Anda di halaman 1dari 13

DIAGNOSA RANGKAP DAN GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOID

CLUSTER A :
GANGUAN KEPRIBADIAN SKIZOID

Ciri-Ciri Dasar
Merujuk ke DSM IV (1994. hal : 638). Ciri-ciri dasar dari gangguan kepribadian skizoid adalah
pola sikap meresap yang tidak terpengaruh oleh hubungan sosial dan batasan tingkat ekspresi
emosi dalam pengaturan antar perseorangan. Pada orang-orang ini tampak kekurangan hasrat
dalam hubungan intim, mereka menghabiskan waktu sendiri dan memilih aktivitas yang tidak
memerlukan interaksi dengan orang lain.
Dalam ICD-10 (1994. hal : 225) menggambarkan gangguan kepribadian skizoid adalah yang
ditandai oleh penarikan diri dari rasa kasih sayang (afeksional), hubungan sosial dan kontak
lainnya, dengan lebih memilih untuk berkhayal, aktivitas menyendiri dan instropeksi. Ada suatu
kapasitas yang terbatas untuk menyatakan perasaan dan untuk mengalami kesenangan.
Millon dan Davis (1996, hal : 217) menguraikan gangguan kepribadian skizoid sebagai tidak
suka bergaul dengan orang lain (anti sosial), pola utama yang ditandai dengan kekurangan
didalam kemampuan untuk mengalami kesenangan. Kallus (1995, hal : 58) percaya bahwa
gangguan kepribadian skizoid dikenali dari kezaliman munculnya gejala negatif yang
berhubungan dengan kekacauan spectrum penyakit jiwa. Misalnya : sosial, interpersonal, dan
defisit alam perasaan tanpa disertai penyimpangan alam pikiran / persepsi.
Diagnosis gangguan kepribadian skizoid sebaiknya tidak digunakan jika pola utama dari perilaku
hanya terjadi selama perjalanan gangguan jiwa atau gangguan psikotik lainnya atau dalam kaitan
gangguan neurologi atau gangguan medis lainnya. (DSM-IVTM, 1994, hal : 639)
Orang-orang dengan gangguan kepribadian skizoid mungkin mempunyai kesukaran dalam
menyatakan kemarahan, walaupun ketika diprovokasi secara langsung. Mereka sering bereaksi
secara pasif terhadap keadaan lingkungan yang tidak cocok dan mungkin tidak memberikan
respon yang tepat terhadap kejadian-kejadian penting dalam hidup. Individu ini mungkin
mengalami secara singkat (menit sampai jam) suatu episode psikotik dalam respon terhadap
stress. Pada gangguan kepribadian skizoid ini dapat terjadi, namun tidak terlalu penting, suatu
kejadian yang terdahulu dapat berlanjut menjadi suatu gangguan jiwa, depresi mayor dan
kekacauan delusional.. Frekuensi yang paling sering menjadi gangguan kepribadian dengan STP
adalah skizotypal, paranoid dan gangguan kepribadian menghindar. Diagnosa gangguan
kepribadian skizoid lebih sering pada laki-laki yang lebih lemah dibandingkan dengan wanita
dengan gangguan kepribadian skizoid. (DSM-IV. 1994 hal : 639)
Gangguan kepribadian skizoid merupakan hal luar biasa dalam menentukan perawatan secara
klinik. Hal ini dapat menjadi sangat sulit untuk membedakan dari autistic atau gangguan

Asperger. Gangguan kepribadian schizoid dibedakan dengan gangguan kepribadian skizotipal


oleh tidak adanya gangguan persepsi. Dibedakan juga dari gangguan kepribadian paranoid oleh
ketiadaan kecurigaan dan pemikiran yang menakutkan. (DSM-IV. 1994 hal : 639-640)

Gambaran Diri
Beck (1990, hal : 51-52) menyatakan bahwa individu dengan gangguan kepribadian skizoid
memandang diri mereka sebagai penyendiri, menghargai kebebasan, kesunyian dan mobilitas.
Bagaimanapun ada kontroversi tentang apakah benar atau tidak orang dengan gangguan
kepribadian skizoid lebih suka menarik diri dari orang lain atau secara umum terjadi karena
kecemasan dalam hubungan antar pribadi. Milon dan Davis (1996, hal : 232) percaya bahwa
individu dengan gangguan kepribadian skizoid puas dengan sedikit atau tidak ada kecendrungan
untuk melihat ke dalam perasaan pribadi mereka. Selagi mungkin ada ketertarikan minimal,
Magnavita (1997, hal 237-241) mencatat orang-orang dengan gangguan kepribadian skizoid
mengenali perbedaan mereka dengan orang lain. Dia menggambarkan seorang klien dengan
gangguan kepribadian skizoid yang pernah mengalami tekanan oleh pikiran dimana ada sesuatu
yang salah pada dirinya; dia tidak bisa menikmati hidup dan tampak ingin tinggal disebuah kulit
kerang (tempat tertutup). Individu ini mengetahui bahwa dia menyusahkan istrinya dengan
kesendiriannya. Seiver (Lion, Editor, 1981 hal : 40-41) Menguraikan individu dengan gangguan
kepribadian skizoid yang dalam pengobatannya mengatakan hidup mereka mereka ketinggalan
jaman oleh: mereka melihat diri mereka sebagai orang yang ketinggalan bus, dan mengeluh
memperhatikan hidup mereka dari jarak yang jauh.
Akhtar (1992, hal : 136 -140) mengemukakan apa yang tertulis dalam DSM-III, apa yang
diketahui oleh para analis tentang kepribadian skizoid, menghindar dan skizotipal. DSM III
kemudian mengubah gangguan kepribadian menghindar lebih kearah gangguan phobia dan
berpendapat ketidakacuhan dan penarikan diri pada gangguan kepribadian schizoid lebih tampak
nyata. Akhtar kemudian berpendapat bahwa individu dengan gangguan kepribadian skizoid
mempunyai konsep diri yang mungkin pada awalnya selalu mengeluh, pandai menahan nafsu,
tidak bersaing dan merasa diri cukup. Tetapi mereka samar - samar melihat diri mereka suka
mengejek, tidak otentik dan depersonalized.
Bagaimanapun, jika ketiadaan yang nyata dari kecemasan antar hubungan perseorangan yang
muncul merupakan suatu pengalaman yang tersembunyi, perbedaan antara gangguan kepribadian
skizoid dan gangguan kepribadian menghindar akan menjadi suatu yang rumit. Gangguan
kepribadian skizoid pada saat ini ditentukan dari ketiadaan afek, ketidakmampuan menikmati
suatu kesenangan dan keterlibatan yang rendah dengan orang lain. Individu-individu dengan
gangguan kepribadian menghindar, mungkin bisa mengontrol afek, menarik diri dari kegiatan
bersenang-senang dan menghindari orang lain atas nama management kecemasan. Keduanya
sama-sama mencari kesendirian, tetapi individu dengan gangguan kepribadian skizoid akan
toleransi terhadap perpisahan dengan rasa nyaman dan individu dengan gangguan kepribadian
menghindar akan mengalami tekanan dan kesepian. Jika yang dinilai Millon benar-benar akurat,
individu dengan gangguan kepribadian menghindar akan menunjukkan perlawanan besar dan
ketidaknyamanan subjektif. Individu dengan gangguan kepribadian schizoid tidak akan
mempunyai indikasi ketidakpuasan terhadap pengasingan diri. Hal ini akan muncul jika terdapat
secara klinik terdapat sarana terhadap pandangan ini. Individu dengan gangguan kepribadian

