BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Plantae
Superdivisio :
Divisio
Magnoliophyta (berbunga)
Kelas
Liliopsida (monokotil)
Ordo
Bromeliales
Famili
Bromeliaceae (nanas-nanasan)
Genus
Ananas
Spesies
Nanas (Ananas comosus L.) yang kerap dikonsumsi sebagai buah segar
dapat tumbuh dan berbuah di dataran tinggi hingga 1.000 meter dpl. Tanaman
buah yang tidak menyukai air yang menggenang ini, kini ditanam luas di
Indonesia. Sentra produksinya terdapat di beberapa daerah seperti Sumatera
Utara, Riau, Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan Jawa Timur (Anonim a, 2012).
Buah nanas muda mempunyai mata berwarna kelabu atau hijau muda,
kelopak kecil-kecil yang menutupi separuh dari mata dan berwarna kelabu
keputih-putihan sehingga buah tampak kelabu. Apabila buah telah tumbuh
maksimal (tua atau mature) dan sejalan dengan proses pematangan maka
warnanya berubah (Maradju, 1976).
Nanas memiliki berbagai varietas yaitu Cayenne, Queen, Spanyol,
Abacaxi. Nanas yang dibudidayakan di Sumatera Selatan adalah varietas Queen,
dengan beberapa ciri antara lain mempunyai daun sangat keras, berukuran lebih
pendek dari ukuran daun jenis lainnya yaitu berkisar antara 35 cm hingga 60 cm
dan berduri tajam, buah lonjong dan berbentuk kerucut dengan rasa yang manis
serta mempunyai warna kuning kemerahan.
Tanaman nanas berbentuk semak dan hidupnya bersifat tahunan. Susunan
tubuh tanaman nanas terdiri dari bagian utama meliputi : akar, batang, daun,
bunga, dan tunas-tunas.
Sistem perakaran tanaman nanas sebagian tumbuh di dalam tanah dan
sebagian lagi menyebar di permukaan tanah. Akar-akar melekat pada pangkal
batang dan termasuk berakar serabut (monocotyledonae). Biji nanas berkeping
tunggal.
Bentuk batang tanaman nanas mirip gada, berukuran cukup panjang antara
20-25 cm atau lebih, tebal dengan diameter 2,0-3,5 cm, beruas-ruas (buku-buku)
pendek. Batang berfungsi sebagai tempat melekat akar, daun, bunga, tunas, dam
buah, sehingga secara visual batang tersebut tidak nampak karena di sekelilingnya
tertutup oleh daun. Tangkai bunga atau buah merupakan perpanjangan batang.
Daun tumbuh memanjang sekitar 130-150 cm, lebar antara 3-5 cm atau
lebih, pinggir daun ada yang berduri dan ada tanpa duri, permukaan daun sebelah
atas halus mengkilap berwarna hijau tua atau merah tua bergaris atau cokelat
kemerah-merahan. Sedangkan permukaan daun bagian bawah berwarna keputih-
Adapun kandungan gizi buah nanas dapat dijelaskan dalam bentuk tabel
berikut :
Tabel 2.1. Kandungan Gizi Buah Nanas (Ananas comosus L.)
N0
Kandungan gizi
Jumlah
1.
Kalori
52,00 kal
2.
Protein
0,40 g
3.
Lemak
0,20 g
4.
Karbohidrat
16,00 g
5.
Fosfor
11,00 mg
6.
Zat Besi
0,30 mg
7.
Vitamin A
130,00 SI
8.
Vitamin B1
0,08 mg
9.
Vitamin C
24,00 mg
10.
Air
85,30 g
11.
Bagian dapat
53,00 %
dimakan
(Anonim d, 2012)
Cayenne (daun halus, tidak berduri, buah besar). Nanas cayenne bukan asli
nanas Indonesia, melainkan hasil introduksi dari cayenne di Eropa.
Dibanding dengan nanas bogor atau nanas palembang, rasa nanas cayenne
agak asam dengan kandungan air yang lebih banyak, dan memiliki serat
buah yang lebih kasar. Itulah sebabnya, nanas ini lebih cocok jika
dipasarkan dalam bentuk kalengan. Di Indonesia jenis nanas Cayenne
biasanya disebut dengan nama daerah, misalnya nanas semarang, Barabi
(Lombok) dan Subang.
Queen (daun pendek berduri tajam, buah lonjong mirip kerucut). Jenis ini
banyak ditanam di Australia dan Afrika Selatan. Nanas ini lebih cocok jika
dikonsumsi sebagai buah segar. Contoh varietas dan kultivar nanas
golongan Queen diantaranya adalah nanas Bogor, Blitar dan Palembang.
