hirarkinya. Lebih lanjut,
e-service dan e-bisnis [termasuk pemerintahan digital] memiliki landasan yang mentranformasikan
langkah-langkah proses logistik [pengadaan barang] dan menyiapkan rangkaian dinamis yang
mengelola keseluruhan dalam sektor publik. Dengan demikian, e-service merupakan tantangan bagi
seluruh warga masyarakat dan sektor-sektor publik. Pemerintah seharusnya tidak hanya
memaksimalkan keuntunga yang akan mereka peroleh [termasuk di dalamnya penawaran
pemerintahan digital dan e-service] tetapi juga seharusnya mempertimbangkan beberapa bagian
yang penting [ekonomi, sosial dan budaya] yang berhubungan langsung dengan perubahan
teknologi secara cepat. Hal ini dapat dikatakan bahwa, untuk menyelesaikan permasalahan
teknologi, tantangan yang diperlukan adalah pemerintahan yang efektif yang dipelajari dengan cara
memahami pendalaman kemasyarakatannya.
Beberapa tahun yang lalu, banyak sekali perdebatan [misalnya Accentur 2001b, Asgarkhani
2002b, Asgarkhani 2003a, Asgarkhani 2004, Heeks 1999, Nath 2003 dan Reschenthaler et al 1996]
yang meneliti mengenai efektifitas e-service dalam sektor publik. Teknologi tidak dapat diragukan
lagi merupakan tulang punggung bagi prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung pemerintahan
secara elektronik. Memang ada hal yang dapat membahayakan apabila menempatkan teknologi
secara berlebihan dalam penerapan e-service. Lebih dalam lagi, politik dan keuangan sangat
mendukung dalam proyek e-service yang dapat digabungkan dalam retorika politik. Keuntungan
yang sangat potensial dari e-teknologi dalam hal pelayanan umum dapat menghasilkan materi
apabila diperkenalkan sebagai bagian dari perencanaan yang baik dan dapat mendukung
kepentingan sosial, budaya dan lingkungan politik. Hal ini juga membutuhkan progress [dan
efektivitas] dan jaminan yang secara retorika berpihak pada e-service yang dicocokkan dengan
kehidupan nyata. Jika warga masyarakat mendapatkan keuntungan dari kemujaraban dan potensial
dari keuntungan-efektifitas dari e-service, ini merupakan hal paling pokok yang dalam struktur
pelayanan masyarakat secara tradisional dan paradigm pemerintahan konvensional yang harus
direvisi kembali.
Figur 1 : strategi nilai-nilai e-teknologi
Efisiensi
2
Waktu
Jarak
Daya cipta
Efektifitas
Waktu
Jarak
rangkaian nilai-nilai.
Daya cipta Memperbolehkan proses-proses baru [dan atau yang dimodifikasi].
Pertumbuhan
Waktu
Mendapatkan masuknya pasar secara mudah yang dapat dipresentasekan.
Jarak
Memperkenalkan produk-produk baru pada pasar.
Daya cipta Mengembangkan produk-produk baru dan layanan-layanannya.
Dalam penelitian ini mengkolaborasikan antara peranan strategi, nilai dan efektivitasnya
dalam pemerintahan digital yang menggunakan e-service. Empat spesifikasi yang dapat digunakan
untuk melihat efektifitasnya dapat dicontohkan sebagai berikut :
Efektivitas dari sudut pandang manajemen dan strategi ICT [perhatiannya pada implikasi ICT
dan e-service dalam pelayanan masyarakat].
Efektivitas sebagai perhatian pada pelayanan sosial, budaya dan etika pada penerapan e-service
dan e-bisnis.
Efektivitas dengan referensi yang berbeda dengan akses-akses ICT [penggunaan peralatan
digital].
Efektivitas dari sudut pandang warga masyarakat yang merupakan pandangan warga
masyarakat dalam e-sevice dan e-bisnis.
