Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR I

PERCOBAAN 2
REAKSI KIMIA : GEJALA UMUM DAN LAJU REAKSI
Disusun oleh :
Defi Rhizkiana Yahro (J2C009010)
Rizka Surya Permata

(J2C009011)

Sonita Afrita Purba

(J2C009012)

Agustiani YudiA.

(J2C009013)

Nova Gultom

(J2C009014)

Heru Raditya K.

(J2C009015)

Ibrahim

(J2C009016)

Irine Ayu Febiyanti

(J2C009019)

Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Diponegoro
Semarang
2009

HALAMAN PENGESAHAN

Semarang, 17 Desember 2009


Praktikan

Devi RhiskianaY

Rizka Surya P

NIM J2C009010

NIM J2C009011

Sonita Afrita P
J2C009012

Agustiani Y.
J2C009013

Nova Gultom

Heru Raditya

J2C009014

J2C009015

Ibrahim

Irine Ayu F

J2C009016

J2C009019
Mengetahui,
Asisten

Virkyanov
J2C005149

DAFTAR ISI

Cover ..

Halaman pengesahan .

ii

Daftar isi

iii

I. Tujuan percobaan

II.Dasar Teori
2.1 Kinetika Reaksi ..................................

2.2 Laju Reaksi

2.3 Persamaan Reaksi ..

2.4 Tetapan Laju Reaksi ..

2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi ...

2.6 Orde reaksi .

2.7 Gambar grafik orde reaksi

2.8 Metode pehitungan laju reaksi ...

2.9 Teori tumbukan ..

11

2.10 Macam-macam reaksi kimia dan contoh .

11

2.11 Analisa bahan ...

15

III.Metode percobaan ... 18


3.1 Alat dan bahan ...

18

3.2 Skema kerja 20


IV.Data Pengamatan

22

VI.Pembahasan

26

VII.Kesimpulan

30

VIII.Daftar pustaka ..

31

REAKSI KIMIA : GEJALA UMUM DAN LAJU REAKSI


I TUJUAN PERCOBAAN
1.1 Mampu menjelaskan jenis dan tanda-tanda reaksi kimia
1.2 Mampu menentukan nilai parameter laju reaksi
II DASAR TEORI
2.1 Kinetika Reaksi
Cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang laju reaksi adalah
kinetika kimia Kinetika mempunyai dua tujuan yaitu menstimatikan data
dan memperkirakan mekanisme reaksinya. Reaksi berlangsung dalam dua
fase yang disebut reaksi heterogen.
(Keenan, 1984)
2.2 Laju Reaksi
Laju reaksi menjelaskan seberapa cepat suatu pereaksi dan
seberapa cepat bertambahnya reaksi dengan menigkatkan waktu laju awal
yang ditentukan dengan membagi penambahan kosentrasi. Laju reaksi
sesaat ditunjukan oleh kemiringan garis. Pada grafik konsentrasi dengan
waktu . Salah satu tujuan kinetika adalah untuk yang menyakatan laju
reaksi melalui hukum laju reaksi

Yang terbentuk : V= k [ A ]m [ B ]n
Laju Reaksi adalah perubahan konsentrasi per satuan waktu dengan satuan
umum adalah mol detik -1 dm -3. Laju reaksi dinyatakan dalam

1 [ A]
1 [ B]
1 d [ P]
1 d [Q ]

....................................

a dt
b dt
p dt
q dt

k A

B n

Dianggap bahwa volume tidak berubah selama reaksi berlangsung.


(Keenan,1990)
Laju reaksi adalah perubahan jumlah reaktan dalam satuan waktu .
Apabila laju reksi misalnya A+BC
Dengan,
[A] dan [ B ]

: Konsentrasi pereaksi

[C]

: Konsentrasi produk pereaksi

m dan n

: Orde reaksi

: Konstanta laju reaksi


(Soemardjo,1998)

d A
k A
OH
d A
kdt
A

Persamaan ini dapat diintegrasikan secara ulang karena awalnya (saat t=0)
konsentrasi A adalah [A] maka pada waktu t, konsentrasi A=[A]t
(Keenan, 1990)
2.3 Persamaan Reaksi
Hukum laju dapat ditentukan dari mekanisme yang mempunyai
tahap penentu laju reaksi. Jika salah satu reaksi elementer dalam suatu
mekanisme berlangsung sangat lambat dibandingkan dengan yang lainnya.
Reaksi elementer yang lambat ini adalah tahap penentu laju reaksi.
(Pettruci, 1992)
2.4 Tetapan Laju Reaksi
Konstanta laju reaksi merupakan bilangan konstanta atau tetap
yang menyatakan hubungan sebanding dengan besarnya laju reaksi dan
berbanding terbalik dengan hasil kali konsentrasi reaktannya. Konstanta laju
reaksi ini merupakan bilangan pengali dengan konstanta reaktan yang
mendapatkan besaran laju reaksi yang sesuai standar.

