Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI PRAKTIS

Peranan Farmasis dalam Penanganan Resep Obat Anak

Disusun oleh :
Kelompok 2 Farmasi VI D

Brendi

1112102000086

Ghiman Dharmawan

1112102000088

Nabilah Urwatul W

1112102000095

Ikhda Khullatil Mardliyah

1112102000094

Mauliana

1112102000091

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Pelayanan kesehatan mempunyai peranan strategis dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan apotek merupakan

salah satu pelayanan

kesehatan di Indonesia. Pelayanan apotek saat ini harus berubah orientasi dan drug
oriented menjadi patien oriented dengan berasaskan pharmaceutical care. Kegiatan
pelayanan farmasi yang tadinya hanya berfokus pada pengolahan obat sebagai komiditi
harus diubah menjadi pelayanan yang komprehensif dan bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien. Dua puluh lima persen kesembuhan pasien diharapkan diperoleh dari
kenyamanan serta baiknya pelayanan apotek. Sedangkan 75% berasal dari obat yang
digunakan pasien (Aditama, 2002).
Pelayanan yang bermutu selain mengurangi risiko terjadinya medication error, juga
memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat sehingga masyarakat akan memberikan
persepsi yang baik terhadap apotek. Telah ada kesepakatan bahwa mutu pelayanan
kesehatan dititikberatkan pada kebutuhan dan tuntutan penggunaan jasa yang berkaitan
dengan kepuasan pasien sebagai konsumen. Pelayanan yang bermutu selain berdasarkan
kepuasan konsumen juga harus sesuai dengan standar dan kode etik profesi
(Ingerani, 2002).

BAB II
LANDASAN TEORI
Pelayanan

kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung dan bertanggung

jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai
hasil

yang

pasti

untuk

meningkatkan

mutu

kesehatanpasien

(Depkes,

2009).Pelayanankefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien
yang mengacu kepada Pharmaceutical Care. Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula
hanya berfokus padapengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang
komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien.Penggunaan
pelayanan kefarmasian tidak hanya digunakan untuk pelayanan resep tapi juga untuk
pengobatan sendiri (swamedikasi) (Guptadkk.,2011).
Sebagai salah satu penyedia layanan kesehatan, apoteker memiliki peran dan
tanggungjawab yang besar pada swamedikasi. Perandan tanggungjawab apoteker ini
didasarkan pada filosofi Pharmaceutical Care, yaitu tanggung jawab apoteker dalam hal
farmakoterapi dengan tujuan untuk mencapai keluaran yang dapat meningkatkan kualitas
hidup pasien. Didasarkan pada filosofi ini, maka tanggung jawab apoteker adalah
mengidentifikasi, memecahkan, dan mencegahterjadinya masalah yang berhubungan
dengan obat (drugrelated problems), sehingga dapat tercapai keluaran terapi yang optimal
(ISFI, 2005).Standar pelayanan kefarmasian di apotek ini meliputi penampilan apotek,
keramahan petugasapotek, pelayanan informasi obat di apotek, ketersediaan obat di apotek,
dan kecepatan pelayanan di apotek (Depkes RI, 2004).

BAB III
PROSEDUR KERJA
Penerimaan Resep
Cek Kelengkapan Resep
Cek Riwayat Pengobatan
Pasien
Datang

Pemeriksaan Akhir
Kesesuaian obat dengan resep
Buat kopi resep
Pentiapan materi informasi

Analisis Rasionalitas
Obat
Tepat indikasi, pasien,
dosis, cara pemakaian

Penyiapan Obat
Penyiapan Etiket
Memasukkan obat dalam wadah
dan pemberian etiket

Penyerahan Obat Dan


Konseling
Penyerahan Obat
Pemberian Konseling

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
a. Resep
Apotek PRODI FARMASI FKIK UIN
Jl. Kertamukti no.100, Ciputat
Telp. 02179432222

SALINAN RESEP
Ciputat,.............
R/Aztrin kap X
Sanmol tab X
Mf pulv no XV
S 3dd 1 pulv