Penelitian ini dihadirkan dalam dua bagian. Bagian pertama [didasarkan pada penelitian
yang pernah dilakukan dan analisis dari pemerintahan digital dan kasus e-sevice [Accenture 2001b,
Asgharkhani 2002b, Asgarkhani 2005a, Asgarkhani 2005b, Asgarkhani 2005c, Asgarkhani 2003c,
Bhatangar et al 2001, COMNET-IT 2000, Heeks 1999, Lin et al 2001, Orrego et al 2000, Radics
2001, dan Perri 2000] yang mereview konsep-konsep dasar dari pemerintahan digital dan e-service
yang diikuti dengan diskusi mengenai efektivitas yang didasarkan pada rancangan dalam bagian
[a], [b] dan [c]. Bagian dua didasarkan pada studi kasus mengenai pemerintahan lokal yang
menerapkan pola digital dan proyek e-service yang dirancang pada [d]. metodologi dari
sekumpulan informasi ini termasuk di dalamnya adalah overview dengan proyek-proyek yang
berasal dari sponsor [sejumlah pengukuran yang digunakan untuk para pengambil keputuan] dan
kombinasinya dalam interview formal dan survey di beberapa kelompok pilihan pada pengguna
elektronik.
2. E-teknologi dan e-service dalam sektor publik : sebuah overview
Pembentukan pemerintahan elektronik didasari oleh pelayanan secara digital atau elektronik
[e-service] dan tergantung pada prasarana teknologi. Dengan demikian, e-service tidak hanya
sekedar untuk latihan secara teknis, tetapi lebih dari peningkatkan lingkungan politik dan sosial
3
yang dapat mengendalikan dasar-dasar perubahan sebagai cara untuk menemuka manfaatnya dan
menggunakannya dalam kehidupan. Pengenalan ICT dapat secara otomatis pada fungsi-fungsi
pelayanan masyarakat dan diperkenalkan sebagai e-service yang tidak secara otomatis menciptakan
pemerintahan yang lebih baik atau lebih terbuka kecuali jika didasarkan pada kebijakan yang
mempromosikan penggunaan teknologi secara efektif. E-service membutuhkan permasalahan yang
harus benar-benar dipertimbangkan seperti model-model terbaru dari formulasi kebijakan, bentukbentuk alternatif dari warga masyarakat, pola-pola yang berbeda dan tren hubungan masyarakat dan
kekuatannya, solusi baru dari nilai-nilai perkembangan ekonomi, dan pendekatan alternatif yang
menghubungkan warga masyarakat dengan proses politik.
Penelitian yang lebih mendalam dipimpin oleh beberapa praktisi [misalnya Asgarkhani
2004, Asgarkhani 2003c, Asgarkhani 2003a, Samaranayake 2003, Radic 2001, Tapscott 1997 dan
Wiener 1984] dalam usahanya untuk menjawab beberapa pertanyaan mengenai ICT dan e-service
lebih lanjut dalam kelompok yang tertarik dalam menjawab permasalahan-permasalahan seperti
yang tercantum di bawah ini [misalnya International Centre fo Governance www.icegov.org].
Sebagai penerapan ICT dalam pemerintahan di negara-negara berkembang menjadi
beberapa bagian, yang diperlihatkan dalam berbagai tingkatan dalam e-government dan atau eservice yang dapat diamati dalam penelitian berikut ini [Asgarkhani 2002b, Asgarkhani 2003a]:
Basic Internal Functionally Efficiency [Dasar-Dasar Efisiensi Fungsi Internal] meningkatkan
efisiensi fungsi-fungsi internal termasuk di dalamnya aplikasi ICT.
Improved Internal Communications [Meningkatkan Kominikasi Internal] meningkatkan
komunikasi internal [termasuk di dalamnya adalah mengaplikasikan penggunaan email
elektronik] dan memperkenalkan sistem manajemen berkembang untuk meningkatkan proses
efisiensi.
Improved Access [Meningkatkan Akses] menyediakan akses informasi yang memperhatikan
pelayanan dan proses demokratis.