Konstanta ini dapat dirumuskan secara sistematis sebagai berikut :

K=

V
[ A] [ B ] n
m

L
M mn

Keterangan : v = laju reaksi


m,n = orde reaksi
[A] = konsentrasi pereaksi A
[B] = konsentrasi pereaksi B
K = konstanta pereaksi
(Petrucci, 1984)
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Berikut ini adalah faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi :
a. Konsentrasi
Laju reaksi dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi pereaksi.
Semakin besar konsentrasi zat pereaksi, maka semakin cepat reaksi itu
berlangsung. Sebaliknya, semakin kecil konsentrasi zat pereaksi maka
semakin lambat reaksi berlangsung.
b.

Temperatur atau suhu


Semakin tinggi laju reaksi maka suhu akan semakin
tinggi.Kenaikan suhu 10C akan menyebabkan 2-3 kali laju reaksi
meningkat.

a.

Katalis
Katalis merupakan zat yang dapat mempercepat terjadinya reaksi,
dengan jalan pembentukan senyawa perantara atau dengan absorbsi.
Molekul yang terabsorbsi akan lebih reaktif daripada molekul yang
tidak terabsorbsi.
( Petrucci, 1994 )
Semua katalisator memiliki sifat yang sama yaitu :
1.

Katalisator tidak berubah selama reaksi

1.

Katalisator tidak mempengaruhi letak kesetimbangannya juga


tidak mempengaruhi besar tetepan kesetimbangan

2.

Katalisator tidak dapat mengawali suatu reaksi. Reaksi juga


dikatalis harus sudah berjalan walaupun sangat lambat.

3.

Katalisator yang diperlukan untuk mempercepat reaksi biasanya


hanya sedikit. Namun , pada umumnya jumlah katalisator juga
mempengaruhi laju reaksi.
( Soekardjo, 1984 )

c. Luas Permukaan
Semakin luas permukaan , maka reaksi akan lebih cepat terjadi,
pemecahan zat padat ataupun air menghasilkan luas permukaan yang
lebih besar dan membuat lebih banyak permukaan yang tersedia,
sehingga tumbukannya semakin besar dan laju reaksi juga besar
( Keenan, 1990 )

2.6 Orde Reaksi


Orde reaksi yaitu semua eksponen dari konsentrasi dalam persamaan laju
reaksi. Orde reaksi yang dikenal yaitu :
a.

Reaksi orde nol


Reaksi yang lajunya dapat ditulis

d[K ]
K , dimana K merupakan
dt

konstanta laju reaksi orde nol. Persamaan ini dinyatakan karena orde
nol tidak tergantung pada konsentrasi reaktan.
( Keenan, 1990 )
b.

Reaksi orde satu


Reaksi yang ordenya berbanding langsung dengan konsentrasi reaktan
d [C ]
K [ C]
dt

Plot log [ C ] terhadap t merupakan suatu garis lurus dengan K dapat


dihitung dari kemiringan garis tersebut.Grafiknya sebagai berikut :

Konsentrasi zat

waktu
( Petrucci, 1987 )

c.

Orde dua
Laju berbanding langsung dengan kuadrat konsentrasi dari suatu
reaktan atau dengan hasil kali konsentrasi yang meningkat sampai

penguat satu atau dua dari reaktan tersebut :

d [ A]
K [ A] 2
dt

Grafiknya
konsentrasi

waktu
( Petrucci, 1992)
d.

