Anda di halaman 1dari 16

Menyelesaikan Audit

A) Penerapan Pengujian Tambahan Atas Penyajian dan pengungkapan


Perlunya melakukan prosedur untuk memenuhi 3 (tiga) kategori dalam tujuan audit: tujuanterkait transaksi, tujuan-terkait saldo, dan tujuan-terkait penyajian dan pengungkapan.
Pembatasan pada tiga tahap pertama dalam audit menjelaskan cara auditor mendesain dan
melaksanakan pengujian audit untuk mendapatkan bukti yang memadai guna mendukung
setiap tujuan audit.
Tujuan Audit atas Penyajian dan Pengungkapan
Tujuan Audit

Contoh Prosedur Subtantif

Keterjadian dan hak dan kewajiban Kejadian Telaah atas kontrak utang untuk menentukan
dan transaksi yang diungkapkan telah terjadi apakah piutang dagang digunakan sebagai
dan disebut dlm entitas
jaminan
Kelengkapan Seluruh pengungkapan yang Penggunaan
daftar
pembanding
tercangkup dalam laporan keuangan sudah pengungkapan untuk menentukan apakah
dimasukkan
laporan keuangan sudah memasukkan seluruh
pengungkapan yang disyaratkan dalam prinsip
akuntansi berlaku umum.
Klasifikasi dan dimengerti Informasi Telaah laporan keuangan untuk menentukan
keuangan disajikan dengan baik dan apakah aset diklasifikasikan dengan benar
dijelaskan serta diungkapkan dengan jelas
antara kategori aset lancar dan nonlancar.
Membaca penjelasan tambahan (footnote
disclousure) agar lebih jelas
Akurasi dan penilaian Informasi keuangan Rekonsiliasi jumlah yang terdapat dalam
dan lainnya diungkapkan secara wajar dan penjelasan tambahan utang jangka panjang
pada jumlah yang tepat.
dengan informasi yang telah diperiksa dan
didukung oleh kertas kerja audit atas utang.

Pemeriksaan Akuntansi II
STIE MDP

Andrew, SE., MSi., Ak.

Sebagai bagian dari tahap audit keempat, auditor mengevaluasi bukti yang diperoleh selama
tiga tahap pertama dalam audit, untuk menentukan apakah mereka perlu melakukan prosedur
tambahan untuk tujuan penyajian dan pengungkapan. Pendekatan auditor dalam memperoleh
bukti sehubungan dengan tujuan penyajian dan pengungkapan konsisten dengan pendekatan
dalam memperoleh bukti yang berkaitan dengan transaksi dan saldo.

Melakukan prosedur untuk mendapatkan pemahaman atas pengendalian untuk tujuan


penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dari prosedur penilaian risiko.

Melakukan pengujian pengendalian yang berhubungan dengan pengungkapan saat


penilaian awal risiko pengendalian dibawah maksimum.

Melakukan prosedur substantif untuk memperoleh keyakinan bahwa seluruh tujuan audit
dilakukan untuk mendapatkan informasi dan jumlahnya disajikan dan diungkapkan dalam
laporan keuangan.

Di tahap 4 (empat) auditor mengevaluasi bukti yang diperoleh dari tiga tahap pertama untuk
menilai apakah diperlukan bukti tambahan untuk tujuan penyajian dan pengungkapan. Dalam
tahap 4 (empat) auditor juga mengevaluasi apakah keseluruhan penyajian laporan keuangan
dan penjelasan tambahan terkait telah mamatuhi prinsip akuntansi berlaku umum. Hal ini
meliputi evaaluasi apakah setiap laporan keuangan mencerminkan klasifikasi yang tepat dan
deskripsi setiap akun yang konsisten dengan persyaratan dan bahwa informasi disajikan dalam
bentuk yang benar dan dengan terminologi yang tepat seperti disyaratkan dalam standaar
akuntansi.
Salah satu perhatian utama auditor sehubungan dengan tujuan penyajian dan pengungkapan
adalah menentukan apakah manajemen sudah mengungkapkan seluruh informasi yang
diperlukan (tujuan kelengkapan untuk penyajian dan pengungkapan).
Telaah Atas Kewajiban Kontijensi dan Komitmen
Kewajiban Kontijensi adalah potensi utang di masa depan kepada pihak luar atas jumlah yang
belum dapat ditentukan yang hasilnya dari aktivitas yang telah dilakukan. Kewajiban kontijensi