skizoid jarang meminta pengobatan sedangkan individu dengan gangguan kepribadian


menghindar sering melakukan.

Pandangan Terhadap Orang Lain ; Membina Hubungan


Dalam membina hubungan, orang dengan gangguan kepribadian skizoid lebih berani
memberikan penegasan. Dalam film Barfly pemeran utamanya ketika menyatakan bahwa dia
membenci orang dengan berkata tidak, saya tidak membenci orang. Saya hanya merasa lebih
baik ketika mereka tidak berada disekeliling saya. Seorang klien yang dinilai dalam sebuah
program pengobatan terhadap ketergantungan alkohol dan obat-obatan (berdasarkan dorongan
dari istrinya) melaporkan bahwa ia hidup di ruang bawah tanah di sebuah rumah dimana ia
dibesarkan dan ia juga menarik diri ke ruang bawah tanah pada rumah dimana ia tinggal setelah
dewasa untuk menjauhi istrinya dan untuk menghisap ganja setiap harinya. Dia mempunyai
kontak seksual yang sangat sedikit dengan istrinya dan membiarkan istrinya begitu saja lakukan
hal-hal yang orang sanggup mengerjakannya, dia tidak tertarik untuk mendapatkan pengobatan
dan tidak kembali lagi setelah penilaian.
Individu-individu ini digolongkan oleh adanya defek dalam kemampuan mereka membina
bentuk-bentuk hubungan personal atau untuk memberikan respon terhadap orang lain dalam
sebuah bentuk emosional yang berarti (Frances, 1995, hal 367). Mereka jauh, tertutup dan suka
mengasingkan diri; mereka menampakkan sifat interpersonal yang acuh tak acuh, tidak suka
berperang dan suka daerah terpencil, komunikasi sosial bersifat acuh tak acuh dan formal
(Millon, 1996, hal 217 231). Magnavita (1997, hal 245) berpendapat bahwa jarak dari orang
lain membatasi individu-individu dengan gangguan kepribadian skizoid dalam kapasitas mereka
menerima umpan balik. Informasi dapat meningkatkan kesadaran diri mereka dan
memperkenankan mereka untuk berkembang dalam kapasitas mereka untuk melakukan suatu
hubungan.
Individu dengan gangguan kepribadian skizoid menunjukkan hasrat yang kecil terhadap
pengalaman seksual. Mereka mungkin menikah tapi menjadi seksual apatis dengan pasangan
mereka (meskipun dapat berfungsi dengan baik dan orgasme). Seks mempunyai arti suatu
kedekatan dan keterikatan. Bagi individu ini kebebasan merupakan suatu kejahatan yang lebih
kurang melanda mereka; jarak perseorangan bisa menjadi suatu kebutuhan yang sangat besar
dibandingkan memelihara hubungan dengan orang yang mereka sangat peduli tentang hal ini
(Mcwilliams, 1994, hal 193 196).
Gunderson berpendapat individu dengan gangguan kepribadian skizoid merasa kehilangan
tanpa pasangan mereka, tetapi ketika bersama mereka, terasa seperti ditelan, terikat dan terserap.
Begitulah individu-individu ini menjalin hubungan untuk keamanan tetapi nantinya akan
dihancurkan kembali untuk mendapatkan kebebasan dan kemerdekaan (Achtar, 1992, hal 132).
Sangat jelas, individu dengan gangguan kepribadian skizoid akan merasa lebih nyaman dengan
orang lain yang menuntut keakraban yang kecil dan permintaan emosional yang sedikit. Seorang
individu dengan gangguan kepribadian skizoid menguraikan dia tidak menuntut suatu
perkawinan lebih baik tinggal sendiri . Perkawinan bagi individu ini sebagian besar kelihatan
seperti situasi kawan sekamar. Jika mereka tidak menikah atau membentuk suatu hubungan yang
penting, jika boleh hidup mereka akan tinggal dengan berbagi rumah bersama saudara kandung
atau keluarga lainnya dalam suatu kenyamaman, tetapi tidak mengisyaratkan suatu stabilitas.
Siever mencatat ketika mereka hidup atau bekerja dalam sebuah grup yang diatur, misalnya

kelompok agama atau kelompok perlawanan budaya yang mengijinkan mereka untuk
memelihara kontak yang dangkal tanpa keakraban. (Lion, ed, 1981, hal 36)
Kantor percaya bahwa gangguan kepribadian skizoid melibatkan sikap tutup mulut dan
penarikan diri terhadap hubungan antar pribadi oleh karena lemahnya anhedonia dari skizofrenia,
yaitu kapasitas yang disepakati untuk berhubungan dalam kaitan dengan suatu ketidakmampuan
untuk mengantisipasi atau mengalami kegembiraan dalam hubungan antar manusia. Anhedonia
ini tampak dalam sifat pemalu, perasaan malu atau didapatkan dalam membina hubungan. Hal
ini tampak sebagai suatu kesederhanaan cadangan yang tersimpan, suatu ketiadaan tekanan atau
penampakan dari suatu tingkat energi yang rendah; dan kelihatan ketiadaan intelegensia (Kantor,
1992, hal 191-192). Sekalipun individu dengan gangguan kepribadian skizoid merasa hal ini
sangatlah bijaksana untuk menyesuaikan diri dengan orang lain, namun mereka merasa
canggung, mereka ingin menjaga suatu jarak yang aman dengan manusia lainnya.

Masalah Utama dengan Pemegang Kuasa


Inividu dengan gangguan kepribadian skizoid tidak sering berhubungan figur pemegang
kekuasaan dalam masyarakat. Mereka cenderung untuk pergi dengan jalan mereka sendiri, tetapi
mereka akan melakukannya tanpa tantangan yang nyata atau suatu kebutuhan untuk
menunjukkan kebebasan mereka. Seperti inilah, mereka mungkin tidak mampu menyesuaikan
diri, tetapi akan menunjukkan ciri-ciri yang baik untuk menghindari hukuman, baik di tempat
kerja atau di dalam masyrakat secara umum. Pada sisi lain, mereka sangat sensitif terhadap
gangguan dan akan menarik diri dari tekanan luar ketika memungkinkan.
Individu dengan gangguan kepribadian skizoid pada dasarnya bebas dari tekanan internal
darimanapun untuk mengerjakan apa yang orang lain kerjakan atau mengikuti aturan yang dibuat
oleh orang lain. Terabaikannya hal ini merupakan suatu penghalan yang penting untuk
pengobatan yang efektif. Individu dengan gangguan kepribadian skizoid merasakan tidak ada
kebutuhan nyata untuk melakukan perlawanan terhadap penyedia jasa ketika mereka tidak
sependapat dan akan sering tunduk terhadap pengobatan. Bagaimanapun mereka tetap diam
dalam melakukan tindakan mereka sendiri. Misalnya menggunakan kembali obat-obatan ketika
mereka dalam keadaan bebas, untuk melakukan hal yang sama mereka dapat meninggalkan suatu
AOD atau program pengobatan dengan diagnosa ganda.

Perilaku pada Gangguan Kepribadian Skizoid


Beck (1990) mengatakan bahwa orang lain memandang individu dengan gangguan kepribadian
skizoid membosankan, tidak menarik dan kurang menyenangkanl mereka sering diabaikan.
Ketika mereka berbicara sangat singkat dan tidak lengkap, apa yang mereka katakan jarang
abnormal. (Kantor, 1992)
Mereka tampak acuh tak acuh, menjauhkan diri dan tidak respon terhadap pujian, kritik, atau
menampakkan perasaan yang tepat terhadap orang lain (Frances, 1995, Hal 367). Millo (1996,
hal : 217 231) percaya individu dengan gangguan kepribadian skizoid merasa lebih baik
dengan kesendirian dan tidak menyadari perasaan dan pemikiran orang lain. Selagi mereka tidak
sengaja kejam mereka mempunyai keasyikan sendiri dengan keadaan yang bersinggungan dan

tampak untuk mempunyai suatu ketidakmampuan pokok dalam merasakan kebutuhan orangorang disekitar mereka. Mereka tidak memerlukan untuk berkomunikasi dan secara umum
mempunyai respon yang rendah terhadap bentuk-bentuk rangsangan dan penguatan. Ketika
orang lain mencoba untuk menjalin hubungan atau berusaha memahami orang-orang dengan
gangguan kepribadian skizoid, mereka sering kalki dibingungkan oleh tidak adanya tanggapan
dan keramahan, tetapi sangat jelas, sikap acuh tak acuh yang mereka hadapi.
Orang dengan varian relatif normal dari gangguan kepribadian skizoid tampak tidak terganggu
dan acuh tak acuh; mereka dapat berfungsi dengan baik dalam jabatan mereka tetapi mereka
tampak lebih tidak menarik dan pemalu.
Klien dengan gangguan kepribadian skizoid mungkin hidup sebagai orang dewasa, dengan orang
tua mereka tanpa interaksi yang berarti, misalnya mereka hidup di ruang bawah tanah dan
berinteraksi dengan anggota keluarga dengan jumlah sangat terbatas, dengan kebiasaan yang
jarang. Ini adalah individu yang mungkin bekerja sebagai pegawai gudang yang mempunyai
jadwal jaga sepanjang malam dalam memberikan eceran atau sebagai pelayan suatu proyektor
film pada suatu gedung bioskop. Jika mereka dilepaskan dari suatu keluarga yang selalu
memberi dukungan (terutama ketika mereka menjadi terlibat dengan obat-obatan dan alkohol)
mereka mungkin menjadi tunawisma dan menolak target jasa yang tersedia untuk melibatkan
mereka dalam kesehatan mental, penanggulangan alkohol dan obat-obatan atau jasa diagnosa
ganda.

Masalah Pokok Afektif


Individu dengan gangguan kepribadian skizoid cenderung menarik diri. Mereka rendah dalam
tingkat emosi dan kereaktifannya; mereka menggangap kecil suatu hal dan bersikap masa bodoh.
Pengalaman emosional bagian dalam mereka cenderung tidak bisa dibedakan dan diungkapkan.
Bahkan biasanya mereka memperlihatkan suatu defisit dalam cakupan dan kehalusan kata-kata
yang terkait secara emosional. (Millon, 1996, hal : 232-233)
Selagi individu ini tidak berjuang keras terutama sekali untuk mengatasi rasa malu atau rasa
bersalah, mereka dapat sangat khawatir terhadap keselamatan dasar mereka (McWilliams, 1994,
hal 191). Beck (1990, hal 129) berpendapat bahwa individu dengan gangguan kepribadian
skizoid mempunyai pengalaman yang rendah terhadap kesedihan jika terpisah dari orang-orang
dan cemas jika mereka memaksa untuk berinteraksi dengan orang lain. Sekali lagi, kebanyakan
pengarang akan memperkenalkan atau menerima suatu tingkat yang lebih tinggi dari suatu
pertentangan hubungan antar pribadi dan ketidaknyamanan pada gangguan kepribadian skizoid
daripada kehendak Theodore Millon yang melihat individu-individu ini sebagai orang yang tidak
cemas dan tidak mau membina hubungan.

Struktur Pertahanan
Individu dengan gangguan kepribadian skizoid menggunakan pertahanan untuk melepaskan diri
dan membentuk suatu penghalang terhadap emosi; mereka terlibat dalam perenungan, berbicara
melantur, mengintelektualisasi diri, memotong perasaan, menghindari konflik, dan menarik diri
(Magnacita, 1997, hal : 252). Millon juga mencatat orang-orang dengan gangguan kepribadian
skizoid menggunakan intelektualisasi diri. Dia menyatakan bahwa individu ini cenderung
memisahkan hal kebenaran tentang emosi mereka dan kehidupan sosialnya; mereka melawan

dalam beberapa proses tidak sadar yang sulit. Ketiadaan mereka terhadap penggeliatan kembali
berakibat pada sedikitnya kebutuhan untuk pertahanan intrapisikis yang kompleks. (Millon,
1996, hal 232)
McWilliams (1994, hal 189-191) percaya pertahanan lain itu yang menggambarkan orang dengan
gangguan kepribadian skizoid menarik diri dalam khayalan. Dunia luar terasa sangat penuh
terhadap konsumsi ancaman melawan keamanan merupakan ciri khas individu dengan gangguan
kepribadian skizoid menjelma menjadi suatu kecenderungan untuk menarik diri dan mencari
kepuasan di dalam khayalan.
Pada sisi lain, kapasitas yang paling bisa diterima individu dengan gangguan kepribadian skizoid
adalah kreativitas. Kekaguman terhadap diri sendiri sering ditegakkan dengan aktifitas kreatif
ketika individu ini mencari konfirmasi dari keaslian dan keunikan mereka (Mcwilliams, 1994,
hal 192-196)

PENGOBATAN GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOID


Gangguan Kepribadian Skizoid Memasuki Tahap Pengobatan
Beberapa individu dengan gangguan kepribadian cluster A secara khusus cenderung untuk
mencari pengobatan. Richards (1993, hal. 265) mencatat individu dengan gangguan kepribadian
schizoid mempunyai sedikit keluhan dan tidak mencari suatu hal yang menyangkut hubungan
antar pribadi dalam memecahkan permasalahan mereka. Individu ini adalah orang yang
canggung dalam masyarakat dan bisa menghabiskan waktu hidupnya dalam sebuah ruangan di
dalam pengasingan. Jika mereka masuk ke dalam pengobatan, mereka sering dipaksa untuk
melakukan hal tersebut oleh keluarga atau sistem yang sah dengan undang-undang. Individu ini
secara psikologis tidaklah tabah dan akan mendapatkan kesukaran yang menjengkelkan dalam
penjara. Mereka mungkin tidak akan bisa secara efektif mengenali atau mengatur perilaku yang
buas dari orang lain; penipuan adalah suatu hal serius yang mungkin terjadi.
Individu dengan gangguan kepribadian schizoid yang menerima pengobatan dengan sukarela
adalah mereka yang membutuhkan kedekatan dengan orang lain . makin dekat dengan
permukaan dan mungkin akan lebih mengginginkan suatu bentuk hubungan pengobatan yang
positif. Mereka yang memaksa supaya mendapat pengobatan mungkin lebih sedikit yang
mendapat akses (Gabbard, 1996, hal. 953).
Didalam pengobatan, klien dengan gangguan kepribadian schizoid menghadapi tantangan dari
para penyedia jasa layanan, bukan dengan permusuhan, ketidakpercayaan atau agresi, tetapi
dengan tidak adanya tanggapan. Mereka tidak saling memberi aba-aba perasaan; mereka tidak
memberikan jawaban terhadap pujian, kritik atau kemungkinan lain dari pembangkitan
emosional yang digunakan antara orang-orang ketika seorang sedang mencoba mempengaruhi
yang lain. Hal ini adalah ketahanan yang nyata untuk mempengaruhi bahwa mereka bisa
meninggalkan penyedia jasa yang dirasa tidak efektif dan menghalangi. Bagaimanapun,
kecenderungan dari ketiadaan perasaan terikat atau tidak mau mendengarkan bukan berarti
ketidakpekaan atau tidak dapat ditembus. Dalam pengaturan klinik, individu ini, ketika
ditempatkan dalam kelompok keterampilan social dan tidak mendapatkan tekanan untuk
cenderung mengambil tingkat yang mereka tidak bisa bertahan atau mendukung, akan menjadi
dekat jalan mereka sendiri dan cenderung untuk hadir secara tetap. Ini akan tampak bahwa

mereka bisa menghargai suatu pertemuan jika intensitasnya dikontrol dan keselamatan
dipastikan.

