Anda di halaman 1dari 18

STUDI KASUS PASIEN

DIABETES MELITUS PADA PASIEN LANJUT USIA DENGAN


PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS
KECAMATAN PENJARINGAN DESEMBER 2012

Oleh :
Kelompok I
Kartini Anisa Lafonda
110.2007.160

Pembimbing :
Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS

MODUL KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA 2012
1

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan studi kasus Diabetes Melitus pada lansia dengan pendekatan


kedokteran keluarga di puskesmas kecamatan Penjaringan pada periode 17
Desember 2012-19 Januari 2013 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk
dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI bagian
Kedokteran Keluarga.

Jakarta, Januari 2013


Pembimbing

dr. Sugma Agung Purbowo, MARS

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas bimbingan dan
tuntunanNya sehingga kami dapat menyelesaikan hasil Studi Kasus Pasien dengan
penerapan Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Ilmu Kedokteran Keluarga yang
berjudul DIABETES MELLITUS pada Tn. B di Puskesmas Kecamatan
Penjaringan Periode 17 Desember 2012-19 Januari 2013
Tujuan pembuatan Studi Kasus Pasien dengan penerapan Pendekatan
Kedokteran Keluarga ini sebagai salah satu tugas dalam menjalani kepaniteraan
Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI untuk periode
17 Desember 2012-19 Januari 2013.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof.Dr. Hj. Qomariyah RS MS PKK DK AIFM selaku guru besar
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas
Yarsi
2. dr. Sugma Agung Purbowo, MD, MARS dosen pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan masukan yang bersifat membangun.
3. DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes sebagai Kepala Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
4. Rifda Wulansari, S.P, M.Kes sebagai Koordinator Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. dr. Citra Dewi, M.Kes sebagai Sekretaris Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6. dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH, dr. Dian Mardhiyah M.KK, dr. Fathul Jannah,
M.Si, Ibu Rifqatussaadah, SKM, M.Kes, Ibu Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes,
DR. Drg. Helwiah Umniyati, MPH
7. Seluruh staf Puskesmas Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat yang telah
memberikan bimbingan dan data kepada kami untuk kelancaran kegiatan Studi
Kasus Pasien ini.
8. Seluruh Rekan Sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama
sehingga tersusun laporan ini.

Kami

menyadari

sepenuhnya

masih

banyak

kekurangan

dalam

penyusunan ini. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran membangun
sebagai perbaikan bagi kami.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, Januari 2013

Penulis

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. B

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 70 tahun

Agama

: Islam

Alamat

: Pejagalan

Suku Bangsa

: Jawa

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: tidak bekerja

No. Rekam Medis

: 26142

Puskesmas

: Puskesmas Kecamatan Penjaringan

Tanggal berobat

: 26 Desember 2012

BERKAS PASIEN
A. Anamnesa
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 26 Desember 2012
1. Keluhan Utama
Badan terasa lemas
2. Keluhan Tambahan
Kesemutan pada tangan dan kaki
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan badan terasa lemas
sejak tiga hari yang lalu sehingga tidak bisa beraktivitas seperti biasanya.
Pasien mengaku makan seperti biasanya. Keluhan juga disertai dengan
kesemutan pada tangan dan kaki yang terasa hilang timbul.
10 tahun yang lalu pasien didiagnosis menderita penyakit kencing
manis oleh dokter. Saat itu keluhan pasien ialah luka pada punggung kaki
kanan yang tidak sembuh-sembuh. Pasien juga sering merasa haus dan
lapar serta sering buang air kecil terutama malam hari 5 kali sehingga
menggangu tidurnya. Keluhan penglihatan kabur disangkal.
Saat itu pasien disarankan untuk mengubah pola makan dan gaya
hidup, serta selalu kontrol setiap bulan. Tetapi pasien tidak kontrol secara
teratur, pasien hanya datang berobat jika ada keluhan.
5

4. Riwayat Penyakit Dahulu


- Riwayat penyakit kencing manis diakui pada tahun 2002
Pada tahun 2002 pasien didiagnosis memiliki penyakit kencing manis.
Saat itu pasien datang berobat ke dokter dengan keluhan luka di
punggung kaki kanan yang tidak sembuh-sembuh. Gula darah saat itu
-

300 mg/dl menurut pengakuan pasien.


