Pemeliharaan TBM Karet
Pemeliharaan TBM Karet
Pemeliharaan TBM Karet
(Tugas Terstruktur)
Budidaya Tanaman Karet
PPM 1504
Oleh
Achmad Fauzi Thaher 09722001
Annisa Nuraisah
09722005
Novia Rahmawati
09722018
I.
PENDAHULUAN
dipindah
kelapangan.
Dalam
makalah
ini
disajikan
kegiatan
II.
II.1 Penyisipan/penyulaman
Penyisipan adalah tindakan penggantian tanaman karet yang mati dengan
bibit karet yang baru dengan tujuan untuk mempertahankan populasi tanaman dan
tingkat keseragaman. Pemeriksaan tanaman dilakukan selama dua minggu sekali
dalam kurun waktu tiga bulan. Tanaman yang mati sesegera mungkin disulam
dengan bahan tanam dari klon yang sama dan relatif sama umurnya atau lebih tua
dari tanaman yang disulam. Untuk memperoleh bahan tanaman yang seumur,
haruslah disediakan bahan tanam dalam polibeg sebanyak maksimal 10% ketika
menyiapkan bibitan. Selain bibit dalam polibeg, bahan tanam yang dapat
digunakan untuk penyulaman adalah stum mini, stum tinggi, dan core stump (CS).
Penggunaan bahan tanam tersebut disesuaikan berdasarkan umur tanaman utama.
Jika tidak tersedia tanaman dalam polibeg, bahan tanaman disediakan di
pembibitan dan disulamkan sebagai stum mini. Stum mini adalah bibit hasil
okulasi yang tunas okulasinya ditumbuhkan di pembibitan selama 6-8 dibongkar.
Stum mini memilki persentase kematian lebih rendah bila disbanding stum mata
tidur. Stum mini hanya dapat disulamkan pada tahun pertama. Jika penyulaman
masih harus dilakukan pada tahun kedua dan merupakan penyulaman terakhir,
maka bahan penyulaman menggunakan stum tinggi atau bibit core stump (CS).
yang tumbuh dipelihara sampai umur 1-2,5 tahun. Selanjutnya, batang ditunas
dari tunas-tunas liar sampai ketinggian 2,4 m. Bahan tanam seperti ini siap untuk
dipindahkan ke lapangan (kebun produksi). Dalam pembongkaran stum tinggi,
pada sebelah sisi pohon, tanah digali sedalam 50-60 cm. Penggalian lobang
kedalam mengarah ke ujung akar. Dari lobang ini akar lateral dipotong, sehingga
tinggal 5-10 cm, akar tunggang dipotong miring pada kedalaman 50-60 cm.
Pemotongan akar tunggang dilakukan 4 minggu sebelum pencabutan bibit.
Selanjutnya lobang ditutup tanpa memadatkan tanah. Kemudian pemenggalan
batang dilakukan 2 minggu sebelum pencabutan bibit, pada ketinggian 2,7 3
m, tepat 5 cm dibawah karangan mata daun.
Pembongkaran stum tinggi dilakukan dengan menggali kembali tanah
galian pertama dan selanjutnya bibit dibongkar secara hati-hati. Dalam
pengangkutan bahan tanam stum tinggi, akar dan mata yang sudah membengkak
sangat mudah mengalami kerusakan. Untuk mengatasi kerusakan tersebut, bagian
pucuk stum dibungkus dengan gedebok pisang, sedangkan bagian akar dibungkus
dengan goni basah. Dalam truk, stum tinggi disusun secara berlapis dan setiap
lapisan dilapisi dengan daun-daunan. Dengan cara ini, dalam satu truk bisa
diangkut sebanyak 150-200 stum tinggi.
Dalam penanaman stum tinggi, ukuran lobang tanam pada umumnya
adalah 80 x 80 x 80 cm, akan tetapi bisa juga digunakan ukuran lobang 60 x 60 x
40 cm, di mana pada bagian dasarnya diberi rongga sebesar ujung akar
tunggangnya. Rongga ini berfungsi untuk tempat menancapkan batang agar
batang dapat berdiri tegak. Rongga biasanya berbentuk kerucut. Penanaman stum
tinggi harus pada puncak musim hujan. Pada saat penanaman, bagian bawah
dibuat padat dengan cara menginjak tanah isian dan bila memungkinkan setelah
selesai menanam dilakukan penyiraman. Setelah selesai penanaman, batang
diolesi dengan larutan kapur agar transpirasi berkurang. Pengapuran dilakukan
sampai di bawah karangan payung daun terakhir. Kemudian ujung batang ditutup
dengan daun alang-alang kering.
Seminggu setelah topping, bibit CS dibongkar mengikut sertakan akar yang masih
terbungkus polibeg hitam.