Pemeriksaan Akuntansi II
STIE MDP

Andrew, SE., MSi., Ak.

yang bernilai material harus diungkapkan dalam catatan penjelasan tambahan. Terdapat 3
(tiga) kondisi yang diperlukan atas munculnya kewajiban kontijensi, yaitu:
1. Terdapat potensi pembayaran di masa mendatang kepada pihak luar atau penurunan nilai
aset yang dihasilkan dari kondisi sekarang.
2. Terdapat ketidakpastian jumlah pembayaran atau penurunan nilai di masa mendatang
3. Hasilnya akan diperoleh dari kejadian di masa mendatang.
PSAK 57 menjelaskan 3 (tiga) tingkatan kemungkinan terjadinya dan perlakuan laporan
keuangan yang tepat untuk setiap kemungkinan.
Kemungkinan keterjadian dan Perlakuan atas Laporan Keuangan
Kemungkinan Keterjadian

Perlakuan atas Laporan Keuangan

Lemah (kemungkinan keterjadian kecil)

Tidak Diperlukan Pengungkapan

Cukup beralasan (sedikit lebih kuat, tetapi Diperlukan


tidak terlalu kuat)
Tambahan
Besar (Kemungkinan terjadinya besar)

Pengungkapan

atas

Penjelasan

- Jika jumlahnya dapat diestimasi dengan


wajar, maka laporan keuangan disesuaikan.
- Jika jumlah tidak dapat diestimasikan dengan
wajar, maka diperlukan pengungkapan.

Auditor akan lebih fokus mengenai kewajiban kotijensi tertentu, seperti:

Litigasi yang belum final untuk pengeluaran paten, produk atau tindakan lainnya.

Sengketa atas pajak penghasilan

Waran produk

Diskonto piutang dagang

Jaminan terhadap kewajiban lainnya

Saldo tak terpakai dari perjanjian kredit (Letter of credit) yang beredar.

Pemeriksaan Akuntansi II
STIE MDP

Andrew, SE., MSi., Ak.

Tujuan utama auditor dalam melakukan verifikasi kewajiban kontijensi adalah:

mengevaluasi perlakuan akuntansi atas kewajiban kontijensi yang diketahui untuk

menentukan apakah manajemen telah mengklasifikasikan kontijensi dengan benar (tujuan


penyajian dan pengungkapan untuk klasifikassi).

Mengindetifikasikan praktik kontijensi yang belum diidentifikasikan manajemen (tujuan

penyajian dan pengungkapan untuk kelengkapan).


Komitemen meliputi hal-hal seperti perjanjian untuk membeli bahan baku atau melakukan sewa
guna usaha suatu fasilitas pada harga tertentu dan penjualan barang dagangan pada harga
yang sudah ditentukan, juga rencana pemberian bonus, bagi hasil dan dana pensiun dan
perjanjian royalti. Karakteristik yang paling penting dari komitmen adalah perusahaan setuju
untuk berada dalam kondisi tertentu di masa mendatang, tanpa memperhatikan apa yang
terjadi dengan laba perusahaan atau perekonomian keseluruhan.

Prosedur Audit untuk Menemukan Kontijensi


Langkah pertama audit kontijensi adalah menentukan apakah terdapat kontijensi (tujuan
penyajian dan pengungkapan atas keterjadian).
Berikut ini adalah prosedur audit yang biasa digunakan untuk mencari kewajiban kontijensi,
tetapi tidak semua dapat diterapkan untuk setiap audit:

Melakukan tanya jawab dengan manajemen (langsung atau tertulis) tentang kemungkinan

tidak tercatatnya kontijensi. Dalam tanya jawab tersebut auditor harus secara spesifik
menjelaskan perbedaan kontijensi yang memerlukan adanya pengungkapan sebagai peringatan
kepada manajemen yang tidak memahami hal ini. Jika manajemen tidak dapat melihat kondisi
kontijensi atau tidak sepenuhnya memenuhi persyaratan pengungkapan maka tanya jawab
tersebut dapat membantu mengidentifikasikan pengungkapan yang diperlukan. Pada saat
penyelesaian audit, auditor akan meminta manajemen untuk membuat pernyataan tertulis
sebagai bagian dari surat representasi yang menyatakan bahwa tidak terdapat kewajiban
kontijensi yang tidak diungkapkan. Biasanya tanya jawab dengan manajemen tidak dapat
menemukan pengungkapan kontijensi yang sengaja disembunyikan.