Riwayat penyakit darah tinggi disangkal
Riwayat stroke disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga


- Riwayat penyakit kencing manis diakui yaitu ibu pasien
- Riwayat penyakit darah tinggi disangkal
- Riwayat stroke disangkal
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Saat ini pasien sudah tidak bekerja. Biaya hidup pasien sehari-hari
ditanggung oleh ketiga anak pasien. Setiap bulannya pasien mendapat
uang dari ketiga anaknya dengan total Rp. 2.000.000 Rp.
3.000.000/bulan. Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan biaya berobat.
7. Riwayat Kebiasaan
Pada saat ini pasien sudah tidak memiliki kebiasaan minum teh manis
setiap malam. Kebiasaan tersebut berhenti setelah pasien didiagnosis
memiliki penyakit kencing manis. Pasien memiliki kebiasaan berjalan kaki
di sekitar lingkungan rumah dua kali dalam seminggu selama 30 menit
ditemani oleh istrinya. Pasien juga memiliki kebiasaan berpuasa setiap hari
senin dan kamis.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran

: tampak sakit sedang


: compos mentis

2. Vital Sign
- Tekanan darah
- Respirasi
- Nadi
- Suhu

: 130/90 mmHg
: 20 x/menit
: 80 x/menit
: 36,8oC

3. Status Gizi
- Berat badan

: 81 kg

Tinggi badan
IMT

: 184 cm
: 23,92 kg/m2 (Gizi Normal)

4. Status Generalis
a. Kepala
- Bentuk
- Rambut
- Mata
-

: normocephal
: hitam beruban, tidak mudah dicabut
: konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
: pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+)
Telinga: bentuk normal, tidak terdapat serumen
Hidung
: septum tidak deviasi, tidak terdapat sekret
Tenggorokan : tidak hiperemis
Mulut
: bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor

b. Leher
- Trakea di tengah
- Pembesaran kelenjar getah bening (-)

c. Thorak
- Inspeksi

: bentuk dada simetris


: pergerakan dinding dada simetris
: iktus kordis tidak terlihat

- Palpasi

: fremitus taktil dan vokal sama kanan dan kiri


: iktus kordis teraba di sela iga V garis midclavicula
kiri

- Perkusi

: sonor diseluruh lapang paru, batas jantung normal

- Auskultasi

: vesikuler diseluruh lapang paru, wheezing (-),


ronki (-)
: bunyi jantung I dan II murni regular, murmur (-)
gallop (-)

d. Abdomen
- Inspeksi

: perut datar, lembut, simetris

- Auskultasi

: bising usus (+) normal

- Palpasi

: nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak


teraba

- Perkusi

: timpani diseluruh lapang abdomen, shifting


dullness (-)

e. Genitalia : tidak diperiksa


f. Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-)
C. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 23 Desember 2012
- Gula darah sewaktu

: 231 mg/dl

Berkas Keluarga
A. Profil Keluarga
1. Karakterisktik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama
: Tn. B
Usia
: 70 Tahun
b. Identitas Pasangan
Nama
: Ny. K
Usia
: 66 tahun
c. Struktur Komposisi Keluarga
Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
Kedudukan
No.

Nama

dalam

Gender

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

Keterangan

1.

Tn. B

keluarga
Kepala

Laki-laki

(tahun)
70

SMA

Tidak

Tambahan
Pasien

2.

Ny. K

Keluarga
Istri

Perempuan

66

SMA

bekerja
Ibu rumah

3.

Ny.