Pada saat pengangkutan, akar dibungkus goni plastik untuk menghindari
pecahnya kolom tanah pada perakaran. Karena tunas sudah mulai membengkak,
pengangkutan dilakukan secara hati-hati dan bibit disusun berlapis. Tiap lapis di
tutup dengan gedebog pisang untuk menghindari terjadinya gesekan antara tunas.
Penanaman dilakukan sesegera mungkin, setelah bibit CS dibongkar.
II.2 Penunasan/Pewiwilan
Penunasan adalah kegiatan membuang tunas palsu dan tunas cabang.
Tunas palsu adalah tunas yang tumbuh bukan dari mata okulasi. Tunas ini banyak
dijumpai pada stum mata tidur, sedangkan pada bibitan dalam polibeg tunas palsu
tersebut relatif kecil. Tunas palsu perlu dibuang supaya tanaman dalam satu blok
dapat tumbuh seragam. Tunas palsu dapat menghambat tumbuhnya mata okulasi
dan bahkan dapat menyebabkan mata okulasi tidak dapat tumbuh sama sekali.
Pemotongan tunas palsu harus dilakukan sebelum tunas berkayu.
Tujuan utama dari penunasan ini adalah untuk mendapatkan bidang sadap
yang baik yaitu berbentuk bulat, lurus dan tegak. Sehingga prinsip pelaksanaan
penunasan atau pewiwilan ini adalah dengan membuang tunas-tunas yang muncul
pada ketinggian 2,5 3 meter diatas tanah. Karena pada ketinggian tersebut
merupakan daerah bidang sapad yang harus dipelihara agar mendapatkan bidang
sadap yang baik sesuai
daun yang letaknya paling ujung saja. Dua-tiga minggu kemudian tunas cabang
akan tumbuh. Pelihara cabang yang bertingkat, agar tanaman lebih kuat terhadap
angin kencang dan serangan jamur upas. Cara pengguguran daun ini kurang
efisien, sebab cabang yang terbentuk hanya sedikit sekali dan tingkat
keberhasilannya hanya 55% saja.
daun muda yang baru muncul pada ketinggian diatas 175cm agar dipotong
daunnya dengan setengah, kecuali pucuknya.
Dengan system pruning dan branch induction maka pertambahan girth
(lingkar batang) akan cepat, sehingga dapat cepat dideres, yang berarti
mempersingkat masa TBM (tanaman belum menghasilkan) selain itu mencegah
pokok doyong atau tumbang. Hal tersebut berarti penghematan biaya dan cepat
mendapatkan produksi. Biasanya untuk budgraft umur 4 - 4,5 tahun sudah dapat
dideres.
Cyperus spp
2. Ageratum conyzoides
3.
Imperata cylindrica
4.
Otochloa nodosa,
Pada tanaman belum menghasilkan (TBM) terutama tahun pertama sampai
tahun ketiga, tanah masih terbuka sehingga gulma, seperti alang-alang, Mekania,
Eupatorium, dan lain-lain, tumbuh subur dan cepat. Oleh karena itu, gulma harus
dikendalikan agar tanaman karet dapat tumbuh subur dan dapat mencapai
produksi optimal. Untuk mencapai hal tersebut, penyiangan pada tahun pertama
dilakukan berdasarkan umur tanaman.
Pengendalian gulma pada tanaman belum menghasilkan dipusatkan di
sekitar barisan tanaman. Pada tahap awal, daerah di sekitar pangkal batang
dibebaskan dari gulma. Dengan bertambahnya umur tanaman pada daerah yang
dibebaskan dari gulma adalah daerah satu meter sebelah kiri dan kanan barisan
tanaman. Dengan cara demikian, maka kegiatan pemeliharaan selanjutnya dan
penyadapan dapat dilakukan dengan mudah. Pada masa TBM, pengendalian
gulma lebih banyak menggunakan cara manual, yaitu dengan mencabut atau
membersihkan gulma secara langsung dengan tangan atau kored. Pada saat yang
bersamaan juga dilakukan pengaturan tanaman penutup tanah yang melilit batang
karet. Cara pengendalian dengan menggunakan herbisida hanya dilakukan
secukupnya saja. Selain itu, Pengendalian gulma pada tanaman yang belum
menghasilkan juga dilakukan dengan cara penanaman tanaman penutup tanah,
pemeliharaan piringan atau jalur tanaman, dan pemeliharaan gawangan tanaman
(Mangoensoekarjo, 1983):
1.