Masalah Pokok Pengobatan


Kalus dan kawan-kawan (Livesley, Editor, 1995, hal. 59) berpendapat bahwa ada suatu mata
rantai genetic antara skizofrenia dan gangguan kepribadian schizoid. Gangguan kepribadian
skizoid menggambarkan gejala-gejala negatif dari skizofrenia. Misalnya anhedonia, affek yang
sedikit, energi yang rendah. Ini merupakan gangguan kepribadian skizotipal, juga dilihat sebagai
bagian dari gangguan spektrum skizofrenia, ini menerangkan beberapa contoh dari gejala positif
dari bukan tingkat psikotik, misalnya kepercayaan aneh yang bukan delusi, perilaku yang aneh,
agitasi dan pemikiran paranoid.
Sampai pengobatan antipsikotik yang terbaru, seperti risperdal menjadi tersedia, tidak ada
pengobatan psikotropik yang dibuat dengan pengaruh yang kuat terhadap gejala negatif dari
skizofrenia ; seperti itulah, dengan implikasi, tidak ada pengobatan efektif yang muncul untuk
gejala dari gangguan kepribadian skizoid. Sekarang ini, bagaimanapun, Joseph (1997, hal 46-47)
mencatat bahwa ada beberapa gejala didalam gangguan kepribadian skizoid yang mempunyai
respons yang baik terhadap pengobatan. Hal ini meliputi gejala yang menyerupai hal negatif atau
gejala defisit dari skizofrenia ; kelesuan emosional, penarikan diri dari aktivitas sosial,
pengerutan atau penumpulan afek, anhedonia, dysphoria, kemiskinan bahasa dan pemikiran,
avolition dan pemikiran yang lambat. Dia menyarankan dosis yang rendah dari risperidone atau
olanzapine untuk defisit sosial dan afek yang tumpul dan Wellbutrin (bupropion) untuk
anhedonia. Dia percaya clozapine adalah pengobatan yang lebih efektif untuk gejala negativ
yang ditemukan dalam gangguan kepribadian skizoid tetapi perlu dicatat potensialnya untu
agranulositosis membuatnya tidak bijaksana untuk digunakan. Dia menyatakan bahwa clozapine
tidak mempunyai persetujuan FDA untuk pengobatan terhadap gangguan kepribadian skizoid.
Joseph (1997, hal 46-47) juga menyarankan penggunaan dari SSRIS, TCAS, Maois, dosis yang
rendah dari benzodiazepines dan beta bloker untuk kecemasan sosial. Ketika pengobatan ini
mungkin efektif terhadap gejala target kegelisahan sosial, ada beberapa kontroversi apakah atau
tidak ini menjadi suatu perhatian dalam gangguan kepribadian skizoid. Millon percaya bahwa
kecemasan dalam aktivitas sosial merupakan indikasi dari gangguan kepribadian menghindar. Ini
juga gejala dari gangguan kepribadian skizotipal. Hal ini kelihatan akan menjadi lebih mendekati
garis pemikiran analisa gangguan kepribadian skizoid digolongkan oleh sikap yang jelas tidak
terpengaruh sosial dan kecemasan sosial yang tersembunyi. Selagi tidak mengubah pertimbangan
dalam pengobatan terhadap gejala target, hal ini menjadi salah satu hal utama yang menjadi
sorotan dalam diagnosa gangguan kepribadian skizoid.
Ini sebaiknya menjadi ukuran dari beberapa tindakan percobaan dalam pengobatan individu
dengan gangguan kepribadian skizoid. Mereka sering merasa nyaman dengan gejala mereka
sendiri dan tidak dengan suka rela meminta pengobatan. Jika mereka melaporkan diri mereka
menjadi lebih menyenangkan pertimbangan harus diberikan untuk mengunakan terapi dan
pelatihan keterampilan diri.

Garis Pendoman Pemberian Pengobatan

Individu dengan gangguan kepribadian schizoid secara umum tidak mempunyai ikatan
interpersonal dan mungkin untuk menjalin suatu hubungan dengan penyedia jasa dalam bentuk
emosi yang lemah lembut dengan interaksi yang sangat sedikit. Penyedia pengobatan mungkin
berperan dalam diskusi dan memperkenalkan bagian-bagian dari pengobatan(Craig, Retzlaff, ed,
1995, hal 76).
Sebagian besar penyedia jasa bekerja di bidang kesehatan mental, pelayanan ketergantungan
alcohol dan obat-obatan, atau pengobatan diagnosa ganda karena mereka termotivasi untuk
terlibat dan bekerja dengan klien mereka untuk suatu perubahan. Mereka ingin untuk menjalin
hubungan dan merasakan bahwa mereka bisa membuat perbedaan. Klien dengan gangguan
kepribadian schizoid adalah seorang pendiam, tidak mau berhubungan dan mungkin tidak pada
kenyataannya mereka mengizinkan para penyedia jasa untuk menjadi factor penting dalam hidup
mereka. Hal ini bisa membuat stress dan mengundang gangguan atau kelebihan fungsi pada
pihak penyedia jasa. ini penting bagin penyedia jasa untuk mempunyai tujuan yang terlalu ambisi
untuk pasien dengan gangguan kepribadian schizoid dari klien menjadi dirinya sendiri. Juga, jika
pengalaman afektif atau ekspresi tidak bisa ditoleransi untuk pasien dengan gangguan
kepribadian schizoid, sebagian focus dalam pengertian intelektual dalam hubungan interpersonal
atau masalah pokok kecanduan mungkin efektif dan sebuah metode dari sebuah komunikasi yang
tetap dengan individu-individu ini.
Penekanan untuk memusatkan perhatian pada masalah afektif cenderung akan membuat klien
dengan gangguan kepribadian skizoid menjadi enggan dan bingung. Penyedia jasa harus ingat
bahwa individu-individu ini adalah seorang ahli didalam kehidupan diruangan tanpa keharusan
secara fisik untuk keluar. Mereka dapat melepaskan dan memindahkan diri mereka dari proses
yang tidak bisa mereka terima. Sisanya difokuskan pada tingkat intelektual keduanya dapat
dijadikan alat pembelajaran dan memberikan arti untuk mengatur tingkat ancaman pasien
dengan gangguan kepribadian schizoid yang dirasakan dalam proses pengobatan.
McWilliams (1994, hal, 202) percaya individu dengan gangguan kepribadian schizoid dapat
bekerja sama dengan baik dan menghargai proses terapi ketika pengobatan dilakukan dengan
pertimbangan dan rasa hormat. Mereka mungkin merasa kosong, kehilangan dan tidak mampu
mengekspresikan pemikiran mereka dalam pengobatan. Penyedia jasa harus melakukan
komunikasi bahwa ekspresi terbatas dari isi pemikiran atau afektif dari individu ini dapat
dimengerti dan dapat membentuk dasar dari hubungan diantara mereka. Ketika berada dalam
kondisi yang baik, orang dengan gangguan kepribadian schizoid khawatir bahwa mereka tidak
dapat dimengerti dan menyimpang dari kebiasaan. Diterimanya kesunyian mereka
menyatakannya sebagai individu yang berharga.

