RINGKASAN
RINGKASAN
1. LOKASI PROYEK
Lokasi PLTA Ketenger Unit 4 terletak kurang lebih 50 meter di hilir tailrace PLTA Ketenger Unit
1,2, dan 3, secara administrasi terletak di Desa Ketenger, Baturaden, Kabupaten Purwokerto,
Propinsi Jawa Tengah.
Secara geografis, lokasi proyek terletak sekitar 072002,6 Lintang Selatan dan 1091311,2
Bujur Timur.
Lokasi proyek berjarak sekitar 13 km dari Kota Purwokerto dan 1 km dari jalan raya menuju ke
Taman Rekreasi Baturaden dengan kondisi jalan aspal, dapat ditempuh dengan kendaraan
roda empat sekitar 30 menit. Lokasi proyek dapat dilihat pada Gambar 1-1.
PLTA Ketenger Unit - 4 termasuk dalam wilayah usaha Unit Bisnis Pembangkitan (UBP)
Mrica. Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Mrica adalah salah satu unit bisnis PT. INDONESIA
POWER yang beralamat di Jl. Raya Banyumas Kav. 8.
2. KONDISI PROYEK
2.1
TOPOGRAFI
Di daerah proyek terdapat 4 (empat) referensi Bencmark (BM), yaitu :
NO
NAMA BM
KOORDINAT
X
KTR 9
5.015,340
9.918,263
366,708
PLN 262
4.978,322
9.909,683
368,828
BM 1
5.000,000
10.000,000
372,547
BM 2
5.001,087
9.750,842
352,040
2.2
RINGKASAN
GEOLOGI TEKNIK
Berdasarkan hasil penyelidikan geologi, secara ringkas dapat diuraikan kondisi geologi teknik
pada bangunan utama dan material konstruksi adalah sebagai berikut:
A.
Bangunan Utama
1.
Lokasi Weir/Intake
a. Lokasi BH-1
Lapisan tanah terdiri dari Lempung pasiran, boulder andesit, lempung pasiran,
boulder lava, dan pasir kasar.
Nilai SPT >50 didapat pada kedalaman 10 meter atau dengan daya dukung tanah >
9,60 kg/cm2.
Nilai permeabilitas (k) :
Kedalaman 0-5 m,
Kedalaman 5-10 m,
Kedalaman 10-15 m,
Parameter hasil pengujian index properties contoh tanah pasir kasar pada
kedalaman 5,5 6,00 m dapat dilihat pada Tabel Hasil uji laboratorium contoh tanah
tak terganggu di BH-1 berikut :
INDEX PROPERTIES
Gs
Wn (%)
Kadar Lempung (%)
Kadar Lanau (%)
Kadar Pasir (%)
Jenis tanah
2.78
26.69
1,96
7,87
90,17
SP
b. Lokasi BH-2
Lapisan tanah terdiri dari Lempung pasiran, boulder andesit, dan pasir kasar.
Nilai SPT >50 didapat pada kedalaman 7,5 meter atau dengan daya dukung tanah
> 9,60 kg/cm2.
Nilai permeabilitas (k) :
Kedalaman 0-5 m,
k = 1.95 x 10-2 cm/det
Kedalaman 5-10 m,
Kedalaman 10-15 m,
Parameter hasil pengujian index properties contoh tanah pasir kasar pada
kedalaman 9,5 10,0 m dapat dilihat pada Tabel Hasil uji laboratorium contoh tanah
tak terganggu di BH-2 berikut:
RINGKASAN
INDEX PROPERTIES
Gs
Wn (%)
Kadar Lempung (%)
Kadar Lanau (%)
Kadar Pasir (%)
Jenis tanah
c.
2.75
20.02
2.47
9.05
88.48
SP
Lokasi BH-3
Lapisan tanah terdiri dari Lempung pasiran, boulder lava, kerikil-boulder, boulder
andesit, dan pasir kasar.
Nilai SPT >50 didapat pada kedalaman 12,5 meter atau dengan daya dukung tanah
> 9,60 kg/cm2.
Nilai permeabilitas (k) :
Kedalaman 0-5 m,
Kedalaman 5-10 m,
Kedalaman 10-15 m,
d. Lokasi S-4
Nilai qc > 200 kg/cm2 didapat pada kedalaman 2,60 meter.
2.