Pemeriksaan Akuntansi II
STIE MDP

Andrew, SE., MSi., Ak.

Menelaah laporan agen penerimaan internal pada tahun berjalan dan tahun-tahun

sebelumnya atas penentuan pajak penghasilan.

Menelaah notulensi pertemuan direktur dan pemegang saham bila ada indikasi tuntutan

hukum atau kontijensi lainnya.

Menganalisis biaya hukum untuk periode audit dan menelaah tagihan dan pernyataan dari

penasihat hukum bila terdapat indikasi adanya kewajiban kontijensi, terutama tuntutan hukum
dan pengenaan pajak yang masih tertunda

Memperoleh surat dari penasihat hukum yang diberikan kepada klien berkenaan dengan

status litigasi yang tertunda atau kewajiban kontijensi lainnya. Prosedur ini diperiksa lebih
seksama.

Menelaah dokumentasi audit bila terdapat informasi yang mengindetifikasikan kontijensi.

Misalnya konfirmasi bank bisa jadi mengindikasikan diskonto piutang wesel atau jaminan utang.

Memeriksa perjanjian kredit pada tanggal neraca dan meminta konfirmasi saldo yang

terpakai atau yang tidak.


Evaluasi Kewajiban Kontijensi Yang Telah Diketahui
Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat kewajiban kontijensi maka mereka harus
mengevaluasi signifikansi potensi utang dan sifat pengungkapan yang diperlukan dalam laporan
keuangan untuk memperoleh bukti atas keterjadian dan hak dan kewajiban dalam tujuan
penyajian dan pengungkapan.
Dalam kondisi lain, pengungkapan mungkin tidak diperlukan jika kontijensi tersebut sifatnya
lemah atau tidak material.
Tanya Jawab dengan Pengacara Klien
Tanya jawab dengan pengacara klien merupakan prosedur utama yang diandalkan auditor
dalam

mengevaluasi

proses

hukum

yang

ada

atau

tuntutan

lain

atas

klien

dan

mengindentifikasikan bila ada masalah lainnya. Beberapa tahun terakhir pengacara enggan
memberikan informasi kepada auditor sehubungan dengan kewajiban mereka untuk menjaga
kerahasiaan informasi klien. Jenis-jenis penolakan pengacara dalam memberikan informasi
kepada auditor mengenai kewajiban kontijensi kliennya dapat dibagi menjadi dua hal:

Pemeriksaan Akuntansi II
STIE MDP

Andrew, SE., MSi., Ak.

1. Pengacara tidak mau menanggapi karena tidak memahami kewajiban kontijensi.


2. Pengacara tidak mau mengungkapkan informasi karena sifatnya rahasia.
Jika pengacara tidak mau memberikan informasi kepada auditor mengenai tuntutan hukum
yang ada secara material (klaim yang sudah diajukan/ asserted claim) atau klaim yang diajukan,
maka auditor harus memodifikasikan laporan audit agar dapat menggambarkan kurangnya bukti
yang tersedia (pembatasan ruang lingkup yang mensyaratkan adanya kualifikasi atau pun
penolakan pemberian opini). Hal ini dalam PSA 74 (SA 337) akan mensyaratkan manajemen
untuk memberikan izin kepada pengacaranya agar menginformasikan adanya kewajiban
kontijensi kepada auditor dan mendorong pengacara untuk bekerja sama dengan auditor dalam
memperoleh informasi kontijensi.

Telaah Kejadian Setelah Tanggal Neraca


Auditor harus menelaah transaksi dan kejadian yang muncul (SA 560) dalam verifikasi transaksi
kejadian tersebut biasa disebut telaah kejadian setelah tanggal neraca.
Tanggung jawab auditor atas telaah kejadian setelah tanggal neraca biasanya terbatas pada
periode awal, yaitu pada tanggal neraca dan berakhir pada tanggal laporan auditor.
Periode cakupan untuk telaah kejadian setelah tanggal neraca
tgl neraca akhir klien

tgl lap. Audit

tgl penerbitan

lap keuangan

31-12-07

11-3-08

26-3-08

Auditor bertanggung jawab untuk menelaah kejadian setelah tanggal neraca yang terjadi antara 31-12-07 dan 11-0308 tetapi tidak melebihi tanggal laporan audit. Kebanyakan proses audit pada kejadian setelah tanggal neraca
dilakukan mendekati tanggal laporan audit.

Jenis-Jenis Kejadian Setelah Tanggal Neraca


1. Kejadian Yang Berdampak Langsung Pada Laporan Keuangan dan Membutuhkan
Penyesuaian
Pemeriksaan Akuntansi II
STIE MDP

Andrew, SE., MSi., Ak.

Beberapa kejadian yang terjadi setelah tanggal neraca memberikan informasi tambahan
kepada manajemen agar dapat menentukan penyajian dan pengungkapan yang wajar atas
saldo akun pada tanggal neraca. Informasi mengenai kejadian ini membantu auditor dalam
melakukan verifikasi saldo. Misalnya, jika auditor mengalami kesulitan dalam menentukan
penilaian yang tepat atas persediaan karena keusangannya, maka penjualan persediaan
bahan baku sebagai bahan sisa pada periode setelah tanggal neraca akan menunjukkan
nilai persediaan yang benar pada tanggal neraca.
Kejadian setelah tanggal neraca, seperti berikut ini, memerlukan penyesuaian atas saldo
akun pada laporan keuangan tahun berjalan jika jumlahnya material:

Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan atas saldo piutang dagang yang beredar
karena kondisi keuangan pelanggan memburuk.

Penetapan proses litigasi padaa nilai yang berbeda dengan nilai yang ditetapkan padaa
pembukuan.

Penghentian aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi pada nilai di bawah nilai
buku.

Penjualan investasi pada harga di bawah harga perolehan.

2. Kejadian Yang Tidak Berdampak Langsung pada Laporan Keuangan tetapi Memerlukan
Pengungkapan.
Kejadian jenis ini memberikan suatu kondisi yang tidak terjadi pada tanggal neraca yang
dilaporkan, tetapi tidak terlalu signifikan namun tetap memerlukan pengungkapan
meskipun tidak memerlukan penyesuaian akun. Biasanya akun ini cukup diungkapkan
dengan menggunakan penjelasan tambahan, tetapi kadang-kadang bisa cukup signifikan
sehingga memerlukan pengungkapan pada laporan keuangan tambahan ( Supplemental

financial statement) yang memasukkan dampak kejadian seolah-olah kejadian tersebut


muncul pada tanggal neraca. Contohnya bila terjadi penggabungan usaha ( merger) yang
sangat material.
Kejadian

atau

transaksi

yang

terjadi

setelah

tanggal

neraca

yang

memerlukan

pengungkapan, bukan hanya penyesuaian dalam laporan keuangan, meliputi:

Pemeriksaan Akuntansi II
STIE MDP

Andrew, SE., MSi., Ak.

Penurunan nilai pasar atau sekuritas milik perusahaan untuk investasi sementara atau

akan dijual kembali.

Penerbitan obligasi atau sekuritas ekuitas

Penurunan nilai pasar atas persediaan sebaagai dampak dari tindakan pemerintah yang
membatasi penjualan produk.

Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran.

Penggabungan usaha atau akuisisi

Prosedur Audit
Prosedur Audit untuk menelaah kejadian setelah tanggal neraca terbagi dalam 2 (dua) kategori
yaitu:
1.

Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun akhir tahun.
Kategori ini meliputi pengujian pisah batas dan penilaian yang dilakukan sebagai bagian
dari pengujian perincian saldo. Misalnya auditor memeriksa transaksi penjualan dan
pembelian setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah pisah batasnya akurat.
Auditor juga menguji tertagihnya piutang dangan dengan menelaah penerimaan kas
periode setelah tanggal neraca untuk mengevaluasi penilaian cadangan kerugian piutang
tidak tertagih.

