Anda di halaman 1dari 10

LEMBARAN KERJA MAHASISWA

MATA KULIAH FARMASI INDUSTRI


PROGRAM PENDIDIKAN APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
Dosen : Syofyan, S.S.i, M.Farm, Apt
Pokok Bahasan: R & D
Topik 1 : Kajian Metode Analisis, Uji Stabilitas dan Uji BE
IDENTITAS MAHASISWA DAN TUGAS
Nama
MARISA SYAPUTRI HARAHAP
No Urut Absen
12
Kelompok
A
Pertemuan ke
4
Hari/Tanggal
Senin/16 Maret 2015
A

KASUS

PT Andalas Farma, Tbk sedang merencanakan produk baru berupa obat


copy (jenis branded generic) dengan aktifnya Propranolol HCl. Untuk,
bagian R&D melakukan kajian yaitu pengembangan metode analisis, uji
stabilitas dan uji Bioekuivalen. Sebagai apoteker di bagian R&D tersebut,
saudara melakukan tugas di atas sesuai bidang masing-masing.
Kelompok A (Prosedur tetap metode analisis)
Melakukan pengembangan metode analisis yaitu merancang metode
disolusi dan penetapan kadar obat dalam tablet Propranolol HCl
B

KEY WORDS/TERMINOLOGI FARMASI

1. Propranolol HCl

Propranolol adalah suatu obat penghambat adrenoreseptor beta,


yang
sangat berguna untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi
ringan dan
hipertensi sedang. Pada hipertensi berat, propranolol terutama
berguna dalam
mencegah terjadinya reflex takikardia yang sering timbul pada
pengobatan dengan vasodilator.
(FI IV hal 711, Martindale 28 hal 1325)
Nama Umum
:Propranolol HCl
Nama Kimia
:1-(Isopropilamino)-3-(1-naftiloksi)-2-propanolol
hidroklorida [313-98-9]
Rumus Molekul
:C16H21NO2HCl
BM
:295,81
Pemerian
:Serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak
berbau dan rasa pahit
Kelarutan
:Larut dalam air dan dalam etanol, sukar larut
dalam kloroform, praktis tidak larut dalam eter
Bentuk Sediaan
: Kapsul, Injeksi, Larutan Oral, Tablet
Stabilitas
: Larutan dalam aqua akan mengalami oksidasi dari
rantai samping, Isopropilamin diikuti dengan
penurunan pH dan perubahan warna, sedikit terjadi
peruraian pada suasana basa. Larutan paling stabil
pada pH 3.
Penyimpanan
: Wadah dan penyimpanan dalam wadah tertutup
baik
pH
: 2,8 3,5
Khasiat
: pengobatan darurat pada aritmia berat.

2. Research & Development/ R&D (Metode Penelitian dan


Pengembangan)
Salah satu divisi perusahaan yang bertugas untuk melakukan
berbagai kegiatan riset dan pengembangan baik dalam hal produk
yang dihasilkan maupun peralatan pendukungnya dengan sasaran
melahirkan gagasan inovatif untuk menghadirkan produk baru yang
lebih diminati pasar dan dapat diproduksi secara efisien.
3. Obat generik
Adalah nama obat yang sama dengan zat aktif berkhasiat yang
dikandungnya, sesuai nama resmi International Non Propietary Names
yang telah di tetapkan dalam Farmakope Indonesia. Biasanya dibuat
setelah masa hak paten dari suatu obat telah berakhir dan

menggunakan nama dagang sesuai dengan nama asli zat kimia yang
dikandungnya.
Ada dua jenis obat generik yaitu obat generik dengan merk dagang
(branded) dan obat generik berlogo yang dipasarkan dengan
kandungan zat aktifnya. Dalam obat generik bermerk kandungan zat
aktif itu diberi nama atau merk sebagai petunjuk pabrik farmasi yang
memproduksi dan menjualnya. Dari sisi zat aktif atau komponen
utama obatnya. Antara obat generik dengan obat bermerk persis
sama karena dibuat dari bahan baku yang sama.
4. Uji Disolusi
Uji disolusi adalah suatu metode in vitro yang digunakan untuk
mengetahui waktu pelepasan obat dari bentuk sediaan menjadi
bentuk terarut. Alat yang digunakan ada dua macam : yang pertama
berbentuk keranjang (basket) dan yang berbentuk pedal atau dayung.
Media disolusi menggunakan pelarut yang tertera pada masingmasing monografi.Bila media disolusi larutan dapar atur pH larutan
sedemikian hingga berada dalam batas 0,05 satuan pH yang tertera
pada masing-masing monografi. Volume media disolusi adalah 900 ml
dan atur suhu media hingga suhu 37 +/- 0,5 derajat celcius.
5. Penetapan Kadar
Pemeriksaan kadar zat aktif untuk menjamin kualitas sediaan obat
dimana kadar yang dikandung dalam suatu obat harus memenuhi
persyaratan kadar seperti yang tercantum dalam Farmakope
Indonesia atau buku standar lainnya.