Anak I

Perempuan

40

Diploma 3

tangga
Karyawati

YK

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal
Status Kepemilikan Rumah : milik sendiri
Daerah Perumahan : Padat
Karakteristik Rumah dan
Lingkungan
Luas rumah : 5 x 15 m2
Jumlah penghuni dalam

Kesimpulan
Rumah milik sendiri yang berada pada
satu

lingkungan padat. Rumah tersebut


rumah : 3 orang
cukup nyaman untuk ditempati oleh
Luas halaman rumah : tidak memiliki
tiga orang anggota keluarga.
halaman
Bertingkat dua
Lantai rumah dari : keramik
Dinding rumah dari : tembok
Jamban keluarga : ada
Tempat bermain : tidak ada
Penerangan listrik : 2200 watt
Ketersediaan air bersih : ada (PAM)
Tidak pembuangan sampah : ada
b. Kepemilikan barang-barang berharga
Keluarga Tn. B memiliki satu buah motor dan satu buah mobil. Keluarga
ini memiliki barang-barang elektronik antara lain satu buah televisi dan
satu buah dvd yang terletak di ruang keluarga, satu buah laptop, dua buah
handphone dan empat buah kipas angin di setiap kamar tidur. Peralatan
rumah tangga yang dimiliki keluarga ini antara lain magic jar, kompor gas,
dan kulkas.

c. Denah rumah
U

Lantai 1
Kamar
mandi

Ruang keluarga

Dapur dan ruang


makan

Garasi

Kamar
pasien

Lantai 2
Kamar
mandi

Ruang keluarga

Kamar 3

Kamar 2

Kamar pasien

Kamar 1

Keterangan
: Pintu

Lemari

: Jendela
: tangga

Tempat
tidur

M
e
j
a

10

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


a. Tempat Berobat : Puskesmas dan Rumah Sakit
b. Balita : c. Asuransi/Jaminan Kesehatan : 4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Tabel 3. Pelayanan Kesehaatan
Faktor
Cara mencapai pusat

Keterangan
Kesimpulan
Kendaraan
Pasien pergi berobat ke puskesmas

pelayanan kesehatan
Tarif pelayanan

pribadi
Murah

kesehatan
Kualitas pelayanan

Memuaskan

kesehatan

menggunakan kendaraan pribadi yaitu


motor. Tarif berobat di Puskesmas
menurut pasien murah yaitu sebesar Rp.
2000 dan kualitas pelayanannya pun
memuaskan.

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan makan
Keluarga Tn. B makan sebanyak dua sampai tiga kali sehari
dengan menu makanan yang bervariasi dan dimasak sendiri oleh istri
pasien. Terkadang mereka juga membeli makanan yang ada disekitar
rumah.
Pasien dan istri pasien selalu makan bersama di ruang makan
sedangkan anak pasien yaitu Ny. YK hanya ikut makan bersama pada pagi
dan kadang-kadang malam hari karena pada siang harinya ia bekerja dan
kadang-kadang baru pulang pada malam hari. Pada hari senin dan kamis,
pasien selalu berpuasa.
b. Menerapkan pola gizi seimbang
Menu makanan keluarga Tn. B yang selalu ada saat mereka makan
setiap harinya ialah nasi, sayur, dan buah-buahan. Disertai menu makanan
lainnya seperti tahu, tempe, ikan, telur, ayam atau daging. Pasien selalu
minum susu setiap pagi. Pola makan pasien tiga hari terakhir ialah :
- Tanggal 23 Desember 2012
Pagi
: susu
Siang
: nasi, ayam, sayur, buah
Malam
: nasi, tempe, sayur
- Tanggal 24 Desember 2012
11