Nanas asal Sipahutar ini digolongkan pada jenis ini.
Abacaxi (daun panjang berduri kasar, buah silindris atau seperti piramida).
Nanas jenis ini dipelihara di Brazil, dan dijual untuk pasaran local di
Indonesia. Buahnya sangat cocok digunakan untuk buah meja. Contoh
varietas golongan Abacaxi diantaranya Pernambuco, Sugarloat dan
Eleuthera.
Blitar. Ukuran buahnya kecil dengan beratnya sekitar 1 kg. Nanas Blitar
diunggulkan karena rasa buahnya enak dan aroma yang harum. Seratnya
halus dan kadar airnya sedikit. Cocok dijadikan sebagai buah meja.
Bogor. Berukuran kecil, yaitu sekitar 0,5-1 kg. Bila sudah tua, kulit
buahnya akan berwarna kuning dengan mata berlekuk ke dalam.
10
pelepah daun. Nanas ini banyak ditanam sebagai latar depan rumah,
tanaman pembatas jalan dan tanaman hias di ruangan.
Varietas/kultivar nanas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan
Cayenne dan Queen. Golongan Spanish dikembangkan di kepulauan India Barat,
Puerte Rico, Mexico dan Malaysia. Golongan Abacaxi banyak ditanam di
Brazilia. Dewasa ini ragam varietas/kultivar nanas yang dikategorikan unggul
adalah Nanas Bogor, Subang, dan Palembang (Soedarya, 2009). Jenis nanas asal
Sipahutar merupakan gabungan antara cayenne dengan queen.
kultur
jaringan,
media
merupakan
tempat
tumbuh
dan
berkembangnya eksplan. Media yang digunakan digolongkan pada media cair dan
media padat. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat
11
digunakan karena cukup memenuhi unsur hara makro, mikro dan vitamin untuk
pertumbuhan tanaman (Anonim c, 2012).
Dengan kultur jaringan kita dapat mengontrol kondisi eksplan agar yang
dikulturkan dapat tumbuh sesuai arah yang diinginkan. Pertumbuhan organ,
jaringan, baik pada kultur maupun pada tanaman biasa, ditentukan oleh kondisi
fisiologis jaringan. Respons tanaman terhadap perubahan kondisi pertumbuhan
harus dimediasi oleh perubahan fisiologis jaringan. Dalam praktiknya hal ini
berarti bahwa kondisi yang tepat diperlukan untuk memungkinkan respon
pertumbuhan tertentu pada kultur bergantung pada status fisiologis bahan
tanaman.
Pada suhu ekstrim, dimana terjadi perubahan suhu lingkungan yang secara
tiba-tiba meningkat, dapat mengakibatkan dormansi, yaitu tidak terjadinya
pertumbuhan bagian tanaman atau hanya tumbuh sedikit sekali. Oleh karena itu,
dengan kultur jaringan dapat dirangsang pertumbuhan dan perkembangan yang
cepat sehingga peristiwa dormansi dapat dicegah. Caranya adalah pemberian Zat
Pengatur Tumbuh (ZPT) atau hormone tumbuhan (Yuliarti, 2010).
Lingkungan tumbuh yang mempengaruhi regenerasi tanaman meliputi
temperatur, panjang penyinaran, intensitas penyinaran, kualitas sinar, dan ukuran
wadah kultur.
12
varietas, umur eksplan, letak pada cabang, dan kesterilan eksplan yang
akan digunakan.
3. Media tumbuh, yang mana di dalam media tumbuh tersebut
terkandung komposisi garam anorganik dan zat pengatur tumbuh. And
skoog (MS).
4. Zat pengatur tumbuh (ZPT), yang mana factor yang perlu diperhatikan
dalam penggunaan zpt adalah konsentrasi, urutan penggunaan, dan
periode masa induksi dalam kultur tertentu. Penggolongan zat pengatur
tumbuh diantaranya auksin, sitokinin, giberelin, dan sebagainya.
5. Lingkungan tumbuh yang mempengaruhi regenerasi tanaman, meliputi
temperatur, panjang penyinaran, intensitas penyinaran, kualitas sinar,
dan ukuran wadah kultur.
13
telurnya, tungau serta spora-spora. Bila sumber kontaminan ini tidak dihilangkan,
maka pada media yang me-ngandung gula, vitamin dan mineral akan
ditumbuhi oleh jamur dan bakteri. Apabila eksplan terkontaminasi, maka akan
mati oleh persenyawaan beracun yang di produksi dan dikeluarkan oleh bakteri
atau jamur.
Jenis tanamannya
2.
3.
4.
5.
6.
7.