Orde tiga
Laju berbanding langsung dengan pangkat tiga konsentrasi dari suatu

reaktan, yaitu ditunjukan melalui persamaan :

d [ R]
K [ R]3
dt

Atau sebanding dengan kuadrat konsentrasi dari reaktan dan pangkat satu dari
konsentrasi reaktan kedua yaitu :
d [ R2 ]
K [ R1 ]2 [ R2 ]
dt

(Petrucci, 1987)
2.7 Gambar Grafik Orde Reaksi
konsentrasi
konsentrasi
Waktu

Waktu

Orde reaksi nol

Orde reaksi dua


konsentrasi

Waktu
Orde reaksi satu
(Petrucci, 1992)
2.8 Metode Perhitungan Laju Reaksi
2.8.1 Metode Integral
Dengan metode ini harga k dihitung dengan persamaan laju menuju
integral dari data konsentrasi dan waktu. Untuk reaksi :
1
t

a
ax

1
t

a
a a x

Orde 1 : k ln
Orde 2 : k ln

Harga a adalah konstan tetapi (a-x) bergantung pada waktu. Jika k


yang diperoleh dari berbagai waktu adalah konstan maka orde reaksi
adalah satu.
(Keenan, 1990)
2.8.2 Metode Grafik
Dari aljabar diketahui bahwa fungsi garis lurus adalah y=ax+b. jika
diterapkan pada persamaan untuk orde reaksi satu adalah :
log [A] = -k

log [A]

2,303
y

Dengan demikian, jika log [A] dialurkan terhadap t dan diperoleh garis
lurus maka orde reaksi adalah satu.
[A]0

[A]

arah lereng=-k

arah lereng=k

A
1/[A]0

waktu (orde nol)

waktu (orde ke dua)

log [A]
k

arah lereng= 2,303


waktu (orde ke satu)
(Petrucci, 1992)
2.8.3 Metode Laju Awal
Dalam metode ini dilakukan sederetan eksperimen dengan
konsentrasi yang berbeda-beda. Kemudian dengan membandingkan laju
awal, maka dapat ditarik kesimpulan tentang laju reaksi.
2.8.3.1 Cara Waktu Fraksi
Metode ini hanya digunakan untuk reaksi-reaksi yang berkaitan
dengan zat-zat yang bereaksi yang mempunyai konsentrasi sama
dan biasanya digunakan waktu paro.
Hukum laju dapat ditentukan dari mekanisme yang mempunyai
tahap penentu laju reaksi. Jika salah satu reaksi elementer dalam
suatu mekanisme berlangsung sangat lambat dibandingkan dengan
yang lainnya. Reaksi elementer yang lambat ini adalah tahap
penentu laju reaksi.
(Pettruci, 1992)

2.9 Teori Tumbukan


Teori tumbukan menjelaskan reaksi berdasarka tumbukan molekul
yaitu frekuensi tumbukan dan probabilitas yang memungkinkan tumbukan
menjadi reaksi kimia.
Menurut teori tumbukan sederhana laju reaksi didasarkan pada:
1.Jumlah per satuan volume per satuan waktu
2.Molekul-molekul

yang

diambil

bagian

dalam

tumbukan

harus

mempunyai energi yang cukup ( energi pengaktivasi ). Sebelum molekulmolekul tersebut dapat diubah menjadi produk.
Energi aktivasi adalah energi yang dimiliki yang harus dimiliki molekul
untuk dapat bereaksi. Semakin tinggi energi aktivasi semakin kecil fraksi
yang kereaktifannya semakin lambat ketika reaksi berlangsung.
( Petrucci,1992)
2.10 Macam-Macam Reaksi Kimia dan Contohnya
Reaksi kimia didefinisikan sebagai reaksi atau proses yang
menghasilkan jenis baru. Reaksi kimia ditandai dengan adanya gejalagejala yang dapat diamati. Gejala tersebut dapat berupa timbulnya gas,
terbentuknya endapan, perubahan temperatur, perubahan warna,
perubahan rasa dan perubahan bau. Jenis-jenis reaksi kimia adalah :

2.10.1 Reaksi Penetralan (netralisasi)


Reaksi penetralan adalah reaksi yang terjadi antara asam dan basa.
Menurut teori Arhenius adalah interaksi antara ion hydrogen dan ion
hidroksida, yang dirumuskan :
H+ + OH- H2O
Gejala reaksi dari reaksi ini adalah tidak terjadi perubahan apapun karena
reaksi bersifat netral.
Contoh reaksi
2 NaOH + H2SO4 Na2SO4 + 2H2O
(Keenan, 1989)
Biasanya terjadipada reaksi asam basa.hasil netralisasi antara lain dari
asam basa adalah garam.
Apabila sejumlah asam dan basa murni yang ekuivalen,dicampur
larutannya.
Jika persamaan reaksi dinyatakan sebagai interaksimolekul-molekul.
HCL
(asam)