R/Rhinatol Syrup 1
S 3 cth 1

b. Kelengkapan Resep
No

Pro

: Andi

Umur

Alamat

Kelengkapan Resep

Hasil Pemeriksaan
Kelengkapan Resep

Nama dokter

Tidak Ada

SIP dokter

Tidak Ada

Alamat dokter

Tanggal penulisan resep

Tidak Ada

Paraf dokter

Tidak Ada

Ada

Nama pasien

Ada

Alamat pasien

Tidak Ada

Umur pasien

Tidak ada

10

Jenis kelamin

Tidak ada

11

Jumlah sediaan

Ada

12

Signa/aturan pakai

Ada

a. Informasi Obat
No

Nama Obat

Aztrin

Indikasi

Dosis

Efek Samping

Interaksi Obat

Sebagai

Infeksi

Diare, mual,

antibiotik.

saluran

muntah,

untuk Infeksi

pernafasan

kembung, nyeri

saluran

bagian atas & lambung,

pernafasan

bawah,

dispepsia, sakit

bagian atas &

infeksi kulit

kuning

bawah, infeksi

ringan dan

kolestatik.

kulit ringan

sedang : 500

Kemerahan

dan sedang.

mg sebagai

pada kulit,

dosis tunggal

gangguan

pada hari

saluran kemih

pertama,

& kelamin,

-meningkatkan

dilanjutkan

sakit kepala,

kadar Digoksin

dengan 250

vertigo,

mg sebagai

somnolen

dosis tunggal

(ketagihan

untuk 4 hari

tidur/mengantu

berikutnya.

k terus),

-antasida

yang

mengandung
Alumunium

dan

Magnesium,
Warfarin, derivat
Ergot.
-mengganggu
metabolisme
Siklosporin.

kelemahan
2

sanmol

Anak

Penggunaan

Penggunaan

nyeri termasuk

berusia 6-12

jangka lama

bersama alkohol

sakit kepala,

tahun : 3-4

dan dosis besar

dapat

Meredakan

sakit gigi,

kali sehari 2-

dapat

mengakibatkan

demam yang

4 sendok teh.

menyebabkan

kerusakan hati.

menyertai flu

Anak

kerusakan hati.

dan setelah

berusia 2-5

- Reaksi

imunisasi

tahun : 3-4

hipersensitivita

kali sehari 1-

2 sendok teh.

Bayi :
3-4 kali
sehari 1/2
sendok teh.

Rhinatiol

Mengurangi

syrup

Kaps awal

Gejala tidak

Efek antagonis

kekentalan saat 2kaps

nyaman pada

dengan folkodin

sekresi lendir

3/hr.bila

GI dan ruam

saluran

gejala

kulit.

pernafasan

membaik

atau THT

1kaps 4/hr.
Sir dws awal
1 sdm 3x/hr
setelah
membaik
dikurangi
menjadi
sdm 4x/hr.
Sir
bayi&anak
<5th 1sdt 12x/hr . >5th
1sdt 3x/hr

Etiket

a.

a. Salinan Resep

Apotek PRODI FARMASI FKIK UIN


Jl. Kertamukti no.100, Ciputat
Telp. 02179432222
SIP : 1111102000064
APA: Nabilah Urwatu Wutsqo, S.Si, Apt
Iter 2x

SALINAN RESEP
Nama Dokter

: dr.Bowo

Alamat Dokter

: Jl. Kertamukti no.100 Ciputat

Nama Pasien

: Andi

Alamat Pasien

: Ciputat 10

Tanggal Reseep

: 16 Maret 2015

R/ Aztrin puyer X
S. 3.dd.1................................ det
R/ Sanmol tab X
S. 3. dd. 1................................. det
R/ Rhinathiol syrup I
S. 3. cth. 1...............................det