6. Uji Stabilitas
ICH ( international conference on harmonization) adalah konferensi
internasionalmengenai
harmonisasi.Menurut
ICH
berubahan
bermakna pada uji dipercepat
Kehilangan 5% potensi dari kadar awal 1 batch
Bila hasil urai < dari nilai batas spesifikasi
Produk melewati batas pH-nya
Disolusi melewati batas spesifikasi untuk 12 kapsul/tablet
Gagal memenuhi spesifikasi penampilan dan sifat-sifat fisika seperti
warna,pengerasan,dsb
Uji stabilitas sediaan menurut Cara Pembuatan Obat Yang Baik
(CPOB) menyangkut seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu
dan bertujuan untuk menjamin bahwa produk obat dibuat senantiasa
memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuaidengan
tujuan penggunaannya.
7. Uji Bioekivalen

Dua produk disebut bioekivalen jika keduanya mempunyai ekivalensi


farmaseutik atau merupakan alternatif farmaseutik dan pada
pemberian dosis molar yang sama akan menghasilkan bioavailabilitas
yang sebanding sehingga efeknya akan sama, dalam hal efikasi
maupun keamanan.
Tujuan Umum :
Untuk menjamin efikasi, keamanan dan mutu produk obat yang
beredar
Tujuan Khusus :
Untuk menjamin produk obat copy yang akan mendapat izin edar
bioekivalen dengan produk obat inovatornya.
C

RUMUSAN KASUS
Sebagai apoteker di bagian R&D yang akan dilakukan adalah
merancang metode uji disolusi dan penetapan kadar obat terhadap
produk baru berupa obat copy dengan bahan aktif Propranolol HCl.
1. UJI DISOLUSI
Uji disolusi adalah suatu metode fisika-kimia yang digunakan dalam
pengembangan produk dan pengendalian mutu sediaan obat
berdasarkan pengukuran parameter kecepatan pelepasan dan melarut
zat berkhasiat dari sediaannya. Uji disolusi merupakan salah satu
parameter pengawasan mutu obat dari batch ke batch yang dapat
dilakukan di industri farmasi dan laboratorium pengawasan mutu
karena laju disolusi mempunyai hubungan erat dengan aktivitas
biologis obat dalam tubuh.
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan
disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi untk sediaan
tablet dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet haus
dikunyah. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak
kecuali bila dinyatakan dalam masing-masing monografi. Dari jenis
alat penggunaanya dari salah satu sesuai dengan yang tertera dalam
masing-masing monografi.

Persyaratan
propanolol
dan
Baku Pembanding
jam
Metode
Media disolusi
Alat
Prosedur
Alat

:Tablet
propanolol
hidroklorida
mengandung
hidroklorida, C16H21NO2HCl, tidak kurang dari 90%
tidak lebih dari 110%.
:Lakukan pengeringan pada suhu
105o selama 4
sebelum digunakan.
:Spektrofotometri.
:1000 ml larutan asam klorida p (1 dalam 100).
: Tipe 1: 100 rpm, selama 30 menit.
:

1.
2.
3.
4.

Alat uji disolusi tipe 1 ( tipe basket )