Electronic Interconnection of Service [Pelayanan Interkoneksi secara Elektronik]
menempatkan aplikasi yang dapat digunakan dalam partisipasi masyarakat termasuk di
dalamnya adalah umpan balik, tetapi juga termasuk di dalamnya adalah transaksi antara warga
masyarakat dengan pemerintah, pebisnis dengan pemerintah dan pemerintah dengan pemerintah.
Electronic Democrazy [Demokrasi Elektronik] memperkenalkan demokrasi secara digital
penyelesaian masalah menggunakan teknologi yang dapat meningkatkan partisipasi dan proses
demokrasi.
Total
Electronic
Service
Integration
[Pelayanan
Elektronik
secara
Keseluruhan]
memperkenalkan kesatuan pemerintahan elektronik atau digital yang melayani dalam satu
kesatuan dalam pelayanan hub [hub adalah salah satu alat untuk membuat beberapa komputer
dalam satu jaringan atau networked].
Beberapa review mengenai studi e-government dan e-service [misalnya Webster 2001,
Radics 2001, NIC 2000, Asgarkhani 2003b, dan Asgarkhani 2004] menyatakan pendapatnya bahwa
pemerintahan lokal sangat obyektif dalam memperkenalkan e-service seperti dinyatakan berikut
ini:
Prompt, accurate service [cepat, pelayanan yang akurat] sebagai potensi dari pemerintah
daerah yang menerima milyaran telepon di setiap tahunnya, merencanakan target untuk
menghasilkan presentase yang besar dari panggilan telepon di saat-saat pertama yang datang
[termasuk di dalamnya pusat pelayanan untuk menghubungi pelanggan] yang dapat dihasilkan
dari efisiensi yang signifikan dan penghematan.
Improved quality of service [meningkatkan kualitas pelayanan] satu klien dalam pemerintahan
lokal sangat berpotensi untuk menggerakkan lusinan file yang berbeda lokasinya. Pemerintah
lokal dapat memperhatikan perubahan dari satu jaminan dan akses fileyang dapat membantu
untuk penyediaan secara berkelanjutan dan koordinasi dan dukungan pemerintah lokal.
Removing barriers and tackling social exclusion [memindahkan rintangan-rintangan dan
merekatkan hubungan sosial] pemerintahan lokal perlu berhati-hati dalam menghadapi klien
yang tidak dapat menggunakan keahliannya dalam menggunakan pelayanan secara elektronik,
termasuk di dalamnya membuat rancangan jaringan sebagai pusat pembelajaran dalam
perpustakaan dan pusat-pusat kemasyarakatan yang dapat mengajarkan masyarakat untuk
mempelajari internet dan keahlian teknologi atau perancangan web.
Local access points [akses-akses lokal yang utama] hal ini diperlihatkan dalam [Webster 2001]
peningkatan sampai dengan 20% pada pelayanan konsumen yang tidak dapat segera tertangani.
Pelanggan seringkali membutuhkan seseorang yang profesional. Pemerintah lokal akan
mendapatkan keuntungan dari rancangan akses masyarakat untuk menjadikan masyarakat
menjadi lebih professional dalam program video online.
Saat ini, e-service memperlihatkan beberapa bagian dan bentuknya. Tipe-tipe aplikasi
[termasuk di dalamnya pemerintah lokal maupun pusat] berupa penyediaan akses, hubungan
pelayanan atau prosesnya, fasilitas konsultasi, dan partisipasi aktif warga masyarakat [Figur 2].
informasi
yang
Tipe Penawaran
Akses warga masyarakat untuk
Fase
Akses yang
Akses yang
ditingkatkan.
6
mendasar,
solusi
manajemen pajaknya.
Integrasi antara
informasi, dan pelayanan yang berbasis Registrasi untuk kelas dan klub olah
elektronik dan
pada web.
pelayanan.
raga.
Ijin online , ijin bisnis, dokumen
pengadilan.
Pelelangan online.
Penempatan elektronik untuk produk
komoditas dengan pemesanan barang
dan transaksinya.
Kumpulan pajak penjualan.
Pembagian kerja, formulir lamaran
online.