b. Perhitungan Harga Jual Obat


HJA (Harga Jual Apotek) = HNA (Harga Netto Apotek) + Laba

apotek 30%+PPN 10%


Harga Resep = HJA + Biaya pelayanan resep
P.C.C

1. Aztrin
HNA = 2,5 mg x 100 (Rp.111.430)
HJA = Rp.33.500 ((30 tab) + Rp 11.000 + Rp 4450
HJA = Rp.49.000
Harga Resep = Rp.49.000 + Rp 1.000 = Rp 50.000
2. Sanmol
HJA = Rp 34.200 (60 tab)+ Rp 10.300 + Rp 3.500
HJA = Rp 48.000
Harga Resep = Rp 48.000 + Rp 1.000 = Rp 49.000
3. Rhinatiol syrup
HJA = Rp 3600 (15 tab)+ Rp 1100 + Rp 360
HJA = Rp 5.100
Harga Resep = Rp 5.100 + Rp 1.000 = Rp 6.100
c. Percakapan Konseling
1. Percakapan apoteker pasien saat mencari informasi tentang kelengkapan
resep yang kurang
Apoteker
: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya apoteker di
apotek ini, saya telah menerima resep dari ibu, apakah benar ini .
Pasien
Apoteker

Andi ?
: oh ya, saya Ibu nya Andi.
: Baiklah, ada beberapa informasi terkait pasien yang perlu saya
dapatkan terkait resepnya. Pertama, Ibu beralamat tempat tinggal

Pasien
Apoteker
Pasien
Apoteker

dimana ya bu?
: Ciputat 10
: Baiklah, kemudian umur berapa usia Andi anak ibu?
: 10 tahun
: Apakah sebelumnya Andi sedang mengkonsumsi obat atau obat

Pasien
Apoteker
Pasien
Apoteker

herbal lainnya?
:tidak
: Apakah Andi mengalami riwayat alergi terhadap suatu obat bu?
: Oh, alhamdulillah Andi tidak mengalami alergi terhadap obat.
: Baiklah kalau begitu, terimakasih atas informasinya. Ibu mohon

Pasien

tunggu sebentar saya akan menyiapkan resep ini.


:baik

2. Percakapan apoteker-pihak klinik-dokter mencari tahu informasi tentang


kelengkapan resep
Apoteker
: Assamalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya apoteker
dari Apotek Prodi Farmasi FKIK UIN, apakah benar saya
Dokter

terhubung dengan dr. Bowo?


: Waalaikum salam, iya benar, ada yang bisa saya bantu?

Apoteker

: Baiklah, tadi baru saja ada resep masuk dari klinik anda atas
nama . Andi, namun saya ingin menanyakan tentang beberapa obat,

Dokter
Apoteker

apa dokter ada waktu?


: Baik .
: Saya ingin mengkonfirmasi mengenai obat yang dokter tulis
bahwa obat Azitrin sebagai antibiotik tidak dapat dicampur dengan
sanmol .karena antibiotik harus diminum sendiri dan harus

Dokter

dihabiskan.
: Kalo begitu silahkan aztrin dan sanmol dipisah dalam

Apoteker
Dokter

pembuatannya sebagai serbuk.


: O ya, baik dok,terimakasih atas waktunya assalamualaikum.
: ya terimakasih kembali, waalaikumsalam

3. Percakapan apoteker- pasien saat penyerahan obat


Apoteker
: Andi (10 tahun)!!
Pasien
: Ya, saya ibunya Resep untuk . Andi ?
Apoteker
: Ya, Baiklah, Assalamualaikum Ibu. Ini resep ibu telah selesai,
ada 3 macam obat disini, Pertama ini. azitrin (antibiotik) 1 kali
sehari 1 bungkus dan diberikan pada saat perut kosong./1 jam
sebelum makan ,dan obat ini harus dihabiskan ya bu.Kemudian
yang kedua, sanmol (antipiretik) cara pemakaiannya adalah 3x
sehari 1 bungkus sesudah makan. Pemakaiannya bisa dihentikan
bila penyakitnya sudah sembuh.atau obat ini diberikan bila
perlu.Sedangkan Rhinathiol syrup(obat saluran nafas), tiga kali
Pasien

sehari 1 sendok teh setelah makan.