2.

Prosedur yang dilakukan khususnya untuk menemukan kejadian atau transaksi yang harus
diakui sebagai kejadian setelah tanggal neraca.
Pengujian yang khusus menyediakan informasi untuk menguji saldo akun tahun berjalan
atau penjelasan tambahan sebagai pengujian kelengkapan untuk tujuan penyajian dan
pengungkapan.
Pengujian tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:

Tanya Jawab dengan Manajemen


Tanya jawab biasanya bervariasi pada masing-masing klien, tetapi biasanya ditujukan
untuk menemukan kewajiban kontijensi atau komitmen, perubahan signifikan atas aset

Pemeriksaan Akuntansi II
STIE MDP

Andrew, SE., MSi., Ak.

atau struktur modal perusahaan, status bagian-bagian yang belum diketahui dengan
pasti pada tanggal neraca, dan penyesuaian tidak lazim yang dilakukan setelah tanggal
neraca. Auditor perusahaan publik juga harus memasukkan tanya jawab mengenai
perubahan pengendalian internal atas laporan keuangan yang dilakukan setelah akhir
periode fiskal.

Korespondensi dengan Pengacara


Auditor berkorespondesi dengan pengacara sebagai bagian dari pencarian kewajiban
kontijensi. Auditor biasanya meminta pengacara untuk memberikan tanggal dan
mengirimkan surat pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan untuk memenuhi
kewajiban auditor atas kejadian setelah tanggal neraca.

Telaah atas Laporan Internal yang Dibuat Setelah Tanggal Neraca.


Dalam menelaah laporan internal, auditor harus menekankan perubahan pada bisnis
perusahaan yang dibandingkan dengan hasilnya untuk periode audit dan perubahan
setelah akhir tahun. Mereka harus berhati-hati untuk periode audit dan perubahan
setelah akhir tahun. Mereka harus berhati-hati atas perubahan besar yang terjadi dalam
bisnis atau lingkungan di mana klien beroperasi. Auditor harus membahas laporan
interim dengan manajemen untuk menentukan apakah laporan itu dibuat dengan dasar
yang sama dengan laporan periode berjalan dan melakukan tanya jawab mengenai
perubahan signifikan atas hasil operasinya.

Telaah atas Pencatatan Yang Dibuat Setelah Tanggal Neraca


Auditor harus menelaah jurnal dan buku besar untuk menentukan keberadaan dan sifat
dari transaksi signifikan yang berhubungan dengan tahun berjalan. Jika jurnal tidak
selalu terbarui, maka auditor harus menelaah dokumen yang akan digunakan untuk
menyusun jurnal tersebut.

Pemeriksaan Notulensi Pertemuan Dewan Direksi Setelah tanggal Neraca


Auditor harus memeriksa notulensi pertemuan pemegang saham dan pertemuan direksi
atas kejadian-kejadian setelah tanggal neraca yang memengaruhi pelaporan periode
berjalan.

Pemeriksaan Akuntansi II
STIE MDP

Andrew, SE., MSi., Ak.

Permintaan Surat Representasi


Surat representasi dibuat oleh manajemen klien kepada auditor yang menyatakan
adanya perbedaan hal-hal selama masa audit, termasuk pembahasan mengenai kejadian
setelah tanggal neraca. Surat ini harus dibuat dan mencangkup hal-hal lain yang
penting.

Akumulasi Bukti Akhir


Ada 5 (lima) jenis akumulasi bukti akhir yaitu:
1.

Melakukan prosedur analitis akhir


Prosedur analitis yang dilakukan selama penyelesaian audit berguna sebagai telaah akhir
atas salah saji material atau masalah keuangan yang tidak disebutkan selama pengujian
dan membantu auditor dalam memberikan pandangan objektif atas laporan keuangan.
Saat melakukan prosedur analitis selama tahap telaah akhir, yang disyaratkan dalam
standar audit, rekanan biasanya membaca laporan keuangan, termasuk penjelasan
tambahan dan mempertimbangkan hal berikut:
Kecukupan bukti yang dikumpulkan atas saldo akun yang tidak lazim atau tidak
diharapkan atau hubungan yang teridentifikasi selama perencanaan atau selama
pelaksanaan audit.
Saldo akun yang tidak lazim atau diharapkan atau hubungan yang tidak teridentifikasi
sebelumnya.

2.

Mengevaluasi asumsi kelangsungan usaha


PSA 30 (SA 341) mensyaratkan auditor untuk mengevaluasi bila ada keraguan yang
substansial mengenai kemampuan klien dalam melanjutkan usaha, setidaknya dalam waktu
satu tahun atau lebih setelah tanggal neraca. Auditor membuat penilaian pada awalnya
sebagai bagian dari perencanaan, tetapi bisa saja mengubah hasil penilaian bila ada
informasi baru. Auditor menggunakan prosedur analitis, mendiskusikan dengan manajemen
mengenai kemungkinan adanya kesulitan keuangan, dan mengumpulkan informasi

Pemeriksaan Akuntansi II
STIE MDP

Andrew, SE., MSi., Ak.

mengenai bisnis klien selama masa audit agar dapat memberikan penilaian terhadap
kemungkinan kesulitan keuangan pada tahun depan.
3.

Memperoleh surat representasi manajemen


PSA 17 (SA 333) mensyaratkan auditor untuk memperoleh surat representasi yang
mendokumentasikan representasi penting bagi manajemen yang dibuat selama audit.
Penolakan klien untuk membuat dan menandatangani surat tersebut berakibat pada
munculnya opini dengan pengecualian atau tidak ada opini.
Ada 3 (tiga) tujuan surat representansi klien tersebut yaitu:
Menekankan kepada manajemen bahwa mereka bertanggung jawab atas penilaian
laporan keuangan. Manajemen mudah melupakan tanggung jawab mereka atas
penyajian laporan keuangan yang wajar, terutama untuk perusahaan kecil yang
personelnya kurang memahami akuntansi.
Mengingatkan manajemen atas potensi salah saji atau hal yang tidak dimasukkan dalam
laporan keuangan. Misalnya jika surat representasi memasukkan referensi aset yang
dijaminkan atau kewajiban kontijensi, maka manajemen yang jujur akan diingatkan atas
kesalahan tak disengaja terhadap pengungkapan laporan keuangan secara memadai,
yang akan membantu memenuhi kelengkapan tujuan penyajian dan pengungkapan.
Mendokumentasikan jawaban dari manajemen atas tanya jawab mengenai berbagai
aspek dalam audit.
Dokumentasi ini dibuat tertulis dan memuat perihal ketidaksetujuan atau tuntutan
hukum antara auditor dengan klien. Oleh karena hal ini lebih formal dibandingkan
dengan komunikasi langsung, maka surat representasi juga membantu mengurangi
kesalahpahaman antara manajemen dan auditor.
SA 333 menyebutkan 4 (empat) kategori hal penting yang perlu dimasukkan keempat
kategori tersebut, berikut contohnya adalah:
Laporan keuangan:
- Pernyataan manajemen berisi pertanggung jawaban atas penyajian laporan keuangan
yang wajar.

Pemeriksaan Akuntansi II
STIE MDP

Andrew, SE., MSi., Ak.

- Keyakinan manajemen bahwa laporan keuangan disajikan dengan wajar dan sesuai
dengan prinsip akuntansi berlaku umum.
Kelengkapan informasi
- Ketersediaan seluruh pencatatan akuntansi dan data terkait
- Kelengkapan dan ketersediaan seluruh notulensi pertemuan pemegang saham, direktur
dan dewan direksi.
Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
- Keyakinan manajemen bahwa dampak dari salah saji laporan keuangan yang tidak
dikoreksi adalah tidak material bagi laporan keuangan keseluruhan.
-

Informasi mengenai kecurangan meliputi manajemen, karyawan yang berperan

penting dalam pengendalian internal dan lain-lain di mana kecurangan dapat berdampak
material dalam laporan keuangan.
- Infromasi mengenai transaksi pihak terkait dan jumlah piutang dan terutang dari dan
kepada pihak yang terkait.
-

Klaim yang belum diajukan atau penilaian dari pengacara klien memeiliki asersi

penting dan harus diungkapkan sesuai PSAK No.57 Estimasi Utang Kewajiban Kontijensi,
dan Aset Bersyarat.
Kejadian setelah tanggal neraca
- Kebangkrutan konsumen utama dengan piutang dagang berjumlah besar pada tanggal
neraca.
- Penggabungan usaha atau akuisisi setelah tanggal neraca.
4.