Lokasi Penstock
a. Lokasi BH-4
Lapisan tanah terdiri dari lempung pasiran, pasir kasar, kerikil, kerakal, boulder
andesit dan boulder lava.
Nilai SPT >50 didapat pada kedalaman 5,00 meter atau dengan daya dukung tanah
> 9,60 kg/cm2.
Nilai permeabilitas (k) :
Kedalaman 0-5 m,
Kedalaman 5-10 m,
Kedalaman 10-15 m,
b. Lokasi BH-5
Lapisan tanah terdiri dari lempung pasiran, pasir kasar, kerikil-boulder, boulder
andesit dan boulder lava.
Nilai SPT >50 didapat pada kedalaman 7,50 meter atau dengan daya dukung tanah
> 9,60 kg/cm2.
c.
RINGKASAN
Kedalaman 5-10 m,
Kedalaman 10-15 m,
Kedalaman 15-20 m,
3.
a. Lokasi BH-6
Lapisan tanah terdiri dari Lempung pasiran, kerikil-kerakal, boulder andesit, boulder
lava, fosil kayu, dan pasir kasar.
Nilai SPT >50 didapat pada kedalaman 2 meter atau dengan daya dukung tanah >
9,60 kg/cm2.
Nilai permeabilitas (k) :
Kedalaman 0-5 m,
Kedalaman 5-10 m,
Kedalaman 10-15 m,
Kedalaman 15-20 m,
Parameter hasil pengujian index properties contoh tanah pasir kasar pada
kedalaman 4,5 5,00 m dapat dilihat pada Tabel Hasil uji laboratorium contoh tanah
tak terganggu di BH-6
INDEX PROPERTIES
Gs
Wn (%)
Kadar Lempung (%)
Kadar Lanau (%)
Kadar Pasir (%)
Jenis tanah
2.76
17.07
2.19
9,87
87,94
SP
b. Lokasi S-1
Nilai qc > 200 kg/cm2 didapat pada kedalaman 2,80 meter.
Berdasarkan gambaran umum tersebut diatas, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1.
Lokasi Weir/Intake
RINGKASAN
SPT > 50 mempunyai daya dukung tanah > 9,6 kg/cm 2 dan nilai permeabilitas
pada orde 10-3 - 10-4 cm/det.
Untuk menghindari adanya seepage atau uplift diperlukan penanganan khusus, misalnya
dengan memperpanjang lantai dan atau dibuat curtain grouting.
2.
Lokasi Penstock
Pondasi untuk keperluan penstock diusulkan untuk diletakkan pada kedalaman antara 5
7,5 m yaitu pada lapisan pasir kasar dengan daya dukung tanah > 9,6 kg/cm 2 dan nilai
permeabilitas pada orde 10-3 cm/det.
3.
Pondasi untuk keperluan Power House diusulkan untuk diletakkan pada kedalaman 9 m
yaitu pada lapisan pasir kasar dengan daya dukung tanah > 9,6 kg/cm 2 dan nilai
permeabilitas pada orde 10-2 10-4 cm/det.
B.
Material Konstruksi
Berdasarkan hasil test pit pada lokasi TP-1, TP-2, TP-3, TP-4, TP-5 dan TP-6 dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
a. Lapisan tanah terdiri dari tanah penutup (0,00 m ~1,10 m) dan lempung pasiran (0,65
m ~ 3,00 m)
b. Indeks plastisitas berkisar dari 15,98% ~ 26,31% termasuk kedalam klasifikasi
rendah.
c. Jenis tanah diklasifikasikan kedalam pasir lanauan (SM), merupakan hasil pelapukan
dari satuan breksi volkanik.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan hasil uji laboratorium, untuk material
timbunan disarankan dicarikan dari lokasi lain. Bahan galian untuk tanah timbunan tidak
mempunyai parameter tanah yang baik.
2.3
HIDROLOGI
A. Hujan
Pada tahun 2002 curah hujan di Kecamatan Baturraden dan Kedungbanteng pada
umumnya dan khususnya Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng cukup tinggi yaitu
4.000 mm/ tahun. Jumlah hari hujan dalam satu tahun 194 hari dengan kelembaban
relatip 79 %.
B. Iklim
Keadaan iklim di Kecamatan Baturraden dan Kedungbanteng pada umumnya dan
khususnya Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng adalah iklim tropis dengan dua
musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Untuk Desa Melung pada semester
pertama tahun 2002, temperatur udara pada kisaran 18 oC - 36oC dengan rataannya 27oC.
