Anda di halaman 1dari 6

Pemuaian Zat Cair dan Anomali Air

Maulana Hafid (140310120039)


Departemen Fisika, FMIPA Universitas Padjadjaran
Kamis, 23 Oktober 2014
Abstrak
Air memiliki prilaku spesial ketika didinginkan atau dipanaskan. Pada pemanasan air, pada rentang suhu
0C hingga 4C volume air akan menyusut, setelah lebih dari 4C volume air akan bertambah atau memuai.
Pada eksperimen ini, pengamatan difokuskan pada perubahan volume air ketika suhunya dinaikkan dan
diturunkan. Pengamatan dilakukan pada rentang suhu 2C hingga 17C. Perubahan volume air dilihat dari
naik turunnya skala pada tabung peraga anomali air. Karena perubahan volume air hanya sedikit setiap
perubahan suhu, maka perubahan volume air di sebandingkan dengan perubahan ketinggian pada skala
tersebut. Setelah pengambilan data selesai, data diplotkan pada sebuah grafik, sehingga peristiwa anomali
dapat terlihat dan dapat dianalisa dengan membandingkan grafik tersebut dengan grafik yang sudah ada
sebagai literature.
Keyword:Pemuaian zat cair, perubahan volume terhadap suhu,anomaly air

I. Pendahuluan
Ketika kalor diberikan pada suatu system, maka respon yang akan terjadi salah satunya
adalah perubahan suhu pada system tersebut dan disertai dengan bertambah atau berkurangnya
volume dari system tersebut yang dikenal sebagai pemuaian. Pemuaian dapat terjadi pada zat cair,
gas, dan padat. Yang membedakannya adalah respon bagian mana dari zat tersebut yang berubah
ketika terjadi penaikkan atau penurunan suhu. Pada pemuaian zat cair, ada sebuah prilaku unik pada
respon ukuran air terhadap perubahan suhu. Prilaku tersebut disebut anomaly air. Peristiwa tersebut
diamat dengan mengetahui terlebih dahulu cara pengukuran volume zat cair, yaitu dengan
V
h

menggunakan persamaan
V T h T . Dengan memahami cara pengukuran volume zat
cair ketika merespon perubahan suhu, maka peristiwa anomaly air pun dapat diamati.
II. Teori Dasar
Respon dari suatu zat ketika terjadi penaikkan atau penurunan suhu pada suatu zat adalah
terjadinya pemuaian. Pemuaian secara fisis dapat didefinisikan sebagai bertambahnya ukuran suatu
sistem karena pengaruh perubahan suhu atau berubahnya ukuran suatu sistem karena menerima
kalor. Pada zat padat pemuaian dan penyusutan itu terjadi pada semua bagian benda, yaitu panjang,
lebar, dan tebal benda. Pemuaian ini menyebabkan volume zat padat bertambah besar dan
kerapatannya menjadi berkurang. Perubahan dimensi pada zat padat tergantung dari koefisien muai
dimensi yang terjadi perubahan ukuran yaitu (koefisien muai panjang),(koefisien muai luas), dan
(koefisien muai volume). Secara matematis dapat dirumuskan:
d =d 0 K T

d i= d+ d 0

Dengan:
d = perubahan suatu dimensi (m/m2/m3)
d 0 = ukuran awal suatu dimensi (m/m2/m3)
d i = ukuran akhir suatu dimensi (m/m2/m3)
K = koefisien muai suatu dimensi (/C)
T = perubahan suhu (C)

Pemuaian zat cair tidak melibatkan muai panjang dan muai luas, tapi yang terjadi hanyalah
pemuaian ruang atau volume saja. Perubahan suhu berbanding lurus dengan pemuaian zat cair,
dimana semakin besar penaikkan suhu maka semakin besar pemuaian yang terjadi pada zat cair.
Pemuaian setiap zat cair berbeda-beda, ketika memanaskan atau mendinginkan banyak zat cair,
walaupun volume awal dari setiap zat cair itu sama, namun volume akhir dari zat cair tersebut tentu
akan berbeda-beda tergantung dari kerapatan dan juga koefisien muai yang dimiliki setiap zat cair.
Pada air, terdapat perilaku unik dimana perubahan volume air tidak berbanding lurus dengan
perubahan suhu air. Perilaku ini terjadi pada rentang suhu 0C hingga 4C, dimana ketika
pemanasan air, pada rentang suhu tersebut volume menyusut, nsmun setelah suhu air lebih dari 4C
maka volume air akan memuai atau bertambah. Peristiwa ini disebut dengan anomali air. Gambar di
bawah adalah grafik pengaruh perubahan temperatur air terhadap volume air.