NaOH
(basa)

NaCl + H2O
(garam)
(Vogel,1985)

2.10.2 Reaksi Pembentukan Endapan


Adalah reaksi yang digunakan dalam analisis organik yang
melibatkan pembentukan endapan. Endapan terbentuk jika larutan
terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan.
Gejala reaksi yang terjadi adalah terbentuk endapan
Contoh reaksi pembentukan endapan adalah
H2SO4 + (CH3COO)2Pb PbSO4
+
(endapan putih)

2CH3COOH
(Brady, 1994)

2.10.3 Reaksi pembentukan kompleks


Adalah suatu kumpulan dari reaksi reaksi dasar yang
memberikan produk yang diperlukan atau menguraikan mekanisme suatu
reaksi.
Gejala reaksi yang terjadi adalah perubahan warna dalam larutan,
merupakan penyebab dari melarutnya endapan dalam reagensia yang
berlebih.
Contoh reaksi pembentukan kompleks adalah
Cu2+ + 4NH3 Cu(NH3)42+
(biru)
(biru tua)
(Keenan, 1990)

2.10.4

Reaksi Pertukaran Muatan


Reaksi dari matematis (perpindahan rangkap) menyangkut
suatu larutan dan pertukaran
pertukaran muatan adalah
KCl NaNO3 KNO3 NaCl

dari ation dan anionnya. Reaksi

Kedua reaksi dari persamaan ini larut dalam air. Karena semua
senyawa dalam

persamaan ini adalah garam yang bereaksi

dengan elektrolit kuat.


(Brady, 1999)
2.10.5

Reaksi Pembentukan Gas


Bila logam bereaksi dengan asam pusat akan menimbulkan
gas. Reaksi ini disebut juga dengan reaksi pendesakan logamlogam yang digunakan adalah logam yang mudah tereduksi.
Reaksi pembentukan gas adalah
Logam + asam kuat encer garam + H2O

3Al

+ 6 HCl

2AlCl3 + 3H2

(Rosenberg, 1984)

2.11 Analisa Bahan


2.11.1

NaOH
Sifat fisik

: Berupa padatan putih, higroskopik, titik


didih 139C, titik leleh 3,18C dan larut
dalam air

Sifat kimia

: Bersifat higroskopis , sangat korosif


terhadap jaringan organik, menyerap gas
CO2 membentuk Na2CO3
(Mulyono, 2001)

2.11.1

HCl
Sifat fisik

: Berbentuk larutan, tidak berwarna, berbau


tajam, larut dalam air, titik didih 95C, titik

Sifat kimia

leleh 51C.
: Bersifat asam, dibuat dengan mereaksikan
NaCl dengan H2SO4 pekat, bersifat racun,
dapat larut dalam air dan benzena
(Basri, 1996)

2.11.2

H2SO4
Sifat fisik

: Berupa cairan, berminyak, berwarna

Sifat kimia

coklat gelap.
: Sangat korosif, bersifat racun, melarutkan
semua logam, larut dan terpisah dalam air
dan mengeluarkan panas, dapat
menyebabkan ledakan dan menyebabkan
iritasi.
(Basri, 1996)

2.11.3

Aquades (H2O)

Sifat fisik

:Titik beku 0C, titik didih 100C, tidak


berasa, tidak berwarna, tidak berbau, pH
netral (7), terdapat dalam bentuk padat, cair

Sifat kimia

dan gas.
: Merupakan persenyawaan hydrogen dan
oksigen, merupakan zat pelarut yang sangat
baik, terdapat dalam keadaan tidak murni di
alam.
(Basri, 1996)

2.11.4

PbOAc
Sifat fisik
Sifat kimia

2.11.5

: Berupa kristal, dan berwarna putih


: Larut dalam air
(Basri, 1996)

Logam Mg
Sifat fisik

: Logam alkali tanah berwarna putih


keperakan, bersifat ringan, mudah larut

Sifat kimia

dalam air.
: Dapat ditempa, relatif stabil di udara,
dalam keadaan serbuk akan menyala terang
dan berwarna putih bila dipanaskan.
(Mulyono, 2001)

2.11.6

CuSO4
Sifat fisik
Sifat kimia

: Berupa cairan, berwarna putih atau kuning.