C. Sumber Air
Pengembangan PLTA Ketenger Unit 4 direncanakan memanfaatkan sumber air
potensial yang ada di sekitar lokasi. Alternatif-alternatif sumber air sebagian sudah
RINGKASAN
dimanfaatkan oleh PLTA Ketenger unit 1, 2 dan 3 sebagai sumber tenaga, diantaranya
adalah :
1. Kali Banjaran bagian hulu dengan suplesi air dari Kali Surobadag melalui Dam
Surobadag masuk menuju kolam tando. Sumber air ini dimanfaatkan untuk PLTA
Ketenger Unit - 1 dan 2 menggunakan Dam Ketenger dengan kapasitas debit
maksimum antara 3.30 m3/det 3.50 m3/det.
2. Kali Banjaran bagian Tengah dengan suplesi air dari Kali Pagu dan Kali Banjowaringin
dimana dari badan Kali Banjaran bagian tengah ini dimanfaatkan untuk irigasi
menggunakan Dam Krebek dengan kebutuhan debit rencana 3,50 m 3/det dan
sumber tenaga PLTA Ketenger Unit 3 menggunakan Dam Jepang dengan kapasitas
debit maksimum antara 1.0 m3/det 1.25 m3/det.
3. Kali Jiang merupakan sungai kecil dengan luas DAS 0.88 km 2 yang mengalir di
sebelah kanan searah aliran dengan besar debit sesaat pengamatan di musim
kemarau 80 lt/det dan di musim hujan 200 lt/det (berdasarkan Laporan Pra FS, 2001,
PT. Indonesia Power UBP Mrica).
4. Tailrace PLTA Ketenger Unit 1, 2 dan 3 dengan kapasitas debit maksimum antara
4.0 m3/det 4.40 m3/det.
D. Debit Andalan
Hasil analisis debit andalan dari Tailrace PLTA Ketenger Unit 1, 2 dan 3 berdasarkan data
debit tahun 1997 s/d 2002 diperoleh probabilitas debit andal yang ditabulasikan seperti
pada Tabel Probabilitas Debit Andal Tailrace PLTA Ketenger Unit 1,2 dan 3 sebagai
berikut:
Probabilitas Debit
Q5%
Q10%
Q15%
Q20%
Q25%
Q30%
Q35%
Q40%
Q (m /det)
3,985
3,603
3,414
3,300
3,135
2,999
2,869
2,766
Probabilitas Debit
Q45%
Q50%
Q55%
Q60%
Q65%
Q70%
Q75%
Q80%
Q (m /det)
2,666
2,589
2,478
2,379
2,269
2,120
1,977
1,831
Probabilitas Debit
Q85%
Q90%
Q95%
1,690
1,60
1,389
Q (m /det)
Sedangkan Lengkung Durasi Alirannya (Flow Duration Curve) disajikan pada Gambar
Lengkung Durasi Aliran (Flow Duration Curve) Tailrace 1997 2002 sebagai berikut:
RINGKASAN
P robabi li tas
Debit Desain
(m3/det)
4,0
Net Head
Daya Aktif
Turbin
Generator
Generator
Generator (kVA)
530
503.50
0.80
629.06
(m)
15
Cos q
RINGKASAN
tidak banyak berbeda antara ke tiga alternatif maupun dengan tata letak hasil pra studi
kelayakan. Perbedaan penyusunan tata letak (lay-out) rencana hanya terletak pada :
Lokasi dan elevasi tailrace rencana yang dipengaruhi oleh tinggi jatuh air yang diinginkan
Berdasarkan evaluasi besaran parameter pembanding telah dipilih alternatif tata letak (layout) terbaik yang mempunyai nilai paling kompetitif yaitu pada alternatif 1.
Nilai kompetitif pada tata letak (lay-out) pengembangan PLTA Ketenger Unit 4 terpilih
diprakirakan dapat menggambarkan usaha pembangkitan menghasilkan daya dan energi
optimum terbesar dengan biaya terendah.
Kolam Penenang
Tujuan pembuatan Kolam Penenang antara lain untuk menahan dan mengurangi laju aliran
air dari terjunan saluran tailrace eksisting, menampung air dari tailrace sampai pada elevasi
rencana pembangkitan, mendapatkan tinggi hidrolik rencana pembangkitan PLTA Ketenger
unit 4 pada elevasi maksimum dan minimum dan memberi toleransi operasi turbin terhadap
fluktuasi debit tailrace melalui kapasitas tampungan yang ada. Namun demikian kapasitas
tampungan kolam penenang tidak disimulasikan untuk opersai turbin.