Gambar 3.1: Grafik yang menunjukkan anomali air

III. Percobaan
Pada eksperimen ini, pengamatan dilakukan dengan menggunakan tabung peraga anomali. Air
sebagai objek pengamatan dimasukkan ke dalam sebuah tabung yang sudah memiliki skala. Tabung
tersebut dimasukkan ke dalam sebuah wadah (kotak pendingin) yang ketika pengamatan
dikosongkan (pemanasan air) atau diisi oleh es balok (pendinginan air). Pada tabung tersebut
terdapat pengaduk magnetic yang berfungsi sebagai pemerata suhu dalam tabung. Suhu diukur
dengan menggunakan pengukur temperatur digital. Pengamatan dilakukan dengan dua metode,
yang pertama adalah metode pendinginan suhu air. Ketika suhu air didinginkan perubahan volume
setiap penurunan suhu 0.2C dicatat dari rentang suhu 17C hingga 2C. Kemudian metode kedua
adalah metode pemanasan air. Dengan cara yang sama dengan metode pertama, yang membedakan
adalah rentang suhunya yang dimulai dari suhu 2C hingga suhu mencapai 17C. Setelah data
didapat, selanjutnya data diplotkan ke dalam grafik pengaruh perubahan suhu terhadap perubahan
volume dari air, sehingga peristiwa anomaly air dapat diamati.
Pengukur suhu digital

Wadah/Kotak Pendingin

Tabung Peraga Anomali Air

Gambar 4.1: Skema alat eksperimen

IV. Data dan Analisis


Berdasarkan data hasil percobaan didapat tabel sebagai berikut:
Grafik 4.1 Pengaruh Penurunan Suhu Terhadap Perubahan Volume
T(
C)
17
16.
8
16.
6
16.
4
16.
2

H(c
m)
21.
3
21.
2
21

T(
C)
0.2
0.2

H(
m)

H(
m)

(/

C)

m(k
g)

0.2
13
0.2
12
0.2
1
0.2
08
0.2
06
0.2
04
0.2
78

0.00
1
0.00
2
0.00
2
0.00
2
0.00
2
0.00
05

0.023474
178
0.047169
811
0.047619
048
0.048076
923
0.048543
689
0.009009
009

0.2
13
0.2
12
0.2
1
0.2
08
0.2
06
0.2
04
0.2
78
.

15.
8

20.
8
20.
6
20.
4
27.
8

0.1
62
0.1
65
0.1
67
0.1
7
0.1
75
0.1
78
0.1
82
0.1
86
0.1
9
0.1
93
0.1
96
0.2
01
0.2
08
0.2
16
0.2
09
0.2
24
0.2
28
0.2
31
0.2
36
0.2
41
0.2
53
0.2
55
0.2
57
0.2
59

0.00
4
0.00
3
0.00
2
0.00
3
0.00
5
0.00
3
0.00
4
0.00
4
0.00
4
0.00
3
0.00
3
0.00
5
0.00
7
0.00
8
0.00
7
0.01
5
0.00
4
0.00
3
0.00
5
0.00
5
0.01
2
0.00
2
0.00
2
0.00
2

0.126582
278
0.092592
593
0.060606
061
0.089820
359
0.147058
824
0.085714
286
0.112359
551
0.109890
11
0.107526
882
0.078947
368
0.077720
207
0.127551
02
0.174129
353
0.192307
692
0.162037
037
0.358851
675
0.089285
714
0.065789
474
0.108225
108
0.105932
203
0.248962
656
0.039525
692
0.039215
686
0.038910
506

0.1
62
0.1
65
0.1
67
0.1
7
0.1
75
0.1
78
0.1
82
0.1
86
0.1
9
0.1
93
0.1
96
0.2
01
0.2
08
0.2
16
0.2
09
0.2
24
0.2
28
0.2
31
0.2
36
0.2
41
0.2
53
0.2
55
0.2
57
0.2
59

16

6.6
6.4
6.2
6
5.8
5.6
5.4
5.2
5
4.8
4.6
4.4
4.2
4
3.8
3.6
3.4
3.2
3
2.8
2.6
2.4
2.2
2

16.
2
16.
5
16.
7
17
17.
5
17.
8
18.
2
18.
6
19
19.
3
19.
6
20.
1
20.
8
21.
6
20.
9
22.
4
22.
8
23.
1
23.
6
24.
1
25.
3
25.
5
25.
7
25.
9

0.2
0.2
0.2
0.2

0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2

Grafik 4.1 Pengaruh Penaikan Suhu Terhadap Perubahan Volume


T(
C)

H(c
m)

T(
C)