Piringan Tanaman
Piringan tanaman dengan jari-jari 0,5 1,0 m agar selalu bersih dari gulma
atau penutupan tanah oleh gulma maksimum 30%. Pengendalian gulma dapat
dilakukan secara manual atau kimiawi.
a. Penyiangan secara manual yakni dengan mencabur atau menggunakan
kored/cangkul, dilakukan sebulan sekali atau tergantung pada perkembangan
gulma. Arah penyiangan dibuat silih berganti. Penyiangan I menjauhi batang
tanaman sedangkan penyiangan ke II menuju batang tanaman, demikian
selanjutnya. Hal ini juga berlaku pada penyiangan jalur tanaman untuk
menghindarkan terjadinya pencekungan tanah sekeliling pangkal batang.
b. Pengendalian secara kimiawi yakni dengan menggunakan herbisida. Herbisida
yang digunakan adalah Paracol 1,5/lt/ha, Ustinex SP 2,0/2,0 kg/ha,
masingmasing dalam 600 liter air, penyemprotan dilakukan dua kali berselang
dua minggu, penyemprotan selanjutnya disesuaikan dengan perkembangan
gulma. Menjelang tanaman mulai menghasilkan, kebun yang penyiangannya
hanya pada piringan diubah menjadi penyiangan jalur atau dibuat jalan panen
selebar satu meter.
2.
Gawangan Tanaman
a.
dan
Pueraria
javanica
dengan
perbandingan
2:2:1.
b.
seperti jagung, padi, kacang tanah, kedelai, dan sebagainya. Tanaman sela akan
membantu pendapatan petani dan sekaligus mendorong petani untuk melakukan
pemeliharaan tanaman. Bila ditanami tanaman sela maka jarak antara tanaman
sela dengan tanaman karet minimal 1 meter. Tanaman sela diberi pupuk yang
cukup. Penanaman tanaman sela diupayakan sepanjang tahun dengan menanam
tanaman yang sesuai dengan musimnya, seperti penanaman padi, jagung pada
musim hujan dan kedelai, kacang uci pada musim kemarau. Dengan demikian
tanaman terpelihara sepanjang tahun.
2.5 Pemupukan
Pemupukan pada TBM berfungsi untuk mempercepat tanaman mencapai
matang sadap. Pada umumnya unsur yang diberikan adalah N, P dan K dengan
dosis sesuai anjuran daerah setempat.Dosis pupuk bagi TBM karet disajikan pada
Tabel di bawah ini.
1. Dosis Pupuk TBM Karet
Umur(tahun
)
1
PUPUK
Aplikasi keI
II
III
IV
Jumlah
I
II
III
IV
Jumlah
I
II
III
IV
Letak(Cm)
10 s/d 30
10 s/d 30
20 s/d 50
20 s/d 50
30 s/d 75
30 s/d 75
30 s/d 75
30 s/d 75
30 s/d 100
30 s/d 100
30 s/d 100
30 s/d 100
Jumlah
I
II
Jumlah
I
II
Jumlah
375
200
200
400
225
225
450
300
150
150
300
150
150
300
300
150
150
300
150
150
300
50 s/d 150
50 s/d 150
50 s/d 150
50 s/d 150
-
4. Tepat Waktu
Saat pemupukan terbaik pada saat ketika tanaman memberikan respon
paling tinggi dan lengas tanah cukup lembab. Respon tertinggi adalah pada saat
mulai membentuk daun baru. Penyerapan unsur N terbaik, ketika pembentukan
daun baru sampai lima bulan sesudahnya.Pada TBM dianjurkan memumpuk
menjelang pembentukan kuncup daun baru agar dapat mendorong pertumbuhan
aktif.
5. Tepat frekuensi
Pada TBM umur kurang dari 3 tahun, frekuensi pemupukan disarankan
minimal 4 kali/tahun. Untuk tanaman yang berumur 4 tahun sampai dengan fase
TM frejuensi pemupukan minimal 2 kali/tahun.
6. Tepat letak
Pemberian pupuk yang efektif terjadi pada kondisi atau lokasi perakaran
rambut terbanyak. Pada TBM, perakaran rambut terbanyak dekat batang semakin
lama semakin jauh, mengikuti perkembangan tajuk.Pada areal berteras, perakaran
rambut terbanyak di bibir teras, tetapi tempat ini peka erosi. Untuk itu letak
pemberian pupuk disarankan di teras.
7. Tepat Cara
Pupuk dapat diberiakn dengan cara ditabur atau cara dibenam. Dasar
pertimbangan ini adalah biyaa aplikasi, jumlah tenaga kerja dan resiko kehilangan
dengan menyedot dari daun tua.Pinggir daun berwarna coklat, mulai dari daun
tua.
lilit
batang
dilakukan
untuk
melihat
perkembangan
Pengukuran ini secara rutin dilakukan 6 bulan sekali pada semua tanaman yang
ada di lapangan. Dengan dilakukannya pengukuran lilit batang ini dapat
dipersiapkan jumlah peralatan dan tenaga kerja penyadap yang diperlukan.
Secara umum setiap tahun lilit batang tanaman karet akan bertambah
antara 10 sampai 12 cm. Tanaman karet baru dapat disadap jika (1) lilit batangnya
pada ketinggian 1 m dari pertautan lebih besar atau sama dengan 45 cm dan (2)
60% dari populasi.
DAFTAR PUSTAKA