Anda di halaman 1dari 124

RPT0

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS


BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

Konsep
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis
Volume IV : Pengaman Sungai
Bagian 1 : Krib

ICS 93.010

BIDANG SUMBER DAYA AIR

SDA

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................................

KATA PENGANTAR .....................................................................................................

ii

PENDAHULUAN...........................................................................................................

iii

1.

RUANG LINGKUP ...............................................................................................

2.

ACUAN NORMATIF.............................................................................................

3.

ISTILAH DAN DEFINISI.......................................................................................

4.
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.

PEKERJAAN PERENCANAAN ...........................................................................


Ketentuan dan Persyaratan .................................................................................
Pelaksanaan Pekerjaan .......................................................................................
Pengendalian Mutu ..............................................................................................
Pengukuran dan Pembayaran .............................................................................

4
4
5
21
21

5.
5.1.
5.2.
5.3.
5.4.

PEKERJAAN DETAIL DESAIN............................................................................


Ketentuan dan Persyaratan .................................................................................
Pelaksanaan Pekerjaan .......................................................................................
Pengendalian Mutu ..............................................................................................
Pengukuran dan Pembayaran .............................................................................

22
22
23
32
32

6.
6.1.
6.2.
6.3.
6.4.

PEKERJAAN KONSTRUKSI ...............................................................................


Ketentuan dan Persyaratan .................................................................................
Pelaksanaan Pekerjaan .......................................................................................
Pengendalian Biaya, Mutu dan Waktu.................................................................
Pengukuran dan Pembayaran .............................................................................

33
33
36
41
45

7.
PEKERJAAN PEMELIHARAAN ..........................................................................
7.1. Inventarisasi Kerusakan dan Survey Pengukuran ...............................................
7.2. Perencanaan dan Pelaksanaan Pemeliharaan....................................................

48
48
51

BIBLIOGRAFI ...............................................................................................................

53

LAMPIRAN A.1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Perencaan Krib ..........................

54

LAMPIRAN A.2 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Krib ......................

57

LAMPIRAN A.3 Contoh KAK Pekerjaan Perencanaan Pendahuluan dan Studi


Kelayakan ......................................................................................... 58
LAMPIRAN B.1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Kegiatan Detail Desain Krib.......

69

LAMPIRAN B.2 Contoh KAK Pekerjaan Perencanaan Detail Desain Krib ..................

70

LAMPIRAN B.3 Kriteria Desain Bangunan Krib ...........................................................

83

LAMPIRAN C

Contoh KAK Pekerjaan Konstruksi Krib .............................................

90

LAMPIRAN D

Bagan Alir Pemeliharaan Bangunan Persungaian ............................

106

LAMPIRAN E

Form Pemeliharan Bangunan Persungaian .......................................

107

KATA PENGANTAR
Konsep pedoman ini merupakan hasil kajian dari berbagai pedoman spesifikasi teknik
pekerjaan yang ada. Pembahasan dilakukan pada Kelompok Umum dari Gugus Kerja
Pendayagunaan Sumber Daya Air pada Sub-Panitia Teknis sumber Daya Air yang berada
dibawah naungan Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil,
Departemen Pekerjaan Umum.
Proses pembahasan yang dimulai dari Rapat Kelompok Bidang Keahlian, Rapat Gugus
Kerja, Rapat Teknis dan Konsensus pada tingkat Sub-Panitia Teknis Sumber Daya Air yang
kemudian Rapat Penetapan pada Panitia Teknis sesuai dengan mekanisme proses
pembuatan pedoman di Departemen Pekerjaan Umum.
Pelaksanaan pembahasan untuk masing-masing tingkatan harus dihadiri oleh anggota
panitia, nara sumber, konseptor dan tim editor dari perumusan pedoman ini. Komposisi
anggota panitia dan nara sumber harus memperhatikan keterwakilan para pemangku
kepentingan yaitu antara lain : pemerintah, pakar, konsumen dan produsen dengan
komposisi yang seimbang satu sama lain.

ii

PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-undang No.7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air bahwa
pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air harus berdasarkan
norma, standar, pedoman dan manual (NSPM). Sehubungan dengan hal tersebut, pada saat
ini telah tersusun NSPM yang umumnya mengenai tata cara perencanaan, cara uji mutu
pekerjaan dan spesifikasi teknis bahan serta konstruksi dari bangunan air yang akan
dibangun.
Pedoman ini disusun sesuai dengan masing-masing tahapan kegiatan yang terdiri dari
survey, investigasi, desain, konstruksi dan pemeliharaan dimana dalam pelaksanaannya
mengacu dan berpedoman pada norma, standar, pedoman dan manual (NSPM).
Pedoman ini mencakup kegiatan perencanaan (studi awal, studi identifikasi, studi
pengenalan dan perencanaan pendahuluan serta studi kelayakan), detail desain, konstruksi
dan pemeliharaan dalam pekerjaan pembangunan bangunan krib.
Pedoman detail desain mencakup kegiatan collecting data sekunder (topografi, geologi
permukaan, hidrologi), data primer (survey pengukuran topografi dan pemetaan, survey
hidrometri, sampling sedimen dan penyelidikan geoteknik), analisis hidrologi, analisis
hidrolika, perencanaan dan perhitungan dimensi, perhitungan volume pekerjaan sebagai
acuan dalam penyusunan rencana anggaran biaya, analisis dampak lingkungan serta
penyusunan dokumen tender yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan bangunan
krib.
Pedoman konstruksi mencakup kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang menguraikan tentang
pekerjaan persiapan umum dan khusus, pelaksanaan pekerjaan lapangan yang meliputi :
pekerjaan tanah; pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan; pekerjaan penyelidikan
geoteknik; pekerjaan beton; pekerjaan pasangan batu; pekerjaan dewatering; pekerjaan
pemancangan dan pekerjaan lain-lain.
Pedoman pemeliharaan mencakup kegiatan inventarisasi kerusakan, survey pengukuran,
perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan.

iii

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis


Volume IV : Pengaman Sungai
Bagian 1 : Krib

1.

RUANG LINGKUP

Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, pelaksanaan pekerjaan, pengendalian


mutu serta pengukuran dan pembayaran untuk setiap masing-masing kegiatan perencanaan,
detail desain, konstruksi dan pemeliharaan.
Pedoman perencanaan menetapkan spesifikasi teknis bagian pekerjaan perencanaan yang
meliputi studi awal, studi identifikasi, studi pengenalan perencaaan pendahuluan dan studi
kelayakan dalam kegiatan pembangunan krib.
Pedoman perencanaan mencakup kegiatan pengumpulan data sekunder yang berupa peta
topografi, peta geologi regional, data hidrologi (curah hujan dan peta pos stasiun curah
hujan), data kilmatologi (temperatur, kelembaban relatif, lama penyinaran dan kecepatan
angin) dan data primer yang didapat dari hasil survey dan investigasi (pengukuran topografi
dan pemetaan, penyelidikan geoteknik, survey hidrometri, sampling sedimen), analisis
hidrologi, desain hidraulik, analisis ekonomi, analisis dampak lingkungan dan gambar desain
yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan perencanaan krib
Pedoman detail desain mencakup kegiatan pengumpulan data sekunder yang berupa peta
topografi, peta geologi regional, data hidrologi (curah hujan dan peta pos stasiun curah
hujan), data kilmatologi (temperatur, kelembaban relatif, lama penyinaran dan kecepatan
angin) dan data primer yang didapat dari hasil survey dan investigasi (pengukuran topografi
dan pemetaan, penyelidikan geoteknik, survey hidrometri), analisis hidrologi, desain hidraulik,
analisis konstruksi, gambar desain, perhitungan volume pekerjaan untuk menghitung rencana
anggaran biaya.
Pedoman konstruksi mencakup kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang menguraikan tentang
pekerjaan persiapan umum dan khusus, pelaksanaan pekerjaan lapangan yang meliputi :
pekerjaan tanah; pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan; pekerjaan penyelidikan
geoteknik; pekerjaan beton; pekerjaan pasangan batu; pekerjaan dewatering; pekerjaan
pemancangan dan pekerjaan lain-lain.
Pedoman pemeliharaan mencakup aspek pemeliharaan yang meliputi kegiatan pengamatan,
perencanaan, program pelaksanaan, dan evaluasi yang didasarkan pada semua tinjauan,
baik fisik maupun non fisik.
2.

ACUAN NORMATIF

Undang-undang (UU) :
-

UU No. 7 Tahun 2004 : Undang-Undang tentang Sumber Daya Air

Keputusan Menteri (KEPMEN) :


-

KEPMEN KIMPRASWIL No. 257/PTS/M/2004 : Tata Cara Pembuatan Dokumen


Pelelangan (Dokumen Tender)
KEPMEN KLH No. 17 Tahun 2001
: Jenis
Rencana
usaha
dan/atau
Kegiatan wajib dilengkapi dengan
Analisa
Menegenai
Dampak
Lingkungan

Standar Nasional Indonesia (SNI) :


- SNI 03-0090-1999
: Spesifikasi Bronjong Kawat

1 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

SNI 03-1724-1989

SNI 03-2400-1991
SNI 03-2414-1991
SNI 03-2415-1991
SNI 03-2819-1992

SNI 03-2820-1992

SNI 03-2822-1992

SNI 03-2829-1992
SNI 03-2830-1992

SNI 03-3414-1994

SNI 03-3444-1994

SNI 03-3961-1995

SNI 03-3961-1995

: Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik untuk Bangunan


di Sungai
: Tata Cara Perencanaan Umum Krib di Sungai
: Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka
: Metode Perhitungan Debit Banjir
: Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka dengan
Alat Ukur Arus Tipe Baling-baling
: Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka Dengan
Pelampung Permukaan
: Metode Pembuatan Lengkung Debit dan Tabel Sungai/Saluran
dengan Analisis Grafis
: Metode Perhitungan Tiang Pancang Beton pada Krib di Sungai
: Metode Perhitungan Tinggi Muka Air Sungai dengan Cara Pias
Berdasarkan Rumus Manning
: Metode Pengambilan Contoh Muatan Sedimen Melayang di
Sungai dengan Cara Integrasi Kedalaman Berdasarkan
Pembagian Debit
: Tata Cara Perhitungan Tinggi Muka Air Sungai Penamopang
Ganda dengan Cara Pias Berdasarkan Rumus Manning
: Metode Pengujian Kadar Sedimen Layang Secara Gravimetri
dengan Pengendapan
: Metode Pengujian Kadar Sedimen Layang Secara Gravimetri
dengan Pengendapan

Pedoman Teknis :
-

Pd. T.11 2004 A : Pemeliharaan Bangunan Persungaian

Rancangan Pedoman Teknis :


-

Pd. T. xx xxxx.A

Pd. T. xx xxxx.A

Pd. T. xx xxxx.A

Pd. T. xx xxxx.A

Pd. T. xx xxxx.A

Pd. T. xx xxxx.A

Pd. T. xx xxxx.A

3.
3.1.

: Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum,


Bagian 1, Pekerjaan Tanah
: Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum,
Bagian 2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
: Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum,
Bagian-3, Pekerjaan Geoteknik
: Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum,
Bagian 4, Pekerjaan Beton dan Bekisting.
: Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum,
Bagian 5, Pekerjaan Pasangan
: Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum,
Bagian 6, Pekerjaan Pemancangan.
: Pedoman Analisa Harga Satuan, Pekerjaan Bangunan Pengaman
Sungai, Bagian 1, Krib

ISTILAH DAN DEFINISI


Perencanaan adalah rangkaian kegiatan untuk pelaksanaan kegiatan sebelum
pembangunannya. Rangkaian kegiatan tersebut meliputi: identifikasi masalah,
pengumpulan data, penentuan metode, pelaksanaan investigasi dan penyelidikan,
optimasi solusi yang tepat dari berbagai alternatif solusi, serta penentuan skala
prioritas.

3.1.1. Studi awal adalah studi penjajagan apakah memungkinkan suatu pekerjaan
diadakan. Pelaksanaan kegiatan hanya merupakan desk study saja berdasarkan datadata sekunder yang ada.

2 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

3.1.2. Studi identifikasi adalah kegiatan studi awal yang diperiksa di lapangan untuk
mendapatkan informasi atau kebenaran tentang kondisi lapangan.
3.1.3. Pengenalan studi adalah suatu proses untuk
pengembangan proyek multisektor dari segi-segi teknis.

memberikan

garis

besar

3.1.4. Studi kelayakan adalah kegiatan untuk menyaring berbagai pekerjaan alternatif yang
sudah dirumuskan di dalam studi pengenalan berdasarkan perkiraan biaya dan
keuntungan yang dapat diperoleh.
3.2.

Detail desain adalah kegiatan perencanaan rinci suatu bangunan air yang
menghitung dan menggambarkan atau juga memetakan berbagai dimensi bangunan
sesuai dengan kebutuhan perencanaan suatu bangunan atau komponennya. Contoh
detail desain untuk krib dari mulai gambar lay out sampai dengan dimensi rinci serta
spesifikasi bahan yang akan digunakan sebagai komponen bangunan krib.

3.2.1. Arah krib adalah arah yang dinyatakan dengan sudut antara as krib dan arah aliran.
3.2.2. Krib adalah bangunan menyilang / sejajar arah aliran yang ditujukan guna mengubah
pola dan sifat aliran untuk suatu tujuan tertentu.
3.2.3. Krib lulus air adalah krib yang diantara bagian-bagian konstruksinya dapat dilewati
aliran, sehingga kecepatannya akan berkurang karena terjadinya gesekan dengan
bagian konstruksi krib tersebut dan memungkinkan adanya endapan angkutan muatan
di tempat ini.
3.2.4. Krib kedap air adalah krib yang diantara bagian konstruksinya tidak dapat dilewati
aliran; krib ini secara efektif mengarahkan aliran ke tengah sungai.
3.2.5. Krib semi lulus air adalah krib yang dibentuk oleh susunan pasangan batu kosong
sehingga rembesan air masih dapat terjadi antara batu-batu kosong.
3.2.6. Krib tajam adalah krib yang arahnya menyerong ke hulu
3.2.7. Krib tegak adalah krib yang arahnya tegak lurus aliran
3.2.8. Letak krib menunjukan tempat sebuah krib dipasang.
3.2.9. Medan krib adalah daerah disekitar bangunan krib yang arah dan atau besar
kecepatan alirannya dipengaruhi krib tersebut.
3.2.10. Pangkal krib adalah bagian krib yang masuk ke tebing sungai
3.2.11. Panjang krib (b) adalah panjang krib (b) adalah dihitung mulai dari pangkal sampai
dengan ujung krib
3.2.12. Panjang efektif krib adalah panjang krib mulai dari ujung krib sampai pertengahan
tebing baru yang direncanakan akan dibentuk.
3.3.

Konstruksi adalah merupakan rangkaian proses kegiatan yang dituangkan dalam


bentuk pekerjaan fisik di lapangan berdasarkan gambar yang didapatkan dari hasil
kegiatan perencanaan teknik.

3.3.1. Direksi pekerjaan adalah personil yang ditunjuk oleh pemilik pekerjaan untuk
membimbing dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan agar mendapatkan hasil yang
sesuai dengan rencana
3.3.2. Dokumen perencanaan adalah keterangan yang mencakup tentang spesifikasi
teknik, gambar perencanaan maupun gambar detail dari seri krib yang akan dibuat
3.3.3. Gambar pelaksanaan adalah gambar bangunan (krib) yang sudah dilaksanakan
apabila terjadi perubahan dimensi dari perencanaan
3.3.4. Lantai kerja adalah lantai yang terbuat dari beton dengan campuran 1 semen : 3
pasir : 5 kerikil, dipergunakan untuk tatakan mencetak tiang pancang beton

3 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

3.3.5. Perencana adalah personil yang membuat desain/rencana krib, meliputi perhitungan;
gambar konstruksi dan spesifikasi teknis
3.4.

Pemeliharaan adalah usaha-usaha untuk menjaga agar prasarana irigasi selalu dapat
berfungsi dengan baik guna mempertahankan kelestariannya.

3.4.1. Pemeliharaan periodik adalah suatu kegiatan yang mempunyai waktu yang lama
dan dampak yang diakibatkannya akan lebih besar dibandingkan dengan
pemeliharaan rutin.
3.4.2. Pemeliharaan rutin adalah kegiatan yang mempunyai frekuensi lebih sering
dilakukan dengan skala kecil, waktunya pendek dan harus dilakukan serta secara
kontinyu.
3.5.

Perawatan adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi konstruksi, tanpa
ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti.

3.5.1. Perawatan rutin adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi konstruksi
yang dilaksanakan setiap waktu.
3.5.2. Perawatan berkala adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi
konstruksi yang dilaksanakan secara berkala.
3.6.

Perbaikan adalah usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi konstruksi.

3.6.1. Perbaikan darurat adalah usaha perbaikan dengan maksud agar konstruksi
sementara dapat berfungsi.
3.6.2. Perbaikan permanen adalah usaha perbaikan untuk mengembalikan kondisi dan
fungsi konstruksi secara permanen.
4.

PEKERJAAN PERENCANAAN

Perencanaan adalah suatu rangkaian kegiatan untuk pelaksanaan kegiatan sebelum


pembangunannya. Rangkaian kegiatan tersebut meliputi: identifikasi masalah, pengumpulan
data, penentuan metode, pelaksanaan investigasi dan penyelidikan, optimasi solusi yang
tepat dari berbagai alternatif solusi, serta penentuan skala prioritas.
Pedoman spesifikasi teknis pekerjaan perencanaan bangunan pengaman sungai berupa krib
harus memuat :
4.1

Ketentuan dan Persyaratan

Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan perencanaan pembangunan krib memuat :
1) Penyediaan Data dan Fasilitas Penunjang
Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, penyediaan data dan fasilitas penunjang, meliputi :
a) Penyediaan oleh Pengguna Jasa
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan
akan dipelihara oleh Penyedia Jasa :
i.

Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai
laporan dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu;

ii. Akomodasi dan Ruangan Kantor (sesuai kesepakatan);


iii. Pengguna jasa akan menunjuk petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping (countepart), atau project officer (PO) dalam rangka
pelaksanaan jasa konsultansi
b) Penyediaan oleh Penyedia Jasa
4 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
i.

Penyedia Jasa memfasilitasi : peralatan, laboratorium dan bahan yang sesuai


untuk mencapai rencana mutu desain dan konstruksi;

ii. Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana mutu
desain atau rencana mutu konstruksi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu
untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan. Penyedia
Jasa menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila ternyata hasil
pekerjaannya tidak memenuhi persyaratan teknis menurut penilaian pihak Direksi
Pekerjaan atau Nara Sumber yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa.
2) Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
a) Tenaga Ahli
Tenaga ahli termasuk asisten dan staf tenaga ahli yang diperlukan dalam rangka
penyelesaian pekerjaan harus berkompeten dibidangnya masing-masing dengan
menyerahkan kualifikasi/sertifikasi dan curriculum vitae/daftar riwayat hidup.
b) Tenaga Pendukung
Tenaga pendukung yang berupa tenaga penyelenggara organisaasi pelaksanaan
kegiatan dalam penyelesaian pekerjaan baik dalam urusan administrasi serta
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
3) Persyaratan Pelaksanaan
a) Jadwal Pelaksanaan
Untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya atas
pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan. Penyedia Jasa
harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam bentuk Kurva-S yang
menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan.
b) Diagram Batang (Bar-Chart)
Penyedia Jasa harus membuat diagram batang yang menginformasikan tentang
keterlibatan personil baik tenaga ahli, asisten, staf tenaga ahli dan staf pendukung
yang berhubungan dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang -bulan.
4.2

Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan bangunan krib dibagi menjadi kegiatan studi awal, studi identifikasi,
studi pengenalan dan perencanaan pendahuluan serta studi kelayakan. Adapun uraian
pedoman spesifikasi teknis sebagai berikut :
1) Studi Awal
Studi awal adalah studi penjajagan apakah memungkinkan suatu pekerjaan krib diadakan.
Pelaksanaan kegiatan hanya merupakan desk study saja berdasarkan data-data
sekunder yang ada. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan studi awal berkisar antara 1 2
bulan. Cakupan kegiatan studi awal adalah sebagai berikut :
a) Pengumpulan Data Sekunder
(1) Data Topografi
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah
ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan
ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi
tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan

5 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi
sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
Perolehan peta topografi dapat diperoleh dari Instansi yang berwenang, misalkan
pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala
dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak
Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 :
250.000.
(2) Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah
hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum,
rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang
pelaksanaan kegiatannya sesuai dengan SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan
informasi dintaranya berupa :
i.

peta stasiun curah hujan dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);

ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh dari Instansi
BMG;
iv. data debit terbaru dengan periode harian maupun bulanan, minimum selama 5
tahun, yang didapat dari pengelola bangunan-bangunan sungai eksiting
misalkan bendung.
(3) Data Geologi
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional
yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta
tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP
01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan
pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika
tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh dari Instansi terkait.
(4) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor dengan melakukan pengumpulan
data yang berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi
kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi
lingkungan dapat diperoleh dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut
meliputi :
i.

komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah;

ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air;
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lainlain;
iv. rencana tata ruang wilayah.
b) Perekayasaan

6 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Hasil perekayasaan dari kegiatan ini adalah menguraikan tentang ketersediaan data
sekunder dari suatu lokasi pekerjaan.
c) Produk yang dihasilkan
Produk yang dihasilkan dari kegiatan ini meliputi :
(1) Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang
metode-metode yang akan digunakan Penyedia Jasa dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan.
Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
(2) Laporan Akhir harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang usulan
pekerjaan berikutnya berdasarkan kajian di atas meja dan perumusan untuk
kegiatan selanjutnya.
Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
d) Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang diperlukan untuk kegiatan studi awal adalah Team Leader, Ahli
Hidrologi, Ahli Sungai dan Ahli Geologi
2) Studi Identifikasi
Studi identifikasi adalah kegiatan studi awal yang diperiksa di lapangan untuk
mendapatkan informasi atau kebenaran tentang kondisi lapangan. Jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan studi identifikasi berkisar antara 1 2 bulan. Cakupan kegiatan
studi identifikasi adalah :
a) Pengumpulan Data Sekunder
(1) Data Topografi
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah
ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan
ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi
tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan
berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi
sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
Perolehan peta topografi dapat diperoleh dari Instansi yang berwenang, misalkan
pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala
dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak
Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 :
250.000 atau yang lebih detail.
(2) Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah
hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum,
rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang
pelaksanaan kegiatannya sesuai dengan SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan
informasi dintaranya berupa :
i.

Peta stasiun curah hujan dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);

ii. Data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);

7 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

iii. Data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh dari Instansi
BMG;
iv. Data debit terbaru dengan periode harian maupun bulanan, minimum selama 5
tahun, yang didapat dari pengelola bangunan-bangunan sungai eksiting
misalkan bendung;
(3) Data Geologi
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional
yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta
tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP
01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan
pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika
tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh dari Instansi terkait.
(4) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor dengan melakukan pengumpulan
data yang berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi
kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi
lingkungan dapat diperoleh dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut
meliputi :
i.

Komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah;

ii. Komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air;
iii. Komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk,
tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan
lain-lain;
iv. Rencana tata ruang wilayah.
b) Survey
(1) Survey Hidrologi
Kegiatan survey hidrologi berupa kunjungan lapangan yang bertujuan untuk
menginventarisir keadaan tinggi muka air banjir yang terjadi selama musim hujan
sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan
studi pelaksanaan pekerjaan. Kegiatannya meliputi :
i.

pengukuran tinggi muka air di sungai;

ii. inventarisasi dan pengecekan terhadap kondisi bangunanbangunan air yang


diambil data debitnya pada studi awal.
(2) Survey Topografi
Melakukan kunjungan lapangan berdasarkan peta topografi dengan tujuan untuk
mengecek kondisi topografi sebenarnya di lapangan sesuai dengan KP01, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
Hasil survey topografi disini adalah inventarisasi kondisi morfologi sungai calon
pekerjaan yang meliputi lebar, kemiringan dan elevasi tanggul.

8 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

(3) Survey Geologi


Melakukan kegiatan kunjungan lapangan untuk keperluan klarifikasi klasfikasi jenis
tanah berdasarkan peta geologi regional wilayah sesuai dengan KP01, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
(4) Survey Aspek Multisektor
Kegiatan survey aspek multisektor melakukan kunjungan lapangan yang bertujuan
untuk menginventarisir permasalahan jika terjadi pengembangan dan menilai latar
belakang sosial-ekonomi-budaya sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
c) Analisis
(1) Analisis Topografi
Kegiatan analisis topografi adalah melakukan kajian di atas meja serta
pertimbangan hasil inventarisir kondisi lapangan dengan tujuan menetapkan lokasi
bangunan krib sesuai dengan fungsinya. Adapun perletakan bangunan krib
berdasarkan fungsinya sesuai dengan SNI 03-1724-1989 sebagai berikut :
i.

jika berfungsi untuk perlindungan tebing maka penetapan lokasi krib harus
berada pada tikungan luar sungai;

ii. jika berfungsi untuk menormalkan kondisi aliran maka krib diletakkan pada
tempat terjadinya longsoran;
iii. jika berfungsi sebagai pengarah aliran maka krib diletakkan pada hulu
bangunan pengambilan yang mengalami perubahan arah arus.
(2) Analisis Geologi
Analisis geologi berupa kajian di atas meja berdasarkan peta geologi regional
untuk menilai kecocokan daerah terhadap usulan pembangunan krib berdasarkan
formasi geologinya. Adapun analisisnya meliputi :
i.

lokasi krib hindari pada formasi geologi yang tidak akan terjadi sesar dan
patahan;

ii. hindari lokasi krib pada kondisi tebing sungai yang secara geologi mempunyai
kecenderungan untuk longsor.
d) Perekayasaan
Hasil perekayasaan dari kegiatan ini adalah menguraikan tentang hasil identifikasi
berdasarkan data sekunder serta kondisi lapangan tentang penentuan lokasi
bangunan pengaman sungai dengan krib.
e) Produk yang Dihasilkan
(1) Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang
metode-metode yang akan digunakan Penyedia Jasa dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan;
Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
(2) Laporan Akhir, harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang penentuan
lokasi pengamanan sungai dengan bangunan krib.
Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
f)

Tenaga Ahli

9 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Tenaga ahli yang diperlukan untuk kegiatan studi awal adalah Team Leader, Ahli
Hidrologi, Ahli Sungai, Ahli Geodesi dan Ahli Geologi
3) Studi Pengenalan
Studi Pengenalan adalah suatu proses kegiatan berkelanjutan dari studi identifikasi yang
menginformasikan tentang garis besar perencanaan bangunan krib dengan melakukan
kegiatan survey lapangan. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan studi identifikasi berkisar
antara 2 3 bulan. Cakupan kegiatan studi pengenalan adalah sebagai berikut :
a) Pengumpulan Data Sekunder
(1) Data Topografi
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah
ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan
ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi
tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan
berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi
sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
Perolehan peta topografi dapat diperoleh dari Instansi yang berwenang, misalkan
pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala
dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak
Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 :
250.000.
(2) Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah
hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum,
rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang
pelaksanaan kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi
dintaranya berupa :
i.

peta stasiun curah hujan dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);

ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh dari Instansi
BMG;
iv. data debit terbaru dengan periode harian maupun bulanan, minimum selama 5
tahun, yang didapat dari pengelola bangunan-bangunan sungai eksiting
misalkan bendung.
(3) Data Geologi
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional
yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta
tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP
01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan
pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika
tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh dari Instansi terkait.

10 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

(4) Data Bangunan Air di Sungai


Data yang dimaksudkan adalah tempat dan jenis semua bangunan air serta
bangunan umum lainnya yang dibangun di sungai yang mempunyai dampak
timbal balik terhadap kondisi morfologi sungai baik di hulu maupun di hilir rencana
bangunan sesuai dengan SNI 03-2400-1991
(5) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor dengan melakukan pengumpulan
data yang berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi
kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi
lingkungan dapat diperoleh dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut
meliputi :
i.

komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah;

ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air;
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lainlain;
iv. rencana tata ruang wilayah.
b) Survey
(1) Survey Topografi
Melakukan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan untuk mendapatkan peta
topografi ukuran 1:1.000 atau 1:2.000, kegiatan pengukuran dan pemetaan
mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Volume I : Umum, Bagian-2, Pengukuran Topografi dan Pemetaan.
i.

pengukuran dilakukan disekitar lokasi bangunan krib sepanjang minimum 200


m ke hulu dan ke hilir dari rencana lokasi bangunan krib;

ii. pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran memanjang dan melintang


untuk mengetahui profil morfologi sungai;
iii. pemasangan patok BM di kanan dan di kiri rencana lokasi sepanjang
bangunan krib.
(2) Survey Aspek Multisektor
Kegiatan survey aspek multisektor adalah melakukan identifikasi dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi tentang pekerjaan lain yang sedang atau akan
dilakukan oleh pihak yang berwenang lainnya sesuai dengan KP01, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
c) Investigasi
(1) Sungai
(a) Sampling Sedimen Layang
Kegiatan investigasi sungai adalah pengambilan sampel sedimen baik dasar
maupun layang, pengambilan sampel sedimen layang dilakukan pada lokasi
yang tidak terpengaruh adanya aliran balik yang diakibatkan oleh bangunan air
dan sebelum dilakukan kegiatan pengambilan sampel perlu dilakukan kegiatan
pengukuran yang meliputi penampang melintang dan debit. Perletakan

11 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

peralatan pada lubang pengambilan harus berada 10 cm di atas dasar sungai


sesuai dengan SNI 03-3414-1994.
(b) Sampling Sedimen Dasar
Sampel diambil dari dasar sungai pada penampang memanjang dan
penampang melintang ditempat yang dianggap dapat mewakili kondisi material
dasar sungai setempat. Metode pengambilan disesuaikan dengan ketentuan
yang berlaku.
(2) Geoteknik
Investigasi Geoteknik yang dilakukan adalah pengambilan sampel tanah untuk
mendapatkan parameter perencanaan yang berupa stabilitas pondasi dan lereng
serta menentukan lokasi dan material ketersediaan bahan bangunan. Kegiatan
investigasi geoteknik mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-3, Pekerjaan
Geoteknik.
d) Uji Laboratorium
(1) Sedimen
Analisis laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui karakteristik sedimen
yang terbawa oleh aliran sungai.
(a) Sedimen Layang
i.

jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 03-34141994, maka metode pengujian laboratorium yang digunakan untuk
mengetahui kadar sedimen layang digunakan peralatan Piknometer sesuai
dengan SNI 03-4145-1996;

ii. jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam pengambilannya
dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi berada 20 cm di
bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah
aliran maka metode pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan
pengendapan untuk mengetahui kadar sedimen sesuai dengan SNI 033961-1995. Sedangkan untuk mengetahui distribusi butiran maka dilakukan
uji gravimetri dengan ayakan sesuai dengan SNI 03-3962-1995.
(b) Sedimen Dasar
Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
(2) Geoteknik (Index Properties)
Analisis laboratorium geoteknik untuk keperluan index properties mengacu dan
berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik,
Volume I : Umum, Bagian-3, Pekerjaan Geoteknik. Uji yang dimaksud adalah berat
jenis tanah, berat spesifik, kadar air, gradasi butiran dan Atterberg Limits.
e) Analisis
Kegiatan analisis yang dilakukan pada kegiatan studi pengenalan adalah sebagai
berikut :
(1) Hidrologi
Analisis hidrologi pada kegiatan ini adalah melakukan analisis frekuensi banjir
rancangan berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS SNI 03-2415-1991.
Metode perhitungan adalah sebagai berikut :
i.

Metode analisis probabilitas frekuensi debit banjir

12 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun), sehingga
analisisnya dapat langsung dilakukan dengan Metode Gumbel, Log Pearson
atau Log Normal
ii. Metode analisis regional, jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun;
iii. Metode puncak banjir di atas ambang, apabila data debit yang tersedia antara
3 10 tahun;
iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir berdasarkan parameter
hujan dan karakteristik DPS antara lain :
- Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase dengan

daerah tangkapan yang kecil (< 40 Ha)


- Der Weduwen, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS

dengan luas < 100 km2;


- Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas

> 100 km2;


- Haspers digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa

memperhatikan luas DAS;


- Metode Hidrograf Satuan;
- Metode US Soil Conservation Service;

v. Model matematik digunakan apabila selang waktu pengamatan data hujan


lebih panjang daripada pengamatan data debit selanjutnya yang selanjutnya
digunakan untuk memperpanjang data aliran.
(2) Angkutan Sedimen
Analisis laju transport sedimen baik sedimen dasar (bed load) maupun sedimen
layang (suspended load) dengan parameter jenis material, diameter butir dan
volume atau berat per satuan waktu, persamaan yang umum digunakan untuk
analisa adalah Meyer-Peter dan Muller, Engelund-Hansen, Einstein dan EinsteinBrown sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
(3) Analisis Kelayakan Ekonomi
Analisa kelayakan ekonomi akan dilakukan dengan mengkaji tiga parameter
ekonomi yaitu :
i. Economic Internal Rate of Return (EIRR)
ii. Benefit/Cost ratio (B/C ratio)
iii. Net present value (NPV),
Sebagai evaluasi terhadap kemungkinan penundaan atau perubahan jadwal
pelaksanaan pekerjaan juga akan dikaji aspek sensitivitas EIRR.
f)

Perekayasaan
Buat garis besar perencanaan krib dengan sketsa tata letak dan uraian pekerjaan
dengan skala minimal 1:2000. Garis besar perencanaan krib sesui dengan SNI 032400-1991 memuat :
i. Penggambaran peta topografi yang harus menampilkan kondisi tata guna lahan
ii. Layout bangunan krib
iii. Dimensi krib yang meliputi elevasi mercu krib, panjang krib, jarak krib, dimensi
tiang, jarak antar tiang dan panjang tiang.

g) Produk yang dihasilkan


(1) Laporan Pendahuluan
13 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang


metode-metode yang akan digunakan Penyedia Jasa dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan.
Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
(2) Laporan Bulanan
Laporan Bulanan menginformasikan tentang pelaksanaan progres pekerjaan dan
tahap pelaksanaan pekerjaan untuk bulan berikutnya
Laporan Bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tiap seminggu sebelum akhir bulan
(3) Laporan Interim
Laporan Interim harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis
debit banjir rancangan, hasil kegiatan pelaksanaan survey topografi, lokasi
pengambilan sampel sedimen dan hasil uji laboratorium, lokasi investigasi
geoteknik dan hasil laboratorium, serta konsep lokasi krib
Laporan Interim akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
(4) Laporan Akhir
Laporan Akhir harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit
banjir rancangan, analisis laju sedimen, dimensi dan layout krib dan analisis
Benefit/Cost Ratio dan Economic Internal Rate of Return.
Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
h) Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang diperlukan untuk kegiatan studi awal adalah Team Leader, Ahli
Hidrologi, Ahli Sungai, Ahli Geodesi, Ahli Geologi dan Ahli Sosial Ekonomi
4) Perencanaan Pendahuluan dan Studi Kelayakan
Studi Kelayakan adalah kegiatan untuk menyaring berbagai pekerjaan alternatif yang
sudah dirumuskan dalam studi pengenalan berdasarkan perkiraan biaya dan keuntungan
yang dapat diperoleh. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Pendahuluan
dan Studi Kelayakan berkisar antara 3 5 bulan. Cakupan kegiatan studi adalah sebagai
berikut :
a) Pengumpulan Data Sekunder
(1) Data Topografi
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah
ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan
ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi
tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan
berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi
sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
Perolehan peta topografi dapat diperoleh dari Instansi yang berwenang, misalkan
pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala
dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak
Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 :
250.000.
14 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

(2) Data Hidrologi


Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah
hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum,
rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang
pelaksanaan kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi
diantaranya berupa :
i.

peta stasiun curah hujan dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);

ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh pada
Instansi BMG;
iv. data debit terbaru dengan periode harian maupun bulanan, minimum selama 5
tahun, yang didapat dari pengelola bangunan-bangunan sungai eksiting
misalkan bendung.
(3) Data Geologi
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional
yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta
tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP
01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan
pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika
tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh dari Instansi terkait.
(4) Data Bangunan Air di Sungai
Data yang dimaksudkan adalah tempat dan jenis semua bangunan air serta
bangunan umum lainnya yang dibangun di sungai yang mempunyai dampak
timbal balik terhadap kondisi morfologi sungai baik di hulu maupun di hilir rencana
bangunan sesuai dengan SNI 03-2400-1991
(5) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor dengan melakukan pengumpulan
data yang berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi
kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi
lingkungan dapat diperoleh dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data
tersebut meliputi :
i.

komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah;

ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air;
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lainlain;
iv. rencana tata ruang wilayah

15 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

b) Survey
(1) Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Melakukan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan untuk mendapatkan peta
topografi ukuran 1:1.000 atau 1:2.000, kegiatan pengukuran dan pemetaan
mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Volume I : Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan
Pemetaan.
i.

pengukuran dilakukan di sekitar lokasi bangunan krib sepanjang minimum 200


m ke hulu dan ke hilir dari rencana lokasi bangunan krib;

ii. pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran memanjang dan melintang


untuk mengetahui profil morfologi sungai;
iii. pemasangan patok BM di kanan dan di kiri rencana lokasi sepanjang
bangunan krib.
(2) Survey Hidrometri
Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran
diperhatikan ketentuan dan persyaratan yang meliputi :
i.

debit

perlu

lokasi pengukuran debit perlu diperhatikan faktor : kesesuaian dengan


perencanaan ; mudah pencapaian dalam segala situasi dan kondisi; mampu
melewatkan banjir; geometri dan badan sungai harus stabil; adanya kontrol
penampang; bagian alur sungai yang terbuka lurus;

ii. pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan mendekati sub
kritis; tdak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar;
iii. lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung dari
keadaan aliran pada saat pengukuran. Jika aliran rendah, pengukuran debit
dilaksanakan dua kali dalam sekali periode waktu pengukuran dan jika kondisi
banjir pengukuran debit dilaksanakan sekali dalam periode waktu pengukuran
sedangkan periode pelaksanaan pengukuran tergantung dari musim. Jika
musim kemarau pengukuran debit dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan
dan jika musim penghujan pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang
kali paling sedikit 3 kali setiap bulannya;
iv. keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana penunjang
harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya antara lain
dengan kalibrasi secara berkala, dibersihkan dan dirawat dengan baik;
v. kemampuan tim pengukurnya
Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat digunakan
alat ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan
merawas, menggunakan perahu, menggunakan jembatan dan menggunakan
kerata gantung. Kedalaman pengukuran minimal 3,5 kali diameter baling-baling
sesuai dengan SNI 03-2819-1992.
Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan karena
berbagai hal, misal keadaan aliran membahayakan keselamatan petugas atau
peralatannya; kecepatan aliran melampaui kemampuan spesifikasi alat menurut
jenis alat ukur arus yang digunakan dan untuk mendapatkan debit sesaat maka
dapat dilakukan pengukuran dengan pelampung permukaan sesuai dengan SNI
03-2820-1992.

16 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

(3) Survey Aspek Multisektor


Kegiatan survey aspek multisektor adalah melakukan identifikasi dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi tentang pekerjaan lain yang sedang atau akan
dilakukan oleh pihak yang berwenang lainnya sesuai dengan KP01, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
c) Investigasi
(1) Sungai
(a) Sampling Sedimen Layang
Kegiatan investigasi sungai adalah pengambilan sampel sedimen baik dasar
maupun layang, pengambilan sampel sedimen layang dilakukan pada lokasi
yang tidak terpengaruh adanya aliran balik yang diakibatkan oleh bangunan air
dan sebelum dilakukan kegiatan pengambilan sampel perlu dilakukan kegiatan
pengukuran yang meliputi penampang melintang dan debit. Perletakan
peralatan pada lubang pengambilan harus berada 10 cm di atas dasar sungai
SNI 03-3414-1994.
(b) Sampling Sedimen Dasar
Sampel diambil dari dasar sungai pada penampang memanjang dan
penampang melintang ditempat yang dianggap dapat mewakili kondisi material
dasar sungai setempat. Metode pengambilan disesuaikan dengan ketentuan
yang berlaku.
(2) Geoteknik
Investigasi geoteknik yang dilakukan adalah pengambilan sampel tanah serta
pelaksanaan pemboran. Kegiatan investigasi geoteknik mengacu dan berpedoman
pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum,
Bagian-3, Pekerjaan Geoteknik.
d) Uji Laboratorium
(1) Sedimen
Analisis laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui karakteristik sedimen
yang terbawa oleh aliran sungai.
(a) Sedimen Layang, pengujian dilakukan dengan prinsip sebagai berikut :
i.

jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 03-34141994, maka metode pengujian laboratorium yang digunakan untuk
mengetahui kadar sedimen layang digunakan peralatan Piknometer sesuai
dengan SNI 03-4145-1996.

ii. jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam pengambilannya
dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi berada 20 cm di
bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah
aliran maka metode pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan
pengendapan untuk mengetahui kadar sedimen sesuai dengan SNI 033961-1995. Sedangkan untuk mengetahui distribusi butiran maka dilakukan
uji gravimetri dengan ayakan sesuai dengan SNI 03-3962-1995.
(b) Sedimen Dasar
Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.

17 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

(2) Geoteknik (Index dan Engineering Properties)


Analisis laboratorium geoteknik untuk keperluan index properties dan engineering
properties mengacu dan bepedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-3, Pekerjaan Geoteknik.
e) Analisis dan Perencanaan
Kegiatan analisis yang dilakukan pada kegiatan studi pengenalan adalah sebagai
berikut :
(1) Hidrologi
Analisis hidrologi pada kegiatan ini adalah melakukan analisis frekuensi banjir
rancangan berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS sesuai dengan SNI
03-2415-1991. Metode perhitungan adalah sebagai berikut :
i.

jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun), sehingga
analisisnya dapat langsung dilakukan dengan metode analisis probabilitas
frekuensi debit banjir dengan Metode Gumbel, Log Pearson atau Log Normal;

ii. jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun, maka digunakan metode
analisis regional;
iii. jika data debit yang tersedia antara 3 10 tahun, maka digunakan Metode
puncak banjir di atas ambang;
iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir berdasarkan parameter
hujan dan karakteristik DPS antara lain :
- Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase dengan

daerah tangkapan yang kecil (< 40 Ha);


- Der Weduwen, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS

dengan luas < 100 km2;


- Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas

> 100 km2;


- Haspers digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa

memperhatikan luas DAS;


- Metode Hidrograf Satuan;
- Metode US Soil Conservation Service.

v. Model matematik digunakan apabila selang waktu pengamatan data hujan


lebih panjang daripada pengamatan data debit selanjutnya yang selanjutnya
digunakan untuk memperpanjang data aliran.
(2) Muatan Sedimen
Analisis laju muatan sedimen baik sedimen dasar (bed load) maupun sedimen
layang (suspended load) dengan parameter jenis material, diameter butir dan
volume atau berat per satuan waktu, persamaan yang umum digunakan untuk
analisa adalah Meyer-Peter dan Muller, Engelund-Hansen, Einstein dan EinsteinBrown sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
(3) Analisis Hidrolika
Analisis hidrolika pada perencanaan bangunan krib, meliputi :
(1) Analisis Lengkung Debit
Pembuatan lengkung debit digunakan untuk menentukan elevasi mercu krib
berdasarkan besarnya debit banjir rencana. Lengkung debit menampikan
besarnya hubungan tinggi muka air dan debit. Jika data debit yang ada
18 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

minimal 10 buah data debit dari hasil pengukuran yang meliputi keadaan debit
minimum sampai maksimum maka dapat digunakan dengan analisis grafis
dan jika kecepatan aliran pada tinggi muka air tertinggi belum atau tidak dapat
diukur maka dapat dihitung dengan persamaan hidrolis sesuai dengan SNI
2822-1992 .
(2) Analisis Parameter Hidraulik
Analisis parameter hidarulik disini meliputi debit, tinggi air, kecepatan aliran,
kekasaran, tekanan, gaya seret, arah aliran dan jenis aliran yang berkaitan
dengan keadaan geometri sungai (profil basah, keliling basah dan jari-jari
hidraulik) sesuai dengan SNI 03-2400-1991.
Parameter hidarulik di atas dapat diketahui dengan cara menggunakan cara
pembagian pias berdasarkan persamaan manning jika sungai berpenampang
tunggal sesuai dengan SNI 03-2830-1992 dan jika sungai berpenampang
ganda dapat digunakan metode penampang ganda berdasarkan SNI 03-34441994.
(4) Perencanaan Krib
Perencanaan krib harus memuat tentang dimensi krib (elevasi mercu krib, panjang
krib, jarak krib, dimensi tiang, jarak antar tiang dan panjang tiang); stabilitas dan
kekuatan krib dan stabilitas tanah dasar pondasi sesuai dengan SNI 03-24001991.
(5) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 untuk
kegiatan normalisasi sungai yang merlukan kajian ANDAL adalah sebagai berikut :
i.

jika lokasi pekerjaan berada di kota besar/metropolitan maka parameter kajian


adalah panjang kegiatan normalisasi sungai 5 km dan volume pengerukan
500.000 m3;

ii. jika lokasi pekerjaan berada di kota sedang maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 10 km dan volume pengerukan
500.000 m3;
iii. jika lokasi pekerjaan berada di pedesaaan maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 15 km dan volume pengerukan
500.000 m3
Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi :
i.

identifikasi semua rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan,
terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup;

ii. identifikasi komponen-komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak


besar dan penting;
iii. perkiraan dan evaluasi usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan hidup;
iv. perumusan RKL dan RPL.
(6) Analisis Kelayakan Ekonomi
Analisa kelayakan ekonomi akan dilakukan dengan mengkaji tiga parameter
ekonomi yaitu :
i. Economic Internal Rate of Return (EIRR)
ii. Benefit/Cost ratio (B/C ratio)
iii. Net present value (NPV),
19 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Sebagai evaluasi terhadap kemungkinan penundaan atau perubahan jadwal


pelaksanaan pekerjaan juga akan dikaji aspek sensitivitas EIRR.
f)

Perekayasaan
Hasil perekayasaan dalam kegiatan ini meliputi :
(1) Rencana pendahuluan tata letak bangunan.
(2) Kapasitas rencana
(3) Tipe bangunan dan penggambaran.
(4) Rincian volume dan perkiraan anggaran biaya kasar

g) Produk yang dihasilkan


(1) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang
metode-metode yang akan digunakan Penyedia Jasa dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan.
Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
(2) Laporan Bulanan
Laporan Bulanan menginformasikan tentang pelaksanaan progres pekerjaan dan
tahap pelaksanaan pekerjaan untuk bulan berikutnya
Laporan Bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tiap seminggu sebelum akhir bulan
(3) Laporan Interim
Laporan Interim harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis
debit banjir rancangan, hasil kegiatan pelaksanaan survey topografi, lokasi
pengambilan sampel sedimen dan hasil uji laboratorium, lokasi investigasi
geoteknik dan hasil laboratorium, serta konsep perencanaan krib
Laporan Interim akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
(4) Laporan Akhir
Laporan Akhir harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit
banjir rancangan, analisis laju sedimen, dimensi dan layout krib, analisis dampak
lingkungan hidup (ANDAL) dan analisis Benefit/Cost Ratio dan Economic Internal
Rate of Return.
Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
(5) Laporan Penunjang
Laporan penunjang dalam kegiatan ini meliputi :
i. Buku Ukur dan Laporan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Buku Ukur dan Laporan Pengukuran Topografi dan pemetaan harus
diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya
tanggal
ii. Laporan Penyelidikan Geoteknik
Laporan Penyelidikan Geoteknik harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
selambat-lambatnya tanggal
iii. Laporan Analisis Dampak Lingkungan
Laporan Analisis Dampak Lingkungan harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal
iv. Laporan Analisis Ekonomi

20 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Laporan Analisis Ekonomi harus diserahkan oleh Penyedia Jasa pada


Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal
h) Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang diperlukan untuk kegiatan perencanaan pendahuluan dan studi awal
adalah Team Leader, Ahli Hidrologi, Ahli Sungai, Ahli Geodesi, Ahli Geologi, Ahli
Sosial Ekonomi dan Ahli Lingkungan
4.3

Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis
pekerjaan perencanaan krib harus memuat :
1) Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan mengetahui
progres pekerjaan dan pembahasan tentang kesulitan yang dihadapi.
2) Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan koordinasi
awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi lapangan dan
persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan
3) Diskusi Pertengahan/Interim dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk menentukan
arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi lapangan dan proses
persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan/interim
4) Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan
4.4

Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan


spesifikasi teknis pekerjaan perencanaan krib harus memuat :
1) Pengukuran
Kuantitas untuk pekerjaan perencanaan harus diukur berdasarkan biaya langsung
personil yang meliputi keterlibatan tenaga ahli, asisten tenaga ahli dan tenaga penunjang
serta biaya langsung non personil yang meliputi perjalanan dinas, survey dan investigasi,
biaya operasional kantor dan diskusi dan pelaporan. Biaya langsung diukur berdasarkan
daftar hadir tenaga ahli, asisten serta tenaga pendukung. Biaya langsung non personil
diukur berdasarkan add cost.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas pekerjaan perencanaan yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar
menurut satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga
dan pembayaran tersebut.

21 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Nomor
Pembayaran

1.
2.

5.

Uraian

Biaya Langsung Personil


Biaya Langsung Non Personil :
2.1) Biaya Perjalanan Dinas
2.2) Biaya Operasional Kantor
2.3) Pengukuran dan Pemetaan
- Pemasangan Patok BM dan CP
- Pengukuran poligon dan situasi
- Pengukuran cross-section, long
section
2.4) Penyelidikan Geoteknik
2.5) Analisis Laboratorium Mekanika Tanah
2.6) Survey dan Penyelidikan Sedimen dan
Air
2.7) Biaya Pelaporan
2.8) Biaya Diskusi

Satuan
Pengukuran

OB
Orang-hari
Unit - Bulan
Buah
Kilometer
Kilometer
Buah
Sampel
Sampel
Exemplar
Lump-sum

PEKERJAAN DETAIL DESAIN

Detail desain adalah kegiatan perencanaan rinci suatu bangunan air yang menghitung dan
menggambarkan atau juga memetakan berbagai dimensi bangunan sesuai dengan
kebutuhan perencanaan suatu bangunan atau komponennya. Contoh detail desain untuk krib
dari mulai gambar lay out sampai dengan dimensi rinci serta spesifikasi bahan yang akan
digunakan sebagai komponen bangunan krib.
Pedoman spesifikasi teknis pekerjaan detail desain bangunan pengaman sungai berupa krib
harus memuat :
5.1

Ketentuan dan Persyaratan

Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi
teknis pekerjaan detail desain krib memuat :
1) Penyediaan Data dan Fasilitas Penunjang
Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, penyediaan data dan fasilitas penunjang, meliputi :
a) Penyediaan oleh Pengguna Jasa
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan
akan dipelihara oleh Penyedia Jasa :
i.

Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai
laporan dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu;

ii. Akomodasi dan Ruangan Kantor (sesuai kesepakatan);


iii. Pengguna jasa akan menunjuk petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping (countepart), atau project officer (PO) dalam rangka
pelaksanaan jasa konsultansi.
b) Penyediaan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

22 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

i.

Penyedia Jasa memfasilitasi : peralatan, laboratorium dan bahan yang sesuai


untuk mencapai rencana mutu desain dan konstruksi;

ii. Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana mutu
desain atau rencana mutu konstruksi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu
untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan. Penyedia
Jasa menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila ternyata hasil
pekerjaannya tidak memenuhi persyaratan teknis menurut penilaian pihak Direksi
Pekerjaan atau Nara Sumber yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa.
2) Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
a) Tenaga Ahli
Tenaga ahli termasuk asisten dan staf tenaga ahli yang diperlukan dalam rangka
penyelesaian pekerjaan harus berkompeten dibidangnya masing-masing dengan
menyerahkan kualifikasi/sertifikasi dan curriculum vitae/daftar riwayat hidup.
b) Tenaga Pendukung
Tenaga pendukung yang berupa tenaga penyelenggara organisaasi pelaksanaan
kegiatan dalam penyelesaian pekerjaan baik dalam urusan administrasi serta
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
3) Persyaratan Pelaksanaan
a) Jadwal Pelaksanaan
Untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya atas
pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan. Penyedia Jasa
harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam bentuk Kurva-S yang
menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan.
b) Diagram Batang (Bar-Chart)
Penyedia Jasa harus membuat diagram batang yang menginformasikan tentang
keterlibatan personil baik tenaga ahli, asisten, staf tenaga ahli dan staf pendukung
yang berhubungan dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang -bulan.
5.2

Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknik pekerjaan
detail desain krib meliputi :
1) Pengumpulan Data Sekunder
Kegiatan pengumpulan data sekunder dapat dilakukan oleh Penyedia Jasa dengan
melakukan kunjungan ke instansi-instansi terkait. Kegiatan pengumpulan data sekunder
untuk pekerjaan detail desain bangunan krib meliputi :
a) Data Topografi
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah ada,
dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan ukuran
suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi tata guna
lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan berpengaruh terhadap
laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi sesuai dengan SNI 03-17241989.
Perolehan peta topografi dapat diperoleh dari Instansi yang berwenang, misalkan
pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala dengan
tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak Penyedia
Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 : 250.000.

23 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

b) Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah hujan,
besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum, rata-rata
dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang pelaksanaan
kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi diantaranya
berupa :
i.

peta stasiun curah hujan dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);

ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin
juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh dari Instansi
BMG;
iv. data debit terbaru dengan periode harian maupun bulanan, minimum selama 5
tahun, yang didapat dari pengelola bangunan-bangunan sungai eksiting misalkan
bendung.
c) Data Geologi
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional yang
memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta tekstur dan
struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP01, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika tidak
didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh dari Instansi terkait.
d) Data Bangunan Air di Sungai
Data yang dimaksudkan adalah tempat dan jenis semua bangunan air serta bangunan
umum lainnya yang dibangun di sungai yang mempunyai dampak timbal balik
terhadap kondisi morfologi sungai baik di hulu maupun di hilir rencana bangunan
sesuai dengan SNI 03-2400-1991
e) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor dengan melakukan pengumpulan data
yang berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi
kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi
lingkungan dapat diperoleh dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut
meliputi :
i.

komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah;

ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air;
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-lain;
iv. rencana tata ruang wilayah.
2) Survey
a) Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Pelaksanaan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan mengacu pada Pd T-xx200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-2,
Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan. Kegiatan ini akan dilakukan oleh
24 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Penyedia Jasa jika kondisi topografi daerah pekerjaan banyak mengalami perubahan
alur sungai baik yang diakibatkan oleh bencana atau proses alamiah lainnya sehingga
validitas data yang sudah ada diragukan lagi. Cakupan kegiatan pekerjaan
pengukuran topografi dan pemetaan untuk keperluan kegiatan detail desain krib
meliputi :
(1) Pemetaan situasi sungai
Pemetaan situasi sungai dimana bangunan utama akan dibuat dengan skala
minimum 1 : 2000. Peta ini harus meliputi jarak 1,0 km ke arah hulu dan ke hilir
dari letak bangunan krib rencana dan melebar 250 m dari masing-masing tepi
sungai. Peta ini juga harus dilengkapi dengan garis ketinggian setiap 1,0 m,
kecuali dasar sungai diperlukan garis ketinggian setiap 0,50 m. Peta ini harus
mencakup lokasi alternatif yang sudah diidentifikasi serta panjang yang diliput
harus memadai agar diperoleh informasi mengenai bentuk denah sungai dan juga
untuk merencanakan tata letak dan trase tanggul penutup. Peta situasi juga harus
menampilkan titik-titik tetap (benchmark) yang ditempatkan di sekitar daerah
pemetaan, lengkap dengan koordinat dan elevasinya.
(2) Pengukuran detail situasi bangunan krib
Pengukuran detail ini menghasilkan peta berskala 1 : 200 atau 1 : 500. Peta detil
harus memperlihatkan bagian-bagian lokasi bangunan secara lengkap. Peta ini
harus dilengkapi dengan titik ketinggian dan garis ketinggian yang tepat setiap
0,25 m.
b) Survey Hidrometri
Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu diperhatikan
ketentuan dan persyaratan yang meliputi :
i.

lokasi pengukuran debit perlu diperhatikan faktor : kesesuaian dengan


perencanaan ; mudah pencapaian dalam segala situasi dan kondisi; mampu
melewatkan banjir; geometri dan badan sungai harus stabil; adanya kontrol
penampang; bagian alur sungai yang terbuka lurus;

ii. pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan mendekati sub
kritis; tdak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar;
iii. lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung dari keadaan
aliran pada saat pengukuran. Jika aliran rendah pengkuran debit dilaksanakan dua
kali dalam sekali periode waktu pengukuran dan jika kondisi banjir pengukuran
debit dilaksanakan sekali dalam periode waktu pengukuran sedangkan periode
pelaksanaan pengukuran tergantung dari musim. Jika musim kemarau
pengukuran debit dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan dan jika musim
penghujan pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang kali paling sedikit 3
kali setiap bulannya;
iv. keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana penunjang
harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya antara lain dengan
kalibrasi secara berkala, dibersihkan dan dirawat dengan baik;
v. kemampuan tim pengukurnya.
Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat digunakan alat
ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan
merawas, menggunakan perahu, menggunakan jembatan dan menggunakan kereta
gantung. Kedalaman pengukuran minimal 3,5 kali diameter baling-baling sesuai
dengan SNI 03-2819-1992.
Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan karena
berbagai hal, misal keadaan aliran membahayakan keselamatan petugas atau
25 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

peralatannya; kecepatan aliran melampaui kemampuan spesifikasi alat menurut jenis


alat ukur arus yang digunakan dan untuk mendapatkan debit sesaat, maka dapat
dilakukan pengukuran dengan pelampung permukaan sesuai dengan SNI 03-28201992.
c) Survey Aspek Multisektor
Kegiatan survey aspek multisektor adalah melakukan identifikasi dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi tentang pekerjaan lain yang sedang atau akan dilakukan oleh
pihak yang berwenang lainnya sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
3) Investigasi atau Penyelidikan
a) Sungai
Kegiatan investigasi atau penyelidikan sungai bertujuan untuk mendapatkan
karakteristik sungai baik terhadap sedimentasi. Kegiatannya meliputi :
(1) Sampling Sedimen Layang
Kegiatan investigasi sungai adalah pengambilan sampel sedimen baik dasar
maupun layang, pengambilan sampel sedimen layang dilakukan di lokasi yang
tidak terpengaruh adanya aliran balik yang diakibatkan oleh bangunan air dan
sebelum dilakukan kegiatan pengambilan sampel perlu dilakukan kegiatan
pengukuran yang meliputi penampang melintang dan debit. Perletakan peralatan
pada lubang pengambilan harus berada 10 cm di atas dasar sungai SNI 03-34141994.
(2) Sampling Sedimen Dasar
Sampel diambil dari dasar sungai pada penampang memanjang dan penampang
melintang ditempat yang dianggap dapat mewakili kondisi material dasar sungai
setempat. Metode pengambilan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
b) Geoteknik Lapangan
Kegiatan penyelidikan geoteknik lapangan diperlukan untuk mengetahui data
karakteristik mekanika tanah lokasi krib. Penyelidikan geoteknik lapangan mencakup
kegiatan pemboran, pengambilan sampel serta bor tangan. Pelaksanaan kegiatan
penyelidikan geoteknik lapangan mengacu pada pada Pd T-xx-200x, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-3, Pekerjaan Geoteknik.
4) Uji Laboratorium
a) Sedimen
Analisis laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui karakteristik sedimen
yang terbawa oleh aliran sungai.
(1) Sedimen Layang
i.

jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 03-3414-1994,
maka metode pengujian laboratorium yang digunakan untuk mengetahui kadar
sedimen layang digunakan peralatan Piknometer sesuai dengan SNI 03-41451996.

ii. jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam pengambilannya
dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi berada 20 cm di
bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah
aliran maka metode pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan
pengendapan untuk mengetahui kadar sedimen sesuai dengan SNI 03-39611995. Sedangkan untuk mengetahui distribusi butiran maka dilakukan uji
gravimetri dengan ayakan sesuai dengan SNI 03-3962-1995.
26 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

(2) Sedimen Dasar


Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku.
b) Geoteknik Laboratorium (Index dan Engineering Properties)
Analisis laboratorium geoteknik untuk keperluan index properties dan engineering
properties mengacu dan bepedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-3, Pekerjaan Geoteknik.
5) Analisis dan Perencanaan
Kegiatan analisis yang dilakukan pada kegiatan studi pengenalan adalah sebagai berikut :
a) Hidrologi
Analisis hidrologi pada kegiatan ini adalah melakukan analisis frekuensi banjir
rancangan berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS SNI 03-2415-1991.
Metode perhitungan adalah sebagai berikut :
i.

jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun), sehingga
analisisnya dapat langsung dilakukan dengan metode analisis probabilitas
frekuensi debit banjir dengan Metode Gumbel, Log Pearson atau Log Normal;

ii. jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun, maka digunakan metode analisis
regional;
iii. jika data debit yang tersedia antara 3 10 tahun, maka digunakan Metode puncak
banjir di atas ambang;
iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir berdasarkan parameter hujan
dan karakteristik DPS antara lain :
- Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase dengan daerah

tangkapan yang kecil (< 40 Ha)


- Der Weduwen, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan

luas < 100 km2;


- Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas >

100 km2;
- Haspers digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa

memperhatikan luas DAS;


- Metode Hidrograf Satuan;
- Metode US Soil Conservation Service;

v. Model matematik digunakan apabila selang waktu pengamatan data hujan lebih
panjang daripada pengamatan data debit selanjutnya yang selanjutnya digunakan
untuk memperpanjang data aliran.
b) Muatan Sedimen
Analisis laju muatan sedimen baik sedimen dasar (bed load) maupun sedimen layang
(suspended load) dengan parameter jenis material, diameter butir dan volume atau
berat per satuan waktu, persamaan yang umum digunakan untuk analisa adalah
Meyer-Peter dan Muller, Engelund-Hansen, Einstein dan Einstein-Brown sesuai
dengan SNI 03-1724-1989.
c) Analisis Hidrolika
Analisis hidrolika pada perencanaan bangunan krib, meliputi :
(1) Analisis Lengkung Debit

27 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Pembuatan lengkung debit digunakan untuk menentukan elevasi mercu krib


berdasarkan besarnya debit banjir rencana. Lengkung debit menampikan
besarnya hubungan tinggi muka air dan debit. Jika data debit yang ada minimal 10
buah data debit dari hasil pengukuran yang meliputi keadaan debit minimum
sampai maksimum maka dapat digunakan dengan analisis grafis dan jika
kecepatan aliran pada tinggi muka air tertinggi belum atau tidak dapat diukur maka
dapat dihitung dengan persamaan hidrolis sesuai dengan SNI 2822-1992 .
(2) Analisis Parameter Hidraulik
Analisis parameter hidarulik disini meliputi debit, tinggi air, kecepatan aliran,
kekasaran, tekanan, gaya seret, arah aliran dan jenis aliran yang berkaitan dengan
keadaan geometri sungai (profil basah, keliling basah dan jari-jari hidraulik) sesuai
dengan SNI 03-2400-1991.
Parameter hidarulik di atas dapat diketahui dengan cara menggunakan cara
pembagian pias berdasarkan persamaan manning jika sungai berpenampang
tunggal sesuai dengan SNI 03-2830-1992 dan jika sungai berpenampang ganda
dapat digunakan metode penampang ganda berdasarkan SNI 03-3444-1994.
(3) Perencanaan Krib
Perencanaan krib harus memuat tentang dimensi krib (elevasi mercu krib, panjang
krib, jarak krib, dimensi tiang, jarak antar tiang dan panjang tiang); stabilitas dan
kekuatan krib dan stabilitas tanah dasar pondasi sesuai dengan SNI 03-24001991.
(4) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 untuk
kegiatan normalisasi sungai yang merlukan kajian ANDAL adalah sebagai berikut :
i.

jika lokasi pekerjaan berada di kota besar/metropolitan maka parameter kajian


adalah panjang kegiatan normalisasi sungai 5 km dan volume pengerukan
500.000 m3;

ii. jika lokasi pekerjaan berada di kota sedang maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 10 km dan volume pengerukan
500.000 m3
iii. jika lokasi pekerjaan berada di pedesaaan maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 15 km dan volume pengerukan
500.000 m3;
Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi :
i.

identifikasi semua rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan,
terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup;

ii. identifikasi komponen-kmponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak


besar dan penting;
iii. perkiraan dan evaluasi usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan hidup;
iv. perumusan RKL dan RPL
(5) Analisis Kelayakan Ekonomi
Analisa kelayakan ekonomi akan dilakukan dengan mengkaji tiga parameter
ekonomi yaitu :
i. Economic Internal Rate of Return (EIRR)
ii. Benefit/Cost ratio (B/C ratio)
28 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

iii. Net present value (NPV),


Sebagai evaluasi terhadap kemungkinan penundaan atau perubahan jadwal
pelaksanaan pekerjaan juga akan dikaji aspek sensitivitas EIRR.
6) Nota Desain
Penyedia Jasa harus membuat perencanaan rinci secara lengkap dengan dimensinya
berdasarkan kajian hidrolis serta perhitungan struktur baik pada bangunan utama maupun
bangunan penunjang
7) Penggambaran
Penggambaran hasil kegiatan meliputi gambar hasil pengukuran dan pemetaan, layout
krib dan bangunan pelengkapnya, potongan memanjang dan melintang krib, detail
bangunan. Penggambaran mengacu pada KP-07, DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986
tentan Kriteria Perencanaan Bagian Standar Penggambaran.
8) Perhitungan BOQ
Berdasarkan gambar rencana rinci yang telah dibuat dilakukan perhitungan volume
pekerjaan konstruksi secara rinci sesuai dengan pekerjaan konstruksi yang akan
dilakukan.
9) Penyusunan Rencana Anggaran Biaya
Penyusunan perhitungan rencana anggaran biaya mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Pekerjaan Pembangunan Pengaman Sungai, Bagian-1,
Krib yang didasarkan pada :
a) kuantitas dan harga satuan pekerjaan
b) harga satuan pekerjaan dihitung berdasarkan hasil dari perhitungan suatu analisis
biaya
c) untuk menentukan harga satuan upah dan bahan dilakukan survey harga di lapangan
dengan mengambil sampel sekurang-kurangnya 3 lokasi. Khusus untuk harga satuan
bahan diperhitungkan harga beli di tempat penjualan atau diantar ke lokasi pekerjaan
d) menghitung biaya-biaya tambahan di luar biaya dari perhitungan volume seperti biaya
persiapan, mobilisasi dan demobilisasi personil dan alat, dokumentasi, dewatering dll.
10) Penyusunan Dokumen Pelelangan
Penyusunan dokumen lelang digunakan bagi keperluan pelelangan pekerjaan atau
pengadaan barang maupun jasa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Penyusunan
Dokumen Lelang harus meliputi ketentuan-ketentuan, komponen bahan dan spesifikasi
konstruksi, cara pengerjaan serta syarat pengendalian mutu sesuai dengan KEPMEN
KIMPRASWIL No. 257/PTS/M/2004
11) Pekerjaan Lain-lain
a) Mobilisasi dan Demobilisasi
(1) Mobilisasi adalah pengangkutan semua peralatan berdasarkan Jadwal
Pelaksanaan yang harus diserahkan sesudah menerima Surat Penunjukan, dari
tempat kantor ke lokasi pekerjaan. Mobilisasi staf kantor, tenaga kerja lapangan
dan lain-lain, sudah termasuk dalam item mobilisasi.
(2) Demobilisasi
Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa
pada saat akhir Kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan
perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja
menjadi kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.
b) Foto Dokumentasi
29 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

(3) Penyedia Jasa harus menyerahkan foto-foto berwarna dengan ukuran post card (9
cm x 12 cm) kepada Direksi Pekerjaan untuk setiap kemajuan progress fisik di
lapangan.
(4) Pengambilan gambar/foto dapat dilakukan pada awal, selama dan akhir
pelaksanaan setiap jenis kegiatan. Foto ini harus ditempelkan pada laporan
bulanan yang diserahkan kepada Direksi Pekerjaan. Setiap hasil cetakan foto
harus diberi tanggal pengambilan dan lokasinya.
(5) Pada akhir pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyerahkan dua cetakan foto
berwarna disusun album beserta negative filmnya.
c) Asuransi
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan oleh Penyedia Jasa dalam perihal
asuransi tenga kerja mengacu kepada ketentuan yang berlaku yang dikeluarkan oleh
Depnaker dan Jamsostek.
12) Produk yang dihasilkan
Penyedia Jasa harus menyerahkan produk selama kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang
meliputi :
a) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi antara lain:
i.
ii.
iii.
iv.

Hasil kajian awal dan temuan permasalahan yang ada


Rencana kerja Konsultan secara menyeluruh
Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya
Jadwal kegiatan Konsultan

Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang


metodologi pelaksanaan pekerjaan, hasil pengumpulan data, hasil kunjungan
lapangan, dan rencana kerja berikutnya.
Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
b) Laporan Bulanan
Laporan Bulanan berisi antara lain:
i. uraian permasalahan, hambatan dan temuan pada bulan tersebut.
ii. daftar kegiatan yang dilakukan pada bulan berikutnya
iii. daftar rencana kegiatan pada bulan berikutnya
iv. mobilisasi dan demobilisasi personil dan daftar hadir personil dan kegiatan
masing-masing pada bulan tersebut
v. realisasi progress kemajuan pekerjaan yang disetujui oleh direksi
Laporan Bulanan dilengkapi dengan foto dan peta yang menunjukkan lokasi yang
telah diidentifikasi serta usulan penanganan, program dan jadwal kerja selanjutnya.
Laporan Bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
c) Laporan Interim
Laporan Interim harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit
banjir rancangan, hasil kegiatan pelaksanaan survey topografi, lokasi pengambilan
sampel sedimen dan hasil uji laboratorium, lokasi investigasi geoteknik dan hasil
laboratorium, serta konsep lokasi krib.
Laporan bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
d) Laporan Akhir Sementara
30 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Laporan Akhir Sementara harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang


kegiatan hasil detail desain yang mencakup antara lain : hasil investigasi lanjutan
topografi, geoteknik, hidrologi, hidrolika, perhitungan desain, dan gambar Konstruksi
bangunan sungai beserta bangunan fasilitasnya.
Laporan Akhir Sementara akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
e) Laporan Akhir
Laporan ini berisi seluruh hasil perencanaan teknis termasuk metode pekerjaan
desain, perhitungan desain, metode dan jadwal konstruksi, jadwal pelaksanaan,
estimasi biaya, paket konstruksi dan lain-lain. Laporan Akhir ini dibuat setelah
didiskusikan dan disetujui pada Laporan Akhir Sementara (Draft Laporan Akhir).
Laporan Akhir merupakan revisi dan penyempurnaan dari Laporan Akhir Sementara
dengan memperhatikan semua masukan, tanggapan, dan koreksi.
Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambatlambatnya tanggal
f)

Dokumen Tender
Dokumen Tender terdiri atas:
(1) rencana anggaran biaya (RAB)
(2) gambar desain A1, rangkap 3 (tiga), termasuk 1 kalkir
(3) gambar desain A3, rangkap 3 (tiga)
(4) dokumen tender, masing-masing rangkap 3 (tiga) meliputi:
i. tender drawing
ii. spesifikasi umum dan spesifikasi teknis
iii. rencana pelaksanaan fisik dan construction method
iv. daftar kuantitas dan harga satuan
Dokumen Tender akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal

g) Gambar
Produk gambar yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa adalah sebagai berikut :
i. peta situasi bangunan dengan skala 1 : 200 ;
ii. gambar potongan memanjang dan melintang bangunan krib 1 : 100 1 : 200
iii. gambar detail bangunan Skala 1 : 50 1 : 200.
Album gambar akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambatlambatnya tanggal
h) Laporan Penunjang
Laporan penunjang dalam kegiatan ini meliputi :
i. Buku Ukur dan Laporan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Buku Ukur dan Laporan Pengukuran Topografi dan pemetaan harus diserahkan
oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal

ii. Laporan Penyelidikan Geoteknik


Laporan Penyelidikan Geoteknik harus diserahkan oleh Penyedia Jasa pada
Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal
iii. Laporan Analisis Dampak Lingkungan
Laporan Analisis Dampak Lingkungan harus diserahkan oleh Penyedia Jasa pada
Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal
iv. Laporan Analisis Ekonomi
31 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Laporan Analisis Ekonomi harus diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada


Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal
13) Keperluan Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang diperlukan untuk kegiatan detail desain adalah Team Leader, Ahli
Hidrologi, Ahli Sungai, Ahli Geodesi, Ahli Geologi, Ahli Geoteknik, Ahli Lingkungan, Ahli
Cost Estimate/Dokumen Tender dan Ahli Sosial-Ekonomi.
5.3

Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis
pekerjaan perencanaan krib harus memuat :
1) Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan mengetahui
sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang kesulitan yang diperlukan
2) Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan koordinasi
awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi lapangan dan
persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan
3) Diskusi Pertengahan/Interim dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk menentukan
arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi lapangan dan proses
persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan/interim
4) Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan
5.4

Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan detail desain krib harus memuat :
1) Pengukuran
Kuantitas untuk pekerjaan detail desain harus diukur berdasarkan biaya langsung personil
yang meliputi keterlibatan tenaga ahli, asisten tenaga ahli dan tenaga penunjang serta
biaya langsung non personil yang meliputi biaya perjalanan dinas, survey dan investigasi,
biaya operasional kantor dan diskusi dan pelaporan. Biaya langsung diukur berdasarkan
daftar hadir tenaga ahli, asisten serta tenaga pendukung. Biaya langsung non personil
diukur berdasarkan add cost
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas pekerjaan detail desain yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar
menurut satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga
dan pembayaran tersebut adalah.

32 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Nomor
Pembayaran

1.
2.

6.

Uraian

Biaya Langsung Personil


Biaya Langsung Non Personil :
2.1) Biaya Perjalanan Dinas
2.2) Biaya Operasional Kantor
2.3) Pengukuran dan Pemetaan
- Pemasangan Patok BM dan CP
- Pengukuran poligon dan situasi
- Pengukuran cross-section
2.4) Penyelidikan Geologi
2.5) Analisis Laboratorium Mekanika Tanah
2.6) Survey dan Penyelidikan Sedimen dan
Air
2.7) Biaya Pelaporan
2.8) Biaya Diskusi

Satuan
Pengukuran

OB
Orang-hari
Unit - Bulan
Buah
Kilometer
Kilometer
Buah
Sampel
Sampel
Exemplar
Lump-sum

PEKERJAAN KONSTRUKSI

Konstruksi merupakan rangkaian proses kegiatan yang dituangkan dalam bentuk pekerjaan
fisik di lapangan berdasarkan gambar yang didapatkan dari hasil kegiatan perencanaan
teknik.
Pedoman penyusunan spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi bangunan pengaman sungai
krib harus memuat :
6.1

Ketentuan dan Persyaratan

Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan konstruksi krib memuat :
1) Program Pelaksanaan
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan oleh Penyedia Jasa dalam
pembuatan program pelaksanaan adalah sebagai berikut :
a) Pengguna Jasa menyiapkan Jadwal Pelaksanaan untuk semua pekerjaan yang
termasuk dalam Kontrak. Jadwal pelaksanaan tersebut untuk membantu para
penawar dan Penyedia Jasa didalam menyiapkan Jadwal Pelaksanaan yang lebih
terperinci;
b) Penyedia Jasa harus menyerahkan Jadwal Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan
berisi jadwal pelaksanaan semua pekerjaan dan pekerjaan sementara yang harus
dikerjakan berdasarkan Kontrak, dengan metode PERT/CPM network. Jadwal
Pelaksanaan ini harus sesuai dengan hari kalender, jangka waktu yang diperlukan,
tanggal mulai paling awal, tanggal selesai paling awal dan paling lambat, lama
pelaksanaan dan sebagainya;
c) Jadwal Pelaksanaan tersebut diatas diserahkan sesuai dengan modifikasi dan
perubahan yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan di dalam waktu yang logis. Jadwal
Pelaksanaan yang direvisi yang sudah disetujui dan sudah ditandatangani oleh
Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus dianggap merupakan Jadwal
Pelaksanaan yang mengikat dan menjadi bagian dari Dokumen Kontrak;

33 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

d) Jadwal Pelaksanaan yang sudah mengikat tersebut harus diperbarui oleh Penyedia
Jasa pada setiap jangka waktu 4 (empat) bulan jika diminta oleh Direksi Pekerjaan
dan Jadwal Pelaksanaan yang diperbarui harus disetujui oleh Penyedia Jasa dan
Direksi Pekerjaan, dan termasuk dalam Dokumen Kontrak;
e) Jika selama pelaksanaan pekerjaan, rata-rata kecepatan pekerjaan ternyata dibawah
yang disetujui menurut pendapat Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus dapat
menyelesaikan setiap bagian pekerjaan pada waktu yang disetujui, maka Direksi
Pekerjaan akan memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah pekerja dan atau
peralatan pelaksanaan ke lokasi pekerjaan untuk mengejar ketinggalan pada bagian
pekerjaan tersebut.
2) Aspek-aspek yang Perlu diperhatikan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
a) Aspek Keselamatan Kerja
Penyedia Jasa pelaksanaan pekerjaan harus memperhatikan ketentuan kesehatan
dan Undang-Undang Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus
diadopsi oleh pelaksana pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara
menyeluruh untuk setiap tahapan pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan persiapan
hingga pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan.
b) Aspek Lingkungan
Sebelum melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Penyedia Jasa harus membuat
program dampak lingkungan yang terjadi akibat pelaksanaan kegiatan dengan
mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) atau Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau manual prosedur pengelolaan/
pemantauan lingkungan (jika RKL/RPL atau UKL/UPL tidak ada). Program ini harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c) Aspek Administrasi
Penyedia Jasa pelaksanaan pekerjaan harus memiliki prosedur dan tata cara
administrasi yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat
undangan dan surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan.
Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah
terima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis sesuai dengan
kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap penting.
Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan proyek (Laporan Mingguan dan
Bulanan).
d) Aspek Ekonomis
Penyedia Jasa pelaksanaan pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan. Termasuk dalam hal ini aspek SDM, Peralatan, dan pengadaan bahan.
SDM yang digunakan harus secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan
kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-peralatan pendukung pekerjaan harus
diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila peralatanperalatan tersebut diadakan dengan sewa. Pengadaan bahan/material harus
diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang dijadwalkan.
e) Aspek Sosial dan Budaya
Penyedia Jasa pelaksanaan pekerjaan berkewajiban memperhatikan kondisi sosial
dan budaya masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup sensitif,
seperti gangguan kebisingan pada waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal yang
ditabukan, atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat setempat sedapat

34 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat dalam
pekerjaan.
3) Sumber Bahan Pelaksanaan
a) Penyedia Jasa bertanggungjawab atas pengadaan material beton pasangan, bronjong
dan sebagainya dengan jumlah yang cukup dan berkualitas baik. Proyek akan
memberi petunjuk beberapa sumber bahan pelaksanaan yang ada untuk bahan
timbunan dan material beton berikut jarak dari lokasi pekerjaan.
b) Jika Penyedia Jasa akan mengambil material untuk beton dan batu dari sumber lain,
Penyedia Jasa harus mengatur sedemikian hingga mendapatkan ijin dari instansi
terkait dan membayar semua biaya dan kompensasi yang diperlukan.
4) Pekerjaan Pengeringan (Dewatering)
Daerah galian harus dikeringkan secukupnya dan dijaga jangan sampai ada air
tergenang. Penyedia Jasa harus membuat dan merawat semua dan sementara, bila perlu
melakukan pemompaan sumber-sumber air dan aliran lainnya untuk mengeluarkan air
tersebut dari lokasi pekerjaan sepanjang masa pelaksanaan. Semua bangunan
sementara harus dibongkar bila pekerjaan telah selesai dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Pelaksanaan pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Volume I : Umum, Bagian-7, Pekerjaan Dewatering.
5) Pemagaran Lokasi Pekerjaan
Jika diperlukan, Penyedia Jasa harus membuat dan merawat pagar yang sesuai dan
disetujui Direksi Pekerjaan untuk menutup semua areal pekerjaanpekerjaan
pelaksanaan. Bila pagar ini dibuat disepanjang jalan umum dan lain-lain, harus dibuat tipe
yang sesuai dan cukup baik untuk daerah tersebut. Pelaksanaan pekerjaan mengacu Pd
T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-9,
Pekerjaan Lain-lain
6) Material dan Peralatan-peralatan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Ketentuan yang memuat tentang penyediaan material dan peralatan oleh Penyedia Jasa
diatur sebagai berikut :
a) Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan bahan/material dan peralatan yang memenuhi
syarat untuk menyelesaikan pekerjaan kecuali yang sudah disediakan di dalam
Kontrak. Semua peralatan dan material yang merupakan bagian dari pekerjaan harus
baru dan harus sesuai dengan standar yang tercantum dalam Spesifikasi atau
Standar yang ditunjukkan. Jika Penyedia Jasa mengusulkan pengadaan peralatan
atau material yang tidak sesuai dengan standar yang disebutkan diatas harus
memberi tahu dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan terlebih
dahulu.
b) Peralatan untuk Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua peralatan yang memenuhi syarat dalam
jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesai. Direksi
Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan, jika
menurut pertimbangannya perlu untuk mencapai progress sesuai dengan Kontrak.
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua mesin dan peralatan, lengkap dengan
suku cadangnya yang cukup, untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
c) Material Pengganti
Penyedia Jasa harus berusaha untuk mendapatkan bahan material yang ditentukan
dalam spesifikasi teknik atau gambar, tapi jika material tersebut tidak dapat diperoleh
dengan alasan diluar kemampuan Penyedia Jasa, boleh memakai material pengganti
35 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Tidak boleh ada material pengganti tanpa
persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
d) Pemeriksaan Peralatan dan Material
Peralatan dan material yang didatangkan oleh Penyedia Jasa harus diperiksa dan
sesuai dengan Kontrak pada saat di lokasi berikut ini atau seperti yang ditentukan
oleh Pemberi Tugas :
i. tempat produksi atau pabrik
ii. pengangkutan
iii. lokasi proyek
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengguna Jasa semua spesifikasi
peralatan dan material yang diperlukan oleh Pengguna Jasa untuk tujuan
pemeriksaan. Pemeriksaan peralatan dan material termasuk tempat dimana berasal
tidak berarti melepaskan Penyedia Jasa dari tanggungjawabnya untuk mengadakan
peralatan dan material yang tercantum dalam spesifikasi teknik.
e) Program dan Catatan Pengangkutan
Bersamaan dengan penyerahan Jadwal Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan program pengangkutan peralatan dan material secara rinci, dengan
urutan pengangkutan dan pengiriman di lapangan sesuai dengan rencana Jadwal
Pelaksanaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus memberitahu
Direksi Pekerjaan kedatangan peralatan, material dan pemasangan peralatan di
lapangan.
f)

Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) set spesifikasi lengkap, brosur dan data
mengenai material dan peralatan yang akan didatangkan sesuai Kontrak kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui, dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari
setelah menerima surat perintah kerja. Bagaimanapun juga persetujuan terhadap
spesifikasi, brosur dan data tersebut tidak akan melepaskan Penyedia Jasa dari
tanggungjawabnya sesuai dengan Kontrak.

6.2

Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknik pekerjaan
konstruski krib memuat :
1) Pekerjaan Persiapan Umum
Pelaksanaan pekerjaan yang bersifat umum meliputi :
a) Mobilisasi dan Demobilisasi
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
b) Jalan Penghubung Sementara
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
c) Laboratorium dan Alat Pengujian Lapangan
Ketentuan dan persyaratan untuk laboratoriuum dan alat pengujian lapangan sebagai
berikut :
i.

Penyedia Jasa di dalam hal ini tidak diperkenankan melakukan pengujian


laboratorium, pengujian dilakukan oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh
Direksi Pekerjaan;

36 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

ii. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan pengetesan lain yang diperlukan
seperti yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknik untuk mengontrol material
pelaksanaan dan tanah;
iii. Selambat-lambatnya tanggal... ... ... , Penyedia Jasa harus menyerahkan schedule
pengujian kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuannya.
Schedule pengujian harus mencakup semua pengujian material beton, pengujian
pemadatan tanah triaxial dan pengujian alat-alat laboratorium yang akan dipakai.
Laboratorium yang disediakan Penyedia Jasa harus diatur dan dirawat Penyedia
Jasa. Pengadaan listrik dan air untuk keperluan laboratorium harus disediakan
Penyedia Jasa.
d) Kantor, Gudang dan Bengkel untuk Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus membuat, merawat dan selanjutnya membongkar bangunan
sementara seperti kantor, bengkel, dan gudang yang hanya diperlukan pada saat
pelaksanaan. Penyedia Jasa harus mengirimkan rencana pelaksanaan secara detail
termasuk fasilitas sementara kepada Direksi Pekerjaan selambat-lambatnya tanggal
... ... ...
e) Perumahan dan Barak untuk Staf dan Tenaga Penyedia Jasa
Jika tidak ditentukan lain, Penyedia Jasa harus menyediakan, merawat dan
membongkar semua bangunan sementara dimana Direksi Pekerjaan atau Pengguna
Jasa, Staf Penyedia Jasa dan Sub-Penyedia Jasa akan berada termasuk perabot,
penerangan, air minum, saluran, jalan, tempat parkir, tempat buangan dan akomodasi
yang bersifat sementara. Sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum penanganan
pekerjaan ini. Penyedia Jasa harus mengirimkan rencana dan detail usulan bangunan
termasuk fasilitasnya kepada Direksi Pekerjaan.
f)

Air Kerja
Penyedia Jasa harus menyediakan/membuat sumber air baku untuk tempat tinggal
staf Penyedia Jasa, Pekerja, Laboratorium, Bengkel dan tempat lain yang perlu
dilokasi pekerjaan. Sistim jaringan air minum tersebut harus mendapatkan persetujuan
Direksi Pekerjaan.

g) Sumber Listrik untuk Pelaksanaan Pekerjaan


Penyedia Jasa harus mengatur kebutuhan penerangan listrik di lokasi pekerjaan,
perumahan staf Penyedia Jasa, Barak, Laboratorium, Bengkel, Gudang dan Kantor.
Penyedia Jasa harus membuat jaringan listriknya, mengoperasikan dan merawat
sampai dengan akhir masa perawatan atau lebih cepat sesuai dengan pengarahan
Direksi Pekerjaan dan kemudian membongkar semua fasilitas listrik sementara yang
ada antara lain : generator, kawat, alat-alat penyambung dan lain sebagainya
2) Pekerjaan Persiapan Khusus
Pekerjaan persiapan khusus untuk pelaksanaan konstruksi krib meliputi :
a) Pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan
Pemetaan
b) Gambar-gambar Pelaksanaan
Gambar-gambar yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan
ditentukan berdasarkan Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik,
Volume I : Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain

37 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

3) Pekerjaan Konstruksi Krib


Pelaksanaan kegiatan konstruksi krib terdiri dari pekerjaaan :
a) Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah tediri dari : kupasan, pembersihan medan; galian dan timbunan.
Pelaksanaa pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Volume I : Umum, Bagian-1, Pekerjaan Tanah
b) Pekerjan pengukuran atau stacke out
Pekerjaan pengukuran atau stacke out mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan
Pemetaan
c) Pekerjaan Pengujian Geoteknik
Pekerjaan geoteknik terkait dengan mutu hasil pekerjaan timbunan. Pelaksanaan
pekerjaan pengujian geoteknik mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-3, Pekerjaan Geoteknik
d) Pekerjaan Beton
Pelaksanaan pekerjaan beton mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-4, Pekerjaan Beton dan Bekisting
e) Pekerjaan Pasangan
Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-5, Pekerjaan Pasangan
f)

Pekerjaan Pemancangan
Pelaksanaan pekerjaan tiang pancang mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-6, Pekerjaan
Pemancangan

4) Pekerjaan Lain-lain
Pekerjaan lain-lain sifatnya mendukung pekerjaan utama. Pekerjaan lain-lain meliputi foto
dokumentasi ; pelaksanaan pengujian mutu bahan dan pekerjaan penggambaran (as-built
drawing). Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-6, Pekerjaan Pemancangan
5) Pelaporan dan Foto Dokumentasi
1) Pelaporan
Pelaporan yang dihasilkan dalam pekerjaan konstruksi, meliputi :
a) Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Sebelum tanggal..............tiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan
Direksi, Penyedia Jasa harus menyerahkan 5 (lima) salinan laporan Kemajuan
Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan
secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
i. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya;
ii. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai
pada bulan laporan;
38 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

iii. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyelesaiannya;
iv. Daftar tenaga setempat;
v. Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan;
vi. Jumlah volume pekerjaan merupakan bagian pekerjaan tetap harus
diuraikan sebagai berikut :
- Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan pembetonan;
- Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan;
- Jumlah volume dari bahan perkerasan jalan yang digunakan;
- Jumlah banyaknya bangunan, dll.
vii. Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa
laporan;
viii. Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan
pembayaran yang diperlukan bulan berikutnya;
ix. Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan;
b)

Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan


Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang
sudah disetujui oleh Direksi setiap akhir Mingguan dan untuk minggu berikutnya.
Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi
lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan,
pengangkutan dan peralatan dan lain-lain yang diminta Direksi.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara
tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun
untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah,
pekerjaan beton dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistem barchart pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana kerja ini harus
memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan
volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan pada Direksi pada hari
ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.

c)

Rapat Bersama Untuk Pembicaraan Kemajuan Pekerjaan


Rapat tetap antara Direksi dan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali pada
waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari rapat ini
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang
diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul
agar dapat segera diselesaikan.

2) Foto Dokumentasi
Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan
album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan penjelasan
foto. Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto yaitu sebelum
pelaksanaan, pada saat pelaksanaan dan setelah selesai dilaksanakan, dimana arah
pengambilan melalui satu titik yang sama.
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi foto-foto yang dibuat oleh tukang
yang berpengalaman.

39 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Foto-foto harus berwarna dan ditujukan sebagai laporan / pencatatan tentang


pelaksanaan yaitu pada awal pertengahan dan akhir suatu bagian tertentu dari
pekerjaan yang diperintahkan oleh Direksi.
Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari
titikk dan arah yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Jika mungkin maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu tanda
khusus untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut dan memperkirakan dimensi
obyek yang akan difoto.
Foto negatif dan cetakannya tidak boleh diubah atau ditambah apapun.
Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat rencana / denah yang
menunjukan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan yang kemudian diserahkan
kepada Direksi untuk disetujui.
Tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan sebagai berikut :
-

Detail Kontrak
Nama atau Lokasi
Tanggal Pengambilan
Tahap Pelaksanaan

Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu set
pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada akhir
pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi dalam albumalbum. Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan menurut lokasinya
masing-masing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0 %, 50 % dan 100 % dan
ditempelkan pada satu halaman.
Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) ganda bersama 1 (satu) ganda album
negatifnya. Tiap album dan juga yang berisi negatif harus diberi keterangan atau
tanda sama untuk memudahkan mengidentifikasi negatif dan cetakannya.
Semua album menjadi milik Pemberi Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan /
dipinjamkan kepada siapapun.
6) Kebutuhan Tenaga Ahli
a) Field Supervision Team, kewajibannya sebagai berikut :
i.

ii.

iii.

iv.
v.

vi.

membantu pengguna jasa (dalam hal ini pimbagpro fisik) melakukan pengendalian
atas pelaksanaan civil works yang dilakukan oleh kontraktor tepat mutu, tepat
biaya, dan tepat waktu. rujukan : dokumen kontrak.
membantu pengguna jasa (dalam hal ini pimbagpro fisik) mendorong kontraktor
untuk memenuhi kewajibannya dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum di dalam dokumen kontrak.
membantu pengguna jasa (dalam hal ini pimbagpro fisik) dalam menyikapi
contract change order / addenda yang diperlukan di dalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi oleh pelaksana.
melakukan review design dan membantu pimbagpro fisik memerintahkan kepada
kontraktor untuk menyesuaikan pekerjaannya dengan hasil review design.
melakukan pengecekan, pengukuran, dan perhitungan volume setiap item
pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor secara cermat sebagai bahan untuk
menetapkan volume pekerjaan yang layak untuk dibayar oleh pemberi pekerjaan.
melakukan pemantauan secara terus menerus pelaksanaan pekerjaan lapangan
(yang dikerjakan oleh kontraktor) pengendalian mutu, dan kemajuan fisik /
keuangan
untuk menjamin kesesuaiannya dengan dokumen kontrak dan
melaporkannya kepada pimpro pengawasan dan pimbagpro fisik.

40 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

vii. memeriksa dan menandatangani mc (monthly certificate) yang diajukan oleh


kontraktor kepada pimpro pelaksanaan konstruksi (pimbagpro).
viii. menyiapkan as built drawing.
ix. menyiapkan laporan bulanan, laporan triwulan, dan laporan akhir proyek.
x. menyiapkan data-data pelaksanaan konstruksi sesuai permintaan direksi/ pemberi
kerja.
xi. membantu pimbagpro fisik dalam pelaksanaan PHO.
6.3

Pengendalian Biaya, Mutu dan Waktu

1) Pengendalian Biaya
a) Umum
Pengendalian biaya pekerjaan, pada umumnya terfokus pada kondisi rentabilitas,
yaitu mengupayakan agar perimbangan antara pendapatan dan biaya pekerjaan tetap
terjaga. Arti rentabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba. Jadi dapat diartikan
bila pekerjaan dengan rentabilitas yang baik berarti pekerjaan tersebut dapat
menghasilkan laba yang baik pula.
Evaluasi biaya, sebagai bagian dari proses pengendalian biaya, biasanya
menggunakan data yang berkaitan dengan data pendapatan (termasuk piutang yang
belum cair) dan data biaya (termasuk hutang yang belum dibayar). Sedangkan data
cash basis yaitu yang berkaitan dengan data penerimaan (cash in) dan data
pengeluaran (cash out) sering luput dari perhatian, padahal data tersebut juga ada
dan penting sekali untuk mendukung suatu keputusan keuangan.
Data cash basis sebenarnya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
dikendalikan agar sasaran pekerjaan terutama laba dapat dicapai.
Hampir semua usaha dapat dikatakan tidak dapat terbebas dari kebutuhan dana
pinjaman, oleh karena itu dana pinjaman yang diperlukan untuk menutup cash flow
yang defisit, harus dikendalikan agar bunga pinjaman yang harus dibayar cukup wajar.
Dilihat dari sudut rentabilitas dan likuiditas kondisi pekerjaan dapat dibagi dalam 4
(empat) kelompok yaitu :
i. rentabilitas bagus dan likuiditas bagus
pekerjaan seperti ini yang selalu diharapkan karena labanya cukup besar dan
pembayarannya lancar, sehingga labanya berwujud sebagai tunai, seperti
pekerjaan yang nilai kontraknya bagus (menguntungkan) dan pembayarannya
juga lancar.
ii. rentabilitas bagus dan likuiditas jelek
pekerjaan seperti ini memerlukan perbaikan likuiditas yang mendesak. bila kondisi
likuiditas jelek terus dan tidak dapat diperbaiki, dampaknya dapat mengurangi
kondisi rentabilitas, seperti pekerjaan yang semula nilai kontraknya bagus tetapi
dalam proses pembayarannya sering terhambat (tidak lancar).
iii. rentabilitas jelek dan likuiditas bagus
pekerjaan seperti ini memerlukan strategi pengendalian biaya dengan
memanfaatkan likuiditas yang bagus sehingga dapat menolong kondisi rentabilitas
menjadi lebih baik, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya cukup berat, tetapi
semua pembayarannya sangat lancar.
iv. rentabilitas jelek dan likuiditas jelek
pekerjaan seperti sedapat mungkin dihindari atau dicegah sejak awal agar tidak
terjadi, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya berat, ditambah lagi
pembayarannya tidak lancar. oleh karena itu, pengendalian likuiditas pekerjaan
perlu menjadi perhatian, terutama bagi para engineer dalam rangka pengendalian
pekerjaan.
b) Pengertian dan Maksud Pengendalian Biaya Pelaksanaan Pekerjaan

41 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Yang dimaksud dengan pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan adalah semua


upaya/usaha yang dilakukan oleh seluruh staf pekerjaan (Manajer Pekerjaan dan Staf)
dan perusahaan, agar biaya pelaksanaan pekerjaan menjadi wajar, murah dan efisien
sesuai dengan rencana dan atau hasil evaluasi yang dilakukan.
Pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan terkait erat dan sangat dipengaruhi oleh :
(1) Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan (efek dari penambahan biaya tidak
langsung)
(2) Pengendalian mutu dan hasil pelaksanaan pekerjaan (efek dari pekerjaan ulang,
finishing, pembongkaran, dan lain-lain yang harus menambah biaya lagi, yaitu
biaya langsung maupun tidak langsung)
(3) Pengendalian sistem manajemen operasional pekerjaan yang bersangkutan, yang
kurang baik atau tidak konsisten dalam pelaksanaan / penerapannya (efek
penambahan biaya karena in-efisiensi realisasi biaya pekerjaan dari yang
seharusnya direncanakan).
Pengendalian yang diterapkan dalam operasional pelaksanaan pekerjaan tidak
sekedar berarti pengawasan dan atau pemeriksaan obyek dan kejadian, tetapi lebih
merupakan tindakan yang sekaligus merupakan aktifitas perencanaan, pengawasan,
pemeriksaan, evaluasi dan tindakan pencegahan atau perbaikan
c) Pelaksanaan Pengendalian Biaya di Pekerjaan
Tindakan pengendalian yang lebih tepat disebut sebagai pengendalian operasional
pelaksanan pekerjaan. Dilaksanakan sebagai langkah antisipasi dan pencegahan
terhadap hal-hal yang secara luas mempengaruhi tercapainya nilai biaya pekerjaan
yang wajar, murah dan efisien, dilakukan dengan dua cara :
(1) Cara langsung
Cara ini dilakukan dengan :
- Peninjauan
- Pengawasan
- Pemeriksaan
- Audit
Sasaran yang dicapai:
- Mengetahui dan mendapat informasi
- Evaluasi langsung pada obyek (pekerjaan) dan subyek (pelaksana) pekerjaan
- Memberikan alternatif tindakan pencegahan dan perbaikan langsung atas

ketidaksesuaian proses hasil kerja dan perkiraan kejadian negatif yang akan
timbul.
Memastikan sasaran pengendalian:
- apakah waktu pelaksanaan dan progres fisiknya masih sesuai dengan rencana

atau jadwal pelaksanaan pekerjaan?


- apakah mutu hasil pekerjaan dan proses pelaksanaan pekerjaan memenuhi

standar spesifikasi teknis dan kontrak?


- apakah ada keluhan dari pemberi kerja atau yang terkait?
- apakah hasil kerja dan proses tersebut bisa diterima dengan baik oleh pemilik

pekerjaan?
- apakah biaya pekerjaan sampai waktu itu masih memenuhi batasan rencana

anggaran pekerjaan? sebandingkah dengan produksi yang dihasilkan?


- alternatif tindakan apa yang harus dilakukan dengan adanya penyimpangan dan

ketidaksesuain yang telah diketahui sebab-sebabnya itu, guna mencapai


sasaran seperti yang telah direncanakan sebelumnya?
(2) Cara tidak langsung
(a) Dokumen Pekerjaan

42 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Melalui Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) pekerjaan sebagai pedoman


biaya pelaksanaan
- termasuk dalam hal metode pelaksanaan pekerjaan yang tepat dan efisien
- termasuk dalam hal jadwal pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dan efektif
- termasuk dalam hal unit price pekerjaan, material dan alat sesuai rencana
yang wajar, murah dan efisien.
(b) Melalui Rencana Arus Kas Pekerjaan (Cash Flow)
Sebagai pedoman kerja dalam hal kondisi keuangan, agar selalu tercapai
likuiditas pekerjaan yang berada dalam kondisi balance positif atau surplus.
- dilakukan penagihan progress fisik (progress billing) yang intensif sesuai
dengan batasan periode atau jumlah nilai penagihan tertentu dan ditindak
lanjuti secepatnya dengan benar sehingga segera menjadi cash in (cair)
- dilakukan evaluasi dan rencana pembayaran (pembelian) mendesak dan
hutang jatuh tempo, sebagai tindakan prioritas pengunaan dana cash pada
yang berkepentingan dengan mempertimbangkan batas waktu hutang
jatuh tempo dan urgensi obyek yang harus diberikan dana tersebut.
(c) Adanya dokumen kontrak dan tehnical specification, yang dalam hal ini
menjadi batasan dan aturan pelaksanaan yang harus diikuti/dipenuhi
Pelanggaran dan penyimpangan yang terjadi akan menimbulkan biaya
tambahan (mungkin pembongkaran, perbaikan atau penalty/klaim dari pemilik
pekerjaan), kecuali apabila penyimpangan tersebut sebelumnya telah
direkomendasikan oleh pemilik pekerjaan sebagai langkah khusus dan legal
(d) Melalui prosedur kerja dan instruksi kerja yang dibuat dan ditetapkan pada
pekerjaan (perusahaan) yang bersangkutan. Jika pelaksanaanya tidak
konsisten prosesnya pun akan tidak sesuai demikian juga mutunya atau hasil
pekerjaannya pun menjadi rentan terhadap penambahan biaya mungkin untuk
kerja ulang, pekerjaan finishing, dan lain-lain
Kecuali bila hal tersebut sudah melalui perhitungan dan evaluasi bahwa hal-hal
yang dilakukan demikian itu akan menghasilkan kerja dan proses kerja yang
baik (keputusan berada pada Manajer Pekerjaan; alasan teknis harus wajar)
(e) Laporan-laporan pekerjaan
-

melalui laporan harian pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh para


pengawas kepada pelaksana utama atau site manajer
melalui laporan mingguan pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh para
koordinator pengawas atau pelaksana utama kepada site manager atau
project manager
melalui laporan bulanan hasil usaha pekerjaan atau operasional
pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh site manager atau manajer
pekerjaan kepada perusahaan / direksi.

Isi laporan mencakup hal-hal sebagai berikut :


- realisasi progress fisik terhadap rencananya
- rencana diambil dari rap / jadwal pelaksanaan pekerjaan
- realisasi pendapatan dan biaya pekerjaan terhadap rencana-nya
Rencana diambil dari RAP yang masih valid (RAP yang merupakan edisi /
revisi terakhir) :
- realisasi penerimaan dan pengeluaran dana pekerjaan terhadap rencana
yang diambil dari rap / cash flow.
- penjelasan atas upaya yang dilakukan pekerjaan untuk mencegah
terjadinya ketidaksesuaian agar realisasi tercapai sesuai dengan yang
direncanakan termasuk penjelasan upaya antisipasi pencegahan dan

43 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

perbaikannya (preventive action) untuk hasil usaha bulan berikutnya


terhadap rencana sampai bulan depan
foto-foto dokumentasi beberapa pekerjaan penting atau menonjol

2) Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu didefinisikan sebagai upaya pengawasan dan tindak turun tangan
terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi agar memenuhi persyaratan teknis yang telah
ditetapkan di dalam Dokumen Kontrak. Prinsip dasar pengendalian mutu suatu pekerjaan
dapat dilihat pada gambar.
Pengukuran pengendalian mutu mencakup 2 (dua ) hal yaitu :
- dimensi (panjang, lebar, tinggi, tebal, kemiringan, dsb)
- kualitas (kepadatan, kuat tekan, daya dukung tanah, dsb)
Terdapat tiga jenis pengendalian yang harus dilakukan, yaitu :
pengendalian mutu bahan baku (seperti : tanah, batu,semen)
pengendalian mutu bahan olahan (misalnya ; batu pecah hasil stone crasher, adukan
semen, adukan beton dan lain-lain)
- pengendalian mutu hasil pekerjaan (misalnya timbunan tanah, beton struktur dll).
-

Untuk setiap obyek yang akan diperiksa ada 5 data yang harus dicatat :
nama pemeriksaan,
metode pemeriksaan
frekuensi pemeriksaan
spesifikasi / persyaratan mutu : misalnya kepadatan 100%
toleransi hasil : misalnya 0 %

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan konstruksi SDA, haruslah dinilai dari beberapa


aspek, yaitu penyelesaian pekerjaan tepat waktunya sesuai kontrak, ukuran-ukuran
sesuai dengan desain, kualitasnya memenuhi spesifikasi teknik, biayanya tidak melebihi
anggaran yang telah ditetapkan dan selama pelaksanaan pekerjaan haruslah dijamin
keselamatan dan keamanan pekerja ataupun pihak lain. Untuk mencapai maksud
tersebut haruslah dilakukan pengendalian yang seksama selama proses pelaksanaan
konstruksi, meliputi pengendalian biaya, mutu dan waktu. Prosedur pengendalian mutu
dapat dilakukan sebagai berikut :
a) Metode pengawasan kualitas pekerjaan, meliputi :
(1) Pelaksanaan dan pengambilan sampel
Tahap pelaksanaan terdiri dari dua kegiatan, yaitu:
- memberi penjelasan dan latihan kepada semua unsur yang terkait dengan
pelaksanaan tentang tata cara pelaksanaan.
- mengawasi jalannya pelaksanaan sesuai dengan tata cara pelaksanaan yang
telah ditetapkan, mengambil benda-benda uji / sample untuk pemeriksaan,
membuat laporan jalannya pelaksanaan, hasil pengujian lapangan dan bendabenda uji yang akan dikirim ke laboratorium
(2) Tahap pemeriksaan
Tahap pemeriksaan yaitu memeriksa laporan, hasil-hasil pengujian lapangan dan
hasil pengujian laboratorium. Membuat kesimpulan-kesimpulan dari hasil
pemeriksaan
(3) Tahap tindak lanjut
Tahap ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu:
- Jika hasil pemeriksaan berkesimpulan bahwa kualitas sudah sesuai dengan
spesifikasi teknik, harus dibuat rekomendasi agar pekerjaan dilanjutkan
berdasarkan tata cara pelaksanaan yang sudah ditetapkan.

44 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
-

Jika hasil pemeriksaan berkesimpulan tidak sesuai (tidak baik), haruslah


dilakukan survai/penelitian apa penyebab dari ketidak sesuaian tersebut.
Penyebab ketidak sesuaian pekerjaan tersebut ada beberapa kemungkinan :
- tata cara pelaksanaan tidak dilaksanakan dengan baik, maka pekerjaan
harus dibongkar dan di kerjakan ulang mengikuti tata cara pelaksanaan yang
telah ditetapkan.
- tata cara pelaksanaan itu sendiri tidak cocok untuk pekerjaan tersebut, maka
tata cara pelaksanaan harus di perbaiki/diubah dan pekerjaan diperbaiki
menurut cara baru

b) Penerapan standar/pedoman
1. Standar/pedoman spesifikasi
Standar sesuai dengan spesfikasi mutu bahan atau pekerjaan yang tercantum
dalam dokumen pekerjaan
2. Standar/pedoman pengujian
Pengujian dilakukan berdasarkan standar-standar yang berlaku
3. Standar/Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan
Standar pelaksanaan ialah prosedur untuk menjamin tercapainya kualitas
pekerjaan yang dikehendaki. Standar pelaksanaan mencakup beberapa aspek
seperti pemilihan bahan, percobaan-percobaan, tata cara pelaksanaan
(mengolah/meramu, mengangkut dan merekayasa).
3) Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu dapat dilakukan dengan cara pembuatan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang memuat masing-masing jenis pekerjaan. Faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan :
i. kebutuhan dan fungsi pekerjaan tersebut dengan selesainya pekerjaan tersebut
diharapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan
ii. keterkaitannya dengan pekerjaan berikutnya ataupun kelanjutan dari pekerjaan
sebelumnya.
iii. alasan sosial politik lainnya, apabila pekerjaan tersebut milik pemerintah.
iv. kondisi alam dan lokasi pekerjaan
v. keterjangkauan lokasi pekerjaan ditinjau dari fasilitas perhubungannya
vi. ketersedian dan keterkaitan sumber daya material, peralatan dan material pelengkap
lainnya yang menunjang terwujudnya pekerjaan yang bersangkutan
vii. kapasitas/daya tampung area kerja pekerjaan terhadap sumber daya yang
dipergunakan selama operasional pelaksanaan berlangsung
viii. produktivitas sumber daya, peralatan pekerjaan, dan tenaga kerja pekerjaan, selama
operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang memenuhi aturan
teknis
ix. cuaca, musim, debit banjir, skala gempa tahunan, dan lain-lain
x. referensi hari kerja efektif (pekerjaan) dengan mempertimbangkan hari-hari libur resmi
nasional, daerah, dan hari-hari keagamaan, serta adat setempat dimana pekerjaan
berada.
xi. kesiapan sponsor pekerjaan atau sumber daya finansial pekerjaan atau ketersediaan
dana pekerjaan yang bersangkutan.
Pengendalian waktu dapat dikontrol dengan pembuatan jadwal pekerjaan. Beberapa jenis
jadwal dapat dipergunakan, tergantung kepada kebutuhan pekerjaan antara lain adalah :
a) Bar Charts Basic and Linked (Diagram Balok-Asli dan Terkait)
b) Critical Path Method atau network planning
6.4

Pengukuran dan Pembayaran


45 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

1) Pengukuran
a) Pekerjaan Tanah
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian 1,
Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan
mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis,
Volume I : Umum, Bagian 2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
c) Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan penyelidikan geoteknik mengacu pada
Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum,
Bagian 3, Pekerjaan Geoteknik
d) Pekerjaan Beton
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan beton mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian 4,
Pekerjaan Beton dan Bekisting
e) Pekerjaan Batu Kosong dan Bronjong
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan batu kosong dan bronjong mengacu
pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I :
Umum, Bagian 5, Pekerjaan Pasangan
f)

Pekerjaan Pemancangan
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pemancangan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian 6,
Pekerjaan Pemancangan

g) Pekerjaan Lain-lain
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan yang bersifat lain-lain; misal : photo
dokumentasi, gambar-gambar, perumahan dan lain yang terekam dalam dokumen
kontrak mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Volume I : Umum, Bagian 9, Pekerjaan Lain-lain
2)

Dasar Pembayaran
a) Pekerjaan Tanah
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu pada Pd
T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum,
Bagian 1, Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan pengukuran topografi
46 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

dan pemetaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan


Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian 2, Pekerjaan Pengukuran Topografi
dan Pemetaan
c) Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan penyelidikan geoteknik
mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis,
Volume I : Umum, Bagian 3, Pekerjaan Geoteknik
d) Pekerjaan Beton
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan beton mengacu pada Pd
T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum,
Bagian 4, Pekerjaan Beton dan Bekisting
e) Pekerjaan Batu Kosong dan Bronjong
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan batu kosong dan
bronjong mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Volume I : Umum, Bagian 5, Pekerjaan Pasangan
f)

Pekerjaan Pemancangan
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pemancangan mengacu pada Pd Txx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum,
Bagian 6, Pekerjaan Pemancangan

g) Pekerjaan Lain-lain
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan yang bersifat lain-lain;
misal : photo dokumentasi, gambar-gambar, perumahan dan lain yang terekam dalam
dokumen kontrak mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian 9, Pekerjaan Lain-lain

47 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Nomor
Pembayaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

7.

Uraian

Satuan Pengukuran

Mobilisasi dan Demobilisasi


Jalan masuk dan jalan sementara
Gambar konstruksi dan gambar
purna laksana
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan
Pengukuran
dan
Pemetaan
Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Pekerjaan Beton
Pekerjaan Pasangan Batu Kosong
dan Bronjong
Pekerjaan Pemancangan
Pekerjaan Dewatering

Lump Sum
Lump Sum
Lump Sum
Pd T-xx-200x, Bagian1
Pd T-xx-200x, Bagian2
Pd T-xx-200x, Bagian3
Pd T-xx-200x, Bagian4
Pd T-xx-200x, Bagian5
Pd T-xx-200x, Bagian6
Pd T-xx-200x, Bagian7

PEKERJAAAN PEMELIHARAAN

Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan mengacu pada Pd. T-11-2004-A, dengan kegiatan


sebagai berikut :
7.1

Inventarisasi Kerusakan dan Survey Pengukuran

Tujuan inventarisasi kerusakan dan survei pengukuran adalah untuk mendeteksi adanya
gejala kerusakan sejak dini. Kegiatan ini dilakukan dengan memantau terjadinya perubahan
geometri sungai dan bangunan persungaian yang dilakukan secara periodik. Yang perlu
dicatat dalam peninjauan lapangan dan survei pengukuran adalah inventarisasi kondisi tiaptiap ruas sungai dan bangunan persungaian. Kegiatan ini ada 2 (dua) tingkat, yaitu :
i.

kegiatan tingkat I yang merupakan kegiatan langkah pertama yang cukup penting dan
dilakukan secara rutin;

ii. kegiatan tingkat II yang meliputi pengumpulan data angkutan sedimen untuk digunakan
sebagai analisis yang komprehensif dan rumit dalam komputer model. Kegiatan tingkat II
ini dilakukan sebagai pelengkap kegiatan tingkat I.
1) Kegiatan Tingkat I
Kegiatan ini dilakukan secara periodik . Data-data yang didapat bisa langsung digunakan
untuk analisis kerusakan. Kegiatan ini meliputi :
a) Penggal sungai
Untuk tujuan pemeriksaan survei, sebuah sungai harus dibagi menjadi 3 (tiga) bagian
yaitu hulu, tengah, hilir. Bagian paling hilir biasanya terdiri dari muara sungai
terpengaruh oleh perubahan tinggi muka air laut, sedang sisanya adalah bagian
tengah dan hulu yang panjang biasanya hampir sama.
Karena keterbatasan daya, tenaga, serta dana, kegiatan pemeliharaan tidak dapat
dilakukan secara serempak pada seluruh sungai. Untuk itu, setiap instansi pengelola
sungai akan melakukan seleksi yang didasarkan pada ukuran sungai, pentingnya
bangunan persungaian, dan pentingnya melakukan pemeliharaan.

48 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

b) Debit sungai
Debit sungai didapat dari tinggi muka air yang dipasang pada daerah hulu dan daerah
sungai tengah. Jika memungkinkan memanfaatkan bangunan yang sudah ada.
Lengkung debitnya harus diperbarui dalam periode waktu tertentu, tergantung dari
sifat hidrologis sungai.
Jika terdapat bendung, untuk mendapatkan data debit, sebuah pencatat tinggi muka
air harus dipasang pada bendung. Debit bendung yang didapat dari geometri mercu
bendung harus dikalibrasikan dengan pengukuran debit sesungguhnya.
Pencatat tinggi muka air bisa bersifat manual (peil skal) dan otomatis (automatic water
level recorder).
c) Survei sungai
Pengukuran penampang melintang untuk seluruh ruas sungai harus dilakukan dengan
interval jarak dan waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan (misalnya jarak tiap 1000
m, 2 tahun sekali, pada musim kemarau). Pengukuran dilakukan pada lokasi dan arah
yang tetap. Untuk menjamin pengukuran pada lokasi dan arah yang sama, digunakan
patok tetap utama PTU (BM Bench Mark) yang dipasang pada lokasi survei
penampang melintang di 2 (dua) sisi sungai. Selain itu, PTU tersebut digunakan
sebagai titik referensi untuk perubahan sungai arah vertikal akibat agradasi/degradasi
dan perubahan sungai arah horizontal (ke arah samping), yang disebabkan oleh
meandering atau tergerusnya tebing sungai.
Selain PTU juga dapat dipasang patok tetap pembantu PTP (CP control point)
yang dipasang dengan interval tertentu (misalnya tiap 100 m) pada lokasi yang
diperlukan.
d) Pemeriksaan dan survei bangunan persungaian
Suatu ruas sungai perlu dilakukan monitoring jika ruas tersebut mengalami perubahan
(perubahan vertikal ataupun horizontal) karena adanya erosi tebing, endapan sedimen
atau adanya kegiatan galian pasir yang cukup besar dan terus menerus. Pemantauan
alinyemen sungai pada ruas tersebut dilakukan dengan interval waktu sesuai dengan
kebutuhan.
Agar pemeliharaan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan, semua bangunan
persungaian dan ruas sungainya harus dilakukan pemeriksaan secara berkala, sperti
dijelaskan di bawah ini
(1) Tebing sungai yang tererosi
Setiap daerah tebing sungai yang sedang mengalami erosi harus dipasang PTU
yang diletakkan pada tempat yang cukup aman pada dua sisi sungai. Lokasi
tersebut penampang melintangnya harus dimonitor dengan interval waktu sesuai
dengan kebutuhan, disarankan pada akhir musim hujan, minimum satu tahun
sekali. Pengukuran sekurang-kurangnya pada tiga penampang melintang; satu di
daerah tengah dan yang lainnya di hulu dan hilir. Jika panjang erosi 400 m, maka
penampang melintang harus ada pada tiap-tiap 100 m. Perbandingan penampangmelintang tersebut dengan penampang melintang tahun lalu akan memberikan
informasi yang sangat berguna apakah tebing sungai stabil atau tidak.
Sebagian dari hasil survei akan ditambahkan dalam formulir inventarisasi yaitu
Formulir-Kondisi Ruas Sungai dan Formulir- Penaksiran Pemeliharaan Ruas
Sungai Kiri dan Formulir- Penaksiran Pemeliharaan Ruas Sungai Kanan.

49 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

(2) Lokasi penambangan pasir


Pada setiap lokasi yang terdapat penambangan pasir, harus dilakukan survei
pengukuran tiap tahun dalam musim kemarau. Survei dilakukan pada tiga
penampang melintang, yaitu ditengah, dibagian hulu dan hilir lokasi. Misalnya satu
pada jarak 250 m ke arah hulu, dan 250 m ke arah hilir. Sebagian dari hasil survei
akan ditambahkan dalam Formulir Formulir-Kondisi Ruas Sungai dan Formulir
Formulir- Penaksiran Pemeliharaan Ruas Sungai Kiri dan Formulir- Penaksiran
Pemeliharaan Ruas Sungai Kanan.
(3) Muara sungai
Pemantauan penampang melintang muara sungai beserta gosong-gosong
pasirnya (sand bars) harus dilakukan sekali setahun pada musim kemarau.
Pengukuran dimulai dari muara sungai ke arah hulu sekurang-kurangnya 1000 m
atau sampai dengan penggal sungai yang sudah tidak terpengaruh air laut. Survei
harus melingkupi seluruh timbunan pasir yang menutupi muara. Pengukuran
penampang melintang minimum di tiga lokasi, dengan jarak tertentu sesuai
dengan kebutuhan (misalnya : 200 m atau 2 kali lebar sungai), pada lokasi yang
tetap.
(4) Krib
Bangunan krib akan diperiksa minimal setahun sekali pada akhir musim hujan.
Hasil pemeriksaan dimasukkan dalam formulir inventarisasi, yaitu Formulir-Kondisi
krib dan Formulir-Penaksiran pemeliharaan krib.
e) Kegiatan awal
Bagian ini akan meringkas kegiatan awal yang perlu dilakukan pada sistem sungai
sebekum dilakukan pelaksanaan kegiatan berkala. Kegiatan tersebut adalah :
i.

Daftar sistem sungai


Persiapkan daftar nama semua sungai untuk inventarisasi dan anak sungainya.

ii. Prioritas sistem sungai untuk inventarisasi dan survei awal


Karena keterbatasan dana dan tenaga tidak mungkin melaksanakan pemeliharaan
bangunan persungaian secara serentak, oleh karena itu perlu dibuat daftar
prioritas sungai mana yang akan dilakukan inventarisasi dan survei awal.
iii. Program pemeriksaan, survei awal dan inventarisasi bangunan
Pada saat pertama kali akan mulai, program tahunan harus dipersiapkan untuk
melaksanakan kegiatan tingkat I. Program tersebut harus menjelaskan secara
detail waktu pelaksanaan dari semua kegiatan yang terjadi. Kegiatan tersebut
dilakukan oleh staf dari instansi pengelola sungai. Yang dikontrakkan ke pihak
ketiga harus didefinisikan dengan jelas.
2) Kegiatan pada tingkat II
Kegiatan ini adalah kegiatan pengumpulan data angkutan sedimen untuk digunakan
sebagai analisis yang komprehensif. Dalam komputer model, kegiatan ini dilakukan untuk
melengkapi kegiatan I.
Kegiatan tingkat II ini dilakukan dengan interval yang lebih jarang dari kegiatan tingkat I.
Data-data yang didapat harus dianalisis terlebih dahulu agar dapat dipergunakan untuk
analisis kerusakan meliputi :
a) Data angkutan sedimen
Pengambilan angkutan sedimen dasar dan sedimen layang untuk analisis sedimen,
dimulai dari bagian hulu dan tengah dari setiap panjang sungai yang diamati,

50 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

dilakukan dengan interval waktu sesuai dengan kebutuhan. Jika dilakukan


pengamatan angkutan sedimen, satu set pengamatan harus diambil pada lokasi
pengukuran sekurang-kurangnya dua kali di musim hujan, dan satu kali pada musim
kemarau. Pengamatan tersebut juga harus terdiri atas pengukuran debit harian
selama tujuh hari berturut-turut.
Angkutan sedimen layang (suspended sediment) harus diambil secara vertikal pada
lokasi , , dan dari lebar sungai. Angkutan sedimen dasar (bed load) diambil dari
tempat yang sama.
3) Ringkasan Pemeriksaan dan Survei
Bagain ini memperlihatkan tabel kegiatan tingkat I yang terdiri atas pemeriksaan dan
survei sesuai dengan penjelasan di atas. Pekerjaan tersebut dibagi dalam kegiatan awal
dan kegiatan berkala. Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan atau diawasi oleh staf dari
instansi pengelola sungai, khusunya yang bertugas pada pemeliharaan sungai.
7.2

Perencanaan dan Pelaksanaan Pemeliharaan

1) Tujuan Pemeliharaan
Konsep usulan program pemeliharaan adalah :
a) pencegahan terjadinya permasalahan (kerusakan)walaupun kerusakan belum terlihat
b) perbaikan kerusakan yang tidak diharapkan segera setalah kejadian sehingga
kerusakan yang lebih parah tidak terjadi
Jadi pemeliharaan merupakan pencegahan dan koreksi, baik yang bersifat permanen
maupun yang dilaksanakan untuk sementara (darurat).
2) Pemeliharaan Pencegahan
Pemeliharaan pencegahan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memelihara fungsi
sungai dan bangunan persungaian agar tetap optimal. Kegiatan tersebut termasuk
pekerjaan yang bersifat rutin, misalnya pemotongan rumput/semak/semak, pembersihan
bahan-bahan terapung seperti dahan/ranting pohon yang tersangkut pada bangunan
sungai.
Pemeliharaan pencegahan juga termasuk pemeliharaan berkala yang dilakukan dengan
interval yang terputus-putus dengan tujuan untuk melestarikan (mengawetkan) fungsi dari
bangunan persungaian.
Selain itu, pekerjaan perbaikan yang kecil pada bangunan persungaian bertujuan untuk
mengembalikan bangunan itu sesuai dengan kapasitas semula.
3) Pemeliharaan Darurat
Pemeliharaan darurat adalah pemeliharaan pencegahan yang harus segera dilaksanakan
untuk melindungi keutuhan dan kekuatan bangunan (dalam skala besar) yag akan atau
telah mengalami kerusakan sehingga kerusakan bangunan tidak menjadi lebih parah dan
dapat mengancam fungsi bangunan.
Pekerjaan pemeliharaan darurat bisa bersifat pemeliharaan pencegahan atau
pemeliharaan korektif yang berskala besar, tetapi bangunan atau pelaksanaannya bersifat
sementara.
4) Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang mencoba untuk mengembalikan ke
fungsi semula sungai atau bangunan persungaian yang rusak atau terkena pengaruh
aliran sungai atau akibat ulah manusia. Pemeliharaan korektif ini biasanya terdiri dari
beberapa pekerjaan penting. Pemeliharaan korektif dibagi dalam tiga kategori, yaitu
pemeliharaan khusus, rehabilitasi dan rektifikasi.

51 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Pemeliharaan khusus adalah pekerjaan pemeliharaan dengan cara memperbaiki


kerusakan sebuah bangunan persungaian atau bagiannya yang saat itu fungsinya antara
70% samapai dengan 50% dari desain aslinya.
Rehabilitasi adalah pekerjaan perbaikan utuk mengembalikan fungsi bangunan
persungaian yang telah turun sampai kurang dari 50% dari desain asli.
Rektifikasi sistem bangunan merupakan kegiatan pemeliharaan bangunan sungai yang
mengalami kerusakan atau belum rusak tetapi kondisinya sudah tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, sistemnya harus diperbaiki secara keseluruhan
dengan menggunakan perencanaan baru yang menyeluruh dan terpadu
Pemeliharaan korektif ini harus segera dilakukan untuk menghindari kerusakan atau
penurunan fungsi bangunan yang lebih parah.

52 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Bibliografi

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2004, Pd. T-11-2004-A,Pemeliharaan


Bangunan Persungaian, Jakarta.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan,
2002, SNI 03-3444-1994, Metode Perhitungan Tinggi Muka Air Sungai Tampang
Ganda dengan Cara Pias Berdasarkan Rumus Manning, Jakarta.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan,
2002, SNI 03-2819-1992, Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka
dengan Alat Ukur Arus Tipe Baling-baling, Jakarta.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan,
2002, SNI 03-2820-1992, Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka
dengan Pelampung Permukaan, Jakarta.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan,
2002, SNI 03-2822-1992, Metode Pembuatan Lengkung Debit dan Tabel
Sungai/Saluran Terbuka dengan Analisa Grafis, Jakarta.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan,
2002, SNI 03-2830-1992, Metode Perhitungan Tinggi Muka Air Sungai dengan Cara
Pias Berdasarkan Rumus Manning, Jakarta.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan,
2002, SNI 03-2400-1991,Tata Cara Perencanaan Umum Krib di Sungai, Jakarta.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan,
2002, SNI 03-2415-1991, Metode Perhitungan Debit Banjir, Jakarta.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan,
2002, SNI 03-1724-1989, Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik untuk
Bangunan di Sungai. Jakarta.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan,
2002, KP-07, Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama, Jakarta.
Pd T-xx-xxxx,A Konsep Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Pembangunan
Pengaman Sungai, Bagian 1, Krib
Yusuf Muhammad Ir. dan Gayo dkk, PT. Pradnya Mitra, 1994, Perbaikan dan Pengaturan
Sungai, Jakarta

53 dari 120

PERENCANAAN PENDAHULUAN

STUDI KELAYAKAN

STUDI IDENTIFIKASI

STUDI PENGENALAN

STUDI AWAL

STUDI IDENTIFIKASI

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

LAMPIRAN A

Lampiran A.1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Krib

54 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

PERENCANAAN
PENDAHULUAN
DESKRIPTIF

YA

EKONOMI
DOMINAN
RENCANA PETA
SUNGAI

TIDAK

ANALISA
KELAYAKAN

TIPE
PENGAMANAN
SUNGAI

LAYAK ?

DATA
NONTEKNIS

TIDAK

YA

- TINJAU KEMBALI DATA


- PENGUMPULAN DATA TAMBAHAN
-SURVEI DAN PENYELIDIKAN
TAMBAHAN

- PENYELUSURAN BERSAMA
AHLI SIPIL, GEOTEKNIK,
GEODETIK
- CEK LOKASI BANGUNAN DAN
RENCANA PENYELIDIKAN

PENYELUSURAN BERSAMA
SIPIL GEOTEKNIK,
GEODETIK UNTUK
CHECKING ELEVASI, DAN
SITUASI

- PENGUKURAN TRASE SUNGAI, DAN


SITUASI BANGUNAN
- PENYELIDIKAN GEOTEKNIK

PERMASALAHAN ?

LOKASI
BANGUNAN
PENGAMAN
SUNGAI

55 dari 120

BATAL

PERENCANAAN DETAIL

PERENCANAAN DETAIL

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

56 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Lampiran A.2
Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Krib

57 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Lampiran A.3
Contoh KAK Pekerjaan Perencanaan Pendahuluan dan Studi Kelayakan

1.

LATAR BELAKANG
Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :
Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan
Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi, geologi
regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekositem pada daerah pekerjaan
- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan
- Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan
-

2.

MAKSUD DAN TUJUAN

2.1. Maksud
Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk menyusun rencana pelaksanaan pekerjaan
perencanaan pendahuluan bangunan krib yang berfungsi untuk pengaman tebing
sungai.
2.2. Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk melakukan pengamanan tebing sungai agar tidak
terjadi longsor atau gerusan pada lokasi pekerjaaan
3.

SASARAN
Sasaran pelaksanaan kegiatan perencanaan dan studi kelayakan adalah melakukan
pengamanan tebing sungai dari bahaya gerusan lokal.

4.

NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Satuan Kerja Sementara.....................................

5.

SUMBER PENDANAAN
Pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp .....,- (..................Rupiah)
termasuk PPN dibiayai APBN-P tahun Anggaran ........

6.

LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG SERTA ALIH


PENGETAHUAN

6.1. Lingkup Kegiatan


Lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa adalah sebagai berikut :
a) Pengumpulan Data Sekunder
(1) Data Topografi
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah
ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan
ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan
kondisi tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan
akan berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya
infiltrasi sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
Perolehan peta topografi dapat diperoleh dari Instansi yang berwenang,
misalkan pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta
skala dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat
maka pihak Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan
skala minimum 1 : 250.000.

58 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

(2) Data Hidrologi


Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah
hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit
minimum, rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai
(DAS) yang pelaksanaan kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai
data dan informasi diantaranya berupa :
i. peta stasiun curah hujan dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin
juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh pada
Instansi BMG
iv. data debit terbaru dengan periode harian maupun bulanan, minimum
selama 5 tahun, yang didapat dari pengelola bangunan-bangunan sungai
eksiting misalkan bendung.
(3) Data Geologi
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional
yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta
tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan
KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi
pelaksanaan pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan,
jika tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh dari Instansi terkait.
(4) Data Bangunan Air di Sungai
Data yang dimaksudkan adalah tempat dan jenis semua bangunan air serta
bangunan umum lainnya yang dibangun di sungai yang mempunyai dampak
timbal balik terhadap kondisi morfologi sungai baik di hulu maupun di hilir
rencana bangunan sesuai dengan SNI 03-2400-1991
(5) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor dengan melakukan
pengumpulan data yang berupa informasi lingkungan yang menginformasikan
tentang kondisi kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP01, SK
DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan
pekerjaan. Informasi lingkungan dapat diperoleh dari dari BPS, PSDA, dan
BAPEDAL. Data-data tersebut meliputi :
i.

komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan


geologi, hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah

ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk,
tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD)
dan lain-lain.
iv. rencana tata ruang wilayah
b) Survey
(1) Pengukuran Topografi dan Pemetaan

59 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Melakukan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan untuk mendapatkan


peta topografi ukuran 1:1.000 atau 1:2.000, kegiatan pengukuran dan
pemetaan mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-2, Pekerjaan
Pengukuran Topografi dan Pemetaan.
i.
pengukuran dilakukan di sekitar lokasi bangunan krib sepanjang minimum
200 m ke hulu dan ke hilir dari rencana lokasi bangunan krib
ii.

pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran memanjang dan melintang


untuk mengetahui profil morfologi sungai

iii.

pemasangan patok BM di kanan dan di kiri rencana lokasi sepanjang


bangunan krib

(2) Survey Hidrometri


Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu
diperhatikan ketentuan dan persyaratan yang meliputi :
i.

lokasi pengukuran debit perlu diperhatikan faktor : kesesuaian dengan


perencanaan ; mudah pencapaian dalam segala situasi dan kondisi;
mampu melewatkan banjir; geometri dan badan sungai harus stabil;
adanya kontrol penampang; bagian alur sungai yang terbuka lurus.

ii.

pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan mendekati


sub kritis; tdak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar

iii.

lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung dari


keadaan aliran pada saat pengukuran. Jika aliran rendah, pengukuran
debit dilaksanakan dua kali dalam sekali periode waktu pengukuran dan
jika kondisi banjir pengukuran debit dilaksanakan sekali dalam periode
waktu pengukuran sedangkan periode pelaksanaan pengukuran
tergantung dari musim. Jika musim kemarau pengukuran debit
dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan dan jika musim penghujan
pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang kali paling sedikit 3 kali
setiap bulannya

iv.

keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana


penunjang harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya
antara lain dengan kalibrasi secara berkala, dibersihkan dan dirawat
dengan baik

v.

kemampuan tim pengukurnya

Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat digunakan
alat ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran dilakukan
dengan merawas, menggunakan perahu, menggunakan jembatan dan
menggunakan kerata gantung. Kedalaman pengukuran minimal 3,5 kali
diameter baling-baling sesuai dengan SNI 03-2819-1992.
Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan karena
berbagai hal, misal keadaan aliran membahayakan keselamatan petugas atau
peralatannya; kecepatan aliran melampaui kemampuan spesifikasi alat
menurut jenis alat ukur arus yang digunakan dan untuk mendapatkan debit
sesaat maka dapat dilakukan pengukuran dengan pelampung permukaan
sesuai dengan SNI 03-2820-1992.
(3) Survey Aspek Multisektor
Kegiatan survey aspek multisektor adalah melakukan identifikasi dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi tentang pekerjaan lain yang sedang atau akan
dilakukan oleh pihak yang berwenang lainnya sesuai dengan KP01, SK DJ

60 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan


pekerjaan.
c)

Investigasi
(1) Sungai
(a) Sampling Sedimen Layang
Kegiatan investigasi sungai adalah pengambilan sampel sedimen baik
dasar maupun layang, pengambilan sampel sedimen layang dilakukan
pada lokasi yang tidak terpengaruh adanya aliran balik yang diakibatkan
oleh bangunan air dan sebelum dilakukan kegiatan pengambilan sampel
perlu dilakukan kegiatan pengukuran yang meliputi penampang melintang
dan debit. Perletakan peralatan pada lubang pengambilan harus berada 10
cm di atas dasar sungai sesuai dengan SNI 03-3414-1994.
(b) Sampling Sedimen Dasar
Sampel diambil dari dasar sungai pada penampang memanjang dan
penampang melintang ditempat yang dianggap dapat mewakili kondisi
material dasar sungai setempat. Metode pengambilan disesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku.
(2) Geoteknik
Investigasi geoteknik yang dilakukan adalah pengambilan sampel tanah serta
pelaksanaan pemboran. Kegiatan investigasi geoteknik mengacu dan
berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik,
Volume I : Umum, Bagian-3, Pekerjaan Geoteknik.

d) Uji Laboratorium
(1) Sedimen
Analisis laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui karakteristik
sedimen yang terbawa oleh aliran sungai.
(a) Sedimen Layang, pengujian dilakukan dengan prinsip sebagai berikut :
i. jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 033414-1994, maka metode pengujian laboratorium yang digunakan untuk
mengetahui kadar sedimen layang digunakan peralatan Piknometer
sesuai dengan SNI 03-4145-1996.
ii. jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam
pengambilannya dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi
berada 20 cm di bawah permukaan air dengan posisi mulut botol
berlawanan dengan arah aliran maka metode pengujiannya dilakukan
secara gravimetri dengan pengendapan untuk mengetahui kadar
sedimen sesuai dengan SNI 03-3961-1995. Sedangkan untuk
mengetahui distribusi butiran maka dilakukan uji gravimetri dengan
ayakan sesuai dengan SNI 03-3962-1995.
(b) Sedimen Dasar
Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
(2) Geoteknik (Index dan Engineering Properties)
Analisis laboratorium geoteknik untuk keperluan index properties dan
engineering properties mengacu dan bepedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman

61 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-3, Pekerjaan


Geoteknik.
e) Analisis dan Perencanaan
Kegiatan analisis yang dilakukan pada kegiatan studi pengenalan adalah sebagai
berikut :
(1) Hidrologi
Analisis hidrologi pada kegiatan ini adalah melakukan analisis frekuensi banjir
rancangan berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS SNI 03-24151991. Metode perhitungan adalah sebagai berikut :
i.

jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun), sehingga
analisisnya dapat langsung dilakukan dengan metode analisis probabilitas
frekuensi debit banjir dengan Metode Gumbel, Log Pearson atau Log
Normal

ii. jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun, maka digunakan metode
analisis regional,
iii. jika data debit yang tersedia antara 3 10 tahun, maka digunakan Metode
puncak banjir di atas ambang,
iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir berdasarkan parameter
hujan dan karakteristik DPS antara lain :
-

Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase


dengan daerah tangkapan yang kecil (< 40 Ha)

Der Weduwen, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS
dengan luas < 100 km2

Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan
luas > 100 km2

Haspers digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa
memperhatikan luas DAS

Metode Hidrograf Satuan

Metode US Soil Conservation Service

v. Model matematik digunakan apabila selang waktu pengamatan data hujan


lebih panjang daripada pengamatan data debit selanjutnya yang
selanjutnya digunakan untuk memperpanjang data aliran.
(2) Muatan Sedimen
Analisis laju muatan sedimen baik sedimen dasar (bed load) maupun sedimen
layang (suspended load) dengan parameter jenis material, diameter butir dan
volume atau berat per satuan waktu, persamaan yang umum digunakan untuk
analisa adalah Meyer-Peter dan Muller, Engelund-Hansen, Einstein dan
Einstein-Brown sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
(3) Analisis Hidrolika
Analisis hidrolika pada perencanaan bangunan krib, meliputi :
(1) Analisis Lengkung Debit
Pembuatan lengkung debit digunakan untuk menentukan elevasi mercu krib
berdasarkan besarnya debit banjir rencana. Lengkung debit menampikan
besarnya hubungan tinggi muka air dan debit. Jika data debit yang ada
minimal 10 buah data debit dari hasil pengukuran yang meliputi keadaan
62 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

debit minimum sampai maksimum maka dapat digunakan dengan analisis


grafis dan jika kecepatan aliran pada tinggi muka air tertinggi belum atau
tidak dapat diukur maka dapat dihitung dengan persamaan hidrolis sesuai
dengan SNI 2822-1992 .
(2) Analisis Parameter Hidraulik
Analisis parameter hidarulik disini meliputi debit, tinggi air, kecepatan aliran,
kekasaran, tekanan, gaya seret, arah aliran dan jenis aliran yang berkaitan
dengan keadaan geometri sungai (profil basah, keliling basah dan jari-jari
hidraulik) sesuai dengan SNI 03-2400-1991.
Parameter hidarulik di atas dapat diketahui dengan cara menggunakan cara
pembagian pias berdasarkan persamaan manning jika sungai
berpenampang tunggal sesuai dengan SNI 03-2830-1992 dan jika sungai
berpenampang ganda dapat digunakan metode penampang ganda
berdasarkan SNI 03-3444-1994.
(4) Perencanaan Krib
Perencanaan krib harus memuat tentang dimensi krib (elevasi mercu krib,
panjang krib, jarak krib, dimensi tiang, jarak antar tiang dan panjang tiang);
stabilitas dan kekuatan krib dan stabilitas tanah dasar pondasi sesuai dengan
SNI 03-2400-1991.
(5) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 untuk
kegiatan normalisasi sungai yang merlukan kajian ANDAL adalah sebagai
berikut :
i.

jika lokasi pekerjaan berada di kota besar/metropolitan maka parameter


kajian adalah panjang kegiatan normalisasi sungai 5 km dan volume
pengerukan 500.000 m3

ii. jika lokasi pekerjaan berada di kota sedang maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 10 km dan volume pengerukan
500.000 m3
iii. jika lokasi pekerjaan berada di pedesaaan maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 15 km dan volume pengerukan
500.000 m3
Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi :
i.

identifikasi semua rencana usaha dan atau kegiatan yang akan


dilaksanakan, terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup

ii. identifikasi komponen-komponen lingkungan hidup yang akan terkena


dampak besar dan penting
iii. perkiraan dan evaluasi usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup
iv. perumusan RKL dan RPL
(6) Analisis Kelayakan Ekonomi
Analisa kelayakan ekonomi akan dilakukan dengan mengkaji tiga parameter
ekonomi yaitu :
i.
ii.

Economic Internal Rate of Return (EIRR)


Benefit/Cost ratio (B/C ratio)
63 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

iii. Net present value (NPV),


Sebagai evaluasi terhadap kemungkinan penundaan atau perubahan jadwal
pelaksanaan pekerjaan juga akan dikaji aspek sensitivitas EIRR.
6.2. Lokasi Kegiatan
Lokasi pelaksanaan
Kabupaten.........

pekerjaan

berada

di

Sungai.............Kecamatan

...........

6.3. Data dan Fasilitas Penunjang Serta Alih Pengetahuan


6.3.1. Penyediaan Data dan Fasilitas Penunjang
1) Penyediaan oleh Pengguna Jasa
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan
akan dipelihara oleh Penyedia Jasa :
a) Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai
laporan dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu
b) Akomodasi dan Ruangan Kantor (sesuai kesepakatan)
c) Pengguna jasa akan menunjuk petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping (countepart), atau project officer (PO) dalam
rangka pelaksanaan jasa konsultansi
2) Penyediaan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
a) Penyedia Jasa memfasilitasi : peralatan, laboratorium dan bahan yang sesuai
untuk mencapai rencana mutu desain dan konstruksi.
b) Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana
mutu desain atau rencana mutu konstruksi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktuwaktu untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan.
Penyedia Jasa menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila
ternyata hasil pekerjaannya tidak memenuhi persyaratan teknis menurut
penilaian pihak Direksi Pekerjaan atau Nara Sumber yang ditunjuk oleh
Pengguna Jasa.
6.3.2. Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
Dalam pelaksanaan pekerjaan perlu melibatkan personil baik tenaga ahli maupun
tenaga pendukung dengan ketentuan dan persyaratan sebagai berikut :
1) Tenaga Ahli
Tenaga ahli termasuk asisten dan staf tenaga ahli yang diperlukan dalam rangka
penyelesaian pekerjaan harus berkompeten dibidangnya masing-masing dengan
menyerahkan kualifikasi/sertfikasi dan curriculum vitae/daftar riwayat hidup.
2) Tenaga Pendukung
Tenaga pendukung sifatnya mendukung tenaga ahli dalam penyelesaian
pekerjaan baik dalam segi teknis, urusan administrasi serta kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
6.3.3. Persyaratan Pelaksanaan
Dalam hal persyaratan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memperhatikan
berikut ini :

64 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

1) Jadwal Pelaksanaan
Untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya
atas pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan.
Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam bentuk
Kurva-S yang menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan.
2) Diagram Batang (Bar-Chart)
Penyedia Jasa harus membuat diagram batang yang menginformasikan tentang
keterlibatan personil baik tenaga ahli, asisten, staf tenaga ahli dan staf pendukung
yang berhubungan dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang -bulan.
7.

METODOLOGI

Metodologi yang dilakukan dalam perencanaan ini yaitu pengumpulan data sekunder
(topografi, hidrologi, geologi regional), pengumpulan data primer (survey pengukuran dan
pemetaan, survey hidrometri dan penyelidikan geoteknik), pengolahan data dan perencanaan
bangunan.
8.

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan ....... (....................) hari kalender

9.

PERSONIL TENAGA AHLI


Keperluan tenaga ahli untuk penyelesaian pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Ketua Tim (Team Leader)
Ketua Tim disyaratkan seorang Ahli Sumber Daya Air Profesional Utama/Ahli Teknik
Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Ait dalam kegiatan
perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan pengalaman
minimal 10 tahun.
2. Tenaga Ahli Sungai
Tenaga Ahli Sungai adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya/Ahli Teknik
Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan
perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan pengalaman
minimal 8 tahun.
3. Tenaga Ahli Hidrologi
Tenaga Ahli Hidrologi adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya /Ahli Teknik
Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan
perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan pengalaman
minimal 7 tahun.
4. Tenaga Ahli Hidraulik Struktur
Tenaga Ahli Hidraulik Struktur adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya /Ahli
Teknik Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam
kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan
pengalaman minimal 8 tahun.
5. Tenaga Ahli Geodesi
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Geodesi Strata Satu (S.1) lulusan
universitas perguruan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang Geodesi subbidang Survey Topografi sekurangkurangnya.6 (enam) Tahun Lulusan pendidikan Sarjana Geodesi (S1) dengan
pengalaman kerja minimal 5 tahun.
6. Tenaga Ahli Geoteknik

65 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Tenaga Ahli Geoteknik adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya/Ahli Teknik
Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan
perencanaan, penyelidikan dan supervisi geoteknik dengan pengalaman minimal 10
tahun
7. Tenaga Ahli Lingkungan
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Biologi Strata Satu (S1) lulusan
universitas pergururan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang Lingkungan subbidang Analisis Lingkungan
sekurang-kurangnya 5 (lima) Tahun. Sebagai pelaksana dan penanggung jawab
pekerjaan pengembangan Sumber Daya Air di bidang lingkungan.
8. Tenaga Ahli Sosial Ekonomi
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Ekonomi Strata Satu (S.1) lulusan
universitas pergururan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang Analisis Ekonomi subbidang Analisis Sosial
Ekonomi sekurang-kurangnya.5 (lima) Tahun. Ahli Sosial - Ekonomi bertugas
melakukan evaluasi dan analisis bidang ekonomi yang meliputi : Analisa Nilai Bersih
Sekarang (NPV), Nisbah Biaya Keuntungan (BCR), dan Tingkat Pengembalian
Internal (IRR) dan Titik Impas (BEP) serta menganalisis dampak sosial yang
mungkin akan timbul akibat dari pelaksanaan pembangunan konstruksi.
9. Chief Surveyor
Tenaga Chief Surveyor dengan reputasi yang baik, lulusan Sarjana Muda Teknik
Geodesi dengan pengalaman minimal 7 (tujuh) tahun atau STM Bangunan Air, atau
lebih baik dari pendidikan tenaga survey dan pemetaan (PTSP) dengan pengalaman
sedikitnya 8 (delapan) tahun dalam menangani pengkuran topografi dibidang
keairan antara lain : sungai, irigasi, dan lain-lain.
10. Chief Draftman
Tenaga Chief Draftman AutoCAD dengan reputasi yang baik, lulusan Sarjana Muda
Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun atau STM Bangunan air
dengan dengan pengalaman minimal 8 (delapan) tahun dalam menangani gambargambar dibidang keairan.
10.

KELUARAN
Keluaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :
i. kajian pendahuluan penentuan krib
ii. kelayakan ekonomis
iii. gambar teknis pendahluan

11.

LAPORAN
Jenis laporan dan gambar yang akan diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada Pengguna
Jasa adalah :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang
metode-metode yang akan digunakan Penyedia Jasa dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan.
Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal ......... (tgl/bulan/tahun)
2. Laporan Bulanan

66 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Laporan Bulanan menginformasikan tentang pelaksanaan progres pekerjaan dan


tahap pelaksanaan pekerjaan untuk bulan berikutnya
Laporan Bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tiap seminggu sebelum akhir bulan
3. Laporan Interim
Laporan Interim harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit
banjir rancangan, hasil kegiatan pelaksanaan survey topografi, lokasi pengambilan
sampel sedimen dan hasil uji laboratorium, lokasi investigasi geoteknik dan hasil
laboratorium, serta konsep perencanaan krib
Laporan Interim akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal ................(tgl/bulan/tahun)
4. Laporan Akhir
Laporan Akhir harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit
banjir rancangan, analisis laju sedimen, dimensi dan layout check dam, analisis
dampak lingkungan hidup (ANDAL) dan analisis Benefit/Cost Ratio dan Economic
Internal Rate of Return.
Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambatlambatnya tanggal...........(tgl/bln/thn)
5. Gambar Teknis
Produk gambar yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa adalah sebagai berikut :
i. peta situasi bangunan dengan skala 1 : 200 ;
ii. gambar potongan memanjang dan melintang bangunan bendung 1 : 100 1 :
200
iii. gambar detail bangunan Skala 1 : 50 1 : 200.
Album gambar akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal ...........(tgl/bln/thn)
6. Laporan Penunjang
Laporan penunjang dalam kegiatan ini meliputi :
i.

Buku Ukur dan Laporan Pengukuran Topografi dan Pemetaan


Buku ukuran dan laporan pengukuran topografi dan pemetaan harus diserahkan
oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal 15
Agustus 2005

ii. Laporan Penyelidikan Geoteknik


Laporan Penyelidikan Geoteknik harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
selambat-lambatnya tanggal ...........(tgl/bln/thn)
iii. Laporan Analisis Dampak Lingkungan
Laporan Analisis Dampak Lingkungan harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal ...........(tgl/bln/thn)
iv. Laporan Analisis Ekonomi
Laporan Laporan Analisis Ekonomi harus diserahkan oleh Penyedia Jasa pada
Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal ...........(tgl/bln/thn)
12.

PENGENDALIAN MUTU
Agar dalam pelaksanaan pekerjaan memenuhi sasaran maka perlu dilakukan
pembahasan seperti berikut ini :

67 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

1. Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan


mengetahui sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang kesulitan
yang diperlukan
2. Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
koordinasi awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi
lapangan dan persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan
3. Diskusi Pertengahan/Interim dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk
menentukan arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi
lapangan dan proses persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan/interim
4. Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan

68 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

LAMPIRAN B
Lampiran B.1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Kegiatan Detail Desain Krib
MULAI

Pengumpulan
Peta Topografi

Pengumpulan
Peta Geologi
Regional

Pengumpulan
Data Hidrologi
& Peta DAS

Pengumpulan
Data
Multisektor

Pengumpulan
Data Sosek

LAPORAN
PENDAHULUAN

DISKUSI
PENDAHULUAN

TIDAK

YA

Pengukuran Topografi

Penyelidikan Geoteknik
Lapangan

PEMETAAN &
PENGGAMBARAN

Penyelidikan Geoteknik
Laboratorium

Survey Hidrometri :
-Sampling Sedimen
-Pengukuran
tinggi
muka air, kecepatan dan
debit

Uji sampling sedimen


Laboratorium

Analisis Hidrologi
(Debit Banjir Rancangan)

Analisis Hidarulika
dan
Transport Sedimen

Analisis Sosek

KONSEP DESAIN
BENDUNG

LAPORAN
INTERIM

TIDAK

DISKUSI INTERIM

YA

FINAL DESAIN KRIB

ALBUM GAMBAR
DESAIN

ANALISIS EKONOMI
TEKNIK

Penysunan Andal

DRAFT FINAL
LAPORAN AKHIR

Penyusunan
BOQ dan RAB

DISKUSI
LAPORAN
AKHIR

TIDAK

YA

FINAL LAPORAN AKHIR , terdiri :


- Laporan Akhir
- Laporan Analisis Sosek
- Laporan Kajian Andal
- Laporan Investigasi Geoteknik
- Laporan Survey Pengukuran Topografi dan Pemetaan
- Gambar Teknik
- BOQ dan RAB
- Dokumen Tender

SELESAI

69 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

LAMPIRAN B.2
Contoh Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Detail Desain Krib
1.

LATAR BELAKANG
Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :
- Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan
- Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi, geologi

regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekositem pada daerah pekerjaan
- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan
- Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan

2.

MAKSUD DAN TUJUAN

2.1. Maksud
Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk menyusun rencana pelaksanaan pekerjaan
perencanaan pendahuluan bangunan krib yang berfungsi untuk pengaman tebing
sungai.
2.2. Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk melakukan pengamanan tebing sungai agar tidak
terjadi longsor atau gerusan pada lokasi pekerjaaan
3.

SASARAN
Sasaran dari pelaksanaan kegiatan detail desain pembangunan krib adalah
pengamanan badan sungai dari bahaya gerusan lokal sehingga kondisi palung sungai
dapat berfungsi sebagaimana mestinya

4.

NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Satuan Kerja Sementara.....................................

5.

SUMBER PENDANAAN
Pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp .....,- (..................Rupiah)
termasuk PPN dibiayai APBN-P tahun Anggaran ........

6.

LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG SERTA ALIH


PENGETAHUAN

6.1. Lingkup Kegiatan


Lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa adalah sebagai berikut :
6.1.1. Pengumpulan Data Sekunder
Kegiatan pengumpulan data sekunder dapat dilakukan oleh Penyedia Jasa
dengan melakukan kunjungan ke instansi-instansi terkait. Kegiatan
pengumpulan data sekunder untuk pekerjaan detail desain bangunan krib
meliputi :
(1) Data Topografi
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang
sudah ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi
bentuk dan ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus
menampilkan kondisi tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata
guna lahan akan berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran
permukaan dan daya infiltrasi sesuai dengan SNI 03-1724-1989.

70 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Perolehan peta topografi dapat diperoleh dari Instansi yang berwenang,


misalkan pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada
serta skala dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak
didapat maka pihak Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL
dengan skala minimum 1 : 250.000.
(2) Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun
curah hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit
minimum, rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai
(DAS) yang pelaksanaan kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai
data dan informasi diantaranya berupa :
i.

peta stasiun curah hujan dapat diperoleh dari Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)

ii.

data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).

iii.

data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif,


lama penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh
dari Instansi BMG

iv. data debit terbaru dengan periode harian maupun bulanan, minimum
selama 5 tahun, yang didapat dari pengelola bangunan-bangunan
sungai eksiting misalkan bendung.
(3) Data Geologi
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi
regional yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik
batuan serta tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000
sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang
tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan,
jika tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh dari Instansi
terkait.
(4) Data Bangunan Air di Sungai
Data yang dimaksudkan adalah tempat dan jenis semua bangunan air serta
bangunan umum lainnya yang dibangun di sungai yang mempunyai dampak
timbal balik terhadap kondisi morfologi sungai baik di hulu maupun di hilir
rencana bangunan sesuai dengan SNI 03-2400-1991
(5) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor dengan melakukan
pengumpulan
data
yang
berupa
informasi
lingkungan
yang
menginformasikan tentang kondisi kependudukan dan penggunaan air
sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang
tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi lingkungan dapat diperoleh
dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut meliputi :
i.

komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan


geologi, hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah

ii.

komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air

71 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

iii.

komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk,


tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah
(PAD) dan lain-lain.

iv. rencana tata ruang wilayah


6.1.2. Survey
a) Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Pelaksanaan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan mengacu pada
Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum,
Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan. Kegiatan ini
akan dilakukan oleh Penyedia Jasa jika kondisi topografi daerah pekerjaan
banyak mengalami perubahan alur sungai baik yang diakibatkan oleh
bencana atau proses alamiah lainnya sehingga validitas data yang sudah
ada diragukan lagi. Cakupan kegiatan pekerjaan pengukuran topografi dan
pemetaan untuk keperluan kegiatan detail desain krib meliputi :
(1) Pemetaan situasi sungai
Pemetaan situasi sungai dimana bangunan utama akan dibuat dengan
skala minimum 1 : 2000. Peta ini harus meliputi jarak 1,0 km ke arah
hulu dan ke hilir dari letak bangunan krib rencana dan melebar 250 m
dari masing-masing tepi sungai. Peta ini juga harus dilengkapi dengan
garis ketinggian setiap 1,0 m, kecuali dasar sungai diperlukan garis
ketinggian setiap 0,50 m. Peta ini harus mencakup lokasi alternatif yang
sudah diidentifikasi serta panjang yang diliput harus memadai agar
diperoleh informasi mengenai bentuk denah sungai dan juga untuk
merencanakan tata letak dan trase tanggul penutup. Peta situasi juga
harus menampilkan titik-titik tetap (benchmark) yang ditempatkan di
sekitar daerah pemetaan, lengkap dengan koordinat dan elevasinya.
(2) Pengukuran detail situasi bangunan krib
Pengukuran detail ini menghasilkan peta berskala 1 : 200 atau 1 : 500.
Peta detil harus memperlihatkan bagian-bagian lokasi bangunan secara
lengkap. Peta ini harus dilengkapi dengan titik ketinggian dan garis
ketinggian yang tepat setiap 0,25 m.
b) Survey Hidrometri
Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu
diperhatikan ketentuan dan persyaratan yang meliputi :
i.

lokasi pengukuran debit perlu diperhatikan faktor : kesesuaian dengan


perencanaan ; mudah pencapaian dalam segala situasi dan kondisi;
mampu melewatkan banjir; geometri dan badan sungai harus stabil;
adanya kontrol penampang; bagian alur sungai yang terbuka lurus.

ii.

pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan


mendekati sub kritis; tdak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar

iii.

lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung dari


keadaan aliran pada saat pengukuran. Jika aliran rendah pengkuran
debit dilaksanakan dua kali dalam sekali periode waktu pengukuran dan
jika kondisi banjir pengukuran debit dilaksanakan sekali dalam periode
waktu pengukuran sedangkan periode pelaksanaan pengukuran
tergantung dari musim. Jika musim kemarau pengukuran debit
dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan dan jika musim penghujan
pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang kali paling sedikit 3 kali
setiap bulannya
72 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

iv. keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana


penunjang harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya
antara lain dengan kalibrasi secara berkala, dibersihkan dan dirawat
dengan baik
v.

kemampuan tim pengukurnya

Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat


digunakan alat ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran
dilakukan dengan merawas, menggunakan perahu, menggunakan jembatan
dan menggunakan kereta gantung. Kedalaman pengukuran minimal 3,5 kali
diameter baling-baling sesuai dengan SNI 03-2819-1992.
Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan
karena berbagai hal, misal keadaan aliran membahayakan keselamatan
petugas atau peralatannya; kecepatan aliran melampaui kemampuan
spesifikasi alat menurut jenis alat ukur arus yang digunakan dan untuk
mendapatkan debit sesaat, maka dapat dilakukan pengukuran dengan
pelampung permukaan sesuai dengan SNI 03-2820-1992.
c) Survey Aspek Multisektor
Kegiatan survey aspek multisektor adalah melakukan identifikasi dengan
tujuan untuk mendapatkan informasi tentang pekerjaan lain yang sedang
atau akan dilakukan oleh pihak yang berwenang lainnya sesuai dengan KP
01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi
pelaksanaan pekerjaan.
6.1.3. Investigasi atau Penyelidikan
a) Sungai
Kegiatan investigasi atau penyelidikan sungai bertujuan untuk mendapatkan
karakteristik sungai baik terhadap sedimentasi. Kegiatannya meliputi :
(1) Sampling Sedimen Layang
Kegiatan investigasi sungai adalah pengambilan sampel sedimen baik
dasar maupun layang, pengambilan sampel sedimen layang dilakukan
di lokasi yang tidak terpengaruh adanya aliran balik yang diakibatkan
oleh bangunan air dan sebelum dilakukan kegiatan pengambilan sampel
perlu dilakukan kegiatan pengukuran yang meliputi penampang
melintang dan debit. Perletakan peralatan pada lubang pengambilan
harus berada 10 cm di atas dasar sungai SNI 03-3414-1994.
(2) Sampling Sedimen Dasar
Sampel diambil dari dasar sungai pada penampang memanjang dan
penampang melintang ditempat yang dianggap dapat mewakili kondisi
material dasar sungai setempat. Metode pengambilan disesuaikan
dengan ketentuan yang berlaku.
b) Geoteknik Lapangan
Kegiatan penyelidikan geoteknik lapangan diperlukan untuk mengetahui
data karakteristik mekanika tanah lokasi krib. Penyelidikan geoteknik
lapangan mencakup kegiatan pemboran, pengambilan sampel serta bor
tangan. Pelaksanaan kegiatan penyelidikan geoteknik lapangan mengacu
pada pada Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume
I : Umum, Bagian-3, Pekerjaan Geoteknik.

73 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

6.1.4. Uji Laboratorium


a) Sedimen
Analisis laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui karakteristik
sedimen yang terbawa oleh aliran sungai.
(1) Sedimen Layang
i. jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 033414-1994, maka metode pengujian laboratorium yang digunakan
untuk mengetahui kadar sedimen layang digunakan peralatan
Piknometer SNI 03-4145-1996.
ii. jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam
pengambilannya dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada
posisi berada 20 cm di bawah permukaan air dengan posisi mulut
botol berlawanan dengan arah aliran maka metode pengujiannya
dilakukan secara gravimetri dengan pengendapan untuk mengetahui
kadar sedimen sesuai dengan SNI 03-3961-1995. Sedangkan untuk
mengetahui distribusi butiran maka dilakukan uji gravimetri dengan
ayakan sesuai dengan SNI 03-3962-1995.
(2) Sedimen Dasar
Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
b) Geoteknik Laboratorium (Index dan Engineering Properties)
Analisis laboratorium geoteknik untuk keperluan index properties dan
engineering properties mengacu dan bepedoman pada Pd T-xx-xxxx,
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-3,
Pekerjaan Geoteknik.
6.1.5. Analisis dan Perencanaan
Kegiatan analisis yang dilakukan pada kegiatan studi pengenalan adalah
sebagai berikut :
a) Hidrologi
Analisis hidrologi pada kegiatan ini adalah melakukan analisis frekuensi
banjir rancangan berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS SNI 032415-1991. Metode perhitungan adalah sebagai berikut :
i.

jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun),
sehingga analisisnya dapat langsung dilakukan dengan metode analisis
probabilitas frekuensi debit banjir dengan Metode Gumbel, Log Pearson
atau Log Normal

ii. jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun, maka digunakan metode
analisis regional,
iii. jika data debit yang tersedia antara 3 10 tahun, maka digunakan
Metode puncak banjir di atas ambang,
iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir
parameter hujan dan karakteristik DPS antara lain :
-

berdasarkan

Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase


dengan daerah tangkapan yang kecil (< 40 Ha)
Der Weduwen, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah
DAS dengan luas < 100 km2

74 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
-

Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS


dengan luas > 100 km2

Haspers digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa
memperhatikan luas DAS

Metode Hidrograf Satuan

Metode US Soil Conservation Service

v. Model matematik digunakan apabila selang waktu pengamatan data


hujan lebih panjang daripada pengamatan data debit selanjutnya yang
selanjutnya digunakan untuk memperpanjang data aliran.
b) Muatan Sedimen
Analisis laju muatan sedimen baik sedimen dasar (bed load) maupun
sedimen layang (suspended load) dengan parameter jenis material,
diameter butir dan volume atau berat per satuan waktu, persamaan yang
umum digunakan untuk analisa adalah Meyer-Peter dan Muller, EngelundHansen, Einstein dan Einstein-Brown sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
c)

Analisis Hidrolika
Analisis hidrolika pada perencanaan bangunan krib, meliputi :
(1) Analisis Lengkung Debit
Pembuatan lengkung debit digunakan untuk menentukan elevasi mercu
krib berdasarkan besarnya debit banjir rencana. Lengkung debit
menampikan besarnya hubungan tinggi muka air dan debit. Jika data
debit yang ada minimal 10 buah data debit dari hasil pengukuran yang
meliputi keadaan debit minimum sampai maksimum maka dapat
digunakan dengan analisis grafis dan jika kecepatan aliran pada tinggi
muka air tertinggi belum atau tidak dapat diukur maka dapat dihitung
dengan persamaan hidrolis sesuai dengan SNI 2822-1992 .
(2) Analisis Parameter Hidraulik
Analisis parameter hidarulik disini meliputi debit, tinggi air, kecepatan
aliran, kekasaran, tekanan, gaya seret, arah aliran dan jenis aliran yang
berkaitan dengan keadaan geometri sungai (profil basah, keliling basah
dan jari-jari hidraulik) sesuai dengan SNI 03-2400-1991.
Parameter hidarulik di atas dapat diketahui dengan cara menggunakan
cara pembagian pias berdasarkan persamaan manning jika sungai
berpenampang tunggal sesuai dengan SNI 03-2830-1992 dan jika
sungai berpenampang ganda dapat digunakan metode penampang
ganda berdasarkan SNI 03-3444-1994.
(3) Perencanaan Krib
Perencanaan krib harus memuat tentang dimensi krib (elevasi mercu
krib, panjang krib, jarak krib, dimensi tiang, jarak antar tiang dan panjang
tiang); stabilitas dan kekuatan krib dan stabilitas tanah dasar pondasi
sesuai dengan SNI 03-2400-1991.
(4) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001
untuk kegiatan normalisasi sungai yang merlukan kajian ANDAL adalah
sebagai berikut :

75 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

i.

jika lokasi pekerjaan berada di kota besar/metropolitan maka


parameter kajian adalah panjang kegiatan normalisasi sungai 5
km dan volume pengerukan 500.000 m3

ii.

jika lokasi pekerjaan berada di kota sedang maka parameter kajian


adalah panjang kegiatan normalisasi sungai 10 km dan volume
pengerukan 500.000 m3

iii.

jika lokasi pekerjaan berada di pedesaaan maka parameter kajian


adalah panjang kegiatan normalisasi sungai 15 km dan volume
pengerukan 500.000 m3

Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi :


i.

identifikasi semua rencana usaha dan atau kegiatan yang akan


dilaksanakan, terutama yang menimbulkan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup

ii.

identifikasi komponen-kmponen lingkungan hidup


terkena dampak besar dan penting

iii.

perkiraan dan evaluasi usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan


dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup

yang akan

iv. perumusan RKL dan RPL


(5) Analisis Kelayakan Ekonomi
Analisa kelayakan ekonomi akan dilakukan dengan mengkaji tiga
parameter ekonomi yaitu :
i.
Economic Internal Rate of Return (EIRR)
ii. Benefit/Cost ratio (B/C ratio)
iii. Net present value (NPV),
Sebagai evaluasi terhadap kemungkinan penundaan atau perubahan
jadwal pelaksanaan pekerjaan juga akan dikaji aspek sensitivitas EIRR.
6.1.6. Nota Desain
Penyedia Jasa harus membuat perencanaan rinci secara lengkap dengan
dimensinya berdasarkan kajian hidrolis serta perhitungan struktur baik pada
bangunan utama maupun bangunan penunjang
6.1.7. Penggambaran
Penggambaran hasil kegiatan meliputi gambar hasil pengukuran dan pemetaan,
layout krib dan bangunan pelengkapnya, potongan memanjang dan melintang
krib, detail bangunan. Penggambaran mengacu pada KP-07, DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986
tentan
Kriteria
Perencanaan
Bagian
Standar
Penggambaran.
6.1.8. Perhitungan BOQ
Berdasarkan gambar rencana rinci yang telah dibuat dilakukan perhitungan
volume pekerjaan konstruksi secara rinci sesuai dengan pekerjaan konstruksi
yang akan dilakukan.
6.1.9. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya
Penyusunan perhitungan rencana anggaran biaya mengacu Pd T-xx-xxxx,
Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Pekerjaan Pembangunan
Pengaman Sungai, Bagian-a, Krib yang didasarkan pada :
a)

kuantitas dan harga satuan pekerjaan

76 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

b)
c)

d)

harga satuan pekerjaan dihitung berdasarkan hasil dari perhitungan suatu


analisis biaya
untuk menentukan harga satuan upah dan bahan dilakukan survey harga di
lapangan dengan mengambil sampel sekurang-kurangnya 3 lokasi. Khusus
untuk harga satuan bahan diperhitungkan harga beli di tempat penjualan
atau diantar ke lokasi pekerjaan
menghitung biaya-biaya tambahan di luar biaya dari perhitungan volume
seperti biaya persiapan, mobilisasi dan demobilisasi personil dan alat,
dokumentasi, dewatering dll.

6.1.10. Penyusunan Dokumen Pelelangan


Penyusunan dokumen lelang digunakan bagi keperluan pelelangan pekerjaan
atau pengadaan barang maupun jasa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
Penyusunan Dokumen Lelang harus meliputi ketentuan-ketentuan, komponen
bahan dan spesifikasi konstruksi, cara pengerjaan serta syarat pengendalian
mutu sesuai dengan KEPMEN KIMPRASWIL No. 257/PTS/M/2004
6.1.11. Pekerjaan Lain-lain
a)

Mobilisasi dan Demobilisasi


(1) Mobilisasi adalah pengangkutan semua peralatan berdasarkan Jadwal
Pelaksanaan yang harus diserahkan sesudah menerima Surat
Penunjukan, dari tempat kantor ke lokasi pekerjaan. Mobilisasi staf
kantor, tenaga kerja lapangan dan lain-lain, sudah termasuk dalam item
mobilisasi.
(2) Demobilisasi
Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh
Penyedia Jasa pada saat akhir Kontrak termasuk pemindahan semua
instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan
pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula
sebelum pekerjaan dimulai.

b)

Foto Dokumentasi

c)

(1) Penyedia Jasa harus menyerahkan foto-foto berwarna dengan ukuran


post card (9 cm x 12 cm) kepada Direksi Pekerjaan untuk setiap
kemajuan progress fisik di lapangan.
(2) Pengambilan gambar/foto dapat dilakukan pada awal, selama dan akhir
pelaksanaan setiap jenis kegiatan. Foto ini harus ditempelkan pada
laporan bulanan yang diserahkan kepada Direksi Pekerjaan. Setiap
hasil cetakan foto harus diberi tanggal pengambilan dan lokasinya.
(3) Pada akhir pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyerahkan dua
cetakan foto berwarna disusun album beserta negative filmnya.
Asuransi
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan oleh Penyedia Jasa
dalam perihal asuransi tenga kerja mengacu kepada ketentuan yang
berlaku yang dikeluarkan oleh Depnaker dan Jamsostek.

6.2. Lokasi Kegiatan


Lokasi pelaksanaan
Kabupaten.........

pekerjaan

berada

di

Sungai.............Kecamatan

6.3. Data dan Fasilitas Penunjang Serta Alih Pengetahuan


6.3.1. Penyediaan Data dan Fasilitas Penunjang
1) Penyediaan oleh Pengguna Jasa

77 dari 120

...........

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan
akan dipelihara oleh Penyedia Jasa :
a) Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai
laporan dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu
b) Akomodasi dan Ruangan Kantor (sesuai kesepakatan)
c) Pengguna jasa akan menunjuk petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping (countepart), atau project officer (PO) dalam
rangka pelaksanaan jasa konsultansi
2) Penyediaan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
a) Penyedia Jasa memfasilitasi : peralatan, laboratorium dan bahan yang sesuai
untuk mencapai rencana mutu desain dan konstruksi.
b) Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana
mutu desain atau rencana mutu konstruksi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktuwaktu untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan.
Penyedia Jasa menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila
ternyata hasil pekerjaannya tidak memenuhi persyaratan teknis menurut
penilaian pihak Direksi Pekerjaan atau Nara Sumber yang ditunjuk oleh
Pengguna Jasa.
6.3.2. Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
Dalam pelaksanaan pekerjaan perlu melibatkan personil baik tenaga ahli maupun
tenaga pendukung dengan ketentuan dan persyaratan adalah sebagai berikut :
1) Tenaga Ahli
Tenaga ahli termasuk asisten dan staf tenaga ahli yang diperlukan dalam rangka
penyelesaian pekerjaan harus berkompeten dibidangnya masing-masing dengan
menyerahkan kualifikasi/sertfikasi dan curriculum vitae/daftar riwayat hidup.
2) Tenaga Pendukung
Tenaga pendukung sifatnya mendukung tenaga ahli dalam penyelesaian
pekerjaan baik dalam segi teknis, urusan administrasi serta kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
6.3.3. Persyaratan Pelaksanaan
Dalam hal persyaratan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memperhatikan
berikut ini :
1) Jadwal Pelaksanaan
Untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya
atas pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan.
Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam bentuk
Kurva-S yang menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan.
2) Diagram Batang (Bar-Chart)
Penyedia Jasa harus membuat diagram batang yang menginformasikan tentang
keterlibatan personil baik tenaga ahli, asisten, staf tenaga ahli dan staf pendukung
yang berhubungan dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang -bulan.

78 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

7.

METODOLOGI

Metodologi yang dilakukan dalam perencanaan ini yaitu pengumpulan data sekunder
(topografi, hidrologi, geologi regional), pengumpulan data primer (survey pengukuran dan
pemetaan, survey hidrometri dan penyelidikan geoteknik), pengolahan data dan perencanaan
bangunan utama dan penunjang bendung.
8.

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini ....... (....................) hari kalende.


9.

PERSONIL TENAGA AHLI


Keperluan tenaga ahli untuk penyelesaian pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1.

Ketua Tim (Team Leader)


Ketua Tim disyaratkan seorang Ahli Sumber Daya Air Profesional Utama/Ahli Teknik
Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Ait dalam kegiatan
perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan pengalaman
minimal 10 tahun.

2. Tenaga Ahli Sungai


Tenaga Ahli Sungai adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya/Ahli Teknik
Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan
perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan pengalaman
minimal 8 tahun.
3. Tenaga Ahli Hidrologi
Tenaga Ahli Hidrologi adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya /Ahli Teknik
Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan
perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan pengalaman
minimal 7 tahun.
4. Tenaga Ahli Hidraulik Struktur
Tenaga Ahli Hidraulik Struktur adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya /Ahli
Teknik Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam
kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan
pengalaman minimal 8 tahun.
5. Tenaga Ahli Geodesi
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Geodesi Strata Satu (S.1) lulusan
universitas perguruan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang Geodesi subbidang Survey Topografi sekurangkurangnya.6 (enam) Tahun Lulusan pendidikan Sarjana Geodesi (S1) dengan
pengalaman kerja minimal 5 tahun.
6. Tenaga Ahli Geoteknik
Tenaga Ahli Geoteknik adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya/Ahli Teknik
Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan
perencanaan, penyelidikan dan supervisi geoteknik dengan pengalaman minimal 10
tahun
7. Tenaga Ahli Lingkungan
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Biologi Strata Satu (S1) lulusan
universitas pergururan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang Lingkungan subbidang Analisis Lingkungan
sekurang-kurangnya 5 (lima) Tahun. Sebagai pelaksana dan penanggung jawab
pekerjaan pengembangan Sumber Daya Air di bidang lingkungan.
79 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

8. Tenaga Ahli Sosial Ekonomi


Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Ekonomi Strata Satu (S.1) lulusan
universitas pergururan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang Analisis Ekonomi subbidang Analisis Sosial
Ekonomi sekurang-kurangnya.5 (lima) Tahun. Ahli Sosial - Ekonomi bertugas
melakukan evaluasi dan analisis bidang ekonomi yang meliputi : Analisa Nilai Bersih
Sekarang (NPV), Nisbah Biaya Keuntungan (BCR), dan Tingkat Pengembalian
Internal (IRR) dan Titik Impas (BEP) serta menganalisis dampak sosial yang
mungkin akan timbul akibat dari pelaksanaan pembangunan konstruksi.
9. Tenaga Cost Estimate dan Dokumen Tender
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil (S1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan di bidang estimasi biaya pelaksanaan pembangunan
bangunan sipil teknis berikut spesifikasi teknik dan dokumen tender, sekurangkurangnya 5 (lima) tahun.
10. Chief Surveyor
Tenaga Chief Surveyor dengan reputasi yang baik, lulusan Sarjana Muda Teknik
Geodesi dengan pengalaman minimal 7 (tujuh) tahun atau STM Bangunan Air, atau
lebih baik dari pendidikan tenaga survey dan pemetaan (PTSP) dengan pengalaman
sedikitnya 8 (delapan) tahun dalam menangani pengkuran topografi dibidang
keairan antara lain : sungai, irigasi, dan lain-lain.
11. Chief Draftman
Tenaga Chief Draftman AutoCAD dengan reputasi yang baik, lulusan Sarjana Muda
Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun atau STM Bangunan air
dengan dengan pengalaman minimal 8 (delapan) tahun dalam menangani gambargambar dibidang keairan.
10. KELUARAN
Keluaran dari pelaksanaan kegiatan detail desain meliputi :
i. Nota Desain
ii. Gambar Teknis
iii. Gambar Pengukuran Topografi dan Pemetaan
11. LAPORAN
Penyedia Jasa harus menyerahkan produk selama kegiatan pelaksanaan pekerjaan
yang meliputi :
a) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi antara lain:
i.
ii.
iii.
iv.

Hasil kajian awal dan temuan permasalahan yang ada


Rencana kerja Konsultan secara menyeluruh
Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya
Jadwal kegiatan Konsultan

Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang


metodologi pelaksanaan pekerjaan, hasil pengumpulan data, hasil kunjungan
lapangan, dan rencana kerja berikutnya.
Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal

80 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

b) Laporan Bulanan
Laporan Bulanan berisi antara lain:
i.
ii.
iii.
iv.
v.

uraian permasalahan, hambatan dan temuan pada bulan tersebut.


daftar kegiatan yang dilakukan pada bulan berikutnya
daftar rencana kegiatan pada bulan berikutnya
mobilisasi dan demobilisasi personil dan daftar hadir personil dan kegiatan
masing-masing pada bulan tersebut
realisasi progress kemajuan pekerjaan yang disetujui oleh direksi

Laporan Bulanan dilengkapi dengan foto dan peta yang menunjukkan lokasi yang
telah diidentifikasi serta usulan penanganan, program dan jadwal kerja selanjutnya.
Laporan Bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
c) Laporan Interim
Laporan Interim harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit
banjir rancangan, hasil kegiatan pelaksanaan survey topografi, lokasi pengambilan
sampel sedimen dan hasil uji laboratorium, lokasi investigasi geoteknik dan hasil
laboratorium, serta konsep lokasi krib.
Laporan bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
d) Laporan Akhir Sementara
Laporan Akhir Sementara harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang
kegiatan hasil detail desain yang mencakup antara lain : hasil investigasi lanjutan
topografi, geoteknik, hidrologi, hidrolika, perhitungan desain, dan gambar Konstruksi
bangunan sungai beserta bangunan fasilitasnya.
Laporan Akhir Sementara akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna
Jasa selambat-lambatnya tanggal
e) Laporan Akhir
Laporan ini berisi seluruh hasil perencanaan teknis termasuk metode pekerjaan
desain, perhitungan desain, metode dan jadwal konstruksi, jadwal pelaksanaan,
estimasi biaya, paket konstruksi dan lain-lain. Laporan Akhir ini dibuat setelah
didiskusikan dan disetujui pada Laporan Akhir Sementara (Draft Laporan Akhir).
Laporan Akhir merupakan revisi dan penyempurnaan dari Laporan Akhir Sementara
dengan memperhatikan semua masukan, tanggapan, dan koreksi.
Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambatlambatnya tanggal
f)

Dokumen Tender
Dokumen Tender terdiri atas:
(1)
(2)
(3)
(4)

rencana anggaran biaya (RAB)


gambar desain A1, rangkap 3 (tiga), termasuk 1 kalkir
gambar desain A3, rangkap 3 (tiga)
dokumen tender, masing-masing rangkap 3 (tiga) meliputi:
i. tender drawing
ii. spesifikasi umum dan spesifikasi teknis
iii. rencana pelaksanaan fisik dan construction method
iv. daftar kuantitas dan harga satuan

81 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Dokumen Tender akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
g) Gambar Teknis
Produk gambar yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa adalah sebagai berikut :
i.
ii.
iii.

peta situasi bangunan dengan skala 1 : 200 ;


gambar potongan memanjang dan melintang bangunan krib 1 : 100 1 : 200
gambar detail bangunan Skala 1 : 50 1 : 200.

Album gambar akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
h) Laporan Penunjang
Laporan penunjang dalam kegiatan ini meliputi :
i.

Buku Ukur dan Laporan Pengukuran Topografi dan Pemetaan


Buku Ukur dan Laporan Pengukuran Topografi dan pemetaan harus
diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya
tanggal

ii.

Laporan Penyelidikan Geoteknik


Laporan Penyelidikan Geoteknik harus diserahkan oleh Penyedia Jasa pada
Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal

iii.

Laporan Analisis Dampak Lingkungan


Laporan Analisis Dampak Lingkungan harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal

iv.

Laporan Analisis Ekonomi


Laporan Analisis Ekonomi harus diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada
Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal

12. PENGENDALIAN MUTU


Agar dalam pelaksanaan pekerjaan memenuhi sasaran maka perlu dilakukan
pembahasan seperti berikut ini :
1.

Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan


mengetahui sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang kesulitan
yang diperlukan

2. Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan


koordinasi awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi
lapangan dan persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan
3. Diskusi Pertengahan/Interim dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk
menentukan arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi
lapangan dan proses persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan/interim
4. Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan

82 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Lampiran B.3
Kriteria Desain Bangunan Krib
Penentuan kriteria desain mengacu pada SNI 03-2400-1991, dengan ketentuan sebagai
berikut :
1) Pertimbangan dan Persyaratan Perencanaan
a) Pertimbangan perencanaan
Pemilihan jenis krib harus sesuai serta mempertimbangkan data dan informasi tentang
tujuan pembuatan krib yang meliputi :
i.

Fungsi krib sebagai pelindung tebing tidak langsung, sebagai pengarah arus atau
berfungsi untuk memperbaiki alinyemen sungai

ii. Jenis dan nilai kegunaan bangunan yang akan dilindungi dengan krib
b) Persyaratan perencanaan
Persyaratan perencanaan bangunan krib, meliputi :
i.

persyaratan fungsional meliputi : ketentuan yang perlu diperhatikan dalam


perlindungan sungai secara tidak langsung dari bahaya gerusan lokal atau bahaya
meander; pengatur/pengarah arus dan perbaikan alinyemen sungai;

ii. kesesuaian perencanaan teknik dengan perencanaan pengelolaan sungai


terpadu;
iii. persyaratan pemilihan jenis krib didasarkan : tujuan pemasangan krib; kondisi
tanah; dan kondisi lapangan
c) Persyaratan keamanan bangunan
Persyaratan keamanan bangunan krib, terdiri dari :
(1) keamanan hidraulik meliputi : kemanan terhadap gerusan lokal; degradasi dasar
sungai; dan penggerowongan tebing; keamanan terhadap benturan dan abrasi
oleh muatan dan benda padat lain; muatan arus sungai
(2) kemanan struktural : stabil terhadap guling, geser dan penurunan; aman terhadap
regangan dan tegangan yang terjadi; aman terhadap deformasi yang diijinkan
(3) keamanan ligkungan yaitu keamanan terhadap gangguan angkutan sedimen dan
benda padat lain
2) Data dan Informasi
Data dan informasi yang diperlukan untuk perencanaan teknis bangunan pengaman sungai
krib meliputi hal-hal berikut :
a) Data topografi
Untuk perencanaan bangunan pengaman sungai krib diperlukan peta topografi
1:25.000 atau peta situasi sungai dengan skala 1:10.000; 1:2.000; Peta ini dipakai
untuk mencari Daerah Pengaliran Sungai (DPS) serta stasiun-stasiun hujan yang
bersangkutan.
b) Data hidrologi
Data hidrologi untuk menentukan debit desain dalam perencanaan krib dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu
i. dengan menggunakan data aliran langsung
ii. dengan menggunakan data hujan

83 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

c) Data aliran langsung


Data ini adalah data aliran sungai hasil survai dan penyelidikan hidrometri dengan
melakukan pengukuran kecepatan aliran dilapangan dan atau hasil penghitungan
hidraulika sungai dengan menggunakan rumus-rumus atau persamaan hidraulik
sungai.
d) Data hujan
Data hujan dipergunakan apabila data aliran langsung yang tersedia tidak cukup
panjang, tetapi data hujan tersedia cukup panjang. Berdasarkan data hujan yang ada
terlebih dahulu dihitung hujan rencana dengan menggunakan cara-cara statistik.
Kemudian debit desain dihitung dengan menggunakan metode-metode pedoman
yang berlaku.
e) Data geoteknik
Data geoteknik yang diperlukan untuk desain krib di antaranya :
i. sifat fisik tanah dan batuan di sekitar calon krib meliputi berat jenis, berat isi, kadar
air, konsintensi dan kepadatan, gradasi butiran, keausan, dan kekerasan;
ii. sifat teknik tanah dan batuan meliputi pemampatan, kekuatan geser, modul
elastisitas, kelulusan air, dan daya dukung.
f)

Data geometri sungai


Data geometri sungai yang diperlukan untuk desain krib di antaranya bentuk dan
ukuran dasar sungai terdalam, alur, palung dan lembah sungai secara vertikal dan
horizontal (penampang melintang dan memanjang sungai) mencakup parameter
panjang, lebar, kemiringan, ketinggian, dan kekasaran.

g) Data bangunan
Data bangunan air di hulu dan di hilirnya yang akan terpengaruh oleh bangunan krib
yang akan di desain.
h) Data morfologi sungai
Data dan informasi morfologi sungai yang diperlukan, antara lain dengan
memperhatikan faktor-faktor :
i. bentuk dan ukuran alur, palung, lembah;
ii. kemiringan dasar sungai : sungai terjal dan landai;
iii. lokasi daerah aliran : hulu, tengah, hilir, pegunungan dan pedataran;
iv. jenis, sifat lapisan dan material : dasar sungai, tebing dan lemball;
v. perubahan geometri sungai ke arah vertikal: sungai beragradasi, sungai
berdegradasi,
vi. sungai tetap;
vii. perubahan geometri sungai ke arah horizontal: sungai berliku, lurus, berjalin;
viii. degradasi atau penurunan dasar alur dan atau palung sungai dengan parameter
panjang, lebar dan dalam;
ix. agradasi/sedimentasi atau peninggian dasar alur dan atau palung sungai, dengan
parameter: panjang, lebar, dan dalam.
i)

Data bahan bangunan


Pemilihan bahan yang akan digunakan untuk bangunan krib dan perlengkapannya
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut. :
i. sumber dan jumlah yang tersedia;
ii. jenis dan ketahanan umur;
iii. sifat fisik dan teknik bahan bangunan yang terdiri dari berat jenis, gradasi butiran,
keausan dan kekasaran, sifat pemadatan, kekuatan geser, persyaratan kualitas,
kemudahan pengerjaan, dan nilai ekonomis.

84 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

3) Penentuan Tata Letak dan Perencanaan Teknik


a) Penentuan Tata Letak
Penentuan tata letak krib harus dipertimbangkan berdasarkan tinjauan berikut :
(1) pertimbangan terhadap perencanaan sungai terpadu, pemasangan konstruksi krib
baik untuk perlindungan tebing maupun perbaikan arah aliran pada suatu daerah
krib, harus mempertimbangkan perencanaan sungai secara keseluruhan, dalam
rangka mewujudkan konsep pengelolaan sungai secara terpadu
(2) letak krib, meliputi :
i. krib dipasang dengan jarak optimal;
ii. letak krib dengan arah tegak paling efektif untuk menciptakan medan krib,
sehingga krib tegak paling sesuai untuk pelindung tebing dan pengatur
alinyemen horisontal alur sungai;
iii. pangkal krib diletakkan pada tebing yang mantap untuk menghindari terobosan
arus dibelakang krib dan agar tahan terhadap longsoran tebing;
iv. krib untuk pendalaman alur bagi navigasi diletakkan pada kedua tebing sungai
sepanjang alur yang dikehendaki dengan arah tegak atau arah tajam;
v. peletakan krib sepanjang daerah krib, diambil berdasarkan panjang tebing
yang perlu dilindungi dengan memperhitungkan kemungkinan perubahan arus
pada keadaan krib terpasang
b) Penentuan debit rencana
Debit banjir rencana harus diperiksa dan dikontrol terhadap data morfologi sungai,
informasi historis di lokasi rencana krib, keamanan/kestabilan, resiko, konsekuensi
dan ekonomi. Debit alur penuh diambil berdasarkan kala ulang 2 tahun
c) Arah pemasangan krib
Untuk memperoleh hasil yang paling optimum, yang sesuai dengan kondisi sungai itu,
maka arah pemasangan dapat dilakukan dalam 3 cara berikut ini :
i. pemasangan tegak lurus terhadap sisi sungai atau aliran yang disebut krib normal;
krib normal dibangun dengan tujuan untuk menyempitkan suatu ruas sungai yang
telah melebar akibat adanya perubahan morfologi sungai
ii. pemasangan condong ke arah udik yang disebut krib elak;
disamping berfungsi untuk menyempitkan aliran bagian sungai yang telah melebar
yang disebabkan adanya perubahan morfologi sungai, jenis ini dapat digunakan
pada sisi yang cekung pada belokan-belokan. Sudut inklinasi dapat diambil antara
10o 20o dari garis normal terhadap sisi sungai.
iii. pemasangan condong ke arah hilir yang disebut krib pikat. dengan krib ini arah
aliran akan tertarik ke sisi/tebing sungai meskipun pada ujung krib tersebut mulamula aliran terdorong ke tengah. Jadi penggunaan krib ini harus lebih hati-hati
d) Perencanaan teknik struktur dan pondasi
Perencanaan teknik struktur dan pondasi meliputi :
(1) Dimensi krib
Dimensi krib yang harus ditentukan sesuai SNI 03-2829-1992 meliputi :
(a) elevasi mercu krib ditentukan :
i.

sama tinggi dengan elevasi muka air pada debit alur penuh (bank full
discharge);
ii. miring ke arah ujung;
iii. jika panjang tiang terbatas maka mercu krib dapat dibuat bertingkat.

85 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

(b) panjang krib, ditentukan berdasarkan :


i.

panjang krib untuk pengarah arus ditentukan sedemikian rupa sehingga


didapatkan pola aliran baru;
ii. perbandingan panjang krib dan jarak krib dibuat sedemikian rupa sehingga
kecepatan arus di tepi tebing cukup aman untuk kestabilan lereng;
iii. jika krib berfungsi untuk memperdalam alur bagi navigasi, panjang krib
ditentukan oleh faktor lebar dan kedalaman alur yang diperlukan untuk
navigasi, material sedimen dan sifat aliran sungai;

(c) dimensi tiang ; ditentukan berdasarkan persyaratan hidraulik dan persyaratan


kestabilan konstruksi;
(d) jarak antar tiang ; untuk mendapatkan terjadinya endapan antara lain ;
susunan tiang pancang dibuat satu baris ditambah tiang stabilitas di ujung krib;
pada pangkal krib susunan tiang dibuat lebih rapat makin jarang ke arah ujung
(e) panjang tiang ; ditentukan berdasarkan elevasi mercu krib dan kedalaman
pemancangan tiang menurut persyaratan keamanan dan stabilitas;
Tabel Hubungan antara panjang dan interval krib
Lokasi pembuatan krib di
Hubungan antara interval
sungai
(D) dan panjang (l)
Bagian lurus
D = (1,7 - 2,3)l
Belokan luar
D = (1,4 - 1,8)l
Belokan dalam
D = (2,8 3,6)l
(f) jarak krib ; dibuat sedemikian rupa sehingga susunan krib menghasilkan suatu
model krib yang paling efektif; untuk memastikan hal ini dapat digunakan
penyelidikan hidraulik dengan model
(2) stabilitas dan kekuatan krib
konstruksi krib disebut stabil, jika mampu menahan semua beban atau gaya yang
bekerja pada krib, meliputi :
i. stabilitas dan kekuatan krib tiang pancang ; krib harus dtinjau kestabilan
masing-masing tiangnya (single of pile) ;
ii. stabilitas dan kekuatan krib pasangan batu ; krib harus ditinjau terhadap
tegangan yang terjadi akibat krib tidak boleh melampaui daya dukung pondasi;
stabilitas terhadap longsoran tebing ke arah alur sungai ;
iii. stabilitas dan kekuatan krib bronjong : kawat bronjong yang harus digunakan
harus mengikuti standar yang berlaku ; anyaman dibuat dengan lilitan ganda
dan lilitan pada kawat sisi dibuat sedemikian rupa ; dan lilitan pada kawat sisi
gaya-gaya yang mempengaruhi stabilitas krib tiang pancang adalah :
i.
ii.
iii.
iv.
v.

tekanan arus sejajar arah aliran dianggap merata pada tiang dengan
kecepatan arus maksimal pada debit desain;
tekanan tambahan akibat penumpukan sampah setebal 1,0 m;
beban lateral sejajar krib yang bekerja pada tiang-tiang akibat endapan
diperkirakan membentuk lereng dengan kemiringan 1 : 1;
tekanan tanah pasif pada tiang yang terpancang;
tiang ditinjau tunggal maupun secara kesatuan

(3) stabilitas tanah dasar pondasi


stabilitas tanah pondasi diperhitungkan terhadap :
i. gerusan lokal yang terjadi akibat penempatan krib merupakan akumulasi dari
gerusan yang diakibatkan oleh penyempitan alur dan gerusan akibat

86 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

penempatan tiang pada dasar sungai, disamping penurunan dasar sungai


secara menyeluruh ;
ii. perkiraan penggerusan dan besarnya rip-rap sebagai pelindung dasar dengan
menggunakan persamaan yang berlaku
iii. lokasi maupun besaran gerusan yang terjadi akibat penempatan krib/tiang
pancang, baik gerusan setempat pada tiang krib, gerusan setempat rangkaian
krib maupun gerusan akibat degradasi, disarankan dilakukan model uji
hidraulik fisik di laboratorium
e) spesifikasi dan jenis krib berdasarkan bahan pembuatnya
jenis krib berdasarkan bahan pembuatannya meliputi :
(a) krib bronjong, spessifikasi perencanaannya adalah sebagai berikut :
(1) jarak krib
(1) pada tikungan luar l = b
(2) pada tikungan dalam l = (1,50 2,00) b;
(3) pada bagian peralihan l = (1,00 1,50) b.: b = panjang krib.

Gambar 1 Ukuran jarak krib


(2) tinggi dan lebar mercu krib
(1) elevasi mercu krib dapat dibuat sama tinggi dengan elevasi muka air pada
debit alur penuh (bank full discharge), atau bisa dibuat bertingkat;
(2) lebar mercu antara 1,00 2,00 meter;
(3) kemiringan potongan melintang antara 2v : 1h dan 1v : 1h;
(4) ujung krib bronjong diambil kemiringan 1v : 1h,
(5) jika konstruksi krib bronjong cukup tinggi dan besar maka bagian tengah
bisa diisi dengan batu lepas

87 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

A
Muka Air alur

1 :1

engsel

A
1,00

1 :1

1,00 2,00 m

1 :1

pot : A A untuk 1V : 1 H

2 :1

pot : A A untuk 2 V : 1 H

Gambar 2 Ukuran lebar puncak dan kemiringan krib


(3) panjang krib
i.

panjang krib adalah dihitung mulai dari pangkal krib sampai dengan garis
ujung krib yang direncanakan;
ii. panjang krib paling kecil : 0,25 jarak antara dua krib.

4) Penyelidikan Hidraulik dengan Model


Uji Model Hidraulik (UMH) adalah suatu penyelidikan pengujian hidraulik sebagai alat
bantu yang dapat mementapkan suatu perencanaan teknik atau gagasan UMH dapat
dilakukan dengan model matematik maupun dengan model fisik di laboratorium.
a) Kegunaan UMH
Kegunaan UMH, Antara Lain :
(a) Menguji Kesempurnaan Pra-perencanaan
direncanakan dengan analisa teoritis;

teknik

bangunan

krib

yang

(b) mencari rencana tipikal bangunan krib yang secara hidraulik dianggap lebih baik
sesuai dengan maksud dan tujuan pembengunan krib;
(c) mencari hubungan antara parameter aliran sedimen / morfologi sungai, posisi
lokasi dan jumlah bangunan krib;
(d) mencari menentukan metoda perbaikan krib.
b) UMH Matematik
UMH matematik adalah suatu penyelidikan pengujian dengan model matematik yaitu
simulasi keadaan aliran yang didasarkan pada hasil hubungan matematik dengan
prinsip prinsip hidraulik. Penentuan parameter aliran dan koefisien koefisien lainya
dilakukan melalui proses kalibrasi dan analisis kepekaan antara model dan prototipe.

88 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

c) UMH Fisik
Ikhwal yang perlu diketahui :
(a) UMH Fisik adalah suatu penyelidikan pengujian di Laboratorium dengan peniruan
secara fisik keadaan di lapangan dengan skala tertentu, untuk mempelajari
berbagai masalah hidraulik yang mungkin timbul karena didirikannya suatu
bangunan di sungai dan pengaruh perubahan morfologi sungai terhadap masalah
hidraulik yang erat kaitannya dengan fungsi dan keamanan bangunan
(b) Untuk melaksanakan UMH Fisik Bangunan krib diperlukan data survei lapangan
guna menunjang kesamaan model dengan prototipe
(c) Dalam UMH fisik dipelajari masalah masalah hidraulik yang timbul akibat
dibangunnya bangunan krib antara lain sebagai berikut :
(1) Gejala dan parameter aliran, berupa tinggi muka air, kecepatan, debit, macam
arus, arah aliran, tekanan dan lain lain
(2) penggerusan lokal / setempat
(3) pengaruh degradasi, agradasi dan gejala nagkutan muatan yang lain
(4) angkutan dan pengendalian muatan benda padat lainnya
(5) pengoperasian
(6) beberapa parameter dan koefisien rumus aliran dan muatan untuk perhitungan
teoritis

89 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

LAMPIRAN C
Conto Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Konstruksi
Konstruksi Pembangunan Krib di Sungai ............... Kabupaten.............

1. Latar Belakang
Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :
- Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan
- Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi, geologi

regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekositem pada daerah pekerjaan
- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan
- Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan

2. Kondisi Cuaca
Informasi umum berikut ini memberikan petunjuk kondisi cuaca dilapangan yang bisa
diharapkan untuk sepanjang tahun. Pemberi tugas dan Direksi tidak bertanggung jawab
atas ketelitian data, dan semua resiko akibat salah penafsiran data tersebut adalah
menjadi beban Kontraktor.
Iklim di lokasi proyek terdiri dari dua musim : musim hujan terjadi dari bulan .
sampai dengan dan musim kemarau biasa terjadi mulai bulan .. sampai dengan
.. Hujan rata rata tahunan sekitar .. m dan 80 % nya adalah . m jatuh
dalam bulan .. sampai dengan .
3. Lingkup Pekerjaan dalam Kontrak
Kontraktor harus memenuhi kebutuhan semua tenaga kerja, material, peralatan
pelaksanaan, pekerjaan sementara dan pekerjaan lainnya untuk pelaksanaan. Kontraktor
harus melaksanakan pekerjaan dengan baik dan lengkap serta merawat seperti yang
diminta dalam Gambar dan Spesifikasi Teknik atau Petunjuk Direksi. Pekerjaan yang
harus dilaksanakan menurut Kontrak mencakup dibawah ini :
a. Pelaksanaan pekerjaan krib yang meliputi bangunan utama dan semua bangunan
penunjang sesuai yang tercakup dalam Kontrak.
b. Pelaksanaan pekerjaan, operasi, perawatan dan pembongkaran bangunanbangunan
sementara antara lain :
- Jalan masuk sementara berikut jembatan dan fasilitas lainnya.
- Saluran pengelak, bangunan/dam sementara termasuk pembelian, pemencangan,
pembongkaran dan penyerahan Steel Sheet Pile sebanyak yang diperlukan untuk
pelaksanaan Coferdam sementara kepada Direksi.
- Fasilitas kerja Kontraktor seperti kantor lapangan, gudang, laboratorium dan lain
lain.
- Tempat penyimpanan semen berikut material beton dan peralatan pengolah beton.
- Generator termasuk jaringan listriknya yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
- Perlengkapan komunikasi Radio/Telepon dari lokasi pekerjaan ke kantor Proyek di
Padang termasuk peralatan lainnya yang perlu.
4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN
4.1. Program Pelaksanaan
1) Pengguna Jasa menyiapkan Jadwal Pelaksanaan untuk semua pekerjaan yang
termasuk dalam Kontrak. Jadwal pelaksanaan tersebut untuk membantu para
penawar dan Penyedia Jasa didalam menyiapkan Jadwal Pelaksanaan yang lebih
terperinci.

90 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

2) Tiga puluh (30) hari setelah menerima Surat Penunjukan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan Jadwal Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan berisi jadwal
pelaksanaan semua pekerjaan dan pekerjaan sementara yang harus dikerjakan
berdasarkan Kontrak, dengan metode PERT/CPM network. Jadwal Pelaksanaan ini
harus sesuai dengan hari kelender, jangka waktu yang diperlukan, tanggal mulai
paling awal, tanggal selesai paling awal dan paling lambat, lama pelaksanaan dan
sebagainya.
3) Jadwal Pelaksanaan tersebut diatas diserahkan sesuai dengan modifikasi dan
perubahan yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan di dalam waktu yang logis.
Jadwal Pelaksanaan yang direvisi yang sudah disetujui dan sudah ditandatangani
oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus dianggap merupakan Jadwal
Pelaksanaan yang mengikat dan menjadi bagian dari Dokumen Kontrak.
4) Jadwal Pelaksanaan yang sudah mengikat tersebut harus diperbarui oleh Penyedia
Jasa pada setiap jangka waktu 4 (empat) bulan jika diminta oleh Direksi Pekerjaan
dan Jadwal Pelaksanaan yang diperbarui harus disetujui oleh Penyedia Jasa dan
Direksi Pekerjaan, dan termasuk dalam Dokumen Kontrak.
5) Jika selama pelaksanaan pekerjaan, rata-rata kecepatan pekerjaan ternyata
dibawah yang disetujui menurut pendapat Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus
dapat menyelesaikan setiap bagian pekerjaan pada waktu yang disetujui, maka
Direksi Pekerjaan akan memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah pekerja
dan atau peralatan pelaksanaan ke lokasi pekerjaan untuk mengejar ketinggalan
pada bagian pekerjaan tersebut.
4.2. Aspek aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
1) Aspek Keselamatan Kerja
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memperhatikan ketentuan kesehatan dan
Undang-Undang Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus diadopsi
oleh pelaksana pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara menyeluruh
untuk setiap tahapan pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan persiapan hingga
pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan.
2) Aspek Lingkungan
Sebelum melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Penyedia Jasa harus membuat
program dampak lingkungan yang terjadi akibat pelaksanaan kegiatan dengan
mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) atau Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau manual prosedur pengelolaan/
pemantauan lingkungan (jika RKL/RPL atau UKL/UPL tidak ada). Program ini harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
3) Aspek Administrasi
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memiliki prosedur dan tata cara
administrasi yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat
undangan dan surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan.
Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah
terima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis sesuai dengan
kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap penting.
Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan proyek (Laporan Mingguan
dan Bulanan).
4) Aspek Ekonomis

91 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Penyedia Jasa pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi


pelaksanaan. Termasuk dalam hal ini aspek SDM, Peralatan, dan pengadaan
bahan.
SDM yang digunakan harus secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan
kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-peralatan pendukung pekerjaan
harus diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila
peralatan-peralatan tersebut diadakan dengan sewa. Pengadaan bahan/material
harus diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang dijadwalkan.
5) Aspek Sosial dan Budaya
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi berkewajiban memperhatikan kondisi sosial
dan budaya masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup
sensitif, seperti gangguan kebisingan pada waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal
yang ditabukan, atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat setempat
sedapat mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat
dalam pekerjaan.
4.3. Sumber Bahan Pelaksanaan
1) Penyedia Jasa bertanggung jawab atas pengadaan material beton pasangan,
bronjong dan sebagainya dengan jumlah yang cukup dan berkualitas baik. Proyek
akan memberi petunjuk beberapa sumber bahan pelaksanaan yang ada untuk
bahan timbunan dan material beton berikut jarak dari lokasi pekerjaan.
2) Jika Penyedia Jasa akan mengambil material untuk beton dan batu dari sumber lain,
Penyedia Jasa harus mengatur sedemikian hingga mendapatkan ijin dari instansi
terkait dan membayar semua biaya dan kompensasi yang diperlukan.
4.4. Pekerjaan Pengeringan (Dewatering)
Daerah galian harus dikeringkan secukupnya dan dijaga jangan sampai ada air
tergenang. Penyedia Jasa harus membuat dan merawat semua dan sementara, bila
perlu melakukan pemompaan sumber-sumber air dan aliran lainnya untuk
mengeluarkan air tersebut dari lokasi pekerjaan sepanjang masa pelaksanaan. Semua
bangunan sementara harus dibongkar bila pekerjaan telah selesai dan disetujui Direksi
Pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-7, Pekerjaan Dewatering
4.5. Pemagaran Lokasi Pekerjaan
Jika tidak ditentukan lain, maka Penyedia Jasa harus membuat dan merawat pagar
yang sesuai dan disetujui Direksi Pekerjaan untuk menutup semua areal pekerjaan
pekerjaan pelaksanaan. Bila pagar ini dibuat disepanjang jalan umum dan lain-lain,
harus dibuat tipe yang sesuai dan cukup baik untuk daerah tersebut. Pelaksanaan
pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I :
Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
4.6. Material dan peralatan-peralatan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
1) Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan bahan/material dan peralatan yang memenuhi
syarat untuk menyelesaikan pekerjaan kecuali yang sudah disediakan di dalam
Kontrak. Semua peralatan dan material yang merupakan bagian dari pekerjaan
harus baru dan harus sesuai dengan standar yang tercantum dalam Spesifikasi atau
Standar yang ditunjukkan. Jika Penyedia Jasa mengusulkan pengadaan peralatan
atau material yang tidak sesuai dengan standar yang disebutkan diatas harus
memberi tahu dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan terlebih
dahulu.
92 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

2) Peralatan untuk Pelaksanaan


Penyedia Jasa harus mendatangkan semua peralatan yang memenuhi syarat dalam
jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesai. Direksi
Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan, jika
menurut pertimbangannya perlu untuk mencapai progress sesuai dengan Kontrak.
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua mesin dan peralatan, lengkap dengan
suku cadangnya yang cukup, untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
3) Material Pengganti
Penyedia Jasa harus berusaha untuk mendapatkan bahan material yang ditentukan
dalam spesifikasi teknik atau gambar, tapi jika material tersebut tidak dapat
diperoleh dengan alasan diluar kemampuan Penyedia Jasa, boleh memakai material
pengganti dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Tidak boleh ada material
pengganti tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
4) Pemeriksaan Peralatan dan Material
Peralatan dan material yang didatangkan oleh Penyedia Jasa harus diperiksa dan
sesuai dengan Kontrak pada saat di lokasi berikut ini atau seperti yang ditentukan
oleh Pemberi Tugas :
iv. Tempat produksi atau pabrik
v. Pengangkutan
vi. Lokasi Proyek
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengguna Jasa semua spesifikasi
peralatan dan material yang diperlukan oleh Pengguna Jasa untuk tujuan
pemeriksaan. Pemeriksaan peralatan dan material termasuk tempat dimana berasal
tidak berarti melepaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya untuk mengadakan
peralatan dan material yang tercantum dalam spesifikasi teknik.
5) Program dan Catatan Pengangkutan
Bersamaan dengan penyerahan Jadwal Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan program pengangkutan peralatan dan material secara rinci, dengan
urutan pengangkutan dan pengiriman di lapangan sesuai dengan rencana Jadwal
Pelaksanaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus memberitahu
Direksi Pekerjaan kedatangan peralatan, material dan pemasangan peralatan di
lapangan.
6) Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) set spesifikasi lengkap, brosur dan data
mengenai material dan peralatan yang akan didatangkan sesuai Kontrak kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui, dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari
setelah menerima surat perintah kerja. Bagaimanapun juga persetujuan terhadap
spesifikasi, brosur dan data tersebut tidak akan melepaskan Penyedia Jasa dari
tanggung jawabnya sesuai dengan Kontrak.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknik pekerjaan
konstruski krib memuat :
1) Pekerjaan Persiapan Umum
Pelaksanaan pekerjaan yang bersifat umum meliputi :
a) Mobilisasi dan Demobilisasi
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
93 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

b) Jalan Penghubung Sementara


Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
c) Laboratorium dan Alat Pengujian Lapangan
Ketentuan dan persyaratan untuk laboratoriuum dan alat pengujian lapangan sebagai
berikut :
i. Penyedia Jasa di dalam hal ini tidak diperkenankan melakukan pengujian
laboratorium, pengujian dilakukan oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh
Direksi Pekerjaan
ii. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan pengetesan lain yang diperlukan
seperti yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknik untuk mengontrol material
pelaksanaan dan tanah.
iii. Selambat-lambatnya tanggal... ... ... , Penyedia Jasa harus menyerahkan schedule
pengujian kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuannya.
Schedule pengujian harus mencakup semua pengujian material beton, pengujian
pemadatan tanah triaxial dan pengujian alat-alat laboratorium yang akan dipakai.
Laboratorium yang disediakan Penyedia Jasa harus diatur dan dirawat Penyedia
Jasa. Pengadaan listrik dan air untuk keperluan laboratorium harus disediakan
Penyedia Jasa.
d) Kantor, Gudang dan Bengkel untuk Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus membuat, merawat dan selanjutnya membongkar bangunan
sementara seperti kantor, bengkel, dan gudang yang hanya diperlukan pada saat
pelaksanaan. Penyedia Jasa harus mengirimkan rencana pelaksanaan secara detail
termasuk fasilitas sementara kepada Direksi Pekerjaan selambat-lambatnya tanggal
... ... ...
e) Perumahan dan Barak untuk Staf dan Tenaga Penyedia Jasa
Jika tidak ditentukan lain, Penyedia Jasa harus menyediakan, merawat dan
membongkar semua bangunan sementara dimana Direksi Pekerjaan atau Pengguna
Jasa, Staf Penyedia Jasa dan Sub-Penyedia Jasa akan berada termasuk perabot,
penerangan, air minum, saluran, jalan, tempat parkir, tempat buangan dan akomodasi
yang bersifat sementara. Sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum penanganan
pekerjaan ini. Penyedia Jasa harus mengirimkan rencana dan detail usulan bangunan
termasuk fasilitasnya kepada Direksi Pekerjaan.
f) Air Kerja
Penyedia Jasa harus menyediakan/membuat sumber air baku untuk tempat tinggal
staf Penyedia Jasa, Pekerja, Laboratorium, Bengkel dan tempat lain yang perlu
dilokasi pekerjaan. Sistim jaringan air minum tersebut harus mendapatkan persetujuan
Direksi Pekerjaan.
g) Sumber Listrik untuk Pelaksanaan Pekerjaan
Penyedia Jasa harus mengatur kebutuhan penerangan listrik di lokasi pekerjaan,
perumahan staf Penyedia Jasa, Barak, Laboratorium, Bengkel, Gudang dan Kantor.
Penyedia Jasa harus membuat jaringan listriknya, mengoperasikan dan merawat
sampai dengan akhir masa perawatan atau lebih cepat sesuai dengan pengarahan
Direksi Pekerjaan dan kemudian membongkar semua fasilitas listrik sementara yang
ada antara lain : generator, kawat, alat-alat penyambung dan lain sebagainya
2) Pekerjaan Persiapan Khusus
Pekerjaan persiapan khusus untuk pelaksanaan konstruksi krib meliputi :
a) Pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan
94 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan


Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan
Pemetaan
b) Gambar-gambar Pelaksanaan
Gambar-gambar yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan
ditentukan berdasarkan Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik,
Volume I : Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
3) Pekerjaan Konstruksi Krib
Pelaksanaan kegiatan konstruksi krib terdiri dari pekerjaaan :
a) Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah tediri dari : kupasan, pembersihan medan; galian dan timbunan.
Pelaksanaa pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Volume I : Umum, Bagian-1, Pekerjaan Tanah
b) Pekerjan pengukuran atau stacke out
Pekerjaan pengukuran atau stacke out mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan
Pemetaan
c) Pekerjaan Pengujian Geoteknik
Pekerjaan geoteknik terkait dengan mutu hasil pekerjaan timbunan. Pelaksanaan
pekerjaan pengujian geoteknik mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-3, Pekerjaan Geoteknik
d) Pekerjaan Beton
Pelaksanaan pekerjaan beton mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-4, Pekerjaan Beton dan Bekisting
e) Pekerjaan Pasangan
Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-5, Pekerjaan Pasangan
f)

Pekerjaan Tiang Pancang


Pelaksanaan pekerjaan tiang pancang mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-6, Pekerjaan
Pemancangan

4) Pekerjaan Lain-lain
Pekerjaan lain-lain sifatnya mendukung pekerjaan utama. Pekerjaan lain-lain meliputi foto
dokumentasi ; pelaksanaan pengujian mutu bahan dan pekerjaan penggambaran (as-built
drawing). Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-6, Pekerjaan Pemancangan
5) Pelaporan dan Foto Dokumentasi
1) Pelaporan
Pelaporan yang dihasilkan dalam pekerjaan konstruksi, meliputi :
a)

Laporan Kemajuan Pelaksanaan


Sebelum tanggal..............tiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan
Direksi, Penyedia Jasa harus menyerahkan 5 (lima) salinan laporan Kemajuan

95 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

b)

Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan
secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
i. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya.
ii. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai
pada bulan laporan.
iii. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyelesaiannya.
iv. Daftar tenaga setempat
v. Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan.
vi. Jumlah volume pekerjaan merupakan bagian pekerjaan tetap harus diuraikan
sebagai berikut :
- Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan pembetonan
- Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan
- Jumlah volume dari bahan perkerasan jalan yang digunakan
- Jumlah banyaknya bangunan, dll.
vii. Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
viii.Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan
pembayaran yang diperlukan bulan berikutnya.
ix. Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan.
Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan

c)

Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang


sudah disetujui oleh Direksi setiap akhir Mingguan dan untuk minggu berikutnya.
Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi
lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan,
pengangkutan dan peralatan dan lain-lain yang diminta Direksi.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara
tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun
untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah,
pekerjaan beton dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistem barchart pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana kerja ini harus
memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan
volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan pada Direksi pada hari
ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.
Rapat Bersama Untuk Pembicaraan Kemajuan Pekerjaan

Rapat tetap antara Direksi dan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali pada
waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari rapat ini
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang
diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul
agar dapat segera diselesaikan.
2) Foto Dokumentasi

96 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan


album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan penjelasan
foto. Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto yaitu sebelum
pelaksanaan, pada saat pelaksanaan dan setelah selesai dilaksanakan, dimana arah
pengambilan melalui satu titik yang sama.
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi foto-foto yang dibuat oleh tukang
yang berpengalaman.
Foto-foto harus berwarna dan ditujukan sebagai laporan / pencatatan tentang
pelaksanaan yaitu pada awal pertengahan dan akhir suatu bagian tertentu dari
pekerjaan yang diperintahkan oleh Direksi.
Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari
titikk dan arah yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Jika mungkin maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu tanda
khusus untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut dan memperkirakan dimensi
obyek yang akan difoto.
Foto negatif dan cetakannya tidak boleh diubah atau ditambah apapun.
Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat rencana / denah yang
menunjukan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan yang kemudian diserahkan
kepada Direksi untuk disetujui.
Tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan sebagai berikut :
-

Detail Kontrak
Nama atau Lokasi
Tanggal Pengambilan
Tahap Pelaksanaan

Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu set
pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada akhir
pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi dalam albumalbum. Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan menurut lokasinya
masing-masing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0 %, 50 % dan 100 % dan
ditempelkan pada satu halaman.
Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) ganda bersama 1 (satu) ganda album
negatifnya. Tiap album dan juga yang berisi negatif harus diberi keterangan atau
tanda sama untuk memudahkan mengidentifikasi negatif dan cetakannya.
Semua album menjadi milik Pemberi Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan /
dipinjamkan kepada siapapun.
6) Kebutuhan Tenaga Ahli
a) Field Supervision Team, kewajibannya sebagai berikut :
i.

membantu pengguna jasa (dalam hal ini pimbagpro fisik) melakukan


pengendalian atas pelaksanaan civil works yang dilakukan oleh kontraktor
tepat mutu, tepat biaya, dan tepat waktu. rujukan : dokumen kontrak.
ii. membantu pengguna jasa (dalam hal ini pimbagpro fisik) mendorong kontraktor
untuk memenuhi kewajibannya dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum di dalam dokumen kontrak.
iii. membantu pengguna jasa (dalam hal ini pimbagpro fisik) dalam menyikapi
contract change order / addenda yang diperlukan di dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi oleh pelaksana.
iv. melakukan review design dan membantu pimbagpro fisik memerintahkan kepada
kontraktor untuk menyesuaikan pekerjaannya dengan hasil review design.

97 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

v. melakukan pengecekan, pengukuran, dan perhitungan volume setiap item


pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor secara cermat sebagai bahan untuk
menetapkan volume pekerjaan yang layak untuk dibayar oleh pemberi pekerjaan.
vi. melakukan pemantauan secara terus menerus pelaksanaan pekerjaan lapangan
(yang dikerjakan oleh kontraktor) pengendalian mutu, dan kemajuan fisik /
keuangan
untuk menjamin kesesuaiannya dengan dokumen kontrak dan
melaporkannya kepada pimpro pengawasan dan pimbagpro fisik.
vii. memeriksa dan menandatangani mc (monthly certificate) yang diajukan oleh
kontraktor kepada pimpro pelaksanaan konstruksi (pimbagpro).
viii. menyiapkan as built drawing.
ix. menyiapkan laporan bulanan, laporan triwulan, dan laporan akhir proyek.
x. menyiapkan data-data pelaksanaan konstruksi sesuai permintaan direksi/ pemberi
kerja.
xi. membantu pimbagpro fisik dalam pelaksanaan PHO.
6.5

Pengendalian Biaya, Mutu dan Waktu

1) Pengendalian Biaya
a) Umum
Pengendalian biaya pekerjaan, pada umumnya terfokus pada kondisi rentabilitas,
yaitu mengupayakan agar perimbangan antara pendapatan dan biaya pekerjaan tetap
terjaga. Arti rentabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba. Jadi dapat diartikan
bila pekerjaan dengan rentabilitas yang baik berarti pekerjaan tersebut dapat
menghasilkan laba yang baik pula.
Evaluasi biaya, sebagai bagian dari proses pengendalian biaya, biasanya
menggunakan data yang berkaitan dengan data pendapatan (termasuk piutang yang
belum cair) dan data biaya (termasuk hutang yang belum dibayar). Sedangkan data
cash basis yaitu yang berkaitan dengan data penerimaan (cash in) dan data
pengeluaran (cash out) sering luput dari perhatian, padahal data tersebut juga ada
dan penting sekali untuk mendukung suatu keputusan keuangan.
Data cash basis sebenarnya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
dikendalikan agar sasaran pekerjaan terutama laba dapat dicapai.
Hampir semua usaha dapat dikatakan tidak dapat terbebas dari kebutuhan dana
pinjaman, oleh karena itu dana pinjaman yang diperlukan untuk menutup cash flow
yang defisit, harus dikendalikan agar bunga pinjaman yang harus dibayar cukup wajar.
Dilihat dari sudut rentabilitas dan likuiditas kondisi pekerjaan dapat dibagi dalam 4
(empat) kelompok yaitu :
i. rentabilitas bagus dan likuiditas bagus
pekerjaan seperti ini yang selalu diharapkan karena labanya cukup besar dan
pembayarannya lancar, sehingga labanya berwujud sebagai tunai, seperti
pekerjaan yang nilai kontraknya bagus (menguntungkan) dan pembayarannya
juga lancar.
ii. rentabilitas bagus dan likuiditas jelek
pekerjaan seperti ini memerlukan perbaikan likuiditas yang mendesak. bila kondisi
likuiditas jelek terus dan tidak dapat diperbaiki, dampaknya dapat mengurangi
kondisi rentabilitas, seperti pekerjaan yang semula nilai kontraknya bagus tetapi
dalam proses pembayarannya sering terhambat (tidak lancar).
iii. rentabilitas jelek dan likuiditas bagus
pekerjaan seperti ini memerlukan strategi pengendalian biaya dengan
memanfaatkan likuiditas yang bagus sehingga dapat menolong kondisi rentabilitas
menjadi lebih baik, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya cukup berat, tetapi
semua pembayarannya sangat lancar.
iv. rentabilitas jelek dan likuiditas jelek
98 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

pekerjaan seperti sedapat mungkin dihindari atau dicegah sejak awal agar tidak
terjadi, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya berat, ditambah lagi
pembayarannya tidak lancar. oleh karena itu, pengendalian likuiditas pekerjaan
perlu menjadi perhatian, terutama bagi para engineer dalam rangka pengendalian
pekerjaan.
b) Pengertian dan Maksud Pengendalian Biaya Pelaksanaan Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan adalah semua
upaya/usaha yang dilakukan oleh seluruh staf pekerjaan (Manajer Pekerjaan dan Staf)
dan perusahaan, agar biaya pelaksanaan pekerjaan menjadi wajar, murah dan efisien
sesuai dengan rencana dan atau hasil evaluasi yang dilakukan.
Pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan terkait erat dan sangat dipengaruhi oleh :
(1) Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan (efek dari penambahan biaya tidak
langsung)
(2) Pengendalian mutu dan hasil pelaksanaan pekerjaan (efek dari pekerjaan ulang,
finishing, pembongkaran, dan lain-lain yang harus menambah biaya lagi, yaitu
biaya langsung maupun tidak langsung)
(3) Pengendalian sistem manajemen operasional pekerjaan yang bersangkutan,
yang kurang baik atau tidak konsisten dalam pelaksanaan / penerapannya (efek
penambahan biaya karena in-efisiensi realisasi biaya pekerjaan dari yang
seharusnya direncanakan).
Pengendalian yang diterapkan dalam operasional pelaksanaan pekerjaan tidak
sekedar berarti pengawasan dan atau pemeriksaan obyek dan kejadian, tetapi lebih
merupakan tindakan yang sekaligus merupakan aktifitas perencanaan, pengawasan,
pemeriksaan, evaluasi dan tindakan pencegahan atau perbaikan
c) Pelaksanaan Pengendalian Biaya di Pekerjaan
Tindakan pengendalian yang lebih tepat disebut sebagai pengendalian operasional
pelaksanan pekerjaan. Dilaksanakan sebagai langkah antisipasi dan pencegahan
terhadap hal-hal yang secara luas mempengaruhi tercapainya nilai biaya pekerjaan
yang wajar, murah dan efisien, dilakukan dengan dua cara :
(1) Cara langsung
Cara ini dilakukan dengan :
- Peninjauan
- Pengawasan
- Pemeriksaan
- Audit
Sasaran yang dicapai:
- Mengetahui dan mendapat informasi
- Evaluasi langsung pada obyek (pekerjaan) dan subyek (pelaksana) pekerjaan
- Memberikan alternatif tindakan pencegahan dan perbaikan langsung atas

ketidaksesuaian proses hasil kerja dan perkiraan kejadian negatif yang akan
timbul.
Memastikan sasaran pengendalian:
- apakah waktu pelaksanaan dan progres fisiknya masih sesuai dengan rencana

atau jadwal pelaksanaan pekerjaan?


- apakah mutu hasil pekerjaan dan proses pelaksanaan pekerjaan memenuhi

standar spesifikasi teknis dan kontrak?


- apakah ada keluhan dari pemberi kerja atau yang terkait?
- apakah hasil kerja dan proses tersebut bisa diterima dengan baik oleh pemilik

pekerjaan?

99 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
- apakah biaya pekerjaan sampai waktu itu masih memenuhi batasan rencana

anggaran pekerjaan? sebandingkah dengan produksi yang dihasilkan?


- alternatif tindakan apa yang harus dilakukan dengan adanya penyimpangan dan

ketidaksesuain yang telah diketahui sebab-sebabnya itu, guna mencapai


sasaran seperti yang telah direncanakan sebelumnya?
(2) Cara tidak langsung
(a) Dokumen Pekerjaan
Melalui Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) pekerjaan sebagai pedoman
biaya pelaksanaan
- termasuk dalam hal metode pelaksanaan pekerjaan yang tepat dan efisien
- termasuk dalam hal jadwal pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dan efektif
- termasuk dalam hal unit price pekerjaan, material dan alat sesuai rencana
yang wajar, murah dan efisien.
(b) Melalui Rencana Arus Kas Pekerjaan (Cash Flow)
Sebagai pedoman kerja dalam hal kondisi keuangan, agar selalu tercapai
likuiditas pekerjaan yang berada dalam kondisi balance positif atau surplus.
- dilakukan penagihan progress fisik (progress billing) yang intensif sesuai
dengan batasan periode atau jumlah nilai penagihan tertentu dan ditindak
lanjuti secepatnya dengan benar sehingga segera menjadi cash in (cair)
- dilakukan evaluasi dan rencana pembayaran (pembelian) mendesak dan
hutang jatuh tempo, sebagai tindakan prioritas pengunaan dana cash pada
yang berkepentingan dengan mempertimbangkan batas waktu hutang
jatuh tempo dan urgensi obyek yang harus diberikan dana tersebut.
(c) Adanya dokumen kontrak dan tehnical specification, yang dalam hal ini
menjadi batasan dan aturan pelaksanaan yang harus diikuti/dipenuhi
Pelanggaran dan penyimpangan yang terjadi akan menimbulkan biaya
tambahan (mungkin pembongkaran, perbaikan atau penalty/klaim dari pemilik
pekerjaan), kecuali apabila penyimpangan tersebut sebelumnya telah
direkomendasikan oleh pemilik pekerjaan sebagai langkah khusus dan legal
(d) Melalui prosedur kerja dan instruksi kerja yang dibuat dan ditetapkan pada
pekerjaan (perusahaan) yang bersangkutan. Jika pelaksanaanya tidak
konsisten prosesnya pun akan tidak sesuai demikian juga mutunya atau hasil
pekerjaannya pun menjadi rentan terhadap penambahan biaya mungkin untuk
kerja ulang, pekerjaan finishing, dan lain-lain
Kecuali bila hal tersebut sudah melalui perhitungan dan evaluasi bahwa hal-hal
yang dilakukan demikian itu akan menghasilkan kerja dan proses kerja yang
baik (keputusan berada pada Manajer Pekerjaan; alasan teknis harus wajar)
(e) Laporan-laporan pekerjaan
- melalui laporan harian pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh para
pengawas kepada pelaksana utama atau site manajer
- melalui laporan mingguan pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh para
koordinator pengawas atau pelaksana utama kepada site manager atau
project manager
- melalui laporan bulanan hasil usaha pekerjaan atau operasional
pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh site manager atau manajer
pekerjaan kepada perusahaan / direksi.
Isi laporan mencakup hal-hal sebagai berikut :
- realisasi progress fisik terhadap rencananya
- rencana diambil dari rap / jadwal pelaksanaan pekerjaan
- realisasi pendapatan dan biaya pekerjaan terhadap rencana-nya
Rencana diambil dari RAP yang masih valid (RAP yang merupakan edisi /
revisi terakhir) :
100 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
-

realisasi penerimaan dan pengeluaran dana pekerjaan terhadap rencana


yang diambil dari rap / cash flow.
penjelasan atas upaya yang dilakukan pekerjaan untuk mencegah
terjadinya ketidaksesuaian agar realisasi tercapai sesuai dengan yang
direncanakan termasuk penjelasan upaya antisipasi pencegahan dan
perbaikannya (preventive action) untuk hasil usaha bulan berikutnya
terhadap rencana sampai bulan depan
foto-foto dokumentasi beberapa pekerjaan penting atau menonjol

2) Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu didefinisikan sebagai upaya pengawasan dan tindak turun tangan
terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi agar memenuhi persyaratan teknis yang telah
ditetapkan di dalam Dokumen Kontrak. Prinsip dasar pengendalian mutu suatu pekerjaan
dapat dilihat pada gambar.
Pengukuran pengendalian mutu mencakup 2 (dua ) hal yaitu :
- dimensi (panjang, lebar, tinggi, tebal, kemiringan, dsb)
- kualitas (kepadatan, kuat tekan, daya dukung tanah, dsb)
Terdapat tiga jenis pengendalian yang harus dilakukan, yaitu :
pengendalian mutu bahan baku (seperti : tanah, batu,semen)
pengendalian mutu bahan olahan (misalnya ; batu pecah hasil stone crasher, adukan
semen, adukan beton dan lain-lain)
- pengendalian mutu hasil pekerjaan (misalnya timbunan tanah, beton struktur dll).
-

Untuk setiap obyek yang akan diperiksa ada 5 data yang harus dicatat :
nama pemeriksaan,
metode pemeriksaan
frekuensi pemeriksaan
spesifikasi / persyaratan mutu : misalnya kepadatan 100%
toleransi hasil : misalnya 0 %

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan konstruksi SDA, haruslah dinilai dari beberapa


aspek, yaitu penyelesaian pekerjaan tepat waktunya sesuai kontrak, ukuran-ukuran
sesuai dengan desain, kualitasnya memenuhi spesifikasi teknik, biayanya tidak melebihi
anggaran yang telah ditetapkan dan selama pelaksanaan pekerjaan haruslah dijamin
keselamatan dan keamanan pekerja ataupun pihak lain. Untuk mencapai maksud
tersebut haruslah dilakukan pengendalian yang seksama selama proses pelaksanaan
konstruksi, meliputi pengendalian biaya, mutu dan waktu. Prosedur pengendalian mutu
dapat dilakukan sebagai berikut :
c) Metode pengawasan kualitas pekerjaan, meliputi :
(1) Pelaksanaan dan pengambilan sampel
Tahap pelaksanaan terdiri dari dua kegiatan, yaitu:
- memberi penjelasan dan latihan kepada semua unsur yang terkait dengan
pelaksanaan tentang tata cara pelaksanaan.
- mengawasi jalannya pelaksanaan sesuai dengan tata cara pelaksanaan yang
telah ditetapkan, mengambil benda-benda uji / sample untuk pemeriksaan,
membuat laporan jalannya pelaksanaan, hasil pengujian lapangan dan bendabenda uji yang akan dikirim ke laboratorium
(2) Tahap pemeriksaan
Tahap pemeriksaan yaitu memeriksa laporan, hasil-hasil pengujian lapangan dan
hasil pengujian laboratorium. Membuat kesimpulan-kesimpulan dari hasil
pemeriksaan
(3) Tahap tindak lanjut

101 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Tahap ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu:


- Jika hasil pemeriksaan berkesimpulan bahwa kualitas sudah sesuai dengan
spesifikasi teknik, harus dibuat rekomendasi agar pekerjaan dilanjutkan
berdasarkan tata cara pelaksanaan yang sudah ditetapkan.
- Jika hasil pemeriksaan berkesimpulan tidak sesuai (tidak baik), haruslah
dilakukan survai/penelitian apa penyebab dari ketidak sesuaian tersebut.
Penyebab ketidak sesuaian pekerjaan tersebut ada beberapa kemungkinan :
- tata cara pelaksanaan tidak dilaksanakan dengan baik, maka pekerjaan
harus dibongkar dan di kerjakan ulang mengikuti tata cara pelaksanaan yang
telah ditetapkan.
- tata cara pelaksanaan itu sendiri tidak cocok untuk pekerjaan tersebut, maka
tata cara pelaksanaan harus di perbaiki/diubah dan pekerjaan diperbaiki
menurut cara baru
d) Penerapan standar/pedoman
1. Standar/pedoman spesifikasi
Standar sesuai dengan spesfikasi mutu bahan atau pekerjaan yang tercantum
dalam dokumen pekerjaan
2. Standar/pedoman pengujian
Pengujian dilakukan berdasarkan standar-standar yang berlaku
3. Standar/Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan
Standar pelaksanaan ialah prosedur untuk menjamin tercapainya kualitas
pekerjaan yang dikehendaki. Standar pelaksanaan mencakup beberapa aspek
seperti pemilihan bahan, percobaan-percobaan, tata cara pelaksanaan
(mengolah/meramu, mengangkut dan merekayasa).
3) Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu dapat dilakukan dengan cara pembuatan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang memuat masing-masing jenis pekerjaan. Faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan :
i. kebutuhan dan fungsi pekerjaan tersebut dengan selesainya pekerjaan tersebut
diharapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan
ii. keterkaitannya dengan pekerjaan berikutnya ataupun kelanjutan dari pekerjaan
sebelumnya.
iii. alasan sosial politik lainnya, apabila pekerjaan tersebut milik pemerintah.
iv. kondisi alam dan lokasi pekerjaan
v. keterjangkauan lokasi pekerjaan ditinjau dari fasilitas perhubungannya
vi. ketersedian dan keterkaitan sumber daya material, peralatan dan material pelengkap
lainnya yang menunjang terwujudnya pekerjaan yang bersangkutan
vii. kapasitas/daya tampung area kerja pekerjaan terhadap sumber daya yang
dipergunakan selama operasional pelaksanaan berlangsung
viii. produktivitas sumber daya, peralatan pekerjaan, dan tenaga kerja pekerjaan, selama
operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang memenuhi aturan
teknis
ix. cuaca, musim, debit banjir, skala gempa tahunan, dan lain-lain
x. referensi hari kerja efektif (pekerjaan) dengan mempertimbangkan hari-hari libur resmi
nasional, daerah, dan hari-hari keagamaan, serta adat setempat dimana pekerjaan
berada.
xi. kesiapan sponsor pekerjaan atau sumber daya finansial pekerjaan atau ketersediaan
dana pekerjaan yang bersangkutan.
Pengendalian waktu dapat dikontrol dengan pembuatan jadwal pekerjaan. Beberapa jenis
jadwal dapat dipergunakan, tergantung kepada kebutuhan pekerjaan antara lain adalah :
102 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

a) Bar Charts Basic and Linked (Diagram Balok-Asli dan Terkait)


b) Critical Path Method atau network planning
6.6

Pengukuran dan Pembayaran

1) Pengukuran
a) Pekerjaan Tanah
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian 1,
Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan
mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis,
Volume I : Umum, Bagian 2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
c) Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan penyelidikan geoteknik mengacu pada
Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum,
Bagian 3, Pekerjaan Geoteknik
d) Pekerjaan Beton
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan beton mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian 4,
Pekerjaan Beton dan Bekisting
e) Pekerjaan Batu Kosong dan Bronjong
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan batu kosong dan bronjong mengacu
pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I :
Umum, Bagian 5, Pekerjaan Pasangan
f) Pekerjaan Pemancangan
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pemancangan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian 6,
Pekerjaan Pemancangan
g) Pekerjaan Lain-lain
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan yang bersifat lain-lain; misal : photo
dokumentasi, gambar-gambar, perumahan dan lain yang terekam dalam dokumen
kontrak mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Volume I : Umum, Bagian 9, Pekerjaan Lain-lain
2)

Dasar Pembayaran
a) Pekerjaan Tanah
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu pada Pd

103 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum,


Bagian 1, Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan pengukuran topografi
dan pemetaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian 2, Pekerjaan Pengukuran Topografi
dan Pemetaan
c) Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan penyelidikan geoteknik
mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis,
Volume I : Umum, Bagian 3, Pekerjaan Geoteknik
d) Pekerjaan Beton
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan beton mengacu pada Pd
T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum,
Bagian 4, Pekerjaan Beton
e) Pekerjaan Batu Kosong dan Bronjong
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan batu kosong dan
bronjong mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Volume I : Umum, Bagian 5, Pekerjaan Pasangan
f) Pekerjaan Pemancangan
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pemancangan mengacu pada Pd Txx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum,
Bagian 6, Pekerjaan Pemancangan
g) Pekerjaan Lain-lain
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan yang bersifat lain-lain;
misal : photo dokumentasi, gambar-gambar, perumahan dan lain yang terekam dalam
dokumen kontrak mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian 9, Pekerjaan Lain-lain

104 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Nomor
Pembayaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Uraian

Satuan Pengukuran

Mobilisasi dan Demobilisasi


Jalan masuk dan jalan sementara
Gambar konstruksi dan gambar
purna laksana
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan
Pengukuran
dan
Pemetaan
Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Pekerjaan Beton
Pekerjaan Pasangan Batu Kosong
dan Bronjong
Pekerjaan Pemancangan
Pekerjaan Dewatering

Lump Sum
Lump Sum
Lump Sum

105 dari 120

Pd T-xx-200x, Bagian1
Pd T-xx-200x, Bagian2
Pd T-xx-200x, Bagian3
Pd T-xx-200x, Bagian4
Pd T-xx-200x, Bagian5
Pd T-xx-200x, Bagian6
Pd T-xx-200x, Bagian7

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

LAMPIRAN D
PEMELIHARAAN BANGUNAN
PERSUNGAIAN

INVENTARISASI KERUSAKAN
& SURVEI PENGUKURAN
KEGIATAN AWAL :
1. DAFTAR SISTEM SUNGAI
2. PRIORITAS -> INVENTARISASI & SURVEI AWAL
3. PROGRAM SURVEI & INVENTARISASI BANGUNAN

KEGIATAN TINGKAT I

KEGIATAN TINGKAT 2

PENENTUAN
PENGGAL SUNGAI

DATA ANGKUTAN
SEDIMEN
PENGUMPULAN
DATA DEBIT

ANALISIS SEDIMEN
KOMPUTER MODEL

SURVEI
PENGUKURAN
INVENTARISASI &
SURVEI BANGUNAN
PERSUNGAIAN

PEMELIHARAAN
PENCEGAHAN

PEMELIHARAAN
DARURAT

PEMELIHARAAN
KOLEKTIF

PEMELIHARAAN
RUTIN

PEMELIHARAAN
KHUSUS

PEMELIHARAAN
BERKALA

REHABILITASI
PEMELIHARAAN
PERBAIKAN KECIL

RETIFIKASI

PENGHITUNGAN BIAYA &


PELAKSANAAN PEMELIHARAAN

Bagan Alir pemeliharaan bangunan persungaian

106 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

LAMPIRAN E
Form Pemeliharan Bangunan Persungaian
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
Nama sungai :
Lembar : .
Formulir - Referensi kontrak, laporan, dan gambar
Contoh
No.Identitas
Tgl. Pemeriksaan/survei
Nama Petugas
Nama satuan wilayah sungai
(SWS)
5 Nomor SWS
1
2
3
4

Tgl/bulan/tahun
Tulis namanya
Tulis : SWS

6 Daerah aliran sungai


7 Nama Sungai

Kali

8 Terletak/melewati kabupaten
9 Tanggal pemasukan data

Hulu,tengah,hilir

DOKUMEN KONTRAK / LAPORAN


10 Judul kontrak, tanggal
11 Nama kontraktor
12 Nama konsultan pengawas
13 Judul dokumen laporan / tanggal
14 Nama penulis dokumen laporan
, kantor
GAMBAR
15 Judul gambar, tanggal
16 Gambar pelaksanaan
17 Nomor gambar

Nomor..s.d.Nomor..

18 Konsultan desain
19 Nama-nota penghitungan, nota
penjelasan desain, tanggal
20 Uraian ringkas formulir 1

107 dari 120

Masukan data

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
Nama sungai :
Lembar : .
Formulir

Klasifikasi Ruas Sungai


contoh

1
2
3
4

No.Identitas
Tgl. Pemeriksaan/survei
Nama Petugas
Nama satuan wilayah sungai
(SWS)
5 Nomor SWS

Masukan data

Tgl/bulan/tahun
Tulis namanya
Tulis : SWS

6 Daerah aliran sungai


7 Nama Sungai

Kali

8 Terletak/melewati kabupaten
9 Tipe sempadan sungai

10 Nama desa
11 Lebar bantaran kiri

Hulu,tengah,hilir
Tanggul kiri/tanggul kanan/
tanggul kiri+kanan/ tanpa
tanggul
Tulis nama desa setempat
Masukan < 20 m atau > 20m

12 Lebar bantaran kanan

Masukan < 20 m atau > 20m

13 Nomor titik patok PTU & PTP A


(awal) dan B (akhir)

Tulis PTU
PTP A. & B ..

14 Lokasi GPS A

Garis lintang/bujur hasil


pembacaan GPS

15 Lokasi GPS B

Garis lintang/bujur hasil


pembacaan GPS
Ambil dari gambar
pengukuran
Ambil dari gambar
pengukuran
Ambil dari gambar
pengukuran

16 Jarak langsung PTU - PTP A


17 Jarak langsung PTU - PTP B
18 Nama dan nomor gambar
pengukuran
19 Bangunan 1
20 Lokasi bangunan 1
21 Kondisi bangunan 1

22 Usulan perbaikan/pemeliharaan
bangunan 1

PTU =
PTP A =
PTP B =
o
GL = .. .'"
o
GB = .. .'"

Sebut macam bangunan dari


hulu ke hilir dalam
GPS dan jarak dari PTU PTP A/B
Uraian singkat/sketsa kondisi bangunan

Uraian singkat/sketsa usulan perbaikan

108 dari 120

GL = .. .'"
o
GB = .. .'"

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
23 Bangunan 2
24 Lokasi bangunan 2
25 Kondisi bangunan 2

Sebut macam bangunan dari


hulu ke hilir dalam
GPS dan jarak dari PTU PTP A/B
Uraian singkat/sketsa kondisi bangunan

26 Usulan perbaikan/pemeliharaan
bangunan 2

Uraian singkat/sketsa kondisi bangunan

27 Bangunan 3

Sebut macam bangunan dari


hulu ke hilir dalam
GPS dan jarak dari PTU PTP A/B
Uraian singkat/sketsa kondisi bangunan

28 Lokasi bangunan 3
29 Kondisi bangunan 3

30 Usulan perbaikan/pemeliharaan
bangunan 3

Uraian singkat/sketsa kondisi bangunan

31 Bangunan 4

Sebut macam bangunan dari


hulu ke hilir dalam
GPS dan jarak dari PTU PTP A/B
Uraian singkat/sketsa kondisi bangunan

32 Lokasi bangunan 4
33 Kondisi bangunan 4

109 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
34 Usulan perbaikan/pemeliharaan
bangunan 4

Uraian singkat/sketsa kondisi bangunan

35 Bangunan 5

Sebut macam bangunan dari


hulu ke hilir dalam
GPS dan jarak dari PTU PTP A/B
Uraian singkat/sketsa kondisi bangunan

36 Lokasi bangunan 5
37 Kondisi bangunan 5

38 Usulan perbaikan/pemeliharaan
bangunan 5

Uraian singkat/sketsa kondisi bangunan

39 Uraian ringkas penting Formulir 2A & gambar sketsa


Buat catatan seperlunya

110 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
Nama sungai :
Lembar :
Formulir - Kondisi Ruas Sungai
contoh
Masukan data
1 No.Identitas
Tgl/bulan/tahun
2 Tgl. Pemeriksaan/survei
3 Nama Petugas
Tulis namanya
KONDISI SEMPADAN SUNGAI DI SEBELAH LUAR SISI TANGGUL
Binamarga,irigasi,
4 Kepemilikan bagian luar kiri
pribadi, dsb
Jalan desa, perumahan, sal
5 Penggunaan tanah bagian luar
kiri
irigasi, sal.pembuang,dsb
Binamarga,irigasi,
6 Kepemilikan bagian luar kanan
pribadi, dsb
Jalan desa, perumahan, sal
7 Penggunaan tanah bagian luar
kanan
irigasi, sal.pembuang,dsb
8 KONDISI TANAH BANTARAN KIRI
Balai PSDA, proyek sungai
9 Kepemilikan tanah
pribadi,dll
Tanaman, bangunan
10 Penggunaan tanah
Tanaman yang mengganggu
11 Macam tanaman
aliran:rumput, bambu,pisang
dll
12 Kepadatan tanaman pada bantaran kepadatan : jarang/sedang/
kiri
rapat
13 Hambatan aliran air oleh tanaman/ tidak ada/sedang/besar
bangunan
14 Penambangan galian C, pada
Macam galian dan tingkat
galian: tidak ada/sedikit/
bantaran
sedang
15 Membahayakan tanggul
Tidak/ ya
KONDISI TANAH BANTARAN KANAN
Balai PSDA, proyek sungai
16 Kepemilikan tanah
pribadi,dll
Tanaman, bangunan
17 Penggunaan tanah
18 Macam tanaman
Tanaman yang mengganggu
aliran:rumput, bambu,pisang
dll
19 Kepadatan tanaman pada bantaran kepadatan : jarang/sedang/
kiri
rapat
20 Hambatan aliran air oleh tanaman/ tidak ada/sedang/besar
bangunan
21 Penambangan galian C, pada
Macam galian dan tingkat
galian: tidak ada/sedikit/
bantaran
sedang
Tidak/ ya
22 Membahayakan tanggul
KONDISI MUARA/ALUR/JALAN AIR
Selalu terbuka
23 Kondisi muara
Laut lepas
Kadang tertutup
selalu tertutup
selalu baik
24 Kondisi pelayaran
baik saat pasang
tidak bisa
bagus,pengendapan,erosi,
25 Kondisi keseluruhan alur sungai
(dilihat dari morfologi sungai)
longsor
26 Erosi dasar sungai
tidak ada,sedang,kecil
27 Erosi/longsoran tebing kiri

tidak ada,sedang,kecil

28 Erosi/longsoran tebing kanan

tidak ada,sedang,kecil

29 Erosi dasar sungai

tidak ada,sedang,kecil

111 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
30 Penambangan galian sungai
pada alur sungai
31 Pengendapan/sedimentasi
di dasar sungai
32 Hambatan aliran oleh bangunan
yang melintang sungai (jembatan,
talang,siphon)

33 % hambatan aliran air terhadap


luas penampang
34 Bangunan terancam?(oleh erosi,
penambangan,endapan, dan
gangguan lainnya)
35 Uraian ringkas formulir 2B

tidak ada,sedang,kecil
tidak ada,sedang,kecil
tidak berarti
tanaman dibantaran
Jembatan
Bangunan lama
Bangunan sementara

Ya atau tidak

112 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian


Nama sungai :
Lembar : .
Formulir - Perkiraan pemeliharaan ruas sungai kiri
Contoh
Masukan data
1 No.Identitas
Tgl/bln/thn
2 Tgl pemeriksaan/survei
Tulis namanya
3 Nama petugas
PEMELIHARAAN PREVENTIF
potong rumput/tanaman
4 Usulan pemeliharaan rutin
yang mengganggu
:..m
5 Panjang pemeliharaan Rutin
2
2
Luas
m
:..m
6
7 Panjang pemeliharaan Rutin Macam pemeliharaan
berkala
Jumlah atau volumenya
8 Banyaknya (unit)
Perbaikan talud dengan
9 Usulan perbaikan kecil 1
bronjong/pasangan-jelaskan
dengan sketsa
Perbaikan talud dengan
10 Usulan perbaikan kecil 2
bronjong/pasangan-jelaskan
dengan sketsa
PEMELIHARAAN KOREKTIF DAN DARURAT
Galian endapan, bongkar
11 Usulan perbaikan khusus
(50%<fungsi<70%)
bangunan, dll
Pelebaran sungai,sudetan,
12 Usulan rehabilitasi
(fungsi<50%)
Uraian ringkas tapi rinci
Uraian ringkas tapi rinci
13 Usulan retifikasi (bangunan
tidak berfungsi seperti
rencana)
14 Pemeliharaan darurat (untuk Uraian ringkas tapi rinci
mencegah kerusakan lebih
parah)
15 Uraian ringkas Formulir 2C
dan sketsa

113 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
Nama sungai :
Lembar : .
Formulir - Perkiraan pemeliharaan ruas sungai kanan
Contoh
Masukan data
1 No.Identitas
Tgl/bln/thn
2 Tgl pemeriksaan/survei
3 Nama petugas
Tulis namanya
PEMELIHARAAN PREVENTIF
4 Usulan pemeliharaan rutin
potong rumput/tanaman
yang mengganggu
:..m
5 Panjang pemeliharaan Rutin
2
2
:..m
6 Luas m
7 Panjang pemeliharaan Rutin Macam pemeliharaan
berkala
Jumlah atau volumenya
8 Banyaknya (unit)
9 Usulan perbaikan kecil 1
Perbaikan talud dengan
bronjong/pasangan-jelaskan
dengan sketsa di No.15
10 Usulan perbaikan kecil 2
Perbaikan talud dengan
bronjong/pasangan-jelaskan
dengan sketsa di No.15
PEMELIHARAAN KOREKTIF DAN DARURAT
11 Usulan perbaikan khusus
Galian endapan, bongkar
(50%<fungsi<70%)
bangunan, dll
12 Usulan rehabilitasi
Pelebaran sungai,sudetan,
(fungsi<50%)
Uraian ringkas tapi rinci
13 Usulan retifikasi (bangunan
Uraian ringkas tapi rinci
tidak berfungsi seperti
rencana)
14 Pemeliharaan darurat (untuk Uraian ringkas tapi rinci
mencegah kerusakan lebih
parah)
15 Uraian ringkas Formulir 2C
dan sketsa

114 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian


Nama sungai :
Lembar :
Formulir - Kondisi krib (bangunan yang ada/ existing)
Contoh
KONDISI RUNTUHAN BANGUNAN
1 No.Identitas
Tgl/bln/thn
2 Tgl pemeriksaan/survei
Tulis namanya
3 Nama petugas
Tak dapat dipakai
4 Kondisi runtuhan
(bila krib yang ada telah
Bagus
runtuh)
Kerusakan kecil
Longsor
Batu hilang
Bangunan hilang
Bangunan..
50% < x < 70%
5 Kegunaan runtuhan
x < 50 %
Tak berfungsi
(No.film/No.foto)
6 No.foto
KONDISI STRUKTUR BERONJONG
7

Kondisi krib bronjong

Kondisi kawat beronjong

Kegunaan beronjong yang


ada

Tak dapat dipakai


Bagus
Kerusakan kecil
Longsor
Batu hilang
Bangunan hilang
Bangunan..
Tak dapat dipakai
Bagus
Lapisan pelindung hilang
Rusak ringan
Rusak berat
50% < x < 70%
x < 50 %
Tak berfungsi

KONDISI STRUKTUR TIANG PANCANG BETON/KAYU


10 Kondisi struktur tiang
Tak dapat dipakai
pancang
Bagus
Tiang rusak
Kepala tiang
Batu hilang hancur
Tiang hilang
Tiang poer hilang
Bangunan..
11 Kondisi beton (untuk krib
tiang beton)

12 Kondisi kayu (untuk krib


tiang kayu)
13 Kegunaan tiang pancang

Bagus
Rusak ringan
Pecah
Tergeser
Lapisan beton hilang
Besi beton rusak
Bagus
Rusak ringan
Rusak berat
50% < x < 70%
x < 50 %
Tak berfungsi

115 dari 120

Masukan data

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
14 Uraian ringkas Formulir 4B & sketsa
(Perlu sketsa posisi susunan krib, jumlah dan lain-lain

116 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
Nama sungai :
Lembar :
Formulir - Kondisi krib (bangunan yang ada/existing )
Contoh
KONDISI TUNTUHAN BANGUNAN
1

No.Identitas

2
3
4

Tgl pemeriksaan/survei
Nama petugas
Kondisi runtuhan (bila krib yang ada
telah runtuh)

Krib kiri/kanan

No. Foto

Tgl/bln/thn
Tulis namanya
- Tak dapat dipakai
- Bagus
- Kerusakan kecil
- Longsor
- Batu hilang
- Bangunan hilang
- Bangunan ..
- 50% < x < 70%
- x < 50%
- Tak berfungsi
(No. film/No. foto)

KONDISI STRUKTUR BRONJONG


7

Kondisi krib bronjong

- Tak dapat dipakai


- Bagus
- Longsor
- Tak berbentuk
- Batu hilang
- Bangunan

Kondisi kawat bronjong

- Tak dapat dipakai


- Bagus
- Lap. Pelindung hilang
- Tak berbentuk
- Batu hilang
- Bangunan

Kegunaan bronjong yang ada

- 50% < x < 70%


- x < 50%
- Tak berfungsi

KONDISI STRUKTUR TIANG PANCANG BETON/KAYU


10 Kondisi struktur tiang pancang

- Tak dapat dipakai


- Bagus
- Tiang rusak
- Kepala tiang hancur
- Tiang hilang
- Tiang poer hilang
- Bangunan hilang

11 Kondisi beton (untuk krib tiang beton)

- Bagus
- Rusak ringan
- Pecah
- Tergeser
- Lapisan beton hilang
- Besi beton rusak

12

Kondisi kayu (untuk krib tiang kayu)

- Bagus
- Rusak ringan
- Pecah

13

Kegunaan tiang pancang

- 50% < x < 70%


- x < 50%
- Tak berfungsi

117 dari 120

Masukan data

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
14 Uraian ringkas Formulir & sketsa
(perlu sketsa posisi susunan krib, jumlah dan lain-lain)

118 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian


Nama sungai :
Lembar : .
Formulir- Penaksiran pemeliharaan krib
Contoh
1 No.Identitas
2 Tgl pemeriksaan/survei
Tgl/bln/thn
Tulis namanya
3 Nama petugas
PEMELIHARAAN RUTIN
4 Pemeliharaan rutin
Pembersihan sampah
Pembersihan runtuhan
5

Masukan data

Jumlah krib pemeliharaan


rutin 1

PERBAIKAN KECIL
Pekerjaan tanah minor

Jenis material

Tak perlu
Mengganti timbunan
Tanah
Kerikil
Lain-lain
m x..m x..m=m

Volume pekerjaan tanah


(m 3)
10 Pekerjaan batu minor
(bila krib dari pasangan batu)

Tak perlu
Mengganti batu
Batu & filter
Fondasi+batu+filter

11 Ukuran batu (m)

.m

12 Luas dasar (batu) (m)

m x m = .m

13 Ketinggian (batu) (m)

.m

14 Pekerjaan bronjong minor


(bila krib dari bronjong )

15 Penggantian unit bronjong

16 Banyaknya unit bronjong/


jumlah yang diganti
17 Ukuran unit bronjong yang
diganti
18 Luas dasar (bronjong) (m 2)
yang diganti
19 Ketebalan (bronjong)(m)
total yang akan diganti
20 Ukuran batu (bronjong) (m)
21 Perbaikan pengikat bronjong

Tak perlu
Isi batu + kawat
Isi batu + panel
Ganti unit bronjong
Tak perlu
Galvanisasi
Lapis pelindung

buah
Lebar x panjang x tebal

.m xm x.m
.m xm x=.m

..m
diameter batu
Tak perlu
Ganti kawat
Ganti panel

22 Luas pengikat bronjong (m 2)


23 Kayu pengganti
(untuk krib kayu)
24 Ukuran kayu (mm x mm)

Fondasi + filter + unit


bronjong

..m

.m xm x=.m
Tak perlu
Kayu dolken
x..x.m
F =
m

25 Panjang kayu (m)

119 dari 120

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
26 Perbaikan beton
(untuk krib beton)

Tak perlu
Perbaikan kepala tiang
Perbaikan lapis beton
2

27 Luas permukaan beton (m )

.m xm x=.m

28 Kedalaman beton (m)

29 Perbaikan korektif besar/


Perlu sketsa + deskripsi
spesial
(bila 50% < x < 70%)
30 Rehabilitasi
Perlu sketsa + deskripsi
(Bila x < 50%)
31 Rektifikasi (bila sama
Perlu sketsa + deskripsi
sekali tak berfungsi)
32 Pemeliharaan darurat (bila
Perlu sketsa + deskripsi
konstruksi dalam keadaan
bahaya)
33 Uraian ringkas penting Formulir 4C & sketsa

120 dari 120

Anda mungkin juga menyukai