Keuntungan yang dapat diambil
sendiri.
Meningkatkan Kewaspadaan
Administrasi.
Fungsi pemerintahan dan pelayanan.
Meningkatkan
komunikasi
proses politik, pelayanan, dan opsi yang Pelayanan bisnis dan informasi.
internal.
Pelayanan pegawai.
Meningkatkan
pengambilan keputusan.
akses.
Fasilitas
Konsultasi
dan
Komunikasi
Memprakarsai
informasi]
dan
penyampaian akses.
Kesatuan antara
jarak elektronik dan
pelayanan.
Demokrasi secara
elektronik.
Kesatuan antara
Masyarakat
elektronik dan
pelayanan.
pengambilan
Demokrasi secara
keputusan,
pemecahan
elektronik.
dalam mengambil tindakan kelumpuhan akibat analisis yang terlalu berlebihan -. Hal ini sangat
menakutkan karena ada peranan mekanik yang mengikuti [sebagai pendapat dari interpretasi data
yang sederhana, contoh model yang berlebihan, dan sistem keahlian yang mengambang secara
berlebihan dari pengambilan keputusan yang adil akan menurunkan peranan.
Pandangan akhir dari kelompok ini mengenai peralatan dan pendapat yang mempengaruhi
penyelesaian masalah dalam ICt tidak dapat dipisahkan dari pandangan yang lainyang lebih
memperhatikan teknik atau rasionalitas politik dari suatu pengambilan keputusan. Pandangan ini
kesemuanya dan perubahan dalam pemerintahan yang mengendalikan permasalahan sosial dan
politik, bukan karena teknologi itu sendiri. Teknologi terlihat hanya sebagai alat untuk perubahan
atau perlindungan dari suatu gaya pemerintahan misalnya pemerintahan konservatif atau
radikal [Mackenzie et all 1985 dan Bijker 1997].
Beberapa teori menyebutkan bahwa data empiris yang mendukung meskipun beberapa
studi empiris memiliki lingkup yang terbatas dan tidak menggeneralisasikan desain untuk
penilaian, tapi biarlah menjadi sebuah teori yang berlawanan. Dapat dikatakan sangat adil apabila
penerapan teori ini digunakan sesuai bidangnya bukan pada bidang yang berlawanan. Suatu teori
sangat membutuhkan diskusi yang mengacu pada referensi tertentu terutama aspek sosial dan
budaya, prasarana teknologi, pengalaman dengan penggunaan ICT, dan tingkatan pendidikan, serta
kepentingan proses politik.
4. Penerapan sosial, budaya dan etika dalam e-service
Pandangan mengenai efektivitas dalam e-service dapat digunakan untuk mempengaruhi
pandangan public terhadap penerapan nilai-nilai sosial dan budaya dalam menggunakan eteknologi dan e-service.
Teknologi mempengaruhi hak-hak dan privasi warga masyarakat sebagian perusahaan dan
pemerintahan menggunakan teknologi untuk mengumpulkan, menyediakan, dan membuat data
yang mudah diakses oleh seseorang maupun pihak swasta. Beberapa perusahaan memonitor
pegawainya dengan komputer untuk mengamati pola seorang pegawai yang bekerja secara indidual
maupun bergabung dengan kelompoknya [Asgarkhani 2002a]. Teknologi juga dapat dgunakan
untuk mmpermudah bisnis, pemerintahan dan warga masyarakat untuk mendapatkan informasi
yang terbaik tanpa perlu pengetahuan yang berlebihan. Hal ini akan terus berkembang [misalnya
dalam Asgharkhani 2002b] untuk mengakses informasi yang berbahaya dengan agen-agen politik
yang korup.
Terbatasnya jaringan dan akses internet [kurangnya prasarana atau biaya yang dibutuhkan
terlalu tinggi].
Walaupun pemerintah di sejumlah negara bagian menerima pendanaan dan dukungan untuk
memperkenalkan permasalahan e-government dan e-service, efektifitas dari pemecahan masalah ini
sangat terbatas kecuali batasan-batasan e-readiness dengan negara-negara yang ditunjuk.