Mempertimbangkan informasi pendukung laporan keuangan dasar


Klien kadang-kadang memasukkan informasi tambahan di luar laporan keuangan dasar
yang di buat untuk manajemen atau pengguna laporan dari luar. PSA 36 (SA 551) merujuk
pada informasi tambahan tersebut sebagai informasi yang menyertai laporan keuangan
dasar dalam dokumen yang diserahkan oleh auditor.

Pemeriksaan Akuntansi II
STIE MDP

Andrew, SE., MSi., Ak.

Standar audit dengan sengaja tidak mendefinisikan atau membatasi informasi tambahan
agar perusahaan dapat menyediakan informasi yang bisa memenuhi kebutuhan
penggunanya.
Auditor harus jelas memisahkan audit dan tanggung jawab pelaporan atas laporan
keuangan utama dan untuk informasi tambahan. Biasanya auditor tidak melakukan audit
terperinci yang memadai untuk menyesuaikan opini atas informasi tambahan, tetapi dalam
kondisi tertentu auditor dapat saja mengandalkan bahwa informasi tersebut disajikan
dengan wajar.
5.

Membaca informasi lain dalam laporan tahunan.


PSA 44 (SA 550) mensyaratkan auditor untuk membaca informasi lain yang dimasukkan
dalam laporan tahunan mengenai laporan keuangan. Misalnya asumsikan bahwa surat
dalam laporan tahunan menyebutkan kenaikkan laba per lembar saham dari Rp.2.600,menjadi Rp.2.930,-. Auditor diminta untuk membandingkan informasi dengan laporan
keuangan atas kesesuainya.

Evaluasi Hasil
Auditor

perusahaan

publik

harus

membuat

kesimpulan

menyeluruh

atas

efektivitas

pengendalian internal dalam pelaporan keuangan. Kelima aspek dalam evaluasi hasil yaitu:
1.

Bukti yang tepat dan memadai


Untuk membuat evaluasi akhir apakah bukti sudah diakumulasikan dengan tepat dan
memadai, auditor menelaah dokumentasi atas audit keseluruhan untuk menentukan
apakah seluruh hal material dari transaksi, akun, dan pengungkapan sudah diuji secara
memadai, dengan mempertimbangkan seluruh kondisi audit. Bagian penting dalam telaah
adalah memastikan bahwa seluruh bagian dari program audit dilengkapi dengan akurat dan
didokumentasikan dan seluruh tujuan audit terpenuhi. Jika auditor memutuskan bahwa
bukti yang memadai tidak terpenuhi dalam rangka memutuskan apakah laporan keuangan
disajikan dengan wajar, maka mereka memiliki 2 (dua) pilihan mengakumulasikan bukti
tambahan atau menerbitkan opini dengan pengecualian atau tidak memberikan opini.

Pemeriksaan Akuntansi II
STIE MDP

Andrew, SE., MSi., Ak.

2.

Bukti pendukung opini auditor


Bagian terpenting dalam mengevaluasi apakah laporan keuangan disajikan dengan wajar
adalah telaah auditor atas ringkasan salah saji yang ditemukan dalam audit. Ketika
terdapat salah saji yang material, auditor harus mengajukan pembetulan kepada klien atas
laporan keuangan. Mungkin tidak mudah untuk menentukan jumlah yang tepat atas
pembetulannya karena jumlah pasti salah saji tidak dapay ditentukan. Hal ini terjadi karena
kemungkinan terdapat kesalahan dalam pengambilan sampel. Sebagai tambahan atas
masing-masing salah saji material, ada beberapa salah saji yang tidak material tetapi tidak
disesuaikan oleh klien. Auditor harus menggabungkan salah saji yang tidak material untuk
melihat apakah hasil gabungan tersebut akan material.

