Laporan Suspensi Paracetamol
Laporan Suspensi Paracetamol
Disusun Oleh:
Sri Mentari
NIM : P2.06.30.1.14.034
JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat
dan karunia Nya sehingga kami dapat menyusun laporan ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam laporan ini saya membahas mengenai Teknologi Sediaan Liquid dan Semi
Solid
Laporan ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan laporan
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih sebesar besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada laporan ini.
Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan laporan selanjutnya.
Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................ 1
I. Formula....................................................................................................... 1
II. Latar Belakang........................................................................................... 1
A. Penggunaan........................................................................................... 1
B. Farmakologi.......................................................................................... 2
III.Dosis............................................................................................................. 3
BAB II
ISI.......................................................................................................................... 4
IV. Monografi................................................................................................... 4
1. Paracetamol........................................................................................... 4
2. Methylparaben...................................................................................... 4
3. Propilparaben........................................................................................ 4
4. Sorbitol Solutio..................................................................................... 5
5. Syrup Simplex....................................................................................... 6
6. Oleum Citri........................................................................................... 6
7. Air / Aquadest....................................................................................... 6
V. Permasalahan Farmasetika....................................................................... 7
VI. Penyelesaian Masalah................................................................................ 7
VII......................................................................................................................Per
hitungan Bahan.......................................................................................... 7
VIII....................................................................................................................Pen
imbangan..................................................................................................... 7
IX. Prosedur Kerja........................................................................................... 8
X. Evaluasi Sediaan........................................................................................ 8
XI. Hasil Pengamatan...................................................................................... 9
XII......................................................................................................................Pe
mbahasan.................................................................................................... 9
XIII....................................................................................................................Kes
impulan....................................................................................................... 11
XIV.....................................................................................................................Sar
an................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
menelan cairan dan keluwesan dalam pemberian dosis aman dan mudah
diberikan untuk anak anak.
2. Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi
dalam pembawa cair yang ditujukkan untuk penggunaan pada kulit.
3. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel
yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada
mata.
4. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel
halus yang ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
5. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium
cair yang sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau kedalam saluran
spinal.
6. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan
pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua
persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang
sesuai.
B. Farmakologi
Acetaminophen
adalah
salah
satu
derivate
dari
para
aminofenol.
analgesic
menghilangkan
atau
parasetamol
mengurangi
serupa
rasa
dengan
n ye r i
salisilat
ringan
yaitu
sampai
juga
berdasarkan
inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu paracetamol tidak digunakan sebagai
antireumatik. Paracetamol merupakan penghambat biosintesis PG yang lemah. Efek
iritasi, erosi dan pendarahan lambung tidak terlihat pada obat ini, demikian
juga gangguan pernapasan dan keseimbangan asam basa.
2
metabolisme
oleh
enzim
microsom
hati.
Sebagian
leucopenia,
neutropenia,
panzikopenia,
methemoglobinemia,
: 225)
Dosis
DM
:DL
: IX = 500 mg
IH = 500 mg 2 gram
BAB II
ISI
IV.
Monografi
1. Paracetamol / Acetaminophen
Struktur
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih ; tidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dan dalam 7 bagian etanol (95%)P,
dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam 19 bagian
2. Methylparaben
Struktur
Pemerian : Hablur atau hablur putih, tidak berbau; tidak mempunyai rasa,
3. Propilparaben
Struktur
4. Sorbitol Solutio
Struktur
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P,
5. Syrup Simplex
Pemerian : Gula yang bersal dari Saccharum oficinarum Linne, Beta vulgaris
Linne. Berbentuk kristal tak berwarna, massa kristal atau blok, bubuk kristal
6. Oleum Citri
Pemerian : Cairan kuning kehijauan, bau khas, rasa pedas dan
agak pahit
Kelarutan : Larut dalam 12 bagian metanol, larutan agak
7. Air / Aquadest
Struktur
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa
Kelarutan : Bercampur dengan hampir semua pelarut polar
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Titik leleh dan titik didih : 0o 100oC
OTT/ Inkompatibilitas : Dalam formulasi farmasetik, air dapat bereaksi dengan
obat dan bahan lain yang dapat mengalami hidrolisis. Air dapat bereaksi kuat
dengan logam alkali dan cepat dengan logam alkali tanah dan oksidanya seperti
kalsium oksida atau magnesium oksida. Air juga bereaksi dengan garam
anhidrat membentuk garam hidrat, dengan beberapa bahan organik dan
kalsium karbida.
V.
Permasalahan Farmasetika
1. Paracetamol memiliki kelarutan yang rendah dalam air dan mudah terhidrolisis
2. Paracetamol memiliki rasa yang pahit
3. Sediaan merupakan multiple dose sehingga rentan terhadap kontaminasi bakteri
4. Suspensi paracetamol bersifat cair sehingga mudah tumpah
VI.
Penyelesaian Masalah
1. Paracetamol dibuat suspensi menggunakan CMC Na sebagai suspending agent
2. Sorbitol sebagai wetting agent dan anti cap locking
3. Rasa pahit diatasi dengan penambahan pemanis dan untuk menaikan viskositas
(syrup simplex)
4. Untuk menghindari pertumbuhan mikroba ditambahkan pengawet (Nipagin dan
Nipasol)
VII.
Perhitungan Bahan
1. Paracetamol
100 ml
x 250 mg=5000 mg
5 ml
2. Methylparaben
0,18 gram
x 100 ml=0,18 gram
100 ml
3. Propilparaben
0,02 gram
x 100 ml=0,02 gram
100 ml
4. Sorbitol 70%
3 ml
x 100 ml=3 ml
100 ml
5. CMC Na
1 gram
x 100 ml=1 gram
100 ml
6. Syrup Simplex
30 ml
x 100 ml=30 ml
100 ml
7. Oleum Citri
: secukupnya
8. Sunset Yellow FCF : secukupnya
6
9. Aquadest ad 100 ml
VIII. Penimbangan
1. Paracetamol
2. Methylparaben
3. Propilparaben
4. Sorbitol 70%
5. CMC Na
6. Syrup Simplex
7. Oleum Citri
8. Sunset Yellow FCF
9. Aquadest
IX.