Beberapa catatan mengenai pembagian digital dan e-readiness [misalnya UN e-government
report 2001, Accenture 2001a, COMNET-IT 2000, META Group 2000 dan UNESCO/COMNET-IT
2000] yang mengindikasikan perbedaan yang signifikan pada tingkatan penerapan ICT dan jaringan
ekonomi di belahan dunia. Ini hanyalah bagian dari pandangan beberapa contoh dalam mempelajari
ICT dengan fokus di area Asia Pasifik.
Pada tahun 2000, META Group tahun 2000 memberikan contoh kompetisi peralatan digital
di 47 negara yang sudah menerapkan indek ekonomi digital. Pengarangnya, Howard Robin
menuliskan mengenai industri tradisional untuk mengukur produksi dan performance memiliki
hubungan dengan yang relevan dengan informasi. Dengan demikian, proses informasi memiliki
kapabilitas yang memiliki indikator lebih baik dalam kompetisi nasional. Negara negara di dalam
peringkat 5 kategori yang menerapkan teknologi informasi kompetitif seperti pengetahuan
mengenai pekerjaan, globalisasi, dinamika ekonomi dan kompetisi, transformasi ke dalam ekonomi
digital, dan kapasitas inovasi teknologi. Hasilnya [dengan mengacu pada kompetitif teknologi]
sebagai perhatian dari beberapa negara di wilayah Asia Pasifik [termasuk New Zealand dan
Australia] misalnya Jepang [peringkat 2], Australia [peringkat 8], Taiwan [peringkat 10], New
Zealand [peringkat 11], Hong Kong SAR [peringkat 15], Singapura [peringkat 17], Pilipina
[peringkat 25], Malaysia [peringkat 33], India [peringkat 34], China [peringkat 37], Korea
[peringkat 38], Thailand [peringkat 46] dan Indonesia [peringkat 47].
10
Negara yang memiliki posisi kuat untuk merevolusi informasi, sebagaimana yang
diperlihatkan dalam ICT dan prasarana sosial. Negara Asia Pasifik dapat
dikategorikan menjadi Australia [peringkat 9], Taiwan [peringkat 10], Hong Kong
Pelangkah
Pelari
dan membagi prioritasnya dalam ekonomi, sosial dan politik. Misalnya Malaysia
[peringkat 30], dan hanya satu-satunya negara di Asean.
Negara yang terus berkembang tetapi tidak konsisten, karena terbatasnya sumber
Pejalan
11
Umpan balik pelanggan : dewan memonitor bahwa umpan balik pelanggan dari fasilitas
pelayanan website. Umpan balik dapat diakses untuk mengukur kepuasan pelanggan dan
pelayanan. Pendapat yang muncul adalah perubahan pelayanan harus ditingkatkan.
kegunaan dan kemampuan dari website itu sendiri ketidakgunaan ini dikombinasikan dengan data
statistik dengan sejumlah pengguna yang sebenarnya memproses akses pelayanan dalam home
page. Umpan balik pelanggan termasuk dalam pelayanan website yang dapat lebih efektif dari
bermacam-macam sumber [misalnya dari telepon].
Kombinasi dari survey dan waancara [yang difokuskan dalam kelompok] dapat
dipertimbangkan sebagai akses pengetahuan masyarakat dan pendapat atau opini dalam bagian eservice. Partisipasi yang dipilih dalam beberapa kelompok khususnya yaitu 61% dari responden
usia 18 34 tahun, 26 % usia antara 35 dan 49 tahun dan beberapa lebih dari 50 tahun. Hal ini
memperlihatkan bahwa 76% responden sangat memperhatikan pelayanan e-government yang
menghasilkan hubungan dewan secara online 87%, yang berpandangan pelayanan masyarakat
secara elektronik. Dari beberapa gambaran website dewan ini, 81 % mempertimbangkan bahwa
pemerintah daerah dapat memberikan pelayana secara elektronik.