Masalah bahan perbandingan


Klien dengan gangguan kepribadian schizoid mempunyai kesulitan dalam memelihara hubungan
terhadapat penyedia pengobatan tiap sesinya. Hal yang bisa saja menjadi masalah bahan
perbandingan bagi penyedia jasa, dalam kebiasaan yang sama, adalah melupakan tentang
individu harus menjadi lebih baik diantara sesi. Individu ini jarang membuat permintaan diluar
persetujuan tentang perawatan yang telah dilakukan. Penyedia jasa mungkin lupa untuk berpkir
tentang supaya diskusi dengan klien dengan rekan kerja atau dalam suatu pengawasan karena
mereka menimbukan sedikit perasaan atau perhatian. Dalam individu atau sesi group,
bagaimanapun kesabaran yang luar biasa diperlukan untuk memelihara suatu cara pendirian yang

empati dan untuk menetapkan suatu ikatan yang dapat mengobati dengan klien (McCann,
Retzlaff, ed., 1995, hal. 145). Mereka tidak mempunyai respon, dan frustasi tidak mempunyai
kapasitas untuk membina hubungan, secara umum ketiadaan empati yang meresap terhadap
proses perawatan terutama sekali tidak akan membuat interaksi menjadi menyenangkan atau
menguntungkan bagi penyedia jasa. ini merupakan hal penting bagi penyedia jasa untuk tidak
jatuh ke dalam kebosanan dan dijadikan bahan pembanding. Malahan, klinikal butuh lebih gigih,
toleransi dan menjadi seperti pasien.
Masalah bahan perbandingan lainnya terhadap pasien dengan gangguan kepribadian skizoid
adalah kecenderungan penyedia jasa untuk merasakan pengharapan sebagai jawaban terhadap
klien yang bergaya pasif dan keadaan kosong (melamun). Penyedia perawatan harus mengatur
sesi perawatan, mendorong terjadinya kontak kedua pengalaman dan ekspresi dari perasaan, dan
memberikan penghargaan terhadap usaha memelihara hubungan. (Hyer, et.al., Retzlaff, ed.,
1995, hal. 222).

Cara Perawatan
Dalam menilai individu dengan gangguan kepribadian schizoid, perlu dipertimbangkan
kemungkinan proses psikotik; yang menentukan ya atau tidaknya adalah adanya bukti dari
halusinasi, khayalan dan kekacauan dari suatu pemikiran. Jika gejala psikosis muncul, maka
perawatan harus dirancang untuk penyakit mental yang serius.
Zimmerman (1994, hal. 90-91) menyarankan pertanyaan-pertanyaan dalam menilai gangguan
kepribadian schizoid :
Apakah kamu mempunyai hubungan yang erat dengan teman atau keluarga ? Jika ia dengan siapa
? jika tidak, apakah melakukan hal ini mengganggu kamu ?
Apakah kamu mempunyai keinginan untuk membina hubungan dengan orang lain ?
Sebagian orang ingin menghabiskan waktu sendiri. Sebagian yang lain ingin bersama orangorang. Bagaimana kamu menggambarkan dirimu ?
Apakah kamu sering untuk lebih memilih mengerjakan sesuatu sendiri ?
Apakah akan mengganggu dirimu untuk pergi dalam waktu lama tanpa adanya suatu hubungan
seksual ? apakah kehidupan seks terlihat penting atau kamu bisa mendapatkannya sendiri
tanpanya ?
Jenis aktivitas apa yang kamu senangi ?
Apakah kamu dapat mempercayai dengan segera orang yang bukan dari keluargamu ?
Bagaimana reaksi kamu jika ada orang yang memujimu ?
Bagaimana reaksi kamu jika ada orang yang mengkritikmu ?
Dalam proses penilaian, perlu dicatat jika individu ini membuat kontak mata, tersenyum atau
memberikan pengaruh secara non verbal.
Beck & Freeman (1990, Hal. 125) mencatat bahwa individu dengan gangguan kepribadian
schizoid tampak mempunyai cacat dalam pengamatan persepsi yang mana berakibat dalam
mengenal lingkungan. Kecacatan persepsi ditandai oleh suatu kecendrungan untuk kehilangan
perbedaan dan untuk menyatukan variasi unsur-unsur dari pengalaman. Persepsi dari suatu

peristiwa dicampurkan, dikacaukan, dan tidak dibisa dibedakan. (Millon, 1996, hal. 231). Ini
hanya dilayani untuk menambah ketakukan mereka dari keakraban dan sungguh membatasi
pengalaman hubungan antar pribadi. Dampak dari pengasingan adalah tidak cukupnya
kesempatan untuk mempelajari keterampilan sosial dan kegagalan dalam memperbaiki perilaku
yang tidak biasa. Group sosialisasi memberikan tawaran untuk memperbaiki pembelajaran
pengalaman dengan orang lain; mereka juga melibatkan intensitas hubungan antar pribadi yang
lebih rendah dibandingkan perawatan individual. Pengobatan sering mendidik dalam
merencanakan dan mengarahkan pembelajaran sosial yang pantas, tata krama dan kebiasaan
sosial. Dan kenyamanan sosial. (Stone, 1993, hal. 185).
Strategi bidang pendidikan mungkin efektif dalam bekerja terhadap individu dengan gangguan
kepribadian schizoid untuk mengidentifikasikan hal positif dan negative dari emosi mereka.
Mereka dapat menggunakan identifikasi afek untuk mempelajari tentang : 1) emosi mereka
sendiri, 2) emosi yang mereka timbulkan terhadap orang lain, 3) perasaan yang mungkin timbul
terhadap orang-orang yang berhubungan dengan mereka,. Proses ini dapat memberikan nilai
dalam pembentukan kemampuan untuk berempati terhadap individu ini (Will, Retzlaff, ed.,
1995, hal. 95).
Penekanan terhadap individu dengan gangguan kepribadian schizoid boleh meliputi menjabarkan
konsep diri mereka dan pandangan terhadap keberadaan mereka di dunia. Konfrontasi akan
menjadi minimal. Sebagai gantinya akan memperjelan hubungan emosi terhadap pemikiran dan
mendorong klien untuk melihat kenyataan. Menjadi waspada terhadap kecenderungan klien
dengan gangguan kepribadian schizoid dalam kepasifan mereka dengan bekerja keras dan
mereka melakukannya dalam proses perawatan (Dorr, Retzlaff, ed., 1995, p. 196)