: mengapa obat Antibiotik begitu bu? Mengapa obat ini harus

Apoteker

dihabiskan?
: Karena, antibiotik ini istilahnya untuk membunuh kuman di
dalam tubuh, jika tidak teratur dan dihabiskan maka kuman di
dalam tubuh dapat tidak seluruhnya dapat di bunuh, jadi masih ada
kuman yang tersisa dan membuat antibiotik tersebut resisten atau
tidak tahan lagi dalam membunuh kuman, sehingga nantinya ibu
harus menaikkan dosis atau mengganti dengan antibiotik lain yang

Pasien
Apoteker
Pasien

lebih kuat, seperi itu penjelasannya bu


: oh begitu, jadi harus dihabiskan .
: Iya Ibu, kemudian obat ini disimpan di ruangan yang sejuk
: O, ya ya

Apoteker

: maaf sebelumnya Ibu takutnya ada informasi yang terlewatkan


yang seharusnya saya sampaikan. Apakah Ibu dapat mengulangi

Pasien

informasi yang saya berikan tadi?


: Ya baiklah. Pertama ini. azitrin (antibiotik) kali sehari 1 bungkus
dan diberikan pada saat perut kosong./1 jam sebelum makan ,dan
obat ini harus dihabiskan karena ini adalah antibiotik.Kemudian
yang kedua, sanmol (antipiretik) cara pemakaiannya adalah 3x
sehari 1 bungkus sebelum makan. Pemakaiannya bisa dihentikan
bila penyakitnya sudah sembuh.atau obat ini diberikan bila
perlu.Sedangkan Rhinathiol syrup(obat saluran nafas), tiga kali

Apoteker

sehari 1 sendok teh setelah makan.


: Ya benar, terimakasih Ibu, apakah ada yang ingin Bapak
tanyakan lagi atau ada yang kurang jelas?. Dan yang terakhir jika
Andi mengalami tanda-tanda seperti sakit kepala, keringat........,

Pasien
Apoteker

Bapak segera menghubungi dokter.


: Oh tidak sudah jelas.
: Baiklah, ini struknya bisa Bapak bayar di kasir. Semoga lekas
sembuh ya Bapak, jangan lupa selalu meminta kesembuhan kepada
Allah SWT. Terima kasih, wassalamualaikum warahmatullahi

Pasien

wabarukatuh.
:ya, waalaikumsalam.

4.2 PEMBAHASAN
Resep dapat diartikan sebagai permintaan tertulis seorang doketer, dokter gigi, atau
doketer hewan yang diberi izin berdasarkan perundang-undangan yang berlaku kepada
apoteker pengelola apotek untuk menyediakan dan menyerahkan obat0obatan kepada
penderita. Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang berarti recipe (ambillah). Dibelakang
tanda ini (R/) biasanya bari tertera nama dan jumlah obat (Sitiatava Rizema Putra, 2012).
Resep yang lengkap harus memuat beberapa hal sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama, alamat dan nomor izin praktik dokter, dokter gigi atau dokter hewan.
Tanggal penulisan resep.
Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (invacatio).
Nama setiap obat dan komposisinya (praescriptio/ordonatio).
Aturan pemakaian obat yang tertulis (signature).
Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku (subscription).


7. Nama penderita, jenis hewan, umur serta alamat/pemilik hewan.
8. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat dengan jumlah
melebihi dosis maksimal.
Adapun langkah-langkah pelayanan resep di apotek atau instalasi farmasi rumah sakit oleh
seorang apoteker terdiri dari :
1.
2.
3.
4.
5.

Penerimaan resep.
Analisis rasionalitas obat.
Penyiapan obat.
Pemeriksaan akhir.
Penyerahan obat dan pemberian konseling.

Menurut Permenkes RI, pada saat pelayanan resep, seorang apoteker diharuskan
melakukan skrining resep (pengkajian resep) meliputi :
1. Kajian administratif meliputi nama pasien,umu pasien, jenis kelamin pasien dan
berat badan pasien; nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP) dokter, alamat,
nomor telepon dan paraf atau tanda tangan dokter; tanggal penulisan resep.
2. Kajian kesesuaian farmasetik meliputi bentuk dan kekuatan sediaan, stabilitas serta
inkompabilitas.
3. Pertimbangan klinis meliputi ketepatan indikasi; dosis obat; aturan,cara dan lama
pemakaian obat; duplikasi dan/ atau polifarmasi; reaksi obat yang tidak diinginkan
( efek samping, alergi, manifestasi klinis lain); kontraindikasi dan interaksi obat.