12
Hasilnya dapat diindikasikan bahwa pelayanan dewan secara online, mayoritas [49%]
menjadi website online sebagai cara untuk mengkomunikasikan pada masyarakat. Web surfing
menjadi peringkat kedua [32%], dan 19% dari yang diketahui dari pemecahan masalah pelayanan
elektronik termasuk dalam periklanan. Dari responden, yang menyediakan informasi tambahan,
terlihat seperti penggunaan pelayanan seperti : informasi perpustakaan/catalog [42%], pelayanan
dan jam operasional [38%], peristiwa penting di kota besar [30%], informasi rata-rata [25%],
pembagian waktu [23%], perijinan [13%], galeri seni [12%], iklan penawaran pekerjaan [11%],
sumber daya air [10%] dan populasi statistic [7%].
Banyak responden [yang dapat menggunakan pelayanan website] menggunakan pelayanan
online dari dewan yang sangat efektif. Hal ini menyediakan informasi tambahan dengan beberapa
alasan seperti : akses informasi dengan cepat di setiap waktu dan di mana saja [77%], penyimpanan
waktu membutuhkan telepon panggilan dari dan dengan pendatang [55%], akses untuk
memperoleh informasi dengan alasan-alasan yang mendetail, sederhana untuk diikuti [40%];
penggunaan di tingkatan tertinggi [27%], hubungan yang relevan dan penggunaan halaman dan
situs [25%] dan mudahnya untuk pelayanan [20%].
Salah satu responden menyebutkan website yang tidak dapat bekerja sangat baik. Salah satu
hal sulit yang disebutkan adalah penggunaan website yang termasuk dalam ; sulitnya menemukan
informasi yang jelas [9.5%], download yang lama [26.2%], akses waktu yang lama [32.1%] dan
navigasi yang sangat sulit [8.3%].
Dengan demikian, pengguna dapat menggunakan informasi yang mereka butuhkan di mana
saja. Hal ini dapat menggunakan partisipasi yang mendasar pada penggunaan computer dan
mencari data serta menemukan informasi dalam website. Pengguna internet dapat menggunakan
pelayanan secara online dengan kemampuan membayar [37%], dewan yang membyar [27%],
tambahan informasi dari pelayanan dewab [25%], perijinan online [30%], pelayanan interaktif,
kelompok online dan kelompok diskusi [23%], multimedia, video dan audio lokal [30%] dan
fasilitas online voting [23%].
Pengguna internet menyatakan bahwa perhatian pada pelayanan penggunaan online. Hal ini
diperlihatkan dalam perhatian secara sisi keamanan [71%], mengikuti data yang sangat rahasia
[66%], dokumen yang kompabiliti [6%] dan prasarana teknis dan kecepatan untuk mengakses
[26%]. Dengan demikian, 19% pengguna internet yang memperhatikan penggunaan pelayanan
online pada dewan.
Dengan skala 1 sampai 10 [10 jauh lebih baik], peringkat dari isi website adalah 7.18.
dengan skala 1 sampai 10 [10 yang dipertimbangkan], hasilnya memperlihatkan bahwa peringkat
rata-rata dari pelayanan dewan secara online adalah 7.52. Lebih lanjut, responden memiliki akses
yang penting dalam pelayanan secara online dengan skore 7.5.
13
Hasilnya adalah penelitian yang belum final. Selama ini, apa yang terlihat dalam hal
efektifitas memiliki alas an yang jelas dalam hal ini akses masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan dan fasilitas proses demokrasi. Hasilnya dapat diteliti dalam data yang memperlihatkan
konsistensi New Zealand yang mengakses ICT dan e-readiness sebagai outline di bab 5. Kita tidak
dapat mengasumsikan bahwa hal ini merupakan penelitian yang dapat diterapkan di mana saja
dengan pemerintahan yang merencanakan menggunakan peralatan secara digital dalam
penyelesaian masalahnya dibandingkan dengan tidak. Selama ini, optimistic tetap menjadi alasan
yang terbaik.