Tujuan Pengobatan
Individu dengan gangguan kepribadian schizoid jarang mencari pengobatan, mereka lebih sering
dicukupi dengan apa yang bisa membuat mereka lebih dihargai oleh orang lain sebagai suatu
keberadaan yang sedikit. Jika keluarga mendesak atau keadaan lingkungan yang membawa
individu dengan gangguan kepribadian schizoid kedalam perawatan, Oldham (1990, hal 280)
menyatakan bahwa tujuan pengobatan menjadi lebih praktis dan mendukung. Tujuan tersebut
harus diarahkan dengan mengurangi dalam pengasingan social dan mempromosikan penyesuaian
yang efektif ke dalam lingkungan social. (Livesley, ed., 1995, hal. 66).
Tujuan pengobatan yang dialamatkan terhadap penggunaan alcohol dan obat-obatan harus
realistis dan praktis. Individu ini akan membalas dengan tenang petunjuk tingkah laku yang
mereka tidak suka dan tidak berniat mempertahankannya. Misalnya menahan nafsu. Mereka
tidak secara langsung membantah tetapi hanya menantikan penyedia jasa atau program
pengobatan keluar dari kehidupan mereka , jadi mereka bisa memulai lagi perilaku yang pada
intinya tidak pernah mereka harapkan untuk dihentikan. Mungkin ada beberapa individu dengan
gangguan kepribadian skizoid akan mempertimbangkan tujuan pengobatan itu akan mengurangi
bahaya atau konsekuensi negatif dari penyalahgunaan obat, misalnya tehnik mengurangi bahaya.
Adalah penting untuk secara langsung dan terbukan tentang berbagai kemungkinan realistis dari
berbagai tujuan pengobatan dan untuk menekankan pilihan terhadap tingkah laku, sikap, atau
mempangaruhi perubahan selalu tersisa pada klien.

Pengobatan Diagnosa Ganda


Pengobatan Ketergantungan Pada Gangguan Kepribadian Skizoid
Kluster A : Insiden Terjadinya Gangguan Penyalahgunaan Zat
Gangguan kepribadian schizoid dalam kluster A adalah gangguan kepribadian aneh atau
sinting (DSM IV, 1994, hal 629). Kluster A menghadirkan kembali insiden yang rendah dari
unsur dasar gangguan penyalahgunaan obat dari 3 kelompok gangguan kepribadian pada DSMiv (Nace, 1990, hal 184). Miskinnya pengalaman hubungan social oleh individu dengan
gangguan kepribadian schizoid turut campur dalam terkenanya mereka dengan penggunaan obatobatan dan budaya konsumsi alcohol. Mereka mempunyai keterampilan yang kecil dan
membatasi kecendrungan untuk
Pada sisi lain, individu ini adalah mangsa gampang untuk gangguan kepribadian yang semakin
agresif seperti gangguan kepribadian antisocial. Ada banyak kejadian pada pengobatan
keduanya, tipe pasien yang dirawat di rumah sakit dengan pasien yang berobat jalan, dimana
individu dengan gangguan kepribadian schizoid menjadi tanda klien yang lebih buas dan
diperkenalkan dan diajarkan bagaimanan cara memperoleh berbagai obat.

Obat Pilihan untuk Gangguan Kepribadian Skizoid


Selagi tidak ada pola tunggal dari bahan dasar yang digunakan atau disalahgunakan dapat
dikenali untuk gangguan kepribadian yang manapun. Individu dengan gangguan kepribadian
schizoid boleh jadi lebih tertarik terhadap ketenangan jiwa yang terpengaruh rasa birahi dan seni
cinta akibat obat bius. Milkman dan Sunderwirth (1987, hal xiv-xv) menyatakan bahwa dari
sebuah bentuk pandangan psikologi, pilihan obat tergantung dari hal positif cocok dengan gaya
umum yang individu hadapi. Obat yang dipilih dapat berfungsi sebagai suatu mekanisme
pertahanan farmakologik. Untuk individu dengnan gangguan kepribadian schizoid, lebih
mungkin terjadi ketergantungan untuk menjadi khayalan yang memaksa dan sebuah
kecendrungan untuk mencari obat yang dapat mengalami rasa birahi dan seni cinta akibat obat
bius, hal itu menyediakan perjalanan imajinasi seperti dengan LSD, Psilocybin dan peyote.
Ganja mungkin menjadi obat ego syntonic tunggal untuk individu dengan gangguan kepribadian
schizoid. Ini memberikan suatu pelepasan dari khayalan dan jarak dari orang lain, menyediakan
suatu pengalaman internal yang lebih kaya daripada individu ini menciptakan secara normal, dan
mengurangi suatu perasaan internal tentang kehampaan dan kegagalan untuk mengambil bagian
dalam hidup. Obat tersebut dapat tingkat suatu kebutuhan seperti akan menjadi nilai yang lebih
besar untuk individu ini daripara hubungan perseorangan, dan oleh karena itu akan menimbulkan
masalah hubungan dengan seorang penasihat, ahli mengobati atau anggota kelompok. Meskipun
demikian, Walant (1995, hal 171 175) percaya bahwa perawatan harus menunjukkan
kecendrungan pecandu jatuh sepenuhnya butuh terhadap obat yang diberikan. Suatu usaha harus
dilakukan untuk menggeser objek dari obat yang digunakan dan kembali kedunia nyata.
Alkohol, siap tersedian dan aman untuk diperoleh, adalah obat lain yang nyata menjadi pilihan
oleh individu ini. Sebagian menggunakan ganja dan alcohol dan melihat melihat salah satu point
saling meningkatkan. Mereka tidak menggunakan ganja dan alcohol untuk penghambatan social
seperti pada individu dengan gangguan kepribadian menghindar; mereka mungkin
menggunakannya untuk pengasingan diri terhadap efek dalam proses internal. Seperti itu,