: Larut dalam air, sebagai cairan denhidrasi
bereaksi dengan logam Zn dan bersifat
higroskopis
(Mulyono, 2001)

III. METODE PERCOBAAN


3.1 Alat
3.1.1 Tabung Reaksi
3.1.2 Pipet Tetes
3.1.3 Stopwatch
3.1.4 Gelas Ukur
3.1.5 Gelas Beaker

3.1.6 Corong kaca


3.1.7 Labu Ukur
3.1.8 Pipet Gondok
3.2 Bahan
3.2.1 NaOH
3.2.2 HCl
3.2.3 H2SO4
3.2.4 PbOAc
3.2.5 CuSO4
3.2.6 Mg
3.2.7 Aquades
3.3 Gambar Alat
3.3.1 Tabung reaksi

3.3.4 corong kaca

3.3.2 Pipet tetes

3.3.5 Gelas beker

3.3.3 Gelas ukur

3.3.6 Labu ukur

3.3.7 Stopwatch

3.3.8 Pipet gondok

3.4 Skema Kerja


3.4.1 Mengenal Jenis-Jenis Reaksi Kimia

NaOH

PbOAc

Tabung Reaksi I

Tabung Reaksi II

- Penambahan H2SO4 pekat

- Penambahan HCl

- Pengamatan

- Pengamatan

Hasil

Hasil

HCl

Aquades

Tabung Reaksi III

Tabung Reaksi IV

- Penambahan Mg

- Penambahan CuSO4

- Pengamatan

- Pengamatan

Hasil
-

Hasil

aa

3.4.2 Menilai Laju Reaksi dan Menentukan Ordenya

HCl 0,4 M

HCl 0,6 M

TabungReaksi I

Tabung Reaksi II

- Pemasukan logam Mg

- Pemasukan logamMg

- Penghidupan stopwatch

- Penghidupan stopwatch

- Pencacatan waktu

- Pencatatan waktu

sampaiMg habis

sampai Mg habis

Hasil

Hasil

HCl 0,8 M

HCl 1 M

Tabung Reaksi III

Tabung Reaksi IV
- Pemasukan logam Mg

- Pemasukan logam Mg

- Penghidupan stopwatch

- Penghidupan stopwatch

- Pencacatan waktu

- Pencatatan waktu

sampai Mg habis

sampai Mg habis

Hasil

Hasil

IV DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


4.1 Data Pengamatan
No
1

Perlakuan

Hasil Pengamatan

Mengenal reaksi-reaksi kimia


a. Pencampuran 2mL NaOH + 2 mL H2SO4

Warna dari NaOH yang


semula bening setelah
penambahan H2SO4
warnanya tidak berubah
tetap bening sesudah dan
sebelum reaksi

b. Pencampuran 2mL Pb(CH3COOH)2 + 2mL HCl

Warnanya Pb(CH3COOH)2
Yang semula berwarna
bening setelah penambahan
HCl warnanya menjadi
putih keruh dengan endapan
putih dibawahnya

c. Perncampuran 2mL HCl + logam Mg

Warnanya yang semula HCl


bening setelah penambahan
logam Mg warnanya
menjadi berwarna putih
keruh dan ada gelembunggelembung gas

d. Pencampuran 2mL H2O + 2mL CuSO4

Warna H2O yang semula


bening setelah penambahan
CuSO4 warnanya menjadi
biru muda

Menilai Laju Reaksi dan menentukan ordenya


a.5mL HCl 1 M + logam Mg
Pengukuran waktu dengan stopwatch dari mulai
pemasukan Mg hingga logam Mg tepat habis

Terdapat gelembung,reaksi
sangat cepat, timbul panas

b. 5mL HCl 0,8 M + Logam Mg

Terdapat gelembung, reaksi

Pengukuran waktu dengan stopwatch dari mulai

cepat, timbul panas

pemasukan Mg hingga logam Mg tepat habis

c. 5mL HCl 0,6 M + logam Mg

Terdapat gelembung, reaksi

Pengukuran waktu dengan stopwatch dari mulai

agak lambat, timbul panas

pemasukan Mg hingga logam Mg tepat habis

pemasukan Mg hingga logam Mg tepat habis

4.2 Perhitungan

No
1
2
3
4

Konsentrasi
HCl
0.4
0.6
0.8
1

Waktu (t)

x
-0.397940009
-0.22184875
-0.096910013
0
x=-0.716698771
n(xy)

951
569
290
202

0.001051525
0.001757469
0.003448276
0.004950495

y
-2.978180517
-2.755112266
-2.462397998
-2.305351369
y=-10.50104215
(xy)