7. Kesimpulan
Di masa lalu, sudah banyak perdebatan yang muncul mengenai penggunaan e-teknologi dan
efektivitasnya dalam mereformasi sektor publik. Beberapa permasalahan yang muncul, yang benarbenar membahas e-government dan e-service [seperti yang didiskusikan dalam makalah ini] dapat
dirangkum menjadi :
a. E-government mencakup reformasi manajemen publik yang di dalamnya termasuk dalam
peningkatan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, menciptakan aktivitas di bidang
ekonomi, dan melindungi nilai-nilai demokrasi.
b. E-government sudah seharusnya berorientasi pada masyarakat atau warga negara. Sebagai
bagian dari warga negara, mereka tidak sepenuhnya menyadari siapa yang benar-benar
memberikan pelayanan yang dibutuhkan, perwakilan perusahaan, dan antar pemerintahan dalam
dimensi e-governance yang sangat esensial.
c. E-government membutuhkan peralatan elektronik ataupun digitalisasi pada masyarakat [ecitizens]. Hal ini dapat dikatakan dengan, sebelum kita menyebut hal e-service yang efektif,
sebaiknya kita dapat menyatukan seluruh warga masyarakat tidak hanya masyarakat minoritas
yang dapat diberikan akses utuk penyediaan infrastruktur elektronik.
E-government dapat menyediakan kesempatan atau membangun dan bekerja sama secara
berkelanjutan antara swasta dan sektor pemerintahan yang bertanggungjawab untuk penyediaan
prasarana elektronik [e-capacity] yang dapat berkompetisi dalam peningkatan ekonomi yang
berkelanjutan.
E-government dapat lebih efektif apabila mengadopsi proses re-engineering [keahlian
teknik] dalam berbisnis. Maka dapat dikatakan bahwa, pelayanan secara otomatis dapat diterapkan
dan tidak memerlukan hasil. Keuntungan dari e-government dan e-service dapat dihitung secara
material ketika mereka memperkenalkan lingkungan yang mendukung bagi akses masyarakat
umum untuk memperoleh informasi dan pelayanan.
Contoh dari nilai-nilai e-service dan e-government dipertimbangkan dari bermacam-macam aspek
efektivitas yang termasuk di dalamnya :
a. Pandangan dari manajemen dan strategi ICT dalam menerapkan e-government penyusunan
yang optimis dalam pandangan e-government seperti efektifitas peralatan yang digunakan
14
seperti teknologi sebagai alat [berbeda pendapat dengan teknologi tidak dapat mengendalikan
kekuatan untuk memperoleh efektivitas].
b. Aspek-aspek sosial, budaya dan etika dalam e-service dan e-government termasuk di dalamnya
pengaruh dari manajemen informasi, tempat kerja dan hak-hak individu dan privasinya sebagai
pandangan.
c. Penerapan dari pembagian sarana digital dan e-readiness [kesiapan] efektivitas dan sukses dari
e-service di beberapa negara diterapkan pada negara yang menyediakan e-readiness dan jalan
menuju pembagian digital dapat dipergunakan.
d. Studi kasus mengenai pandangan masyarakat mengenai apa yang dapat digunakan dan meraih
sukses dalam e-government agar berinisiatif dalam memfasilitasi akses mayarakat umum untuk
mendapatkan informasi dan pelayanan termasuk hasil dari pembelajaran dari kelompok diskusi
yang mengindikasikan bahwa masyarakat umum rata-rata menggunakan solusi e-government
dalam mencapai efektivitas. Dengan demikian, hasil yang belum selesai ini tidak dapat
digunakan untuk semua pemerintahan yang memprakarsai untuk melintasi dewan pengurus.
Hal ini terlihat pada praktisi dan ahli manajemen yang menyetujui bahwa tren transformasi
pemerintahan dan reformasi sektor publik termasuk di dalamnya adalah e-service tidak dapat
dirubah. Meskipun inovasi teknologi tidak cukup mampu untuk mengendalikan perkembangan eservice
yang
efektif.
E-government
bukan
merupakan
alat
dan
bagaimanapun
juga
15