Kolam Penenang berupa beton bertulang dengan kombinasi dinding penahan batu kali
(komposit). Kolam penenang dedesain dengan ukuran panjang 35 m x lebar 8,0 m x tinggi
6,0 m, mempunyai luas permukaan air 264,67 m2 dan kapasitas tampungan 861,33 m3.
b.
Pipa pesat (penstock) adalah pipa yang yang berfungsi untuk mengalirkan air dari bak
penenang (forebay tank). Perencanaan penstock mencakup pemilihan material, diameter
penstock, tebal dan jenis sambungan (coordination point). Pemilihan material berdasarkan
pertimbangan kondisi operasi, aksesibilitas, berat, sistem penyambungan dan biaya. Diameter
penstock dipilih dengan pertimbangan keamanan, kemudahan proses pembuatan,
ketersediaan material dan tingkat rugi-rugi (fiction losses) seminimal mungkin. Ketebalan
penstock dipilih untuk menahan tekanan hidrolik dan surge pressure yang dapat terjadi.
Pemilihan pipa pesat (penstock) untuk PLTA Ketenger Unit - 4 menggunakan material plat
baja (mild steel) yang diroll dan dilas. Pemilihan diameter didasarkan pula pada ukuran
penyambungan yang merupakan kombinasi dari plat baja yang tersedia di pasaran (120 cm x
240 cm).
Data dan asumsi awal penstock adalah:
Material yang digunakan adalah St 37 dengan pertimbangan mudah/tersedia di pasaran.
Head losses pada sistem pemipaan (penstock) diasumsikan sekitar 4% terhadap head
gross. Estimasi ini cukup moderat dan umumnya dapat diterima pada pembangkitan head
rendah.
8
c.
RINGKASAN
Gedung pembangkit terletak di lokasi paling akhir dari lokasi studi dekat dengan titik
pertemuan dua sungai, yaitu Kali Banjaran dan Kali Jiang.
Dengan mempertimbangkan pencapaian gross head maksimal maka penempatan turbin
berada di bawah muka tanah asli. Perencanaan gedung pembangkit adalah semi terpendam
(semi under ground).
Data desain gedung pembangkit (power house) sebagai berikut :
Dimensi gedung pembangkit
= 9x9
m
Type bangunan
= Semi Terpendam (semi under ground)
Atap
= Rangka Baja
Pasangan dinding
= Batu bata
Crane
= Kapasitas 10 ton
Secara singkat uraian data mengenai PLTA Ketenger Unit-4 pada adalah sebagai berikut:
NO.
I
1
2
II
1
2
3
III
1
2
3
4
IV
1
2
3
4
5
V
1
2
3
U RAIAN
Elevasi Muka Air di Kolam Penenang
Elevasi muka air maksimum
Elevasi muka air minimum
Kolam Penenang
Panjang
Lebar
Tinggi
Bendung/Pelimpah Samping
Type
Puncak mercu
Tinggi bendung/pelimpah samping
Panjang mercu
Debit Dan Tinggi Jatuh Air
Debit maksimum (Plant Discharge)
Debit andal (Firm Discharge)
Elevasi muka air tailrace
Tinggi jatuh kotor
Tinggi jatuh bersih
Pipa Pesat (Penstock)
Diameter
Panjang
Jumlah
NO.
U RAIAN
VI Daya Dan Energi
1 Daya Output (Output Power)
SATUAN
El.M
El.M
DATA
+
+
M
M
M
El.M
El.M
El.M
M3/det
M3/det
El.M
M
M
M
M
Unit
SATUAN
KW
365,000
362,000
35
8
6
+
+
+
Over Flow
365,000
3.2
6
4.0
1.60
349.250
15.75
15
1.52
52
1
DATA
500
2
3
4
5
RINGKASAN
KW
GWh
GWh
GWh
200
1.587
1.419
3.01
Konstruksi
No.
Bangunan Sipil
Angka Keamanan
Gaya Geser
Analisis
Gaya Guling
Diijinkan Analisis
Daya Dukung
Pukulan Air
Diijinkan
Analisis
Diijinkan
Analisis
Diijinkan
Kolam Penenang
1,56
1,5
Dinding Penahan
2,47
2,00
1,73
1,5
Pelimpah Samping
3,52
2,00
5,64
1,5
3,20
1,5
Pipa Pesat
2.08
2.00
2,74
2,00
5,91
1,5
4,31
1,5
Power House
5,94
1,5
Keterangan : # = Aman, karena resultante gaya pada konstruksi berada pada daerah inti atau daerah aman
(1/3 bagian tengah lebar dasar pondasi), sehingga perhitungan stabilitas guling tidak
perlu ditinjau.
7. DAMPAK LINGKUNGAN
Berdasarkan evaluasi dampak potensial yang telah ditelaah, rencana pembangunan PLTA
Ketenger Unit-4 dinyatakan layak secara lingkungan, karena tidak terdapat dampak negatif
besar dan penting yang dapat menimbulkan degradasi lingkungan hidup di sekitar tapak
proyek.
Tetapi, guna mengurangi persepsi negatif penduduk di sekitar tapak proyek, perlu dilakukan
langkah-langkah pokok sebagai berikut :
Melilbatkan tenaga kerja lokal, terutama untuk jenis pekerjaan yang tidak membutuhkan
persyaratan khusus.
Melakukan perbaikan terhadap jalan, jembatan dan fasilitas milik desa yang mengalami
kerusakan karena mobilisasi material dan peralatan.
10
RINGKASAN
Pada tahap operasi dan pemeliharaan, limbah lumpur dari bak penampungan serta
limbah dan bahan kimia pembersih pipa pesat agar tidak langsung dibuang ke badan air
(Sungai Banjaran atau Sungai Jiang).
8. ANALISIS EKONOMI
Dengan menggunakan asumsi dasar analisis ekonomi, data biaya investasi dan benefit
proyek maka didapat ringkasan hasil analisis kelayakan Ekonomi PLTA Ketenger Unit 4
untuk kedua skema bisnis Equity 100% dan Equity 30% sebagai berikut :
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Equity 30 %, Loan 70 %
1.00
10 %
9. REKOMENDASI
Dengan mempertimbangkan kesimpulan di atas dan hasil kajian studi terdahulu maka
direkomendasikan sebagai berikut :
A.
B.
Aspek Teknis
Dalam pembuatan jalan masuk sementara (temporary access road) diusahakan tidak
terlalu banyak menggunakan lahan penduduk sehingga biaya kompensasi pemakaian
lahan dapat diminimalkan.
Aspek Ekonomi
Simulasi Analisis Ekonomi
11
RINGKASAN
Simulasi analisis ekonomi didasarkan pada tingkat inflasi sebesar 7 % per tahun dengan
parameter simulasi tarif dan eskalasi tarif variabel. Hasil simulasi analisis ekonomi
Pengembangan PLTA Ketenger Unit 4 adalah sebagai berikut :
Parameter Simulasi
Kriteria Kelayakan
Proyek
Tarif
290
Rp./KWH
Inflasi
7%
Eskalasi =
3%
4%
Tarif
327
Rp./KWH
Inflasi
7%
Eskalasi =
3%
4%
12.39
13.43
13.96
14.99
NPV
- 743
- 478
- 303
-4
BEP
Tahun
0.85
0.90
0.94
1.00
PI
ROE
18.71
26.55
21.81
30.65
ROI
26.71
37.91
31.14
43.77
Parameter Simulasi
Kriteria Kelayakan
Proyek
Tarif
330
Rp./KWH
Inflasi
7%
Eskalasi =
3%
4%
14.08
15.11
NPV
- 268
34
BEP
Tahun
0.94
1.01
PI
ROE
22.05
30.97
ROI
31.49
44.24
Berdasarkan hasil simulasi analisis ekonomi dengan Total Project Cost sebesar
Rp. 4.798.460.833, dan parameter simulasi seperti pada tabel di atas disimpulkan
sebagai berikut :
Dengan biaya investasi sebesar Rp. 4.798.460.833, diperoleh tarif equity sebesar
Rp. 327,- /KWh pada tingkat eskalasi 4 % dan IRR = 14.99% masih dibawah Discount
Rate (DR) 15 %.
Sedangkan untuk mendapatkan Tingkat Keuntungan (PI) di atas 1.00 (layak) dengan
biaya investasi Rp. 4.798.460.833, diperlukan tarif jual listrik sebesar Rp. 330,-/KWh
pada tingkat eskalasi 4 % per tahun.
