Makalah Kasus Distribusi Kelompok 3
Makalah Kasus Distribusi Kelompok 3
Disusun oleh:
Angeline Syahputri F., S. Farm.
(148 115170)
(148 115171)
(148 115174)
(148 115185)
(148 115199)
(148 115202)
Kelas B
PENDAHULUAN
Distribusi merupakan suatu proses yang menunjukkan penyaluran barang
yang di buat dari produsen agar sampai kepada para konsumen yang tersebar luas.
Produsen sendiri memiliki pengertain sebagai orang yang melakukan dan
membuat suatu produksi, sedangkan konsumen adalah orang yang menggunakan
atau memakai barang atau jasa yang di tawarkan oleh produsen dalam kegiatan
pembuatan barang (Bunawan, 1994).
Suatu jaringan distribusi harus menyelenggarakan suatu sistem jaminan
kualitas sehingga produk yang di distribusikan terjamin mutu, khasiat, keamanan
dan keabsahannya sampai ke tangan konsumen. Semua orang dan perangkatnya
bertanggungjawab dalam menanangi, menyimpan, dan mendistribusikan obat.
CDOB ini memberikan pedoman langkah-langkah dalam menjaga kualitas produk
dari semua aspek yang berkaitan dengan distribusi (European Guidelines, 2013).
Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) adalah cara distribusi atau
penyaluran obat dan atau bahan obat yang bertujuan memastikan mutu sepanjang
jalur distribusi atau penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya
(BPOM, 2012). Kegiatan yang menyangkut distribusi obat meliputi pengadaan,
penyimpanan, dan penyaluran obat dari produsen hingga ketangan konsumen.
Penerapan CDOB ini diharapkan dapat mempertahankan dan memastikan bahwa
mutu obat yang diterima oleh pasien sama dengan mutu obat yang dikeluarkan
oleh industri farmasi.
Pedoman ini terdiri dari :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16. Kontrak
17. Inspeksi diri (Badan Pengawasan Obat dan Makanan, 2012).
Menurut BPOM RI tujuan utama pelakasanaan distribusi obat yang baik
adalah terselenggaranya suatu sistem jaminan kualitas oleh distributor, yaitu :
1.
Menjamin penyebaran obat secara merata dan teratur agar dapat diperoleh
2.
3.
memastikan
dan
mempertahankan
penerapan
sistem
manajemen mutu.
2. Fokus pada pengelolaan kegiatan yang menjadi kewenangannya serta
menjaga akurasi dan mutu dokumentasi
3. Menyusun dan/atau menyetujui program pelatihan dasar dan pelatihan
lanjutan mengenai CDOB untuk semua personil yang terkait dalam
kegiatan distribusi.
4. Mengkoordinasikan dan melakukan dengan segera setiap kegiatan
penarikan obat dan/atau bahan obat.
5. Memastikan bahwa keluhan pelanggan ditangani dengan efektif.
6. Melakukan kualifikasi dan persetujuan terhadap pemasok dan pelanggan.
7. Meluluskan obat dan/atau bahan obat kembalian untuk dikembalikan ke
dalam stok obat dan/atau bahan obat yang memenuhi syarat jual.
8. Turut serta dalam pembuatan perjanjian antara pemberi kontrak dan
penerima kontrak yang menjelaskan mengenai tanggung jawab masingmasing pihak yang berkaitan dengan distribusi dan/atau transportasi obat
dan/atau bahan obat.
Fishbone kasus 1
Persyaratan
CAPA
Status
1. CA :
- Pengecekan bersama oleh personil
pengirim dan AA untuk
memastikan kerusakan blister,
sehingga diketahui jumlah barang
yang akan di retur. Pihak PBF
memastikan waktu kapan barang
retur dapat diganti
- Dilakukan retur obat yang rusak
tersebut kepada pihak PBF dan
pengecekan kesesuaian kapasitas
kontainer dengan jumlah barang
yang akan dikirim
PA : personalia yang bertugas
dalam mengatur sarana transportasi
pendistribusian obat perlu
dilakukan training CDOB secara
berkala.