Pagi
: susu
Siang
: nasi, daging, sayur, buah
Malam
: nasi, telur, sayur
- Tanggal 25 Desember 2012
Puasa
Sahur
: nasi, ayam, sayur dan susu
Buka puasa : nasi, daging, sayur, buah
6. Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor pendukung terselesainya masalah dalam keluarga
- Istri pasien senantiasa memberikan dukungan atas penyakit pasien
dengan cara :
o Menemani pasien berolah raga yaitu berjalan kaki setiap
dua kali dalam seminggu saat pagi hari
o Menjaga pola makan pasien
- Anak-anak pasien selalu memberikan uang setiap bulannya yang
dapat digunakan untuk biaya pengobatan pasien.
b. Faktor penghambat terselesainya masalah dalam keluarga
- Pasien hanya mau kontrol jika ia merasa ada keluhan dan hanya
mau minum obat jika gula darahnya tinggi. Pasien memiliki
pemikiran bahwa orang yang selalu minum obat sama seperti para
pecandu obat-obatan terlarang sehingga ia tidak mau jika harus
selalu minum obat. Tidak ada anggota keluarga yang menjelaskan
kepada pasien bahwa hal tersebut tidak benar karena kurangnya
pengetahuan keluarga terhadap penyakit pasien.
- Anak-anak pasien kurang memberikan perhatian terhadap penyakit
pasien karena sibuk dengan urusan pekerjaan dan keluarga masingmasing.
B. Genogram
1. Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family) dimana terdiri dari
ayah (Tn. B), ibu (Ny. K), dan anak pertama (Ny. YK) yang tinggal dalam satu
rumah.
2. Tahapan Siklus Keluarga
Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Tn. B
berada pada tahapan siklus keluarga yang ke tujuh, yaitu keluarga orang tua

12

usia pertengahan (middle-anged family). Dimulai ketika anak terakhir keluar


dan berakhir sampai pensiun.
3. Family Map
Tn. X (63 thn)

Ny.Y (56 thn)

Tn. BK (70 thn)

Tn. D

Ny. YK

(41 thn)

(40 thn)

Ny. K (66 thn)

Tn. YC
(39 thn)

Ny. A
(35 thn)

Tn. MY

Ny.I

(37 thn)

(37 thn)

Keterangan Gambar :
: laki-laki

: meninggal

: perempuan

: pernikahan

: meninggal karena faktor usia


: keturunan
C. Identifikasi Permasalahan yang didapat dalam keluarga
: meninggal
karena
penyakit
DM
: tinggal serumah
- Masalah
dalam
organisasi
keluarga
Pasien
: pasienadalah kepala keluarga yang berusia lansia dan sudah tidak bekerja.
Istri pasien selalu memberikan dukungan akan penyakit pasien sedangkan
anak pasien sibuk dengan urusannya masing-masing.
- Masalah dalam fungsi biologis
Di keluarga pasien terdapat riwayat yang memiliki penyakit kencing manis
yaitu ibu pasien.
- Masalah dalam fungsi psikologi
Pasien dan istri pasien adalah sepasang suami istri yang sudah lansia.
Pasien menderita penyakit kencing manis sedangkan istri pasien menderita
penyakit darah tinggi. Pasangan suami istri ini saling mendukung satu
sama lain tetapi dukungan dari anak-anak mereka kurang karena jarang
berkomunikasi.
- Masalah dalam fungsi ekonomi
Pasien sudah tidak bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
biaya berobat didapatkan dari uang yang dikirim anak-anaknya setiap
bulan. Ekonomi pasien terpenuhi dengan baik.

13

- Masalah lingkungan
Pasien tinggal di lingkungan yang padat
- Masalah perilaku kesehatan
Pasien mengubah pola makan dan gaya hidupnya setelah didiagnosis
menderita penyakit kencing manis tetapi pasien tidak kontrol secara teratur
dikarenakan kurangnya pengetahuan akan penyakitnya dan persepsi yang
salah mengenai keteraturan minum obat dimana pasien beranggapan
bahwa orang yang selalu minum obat sama dengan pecandu obat-obatan
terlarang sedangkan pasien bukan orang seperti itu.

D. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal
- Alasan kedatangan :
Pasien datang berobat ke puskesmas dengan keinginan sendiri tetapi hanya
jika merasakan keluhan. Seharusnya pasien rutin datang untuk kontrol.
- Harapan :
Pasien memiliki harapan untuk dapat sembuh dari penyakitnya.
- Kekhawatiran :
Pasien tidak memiliki kekhawatiran akan akibat dari penyakitnya karena
hal tersebut sudah menjadi takdir dari Allah SWT.
2. Aspek Klinik
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
disimpulkan sebagai berikut :
- Diagnosis kerja : diabetes melitus tipe 2
- Diagnosis banding : 3. Aspek Risiko Internal
- Genetik :
Terdapat riwayat penyakit diabetes melitus pada keluarga pasien yaitu ibu
pasien.
- Pola makan :
Pola makan pasien memenuhi pola gizi seimbang
- Kebiasaan :
Pasien memiliki kebiasaan berolah raga yaitu jalan kaki pada pagi hari dua
kali dalam seminggu selama 30 menit. Pasien juga memiliki kebiasaan
berpuasa setiap hari senin dan kamis.
- Spiritual :
14

Pasien percaya bahwa penyakit yang dideritanya adalah cobaan dari Allah
SWT dan menerimanya dengan lapang dada apapun akibat yang akan
terjadi akibat penyakitnya. Tetapi pasien tidak berusaha untuk menjaga
kesehatannya melalui minum obat secara teratur karena ia merasa orang
yang selalu minum obat adalah sama dengan pecandu obat-obatan
terlarang sedangkan ia tidak seperti itu.
4. Aspek Psikososial Keluarga
Faktor pendukung kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah
adanya dukungan dari istri pasien dengan menjaga pola makan pasien dan
menemani pasien berolah raga. Pasien juga memiliki biaya pengobatan yang
cukup yang didapatkan dari pemberian ketiga anaknya setiap bulannya.
Faktor penghambat kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah
kurangnya perhatian dari anak-anak pasien terhadap penyakit pasien. Hal ini
dikarenakan kurangnya komunikasi antara pasien dan anak-anaknya yang
sibuk dengan urusan masing-masing.
5. Aspek Fungsional
Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu
melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah.
E. Rencana Pelaksanaan
Aspek
Aspek

Kegiatan
- Menjelaskan kepada pasien

Personal

Sasaran
Pasien

Waktu
Pada saat

Hasil yang diharapkan


Pasien memahami

mengenai penyakit dan

di

mengenai penyakitnya

komplikasi dari penyakitnya

Puskesmas

dan mau kontrol secara

dan

ke dokter secara teratur

tersebut.
- Meningkatkan kesadaran

kunjungan

pasien untuk kontrol ke

rumah

dokter secara teratur.


- Menjelaskan kepada pasien
bahwa penyakitnya tersebut
Aspek
Klinik

tidak dapat sembuh.


- Menjelaskan kepada pasien
mengenai diet untuk diabetes
melitus
- Memberitahu pasien untuk

Pasien

Pada saat

Pasien

mengalami

di

perbaikan dalam status

Puskesmas

kesehatannya

dan

15

tetap melanjutkan olah raga

kualitas

hidup

yang telah rutin dilakukan

meningkat.

pasien

pasien.
- Menyarankan kepada pasien
untuk memeriksa GDP,
GD2PP, da n kolesterol
- Memberikan obat diabetes
melitus yaitu metformin 3x
Aspek

500 mg setelah makan


- Menjelaskan kepada pasien

Risiko
Internal

Pasien

Pada saat

Pasien mau untuk

bahwa apapun yang terjadi

kunjugan

kontrol dan minum obat

memang sudah menjadi

rumah

secara teratur

takdir Allah SWT tetapi


sebagai manusia tetap harus
berusaha dalam hal ini
berusaha menjaga kesehatan
dengan rajin kontrol dan
minum obat secara teratur.
- Memberi pengertian kepada
pasien bahwa dengan minum
obat setiap hari berbeda
dengan para pecandu obat
Aspek