: 5 gram
: 0,18 gram
: 0,02 gram
: 3 ml
: 1 gram
: 30 ml
: secukupnya
: secukupnya
: ad 100 ml
Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Pembuatan syrup simplex
3. Tandai botol 100 ml
4. Timbang semua bahan yang digunakan
5. CMC Na dikembangkan (ditaburkan secara merata diatas air panas 20 ml)
6. Masukan paracetamol, tambahkan sorbitol 70% yang telah diencerkan dengan 15 ml
air. Gerus ad homogen
7. Masukan CMC Na yang telah dikembangkan, gerus ad homogen
8. Larutkan terlebih dahulu methylparaben dengan air panas, masukan gerus ad
homogen
9. Larutkan terlebih dahulu propilparaben dengan syrup simplex, masukan gerus ad
homogen
10. Masukan semua bahan kedalam botol, tambahkan oleum citri dan Sunset Yellow
FCF secukupnya
11. Tambahkan aquadest ad 100 ml atau sampai tanda batas kalibrasi
12. Tutup botol, dan kocok ad homogen
13. Pasang etiket dan tanda KOCOK DAHULU
X.
XI.
EVALUASI SEDIAAN
1) Organoleptik
- Warna
: Kuning
- Bau
: Jeruk
- Rasa
: Manis pahit
2) pH
:8
3) Viskositas : 4) Volume Terpindahkan 100 ml
HASIL PENGAMATAN
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan
Yang Diamati
Jumat
Sabtu
Minggu
Senin
Selasa
Pertumbuhan
Mikroba
Pengkristalan pada
leher botol
Warna
Kuning
Kuning
7
Kuning
Kuning
Kuning
Bau
Jeruk
Jeruk
Jeruk
Jeruk
Jeruk
Rasa
Pahit
Pahit
pahit
Pahit
Pahit
XII.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini membuat sediaan larutan suspensi dengan zat aktifnya
paracetamol. Paracetamol berkhasiat sebagai analgetik dan atipiretik. Analgetik adalah
obat yang menghilangkan rasa sakit (nociception) tanpa menimbulkan ketidaksadaran,
sedangkan antipiretik adalah obat yang memperbaiki suhu tubuh menjadi normal dalam
keadaan demam. Sebagai analgetik lainnya paracetamol sebaiknya tidak di berikan
terlalu lama karena kemungkinan menimbulkan nefropati. Jika dosis terapi tidak
memberikan manfaat, biasanya dosis besar tidak menolong. Karena hamper tidak
mengiritasi lambung, paracetamol sering dikombinasikan dengan AINS untuk analgesic.
Paracetamol ini sediaan dalam bentuk serbuk hablur putih memiliki kelarutan
yang rendah dalam air sehingga pada pembuatannya ditambahkan CMC Na sebagai
suspending agent agar zat yang tidak terlarutkan dapat terdispersi secara sempurna.
Dalam pembuatan suspensi ini harus mengetahui dengan baik karakteristik fase
terdisper dan medium dispersinya. Dalam beberapa hal fase terdispers mempunyai
afinitas terhadap pembawa untuk digunakan dengan mudah dibasahi oleh pembawa
selama penambahannya. Dalam hal terakhir, serbuk mula mula harus dibasahi dahulu
dengan apa yang disebut zat pembasah (Sorbitol) agar serbuk tersebut lebih bisa
dipenetrasi oleh medium dispersi. Karena parasetamol ini memiliki rasa yang pahit
maka ditambahkan syrup simplex sebagai pemanis dan untuk meningkatkan viskositas.
Sediaan larutan ini merupakan multiple dose sehingga rentan terhadap kontaminasi
mikroba
untuk
menghindarinya
dapat
ditambahkan
bahan
pengawet
seperti
Setelah melakukan pembuatan sediaan dengan zat aktif paracetamol dan beberapa
excipiens yang sudah dijelaskan diatas larutan yang sudah jadi di evaluasi terlebih
dahulu mulai dari organoleptiknya yaitu warna kuning, bau khas jeruk dan rasa yang
manis pahit. Sediaan ini memiliki pH 8 serta volume yang terpindahkan sebanyak 100
ml. Seteleh diamati selama 1 minggu sediaan yang dibuat tidak terjadi pertumbuhan
mikroba dan tidak terjadi pengkristalan pada leher dari botol mungkin karena sediaan
ini sudah ditambahkan bahan pengawet dan anti cap locking.
BAB III
PENUTUP
XIII. Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :
Sediaan yang dibuat kali ini yaitu dalam bentuk suspensi sebanyak 100 ml dengan
zat aktifnya Parasetamol 250 mg/5cc yang berkhasiat sebagai analgetik
XIV. Saran
Sebaiknya
jumlah
sorbitol
ditambahkan
lebih
banyak
untuk
mencegah
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.1979. Farmakope Indonesia Edisi III .Departemen Kesehatan RI.Jakarta
Anonim.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV .Departemen Kesehatan RI.Jakarta
Ansel, Howard.1989.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV.Jakarta : Universitas
Indonesia
Rowe.Raymon C.2009. Handbook Of Pharmacetical Excipients Edisi VI. London :
Pharmacetical Press
Tjay, Drs.Tan Hoan dan Drs. Kirana Pahardja.2010.Obat Obat Penting. Jakarta : PT.
Elex Media Komposino
10