Batas Waktu
Penyelesaian
1. CA : 25
November
2014
Penanggung
jawab
Apoteker di
PBF SS
1. PA :
Dilakukan
training mulai
tanggal 25
Januari 2015 27 Januari
2015
2. CA : Untuk
terjadi guncangan
dapat
menyebabkan
kerusakan pada
kemasan obat
bahkan dapat
merusak sediaan
obat itu sendiri.
3. Proses
pengemasan
- Pada penyelesaian
yang kurang teliti
kegiatan pengemasan,
serta pemilihan
hendaklah kemasan terakhir
3. CA : Dilakukan pengecekan atau
kualitas bahan
diperiksa dengan cermat
evaluasi terhadap kemasan yang
kemasan yang
untuk memastikan bahwa
digunakan dan kualitas bahan
kurang bagus
kemasan produk tersebut
kemasan tersebut apakah sudah
dapat merusak
sepenuhnya sesuai dengan
benar-benar mampu menjaga
Prosedur Pengemasan
kualitas obat
kualitas obat saat didistribusikan.
Induk.
tersebut selama
dalam proses
PA : Dibuat suatu desain kemasan
pendistribusian.
dan dikomunikasikan dengan
bagian RnD sehingga obat yang
diproduksi dapat terjaga
kualitasnya hingga proses
pendistribusian
pengiriman
selanjutnya
setelah tanggal
25 Nov 2014
dilakukan
pengecekan
saat sebelum
dan sesudah
pengiriman
2. PA :
dilakukan
training
tanggal 25
Januari 201527 Januari
2015
3. CA : 10
Desember
2014
3. PA : 10
Maret 2015
Temuan
Persyaratan
Suhu dalam
kontainer
mengalami
perubahan
dari suhu
yang terjaga
2o-8oC
menjadi -5oC
dan alarm
tidak
berbunyi.
(thermostat)
dalam cold box
tidak berfungsi
dengan baik
sehingga sensor
tidak
memberikan
sinyal, atau
sinyal yang
berupa alarm
rusak.
2. Ketidaksesuaian
prosedur kerja
dan kurangnya
pelatihan pada
petugas
pendistribusian
CAPA
1.CA : petugas segera
mengkonfirmasi ke
pihak yang
berwewenang agar
segera dilakukan
tindakan
PA : pengecekan suhu
secara berkala dalam
perjalanan
2.CA : perlu
dilakukan training
secara berkala
PA : Perlu dilakukan
pengawasan
Status
-
Batas Waktu
1. CA : 2 Januari
2015
1. PA : untuk
pengiriman
selanjutnya setelah
tanggal 2 Januari
2015 dilakukan
pengecekan setiap
proses pengiriman
Penanggung
Jawab
Kepala bagian
distribusi
(Manager
Distribusi)
2. CA : training
mulai tanggal 2
Maret 2015 4
Maret 2015,
dilakukan enam
bulan sekali
2. PA : dilakukan
pengawasan
sebelum dan
sesudah pengiriman
KESIMPULAN
1. Distributor dan pengirim barang harus paham dan menerapkan prosedur
distribusi secara benar, agar mutu dan kualitas produk yang baik tetap terjaga.
2. Alat-alat yang mendukung kelancaran distribusi obat harus dikalibrasi secara
berkala.
DAFTAR PUSTAKA
European Guidelines, 2013, Good Distribution Practice of Medicinal Products for
Human Use, Official Journal of the European Union, European
Commission.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan, 2012, Pedoman Teknis Cara Distribusi
Obat Yang Baik, Jakarta.
BPOM, 2012, Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, Badan
Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
Bunawan, 1994, Pengantar Pengolahan Data Terdistribusi, Gunadarma, Jakarta.
WHO, 2006, Immunization, Vaccines and Biologicals, Geneva, pp 2.