Log konsentrasi
HCl (x)
-0.397940009
-0.22184875
-0.096910013
0
x.y
1.185137181
0.611218211
0.238631022
0
x.y=2.034986414

n((x))

((x))

log (y)
-2.978180517
-2.755112266
-2.462397998
-2.305351369
x
0.158356251
0.049216868
0.009391551
0
2
x =0.21664669

2.034986414

7.526084007

Orde(m)
=
=

0.216964669

0.513657129

n(xy)-(xy)
n((x))-(x)
4x2.034986414-7.526084007
4x0.216964669-0.513657129

1.733085741

Nilai k adalah
v = k[A]m [B]n

log

= log k + m log [A] + n log [B]

log

= log k + m log [A]

-2,978180517 = log k + 1,7 log [0.4]


-2,978180517 = log k + 1,7 (-0,397740008)
-2,978180517 = log k 0,676498014742
log k

= 0,676498014742 2,978180517

log k

= -2,301682502

= 4,992493384 x 10-3

GAMBAR GRAFIK LAJU REAKSI

Grafik ini merupakan grafik hubungan log

[HCl], dimana konsentrasi

yang digunakan adalah 0,4 M; 0,6 M; 0,8 M dan 1M dengan waktu reaksi
terhadap HCl adalah 951s; 569s; 290s; 202s. Dari data yang diperoleh dihasilkan
garis linear dengan persamaan y: 1.733x-2.314. Berdasarkan persamaan garis
tersebut dapat diketahui orde reaksinya adalah 1.

V. PEMBAHASAN
5.1. Menentukan Reaksi-Reaksi Kimia
Dalam percobaan ini praktikan diharapkan dapat membedakan jenisjenis dari reaksi kimia. Adapun reaksi-reaksinya adalah reaksi pembentukan
gas, pembentukan endapan,

pembentukan ion kompleks, dan reaksi

netralisasi.
5.1.1. Reaksi Netralisasi
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menetralkan suatu larutan
sehingga diperoleh pH yang netral. Reaksi netralisasi biasanya terjadi antara
asam kuat dan basa kuat , dimana dalam percobaan ini digunakan 2 mL
H2SO4 dan 2mL NaOH. Dalam hal ini warna dari NaOH semula bening
setelah penambahan H2SO4 warna tetap bening dan tidak terjadi perubahan
apapun. Reaksi yang berlangsung adalah

NaOH (aq)+ H2SO4 (aq) Na2SO4 (aq) + H2O (l)


(Basri, 1996)
5.1.2 Reaksi Pembentukan Endapan
Tujuan dalam percobaan ini untuk mengetahui gejala-gejala dalam reaksi
pembentukan endapan, dimana dalam percobaan ini dicampurkan antara 2 mL
Pb(CH3COO)2 dan 2 mL HCl. Semula larutan dari Pb(CH 3COOH)2 adalah bening
tetapi setelah penambahan 2 mL HCl larutan
menjadi keruh dan lama kelamaan timbul endapan putih di dasar tabung
reaksi.
Reaksi yang berlangsung adalah
Pb(CH3COOH)2 (aq)+ HCl (aq) PbCl2 (s) + CH3COOH(l)
Endapan yang terjadi adalah dari PbCl2 yang berwarna putih.
(Keenan, 1991)
5.1.3 Reaksi Pembentukan Gas
Tujuan dalam percobaan ini adalah untuk mengetahui gejala-gejala yang
terjadi saat reaksi pembentukan gas. Dalam percobaan ini dicampurkan 2mL
HCl dan sekeping logam Mg. Semula HCl berwarna bening , tetapi setelah
penambahan logam Mg warna larutan menjadi keruh serta timbul gelembunggelembung gas di sekitar logam Mg, lalu gelembung tersebut menempel di
dinding tabung reaksi.

Reaksi yang berlangsung adalah


HCl(aq) + Mg(s) MgCl2(aq) + H2(g)
Melalui persamaan reaksi diatas diketahui bahwa gelembung yang terjadi
adalah berasal dari H2.

