===========================================
=============================
TUGAS REVIEW JURNAL
MATA KULIAH
NAMA
NIM
Studi Pustaka
Persediaan adalah bagian penting dalam melakukan bisnis di berbagai sektor
ekonomi. Adanya persediaan dikarenakan barang yang tersedia dan permintaan
terkadang tidak bersinkronisasi dengan sempurna dan juga membutuhkan waktu
untuk melakukan materialrelated operations (Tersine, 1994). Persediaan
berperanmencapai tujuan dalam perusahaan, antara lain ( Stock andLambert ,
2001) :
1. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mencapai skala ekonomi .
2. Menyeimbangkan penawaran dan permintaan .
3. Spesialisasi di bidang manufaktur .
4. Perlindungan dari ketidakpastian permintaan dan siklus pesanan .
5. Penyangga apabila terjadi critical interfaces dalam rantai persediaan.
Persediaan dapat menjadi sumber konflik antara manajer yang berbeda dalam
organisasi karena manajer yang berbeda memiliki peran yang berbeda dalam
mempergunakan persediaan barang. Peran bertentangan manajer tidak boleh
mengganggu kinerja organisasi secara keseluruhan (Tersine, 1994). Manajemen
persediaan menjadi obejk yang harus diperhatikan untuk mengatasi konflik ini.
Tujuan dari manajemen persediaan adalah untuk menentukan jumlah material di
tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dengan biaya rendah (Tersine ,
1994) .Manajemen persediaan dengan melibatkan kriteria ekonomi dapat
digunakan untuk membantu mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah
di seputar persediaan. Pemahaman mengenai biaya yang relevan dalam suati
sistem inventori dibutuhkan dalam melakukan manajemen persediaan. Jenis-jenis
biaya persediaan antara lain:
kekurangan
atau
penyusutan
merupakan penyusut-
merasa
Barang Kelas A yaitu barang yang hanya mewakili sekitar 10% dari total
jumlah persediaan, tetapi mewakili sekitar 70% dari total penggunaan
biaya persediaan.
Barang Kelas B yaitu barang yang dapat mewakili sekitar 20% dari total
jumlah persediaan, dan mewakili sekitar 20% dari total penggunaan biaya
persediaan.
Barang Kelas C yaitu barang yang dapat mewakili sekitar 10% dari total
jumlah persediaan, dan mewakili sekitar 10% dari total penggunaan biaya
persediaan
Setiap kategori pada klasifikasi tersebut harus ditangani dengan cara yang
berbeda, yaitu dengan lebih banyak perhatian yang ditujukan untuk kategori A,
berkurang terus-menerus dari B dan ke C.
Analisis VED telah umum digunakan bersama-sama dengan analisis ABC dalam
manajemen persediaan di rumah sakit. Analisis VED didasarkan pada kekritisan
barang. Kategori "V" adalah untuk barang yang sangat penting, yaitu tanpa barang
tersebut rumah sakit tidak dapat berfungsi, kategori " E " yaitu untuk barangbarang yang penting, yaitu tanpa yang barang tersebut rumah sakit tetap dapat
berfungsi tetapi dapat mempengaruhi kualitas layanan, dan kategori " D " untuk
barang-barang yang diinginkan, sehingga ketidaktersedianya barang tersebut tidak
akan mengganggu fungsi rumah sakit (Gupta dkk., 2007) .
Dengan menggabungkan analisis ABC dan VED, obat-obatan di rumah sakit dapat
digabungkan ke dalam kelompok berikut (Gupta, dkk., 2007) :
Kelas I : AV + BV + CV + AE + AD
Kelas II : BE + CE + BD
Kelas III : CD
Kelas I adalah kelompok barang dengan prioritas tertinggi dan membutuhkan
perhatian terbesar. Pengelolaan obat-obatan Kelas I oleh para pekerja yang berada
di manajemen puncak perusahaan akan membantu dalam memeriksa anggaran
tahunan dan ketersediaan barang yang ada. Perhatian para pekerja yang berada di
manajemen tingkat menengah ditujukan untuk kelas II, dan perhatian para pekerja
yang berada di manajemen tingkat bawah dikhususkan untuk kelas III.
Berikut dua sistem inventori berdasarkan jumlah dan waktu pemesanan barang
menurut Tersine (1994):
model
EOQ
digunakan
asumsi-asumsi
berikut
untuk
Fixed Order Interval Systems (EOI) atau sistem persediaan secara periodik
lebih berdasar kepada periode daripada posisi stok persediaan. Sistem
persediaan yang berbasiskan waktu melakukan pesanan berdasarkan suatu
jangka waktu tertentu. Jumlah pesanan bergantung kepada pemakaian
demand selama periode waktu tersebut. Sistem ini juga disebut sebagai
sistem-T, karena interval waktu pemesanan yang konstan. Tingkat
persediaan maksimum untuk setiap barang ditingkatkan, berdasarkan
pemakaian selama lead time dan selang waktu pemesanan. Setelah jangka
waktu tertentu telah berlalu, posisi barang persediaan ditentukan. Barang
yang telah dipesan dbarangpatkan untuk mengisi stok dengan ukuran yang
cukup untuk membawa tingkat persediaan barang tersebut ke tingkat
persediaan maksimum. Oleh karena itu, parameter dari sistem ini adalah
periode tetap (T) dan tingkat persediaan maksimum (E) .
Berikut dua model dari EOI:
EOI dengan satu barang
EOI dengan multi barang
Lebih dari satu jumlah obat di rumah sakit yang harus dbarangpatkan.
Pemasok obat umunya menyediakan banyak barang , dan oleh karena
itu pemesanan yang dilakukan secara bersamaan akan lebih ekonomis.
TC(T)
Pi Ri
i=1
C +nc
T
TF
T2
Pi Ri
i=1
(1)
Minimal interval biaya pemesanan didapatkan melalui turunan pertama
dari total biaya tahunan dengan interval pemesanan (T) dan produksi ialah
sama dengan 0. Rumusan EOI (Rumus 2) dalam setahun berdasarkan hal
tersebut ialah sebagai berikut:
*
T =
2(C+ nc)
n
F Pi Ri
i=1
E=
Ri L
N
Ri (T + L)
N
(3)
TC (T*) = (1 + FT*)
Pi Ri
(4)
i=1
Metode Penilitian:
Lokasi Penelitian ialah RS X, Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia. Analisis data
dilakukan pada daftar biaya yang dikeluarkan oleh instalasi farmasi pada tahun
2007. Sebagian besar pasien di rumah sakit ini termasuk kalangan masyarakat
kelas ekonomi menengah, sebagian besar obat-obatan yang tersedia termasuk obat
generik. Jumlah total obat adalah 336 buah.
penggunaan biaya per periode waktu (pertahun) untuk setiap material itu.
Jumlahkan nilai total penggunaan biaya dari semua material inventory itu
mengklasifikasikan
persediaan
obat-obatan
menjadi
kategori sangat penting (V), penting (E) dan diinginkan (D). Obatobatan yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
pasien
dan
harus
tersedia
di
rumah
sakit
setiap
kali
tidak
adanya
obat
tersebut
tidak
akan
merugikan
dan
obat-obatan
diinginkan.
tersebut
Penentuan
menjadi
kategori
penting,
obat-obatan
Nilai Total
Tahunan (Rupiah)
1,053,716,897
285,952,898
147,651,592
1,487,321,387
Persentasi
nilai tahunan
70,84%
19,23%
9,93%
100%
Jumlah
barang
26
37
273
336
% Jumlah
barang
7,74%
11,01%
81,25%
100%
Barang pada kelas A harus memiliki kontrol persediaan fisik yang ketat ,
dimungkinkan untuk menempatkannya dalam area yang lebih aman, dan
akurasi catatan persediaan untuk Kelas A harus lebih sering diverifikasi.
Jumla
h
baran
g
22
113
201
336
%
jumlah
baran
g
6,60
33,6
59,8
100
90%
80%
70%
60%
50%
3
3
4
4
4
17
21
2
14
26
42
4
40
62
106
16
55
89
160
V
8
3
11
22
E
5
15
93
113
D
13
19
169
201
Total
26
37
273
336
persediaan yang diinginkan maksimum untuk setiap barang (Ei) yang ditampilkan
pada tabel 4 diperoleh dengan menggunakan rumus 3.
Tabel 4. Persediaan maksimal dari masing-masing obat-obatan.
Analisis ABC - VED membantu untuk mengklasifikasi dan memprioritaskan obatobatan yang memerlukan kontrol manajerial yang lebih baik pada pengeluaran
tahunan dan ketersediaannya di rumah sakit. Empat puluh jenis barang ( 11,90 % )
dikelompokkan ke dalam kelas I (AV + BV + CV + AE + AD) yang memerlukan
kontrol manajerial yang tinggi . Penerapan EOI model multi-item terhadap 40
item kelas I telah menghasilkan total penghematan biaya tahunan 4,52 %
dibandingkan dengan metode yang dipergunakan rumah sakit saat ini .