25.9

2.2

25.9

0.2

2.4

25.8

0.2

2.6

25.7

0.2

2.8

25.7

0.2

25.6
5

0.2

3.2

25.6

0.2

3.4

25.6

0.2

3.6

25.6

0.2

3.8

25.6

0.2

25.6

0.2

4.2

25.6

0.2

4.4

25.6

0.2

4.6

25.6

0.2

4.8

25.6

0.2

25.6

0.2

5.2

25.6

0.2

5.4
5.6

25.6
5
25.6
5

0.2
0.2

5.8

25.7

0.2

25.7

0.2

15.
6
15.
8

27.7
5

0.2

27.8

0.2

16
16.
2
16.
4
16.
6
16.
8
17

27.8
5
27.8
5
27.8
5
27.8
5

0.2
0.2
0.2
0.2

27.9

0.2

27.9

0.2

H(m)
0.25
9
0.25
9
0.25
8
0.25
7
0.25
7
0.25
65
0.25
6
0.25
6
0.25
6
0.25
6
0.25
6
0.25
6
0.25
6
0.25
6
0.25
6
0.25
6
0.25
6
0.25
65
0.25
65
0.25
7
0.25
7
.

H(
m)
-

(/

C)
-

0.00
1
0.00
1

0.019305
019
0.019379
845

0.00
05
0.00
05

0.009727
626
0.009746
589

0.00
05

0.009765
625

0.00
05

0.009746
589

m(k
g)
0.25
9
0.25
9
0.25
8
0.25
7
0.25
7
0.25
65
0.25
6
0.25
6
0.25
6
0.25
6
0.25
6
0.25
6
0.25
6
0.25
6
0.25
6
0.25
6
0.25
6
0.25
65
0.25
65
0.25
7
0.25
7
.

0.27
75
0.27
8
0.27
85
0.27
85
0.27
85
0.27
85
0.27
9
0.27
9

0.00
05
0.00
05
0.00
05

0.009025
271
0.009009
009
0.008992
806

0.00
05

0.008976
661

0.27
75
0.27
8
0.27
85
0.27
85
0.27
85
0.27
85
0.27
9
0.27
9

Berdasarkan data hasil percobaan, telah didapat peristiwa anomaly air yang mendekati literature
pada penaikkan suhu. Pada percobaan ketika suhu dipanaskan pada rentang suhu 2C hingga 5.2C
volume air menurun, setelah suhu melebihi 5.2C volume air meningkat. Pada penurunan suhu,
peristiwa anomaly air didapat, namun dalam rentang suhu yang jauh dari literature yaitu dari 2C
hingga 8.4C. Seharusnya anomaly air terjadi pada rentang suhu 0C hingga 4C. Pada penurunan
suhu air, air didinginkan secara langsung dengan memberikan es pada wadah, sehingga penurunan
suhu terjadi secara spontan, sedangkan pada penaikkan suhu air, air dipanaskan secara alami,
dengan mengangkat es sedikit demi sedikit sambil menunggu suhu air naik dengan sendirinya,
sehingga penurunan suhu terjadi secara alami, ditunjukkan dengan waktu penurunan suhu yang
cukup lama ketika proses pemanasan air. Mengenai koefisien muai volume air, sesuai dengan teori
dimana semakin tinggi suhunya maka koefisien muai dari suatu zat semakin besar pula, begitu pun
sebaliknya. Ketika penurunan suhu air, suhu menurun secara tidak periodic, es ditambahkan secara
sembarang sehingga proses pendinginan pun kadang cepat kadang lambat, hal ini yang membuat
data penurunan suhu dan perubahan volume air agak berbeda. Untuk pemanasan air, suhu menaik
secara natural sehingga data perubahan volume pun agak sesuai dengan literature.
V. Kesimpulan
Dari eskperimen yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Cara mengukur volume zat cari ketika memuai, dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan
d =d 0 K T
d i= d+ d 0
Dengan:
d = perubahan suatu dimensi (m/m2/m3)
d 0 = ukuran awal suatu dimensi (m/m2/m3)
d i = ukuran akhir suatu dimensi (m/m2/m3)
K = koefisien muai suatu dimensi (/C)
T = perubahan suhu (C)
Pada percobaan, karena perubahan volume setiap perubahan suhu dianggap kecil, maka perubahan
volume disebandingkan dengan perubahan ketinggian pada skala tabung peraga.
2. Peristiwa anomaly air pada percobaan, pada penurunan suhu didapat pada rentang suhu 2C
hingga 8.4C, pada penaikkan suhu didapat pada rentang suhu 2C hingga 5.2C. Pada penaikkan
suhu peristiwa anomaly air terjadi mendekati literaturnya. Pada rentang tersebut volume air
mengecil namun setelah suhu 5.2C volume air menjadi meningkat.
Daftar Pustaka

1. Anonym. 2013. Pengertian Pemuaian Zat. http://ku-isi.blogspot.com/2013/08/materi-pengertianpemuaian-zat.html. Diakses pada 9 Oktober 2014, pukul 08.00.
2. Fisika, Dunia. 2008. Pemuaian. http://aljabbar.wordpress.com/2008/03/30/pemuaian.html.
Diakses pada 9 Oktober 2014 pukul 08.00.

Anda mungkin juga menyukai