12
RINGKASAN
Untuk pengembangan PLTA Ketenger Unit 4 menggunakan tarif jual listrik sebesar
Rp. 330,-/KWh dan Discount Rate (DR) 15.0 % dengan skema pendanaan 100 % Equity
dengan pertimbangan :
C.
D.
Adanya kecenderungan (trend) penguatan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang
asing khususnya mata uang US Dolllar di masa mendatang dan kebijakan pemerintah
dalam mengatasi krisis ekonomi maka diproyeksikan biaya komponen-komponen
produksi listrik dari impor dapat ditekan sehingga fleksibelitas tarif jual listrik di bawah
Rp. 330,-/KWh dapat dicapai.
Penggunaan skema pendanaan 30% Equity dan 70% Loan akan berakibat
meningkatkan Biaya Modal (Cost of Capital), dari Discount Rate 15 % menjadi WACC
= 17.80% serta diperoleh layak tarif jual listrik sebesar Rp. 515,-/KWh lebih tinggi dari
100% Equity (Rp. 330,-/KWh).
Sedapat mungkin menggunakan tenaga kerja dari desa terdekat (Desa Melung dan
Ketenger) sebagai tenaga kasar (kuli dan tukang).
Aspek Lingkungan
LOKASI PROYEK
Desa Melung, Kecamatan Baturaden
Kabupaten Banyumas, JawaTengah
2.
SUMBER AIR
Air buangan tailrace PLTA Ketenger Unit 1, 2, dan 3
13
3.
4.
5.
6.
7.
8.
RINGKASAN
: + 365,80 m
: + 365,00 m
: + 362,00 m
: + 349,25 m
DEBIT
Data
Maksimum
Andal
Minimum
TINGGI JATUH (HEAD)
Kotor (gross head)
Bersih (net head)
: 15,75 m
: 15,00 m
RINGKASAN
10.
11.
12.
13.
SARINGAN (TRASHRACK)
Lokasi Inlet Penstock
Dimensi
: 4,10 x 7,00 m
Bahan
: Besi galvanis t = 0,017 m
Jarak antara
: 0,05 m
Kemiringan
:1:1
Dimensi
Bahan
Jarak antara
Kemiringan
Saddle support
: 52 m
: 1,52 m (sesuai pabrikan)
: 0,006 m (sesuai pabrikan)
: 13,47 0
: Pelat baja ST-41
: Beton readymix K-225
Baja tulangan D-19
: Beton readymix K-225
Baja tulangan D-19
: Jumlah 6 buah
Bahan beton 2,00 x 3,00 (K-225)
Angker baja D-19 dengan short dowel baja
0,022 m
15
Turbin
Tipe
Dimensi
Efisiensi
Pabrikan
Pondasi
Generator
Tipe
Efisiensi
Pabrikan
Pondasi
: Brushless
: 95%
: Ossberger - Jerman
: Beton K-300
Baja tulangan D-19
Crane
Kapasitas
Bahan rel
Control Room
Dimensi
Lantai
Portal
Balok atas
: 10 ton
: Baja I 300 x 150
Baja C 250. 9. 9. 13
: 3,0 x 4,5 m
: Beton K-225
Baja tulangan D-16
Balok pengaku
Kolom
Slope
Pondasi
Dinding
Atap
Rangka
Ikatan angin
Gording
Penutup
RINGKASAN
Saluran Drainase
16
15.
17.
18.
19.
16.
RINGKASAN
SUNGAI BAJARAN
: 140,00 m
: 15,00 m
: 1,50 m
BIAYA KONSTRUKSI
Rp. 5.950.071.150,(Lima Miliar Sembilan Ratus Lima Puluh Juta Tujuh Puluh Satu Ribu Seratus
Lima Puluh Rupiah)
WAKTU KONSTRUKSI
1 (satu) tahun kalender
FAKTOR BEBAN (LOAD FACTOR)
17
20.
Jam periode
Jam operasi
Capacity Factor (CF)
Service Factor (SF)
DAYA DAN ENERGI PEMBANGKITAN
Plant capacity
Firm capacity
Install capacity
Energi optimum tahunan
RINGKASAN
: 8.760 jam
: 7.992 jam
: 63 %
: 91 %
: 500 kW
: 200 kW
: 629 kVA
: 3,01 GWh
18