Spuit injeksi yang dilengkapi dengan filter
Alat spektometri UV-Vis
Kuvet

Bahan
1. Tablet Propanolol HCL 10 mg
2. Aqua destilata
3. HCl 0.1N

Cara Kerja
1) Siapkan alat disolusi tipe 1 (tipe basket) untuk uji dissolusi tablet
Propanolol (Propanolol HCL)
2) Isi alat dengan aquadest sampai batas yang telah ditentukan yaitu
900 ml. Atur suhunya sesuai dengan suhu tubuh yaitu pada suhu 37o.
3) Siapkan 3 buah tabung dissolusi yang telah diisi dengan aquadest,
lalu letakkan pada tempat yang telah disediakan pada alat.
4) Setelah suhu percobaan (37o) tercapai, masukkan ke dalam ketiga
tabung alat disolusi tersebut masing-masing satu tablet Propanolol.
5) Segera nyalakan alat sesuai dengan kecepatan yang telah
ditentukan. Tunggu sampai waktu yang telah ditentukan.
6) Sementara itu, siapkan 3 buah spuit injeksi (sejenis alat suntikan)
untuk mengambil sampel. Spuit sebelumnya harus dilengkapi dengan
penyaring (filter) agar partikel padat yang ada dalam larutan tidak ikut
terambil karena akan mengganggu perhitungan kadar sampel.
7) Setelah waktu yang telah ditentukan tiba, ambil sampel dari
sampling point pada masing-masing tabung alat disolusi dengan
menggunakan spuit injeksi. Lalu masukkan ke dalam wadah.
Tambahkan aquadest sejumlah volume larutan yang telah diambil
dengan spuit pada masing-masing tabung alat dissolusi.
8) Ukur serapan larutan sampel tersebut dengan alat spektrofotometer
pada panjang gelombang maksimum 289 nm untuk Propanolol. Catat
serapannya. Lalu hitung kadar larutan sampel tersebut dengan cara
membandingkan serapannya dengan serapan standar.
Perhitungan Data
Konsentrasi sampel yang terdissolusi (Csampel)
Rumus : Y = Bx + A
(Csampel)

,dimana:

Konsentrasi

Y = Serapan sampel (Asampel)

sampel

A = 0.0295
; B = 8.1370 x 10-3
Berat tablet terdissolusi dalam medium air 900 ml (W)
Rumus : W = Csampel x Vmedium
Berat tablet terdissolusi dalam volume sampel (Wsampel)
Rumus : Wsampel = Csampel x Vsampel
Berat kumulatif tablet (Wkumulatif)
Rumus :

Wkumulatif = W +

Wsampel

sebelumnya

Persentase kadar berat kumulatif per berat tablet (% Kadar)


Interpretasi Hasil

1. 6 unit sediaan: masing-masing unit sediaan tidak lebih dari < Q +


5 %, jika syarat tersebut tidak terpenuhi, pengujian dilanjutkan ke
siklus 2.
2. 6 unit sediaan: dihitung nilai Q dari unit 12 (6 sediaan 1 + 6
sediaan 2). Sediaan dari 1 dan 2 tidak ada satupun yang < Q-15 %,
jika tidak dipenuhi dilanjutkan ke siklus 3.
3. 12 unit sediaan: nilai Q rata-rata dari 24 unit dari uji 1, 2 dan 3
adalah tidak lebih dari 2 unit dengan nilai < Q-15% dan tidak boleh
satupun unit tsb dengan nilai Q<Q-25%.
2. UJI PENETAPAN KADAR BAHAN AKTIF DALAM TABLET (FI IV)
Pada pembuatan obat, pemeriksaan kadar zat aktif merupakan
persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjamin kualitas sediaan
obat. Sediaan obat yang berkualitas baik akan menunjang tercapainya

efek terapeutik yang diharapkan. Salah satu persyaratan mutu adalah


kadar yang dikandung harus memenuhi persyaratan kadar seperti
yang tercantum dalam Farmakope Indonesia atau buku standar
lainnya.
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV (1995) dan USP 30 (2007)
penentuan kadar propranolol hidroklorida dalam sediaan tablet
dilakukan
secara
Kromatografi
Cair
Kinerja
Tinggi
(KCKT)
menggunakan fase gerak dodesil natrium sulfat dalam asam fosfat
0,15 M, asetonitril, metanol dan air.
Menurut Clarks (2005) Propranolol HCl dapat ditentukan dengan
kromatografi
lapis tipis, kromatografi gas, kromatografi cair kinerja tinggi,
spektropotometri
UV.
Berdasarkan sifat Propranolol HCl dan fase gerak yang digunakan
polar maka penelitian ini menggunakan sistem kromatografi fase balik,
yakni suatu sistem kromatografi dimana fase geraknya bersifat polar
dan fase diamnya bersifat non polar. Maka peneliti melakukan
penetapan kadar Propranolol HCl tablet dengan metode Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dengan mempergunakan fase gerak
metanol-air.
Penetapan kadar : lakukan penetapan dengan cara Kromatograf
cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatograf.