3.

Pengungkapan laporan keuangan


Sebelum

menyelesaikan

audit,

auditor

harus

membuat

evaluasi

akhir

apakah

pengungkapan laporan keuangan sudah memenuhi seluruh tujuan penyajian dan


pengungkapan.

Auditor

harus

mendesain

dan

melakukan

prosedur

audit

untuk

mendapatkan bukti yang memenuhi keempat tujuan penyajian dan pengungkapan.


Sebagai bagian dari telaah akhir dalam pengungkapan laporan keuangan, banyak KAP
mensyaratkan adanya penyelesaian daftar pembanding pengungkapan laporan keuangan
untuk setiap audit. Kuesioner ini didesain untuk mengingatkan auditor tentang masalah
yang biasanya muncul dalam laporan keuangan dan memfasilitasi telaah akhir untuk
keseluruhan audit oleh seorang rekanan independen.
4.

Telaah dokumentasi audit


Ada 3 (tiga) alasan mengapa staf firma audit yang berpengalaman harus menelaah
dokumentasikan audit pada saat penyelesaian audit:

Untuk mengevaluasi kinerja karyawan yang belum berpengalaman.

Memastikan bahwa proses audit memenuhi standar kinerja KAP.

Menghilangkan kerancuan yang sering muncul dalam penilaian auditor.


5.

Telaah independen

Pemeriksaan Akuntansi II
STIE MDP

Andrew, SE., MSi., Ak.

Pada saat penyelesaian audit yang lebih besar, biasanya terdapat telaah untuk laporan
keuangan dan keseluruhan berkas audit oleh penelaah independen yang tidak terlibat
dalam audit, tetapi merupakan staf kantor akuntan yang juga melakukan audit. Telaah
independen disyaratkan oleh Sec, termasuk telaah atas informasi keuangan intern dan
audit pengendalian internal. Penelaah ini menempati posisi penting untuk memastikan
bahwa audit sudah dilakukan dengan memadai. Tim audit harus dapat menjustifikasi bukti
yang diakumulasi dan kesimpulan yang diambil berdasarkan kondisi pada saat audit
dilakukan.
6.

Ringkasan Evaluasi Bukti


Evaluasi hasil dan pencapaian Kesimpulan Berbasis Bukti
Evaluasi Hasil dan Pencapaian Kesimpulan

Bukti audit aktual


(berdasarkan siklus,
Akun, dan tujuan
----------------------Prosedur audit
Jumlah sampel
Sampel yang dipilih
Penetapan waktu

Evaluasi hasil
(berdasarkan akun
Dan siklus)
---------------------Estimasi salah saji
(berdasarkan akun)
Risiko audit
(berdasarkan akun &
Siklus)

Evaluasi keseluruhan
Laporan keuangan
-----------------------Estimasi salah saji
(keseluruhan laporan)
Risiko audit
(keseluruhan laporan)

Penerbitan
Laporan
Audit

Penerbitan Laporan Audit


Auditor harus menunggu untuk menentukan laporan audit yang memadai untuk diterbitkan
sampai seluruh bukti diakumulasi dan dievaluasi, termasuk seluruh langkah penyelesaian audit.
Oleh karena laporan audit adalah satu-satunya yang dilihat oleh sebagian besar pengguna dari
keseluruhan proses audit, sementara konsekuensi dari penerbitan laporan yang tidak benar
sangat besar, maka laporan ini sangat penting.

Pemeriksaan Akuntansi II
STIE MDP

Andrew, SE., MSi., Ak.

Berkomunikasi Dengan Komite Audit dan Manajemen


Setelah audit diselesaikan terdapat beberapa hal yang perlu disampaikan auditor kepada komite
audit dan pihak yang berkaitan dengan tata kelola, termasuk pembahasan mengenai
kecurangan dan tindakan ilegal, kurangnya pengendalian internal, pembahasan lain dengan
komite audit, dan surat manajemen. Tiga syarat pertama

Pemeriksaan Akuntansi II
STIE MDP

Andrew, SE., MSi., Ak.

Anda mungkin juga menyukai