Dalam rangka memenuhi syarat 1 pada skrining resep, maka dalam praktikum
farmasi praktis dilakukan analisis atau pemeriksaan kelengkapan resep untuk mengetahui
apakah resep yang kita terima sudah memenuhi syarat administratif dalam pelayanan resep.
Berdasarkan hasil analisa resep asli yang dilakukan, terdapat beberapa syarat yang tidak
dipenuhi dalam resep yang diterima tersebut, yaitu :
1. Tidak terdapat nama dokter penulis resep dan nomor Surat Izin Praktik (SIP)
2.
3.
4.
5.

dokter.
Tanggal penulisan resep.
Komposisi dan dosis setiap obat.
Tanda tangan dokter penulis resep.
Umur, jenis kelamin, alamat dan berat badan pasien.
Kelengkapan resep ini penting diperiksa terlebih dahulu oleh seorang apoteker

sebelum ke tahap pelayanan resep selanjutnya karena ini menyangkut keabsahan


administratif resep terutama jika di dalam resep terdapat obat-obat golongan psikotropika
atau narkotika yang membutuhkan pencegahan terhadap ketidaktepatan atautpun
penyalahgunaan obat.
Ketidaklengkapan resep yang diterima seorang apoteker dari dokter akan berpengaruh
terhadap penyerahan obat kepada pasien yang nantinya akan berefek kepada efek terapi
yang diharapkan. Seperti contoh, jika didalam resep tidak tertulis umur atau berat badan
pasien, seorang apoteker akan kesulitan dalam menghitung dosis yang harus diberikan
kepada pasien, dikarenakan dosis dewasa dan dosis pada anak-anak berbeda. Begitu juga
jika umur seseorang sama, tetapi berat badannya berbeda maka dosis yang diberikan juga
akan berbeda. Oleh karena itu, umur dan berat badan sangat penting dicantumkan dalam
suatu resep obat. Selain itu, jika suatu resep obat tidak mencantumkan nama dokter, nomor
SIP dokter dan tanda tangan dokter, dikhawatirkan resep yang diterima tersebut bukan
berasal dari dokter melainkan dari pasien itu sendiri. Hal seperti ini sangat dikhawatirkan
terjadi terutama bila mencantumkan obat-obat keras seperti golongan psikotropik atau
narkotik.
Langkah kedua yang dilakukan adalah analisis rasionalitas obat meliputi tepat
indikasi, tepat dosis, cara pemakaian, efek samping obat, cara dan lama pemakaian dan lain
sebagainya. Pada resep obat yang diterima tersebut, terdapat beberapa kejanggalan yang
terjadi. Dalam resep tersebut terdapat obat antibiotic Aztrin dan antipiretik sanmol, lalu