mereka tetap tidak mudah terkena konskuensi negative dalam penggunaan yang sedikit. Mereka
juga cenderung untuk mempertimbangkan penggunaakn untuk bisnis tetapi untuk mereka
sendiri. Jika mereka dipaksa untuk mengikuti pengobatan karena undang-undang atau tekanan
keluarga, mereka mungkin patuh dengan program yang diberikan tetapi memelihara suatu
kepastian internal dimana mereka akan kembali ke penggunaan obat sesegera mungkin jika
hukuman sudah dipindahkan. Yang utama, individu dengan gangguan kepribadian schizoid
mempunyai pertahanan tinggi untuk dipengaruhi tetapi tetap cenderung tunduk terhadap figur
yang mempunyai kekuasaan dengan suatu perjuangan yang aktif melawan terhadap permintaan;
mereka secara sederhana akan menunggu sampai mereka bebas dari tekanan untuk kembali pada
perilaku yang mereka sukai.

Pengobatan Diagnosa Rangkap pada Gangguan Kepribadian Skizoid


Tergantung dari tingkat keparahan gangguan kepribadian, pola penggunaan obat dan akibat tidak
stabil terhadap individu dengan gangguan kepribadian schizoid dapat menjadi serupa dengan
penyakit mental serius yang didiagnosa dari populasi. Misalnya, ketidakstabilan yang dicetuskan
mungkin lebih baik daripada penyalahgunaan obat. Ketika stabilitas psikiatri cukup untuk
mendukung sedapat mungkin terhadap penggunaan alcohol dan obat-obatan, individu ini sering
tidak mempunyai hubungan social atau dukungan antar pribadi yang cukup untuk menghentikan
secara efektif pada awal penggunaan obat atau untuk mendukung pada pantangan gaya hidup.
Oleh karena itu pengobatan harus ditujukan untuk mengembangkan dukungan social yang cukup
untuk membantu perkembangan pantangan tanpa menaklukkan mereka dengan suatu tingkat
yang tidak tertahankan dari sebuah hubungan yang dekat dengan orang lain. Mereka akan maju
dengan pesat dalan 12 Langkah Pertemuan jika tingkah laku mereka cukup sesuai untuk diterima
didalam komunitas pertolongan diri. Jika tidak, mereka membutuhkan pertemuan penyembuhan
ganda tanpa nama atau pertemuan AA/NA yang dihubungkan dengan pusat kesehatan jiwa
masyarakat dimana sering mempunyai toleransi lebih besar untuk perilaku tidak biasa atau
penampilan pribadi yang gelisah.
Pendidikan psikologi penting untuk diberikan, tidak saja karena itu merupakan suatu alat yang
efektif dalam unsur pengobatan penyalahgunaan obat, tetapi juga karena bisa keduanya
menerima dan diolah pada suatu tingkatan intelektual. Intervensi mendalam terhadap insight dan
ekspresi afektif mungkin membingungkan dan mengancam klien dengan gangguan kepribadian
schizoid. Mereka dapat lebih siap untuk mengerti dan menerima informasu yang disampaikan
kepada mereka tanpa intensitas, tekanan atau isi yang dimuat secara emosional. Individu ini akan
menarik diri dari pertikaian dan interaksi perdebatan tetapi akan bisa menggunakan konsep yang
kemudian bisa memudahkan perubahan sikap. Tehnik wawancara yang membangkitkan motivasi
memberikan akibat penguna alcohol dan obat-obatan bisa efektif dalam memberikan klien ini
dengan informasi yang mereka butuhkan sebagai pertimbangan untuk pantangan yang
memberikan keuntungan.
Individu dengan gangguan kepribadian schizoid tidak akan berhasil dengan baik dalam
pengobatan konfrontasi. Mereka efektif dalam menarik diri dari situasi yang tidak
menyenangkan tanpa membutuhkan pelepasan secara fisik. Mereka tidak akan menerima atau
mendapatkan keuntungan dari berbagai pendekatan yang mengasumsikan kekuatan hubungan
antar pribadi lebih besar daripada yang mereka punyai. Dengan cara yang sama, pantangan tidak
bisa menjadi suatu prasyarat dalam pengobatan. Dasar dinamika kepribadian dalam gangguan

kepribadian skizoid, suatu pantangan harus menjadi tujuan yang datang untuk membuat suatu
pengertian kepada mereka secara teori jika hal itu diharapkan untuk dicapai tanpa paksaan.
Jika individu dengan gangguan kepribadian dikirim ke penjara, mereka akan jadi mangsa yang
mudah dan memerlukan perlindungan dari populasi secara umum. Mereka tidak mengambil
isyarat hubungan antar pribadi yang cukup memuaskan tidak pula mereka secara interpersonal
cukup dominan untuk menghindari penipuan dari narapidana yang lebih agresif. Dalam
pengaturan seperti pengobatan yang serius, peluang terhadap unsur penyalahgunaan zat atau
pengobatan diagnosa rangkap mungkin lebih diterima terumata sekali jika mereka melibatkan
pemisahan dari orang yang lebih berbahaya. Dengan cara yang sama, didalam pengaturan
pengobatan diagnosa ganda pada pasien yang dirawat dirumah sakit atau berobat jalan, apakah
dalam unsur penyalahgunaan obat atau fasilitas kesehatan mental, individu dengan gangguan
kepribadian skizoid mungkin memerlukan beberapa perlindungan dari orang lain yang lebih
ganas atau klien yang meledak-ledak. Hal ini tidak perlu mencapai SPDs mungkin tidak
menyambut usaha yang tidak melindungi dan mengorganisir. Usaha akan berguna jika dalam
pengaturan ini semua individu dengan gangguan kepribadian skizoid dapat menemukan,
mengadakan percobaan atau belajar untuk memperoleh obat dengan mereka tidak mempunyai
keakraban sebelumnya.
Sharon C. Ekleberry, 2000

Anda mungkin juga menyukai