terlarang.
- Menjelaskan kepada anak-

Anak

Pada saat

Anak pasien lebih

Psikososial

anak pasien mengenai

pasien

kunjungan

memperhatikan dan

keluarga

penyakit pasien
- Menganjurkan anak-anak

rumah

memberikan dukungan
kepada pasien

pasien agar lebih memberikan


dukungan dan perhatian
Aspek
Fungsional

kepada pasien
Menyarankan pasien untuk

Pasien

Pada saat

Pasien dapat

tetap melakukan olah raga dan

di

meningkatkan kualitas

aktivitas sehari-hari seperti

Puskesmas

hidupnya

biasa sesuai kemampuannya.

dan
kunjungan
rumah

Analisa Kasus
1. Aspek Personal

16

Keluhan keluhan yang dirasakan pasien saat ini merupakan tanda


bahwa pasien memiliki respon kekhawatiran, sehingga setiap pasien
merasakan keluhan pasien datang berobat ke puskesmas. Hal ini
bersesuaian dengan teori perilaku kesehatan dalam bagian perilaku
sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour),
dimana hal tersebut merupakan respon dari sebuah stimulus (sakit).
(Notoatmodjo, 2007).
Pasien memiliki harapan untuk melanjutkan hidupnya. Pasien
mengatakan ini semua takdir yang diberikan Allah SWT. Pada analisis
aspek personal dapat dilihat bahwa pasien seseorang yang memliki
harapan

untuk

dapat

melanjutkan

hidupnya.

Maka

rencana

penatalaksanaan menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan


komplikasi, meningkatkan kesadaran pasien untuk kontrol ke dokter
secara teratur dan menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya tidak
dapat sembuh. Dengan harapan pasien memahami mengenai penyakitnya
dan rajin kontrol secara teratur dan pasien mengalami perbaikan dalam
status kesehatannya dan kualitas hidup pasien meningkat.
2. Aspek Klinik
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang didapatkan secara anamnesa pasien merassakan badan terasa
lemas dan pasien sering mengalami kesemutan pada tangan dan kaki. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan status gizi berat badan 81 kg, tinggi badan
184 cm, IMT 23,92 kg/m (gizi normal). Pada pemeriksaan penunjang
tanggal 23 desember GDS 231 mg/dl. Maka rencana penatalaksanaan
menjelaskan kepada pasien mengenai diet untuk diabetes mellitus dan
menyarankan kepada pasien untuk memeriksa GDP, GD2PP dan
kolesterol.
3. Aspek Risiko Internal
Aspek risiko internal yang perlu diperhatikan adalah pola makan,
genetic dan faktor kebiasaan . maka rencana penatalaksanaan menjelaskan
pola makan sehat dan memberi motivasi untuk berusaha menjaga

17

kesehatan dengan rajin kontrol dan minum obat secara teratur. Dengan
hasil yang diharapkan pasien ingin kontrol dan minum obat secara teratur.
4. Aspek Psikososial keluarga
Kurangnya komunikasi

anatara

pasien

dan

anak-anaknya

menyebabkan Kurangnya perhatian dari anak-anak pasien terhadap


penyakit pasien . maka rencana pelaksanaan menjelaskan kepada anakanak pasien agar lebih memberikan dukungan dan perhatian

dan

menjelaskan kepada anak-anak pasien mengenai penyakit pasien. Dengan


hasil yang diharapkan anak pasien lebih memperhatikan dan memberikan
dukungan kepada pasien.
5. Aspek Fungsional
Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien
mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah.
Dengan rencana pelaksanaan menyarankan pasien untuk tetap melakukan
olahraga dan ativitas sehari-hari seperti biasa sesuai kemampuan. Dengan
hasil yang diharapkan pasien dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
F. Prognosis
1. Ad vitam
2. Ad sanasionam
3. Ad fungsionam

: ad bonam
: dubia ad malam
: dubia ad malam

18

Anda mungkin juga menyukai