dituliskan m.f pulv No. XV, yang artinya campur buat menjadi serbuk sebanyak lima
belas bungkus. Berdasarkan hasil analisa resep tersebut, praktikan yang berperan sebagai
apoteker menyarankan untuk mengubah signatura yang telah dituliskan oleh dokter penulis
resep agar tidak mencampur obat antibiotic dengan antiipiretik sebagaimana tertera dalam
resep. Hal ini dikarenakan, obat antibiotik memiliki aturan pakai yang berbeda dengan obat
antipiretik. Suatu antibiotik harus tidak dapat dihentikan pemakaiannya sebelum habis
sedangkan obat antipiretik dapat dihentikan pemakaiannya ketika gejala penyakit sudah
hilang. Oleh karena itu peresepan kedua obat tersebut (Aztrin dan Sanmol) harus terpisah.
Selain itu, cara dan lama pemakaian antibiotik Aztrin dalam resep ini harus dikurangi dari
tiga kali sehari menjadi satu kali sehari agar tidak melebihi dosis maksimal pada anak-anak
serta sediaannya (Aztrin) dapat dibuat menjadi sirup atau serbuk agar memudahkan pasien
anak-anak dalam pemakaiannya.
Tahap selanjutnya yaitu penyiapan obat atau dispensing. Proses dispensing meliputi :
1. Menyiapakan obat sesuai permintaan resep :
Menghitung kebutuhan jumlah obat sesuai resep.
Mengambil obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan
memperhatikan nama obat, tanggal kadaluarsa dan keadaan fisik obat.
2. Melakukan peracikan obat (bila diperlukan).
3. Memberikan etiket obat sekurang-kurangnya meliputi :
Warna putih untuk obat dalam/oral.
Warna biru untuk obat luar dan suntik.
Menempelkan label kocok dahulu pada sediaan bentuk suspense atau
emulsi.
4. Memasukkan obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat yang
berbeda untuk menjaga mutu obat dan menghindari penggunaan yang salah
(PerMenKes, 2014).
Setelah penyiapan obat, dilakukan hal sebagai berikut :
1. Sebelum Obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan
jumlah Obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan Resep);
2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien;
3. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien;
4. Menyerahkan Obat yang disertai pemberian informasi Obat;

5. Memberikan informasi cara penggunaan Obat dan hal-hal yang terkait dengan Obat
antara lain manfaat Obat, makanan dan minuman yang harus dihindari,
kemungkinan efek samping, cara penyimpanan Obat dan lain-lain;
6. Penyerahan Obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik,
mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak stabil;
7. Memastikan bahwa yang menerima Obat adalah pasien atau keluarganya;
8. Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf oleh Apoteker
(apabila diperlukan);
9. Menyimpan Resep pada tempatnya (PerMenKes, 2014).

Selanjutnya tahap akhir yang dilakukan adalah pemberian konseling. Konseling


merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan pasien/keluarga untuk meningkatkan
pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku
dalam penggunaan Obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien (PerMenKes,
2014). Konseling dapat dilakukan pada saat penerimaan resep maupun pada saat
penyerahan obat. Konseling yang dilakukan saat penerimaan resep biasanya diajukan
beberapa pertanyaan untuk menegtahui riwayat pengobatan atau riwayat penyakit pasien.
Sedangkan konseling pada saat penyerahan obat dilakukan untuk member informasi
menegnai obat yang diterima pasien. Pada saat konseling penyerahan obat, dilakukan
pemastian terhadap pemahaman pasien tentang cara pemakaian obat dan informasi obat
dengan cara meminta pasien mengulang kembali apa yang telah disampaikan apoteker.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

a. Simpulan
Nama Pasien
Umur

: Andi
: 18 tahun

Jenis kelamin
Diagnosa
Obat-obatan:
Aztrin

: laki-laki
: Infeksi saluran pernafasan, batuk
: antibiotik, diminum 1 kali sehari, diminum sebelum makan,

diminum sampai habis walaupun gejala sudah hilang, dosis 500 mg hari
pertama dan 250 mg pada hari kedua dan seterusnya.
Sanmol
: obat penurun panas, diminum 3 kali sehari, diminum satu
jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, pengobatan dihentikan
apabila gejala sudah hilang atau panas sudah turun.
Rhinatiol
: obat batuk, diminum 10 - 15 menit setelah makan
b. Saran
Dokter di sarankan untuk menulis resep yang lengkap sesuai aturan yang
telah di tetapkan
Ketelitian Farmasis sangat di butuhkan untuk kebenaran pemberian obat
kepada pasien

BAB VI
Daftar Pustaka

1. Depkes RI, Kepmenkes No. 35 TAHUN 2014 tentang Standar Pelayanan


Kefarmasian di Apotek
2. http://www.ikatanapotekerindonesia.net/pharmacy-news/32-pharmaceuticalinformation/36- perkembangan-praktek-kefarmasian.html,
3. Supardi Sudibyo, et al. 2008. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan
Pasien Rawat Jalan dan Rawat Ina psi Puskesmas (Analisis Data SKRT 2004) .
Buletin Penelitian Kesehatan 3: 135-144.

Anda mungkin juga menyukai