Fase gerak : larutkan 500 mg dodesil natrium sulfat P dalam 18 ml


asam fosfat 0,15 M, tambahkan 90 ml asetonitril P dan 90 ml
metanol P, encerkan dengan air hingga 250 ml, campur, saring
melalui penyaring dengan porositas 0,5 m atau lebih halus. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut kesesuaian sistem seperti
yang tertera pada Kromatografi.
Larutan baku : timbang sejumlah Propanolol HCl, larutkan dalam
metanol pekat hingga diperoleh larutan baku persediaan dengan
kadar lebih kurang 1 mg per ml. Pipet 5 ml kedalam labu 25 ml,
encerkan dengan metanol P, saring melalui penyaring dengan
porositas 0,7 m atau lebih halus. Larutan mengandung lebih
kurang 0,2 mg Propranolol HCl per ml.
Larutan resolusi : buat larutan prokainamida HCl P dalam metanol
pekat hingga diperoleh larutan baku persediaan dengan kadar
lebih kurang 1 mg per ml. Pipet 5 ml kedalam labu 25 ml,
tambahkan 5 ml laarutan baku, encerkan dengan metanol P
sampai tanda.

Larutan uji : timbang lebih kurang 50 mg, masukkan kedalam labu


ukur 50 ml, tambahkan 45 ml metanol P, kocok dan sonikasi
selama 5 menit. Encerkan dengan metanol P sampai tanda, saring
melalui penyaring dengan porositas 0,7 m atau lebih halus. Pipet
5 ml filtrai ini kedalam labu ukur 25 ml, encerkan dengan metanol
P sampai tanda.
Sistem kromatografi : KCKT dilengkapi dengan detektor 290 nm
dan kolom 4,6 mmx25 cm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran
pertikel 5 m. Laju aliran lebih kurang 1,5 ml permenit. Lakukan
kromatografi terhadap larutan resolusi.
Prosedur : suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih
kurang 20 l) larutan baku dan larutan uji kedalam kromatograf,
ukur respon puncak utama. Hitung jumlah dalam mg dengan
rumus :

250 C

ru
rs

()

C : kadar propranolol HCl (mg/ml)


ru : respon puncak propranolol dalam larutan uji
rs : respon puncak propranolol dalam larutan baku

Prosedur kerja :
- Timbang 20 tablet yang mengandung propanolol HCl
kemudian digerus.
- Ditimbang sejumlah serbuk tablet setara dengan 50 mg
Propranolol HCl (sebanyak 6 kali perlakuan).
- Masing-masing dimasukkan ke dalam labu terukur 100 ml,
dilarutkan dengan pelarut sampai garis tanda. Maka
diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 mcg/ml Propranolol
HCl.
- Kemudian saring dengan kertas saring 10% filtrat pertama di
buang.
- Dari keenam larutan masing-masing di pipet 2 ml di
masukkan ke dalam labu terukur 50 ml.
- Kocok hingga homogen dan di cukupkan sampai garus tanda.
Maka diperoleh larutan dengan konsentrasi 20 mcg/ml
Propranolol HCl.
- Masing-masing larutan tersebut disaring dengan membran
filter PTFE 0.2 mikroliter dan di udarakan selama 20 menit.

Kemudian di injeksikan ke sistem KCKT menggunakan vial


autosampler sebanyak 10 mikroliter.
Di deteksi pada panjang gelombang 290 nm dengan laju
aliran 1 ml/menit dan di hitung kadarnya
Kadar dapat dihitung dengan mensubsitusikan luas area
sampel pada Y dari persamaan regresi : Y=Ax+b

PETA KONSEP/MIND MAP


METODE ANALISIS

ZAT AKTIF PROPRANOLOL


HCL

PENETAPAN
KADAR OBAT

METODE UJI
DISOLUSI

Persyaratan
Baku Pembanding
Metode
Media disolusi
Prosedur

KCKT (Kromatograf

Metode :
Spektrofotometri
Persiapan Alat dan
Bahan serta medium
disolusi
Cara/Prosedur Kerja
Perhitungan Data
Interpretasi Hasil sesuai
dengan persyaratan

Cair Kinerja Tinggi)


seperti yang tertera
pada Kromatograf

Fase gerak
Larutan baku
Larutan resolusi
Larutan uji
Prosedur
Hasil : Kadar dpat
dihitung dgn
persamaan Regresi:
Y=Ax+b

RESUME/LO

Berdasarkan uraian kasus diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan


pembelajaran yang diperoleh dari kasus atau topik ini adalah :
1. Menjelaskan beda uji disolusi dan penetapan kadar obat dalam
prosedur metode analisis
2. Menjelaskan pengertian dari terminologi farmasi yang terdapat di
dalam topik
3. Menjelaskan alur/proses metode analisis suatu obat
4. Mengetahui pengembangan metode analisis yang dapat dilakukan
dalam merencanakan produk baru.

Anda mungkin juga menyukai