5.1.4 Reaksi Pembentukan Ion Kompleks


Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui ion kompleks serta
perubahan warna larutan. Dalam percobaan ini dicampurkan antara 2 mL
CuSO4.xH2O dan 2 mL H2O. Semula 2 mL CuSO4.xH2O biru, setelah penambahan
2 mL H2O warnanya menjadi biru muda.
Reaksinya adalah
CuSO4(aq) + H2O(l) [Cu(H2O)]2+ + SO42Perubahan warna pada larutan itu akibat pengaruh ion kompleks cuprum yang
menghasilkan warna biru.
(Rosenberg, 1984)
5.2. Menentukan Nilai Laju dan Orde Reaksi
Dalam percobaan ini logam Mg dipotong kecil-kecil dengan
ukuran yang sama, hal ini dilakukan agar dalam penentuan laju reaksi dari

setiap tabung tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya logam Mg. Lalu
praktikan mempersiapkan 4 tabung reaksi yang masing-masing berisi HCl
0,4 M ; 0,6 M ; 0,8 M ; 1,0 M dan memasukkan logam Mg kedalam
masing-masing tabung. Tujuan dilakukan variasi adalah untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi larutan terhadap laju reaksi atau kecepatan reaksi
semakin tinggi konsentrasi maka semakin cepat reaksi karena semakin
tinggi konsentrasi maka partikel dari zat tersebut semakin banyak sehingga
bereaksi lebih cepat. Saat logam Mg sudah menyentuh larutan, maka
stopwatch dihidupkan dan dihentikan saat logam Mg sudah benar-benar
habis bereaksi. Dari hasil percobaan diperoleh waktu yang berbeda-beda
untuk setiap tabung reaksi, hal ini dipengaruhi oleh perbedaan konsentrasi
HCl pada tiap tabung. Semakin tinggi konsentrasi maka akan semakin
cepat reaksi berlangsung, seperti pada percobaan kali ini dapat diamati
reaksi tercepat yaitu pada HCl dengan konsentrasi 1M selama 202 detik.
Reaksi yang terjadi merupakan reaksi pembentukan gas , sehingga saat Mg
dimasukkan dalam larutan HCl menghasilkan gelembung-gelembung gas
H2 , dengan persamaan reaksi berikut :
HCl(aq) + Mg(s) MgCl2(aq) + H2(g)
(Petrucci, 1992)
Dalam percobaan ini 2 mL Pb(CH3COOH) dicampur dengan 2 mL
HCl, setelah itu dilakukan penggojogan. Hal ini dilakukan agar tumbukan

antar partikel semakin cepat sehingga reaksi yang terjadi juga semakin
cepat
Dari data yang diperoleh, nilai orde dihitung melalui dua cara yaitu
metode grafik dan metode perhitungan. Melalui metode grafik didapatkan
nilai orde reaksi sebesar 1,733 sedangkan melalui metode perhitungan
didapatkan nilai orde reaksi sebesar 1,733085741.

VI. KESIMPULAN
6.1. Reaksi kimia adalah suatu proses pencampuran antara dua atau lebih
larutan yang menghasilkan suatu produk atau zat baru. Jenis-jenis reaksi
kimia meliputi netralisasi, reaksi pembentukan endapan, reaksi
pembentukan ion kompleks dan reaksi pembentukan gas.
6.2. Dari hasil percobaan nilai orde reaksi yang diperoleh adalah 1,7331 dan
nilai k adalah 4,992493384 x 10-3.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Basri, S., 1996, Kamus Kimia, Rineka Cipta, Jakarta.
Brady, J., 1994, Kimia Universitas Asas dan Stuktur, jilid 1, edisi kelima,
Erlangga, Jakarta.
Keenan, Kleinfelter, and Wood, 1990, Kimia Universitas, Erlangga,
Jakarta.
Keenan, C., 1991, Ilmu Kimia untuk Universitas, edisi keenam, The
University of Tennese Knoxville, Erlangga, Jakarta.
Mulyono, 2001, Kamus Kimia, Rineka Cipta, Jakarta.
Petrucci, R., 1999, Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta.
Petrucci, R., 1985, General Chemistry, Erlangga, Jakarta.
Rosenberg, J. L., 1996. Kimia Dasar, edisi keenam, Erlangga, Jakarta.

Soekardjo, 1997, Kimia Fisika, PT Rineka Cipta, Jakarta.


Soemardjo, D., 1998, Kimia Kedokteran UNDIP, edisi ketiga, UNDIP
Press, Semarang.
Vogel, 1985, Buku Teks Analisis Organik Kualitatif Makro dan Semi
Mikro, edisi lima, PT Kalman Media Pustaka, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai