Cara Menentukan Letak Perusahaan
Cara Menentukan Letak Perusahaan
Lokasi
Solo
b
bs
b
bs
bs
Yogyakarta
bs
b
b
s
k
Semarang
b
s
b
b
b
Purwokerto
bs
bs
s
k
k
Dari hasil analisis pada masing masing alternatif tersebut dapat disimpulkan lokasi
yang paling ideal adalah Solo.
LOKASI
SOLO
JUMLAH
NILAI
YOGYAKARTA
SEMARANG
PURWOKERTO
KEADAAN
b
bs
b
bs
bs
NILAI
4
5
4
5
5
KEADAAN
bs
b
b
s
k
NILAI
5
4
4
3
2
KEADAAN
b
s
b
b
b
NILAI
4
3
4
4
4
KEADAAN
bs
bs
s
k
k
NILAI
5
5
3
2
2
23
18
19
17
1.
2.
Titik tolak analisis weber terletak pada faktor biaya pengangkutan, kemudian
diperhatikan pula biaya tenaga kerja. Apabila suatu industri menganggap biaya
pengangkutan menjadi faktor utama dalam menetapkan lokasi perusahaan, maka
perusahaan akan didirikan pada suatu titik pada garis lurus yang menghubungkan Tempat
Bahan Mentah (TBM) dan Daerah Konsumen (DK).
(TBM)x..x (DK)
Untuk dapat menetapkan Tempat Kediaman Perusahaan (TKP) antara TBM dan DK,
maka menurut Weber harus dilihat sifat bahan mentah yang digunakan perushaan dan
corak proses produksinya.
1.
Sifat bahan mentah dan corak proses produksinya dapat dibedakan sebagai berikut :
Ubikuitas mutlak
Yaitu bahan baku yang tersedia dalam jumlah tidak terbatas dan terdapat dimana saja.
Misalnya udara bagi pabrik gas.
2.
Ubikuitas Relatif
Yaitu bahan baku yang tersedia dalam jumlah tidak terbatas, tetapi hanya ada di beberapa
tempat tertentu saja. Misalnya tanah liat untuk pabrik batu bata. Ubikuitas Relatif ini ada
dua jenis yaitu:
-
Penyelesaian :
1. Apabila TKP berada di DK, maka besarnya biaya pengangkutan yang dikeluarkan
hanyalah biaya pengangkutan bahan mentah dari TBM ke DK yaitu sebesar : 400
x Rp. 200,00 = Rp. 80.000,00
2. Apabila TKP berada 100 km dari TBM dan dari Dk (TKP berada ditengah jarak
TBM-DK), maka biaya pengangkutan yang dikeluarkan ialah untuk mengankut
bahan mentah dari TBM ke TKP serta biaya pengankutan barang jadi dari TKP ke
DK.
200 km
TBM
TKP
DK
Apabila hanya sebagian saja dari bahan mentah akan menjadi barang jadi, maka TKP
akan berada di TBM.
CONTOH :
150 kg bahan mentah yang diproses akan menjadi 90 kg barang jadi.
Biaya pengangkutan bahan mentah tiap kg/tiap km =Rp 100,00
Biaya pengangkutan barang jadi tiap kg/km
=150,00
Jarak TBM-DK=100 km.
Dalam hal ini kita akan mencoba mencari TKP antara TBM-DK yang mempunyai biaya
pengangkutan paling rendah:
TBM
50 km
25 km
DK
TKP I
TKP II
TKP III
100 km
Misalkan :
Kita ambil TKP 1 di TBM, maka biaya pengangkutan bahan mentah menjadi barang jadi
sebesar: (150x0xRp 100,-)+(90x100xRp 150,-) = Rp 1.350.000,00
2. Kita ambil TKP II di tengah-tengah jarak TBM-DK yaitu 50 km dari TBM dan 50 km
dari DK; maka biaya pengangkutan bahan mentah dan barang jadi sebesar:
(150x50xRp 100,-)+(90x50xRp 150,-) =Rp. 1.425.000,00
3. Kita ambil TKP III di titik sejauh 75 km dari TBM dan 25 km dari DK, maka biaya
pengangkutan bahan mentah dan barang jadi sebesar:
(150x75xRp 100,-)+(90x25xRp 150,-) = Rp 1.462.500,00
1.
Kesimpulan:
1. Biaya pengangkutan paling rendah sebesar Rp 1.350.000,- yaitu apabila TKP terletak di
TBM
2. Terlihat apabila semakin jauh TKP dari TBM (atau semakin mendekati DK), maka biaya
total pengangkutan semakin besar, karena terdapat kemerosotan berat bahan mentah yang
cukup besar sehingga berat barang jadi lebih kecil dari berat bahan mentahnya.
TKP
a. kg bahan mentah
b. kg bahan pembantu
c kg barang jadi
z km
DK
TBM II
Y km
1.
2.
3.
1.
2.
Ketentuan :
Jika indeks material lebih besar daripada satu berarti tidak semua bahan yang digunakan
dalam proses produksi menjadi barang jadi atau terdapat sisa dari bahan yang tidak dapat
dipergunakan. Dalam hal ini maka TKP akan cenderung berada di TBM.
Apabila indeks material sama dengan satu, berarti semua bahan yang digunakan dalam
proses produksi dipakai (tidak ada sisa bahan). Dalam hal ini TKP didirikan dimanapun
sama saja. Hanya karena pertimbangan resiko kerusakan barang, maka lebih baik TKP
berada di DK saja.
CONTOH :
Berat bahan baku =120 Ton; berat bahan pembantu=160 ton; berat barang jadi=200 ton.
Maka indeks mateialnya adalah= (120+160)/200=1,4 atau >1.
Berat bahan baku =120 ton; berat bahan pembantu =80 ton; berat barang jadi=200 ton.
Maka indeks materialnya adalah = (120+80)/200=1