14
Tabel 2.3.4.
No
Bahan
Konsentrasi
Lama
perendaman
Kalsium hipoklorit
1 10 %
5 30
menit
Natrium hipoklorit
12%
7 15
menit
Hidrogen peroksida
3 10 %
5 15
menit
Perak nitrat
1%
5 30
menit
0.1 0.2 %
10 20
menit
Bethadine
2.5 10 %
5 10
menit
Fungisida
2 g/l
20 30
menit
Antibiotik
50 100
mg/l
- 1 jam
Alkohol
70 %
1 10
menit
10
Bayclin/sunclin
5 30 %
5 25
menit
Pembilasan
yang berkali-kali
sesudah
perendaman eksplan
di
15
fungisida atau antibiotik, kemudian baru HgCl2 dan dibilas dengan air steril.
Prosedur mana yang efektif, harus ditentukan melalui percobaan pendahuluan.
Sterilisasi
bahan tanaman
dimulai
dengan
pencucian
dan
pembuangan bagian-bagian yang kotor dan mati di bawah pancuran air bersih.
Pencucian dapat dilakukan dengan penyikatan menggunakan detergent halus.
Kadang-kadang bahan yang sudah bersih dibiarkan dibawah pancuran air selama
30 menit. Hal ini dilakukan untuk memecah koloni kontaminan yang masih
menempel dipermukaan agar koloni tersebut lebih peka terhadap bahan-bahan
sterilisasi. Juga untuk mengurangi dan menghilangkan senyawa fenol, terutama
pada tanaman yang kandungan fenoliknya tinggi.
Bahan yang sudah bersih dikecilkan sampai ukuran tertentu. Ukuran
ini harus lebih besar dari ukuran eksplan yang direncanakan. Bahan kemudian
direndam dalam larutan fungisida/antibiotik. Setelah waktu perendaman tercapai,
bahan dicuci bersih dan ditiriskan, kemudian bawa masuk ke dalam laminar. Di
dalam laminar eksplan direndam dalam alkohol 70 % selama 1 2 menit, dan
dibilas dengan air steril sekali. Kemudian rendam eksplan dalam larutan bayclin
20 % + tween-20 2tetes selama 10 menit. Tween-20 ini berfungsi sebagai perekat.
Setelah waktu pe-rendaman tercapai, eksplan dibilas dengan air steril 3 5 kali
selama 5 menit untuk tiap-tiap pembilasan dan letakkan di dalam petridish yang
dialasi tissue steril. Bila semua prosedur sudah dilakukan, berarti bahan tanaman
sudah siap di tanam pada media kultur.
Prosedur sterilisasi dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan, seperti :
1.
2.
3.
4.
Berbagi teknik sterilisasi eksplan nanas telah dipublikasikan dalam bentuk jurnaljurnal ilmiah sehingga dapat diakses dan dijadikan bahan acuan dalam melakukan
sterilisasi eksplan lapang nanas. Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh
Purnamaningsih, dkk (2009), melakukan sterilisasi eksplan nanas simadu dengan
tahapan :
16
1. Memilih mahkota buah (crown) yang segar dan baru dipetik dari pohon.
2. Mengisolasi mata tunas
3. Melakukan perendaman eksplan pada zat - zat antara lain alkohol, HgCl2
0,2% dan kloroks 15 dan 30 %.
Dengan menggunakan teknik sterilisasi ini peneliti dapat menghasilkan planlet
dengan kontaminasi sedikit sehingga hasil akhir pengamatan dapat optimal.
Penelitian lain yang melakukan sterilisasi nanas adalah dilakukan oleh
Silvina, Fetmi dan Murniati (2007). Tahapan teknik sterilisasinya adalah sebagai
berikut :
Eksplan (jaringan mahkota nanas) dikupas sisiknya, dicuci pada air mengalir, lalu
direndam ke dalam alkohol 40% selama 5 menit. Kemudian dibawa ke laminar air
flow cabinet untuk dilakukan sterilisasi. Sterilisasi I jaringan direndam dalam
larutan kloroks 10 % selama 5 menit, kemudian larutan kloroks 5 % selama 3
menit. Setelah itu jaringan mahkota nanas dipotong-potong sebesar 1 cm, lalu
direndam dalam larutan kloroks 1% selama 1 menit. Sebelum ditanam, jaringan
tersebut dibilas dengan aquades steril sebanyak 3 kali. Selanjutnya jaringan
tanaman ditanam dalam botol kultur.
Dengan metode ini, eksplan dapat berkembang namun sebagian eksplan
mengalami kontaminasi sehingga dilakukan pengulangan terus menerus sehingga
di dapat hasil yang baik.