KASUS
I. IDENTITAS
Nama
: An. R
Umur
: 9 tahun
: 18 Juli 2014
Cont...
Keluhan Utama :
Sesak
Cont...
Cont...
Muncul demam.
Demam muncul bersama keluhan
sesak.
Semlenget hingga sekarang (18 Juli
2014).
Demam disertai nyeri kepala.
Keluhan demam belum diobati.
Silsilah/Ikhtisar
Keturunan
Riwayat Imunisasi
Riwayat imunisasi dasar kemungkinan
lengkap sesuai dengan usia & jadwal
kementrian kesehatan.
PEMERIKSAAN JASMANI
Kesan umum : Lemah, kesadaran
kompos mentis
Tanda utama
- Nadi : 60 kali/menit
- Pernapasan : 34 kali/menit
- Tekanan darah : - Suhu : 37 C
Pemeriksaan Khusus
1. Leher : perbesaran tiroid (-)
2. Dada :
Jantung : S1, S2 tunggal, m(-), g(-)
Paru-paru :
terdapat sedikit retraksi dinding dada, gerakan dada
kanan dan kiri simetris.
Vesikuler (+)/(+), wheezing(+)/(+), rongki (-)/(-)
3. Abdomen:
Dalam batas normal
4. Anogenital:
Dalam batas normal
5. Anggota Gerak
Dalam batas Normal
6. Kepala
Pernafasan cuping hidung (+)
Diagnosis Banding
- Bronkitis
- Epiglotitis
- Aspirasi benda asing
Diagnosis
Diagnosis utama : Asma Bronkial serangan
sedang episodik jarang
Diagnosis penyerta : batuk pilek (common cold)
Diagnosis Komplikasi : Diagnosis imunisasi : imunisasi dasar lengkap
sesuai usia
Diagnosis tumbuh kembang: tidak ada kelainan
Diagnosis status gizi : kurus
Diagnosis sosial ekonomi : Sosial ekonomi
kurang
Rencana Pengelolaan
Penegakan diagnosis
Pemeriksaan darah lengkap-untuk
mengetahui adanya eosinofil sebagai
salah satu pertanda adanya alergi pada
pasien.
Pemeriksaan fungsi paru-untuk
memastikan fungsi paru pasien masih
baik atau sudah menurun. Pemeriksaan
ini juga membantu menentukan derajat
asma.
B. Rencana terapi:
Nebul salbutamol 2,5mg/2,5ml 2-3kali sehari
Ambroksol 3 x 1sdt (30mg/5ml)
Salbutamol P.O 0,1-0,15mg/kgBB/kali setiap 6
jam
Perbaiki diet
C. Rencana perawatan
Observasi pasien di rumah sakit selama 24
jam
Observasi vital sign
Pasien terhindar dari udara dingin
Bedrest
Bagan 3.
Algoritma Penatalaksanaan Asma Di Rumah Sakit
Penilaian Awal
Serangan Asma
Sedang/Berat
Pengobatan Awal
Oksigenasi dengan kanul nasal
Inhalasi agonis beta-2 kerja singkat (nebulisasi), setiap 20 menit dalam
satu jam) atau agonis beta-2 injeksi (Terbutalin 0,5 ml subkutan atau Adrenalin
1/1000 0,3 ml subkutan)
Kortikosteroid sistemik :
- serangan asma berat
- tidak ada respons segera dengan pengobatan bronkodilator
- dalam kortikosterois oral
Pulang
Pengobatan
dilanjutkan
dengan inhalasi agonis
beta-2
Membutuhkan
kortikosteroid oral
Edukasi pasien
Memakai obat yang benar
Ikuti rencanapengobatan
selanjutnya
Dirawat di RS
Inhalasi agonis beta-2 + anti
kolinergik
Kortikosteroid sistemik
Aminofilin drip
Terapi Oksigen pertimbangkan
kanul nasal atau masker venturi
Pantau APE, Sat O2, Nadi,
kadar teofilin
Perbaikan
Pulang
Bila APE > 60% prediksi / terbaik.
Tetap
berikanpengobatan
oral
atauinhalasi
Dirawat di ICU
Inhalasi agonis beta-2 +
anti kolinergik
Kortikosteroid IV
Pertimbangkan agonis
beta-2 injeksi SC/IM/IV
Aminofilin drip
Mungkin perlu intubasi dan
ventilasi mekanik
Tidak Perbaikan
Dirawat di ICU
Bila tidak perbaikan dalam 6-12
jam
D. Rencana diet
Hindari makanan atau minuman
pencetus
Makan teratur tinggi kalori tinggi
protein
E. Rencana edukasi
Edukasi tetang penyakit, penyebab,
komplikasi dan prognosisinya
Hindari pencetus
Istirahat cukup
Olahraga yang melatih sistem
PROGNOSIS
a. Quo ad vitam
: Dubia ad bonam
b. Quo ad sanam : Dubia ad bonam
c. Quo ad fungsionam : Dubia ad
bonam
Daftar Pustaka
Center for Disease Control and Prevention., 2012.,Data and Surveillance Data
National Health Interview Survey, National Center for Health Statistics
www.cdc.gov//asthma/asthmadata.htm diakses tanggal 20 Juli 2014
Global Initiative For Asthma., 2014., Pocket Guide for Asthma Management and
Prevention (for Adult and Children Older than 5 Years)., Global Initiative For
Asthma
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia., 2008., Pedoman
Pengendalian Penyakit AsmaMenteri Kesehatan Republik Indonesia., Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Raharjoe, N.N., Supriyatno, B., Setyanto, D.B., 2013. Buku Ajar Respirologi Anak
Ed. Pertama., Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia